Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

“SYOK KARDIOGENIK”

NAMA KELOMPOK :
SARDIANTI
VIA OKTAVIANI
MINA WARNI
ZUNIKA H
LINI ASTUTI
NILAM SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM


TA 2018/2019
KONSEP KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SYOK KARDIOGENIK
A. Konsep dasar penyakit
1. Definisi
Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat darurat jantung yang disebabkan oleh
kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang
atau berhenti sama sekali. syok ini dapat timbul akibat infak miokard akut (IMA) yang luas
menimbulkan isemik. injuri sampai infak dengan gangguan irama, atau sebagai fase
terminal dari beberapa penyakit jantung lainnya.
2. Epidemologi
Angka kejadian 1 dari 6 penderita IMA yang dirawat berakhir dengan syok kardigenik dan
merenggut nyawa sekurang- kurangnya 100.000 orang setiap tahun di Amerika
serikat.Upaya dibeberapa Negara telah berhasil menurunkan mortalitas IMA dari 30 %
menjadi 15% sedangkan 70-80 % penderita dengan syok kardiogenik tidak berhasil
diselamatkan disbanding dengan komplikasi lainhya,misalnya payah jantung kongesti
berat dengan agka kematian 50 % dan tanpa penyulit motalitasnya kurang dari 10 %.
3. Etiologi dan factor predisposisi
a. Etiologi
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh gangguan mendadak pada fungsi
jantung atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik.
Seperti

 Infak miokard akut dengan segaa komlikasinya.

 Miokarditis akut

 Tamponade jantung akut

 Endokarditis infektif

 Trauma jantung

 Ruftur korda tendinea spontan

 Kardiomiopati pada tingkat akhir

 Stenosis varvular berat

 Regurgutasi valvular akut

 Mikosama atrium kiri

 Komplikasi bedah jantung


b. Predisposisi
Dari beberapa penelitian dilaporkan adanya factor- factor predisposisi timbulnya syok
kardiogenic,seperti :
 Umur yang relative tua ( > 60 tahun)
 Riwayat payah jantung
 Infak lama dan baru
 IMA yang meluas secara progresif
 Komplikasi mekanik IMA (septum robek,insufisiensi mitral,disenergi ventrikel)

 Factor ekstramiokardial : obat-obat penyebab hipotensi atau hypovolemia.


4. Patofisiologi

Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase
terminal dari berbagai penyakit jantung.Berkurangnya ke aliran darah coroner
berdampak padasupply o2 ke jaringan khusus pada otot jantung yang semakin
berkurang.hal ini akan menyebabkan isemik miokard pada fase awal,namun bila
berlanjut akan menimbulkan injuri sampai infak mikard.Bila kondisi tersebut tidak
tertangani dengan baik akan menyebabakn kondisi yang dinamakan syok kardiogenik.
Pada kondisi syok,metabolisme yang pada fase awal sudah mengalami perubahan pada
kondisi aenorab akan semakn memburuk sehingga produksi asam laktat terus
meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebatseperti terbakar maupun tertekan yang
menjalar sampai keleher dan lengan kiri,kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari
penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah.Semakn menurunya kondisi pada fase
syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi untuk memompa
darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnya cardiac output atau
berhenti sama sekali.Hal ini menyebabkan suplay darah mapun o2 sangat lah menurun
kejaringan,sehingga menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dingin
pada extrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatnya denyut nadiyang
berdampak pada penurunan tekanan darah juga tidak memperbaiki kondisi penurunan
kesadaran.Aktivitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang
berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR). Pada kondisi ini pengaktifan
system rennin, angieotensin dan aldostreron akan menambah retensi air dan natrium
menyebabkan prduksi urin berkurang(Oliguri< 30ml/jam.Penurunak kontraktilitas
miokard pada fase syok yang menyebabkan adanya peningkatan residu darah di
ventrikel,yang mana kondisi ini akan semakin memburuk pada keadaan regurgitasi
maupun stenosis valvular. Hal tersebut dapat menyebabkan bendungan vena pulmonalis
oleh akumuasi cairan maupun refluk aliran darah dan akhirnya memperberat kondisi
edema paru.
5. Manifestasi Klinis

Timbulnya kardiogenik syok dalam hubunganya dengan IMA dapat dikategorikan


dalam :
 Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infak akibat gangguan miokard
masih atau rupture dinding bebas ventrikel kiri.
 Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infak berulang.
 Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infak miokard disertai timbulnya bising
mitral sistolik,ruftur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai
atau tanpa nyeri dada,tetapi sering disertai sesajk nafas akut.
Keluhan nyeri dada pada infak miokardakut biasanya didaerah substernal ,rasa seperti
ditekan,diperas,seperti diikat,rasa dicekik dan disertai rasa takut.Rasa nyeri menjalar ke
leher,rahang,lengan dan pungung,Nyeri biasanya hebat,berlangsung lebih dari ½
jam,tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat.Syok kardiogenikyang berasal dari
penyakit jantung lainya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.
Manifestasi lain syok kardiogenik yang ditandai sebagai berikut :
 Tekanan darah sistol <90 mmHg
 Laju jantung > 100x/Menit
 Denyut nadi lemah
 Bunyi jantung berkurang
 Perubahan sensorium
 Kulit dingin,pucat,lembab
 Urine output<30 ml/jam
 Nyeri dada
 Disritmia
 Takipneu
 Krakles
 Penurunan curah jantung
 Indec cardiac <2.2/min/m2
 Peningkatan tekanan arteri pulmonary
 Peningkatan tekanan atrial kanan
 Peningkatan resisten vaskulersistemik

6. Pemeriksaan fisik

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan fiskik yang sering timbul:


 Gejala hipoperfusi jaringan kulit : dioforesis (kulit lembab),pucat,akral
dingin,sianosis,vena-vena pada punggung tangan dan kaki kolaps
 Gangguan fungsi mental, gelisah,brontak apatis,bingung, penurunan kesadaran hingga
koma.
 Oliguria (<30/jam)
 Pernafasan cepat (takipenia)dan dalam ,Ronkiakibat bendungan paru.
 Denyut nadi cepat(kecuali dijumpai blok A-V)
 Bunyi jantung lemah dengan bunyi jantung S3
 Prikardium diskinetik
 Bising jantung berasal dari disfungsi valvular (Aorta atau Mitral)
 Pulsus paradoksus pada infak atau tamponade jantung.
 Tekanan arterial sistolik < 90 mmhg (hipotensi absolute) atau paling tidak 60 mmhg
dibawah tekanan basal (hipotensi relative)

7. Penatalaksaan

Penatalaksanaan medis syok kardiogenik :


 Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.
 Berikan oksigen 8-15 liter /menit dengan menggunakan masker untuk mempertahan
kan PO2 70-120 mmHg
 Rasa nyeri akibat infak akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasai
dengan pemberian morfin.
 Koreksi hipoksia, ganguan elektrolit dan keseimbangan asam basa yang terjadi.
 Bila mungkin pasangkan CVP
 Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.
Medikamentosa
1. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri
2. Ansietas, bila cemas
3. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
4. Sulfas atrofin, bila frekuensi jantung <50x/menit.
5. Dopamin dan dobutamin ( inotropic dan kronotopik ), bila perfusi jantung tidak
adekuat,dosis dopamine 2-15 mikrogram /kg/m.
6. Dobutamin 2,5-10 mikrigram /kg/m bila ada dapat juga diberikan amrinonIV.
7. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
8. Diuretik/ furosemide 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan,digitalis
bila ada fibrilasi atau takikardi supraventrikel.

9. Pemeriksaan diagnostic
Evaluasi umum
a. Pemeriksaan laboratorium

 Elektrolit ; Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi


ginjal,terapi diuretic
 AGD, gagal ventrikelkiri ditandai alkalosisrespiratorikatau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida
 Enzim jantung ; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung
,missal infak miokard ( kreatini fosfokinase/ CPK ,isoenzim CPK dan
dehydrogenase laktal/LDH isoenzimLDH.
b. Radiologi
 Menunjukkan pembesaran jantung
 Edema paru interstisial / alveolar
 Mungkin ditemukan efusi pleura
c. Elektrokardiogram
Memberika evaluasi umum sepertu menunjukkan infark miokard akut atau dengan
gelombang Q.
10. Diagnosis
Diagnosis kemungkinan berikut ini harus dipertimbangkan dan dielemenir secara tepat
dan cepat. Akan tetapi tetap tidak boleh penundaan pemantauan hemodinamika dan
pemberian terapi seperti :
 Syok hipovolemik atau sepsis
 Disesksi aorta
 Emboli paru
 Tamponade jantung akut
 Pengaruh obat-obatan yang berlebihan
 Ketoasidosis diabetik
 Penyakit pembuluh darah otak
 Perdarahan internal akut
 Pneumothorax tension

11. Therapy / Tindakan Penanganan


 Etiologi syok harus ditentukan secepat mungkin
 Pemantauan hemodinamik
 Pemberian oksigen (kalau mungkin oksigen 28-48 % dengan venture mask)
 Menghilangkan nyeri dengan morfin bisa diberikan 4-8mg intravena
 Berikan dopamine 2-15ug/kg/m, norepineprin 2-20 ug/kg/m, atau dobutamin
2,5-10 ug/kg/m untuk meningkat tekanan perfusi arterial dan kontraktilitas.
 Cairan intravena mutlak diberikan, kalau mungkin berikan dextran 40
 Furosemide 40-80 mg.
 Bila mungkin pasang CVP.

12. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Data dasar pengkajian dengan syok kardiogenik didapat dengan data fokus pada :
a. Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit pada
kelembaban, kelemahan umum
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat AMI, penyakit arteri koroner, GJK, diabetes mellitus
Tanda : tekanan darah <90mmhg, nadi cepat, tidak kuat atau lemah.
c. Eliminasi
Gejala : produksi urine <30ml/jam
Tanda : Oliguri
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbul mendadak dan sangat hebat tidak hilang dengan
istirahan atau nitrogliserin
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang, kehilangan kontak mata,
perubahan frekuensi atau irama jantung.
e. Pernapasan
Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,
riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda : takipnea, napas dangkal.
2. Diagnosa Keperawatan Prioritas
a. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktiliti
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
metabolisme kurangnya nutrisi exogenous

NANDA NOC NIC


Penurunan curah jantung b/d Ketidakefektifan pompa Perawatan Cardiac
perubahan kontraktiliti jantung Aktivitas:
Definisi : keadaan pompa darahIndikator : 1. Evaluasi nyeri dada
oleh jantung yang tidak adekuat
1. Tekanan darah (hasil yang 2. Melakukan penilaian yang
untuk mencapai kebutuhan diharapkan) komprehensip terhadao
metabolisme tubuh 2. Kecepatan jantung yang sirkulasi periferal
diharapkan 3. Dokumentasi adanya kardiak
Batasan karakteristik : 3. Indeks jantung yang disritmia
1. Perubahan kecepatan diharapkan 4. Catat tanda dan gejala
jantung/irama 4. Aktifitas toleransi yang 5. Monitor frekuensi tanda vital
2. Bradikardi diharapkan, nadi periper kuat 6. Monitor status
3. Bradikardi 5. Ukuran jantung normal 7. Monitor disritmia kardiak
4. Perubahan EKG 6. Warna kulit 8. Monitor status repirasi
5. Palpitasi 7. Distensi vena leher tidsk ada 9. Monitor abdomen untuk
6. Takikardi 8. Disaritmia tidak ada adanya indikasi penurunan
7. Perubahan preload 9. Bunyi jantung normal perfusi
8. Edema 10. Angina tidak ada 10. Monitor keseimbangan
9. Penurunan tekanan arteri paru 11. Edema periper tidak ada cairan.
10. Kelemahan 12. Edema pulmonal tidak ada 11. Monitor pacemaker
11. Peningkatan tekanan vena 13. Diaporesis tidak ada 12. Evaluasi respon pasien pada
central 14. Kelebihan yang ekstrim tidak ektopi atau disritmia
12. Peningkatan tekanan arteri ada 13. Evaluasi repon pasien
paru terhadap pengobatan anti
13. Distensi vena jugularis Status sirkulasi aritmia
14. Murmur Indikator: 14. Instuksi pasien dan keluarga
15. Peningkatan BB 1. Tekanan darah yang untuk pembatasan gerak
16. Perubahan afterload diharapkan 15. Monitor intoleransi aktivitas
17. Kulit berkeringat 2. Tekanan nadi yang diharapkan pasien.
18. Dispnea 3. Tekanan vena central yang
19. Penurunan nadi periper diharapkan
20. Penurunan resistensi 4. Tekanan pulmonal paru yang
pembuluh darah pulmonal diharapkan
21. Penurunan tekanan darah 5. Hipotensi ortostatik tidak ada
sistemik 6. Kecepatan jantung yang
22. Oliguria diharapakan
23. Pengisian kembali darah 7. Bunyi jantung normal
perifer 8. Angina tidak ada
24. Perubahan warna kulit 9. Gas darah yang diharapkan
25. Ronki basah 10. Penurunan indeks volume
26. Batuk gerak
27. Penurunan indeks volume 11. Penurunan indeks jantung
gerak 12. Ortopnea
28. Penurunan indeks jantung 13. Dispnea nocturnal
29. Ortopnea paroksismal
30. S3 atau s4 (bunyi jantung) 14. S3 atau s4 (bunyi Jantung)
31. Tingkah laku emosional 15. Tingkah laku/emosional
32. Kegelisahan/ keresahan 16. Asites tidak ada
17. Kelemahan ekstrim tidak ada
Ketidakseimbangan nutrisi Status nutrisi : Manajemen nutrisi
kurang dar kebutuhan tubuh Indikator : Aktifitas :
b/d peningkatan metabolisme 1. Intake nutrisi 1. Menanyakan pasien memiliki
Definisi: keadaan metabolisme 2. Intake makan minum alergi makanan apapun
yang mengalami kekurangan 3. Energi 2. Memastikan preferensi
asupan nutrisi untuk memenuhi 4. Massa tubuh makanan pasien
kebutuhan metabolisme 5. Berat badan 3. Bekerjasama dengan ahli gizi
6. Tindakan biokimia tentang jumlah kalori yang
Batasan karakteristik: 7. Asupan makanan melalui oral tepat dan jnis gizi yang
1. Kram abdomen diperlukan untuk memenuhi
2. Nyeri abdomen Status Nutrisi : intake persyaratan gizi
3. Keengganan untuk makan makanan dan cairan 4. Mendorong asupan kalori
4. BB kurang dari 20% atau Indikator : yang tepat bagi tubuh
lebih di bawah ideal 1. Asupan makanan melalui 5. Mendorong peningkatan
5. Kapiler rapuh selang asupan protein besi dan
6. Diarrhea 2. Asuoan cairan melalui oral vitamin C yang sesuai
7. Rambut rontok 3. Asupan total parenteral nutrisi 6. Menawarkan makanan ringan
8. Bising usus hiperaktif 4. Asupan cairan 7. Memberikan makanan ringan,
9. Kurangnya makanan bubur yang sesuai
10. Kurang informasi 8. Menyediakan pengganti gula
11. Kehilangan BB dengan 9. Memastikan bahwa diet
intake yang adekuat termasuk makanan tinggi
12. Miskonsepsi serat untuk mencegah
13. Luka membran mukosa sembelit
14. Merasa tidak mampu 10. Menawarkan bumbu-bumbu
menelan makanan rempah sebagai alternatif
15. Kehilangan tonus otot garam
16. Luka rongga mulut 11. Menyediakan pasien dengan
17. Steatorhea tinggi protein, kalori tinggi,
18. Kelemahan otot menelan bergizi dan minuman yang
atau mengunyah mudah dikonsumsi
12. Memantau rekaman asupan
gizi konten dan kalori
13. Menimbang pasien interval
waktu yang tepat
14. Memberikan informasi yang
tepat tentang kebutuhan gizi

3. Intervensi Keperawatan
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penurunan reflek batuk
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukan jalan nafas
paten
Kriteria hasil :
a. tidak ada suara snoring
b. tidak terjadi aspirasi
c. tidak sesak nafas
intervensi :
1. kaji kepatenan jalan nafas
2. evaluasi gerakan dada
3. auskultasi bunyi nafas bilateral, catat adanya rongki
4. catat adanya dipsnu,
5. lakukan pengisapan lendir secara berkala
6. berikan fatofisiologi dada
7. berikan obat bronkodilator dengan aerosol
2) kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar
tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien dapat menunjukan oksigenasi
dan ventilasi adekuat
kriteria hasil :
a. GDA dalam rentang normal
b. Tidak ada sesak nafas
c. Pertahankan posisi duduk semifowler
Intervensi :
1. auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
2. catat bunyi jantung
3. palpasi nadi perifer
4. pantau status hemodinamik
5. kaji adanya pucat dan sianosis
6. pantau intake dan output cairan
7. pantau tingkat kesadaran
8. berikan oksigen tambahan
9. berikan obat diuretik, vasolidilator
10. pantau pemeriksaan laboratorium
3) kelebihan volume cairan b.d meningkatnya produksi ADH dan retensi
natrium/air.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mendemonstrasikan
volume cairan seimbang
Kriteria hasil :
a. masukan dan haluaran cairan dalam batas seimbang
b. bunyi nafas bersih
c. status hemodinamik dalam batas normal
 berat badan stabil
 tidak ada edema
intervensi :
1) pantau/hitung haluaran dan masukan cairan setiap hari
2) kajia adanya distensi vena jugularis
3) ubah posisi
4) auskultasi bunyi nafas, catat adanya krekels, mengi
5) pantau status hemodinamik
6) berikan obat diuretik sesuai indikasi

4. evaluasi
berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal
gejala-gejala syok, mengetahui dan mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas
dan efesien kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita mengalami
syok.

Anda mungkin juga menyukai