e-mail: rsi_garam@yahoo.co.id
Jl. Raya Kalianget No. 1
Yarisga Kalianget
Kalianget- Sumenep - 69471
RSI Garam Kalianget TeIp. [0328] 664350 , 667433
Fax. [0328] 667433
Ramah, Senyum, Ikhlas, Ghirah & Kekeluargaan E-mail : rsi_garam@yahoo.co.id
Nomor : ....................................
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
2
MEMUTUSKAN
Direktur,
Tembusan Yth :
1. ………………………
2. Dst
3
KATA PENGANTAR
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu upaya dalam mencegah kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
yaitu dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Sebenarnya pemakaian APD
adalah pilihan terakhir dimana dari beberapa tahap pencegahan Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) ataupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) tahap sebelumnya adalah
pencegahan secara teknis yaitu pencegahan yang sebagian besar berhubungan
dengan struktur bangunan, dimana desain bangunan dibuat sedemikian rupa agar
kejadian KAK ataupun PAK tidak terjadi atau minimal dapat diminimalisir seperti
pemasangan lantai kasar (anti slip) pada area dapur, pembuatan dinding kedap suara
pada daerah genset dan masih banyak lagi. Sedangkan pencegahan tahap berikutnya
apabila secara teknis tidak memungkinkan yaitu administrasi yaitu pembuatan
prosedur pengoperasian peralatan atau SOP, pemeriksaan kualitas air limbah,
kebisingan, pencahayaan dan sebagainya. Adapun pencegahan yang ketiga atau
terakhir adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dimana pencegahan secara
teknis maupun administrasi tidak dapat dilakukan atau didapatkan hasil yang
kurang memuaskan.
Salah satu sasaran program pencegahan dan pengendalian infeksi adalah
petugas kesehatan, selain pasien itu sendiri, pengunjung atau keluarga pasien serta
lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan menjadi salah sasaran program, karena
terbukti bahwa infeksi nosokomial atau HAIS terjadi oleh karena beberapa factor yang
saling mempengaruhi, yaitu peralatan atau devices, prosedur atau metode, kondisi
pasien itu sendiri, serta peranan petugas kesehatan. Petugas kesehatan memegang
peranan penting dalam resiko terjadinya infeksi, di sisi lain keselamatan dan
keamanan petugas kesehatan juga menjadi tujuan utama program pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit, sebagaimana tercantum dalam kewaspadaan
Kewaspadaan Standar (Standart Precaution).
Salah satu upaya menjamin putusnya rantai penularan infeksi oleh petugas
kesehatan, serta upaya perlindungan terhadap petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan adalah penggunaan alat pelindung diri (APD). Penggunaan alat
pelindung diri secara tepat dan benar akan sangat membantu keberhasilan
1
pencegahan pengendalian infeksi dan keselamatan kerja petugas kesehatan.
Sebaliknya, penggunaan alat pelindung diri yang kurang tepat, tidak saja beresiko
terjadi infeksi pada pasien, namun juga berisiko terhadap keselamatan petugas itu
sendiri. Penggunaan APD yang tidak tepat juga akan menyebabkan penambahan
biaya operasional di RS. Oleh sebab itu, perlu disusun panduan penggunaan APD
yang benar, agar dapat dijadikan acuan bagi setiap petugas kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya.
Pemakaian APD pada rumah sakit sebenarnya pada prinsipnya sama dengan
pemakaian APD pada umumnya hanya pada rumah sakit lebih banyak difokuskan
pada potensial hazard terbesar yaitu bahaya infeksius sehingga dalam pemilihan APD
misalnya masker perlu diperhatikan kualitas filter masker agar kuman penyakit yang
ukurannya beberapa mili mikron tidak dapat menembus masker tersebut.
Dalam manajemen APD beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
2. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahan dan
kebutuhan/kenyamanan pemakai
3. Pelatihan
4. Penggunaan, perawatan dan penyimpanan
5. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
6. Pembinaan
7. Inspeksi
8. Evaluasi dan pelaporan
B.Tujuan
2
BAB II
DEFINISI
3
11. Apron radiologi adalah alat pelindung tubuh terbuat dari bahan
campuran logam khusus yang melindungi dari efek radiasi sinar rontgen
12. Celemek adalah sejenis apron terbuat dari bahan plastik atau karet yang
berguna untuk menahan darah atau cairan tubuh pasien
4
BAB III
RUANG LINGKUP
A.Lingkup Area
5
C.Klasifikasi Alat Pelindung Diri
Jenis APD menurut bagian tubuh yang dilindungi (Atjo Wahyu, 2008) terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Alat pelindung kepala :
a. Topi pengaman atau helmet
b. Tudung atau topi
c. Tutup kepala
2. Alat pelindung mata dan muka :
a. Goggles
b. Tameng wajah (face shield) atau topeng las (welding helmet)
c. Masker terdiri dari masker bedah (surgical mask), masker isolasi
pernafasan (N95), masker kimia dan masker respirator
3. Alat pelindung tangan :
a. Sarung tangan dari bahan karet, kulit atau kain
b. Sarung tangan yang tahan bahan kimia
4. Alat pelindung kaki :
a. Sepatu kulit
b. Sandal karet nitrile tertutup
5. Alat pelindung badan :
a. Pakaian pelindung (baju) untuk area khusus kamar operasi, HCU,
neonatal
b. Scot kain atau plastik atau celemek
c. Apron pelindung radiasi
BAB IV
TATA LAKSANA
6
A.Prinsip Umum
B.Prinsip Khusus
1. Sarung Tangan
a. Digunakan untuk perawatan pasien, perawatan lingkungan rumah sakit
dan tujuan lainnya
b. Biasanya terbuat dari bahan vinyl, latex, nitrile atau lainnya
c. Indikasi pemakaian sarung tangan
Saat akan melakukan tindakan yang kontak atau diperkirakan akan terjadi
kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh,
selaput lender pasien, dan benda yang terkontaminasi
1. Jenis sarung tangan :
a. Sarung tangan bersih
b. Sarung tangan steril
c. Sarung tangan rumah tangga :
7
d. Sarung tangan medis bersifat disposable, sedangkan sarung tangan
rumah tangga dapat dipakai ulang (reusable)
e. Prinsip dasar penggunaan sarung tangan :
1) Gunakan sepasang, tidak untuk satu tangan saja
2) Lakukan pekerjaan mulai dari hal bersih menuju yang kotor
3) Batasi menyentuh bahan-bahan terkontaminasi, lindungilah diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
4) Jangan menyentuh wajah atau memperbaiki APD wajah dengan
sarung tangan yang sudah terkontaminasi
5) Jangan menyentuh permukaan lingkungan pasien kecuali saat
diperlukan selama perawatan pasien
6) Ganti sarung tangan jika robek atau tampak sangat kotor setelah
digunakan pada satu pasien
7) Buanglah sarung tangan bekas pakai pada tempat sampah
infeksius
8) Jangan pernah mencuci atau menggunakan kembali sarung
tangan disposable
9) Sarung tangan tidak kebal terhadap tusukan
10) Tetaplah berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dengan
peralatan medis yang bersifat tajam
11) Sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan
12) Pada sarung tangan bisa didapati robekan kecil yang tak tampak
sebelum digunakan, tangan yang kotor dapat menjadi sumber
kontaminasi melalui robekan tersebut
13) Tangan harus bersih dan benar-benar kering sebelum
menggunakan sarung tangan. Bakteri dapat berkembang dengan cepat
pada kulit yang lembab dibawah sarung tangan, oleh karenanya petugas
harus mencuci tangan segera setelah melepas sarung tangan
14) Tidak direkomendasikan mencuci sarung tangan dengan sabun,
chlorhexidine atau alkohol sebelum digunakan, karena dapat
menyebabkan micropuncture yang memungkinkan cairan merembes
melalui lubang kecil tersebut
f. Perbedaan beberapa sarung tangan
8
kontak dengan satu pasien. chloride (vinyl)
selaput lendir, Buang sarung and other
prosedur tangan bekas synthetics
laboratorium pasien dengan
benar
Sarung tangan Prosedur Steril, single use Natural rubber
pembedahan pembedahan disposable. latex (NRL).
Gunakan untuk Nitrile.
Kombinasi latex
satu pasien,
dan synthetics.
buang sarung
tangan bekas
pakai dengan
benar
Sarung tangan non Prosedur rumah Biasanya lebih NLR and nitrile
medis tangga tahan tusukan or chloroprene
(pembersihan, atau bahan blends.
Neoprene.
desinfeksi). kimia. Bersihkan
Nitrile.
Menangani benda setelah dipakai, Buthyl Rubber.
tajam atau bahan reusable
kimia. Tidak untuk
perawatan pasien
9
3. Gunakan sarung tangan yang pertama, kembangkan dan tarik ke
arah tangan sehingga setiap jari masuk ke dalamnya
4. Ulangi untuk tangan yang satunya
i. Melepaskan sarung tangan :
1. Ketika melepaskan APD, lepaskan sarung tangan terlebih dahulu
2. Pegang bagian luar sarung tangan, dekat manset atau
pergelangan dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan lainnya. Tarik
sarung tangan, sehingga mengubah posisi bagian dalam menjadi posisi
di luar, dan peganglah dengan tangan lain yang masih memakai sarung
tangan
3. Dengan ibu jari atau jari telanjang, kaitlah sarung tangan yang
masih terpakai dari bagian dalam menjadi berada di luar. Sarung tangan
yang pertama kali dilepas, berada di dalam sarung tangan yang kedua
4. Buanglah sarung tangan ke dalam sampah infeksius
5. Segera lakukan prosedur cuci tangan
6. Contoh prosedur melepas sarung tangan (pada lampiran kedua)
2. Gaun/Skort/Apron
a. Gaun/skort/apron dipergunakan untuk memberikan
perlindungan terhadap pakaian atau kulit tubuh petugas dari resiko
terpapar darah dan cairan tubuh pasien atau cairan tubuh baik melalui
percikan ataupun tumpahan
b. Gaun yang bersifat reusable, hendaknya dicuci setiap hari atau
sesering mungkin jika tampak kotor
c. Gaun tahan air digunakan pada tindakan yang beresiko tinggi
terpapar bahan-bahan infeksius, misalnya tindakan pembedahan,
pertolongan partus dan sebagainya
d. Petugas harus melepaskan gaun sebelum meninggalkan tempat
kerja
e. Menggunakan gaun :
1. Cuci tangan dan keringkan
2. Peganglah gaun pada bagian leher dalam untuk membuka lipatan
3. Masukkan tangan ke dalam lengan gaun
4. Ikat tali leher
5. Upayakan bagian belakang gaun menutup sempurna pakaian
petugas, ikat tali pinggang dengan baik, jika diperlukan minta
bantuan petugas yang lain
f. Melepaskan gaun :
1. Lepaskan gaun setelah melepas sarung tangan
2. Jika ikatan pinggang di bagian depan, lepaskan terlebih dahulu
ikatan tali pinggang sebelum melepas sarung tangan
3. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10
4. Lepaskan ikatan tali leher
5. Lepaskan gaun dengan cara mendorong gaun ke bawah, dan
kedua tangan memegang bagian dalam lengan gaun, sehingga bagian
dalam gaun berada di luar
6. Gulung gaun, letakkan di wadah linen kotor infeksius
g. Jika gaun reusable dan digunakan hanya sebentar, gaun dapat
digunakan kembali untuk pasien yang sama. Pada akhir shift kerja, gaun
harus diturunkan untuk dicuci
h. Turunkan gaun yang kotor sesuai prosedur yang benar dan
segera lakukan cuci tangan untuk menghindari kontaminasi terhadap
orang lain maupun lingkungan
i. Indikasi pemakaian gaun :
1. Membersihkan luka
2. Tindakan drainase
3. Mengeluarkan cairan terkontaminasi ke dalam lubang
pembuangan (WC atau toilet)
4. Menangani pasien perdarahan pasif
5. Tindakan bedah
6. Perawatan gigi
7. Tindakan penanganan alat yang memungkinkan pencemaran
atau kontaminasi pada pakaian petugas
8. Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi darah
atau cairan
11
d. Pasien menular secara droplet atau airborne wajib menggunakan
masker ketika ditransfer dari satu unit ke unit pelayanan lain di rumah
sakit
e. Masker disposable digunakan selama 4-6 jam, setelah itu
dibuang. Masker disposable tidak boleh disimpan dalam tas dan
digunakan kembali. Jika masker basah oleh percikan darah atau cairan
tubuh, harus segera diganti dengan menggunakan sarung tangan dan
ikuti dengan tindakan mencuci tangan
f. Pemilihan masker :
1. Masker bedah digunakan pada keadaan dimana terdapat resiko
percikan darah, cairan tubuh atau kontak dengan pasien menular
secara droplet
2. Masker respirator atau N95 digunakan pada keadaan dimana
terdapat resiko penularan secara airborne
3. Menggunakan masker
4. Melepaskan masker
5. Perhatian
g. Menggunakan masker :
1. Cuci tangan dan keringkan
2. Ambil masker bersih dari tempat penyimpanannya
3. Pastikan ukuran masker pas dan nyaman digunakan
4. Jika menggunakan kacamata, pastikan tepi atas masker berada
dibawah kacamata
h. Melepaskan masker :
1. Lepaskan masker, pegang hanya pada talinya. Hindari memegang
bagian depan masker
2. Buanglah pada tempat sampah infeksius yang tersedia
i. Perhatian :
1. Masker tidak dapat digunakan pada wajah yang berjenggot
12
a. Faceshield dapat melindungi wajah, mata dan mulut pada situasi
beresiko tinggi. Masker dapat ditambahkan jika ada kemungkinan
penyebaran infeksi secara airborne
b. Kacamata tidak menggantikan pelindung wajah, sebaiknya
disediakan google yang dapat digunakan bersama kacamata
c. Pelindung wajah atau mata harus dicuci dan didekontaminasi
setelah digunakan
d. Pilihlah google yang terbuat dari lapisan polikarbonat jernih yang
melindungi dahi dan bagian samping mata. Sebaiknya google bersifat
optik yang jelas, anti distorsi sehingga tidak mengganggu pandangan
mata petugas
e. Menggunakan pelindung wajah atau mata
f. Pastikan posisi pelindung mata cukup aman melintasi jembatan
hidung dan menutupi kedua mata secara sempurna. Posisi pelindung
mata berada tepat diatas masker yang menutupi hidung
g. Melepaskan pelindung wajah atau mata
h. Lepaskan pelindung wajah atau mata dan pada wadah yang
tersedia untuk dibersihkan dan didekontaminasi sebelum digunakan
kembali
6. Sepatu Boot
a. Sepatu boot digunakan untuk melindungi petugas terpercik darah
atau cairan tubuh pada kaki
b. Sepatu boot harus digunakan pada tempat yang beresiko
kontaminasi tinggi, lantai yang basah atau saat pembersihan lantai
c. Pemilihan sepatu boot : sepatu boot harus dapat dicuci ulang,
dan bersifat kedap air. Alas sepatu tidak boleh licin jika digunakan di
lantai yang basah. Sebaiknya gunakan sepatu karet atau alas yang
menutupi seluruh ujung dan telapak kaki
d. Melepas sepatu boot : lepaskan sepatu boot pada langkah akhir
melepas APD, dan segera lakukan cuci tangan
13
4. Alat kotor ditempatkan dalam tempat penampungan sementara
tanpa mencemari lingkungan
5. Alat tersebut diproses dengan kontamimasi, pencucian dan
sterilisasi atau dibuang
7. Tutup Kepala
a. Tutup kepala atau topi digunakan untuk melindungi kepala dan rambut
dari percikan darah atau cairan tubuh, mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap
alat-alat atau daerah steril dan juga sebaliknya untuk meli ndungi kepala
atau rambut petugas dari percikan bahan-bahan terinfeksi dari pasien
b. Pemilihan tutup kepala : sebaiknya pilihlah tutup kepala yang
disposable dan tahan air
c. Mengenakan tutup kepala : gunakan tutup kepala sehingga menutupi
seluruh kepala dan rambut
d. Melepaskan tutup kepala :
1. Lepaskan tutup kepala dengan memegang bagian dalam tutup
kepala, dan lipat atau gulung keluar, sehingga bagian dalam tutup
kepala berada di luar
2. Buanglah di tempat sampah infeksius
3. Lakukan prosedur cuci tangan
e. Indikasi pemakaian tutup kepala :
1. Saat melakukan tindakan yang memerlukan area steril yang luas
2. Saat akan melakukan tindakan operasi di kamar operasi
C. Lain – lain
14
JENIS PAJANAN CONTOH TINDAKAN PILIHAN APD
Resiko rendah : 1. Injeksi Sarung tangan tidak
1. Kontak dengan kulit 2. Perawatan luka
esensial
2. Tidak terpajan darah
ringan
langsung
Resiko sedang : 1. Pemeriksaan pelvis Sarung tangan
Kemungkinan terpajan darah 2. Insersi IUD Mungkin perlu gaun
3. Melepas IUD
namun tidak ada percikan pelindung
4. Pemasangan
infus/kateter
intravena
5. Penanganan
spesimen
laboratorium
6. Perawatan luka
berat
7. Ceceran darah
Resiko Tinggi : 1. Tindakan bedah Sarung tangan
1. Kemungkinan terpajan Apron
mayor
Baju pelindung
darah dan kemungkinan 2. Tindakan bedah
Kacamata pelindung
terkena cairan mulut Masker
2. Perdarahan masiv 3. Persalinan sepatu boot
normal/pervagina
15
petugas kesehatan yang kesehatan (hidung dan
mengandung mulut) terpapar dengan
mikroorganisme dan percikan darah/cairan
terpercik saat bernafas, tubuh pasien
bicara, batuk kepada
pasien
Kacamata pelindung Mencegah membran
mukosa petugas
kesehatan kontak dengan
percikan darah/cairan
tubuh
Tutup kepala Mencegah jatuhnya
mikroorganisme dari
rambut/kulit kepala ke
daerah steril
Gaun atau baju kerja Mencegah kontak Mencegah kulit petugas
mikroorganisme dari kesehatan kontak dengan
tangan, tubuh,dan percikan darah/cairan
pakaian petugas tubuh pasien
kesehatan kepada pasien
Sepatu pelindung Mengurangi Mencegah perlukaan kaki
kemungkinan terbawanya atau benda tajam yang
mikroorganisme dari terkontaminasi/terjepit
ruangan lain/luar benda berat/kejatuhan
ruangan alat kesehatan/menginjak
benda tajam dan
mencegah kontak dengan
darah dan cairan tubuh
lainnya
16
d. Sarung tangan yang sudah selesai digunakan diletakkan diatas meja,
tidak segera dibuang ke tempat sampah infeksius
e. Masker digunakan untuk menutupi leher petugas atau dikalungkan
f. Masker dibawa keluar ruangan perawatan atau tindakan
g. Masker diselipkan dalam saku baju petugas untuk digunakan kembali
h. Tidak segera melakukan kebersihan tangan setelah melepaskan APD
(terutama sarung tangan atau baju kerja)
i. Gaun atau baju kerja dibawa keluar ruangan untuk melanjutkan
pekerjaan lain
j. Masker dan sarung tangan dianggap bukan barang infeksius
k. Malas menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan alasan panas
dan licin
l. Petugas dalam bekerja tidak menggunakan sepatu untuk melindungi
kaki
17
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi
18
13. Unit Radiologi 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gaun/apron
4. Gaun/apron antiradiasi
14. Pembersihan Toilet 1. Sarung tangan
2. Gaun/apron kedap air
3. Masker
4. Kacamata pelindung/google
5. Sepatu tertutup/boot
6. Tutup kepala/topi
19
3. Sarung tangan
4. Skort
5. Kacamata google
6. Sepatu boot anti slip
7. Jas operasi
5. Instalasi Farmasi 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan
6. Unit Laboratorium 1. Masker
2. Jas laboratorium
3. Sarung tangan (hanschoen)
4. Sarung tangan karet
5. Kacamata google
6. Skort
7. Topi/tutup kepala kalau perlu
7. Unit Radiologi 1. Masker
2. Sarung tangan tipis
3. Sarung tangan karet
4. Apron
5. Tyroid shield
6. Kacamata PB
7. Film bed
8. Skort
9. Jas plastic
8. Dapur 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan tipis
4. Sarung tangan plastic
5. Celemek
6. Sepatu anti slip (untuk koki)
7. Baju koki
9. Laundry 1. Masker
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan
4. Celemek
5. Sepatu boot
6. Kacamata google
7. Jas plastik
10. Pembersihan 1. Masker surgical, chemical
2. Tutup kepala/topi
3. Sarung tangan karet
4. Sepatu boot
11. Pemeliharaan Sarana 1. Masker
2. Topi/tutup kepala (helmet)
3. Kacamata google
4. Kacamata las
5. Sarung tangan karet
6. Sarung tangan kulit
20
BAB V
DOKUMENTASI
21
Panduan Alat Pelindung Diri (APD) dalam pelaksanaannya didokumentasikan : audit
kepatuhan staf dalam pemakaian APD
BAB VI
PENUTUP
22
Buku panduan Alat Pelindung Diri (APD) ini disusun sedemikian rupa
disesuaikan dengan kondisi di RSIGK. Oleh karena itu diharapkan agar seluruh
karyawan yang bekerja di rumah sakit ini mengetahui dan memahami berbagai
macam APD sesuai dengan panduan yang dibuat.
Demikian buku panduan alat pelindung diri kami susun, diharapkan dapat
berguna untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
lingkungan RSIGK Sumenep
Ditetapkan di : Sumenep
Pada tanggal : 02 Maret 2016
Panitia PPI RSIGK Sumenep
Ketua
23