Anda di halaman 1dari 45

TUNTUNAN PRAKTIS WUDHU

Wudhu merupakan syarat sah shalat


dan merupakan sarana pembersih dosa. Dari
Abu Hurairah y, ia berkata bahwa
Rasulullah a bersabda;

ُٓ ِِ ‫ ا ٌْ ُّ ْؤ‬ِٚ َ‫ َّضأَ ا ٌْ َعج ُد ا ٌْ ُّ ْس ٍُِ أ‬َٛ ‫ِإ َذا َر‬


ُ ْ
ًُ ‫ِ ِٗ ُو‬ٙ‫ ْج‬َٚ ْٓ ِِ ‫ ُٗ َخس َج‬َٙ ‫ ْج‬َٚ ًَ ‫َف َغ َس‬
َ
‫ َِ َع‬ْٚ َ‫بء أ‬ ِ ٌّْ ‫ب ثِعي ِٕي ِٗ ِع ا‬ٙ‫َخ ِطيئ ٍخ َٔ َظس ِإ ٌَي‬
َ َ َ ْ َْ َ ْ َ َْ
ْٓ ِِ ‫بء َف ِئ َذا َغ َس ًَ َي َد ْي ِٗ َخس َج‬ ِ ٌّْ ‫آخسِ َل ْطسِ ا‬ ِ
َ َ
َ ‫َي َد ْي ِٗ ُو ًُ َخ ِط ْي َئ ٍخ َو‬
‫ب َي َد ُاٖ َِ َع‬َٙ ‫بْ َث ْط َش ْز‬
ًَ ‫بء َف ِئ َذا َغ َس‬ ِ ٌّْ ‫آخسِ َل ْطسِ ا‬ ِ ‫ ِع‬َٚ‫بء أ‬ ِ ٌّْ ‫ا‬
َ َ َ ْ َ
ُٖ ‫ب زِ ْج ََل‬َٙ ‫زِ ْج ٍَي ِٗ َخس َج ْذ ُو ًُ َخ ِطي َئ ٍخ َِ َش ْز‬
ْ َ ْ
-1-
ِ ٌّْ ‫آخسِ َل ْطسِ ا‬
ٝ‫بء َح َز‬ ِ ‫ ِع‬َٚ‫بء أ‬ ِ
َ َ َ ْ َّ ٌْ ‫َِ َع ا‬
ُ َٓ ِِ ‫َي ْ س َج َٔ ِم ِيب‬
.‫ ِة‬ْٛ ُٔ ‫اٌر‬
ُ
”Jika seorang hamba muslim atau hamba
mukmin berwudhu lalu dia membasuh
wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya
semua kesalahan yang dia lihat dengan
kedua matanya bersama air atau tetes air
yang terakhir. Jika dia membasuh kedua
tangannya, maka keluarlah dari keduanya
semua kesalahan yang dilakukan oleh
tangannya bersama air atau tetes air yang
terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya,
maka keluarlah dari keduanya semua
kesalahan yang dia berjalan dengan
keduanya bersama air atau tetes air yang
terakhir, sehingga dia keluar dalam
keadaan bersih dari dosa-dosa.”1

1
HR. Muslim Juz 1 : 244.
-2-
Dan seorang mukmin yang biasa
berwudhu ketika di dunia, maka pada Hari
Kiamat akan dijadikan wajahnya dan
tangannya berkilauan karena bekas wudhu
tersebut. Diriwayatkan dari Abu Hurairah
y ia berkata, aku mendengar Rasulullah a
bersabda;

َٓ ‫ ََ ا ٌْ ِمي َبِ ِخ ُغ ِسا ُِ َح َّج ٍِي‬ْٛ ‫ َْ َي‬ْٛ ‫إْ أُ َِ ِزي َي ْأ ُر‬


َ
ْ َ
‫ ِء‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٛ ٌْ ‫ِِ ْٓ أَ َسِ ا‬
”Sesungguhnya umatku akan datang pada
hari kiamat dalam keadaan berkilauan dari
bekas wudhu.”2

2
Muttafaq ‟alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 136 dan
Muslim Juz 1 : 246, lafazh ini miliknya.
-3-
SYARAT SAH WUDHU

Syarat sahnya wudhu adalah niat.


Sebagaimana hadits dari Amirul Mu‟minin,
„Umar bin Al Khattab y, dia berkata, Aku
mendengar Rasulullah a bersabda;

‫ ِإ َٔ َّب ٌِ ُى ّ ًِ ْاِسِ ٍا‬َٚ ‫بد‬


ِ ‫ِبٌٕي‬
َّ ِ ‫بي ث‬
ُ َّ ‫ِإ َٔ َّب ْاألَ ْع‬
َٜٛ َٔ ‫َِب‬

“Sesungguhnya setiap perbuatan


tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang ia
niatkan.”3

3
Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 1 dan Muslim
Juz 3 : 1907.
-4-
RUKUN-RUKUN WUDHU

Rukun-rukun wudhu antara lain :

1. Berkumur dan menghirup air ke


hidung (istinsyaq)
Imam Ahmad 5 berpendapat akan
wajibnya berkumur-kumur dan
beristinsyaq. Dan ini juga pendapat yang
dipilih oleh Ibnu Abi Laila dan Ishaq n.
Dalil tentang perintah berkumur adalah
sabda Rasulullah a;

ْ ِّ ْ َّ ‫ َّض ْأ َد َف‬َٛ ‫إ َذا َر‬


“Jika engkau berwudhu, maka
berkumurlah”4

4
HR. Abu Dawud : 144. Hadits ini dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani 5.
-5-
Adapun dalil tentang menghirup air
ke hidung adalah hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah y ia berkata, Rasulullah
a bersabda;

‫ َّضأَ أَ َح ُد ُوُ َف ٍْي ّْج َع ًْ ِفي أَ ْٔ ِف ِٗ َِ ًبء‬َٛ ‫ِإ َذا َر‬


ْ َ ْ
‫ُُ ٌِي ْٕ َز ِ س‬
ْ َ َ
”Jika salah seorang dari kalian hendak
berwudhu, maka masukkanlah air ke dalam
hidungnya (istinsyaq), kemudian buanglah
(istintsar).”5

2. Membasuh wajah
Batasan-batasan wajah adalah mulai
dari tempat tumbuhnya rambut kepala
sampai jenggot yang turun dari dua
jambang, dan dagu memanjang (atas ke
bawah). Dan dari telinga kanan sampai
telinga kiri.

5
HR. Muslim Juz 1 : 237 dan Abu Dawud : 140.
-6-
3. Membasuh kedua tangan hingga siku-
siku
Dibasuh dari ujung-ujung jari hingga
ke siku dan siku masuk dalam daerah
basuhan. Ini adalah pendapat Jumhur
ulama‟. Al-Mubarrid 5 berkata;
”Jika batasan itu termasuk dalam jenis yang
dibatasi, maka ia termasuk di dalamnya.”

4. Mengusap kepala termasuk telinga


Cara mengusap kepala adalah dengan
mengusapkan kedua tangannya ke kepala
dari muka ke belakang sampai tengkuk dan
dikembalikan dari belakang ke muka,
kemudian disambung dengan mengusap
telinga. Mengusap kepala sekaligus telinga
tersebut dengan satu kali usapan. Hal ini
berdasarkan hadits dari ‟Abdullah bin Zaid
y;

-7-
ٍَُ ‫ َس‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫اَّلل ص‬ ِ ‫ي‬ٛ‫أَْ زس‬
َ ْ َُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ
َ‫أَ ْد َثس َث َدأ‬َٚ ‫ِ ّب‬ِٙ‫َِس َح َز ْأس ُٗ ثِي َدي ِٗ َفأَ ْلج ًَ ث‬
َ َ َ ْ َ َ َ
ُُ ٖ‫ َل َف ُب‬ٌَٝ ‫ِ َّب ِإ‬ِٙ‫ث ُِّ َم َد َِ َز ْأ ِس ِٗ ُُ َذ َ٘ َت ث‬
َ َ
َ‫بْ اٌَ ِر ْي َث َدأ‬ ِ ‫ ا ٌّْ َى‬ٌَٝ ‫ زجع ِإ‬ٝ‫زدّ٘ب ح َز‬
َ َ َ َ َ َُ َ
َ
ُٗ ْٕ ِِ
”Rasulullah a mengusap kepalanya dengan
kedua tangannya, mengusap dengannya ke
belakang dan ke depan. Memulainya dari
bagian depan kepalanya, kemudian
membawanya ke bagian belakang
(kepala)nya. Lalu mengembalikannya ke
tempat semula (ke depan).”6

6
HR. Tirmidzi Juz 3 : 32.
-8-
Dalil tentang mengusap kepala adalah
dengan sekali usapan adalah sebagaimana
hadits dari ‟Ali y tentang cara berwudhu
Nabi a dia berkata;

ِ ٚ ِٗ ‫ِسح ثِس ْأ ِس‬ٚ


‫اح َد ًح‬ َ َ َ َ ََ
”Beliau mengusap kepalanya satu kali.”7

Adapun cara mengusap telinga adalah


dengan memasukkan kedua jari telunjuk ke
dalam kedua telinga dan mengusap bagian
luar kedua telinga dengan ibu jari. Hal ini
sebagaimana hadits dari ‟Amr dan
‟Abdullah bin Syu‟aib p, dari bapaknya
dari kakeknya tentang cara berwudhu;

7
HR. Abu Dawud : 115.
-9-
ِٗ ‫إصج َعي‬ ً‫أَدخ‬ٚ ِٗ ‫ُُ َِ َس َح ثِس ْأ ِس‬
ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ
ِٗ ‫ َبِي‬َٙ ‫ َِ َس َح ِث ِئ ْث‬َٚ ِٗ ‫بح َزي ِٓ ِفي أُ ُذ َٔي‬ ‫اٌسج‬
ْ ْ ْ َ َ َ
ِٗ ‫ب٘س أُ ُذ َٔي‬
ِ ٍٝ‫ع‬
ْ َ َ ََ
”Kemudian beliau mengusap kepalanya dan
memasukkan kedua jari telunjuknya ke
dalam kedua telinganya dan mengusap
bagian luar kedua telinganya dengan ibu
jarinya.”8

5. Membasuh kedua kaki


Dalil tentang membasuh wajah hingga
membasuh kaki adalah firman Allah q;

‫اٌّص ََل ِح‬ ِ


َ َٓ ‫ب اٌَر ْي‬َٙ ‫َيب أَ ُي‬
َ ٌَٝ ‫ا ِإ َذا ُل ّْ ُز ُْ ِإ‬ْٛ ُٕ ِ‫آ‬
ٌَٝ ‫أَ ْي ِد َي ُىُ ِإ‬َٚ ُ‫ َ٘ ُى‬ْٛ ‫ ُج‬ُٚ ‫ا‬ْٛ ٍُ ‫َفب ْغ ِس‬
ْ ْ
8
HR. Abu Dawud : 135.
- 10 -
ُ‫أَ ْز ُج ٍَ ُى‬َٚ ُ‫ ِس ُى‬ْٚ ‫ا ثِس ُء‬ْٛ ‫ ْاِ َس ُح‬َٚ ‫ا ٌْ َّس ِاف ِك‬
ْ ْ ُ َ
ِٓ ‫ ا ٌْ َى ْعجي‬ٌَٝ ‫ِإ‬
َْ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kalian hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan usaplah kepalamu dan
(basuhlah) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki.”9

6. Tertib (berurutan)
Tertib merupakan rukun karena Allah
q menyebutkan rukun-rukun wudhu
didalam firmanNya Surat Al-Maidah ayat
yang keenam secara tertib. Dan
sebagiamana hadits dari Jabir y bahwa
Rasulullah a bersabda;

9
QS. Al-Maidah : 6.
- 11 -
ِِٗ ‫اَّلل ث‬ َ ِ
ُ َ ‫ا ث َِّب َث َدأ‬ْٚ ُ ‫ا ْث َد‬
”Mulailah dengan apa yang telah dimulai
oleh Allah.”10

7. Muwalah
Yang dimaksud dengan muwalah
adalah bersambungan. Yaitu wudhu harus
dilakukan bersambung dan tidak terpisah
hingga anggota wudhu yang sebelumnya
kering. Menurut Malikiyah dan Hanabilah
hukum muwalah adalah fardhu. Dari Khalid
(bin Ma‟dan) y dari sebagian sahabat Nabi
a;

َٜ‫ َس ٍَُ َزأ‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫أَْ إٌجِي ص‬


َ ْ َُ َ َ َ َ َ
‫سِ َل َد ِِ ِٗ ٌُ ّْ َع ٌخ َل ْد َز‬ْٙ َ ‫ ِفي‬َٚ ‫َز ُج ًَل ُي َّص ٍِّي‬

10
HR. Nasa‟i : 2962, lafazh ini miliknya dan
Muslim Juz 2 : 1218.
- 12 -
‫إٌجِي‬
َ ُٖ ‫بء؛ َفأَ َِس‬
ُ َّ ٌْ ‫ب ا‬َٙ ‫اٌد ْز َ٘ ُِ ٌَُ ُي ِّصج‬
ّ ِ
ُ َ ْ ْ
‫ َء‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٛ ٌْ ‫ َس ٍَُ أَ ْْ ُي ِعي َد ا‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫ص‬
ْ َ ْ َُ َ َ
.‫اٌّص ََل َح‬
َ َٚ
“Bahwa Nabi a melihat seseorang yang
sedang melakukan shalat, sedangkan pada
punggung telapak kakinya ada bagian
sebesar uang dirham yang belum tersentuh
air, lalu Nabi a memerintahkan untuk
mengulangi wudhu dan shalat.”11

Seandainya muwalah bukan rukun


tentu Nabi a tidak memerintahkan laki-laki
tersebut untuk mengulangi wudhunya,
tetapi cukup membasuh punggung telapak
kakinya saja.

11
HR. Abu Dawud : 175. Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahih Sunan Abi
Dawud : 161 dan Irwa’ul Ghalil : 86.
- 13 -
SUNNAH-SUNNAH WUDHU

Sunnah-sunnah wudhu antara lain :

1. Membaca basmalah
Jumhur ulama‟ (Imam Malik, Imam
Syafi'i, dan Imam Abu Hanifah, serta satu
riwayat dari Imam Ahmad n)
berpendapat bahwa membaca basmalah
ketika akan berwudhu hukumnya adalah
Mustahab, tidak wajib. Diriwayatkan dari
Abu Hurairah y bahwa Rasulullah a
bersabda;

ِ َ ُ‫ء ٌِّٓ ٌَُ ي ْر ُوسِ اس‬ٛ‫ ُّض‬ٚ َ


.ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬
ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ُ
”Dan tidak ada wudhu untuk seseorang
yang tidak menyebut nama Allah.”12

12
HR. Ahmad, Abu Dawud : 101, Tirmidzi : 25, dan
Ibnu Majah : 397. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 81.
- 14 -
2. Bersiwak
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu
Hurairah y dari Rasulullah a bahwa
beliau bersabda;

َ َ ‫ أُ َِ ِزي‬ٍَٝ ‫ َ أَ ْْ أَ ُش َك َع‬ْٛ ٌَ
ُُٙ ‫أل َِس ُر‬
ْ ْ
‫ ٍء‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٚ ًِ ّ ‫ان َِ َع ُو‬
ِ ٛ‫ِبٌس‬ِ
َ ّ ‫ث‬
“Seandainya tidak memberatkan umatku,
niscaya aku perintahkan mereka agar
bersiwak setiap berwudhu.”13

3. Membasuh kedua telapak tangan


sebanyak tiga kali
Dari Humran -mantan budak Utsman
y- ia mengatakan;

13
HR. Ahmad dan Malik : 146.
- 15 -
ِ َ ‫بْ ثٓ ع َف‬
ُٗ ْٕ ‫ َع‬ٌَٝ ‫اَّلل َر َعب‬
ُ َ َٝ ‫بْ َزّض‬ َ ُ ْ َ َّ ْ ‫أَ َْ ُع‬
َ ‫ َّضأَ َف َغ َس ًَ َو َف ْي ِٗ َ ََل‬َٛ ‫ ٍء َف َز‬ْٛ ‫ ُّض‬َِٛ ‫َد َعب ث‬
‫س‬
‫ ْاس َز ْٕ َس‬َٚ َ َّ ْ َِ ُُ ‫اد‬ ٍ ‫ِس‬
َ َ ََ
“Bahwa Utsman y meminta air wudhu. Ia
membasuh kedua telapak tangannya tiga
kali, lalu berkumur, dan beristintsar.”14

Berkata Syaikh Alu Bassam 5;


”Disunnahkan mencuci dua tangan tiga kali
hingga ke pergelangan tangan sebelum
memasukkan kedua tangan tersebut ke
dalam air tempat wudhu, dan ini merupakan
sunnah menurut ijma‟.”15

14
Muttafaq ‟alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 158 dan
Muslim Juz 1 : 226, lafazh ini miliknya.
15
Taudhihul Ahkam, 1/161.
- 16 -
4. Menggabungkan berkumur dan
memasukkan air ke hidung (lalu
mengeluarkannya) dengan segenggam
(satu cidukan) air sebanyak tiga kali
Dari ‟Abdullah bin Zaid y tentang
cara berwudhu;

َ َّ ْ َّ ‫ب َف‬َٙ ‫بس َز ْ َس َج‬ َ


ْ ‫ُ َُ أ ْد َخ ًَ َي َد ُٖ َف‬
‫اح َد ٍح َف َف َع ًَ َذ ٌِ َه‬
ِ ٚ ‫اسز ْٕ َش َك ِِٓ َو ٍّف‬ٚ
َ ْ َ ْ َ
‫َ ََل ًب‬
”Kemudian beliau memasukkan tangannya,
lalu mengeluarkannya, lalu berkumur, dan
menghirup air ke hidung dengan satu
telapak tangan. Beliau melakukannya
(sebanyak) tiga kali.”16

16
Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 188 dan
Muslim Juz 1 : 235, lafazh ini miliknya.
- 17 -
5. Memasukkan air ke hidung (lalu
mengeluarkannya) dengan sangat bagi
yang tidak puasa
Sebagaimana diriwatkan dari Laqith
bin Shabirah y berkata, bahwa Rasulullah
a bersabda;

ِ ‫ث ِبٌ ْغ ِفي ا ْ ِ س ِز ْٕ َش‬ٚ


َْ ْٛ ‫بق إ َ أَ ْْ َر ُى‬ ْ ََ
.‫َص ِبئ ًّب‬
“Hiruplah air ke dalam hidung dengan
kuat, kecuali jika engkau sedang
berpuasa.”17

17
HR. Abu Dawud : 142, Nasa‟i Juz 1 : 87, dan Ibnu
Majah : 407.
- 18 -
6. Menyela-nyelai jenggot yang tebal,
jari-jemari tangan, dan jari-jari kaki
Diriwayatkan dari Utsman bin ‟Affan
y ia berkata;

َ ‫ َس ٍَ َُ َو‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَ ْي‬


ْ‫ب‬ ُ َ ٍَٝ ‫إٌج َِي َص‬ َ َْ َ‫أ‬
ُٗ ‫ُي َ ٍِّ ًُ ٌِ ْحي َز‬
َ
”Bahwa Nabi a menyela-nyelai jenggotnya
(dalam berwudhu).”18

Dan hadits dari Laqith bin Shabirah y


berkata, bahwa Rasulullah a bersabda;

‫ َخ ٍِّ ًْ َثي َٓ ْاألَ َصب ِث ِع‬َٚ ‫ َء‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٛ ٌْ ‫أَ ْس ِج ِغ ا‬


ْ
”Sempurnakanlah dalam berwudhu
usaplah sela-sela jari-jemari.”19

18
HR. Tirmidzi Juz 1 : 31.
- 19 -
7. Mendahulukan yang kanan dari yang
kiri
Diriwayatkan dari ‟Aisyah i ia
berkata;

ُٗ ‫ َس ٍَُ ُي ْع ِّجج‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫وبْ إٌجِي ص‬


ُ َ ْ َُ َ َ ُ َ َ َ
‫ ِفي‬َٚ ِٖ ِ‫ز‬ْٛ ُٙ ‫ َط‬َٚ ِٗ ٍِ ‫ َرس ُج‬َٚ ِٗ ٍِ ‫اٌزي ُّ ُٓ ِفي َر َٕ ُع‬
َ ََ
ِٗ ٍِّ ‫َش ْأ ِٔ ِٗ ُو‬
”Adalah Nabi y suka mendahulukan yang
kanan dalam bersandal, menyisir rambut,
bersuci, dan dalam segala hal.”20

19
HR. Abu Dawud : 142.
20
Muttafaq ‟alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 166, lafazh
ini miliknya dan Muslim Juz 1 : 268.
- 20 -
8. Membasuh sebanyak tiga kali
Nabi a pernah wudhu dengan sekali
kali basuhan, dua kali basuhan, dan tiga kali
basuhan. Basuhan pertama adalah wajib,
sedangkan basuhan kedua dan ketiga adalah
sunnah. Diriwayatkan dari Jabir y berkata;

َ‫ َّضأ‬ٛ‫س ٍَُ َر‬ٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ َ َْ َ‫أ‬


َ َ َ َ ْ ُ َ ٍَٝ ‫إٌج َِي َص‬
.‫ َ ََل ًب َ ََل ًب‬َٚ ِٓ ‫ َِس َري ِٓ َِس َري‬َٚ ‫َِس ًح َِس ًح‬
ْ َ ْ َ َ َ
”Bahwasanya Nabi a pernah berwudhu
satu kali satu kali, dua kali dua kali, dan
tiga kali tiga kali.”21

21
HR. Tirmidzi Juz 1 : 45.
- 21 -
9. Menggosok anggota wudhu
Diriwayatkan dari ‟Abdullah bin Zaid
y;

‫ َس ٍَُ أَ َري ِث ُ ٍُ َي‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬


ُ َ ٍَٝ ‫إٌجِي َص‬ َ َْ َ‫أ‬
ْ َ ْ َ
.ُٗ ‫اع‬ ِ ٍ
َ ‫ُِ ّد َف َّج َع ًَ َي ْدٌُ ُه ذ َز‬
“Bahwa Nabi a pernah diberi air sebanyak
dua pertiga mud, lalu beliau gunakan untuk
menggosok kedua hastanya.”22

10. Berdoa setelah berwudhu


Diriwayatkan dari ‟Umar y ia
berkata, Rasulullah a bersabda;

: ‫ َء ُُ َل َبي‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٛ ٌْ ‫ َّضأَ َفأَ ْح َس َٓ ا‬َٛ ‫َِ ْٓ َر‬


َ
”Barangsiapa yang berwudhu dengan
membaguskan wudhunya. Lalu berdoa;

22
HR. Ibnu Khuzaimah : 118.
- 22 -
َ َ
‫ ْح َد ُٖ َ َشسِ ْي َه‬َٚ ‫اَّلل‬ ُ َ َ ‫ ُد أ ْْ َ ِإ ٌَ َٗ ِإ‬َٙ ‫أ ْش‬
ُٗ ٌُ ْٛ ‫ َز ُس‬َٚ ُٖ ‫ ُد أَ َْ ُِ َح َّ ًدا َعج ُد‬َٙ ‫أَ ْش‬َٚ ُٗ ٌَ
ْ
َٓ ِِ ‫اج َع ٍْ ِٕي‬ ٚ ٓ‫اثِي‬ٛ‫ُ اجع ٍْ ِٕي ِِٓ اٌز‬ٍَٙ ٌ‫َا‬
ْ ْ َ َ ْ ََ َ ْ َ ْ َ ُ
َٓ ‫سِ ْي‬ِّٙ ‫ا ٌْ ُّ َز َط‬
(Aku bersaksi bahwa tiada Sesembahan
(yang berhak untuk disembah) selain Allah
Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-
Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah
aku termasuk orang-orang yang bertaubat
dan jadikanlah aku pula termasuk orang-
orang yang selalu mensucikan diri)

ْٓ ِِ ًُ ‫اة ا ٌْ َّج َٕ ِخ َي ْد ُخ‬


ِ َٛ ‫ُف ِز َح ْذ ٌَ ُٗ َ َّ ِبٔي ُخ أَ ْث‬
َ
‫ب َش َبء‬َِٙ ‫أَ ّي‬
- 23 -
Maka dibukakan baginya pintu-pintu Surga
yang delapan, ia dapat masuk melalui pintu
manapun yang ia kehendaki.”23

11. Melakukan Shalat Sunnah Wudhu


Diriwayatkan dari Utsman y,
Rasulullah a bersabda;

ٍَٝ ‫ ِئي َ٘ َرا ُُ َص‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٚ َٛ ‫ َّضأَ َٔ ْح‬َٛ ‫َِ ْٓ َر‬


َ
ُٗ ٌَ ‫ِ َّب َٔ ْف َس ُٗ ُغ ِفس‬ٙ‫س ِفي‬
ُ ‫َز ْو َع َزي ِٓ َ ُي َح ِّد‬
َ ْ ْ
ِِٗ ‫َِب َر َم َد ََ ِِ ْٓ َذ ْٔج‬

23
HR. Muslim Juz 1 : 234, Abu Dawud : 169,
Tirmidzi Juz 1 : 55, lafazh ini miliknya, Nasa‟i Juz 1
: 148, dan Ibnu Majah : 470. Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ :
6167.
- 24 -
”Barangsiapa berwudhu seperti cara
wudhuku ini, kemudian shalat dua raka’at
dimana ia tidak berbicara dengan dirinya
sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan
diampuni.”24

Shalat Sunnah Wudhu dilakukan


dengan dua raka‟at atau lebih, boleh
dilakukan kapanpun, walaupun pada waktu-
waktu terlarang.

24
Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 158 dan
Muslim Juz 1 : 226, lafazh ini miliknya.
- 25 -
PEMBATAL-PEMBATAL
WUDHU

Pembatal-pembatal wudhu antara


lain:

1. Segala sesuatu yang keluar dari dubur


dan qubul
Segala sesuatu yang keluar dari dubur
dan qubul baik berupa; benda padat, cair,
angin, dan sebagainya, maka ini semua
membatalkan wudhu. Dintara dalilnya
adalah hadits dari ‟Ali bin Thalq y bahwa
Rasulullah a bersabda;

ْ ِ‫اٌّص ََل ِح َف ٍْ َي ْٕ َّصس‬ ِ َ


َ ‫ِإ َذا َف َسب أ َح ُد ُو ُْ في‬
‫اٌّص ََل َح‬ ِِ ْ
َ ‫ ٌْ ُيعد‬َٚ ‫ َّضأ‬َٛ ‫َف ٍْ َي َز‬

- 26 -
”Apabila seseorang di antara kalian buang
angin dalam shalat, maka hendaknya ia
membatalkan shalat, berwudhu, dan
mengulangi shalatnya.”25

2. Tidur nyenyak
Dari „Ali „ bin Abi Thalib y ia
berkata, Rasulullah a bersabda;

‫ َّض ْأ‬َٛ ‫بَ َف ٍْي َز‬ ِ َٕ ‫ َوبء اٌس ِٗ ا ٌْعي‬ِٚ


َٔ ْٓ َّ ‫بْ؛ َف‬
َ َ َْ ُ ُ
”Pengikat dubur (adalah) kedua mata,
maka barangsiapa yang tidur hendaklah ia
berwudhu.”26

25
HR. Abu Dawud : 205.
26
HR. Abu Dawud : 203. Hadits ini dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 133.
- 27 -
Akan tetapi tidak semua tidur
membatalkan wudhu. Tidur yang
membatalkan wudhu adalah tidur yang
sangat nyenyak sehingga hilang kesadaran
dan jika ada yang keluar darinya, maka ia
tidak merasakan. Diantara dalil bahwa tidur
yang tidk nyenyak tidak membatalkan
wudhu adalah riwayat dari Anas Ibnu Malik
y, ia berkata;

ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٝ ٍ ‫ص‬ ِ َ ‫ ِي‬ٛ‫بْ أَصحبة زس‬


‫اَّلل‬
ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ ُ َ ْ َ ‫َو‬
َ َٚ َْ ْٛ ٍُ ‫ َْ َف ُي َّص‬ْٛ ُِ ْٛ ‫ َْ ُ َُ َي ُم‬ْٛ ِ‫ َس ٍَ َُ َي َٕ ُب‬َٚ
َْ ْٚ ‫ َّض ُؤ‬َٛ ‫َي َز‬
”Para sahabat Rasulullah a tidur,
kemudian mereka bangkit shalat dan tidak
berwudhu.”27

27
HR. Muslim Juz 1 : 376 dan Tirmidzi Juz 1 : 78,
lafazh ini miliknya.
- 28 -
3. Hilang akal kerena sakit (gila),
pingsan, atau mabuk
Ini adalah salah satu pembatal wudhu
berdasarkan ijma‟. Karena hilangnya akal
pada keadaan seperti ini lebih besar
daripada tidur.

4. Menyentuh kemaluan tanpa


penghalang dan dengan syahwat
Menyentuh kemaluan yang dapat
membatalkan wudhu adalah menyentuh
dengan menggunakan telapak tangan
(batasan telapak tangan adalah dari ujung
jari-jari hingga ke pergelangan tangan),
baik itu dengan telapak tangan atau dengan
punggung tangan. Dan menyentuh
kemaluan tidak membatalkan wudhu
selama tidak disertai dengan syahwat. Ini
adalah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taymiyyah dan Syikh Al-Albani
n. Diriwayatkan dari Busrah binti
Shafwan y bahwa Rasulullah a bersabda;

- 29 -
‫ َّض ْأ‬َٛ ‫َِ ْٓ َِ َ َذ َوس ُٖ َف ٍْي َز‬
َ َ
”Barangsiapa menyentuh kemaluannya,
maka hendaklah ia berwudhu”28

Dan dari Qais bin Thalq y dari Bapaknya


berkata;

ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬
َ ِ َ ‫ َي‬ٛ‫سأَ َي زج ًٌ زس‬
ٍَٝ ‫اَّلل َص‬
ْ ُ ْ ُ َ ُ َ َ
‫ َّض ْأ أَ َح ُد َٔب ِإ َذا َِ َ َذ َوس ُٖ َل َبي‬َٛ ‫ َس ٍَُ أَ َي َز‬َٚ
َ َ
.‫ َج َس ُد َن‬ْٚ َ‫ َث ْ َع ٌخ ِِ ْٕ َه أ‬َٛ ُ٘ ‫ِإ َٔ َّب‬
“Seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah a, ”Apakah harus berwudhu

28
HR. Ahmad, Abu Dawud : 181, Ibnu Hibban :
1116, dan Baihaqi Juz 1 : 639. Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam
Irwa’ul Ghalil : 116.
- 30 -
salah seorang diantara kami jika menyentuh
kemaluannya?” Rasulullah a menjawab:
”Tidak karena ia hanya sepotong (daging)
darimu atau tubuhmu.”29

5. Memakan daging unta


Memakan daging unta membatalkan
wudhu. Ini adalah pendapat Ahmad, Ishaq,
Abu Khaitsamah, Ibnul Mundzir, Ibnu
Hazm, salah satu dari dua pendapat Asy-
Syafi‟i, dan inilah pendapat yang dipilih
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah n.
Dalilnya adalah hadits dari Jabir bin
Samurah y;

ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫اَّلل ص‬ ِ ‫ي‬ٛ‫أَْ زجَل سأَي زس‬


ْ َُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ً ُ َ َ
ِْْ ‫ َِ ا ٌْ َغ َٕ ُِ َل َبي إ‬ْٛ ‫ َّضأُ ِِ ْٓ ٌُ ُح‬َٛ ‫ َس ٍَُ أَأَ َر‬َٚ
َ

29
HR. Ahmad, Nasa‟i Juz 1 : 165, dan Ibnu Hibban :
1120.
- 31 -
‫ َّض ْأ َل َبي‬َٛ ‫إ ِْْ ِش ْئ َذ َف ََل َر‬َٚ ‫ َّض ْأ‬َٛ ‫ِش ْئ َذ َف َز‬
ِ ْ َِ ْٛ ‫ َّضأُ ِِ ْٓ ٌُ ُح‬َٛ ‫أَ َر‬
‫ َّض ْأ‬َٛ ‫اْلث ًِِ َل َبي َٔ َعُ َف َز‬
ْ
ِ ْ َِ ْٛ ‫ِِ ْٓ ٌُ ُح‬
ًِِ ‫اْلث‬

”Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada


Rasulullah a, ”Apakah aku harus
berwudhu (setelah makan) daging
kambing?” Beliau menjawab, ”Jika engkau
menghendaki berwudhu (silakan), jika
engkau menghendaki tidak berwudhu (tidak
apa-apa)” Orang tersebut bertanya lagi,
”Apakah aku harus berwudhu (setelah
memakan) daging unta?” Beliau menjawab:
”Ya, engkau harus berwudhu (setelah
memakan) daging unta.”30

30
HR. Muslim Juz 1 : 360, lafazh ini miliknya,
Tirmidzi Juz 1 : 81, dan Abu Dawud : 184.
- 32 -
HAL-HAL YANG MEWAJIBKAN
UNTUK BERWUDHU

Hal-hal yang mewajibkan untuk


berwudhu antara lain :

1. Shalat
Sebagaimana firman Allah q;

‫اٌّص ََل ِح‬ ِ


َ َٓ ‫ب اٌَر ْي‬َٙ ‫َيب أَ ُي‬
َ ٌَٝ ‫ا ِإ َذا ُل ّْ ُز ُْ ِإ‬ْٛ ُٕ ِ‫آ‬
ٌَٝ ‫أَ ْي ِد َي ُىُ ِإ‬َٚ ُ‫ َ٘ ُى‬ْٛ ‫ ُج‬ُٚ ‫ا‬ْٛ ٍُ ‫َفب ْغ ِس‬
ْ ْ
ُ‫أَ ْز ُج ٍَ ُى‬َٚ ُ‫ ِس ُى‬ْٚ ‫ا ثِس ُء‬ْٛ ‫ ْاِ َس ُح‬َٚ ‫ا ٌْ َّس ِاف ِك‬
ْ ْ ُ َ
ِٓ ‫ ا ٌْ َى ْعجي‬ٌَٝ ‫ِإ‬
َْ

- 33 -
“Wahai orang-orang yang beriman,
apabila kalian hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan usaplah kepalamu
dan (basuhlah) kakimu sampai dengan
kedua mata kaki.”31

2. Thawaf disekitar Ka’bah


Nabi a bersabda;

ِ
َ ‫اَّلل أَ َث‬
‫بح‬ َ
َ َ َْ ‫ا ُ ثِب ٌْ َج ْيذ َص ََل ٌح ِإ َ أ‬َٛ َ‫اٌَط‬
.ََ ‫ِفي ِٗ ا ٌْ َى ََل‬
ْ
“Thawaf di baitullah adalah shalat. Hanya
saja Allah memperbolehkan berbicara
didalamnya.”32

31
QS. Al-Maidah : 6.
32
HR. Syafi‟i. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 121.
- 34 -
HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN
UNTUK BERWUDHU

Hal-hal yang disunnahkan untuk


berwudhu antara lain :

1. Ketika berdzikir dan berdoa kepada


Allah q
Diantara dalilnya adalah hadits Al-
Muhajir bin Qunfudz y;

ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬
َ ٝ ٍ
َ ‫ص‬ ِ َ ‫ ِي‬ٛ‫ زس‬ٍَٝ ‫أََٔٗ س ٍَُ ع‬
‫اَّلل‬
ْ ُ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ
ٝ‫ َّضأُ َف ٍَُ َيس ْد َع ٍَي ِٗ َح َز‬َٛ ‫ َي َز‬َٛ ُ٘ َٚ ٍَُ ‫ َس‬َٚ
ْ ُ ْ َ
ْْ َ‫ َل َبي إ َِٔ ُٗ ٌَُ َي ّْ َٕ ْع ِٕي أ‬َٚ ِٗ ‫ َّضأَ َفس َد َع ٍَي‬َٛ ‫َر‬
ْ ْ ْ َ
‫اَّلل‬ َ َ ُ ْ٘ ِ‫أَز َد َع ٍَي َه ِإ َ أَ ِّٔي َوس‬
َ َ ‫ذ أ ْْ أ ْذ ُو َس‬ ْ ُ
.‫بز ٍح‬َ َٙ ‫ َط‬ٍَٝ ‫ِإ َ َع‬
- 35 -
”Bahwa ia mengucapkan salam kepada
Rasulullah a, dan beliau sedang berwudhu,
Nabi a tidak menjawabnya hingga beliau
(selesai) berwudhu, kemudian
menjawabnya dan bersabda,
”Sesungguhnya tidak ada yang
menghalangiku untuk menjawab salammu,
hanya saja aku tidak suka menyebut Nama
Allah kecuali dalam kedaan suci.”33

Berwudhu dalam keadaan tersebut


tidak wajib, tetapi sunnah. Hal ini
berdasarkan hadits ‟Aisyah i ia berkata;

‫ َس ٍَُ َي ْر ُوس‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍٝ‫وبْ إٌجِي ص‬


ُ َ ْ َُ َ َ ُ َ َ َ
ِٗ ٔ‫ ُو ّ ًِ أَ ْحي ِب‬ٍَٝ ‫اَّلل َع‬
ََ
َ

33
HR. Ahmad, lafazh ini miliknya, Abu Dawud : 17,
dan Ibnu Majah : 350.
- 36 -
”Nabi a selalu berdzikir kepada Allah
dalam setiap keadaan.”34

2. Ketika hendak tidur


Sebagaimana diriwayatkan dari Al-
Bara‟ bin Azib y, beliau berkata, Nabi a
bersabda;

‫ َء َن‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٚ ‫ َّض ْأ‬َٛ ‫ِإ َذا أَ َري َذ َِ ْ َّج َع َه َف َز‬


ْ
َ ْ ‫ ِش ِّم َه‬ٍَٝ ‫اّض َط ِّج ْع َع‬
ِٓ َّ ‫األ ْي‬ ْ َُ ُ ‫ٍّص ََل ِح‬ ِ
َ ٌ
”Jika engkau mendatangi tempat
berbaringmu (hendak tidur), maka
berwudhulah seperti wudhumu ketika
(akan) shalat. Kemudian berbaringlah di
atas sisi (tubuh)mu yang kanan.”35

34
HR. Muslim Juz 1 : 373.
35
HR. Bukhari Juz 1 : 244, lafazh ini miliknya dan
Muslim Juz 4 : 2710.
- 37 -
3. Orang yang junub ketika hendak
makan, minum, atau tidur
Diriwayatkan dari ‟Aisyah i, beliau
berkata;

‫ َس ٍَُ ِإ َذا‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ٍَٝ ‫اَّلل َص‬ِ َ ‫ ُي‬ٛ‫بْ زس‬


َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ‫َو‬
َ‫ َّضأ‬ٛ‫ ي َٕبَ َر‬َٚ‫بْ ُج ُٕجب َفأَز َاد أَ ْْ ي ْأ ُو ًَ أ‬
َ َ َ ْ َ َ ً َ ‫َو‬
.‫ٍّص ََل ِح‬ ِ
َ ٌ ُٖ ‫ َء‬ْٛ ‫ ُّض‬ُٚ
”Ketika Rasulullah a dalam keadaan junub
dan beliau hendak makan atau tidur, maka
beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk
shalat.”36

36
HR. Bukhari Juz 1 : 284, Muslim Juz 1 : 305,
lafazh ini miliknya, Abu Dawud : 222, dan Nasa‟i
Juz 1 : 258.
- 38 -
4. Karena ingin mengulangi jima’
Diriwayatkan dari Abu Sa‟id Al-
Khudri y ia berkata, Rasulullah a
bersabda;

‫ َد‬ْٛ ‫ أَ َح ُد ُوُ أَ ْ٘ ٍَ ُٗ ُُ أَ َز َاد أَ ْْ َي ُع‬ٝ‫ِإ َذا أَ َر‬


َ ْ
‫ َّض ْأ‬َٛ ‫َف ٍْي َز‬
َ
”Apabila seseorang di antara kalian
mendatangi istrinya (jima’) kemudian ingin
mengulanginya, maka hendaklah ia
berwudhu.”37

Adapun untuk mandi junub, diperbolehkan


seorang beberapa kali jima‟ cukup dengan
sekali mandi.

37
HR. Muslim Juz 1 : 308 dan Tirmidzi Juz 1 : 141.
- 39 -
5. Karena memakan makanan yang
tersentuh api (dibakar)
Hal ini sebagaimana hadits dari Abu
hurairah y ia berkata, Aku mendengar
Rasulullah a bersabda;

ِ
.‫بز‬َ ‫ا ِ َّب َِ َس ِذ‬ْٚ ‫ َّض ُؤ‬َٛ ‫َر‬
ُ ٌٕ‫ا‬
”Berwudhulah karena memakan makanan
yang tersentuh api.”38

Perintah dalam hadits diatas


mengandung arti anjuran, karena ada hadits
lain yang memalingkannya dari makna
wajib. Hal ini menunjukan bahwa
disunnahkannya wudhu setelah memakan
daging yang tersentuh api, bukan wajib.

38
HR. Muslim Juz 1 : 351, Nasa‟i Juz 1 : 171, lafazh
ini miliknya, Tirmidzi Juz 1 : 79, dan Ibnu Majah :
485.
- 40 -
6. Setiap akan shalat (walaupun
wudhunya belum batal)
Sebagaimana hadits Abu Hurairah y
beliau berkata, Rasulullah a bersabda;

‫ُ ِع ْٕ َد‬ُٙ ‫أل َِس ُر‬


َ َ ‫ أُ َِ ِزي‬ٍَٝ ‫ َ أَ ْْ أَ ُش َك َع‬ْٛ ٌَ
ْ ْ
ٍ‫ء‬ٛ‫ ُّض‬ٚ ًِ ّ ‫ِع ُو‬ٚ ‫ ٍء‬ٛ‫ ُّض‬ِٛ‫ُو ّ ًِ ص ََل ٍح ث‬
ْ ُ َ ََ ْ ُ َ
.‫ان‬ٍ ٛ‫ث ِِس‬
َ
”Seandainya tidak memberatkan umatku,
sungguh akan aku perintah mereka untuk
berwudhu setiap akan shalat dan bersiwak
setiap akan berwudhu.”39

39
HR. Ahmad. Hadits ini dinilai oleh Syaikh Al-
Albani 5 bahwa derajatnya adalah Hasan Shahih.
Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib : 200.
- 41 -
‫‪7. Setiap kali berhadats‬‬
‫‪Dari Abu Hurairah y, bahwasanya‬‬
‫‪Rasulullah a berkata kepada Bilal y‬‬
‫;‪setelah shalat Shubuh‬‬

‫َيب ث ََِل ُي َح َد َ ِٕي ِثأَ ْز َج‪َ ٝ‬ع َّ ًٍ َع ِّ ٍْ َز ُٗ‬


‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِع ْٕ َد َن ِفي ْ ِ ِ‬
‫ذ‬ ‫اْل ْس ََلَ َِ ْٕ َف َع ًخ َف ِئّٔي َسّ ْع ُ‬
‫اٌ ٍَي ٍَ َخ َخ ْش ُف َٔ ْع ٍَي َه َثي َٓ َي َد َي ِفي ا ٌْ َّج َٕ ِخ‬
‫ْ ْ‬ ‫ْ‬
‫اْل ْس ََل َِ‬ ‫ذ َع َّ ًَل ِفي ْ ِ‬ ‫ِ‬
‫َل َبي ث ََِل ُي َِب َعّ ٍْ ُ‬
‫أَ ْز َج‪ِ ٝ‬ع ْٕ ِدي َِ ْٕ َف َع ًخ ِِ ْٓ َا ِّٔي َ أَ َر َط َ‪ٙ‬س‬
‫ُ‬
‫بع ِخ ِِ ْٓ ٌَي ًٍ َ‪ٍ َٙ َٔ َ ٚ‬بز‬ ‫ِ‬
‫َط ُ‪ً ْٛ ٙ‬زا َر ِبِب ف ْي َس َ‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫ذ ث َِرٌ َه اٌطَ ُ‪ْٛ ٙ‬زِ َِب َو َز َت َ ُ‬
‫اَّلل‬ ‫ِإ َ َص ٍَ ْي ُ‬
‫ٌِي َا ْْ أُ َص ٍِّي‪.‬‬
‫َ‬
‫‪- 42 -‬‬
”Wahai Bilal, kebarkanlah kepadaku
sebuah amalan yang paling engkau
harapkan didalam Islam, karena
sesungguhnya aku mendengar suara
sandalmu dihadapanku di Surga?” Bilal y
menjawab, ”Tidak ada sebuah amal yang
paling aku harapkan melainkan tidaklah aku
bersuci pada waktu malam atau siang,
kecuali aku melakukan shalat setelahnya
sebanyak raka‟at yang telah Allah tetapkan
untukku.”40

40
Muttafaq ‟alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 1098 dan
Muslim Juz 4 : 2458, lafazh ini miliknya.
- 43 -
8. Setelah muntah
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
hadits dari Abu Darda‟ y;

‫ َس ٍَُ َل َبء‬َٚ ِٗ ‫اَّلل َع ٍَي‬ ِ ‫ي‬ٛ‫أَْ زس‬


ٍٝ‫اَّلل ص‬
َ ْ َُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ
َ‫ َّضأ‬ٛ‫َفأَ ْف َطس َف َز‬
َ َ
”Bahwasanya Nabi a muntah lalu beliau
berbuka dan berwudhu.”41

Shalawat dan salam semoga


tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

*****

41
HR. Tirmidzi Juz 1 : 87 dan dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 111.
- 44 -
MARAJI’

1. Al-Jami’ush Shahih, Muhammad bin


Ismai‟l Al-Bukhari.
2. Al-Jami’ush Shahih Sunanut
Tirmidzi, Muhammad bin Isa At-
Tirmidzi.
3. Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil
Aziz, ‟Abdul ‟Azhim bin Badawi Al-
Khalafi.
4. Bulughul Maram min Adillatil Ahkam,
Ahmad bin Hajar Al-„Asqalani.
5. Shahih Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu
wa Taudhih Madzahib Al-A’immah,
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim.
6. Shahih Muslim, Muslim bin Hajjaj An-
Naisaburi.
7. Shifatu Wudhuin Nabi a, Fahd bin
„Abdurrahman Asy-Syuwayyib.

- 45 -

Anda mungkin juga menyukai