Prosedur Audit PDF
Prosedur Audit PDF
4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan
Semarang
Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di
Jakarta pada tanggal 7 februari 1978 .Drs. Bayudi Watu, Akt sebagai Rekan
Pimpinan dengan NIAP : 98.1.0030. Beliau memiliki dua orang Pimpinan Partner
yang berkedudukan di kantor pusat Jakarta dan kantor cabang Semarang, yaitu
Dra. Yohana Fransisca D.H., Akt dan Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA. KAP
BAYUDI WATU & REKAN telah berpengalaman di berbagai bidang, seperti
perdagangan besar, pengecer, industri jasa, konstruksi, keuangan dan yayasan.
KAP “BAYUDI WATU & REKAN” merupakan salah satu anggota Ikatan
Akuntan Indonesia atau biasa disebut IAI. KAP “BAYUDI WATU & REKAN”
juga bergabung dalam beberapa organisasi di Indonesia. Berikut adalah beberapa
kedudukan KAP “BAYUDI WATU & REKAN” :
Anggota Summit International Associates Inc
Anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik
Anggota Akuntan Pasar Modal
Ditunjuk Sebagai Staf Ahli Direktorat Jenderal Pajak
Ditunjuk Sebagai Anggota Akuntan Bank Indonesia
Rekan Beberapa Bank Pemerintah
14
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi KAP Bayudi Watu & Rekan
Managing Partner
Partner Partner
Supervisor Supervisor
Auditor Auditor
15
Auditor
1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.
2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai
dengan program audit dan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan.
3. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager serta
Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit
16
4.3 Proses Audit
Mulai
Alur audit
Pemahaman pengendalian internal
persediaan
Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
Menentukan luas pengujian pengendalian
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian Prosedur audit
substantive atas transaksi untuk memenuhi tujuan
Ukuran sampel
audit yang berkaitan dengan transaksi
Item yang dipilih
Penetapan waktu
KKP kewajiban
KKP Persediaan KKP pembelian
Cross cek
Perhitungan Fisik Pisah batas
Kelengkapan
kelengkapan Keberadaan
Rekonsiliasi
Mutasi Detail beli
lead sheet
Penilaian Persediaan retur
Konfirmasi Rekonsiliasi
Lead Sheet
lead sheet
Selisih
Selisih material
imaterial 17
18
dengan transaksi : Prosedur audit, Ukuran sampel, Item yang
dipilih, dan Penetapan waktu
2 Pengujian analitis dan Pengujian pengendalian
2.1 Analisis Laporan Keuangan
2.2 Melakukan ToC (test of control)
1 Tahap Perencanaan
1.1 Pemahaman pengendalian internal
Tahapan pertama dalam penugasan Audit ini meliputi pengenalan
awal terhadap perusahaan ABC. Pada tahap ini auditor dibekali dengan
informasi terkait dengan jenis usaha, sistem pengendalian internal klien
terkait persediaan, sistem penyimpanan, mutasi barang dan hal – hal
terkait dengan nilai dari persediaan yang dimiliki Peusahaan ABC.
19
Pada Perusahaan ABC , semua pembelian bahan baku utama dan
bahan baku tambahan dicatat secara terpisah kedalam setiap akun terkait.
Pesanan akan dimasukan kedalam gudang persediaan sesuai dengan
jenisnya. Pembelian biasanya dilakukan secara kredit dan Proses
pengadaan barang diawali dengan mengirimkan memo pesanan barang
kepada supplier. Setelah terjadi kesepakatan pembelian maka memo
pesanan barang nantinya akan dikirimkan bersamaan dengan barang yang
dipesan beserta faktur pembelian dari supplier. Perusahaan akan mencatat
sebagai persediaan bahan baku serta utang yang diklasifikasikan untuk
setiap supplier.
20
1.4 Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi :
Prosedur audit, Ukuran sampel, Item yang dipilih, dan Penetapan waktu.
Pada proses ini tim audit akan membuat program audit atau rencana kerja
audit yang berisi juga prosedur audit. Setiap prosedur yang akan
dikerjakan selama proses audit akan disusun sistematis dengan
mempertimbangkan lokasi dan waktu pengerjaan, selain itu karena audit
akan dikerjakan dalam sebuah tim audit, maka pada rancangan ini
ditentukan juga pembagian tugas untuk setiap auditor.
21
Kunci di klien. Kemudian pertimbangkan apakah
pengendalian kunci tersebut berjalan efektif.
2.2.2 Melakukan penilaian atas efektifitas Pengendalian Kunci
dengan menentukan tingkat pengendalian risiko (control
risk/CR) untuk setiap "Asersi", semakin banyak yang
dinilai "efektif" maka semakin rendah risikonya, kemudian
lakukan pertimbangan profesional untuk menilai apakah
Risiko Pengendalian "Rendah", "Sedang" atau "Tinggi".
Jika Risiko Pengendalian "Rendah" atau "Sedang" dan kita
menganggap efisien untuk melakukan Test of Control
(ToC) sebagai sumber perolehan bukti audit maka lakukan
ToC. Jika Risiko Pengendalian "rendah atau sedang"
namun kita menganggap tidak efisien untuk melakukan
ToC atau Risiko Pengendalian dinilai "Tinggi" maka tidak
dilakukan ToC dan langsung ke pengujian substantive.
Setelah uji ToC maka auditor akan melakukan proses pemeriksaan
lapangan dan pembuatan KKP.
22
3.1.1 Tahap persiapan
Hal yang krusial terkait dengan audit persediaan perusahaan
ABC ini adalah ketika tim audit dilibatkan secara langsung dalam
perhitungan kuantitas dan nilai dari persediaan perusahaan klien. Pada
tahap awal, tim audit akan meminta data dari bagian akuntansi dan
manajemen terkait jumlah persediaan yang tercatat dan dibukukan
secara akuntansi serta jumlah pembelian dan penjualan, atau sering
disebut mutasi persediaan dari manajemen maupun akuntansi
perusahaan ABC. Data- data itulah yang nantinya diolah dan dibuat
menjadi formulir pemeriksaan barang untuk memudahkan proses
perhitungan pada saat stock opname nantinya.
Pada proses ini, tim audit akan menentukan standar sampling
yang didasarkan kepada kondisi persediaan yang akan diperiksa.
Apabila jumlah barang dan jenisnya sangat banyak dan bervariasi
maka koordinator tim dilapangan akan menentukan sampling yang
tepat agar proses audit dapat efisien namun data yang diperoleh tetap
efektif dan representatif.
Penentuan sampling ini didasarkan pada tingkat materialitas dari
persediaan yang dihitung. Jika persediaan nilainya sangat material
maka sampling data yang dibutuhkan akan semakin banyak. Selain itu
karena pada perusahaan ABC persediaannya dibagi menjadi beberapa
jenis, tim audit membuat formulir terpisah untuk tiap persediaan yang
akan diaudit dan pada setiap formulir pemeriksaan akan ada standar
minimal sampling. Standar ini akan ditentukan langsung oleh
koordinator lapangan dan biasanya juga dalam bentuk persentase.
23
lapangan. Pada tahap ini kami harus melakukan sampling untuk
melakukan perhitungan ini dikarenakan jumlah persediaan perusahaan
ABC yang sangat banyak dan bervariasi.
Metode sampling yang digunakan adalah dengan mencari item
item persediaan yang nilainya material dan jika diakumulasikan
nominalnya besar dan signifikan terhadap jumlah persediaan secara
keseluruhan.
Pada perusahaan manufaktur yang penulis audit ini, gudang
persediaan dipisah untuk tiap itemnya. Untuk bahan baku utama,
bahan kimia, dan kemasan terletak ditempat yang berbeda sehingga
kami melakukan stock opname untuk tiap gudang persediaan secara
terpisah. Pada gudang bahan baku, semua item kami hitung dengan
detail dan kami hitung seluruhnya karena jumlahnya yang besar dan
nilainya sangat material, berbeda dengan bahan baku pendukung
seperti bahan kimia dan kemasan, kami melakukan sampling dengan
menghitung item-item yang material.
Pada proses selanjutnya auditor melakukan pengecekan terhadap
kartu stock (persediaan) yang dimiliki oleh klien. Auditor akan
memeriksa apakah kartu ini sudah berfungsi dengan baik dan
dilakukan pengecekan setiap saat sebagai bentuk pengendalian internal
untuk persediaan.
Jika dalam proses stock opname ini ditemukan barang rusak
ataupun cacat maka tidak dimasukan kedalam perhitungan stock dan
nilainya dikurangkan dari pencatatan akuntansinya. Hal ini dilakukan
dengan cara memberikan jurnal penyesuaian yang direkomendasikan
kepada pihak klien.
24
sedemikian rupa hingga dapat dimasukan dalam proses pembuatan
KKP. Pada tahapan ini juga melalui tahap sampling, karena untuk
mengisi KKP data yang dimasukan harus memenuhi persentase
tertentu agar tetap representative dan dapat menggambarkan kondisi
sebenarnya. Persentase yang dipakai ditentukan oleh koordinator tim
audit yang didasarkan pada acuan dasar (prosedur audit) dan kondisi
lapangan klien. Untuk perusahaan dengan persediaaan yang besar kami
biasa menggunakan 75%, sedangkan perusahaan yang sangat besar
persediaannya biasanya 51% atau 30% per-bulan. Karena Perusahaan
ABC merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang besar maka
kami menggunakan persentase sebesar 75%
Proses stock opname perusahaan ABC, kami lakukan pada bulan
maret 2012, yang artinya melewati periode pelaporan keungan
perusahaan ABC tanggal 31 desember 2011, maka tim audit
melakukan analisa tarik mundur, yaitu pengecekan jumlah persediaan
per tanggal 31 desember 2011 dengan melihat mutasi persediaan yang
ada dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal dilakukannya stock
opname. Hal ini akan memudahkan kami melihat sejauh mana
kebenaran transaksi yang muncul setelah tanggal neraca serta jumlah
saldo persediaan yang sebenarnya di akhir pembukuan per 31
desember 2011.
25
persediaan sehingga memerlukan perhatian lebih dari auditor. KKP
Persediaan terdiri dari Lead Sheet, Kelengkapan, Penilaian Persediaan,
Perhitungan Fisik, Mutasi dan akun –akun pendukung di buku besar yang
mendukung informasi saat pengisian KKP persediaan ini.
Berikut adalah lima komponen dalam penyusunan KKP persediaan,
diantaranya :
i. Kelengkapan
Kelengkapan berisi informasi tentang ; semua Nama Persediaan
yang digunakan oleh perusahaan dalam proses operasi maupun produksi
dan lokasi penyimpanan persediaan. Dalam tahapan ini auditor diminta
untuk mencatat kartu stock dan menghitung yang tak terpakai dalam kertas
kerja untuk meyakinkan bahwa apakah ada item persediaan yang
ditambahkan selama periode berjalan. Kemudian auditor akan melusuri
kartu persediaan ke rincian daftar persediaan untuk meyakinkan bahwa
kartu tersebut telah masuk dalam database persediaan dan yang terkhir
adalah menghitung kartu nomor yang tak terpakai untuk meyakinkan
bahwa tidak ada kartu yang dihilangkan.
26
iii. Perhitungan Fisik
Formulir perhitungan fisik inilah yang nantinya dipakai untuk
melakukan rekap terhadap hasil stock opname. Pada formulir ini akan
disajikan hasil perhitungan oleh auditor dan klien. Setiap persediaan akan
disajikan secara lugas terkait jumlah perhitungan dilapangan dan hasil
perhitungan yang dilakukan oleh auditor akan dipakai sebagai acuan untuk
menentukan kuantitas barang persediaan.
Prosedur :
1. Pilih sampel secara acak dari nomor kartu dan bandingkan dengan
nomor yang ada pada persediaan fisik.
2. Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama perhitungan
persediaan Tanyakan apakah ada persediaan di lokasi lain
3. Tanyakan tentang adanya barang konsinyasi atau persediaan
pelanggan di lokasi perusahaan.
4. Periksa deskripsi pada kartu dan bandingkan dengan persediaan
fisiknya untuk bahan mentah, barang baku lain, barang dalam proses
dan barang jadi.
5. Periksa area penerimaan barang untuk persediaan yang harus
disertakan dalam perhitungan
6. Uji persediaan usang melalui diskusi dengan pegawai pabrik dan
manajemen
iv. Mutasi
Mutasi ini memberikan data yang sangat detail terkait persediaan
yang dihitung dalam proses stock opname. Mutasi ini menyajikan
transaksi pembelian dan pemakaian persediaan perusahaan ABC selama
periode berjalan. Fungsinya adalah untuk mengetahui berapa jumlah saldo
yang tepat selama proses perhitungan. Apabila jumlah saldo dalam akun
yang disajikan di mutasi ini tidak sama dengan jumlah yang ada
dilapangan maka akan dengan mudah diketahui dan segera dapat dilacak
dimana letak kesalahannya.
27
v. Lead Sheet
Lead sheet adalah formulir utama yang berisikan rangkuman
informasi dalam KKP yang dikerjakan. Apabila ada selisih dalam
perhitungan persediaan akan langsung dimasukan kedalam akun
penyesuaian atau reklasifikasi yang tersedia dalam formulir Lead Sheet
ini. Prosedur dalam pengisian formulir ini adalah dengan memeriksa
penjumlahan kebawah dan kesamping, dan mencocokkan saldo ke buku
besar dan neraca saldo. Selain itu kami juga harus memastikan apakah ada
catatan catatan lain yang penting terkait persediaan yang kami periksa,
misalnya apakah persediaan sudah diasuransikan, dijaminkan ataupun
terikat dengan perjanjian –perjanjian lainnya.
Sebelum membuktikan apakah saldo persediaan dicatat secara
wajar pada tanggal neraca, auditor harus melakukan rekonsiliaasi antara
informasi terkait persediaan dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh
keyakinan bahwa informasi yang dicatat dalam neraca dapat
dipertanggung jawabkan secara penuh oleh perusahaan ABC.
28
sebuah kegiatan dimana seorang auditor melakukan pemeriksaan
transaksi bisnis dengan memeriksa dokumen, catatan, atau bukti bukti
lainya yang memiliki keabsaahan untuk memenuhi pertimbangan auditor
bahwa transaksi tersebut telah benar, diotorisasi dengan tepat dan telah
dicatat dengan benar.
Prosedur yang dikerjakan dalam formulir ini adalah memilih
beberapa transaksi yang tercatat dalam akun pembelian dan periksa
apakah faktur pembelian telah diterbitkan dan pembelian telah dicatat
pada akun suplier dalam buku besar pembelian serta menelusuri sampel
dokumen pengiriman ke faktur pembelian dan mencocokkan kuantitas
yang tercantum.
29
iv. Pisah batas.
Pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah perusahaan
ABC menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan
transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian persediaan yang termasuk
dalam tahun yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya. Informasi
yang diperlukan oleh auditor untuk menguji ketepatan pisah batas adalah:
syarat pembelian (f.o.b shipping point, f.o.b destination), yang
dapat diperoleh auditor dari surat order pembelian dan faktur dari
pemasok,
tanggal penerimaan barang, yang dapat diperoleh auditor dari
laporan penerimaan barang, dan
tanggal pencatatan ke dalam catatan akuntansi (register bukti kas
keluar).
Ada dua prosedur yang dikerjakan, yaitu menentukan sampel beberapa
transaksi pembelian terakhir dari jurnal pembelian pertama tahun
berikutnya dan menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman,
periksa tanggal pengiriman aktual serta akurasi pencatatan.
v. Lead sheet,
Seperti pada KKP lainnya Lead sheet digunakan untuk meriview
setiap informasi yang diperoleh dari formulir sebelumnya. Ada dua
prosedur yang dikerjakan yaitu menelusuri sampel jurnal pembelian ke
buku besar pembelian dan membandingkan ikhtisar pembelian dengan
saldo buku besar.
30
i. Rincian Utang usaha
Pada perusahaan yang penulis audit, Rincian utang usaha berisi
tentang rincian utang usaha berdasarkan tiap supplier dan disajikan untuk
tiap bulannya. Informasi ini akan memudahkan kami untuk melakukan
pengecekan kebenaran utang yang dimiliki klien.
ii. Konfirmasi
Pada saat konfirmasi perusahaan ABC, pemagang kesulitan untuk
melakukan prosedur ini. Kendalanya adalah pemasok utama perusahaan
ABC dari luar negeri sedangkan untuk pemasok kulit mete lokal
mayoritas berlokasi diluar jawa dan ketika diadakanya konfirmasi tidak
mendapat balasan. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk menggunakan
alternatif pengujian lain yaitu dengan penelusuran bukti transaksi untuk
tiap pembelian yang dilakukan serta pengecekan terhadap bukti
pendukung, seperti mutasi barang di Gudang penyimpanan dan catatan
utang usaha.
31
3.2.5 KKP HPP
KKP HPP akan memberikan informasi tentang pemakaian
persediaan untuk proses produksi. Pada Perusahaan manufaktur yang
penulis audit, perusahaan telah membuat rincian HPP yang dibukukan
setiap bulannya. Tugas auditor adalah memastikan pembebanan biaya dan
bahan baku yang dipakai telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
KKP HPP ini nantinya akan direkonsiliasikan dengan KKP persediaan,
dan KKP Pembelian. KKP ini terdiri dari Rincian HPP, Pengujian harga
bahan, Rekonsiliasi, dan Lead Sheet
32
4. Tahap Penyelesaian Audit
Tujuan pemeriksaan terhadap persediaan adalah memberi
keyakinan bahwa persediaan yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan telah dibeli, disimpan, dipakai, dicatat dan dilaporkan sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Keyakinan ini akan diperoleh ketika
semua prosedur yang dibutuhkan telah dikerjakan dengan baik.
Melalui program audit, auditor akan melakukan beberapa prosedur
untuk mencari kebenaran terkait persediaan secara menyeluruh. Jika
selama proses berjalan auditor menemukan beberapa item yang dicatat
tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, kesalahan perhitungan, maupun
kesalahan pengklasifikasian transaksi akuntansi terkait persediaan maka
temuan tersebut akan dicatat. Dalam tahap penyelesaian audit ini auditor
akan memberikan perhatian khusus terhadap beberapa temuan yang
material dalam laporan persediaan klien. Setiap temuan yang ada akan
dikonfirmasi kepada pihak klien untuk memperoleh penjelasan, apabila
ternyata ditemukan kesalahan maka auditor akan merekomendasikan
jurnal koreksi sedangkan jika ternyata yang ditemukan adalah fraud atau
kecurangan, auditor akan menyampaikan temuan ini kedalam Laporan
Audit Independen (LAI).
33