Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN

ALAT PELINDUNG DIRI

RUMAH SAKIT ISLAM GARAM KALIANGET

Jl. Raya Kalianget No 1 Kalianget-Sumenep – 69471

Telp. (0328) 664350 , 667433, 661713

fax. (0328) 667433

e-mail: rsi_garam@yahoo.co.id
Jl. Raya Kalianget No. 1
Yarisga Kalianget
Kalianget- Sumenep - 69471
RSI Garam Kalianget TeIp. [0328] 664350 , 667433
Fax. [0328] 667433
Ramah, Senyum, Ikhlas, Ghirah & Kekeluargaan E-mail : rsi_garam@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RSI GARAM KALIANGET

Nomor : ....................................

TENTANG

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI

RSI GARAM KALIANGET

Bismillahirrahmanirrahim

Direktur RSI Garam Kalianget :

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Islam Garam Kalianget perlu untuk


selalu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui
peningkatan mutu secara berkesinambungan.
b. Bahwa Akreditasi Rumah Sakit merupakan salah satu
Instrumen peningkatan mutu berkelanjutan dan kewajiban
bagi Rumah Sakit sesuai ketentuan pemerintah
c. Bahwa dalam pelaksanaan dan persiapan Akreditasi
diperlukan panduan alat pelindung diri.
d. Bahwa untuk kepentingan tersebut huruf a s/d c di atas,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSI Garam
Kalianget
Mengingat : 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. PerMenKes RI No 59.B/MenKes/Per/II/1998 tentang
Pengaturan cara-cara Akreditasi Rumah Sakit

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM GARAM


KALIANGET TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ALAT
PELINDUNG DIRI RSI GARAM KALIANGET TAHUN 2017
Kesatu : Memberlakukan Panduan Alat Pelindung Diri RSI Garam
Kalianget sebagaimana terlampir bersama Surat Keputusan ini

Kedua : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya


dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang
perlu penyempurnaan, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kalianget

Pada Tanggal : 2 Maret 2016

Direktur,

dr. Budi Herlambang

Tembusan Yth :
1. ………………………
2. Dst

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Alat Pelindung Diri RSI
Garam Kalianget ini berhasil disusun.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RSI
Garam Kalianget yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan pedoman ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan
RSI Garam Kalianget yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan
pedoman ini, serta seluruh staf di RSI Garam Kalianget yang telah dan akan
berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses
monitoring dan evaluasi pedoman ini.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Kalianget, 2 Maret 2016

Penulis

4
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR.................................................................................ii


KATA PENGANTAR....................................................................................................iiv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................1
B.Tujuan..................................................................................................................2
BAB II DEFINISI..........................................................................................................3
BAB III RUANG LINGKUP............................................................................................5
A.Lingkup Area........................................................................................................5
B.Kewajiban Dan Tanggung Jawab..........................................................................5
C.Klasifikasi Alat Pelindung Diri..............................................................................6
BAB IV TATA LAKSANA...............................................................................................7
A.Prinsip Umum......................................................................................................7
B.Prinsip Khusus.....................................................................................................7
C. Lain – lain..........................................................................................................16
BAB V DOKUMENTASI..............................................................................................25
BAB VI PENUTUP......................................................................................................26

5
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu upaya dalam mencegah kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
yaitu dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Sebenarnya pemakaian APD
adalah pilihan terakhir dimana dari beberapa tahap pencegahan Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) ataupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) tahap sebelumnya adalah
pencegahan secara teknis yaitu pencegahan yang sebagian besar berhubungan
dengan struktur bangunan, dimana desain bangunan dibuat sedemikian rupa agar
kejadian KAK ataupun PAK tidak terjadi atau minimal dapat diminimalisir seperti
pemasangan lantai kasar (anti slip) pada area dapur, pembuatan dinding kedap suara
pada daerah genset dan masih banyak lagi. Sedangkan pencegahan tahap berikutnya
apabila secara teknis tidak memungkinkan yaitu administrasi yaitu pembuatan
prosedur pengoperasian peralatan atau SOP, pemeriksaan kualitas air limbah,
kebisingan, pencahayaan dan sebagainya. Adapun pencegahan yang ketiga atau
terakhir adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dimana pencegahan secara
teknis maupun administrasi tidak dapat dilakukan atau didapatkan hasil yang
kurang memuaskan.
Salah satu sasaran program pencegahan dan pengendalian infeksi adalah
petugas kesehatan, selain pasien itu sendiri, pengunjung atau keluarga pasien serta
lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan menjadi salah sasaran program, karena
terbukti bahwa infeksi nosokomial atau HAIS terjadi oleh karena beberapa factor yang
saling mempengaruhi, yaitu peralatan atau devices, prosedur atau metode, kondisi
pasien itu sendiri, serta peranan petugas kesehatan. Petugas kesehatan memegang
peranan penting dalam resiko terjadinya infeksi, di sisi lain keselamatan dan
keamanan petugas kesehatan juga menjadi tujuan utama program pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit, sebagaimana tercantum dalam kewaspadaan
Kewaspadaan Standar (Standart Precaution).
Salah satu upaya menjamin putusnya rantai penularan infeksi oleh petugas
kesehatan, serta upaya perlindungan terhadap petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan adalah penggunaan alat pelindung diri (APD). Penggunaan alat
pelindung diri secara tepat dan benar akan sangat membantu keberhasilan

1
pencegahan pengendalian infeksi dan keselamatan kerja petugas kesehatan.
Sebaliknya, penggunaan alat pelindung diri yang kurang tepat, tidak saja beresiko
terjadi infeksi pada pasien, namun juga berisiko terhadap keselamatan petugas itu
sendiri. Penggunaan APD yang tidak tepat juga akan menyebabkan penambahan
biaya operasional di RS. Oleh sebab itu, perlu disusun panduan penggunaan APD
yang benar, agar dapat dijadikan acuan bagi setiap petugas kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya.
Pemakaian APD pada rumah sakit sebenarnya pada prinsipnya sama dengan
pemakaian APD pada umumnya hanya pada rumah sakit lebih banyak difokuskan
pada potensial hazard terbesar yaitu bahaya infeksius sehingga dalam pemilihan APD
misalnya masker perlu diperhatikan kualitas filter masker agar kuman penyakit yang
ukurannya beberapa mili mikron tidak dapat menembus masker tersebut.
Dalam manajemen APD beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
2. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahan dan
kebutuhan/kenyamanan pemakai
3. Pelatihan
4. Penggunaan, perawatan dan penyimpanan
5. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
6. Pembinaan
7. Inspeksi
8. Evaluasi dan pelaporan

B.Tujuan

1. Agar setiap karyawan mengenal dan memahami berbagai macam Alat


Pelindung Diri yang disediakan di RSIGK
2. Agar setiap karyawan mengetahui, memahami dan mengikuti petunjuk
penggunaan Alat Pelindung Diri
3. Untuk mencegah resiko kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat
kerja
4. Untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan petugas kesehatan
melalui penggunaan APD yang tepat

2
BAB II

DEFINISI

1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai


kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di rumah sakit
2. Alat pelindung kaki adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kaki dari tertimpa atau benturan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, bahan kimia, terinfeksi bahan
patogen dan jasad renik, tergelincir
3. Pakaian pelindung adalah pakaian yang berfungsi untuk melindungi
badan atau seluruh tubuh dari bahaya temperature panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api atau benda-benda panas, percikan bahan kimia, cairan
dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan
bahan, tergores, radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur
4. Helmet adalah alat pelindung kepala yang terbuat dari bahan khusus
sehingga tahan terhadap benda jatuh dan kejutan arus listrik (2.000-20.000
volt)
5. Tundung kepala (topi) adalah alat pelindung yang terbuat dari kain atau
serat kain halus yang dipergunakan sebagai penutup rambut agar rambut
atau partikel rambut tidak jatuh pada saat bekerja
6. Goggles adalah alat pelindung wajah/mata yang lebih baik dari
kacamata (savety glasess) karena terpasang dekat wajah
7. Masker adalah alat pelindung wajah yang menutupi mulut dan hidung
untuk melindungi dari penularan zat patogen, jasad renik atau bahan kimia
agar tidak masuk ke tubuh
8. Sarung tangan adalah alat pelindung tangan dan jari-jari tangan yang
terbuat dari bahan karet, kulit atau logam baik digunakan dalam keadaan
steril ataupun non steril
9. Sepatu adalah alat pelindung kaki pemakainya yang dapat terbuat dari
karet, kulit atau bahan lainnya
10. Pakaian pelindung adalah baju yang terbuat dari kain yang
dipergunakan sebagai pelindung dari bahaya infeksi baik bagi pemakai dan
pasien, dipakai di ruang khusus kamar operasi, HCU dan ruang bayi

3
11. Apron radiologi adalah alat pelindung tubuh terbuat dari bahan
campuran logam khusus yang melindungi dari efek radiasi sinar rontgen
12. Celemek adalah sejenis apron terbuat dari bahan plastik atau karet yang
berguna untuk menahan darah atau cairan tubuh pasien

4
BAB III

RUANG LINGKUP

A.Lingkup Area

1. Pelakasana panduan ini adalah terdiri dari :


a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf Profesional lainnya
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan panduan Alat Pelindung Diri
(APD) adalah :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. Instalasi Gawat Darurat
c. Instalasi Kamar Bedah
d. HCU
e. Unit laboratorium
f. Unit Radiologi
g. Instalasi Rawat Inap :
 Paviliun Arofah
 Paviliun Shofa
 Paviliun Marwah

B.Kewajiban Dan Tanggung Jawab

1. Seluruh staf rumah sakit wajib memahami tentang panduan-panduan


APD
2. Perawat yang bertugas (perawat penanggung jawab pasien) bertanggung
jawab melakukan panduan APD
3. Kepala instalasi/kepala ruangan
a. Memastikan seluruh staf di instalasi memahami panduan APD
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan panduan
APD
4. Manager
a. Memantau dan memastikan panduan APD ini dikelola dengan
baik oleh Kepala Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan APD

5
C.Klasifikasi Alat Pelindung Diri

Jenis APD menurut bagian tubuh yang dilindungi (Atjo Wahyu, 2008) terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Alat pelindung kepala :
a. Topi pengaman atau helmet
b. Tudung atau topi
c. Tutup kepala
2. Alat pelindung mata dan muka :
a. Goggles
b. Tameng wajah (face shield) atau topeng las (welding helmet)
c. Masker terdiri dari masker bedah (surgical mask), masker isolasi
pernafasan (N95), masker kimia dan masker respirator
3. Alat pelindung tangan :
a. Sarung tangan dari bahan karet, kulit atau kain
b. Sarung tangan yang tahan bahan kimia
4. Alat pelindung kaki :
a. Sepatu kulit
b. Sandal karet nitrile tertutup
5. Alat pelindung badan :
a. Pakaian pelindung (baju) untuk area khusus kamar operasi, HCU,
neonatal
b. Scot kain atau plastik atau celemek
c. Apron pelindung radiasi

BAB IV

TATA LAKSANA

6
A.Prinsip Umum

1. Berkaitan dengan kesehatan tempat kerja dan keselamatan pasien,


maka rumah sakit harus menyediakan APD yang sesuai bagi setiap petugasnya
dalam jumlah yang cukup
2. APD yang bersifat disposable harus dibuang setelah digunakan satu
kali, sedangkan APD reusable harus dibersihkan, dicuci dan disimpan setelah
digunakan
3. Jenis-jenis APD meliputi :
a. Sarung tangan untuk melindungi tangan
b. Gaun/apron untuk melindungi kulit atau pakaian
c. Masker dan respirator untuk melindungi mulut dan hidung, respirator
digunakan untuk melindungi saluran nafas dari bahan menular yang
ditransmisikan secara airborne
d. Goggle untuk melindungi mata
e. Face shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah, mata,
hidung dan mulut
f. Sepatu boot untuk melindungi kaki
4. Pemilihan APD dipengaruhi oleh :
a. Jenis paparan yang diantisipasi dapat terjadi percikan atau kontak
langsung atau sentuhan, kategori kewaspadaan isolasi (droplet, kontak,
airborne)
b. Jangka waktu pemakaian dan kesesuaian terhadap pekerjaan yang
dilakukan
c. Kenyamanan

B.Prinsip Khusus

1. Sarung Tangan
a. Digunakan untuk perawatan pasien, perawatan lingkungan rumah sakit
dan tujuan lainnya
b. Biasanya terbuat dari bahan vinyl, latex, nitrile atau lainnya
c. Indikasi pemakaian sarung tangan
Saat akan melakukan tindakan yang kontak atau diperkirakan akan terjadi
kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh,
selaput lender pasien, dan benda yang terkontaminasi
1. Jenis sarung tangan :
a. Sarung tangan bersih
b. Sarung tangan steril
c. Sarung tangan rumah tangga :

7
d. Sarung tangan medis bersifat disposable, sedangkan sarung tangan
rumah tangga dapat dipakai ulang (reusable)
e. Prinsip dasar penggunaan sarung tangan :
1) Gunakan sepasang, tidak untuk satu tangan saja
2) Lakukan pekerjaan mulai dari hal bersih menuju yang kotor
3) Batasi menyentuh bahan-bahan terkontaminasi, lindungilah diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
4) Jangan menyentuh wajah atau memperbaiki APD wajah dengan
sarung tangan yang sudah terkontaminasi
5) Jangan menyentuh permukaan lingkungan pasien kecuali saat
diperlukan selama perawatan pasien
6) Ganti sarung tangan jika robek atau tampak sangat kotor setelah
digunakan pada satu pasien
7) Buanglah sarung tangan bekas pakai pada tempat sampah
infeksius
8) Jangan pernah mencuci atau menggunakan kembali sarung
tangan disposable
9) Sarung tangan tidak kebal terhadap tusukan
10) Tetaplah berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dengan
peralatan medis yang bersifat tajam
11) Sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan
12) Pada sarung tangan bisa didapati robekan kecil yang tak tampak
sebelum digunakan, tangan yang kotor dapat menjadi sumber
kontaminasi melalui robekan tersebut
13) Tangan harus bersih dan benar-benar kering sebelum
menggunakan sarung tangan. Bakteri dapat berkembang dengan cepat
pada kulit yang lembab dibawah sarung tangan, oleh karenanya petugas
harus mencuci tangan segera setelah melepas sarung tangan
14) Tidak direkomendasikan mencuci sarung tangan dengan sabun,
chlorhexidine atau alkohol sebelum digunakan, karena dapat
menyebabkan micropuncture yang memungkinkan cairan merembes
melalui lubang kecil tersebut
f. Perbedaan beberapa sarung tangan

JENIS INDIKASI KETERANGAN BAHAN DASAR


Sarung tangan untuk Prosedur Non steril, single Natural rubber
pemeriksaan pasien pemeriksaan, use disposable. latex (NLR)
prosedur non Gunakan satu Nitrile.
Polyvinyl
bedah lainnya yang pasang untuk

8
kontak dengan satu pasien. chloride (vinyl)
selaput lendir, Buang sarung and other
prosedur tangan bekas synthetics
laboratorium pasien dengan
benar
Sarung tangan Prosedur Steril, single use Natural rubber
pembedahan pembedahan disposable. latex (NRL).
Gunakan untuk Nitrile.
Kombinasi latex
satu pasien,
dan synthetics.
buang sarung
tangan bekas
pakai dengan
benar
Sarung tangan non Prosedur rumah Biasanya lebih NLR and nitrile
medis tangga tahan tusukan or chloroprene
(pembersihan, atau bahan blends.
Neoprene.
desinfeksi). kimia. Bersihkan
Nitrile.
Menangani benda setelah dipakai, Buthyl Rubber.
tajam atau bahan reusable
kimia. Tidak untuk
perawatan pasien

g. Pemilihan sarung tangan :


1. Gunakan sarung tangan yang bersih atau non steril untuk
perawatan rutin pasien, steril untuk prosedur invasive
2. Sarung tangan karet yang tebal untuk membersihkan instrument,
menangani linen kotor atau menangani percikan atau tumpahan darah
atau cairan tubuh. Sarung tangan ini dapat dicuci dan digunakan
kembali
3. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai
4. Periksalah sebelum digunakan, apakah ada kebocoran atau
robekan, jangan gunakan sarung tangan yang robek karena tidak
memberikan perlindungan yang optimal
h. Menggunakan sarung tangan :
1. Cucilah tangan sesuai prosedur dan pastikan tangan kering
2. Ambillah sarung tangan yang pertama pada bagian pergelangan

9
3. Gunakan sarung tangan yang pertama, kembangkan dan tarik ke
arah tangan sehingga setiap jari masuk ke dalamnya
4. Ulangi untuk tangan yang satunya
i. Melepaskan sarung tangan :
1. Ketika melepaskan APD, lepaskan sarung tangan terlebih dahulu
2. Pegang bagian luar sarung tangan, dekat manset atau
pergelangan dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan lainnya. Tarik
sarung tangan, sehingga mengubah posisi bagian dalam menjadi posisi
di luar, dan peganglah dengan tangan lain yang masih memakai sarung
tangan
3. Dengan ibu jari atau jari telanjang, kaitlah sarung tangan yang
masih terpakai dari bagian dalam menjadi berada di luar. Sarung tangan
yang pertama kali dilepas, berada di dalam sarung tangan yang kedua
4. Buanglah sarung tangan ke dalam sampah infeksius
5. Segera lakukan prosedur cuci tangan
6. Contoh prosedur melepas sarung tangan (pada lampiran kedua)
2. Gaun/Skort/Apron
a. Gaun/skort/apron dipergunakan untuk memberikan
perlindungan terhadap pakaian atau kulit tubuh petugas dari resiko
terpapar darah dan cairan tubuh pasien atau cairan tubuh baik melalui
percikan ataupun tumpahan
b. Gaun yang bersifat reusable, hendaknya dicuci setiap hari atau
sesering mungkin jika tampak kotor
c. Gaun tahan air digunakan pada tindakan yang beresiko tinggi
terpapar bahan-bahan infeksius, misalnya tindakan pembedahan,
pertolongan partus dan sebagainya
d. Petugas harus melepaskan gaun sebelum meninggalkan tempat
kerja
e. Menggunakan gaun :
1. Cuci tangan dan keringkan
2. Peganglah gaun pada bagian leher dalam untuk membuka lipatan
3. Masukkan tangan ke dalam lengan gaun
4. Ikat tali leher
5. Upayakan bagian belakang gaun menutup sempurna pakaian
petugas, ikat tali pinggang dengan baik, jika diperlukan minta
bantuan petugas yang lain
f. Melepaskan gaun :
1. Lepaskan gaun setelah melepas sarung tangan
2. Jika ikatan pinggang di bagian depan, lepaskan terlebih dahulu
ikatan tali pinggang sebelum melepas sarung tangan
3. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10
4. Lepaskan ikatan tali leher
5. Lepaskan gaun dengan cara mendorong gaun ke bawah, dan
kedua tangan memegang bagian dalam lengan gaun, sehingga bagian
dalam gaun berada di luar
6. Gulung gaun, letakkan di wadah linen kotor infeksius
g. Jika gaun reusable dan digunakan hanya sebentar, gaun dapat
digunakan kembali untuk pasien yang sama. Pada akhir shift kerja, gaun
harus diturunkan untuk dicuci
h. Turunkan gaun yang kotor sesuai prosedur yang benar dan
segera lakukan cuci tangan untuk menghindari kontaminasi terhadap
orang lain maupun lingkungan
i. Indikasi pemakaian gaun :
1. Membersihkan luka
2. Tindakan drainase
3. Mengeluarkan cairan terkontaminasi ke dalam lubang
pembuangan (WC atau toilet)
4. Menangani pasien perdarahan pasif
5. Tindakan bedah
6. Perawatan gigi
7. Tindakan penanganan alat yang memungkinkan pencemaran
atau kontaminasi pada pakaian petugas
8. Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi darah
atau cairan

3. Masker dan Respirator


a. Tujuan penggunaan masker adalah untuk melindungi mulut,
hidung dan saluran nafas dari inhalasi mikroorganisme yang
ditransmisikan secara droplet (seperti M. Tuberculosis, Varicella,
Meningococcal Meningitis). Sedangkan masker respirator (misalnya N95)
mampu melindungi saluran nafas dari mikroorganisme yang
ditransmisikan secara droplet maupun airborne (seperti virus SARS, Avian
Influenza).
b. Masker mampu melindungi pasien dari mikroorganisme yang
berasal dari petugas pemakai masker, dan sebaliknya melindungi petugas
dari partikel droplet yang mungkin terpercik saat tindakan dilakukan
pada pasien
c. Petugas kesehatan maupun pengunjung harus menggunakan
masker apabila mengunjungi atau melakukan tindakan perawatan
terhadap pasien menular melalui droplet atau airborne

11
d. Pasien menular secara droplet atau airborne wajib menggunakan
masker ketika ditransfer dari satu unit ke unit pelayanan lain di rumah
sakit
e. Masker disposable digunakan selama 4-6 jam, setelah itu
dibuang. Masker disposable tidak boleh disimpan dalam tas dan
digunakan kembali. Jika masker basah oleh percikan darah atau cairan
tubuh, harus segera diganti dengan menggunakan sarung tangan dan
ikuti dengan tindakan mencuci tangan
f. Pemilihan masker :
1. Masker bedah digunakan pada keadaan dimana terdapat resiko
percikan darah, cairan tubuh atau kontak dengan pasien menular
secara droplet
2. Masker respirator atau N95 digunakan pada keadaan dimana
terdapat resiko penularan secara airborne
3. Menggunakan masker
4. Melepaskan masker
5. Perhatian
g. Menggunakan masker :
1. Cuci tangan dan keringkan
2. Ambil masker bersih dari tempat penyimpanannya
3. Pastikan ukuran masker pas dan nyaman digunakan
4. Jika menggunakan kacamata, pastikan tepi atas masker berada
dibawah kacamata
h. Melepaskan masker :
1. Lepaskan masker, pegang hanya pada talinya. Hindari memegang
bagian depan masker
2. Buanglah pada tempat sampah infeksius yang tersedia
i. Perhatian :
1. Masker tidak dapat digunakan pada wajah yang berjenggot

4. Kaca mata Google


a. Pelindung wajah atau mata (kacamata/google, faceshield) harus
digunakan setiap kali petugas melakukan kegiatan yang beresiko
terpercik darah atau cairan tubuh pada wajah atau mata (misalnya saat
melakukan suction endotracheal atau tracheostomy, suction tenggorok,
dan sebagainya)

5. Faceshield (Pelindung wajah )

12
a. Faceshield dapat melindungi wajah, mata dan mulut pada situasi
beresiko tinggi. Masker dapat ditambahkan jika ada kemungkinan
penyebaran infeksi secara airborne
b. Kacamata tidak menggantikan pelindung wajah, sebaiknya
disediakan google yang dapat digunakan bersama kacamata
c. Pelindung wajah atau mata harus dicuci dan didekontaminasi
setelah digunakan
d. Pilihlah google yang terbuat dari lapisan polikarbonat jernih yang
melindungi dahi dan bagian samping mata. Sebaiknya google bersifat
optik yang jelas, anti distorsi sehingga tidak mengganggu pandangan
mata petugas
e. Menggunakan pelindung wajah atau mata
f. Pastikan posisi pelindung mata cukup aman melintasi jembatan
hidung dan menutupi kedua mata secara sempurna. Posisi pelindung
mata berada tepat diatas masker yang menutupi hidung
g. Melepaskan pelindung wajah atau mata
h. Lepaskan pelindung wajah atau mata dan pada wadah yang
tersedia untuk dibersihkan dan didekontaminasi sebelum digunakan
kembali

6. Sepatu Boot
a. Sepatu boot digunakan untuk melindungi petugas terpercik darah
atau cairan tubuh pada kaki
b. Sepatu boot harus digunakan pada tempat yang beresiko
kontaminasi tinggi, lantai yang basah atau saat pembersihan lantai
c. Pemilihan sepatu boot : sepatu boot harus dapat dicuci ulang,
dan bersifat kedap air. Alas sepatu tidak boleh licin jika digunakan di
lantai yang basah. Sebaiknya gunakan sepatu karet atau alas yang
menutupi seluruh ujung dan telapak kaki
d. Melepas sepatu boot : lepaskan sepatu boot pada langkah akhir
melepas APD, dan segera lakukan cuci tangan

e. Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Alat pelindung diri sebaiknya selalu tersedia di setiap ruangan
dalam keadaan siap pakai
2. Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap pasien
3. Setiap alat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan
segera diganti

13
4. Alat kotor ditempatkan dalam tempat penampungan sementara
tanpa mencemari lingkungan
5. Alat tersebut diproses dengan kontamimasi, pencucian dan
sterilisasi atau dibuang

7. Tutup Kepala
a. Tutup kepala atau topi digunakan untuk melindungi kepala dan rambut
dari percikan darah atau cairan tubuh, mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap
alat-alat atau daerah steril dan juga sebaliknya untuk meli ndungi kepala
atau rambut petugas dari percikan bahan-bahan terinfeksi dari pasien
b. Pemilihan tutup kepala : sebaiknya pilihlah tutup kepala yang
disposable dan tahan air
c. Mengenakan tutup kepala : gunakan tutup kepala sehingga menutupi
seluruh kepala dan rambut
d. Melepaskan tutup kepala :
1. Lepaskan tutup kepala dengan memegang bagian dalam tutup
kepala, dan lipat atau gulung keluar, sehingga bagian dalam tutup
kepala berada di luar
2. Buanglah di tempat sampah infeksius
3. Lakukan prosedur cuci tangan
e. Indikasi pemakaian tutup kepala :
1. Saat melakukan tindakan yang memerlukan area steril yang luas
2. Saat akan melakukan tindakan operasi di kamar operasi

C. Lain – lain

1. Urutan Penggunaan APD Lengkap


a. Cuci tangan
b. Pakai sepatu boot atau shoe cover
c. Cuci tangan
d. Pakai tutup kepala
e. Pakai masker
f. Pakai gaun
g. Pakai apron atau skort tahan air
h. Gunakan pelindung mata
i. Cuci tangan dan keringkan
j. Pakai sarung tangan

2. Pemilihan APD Sesuai Jenis Pajanan

14
JENIS PAJANAN CONTOH TINDAKAN PILIHAN APD
Resiko rendah : 1. Injeksi Sarung tangan tidak
1. Kontak dengan kulit 2. Perawatan luka
esensial
2. Tidak terpajan darah
ringan
langsung
Resiko sedang : 1. Pemeriksaan pelvis Sarung tangan
Kemungkinan terpajan darah 2. Insersi IUD Mungkin perlu gaun
3. Melepas IUD
namun tidak ada percikan pelindung
4. Pemasangan
infus/kateter
intravena
5. Penanganan
spesimen
laboratorium
6. Perawatan luka
berat
7. Ceceran darah
Resiko Tinggi : 1. Tindakan bedah Sarung tangan
1. Kemungkinan terpajan Apron
mayor
Baju pelindung
darah dan kemungkinan 2. Tindakan bedah
Kacamata pelindung
terkena cairan mulut Masker
2. Perdarahan masiv 3. Persalinan sepatu boot
normal/pervagina

3. Ringkasan Manfaat APD Untuk Petugas

JENIS APD TERHADAP PASIEN TERHADAP PETUGAS


KESEHATAN
Sarung tangan Mencegah kontak Mencegah kontak tangan
mikroorganisme yang ada petugas terhadap
pada tangan petugas darah/cairan tubuh
kesehatan kepada pasien penderita lain, selaput
lendir, kulit yang tidak
utuh atau
alat/permukaan yang
telah terkontaminasi
Masker Mencegah kontak droplet Mencegah membran
dari mulut, hidung mukosa petugas

15
petugas kesehatan yang kesehatan (hidung dan
mengandung mulut) terpapar dengan
mikroorganisme dan percikan darah/cairan
terpercik saat bernafas, tubuh pasien
bicara, batuk kepada
pasien
Kacamata pelindung Mencegah membran
mukosa petugas
kesehatan kontak dengan
percikan darah/cairan
tubuh
Tutup kepala Mencegah jatuhnya
mikroorganisme dari
rambut/kulit kepala ke
daerah steril
Gaun atau baju kerja Mencegah kontak Mencegah kulit petugas
mikroorganisme dari kesehatan kontak dengan
tangan, tubuh,dan percikan darah/cairan
pakaian petugas tubuh pasien
kesehatan kepada pasien
Sepatu pelindung Mengurangi Mencegah perlukaan kaki
kemungkinan terbawanya atau benda tajam yang
mikroorganisme dari terkontaminasi/terjepit
ruangan lain/luar benda berat/kejatuhan
ruangan alat kesehatan/menginjak
benda tajam dan
mencegah kontak dengan
darah dan cairan tubuh
lainnya

4. Hal-hal Yang Perlu Dihindari Dalam Penggunaan APD


a. Petugas tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
b. Sarung tangan hanya digunakan pada satu tangan terutama tangan
kanan
c. Sarung tangan hanya digunakan pada saat menyentuh benda yang
menjijikkan saja (contoh : urin, feses, muntah)

16
d. Sarung tangan yang sudah selesai digunakan diletakkan diatas meja,
tidak segera dibuang ke tempat sampah infeksius
e. Masker digunakan untuk menutupi leher petugas atau dikalungkan
f. Masker dibawa keluar ruangan perawatan atau tindakan
g. Masker diselipkan dalam saku baju petugas untuk digunakan kembali
h. Tidak segera melakukan kebersihan tangan setelah melepaskan APD
(terutama sarung tangan atau baju kerja)
i. Gaun atau baju kerja dibawa keluar ruangan untuk melanjutkan
pekerjaan lain
j. Masker dan sarung tangan dianggap bukan barang infeksius
k. Malas menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan alasan panas
dan licin
l. Petugas dalam bekerja tidak menggunakan sepatu untuk melindungi
kaki

5. Area Penggunaan APD


NO. UNIT/INSTALASI APD YANG DIGUNAKAN
1. Instalasi Kamar Bedah 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi
2. Health Care Unit (HCU) 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu/sandal tertutup
bagian depannya
6. Tutup kepala/topi
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi
4. Poli Gigi 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Google
5. UnitLaboratorium 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron
3. Masker
4. Sepatu/sandal yang tertutup
bagian depannya
6. Linen/Loundry 1. Sarung tangan

17
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi

7. Spoelhock Di setiap unit


1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi

8. Ruang Rawat Inap 1. Sarung tangan


2. Masker
3. Google
4. Gaun/apron
9. Kamar Bersalin 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi

10. Ruang NICU 1. Sarung tangan


2. Masker
3. Gaun/apron kedap air
4. Sepatu/sandal khusus yang
tertutup bagiannya
5. Tutup kepala/topi
11. Instalasi Farmasi Ruang racik obat :
1. Masker
2. Topi
Ruang pengoplosan bahan kimia :
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Topi
4. Gaun/apron
12. Unit Gizi 1. Gaun/apron
2. Sepatu/sandal yang tertutup
bagian depannya\
3. Tutup kepala/topi
4. Sarung tangan plastik
(khusus bahan makanan)
5. Masker

18
13. Unit Radiologi 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gaun/apron
4. Gaun/apron antiradiasi
14. Pembersihan Toilet 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi

15. Kegiatan Kebersihan 1. Sarung tangan


2. Gaun/apron
3. Masker
4. Sepatu tertutup/boot
5. Tutup kepala/topi

16. Kamar Jenazah 1. Sarung tangan


2. Masker
3. Gaun/apron berlengan
panjang
17. Driver 1. Sarung tangan
2. Masker (APD digunakan saat
membantu mengangkat pasien)

6. Daftar Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan Unit Kerja Yang


Dipergunakan di RSIGK
Alat pelindung diri disesuaikan dengan unit kerja masign-masing seperti
dibawah ini :
NO. UNIT KERJA JENIS APD
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 1. Masker surgical
2. Sarung tangan
3. Tutup kepala/topi
4. Skort
5. Kacamata google
2. Instalasi Rawat Inap 1. Masker surgical, masker N95
2. Tutup kepala/topi, skort
3. Sarung tangan
4. Kacamata google
3. Instalasi Rawat Jalan 1. Masker surgical
2. Tutup kepala/topi
3. Skort
4. Sarung tangan
5. Kacamata google
4. Instalasi Kamar Operasi 1. Masker surgical
2. Tutup kepala/topi

19
3. Sarung tangan
4. Skort
5. Kacamata google
6. Sepatu boot anti slip
7. Jas operasi
5. Instalasi Farmasi 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan
6. Unit Laboratorium 1. Masker
2. Jas laboratorium
3. Sarung tangan (hanschoen)
4. Sarung tangan karet
5. Kacamata google
6. Skort
7. Topi/tutup kepala kalau perlu
7. Unit Radiologi 1. Masker
2. Sarung tangan tipis
3. Sarung tangan karet
4. Apron
5. Tyroid shield
6. Kacamata PB
7. Film bed
8. Skort
9. Jas plastic
8. Dapur 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan tipis
4. Sarung tangan plastic
5. Celemek
6. Sepatu anti slip (untuk koki)
7. Baju koki
9. Laundry 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan
4. Celemek
5. Sepatu boot
6. Kacamata google
7. Jas plastik
10. Pembersihan 1. Masker surgical, chemical
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan karet
4. Sepatu boot
11. Pemeliharaan Sarana 1. Masker
2. Topi/tutup kepala (helmet)
3. Kacamata google
4. Kacamata las
5. Sarung tangan karet
6. Sarung tangan kulit

20
BAB V

DOKUMENTASI

21
Panduan Alat Pelindung Diri (APD) dalam pelaksanaannya didokumentasikan : audit
kepatuhan staf dalam pemakaian APD

BAB VI

PENUTUP

22
Buku panduan Alat Pelindung Diri (APD) ini disusun sedemikian rupa
disesuaikan dengan kondisi di RSIGK. Oleh karena itu diharapkan agar seluruh
karyawan yang bekerja di rumah sakit ini mengetahui dan memahami berbagai
macam APD sesuai dengan panduan yang dibuat.
Demikian buku panduan alat pelindung diri kami susun, diharapkan dapat
berguna untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
lingkungan RSIGK Sumenep

Ditetapkan di : Sumenep
Pada tanggal : 02 Maret 2016
Panitia PPI RSIGK Sumenep
Ketua

dr. Niki Yulianti

23

Anda mungkin juga menyukai