Anda di halaman 1dari 5

PUISI KEMERDEKAAN

Narator (Lyna) :

Di sini negeri kami

Tempat padi terhampar

Samuderanya kaya raya

Tanah kami subur tuan

Di atas tanah negeri kami

Mata air tak berhenti mengalir

Dan hijau tak berhenti bertumbuh

Di sini kami gantungkan hidup dan harapan

Adegan 1:
Bertani dengan senyum dan bahagia
Talent : Yati, Nita, .......,......
Drescode : baju lurik, kain jarik setelan blankon, gak pake sandal
Perlengkapan : Topi sawah, cangkul, pot tanaman, bakul
Backsound : suara alam, air, kicauak burung dll
Narator (Ghiok) :

Kami mandi keringat

Kami tidur beralaskan tanah

Tapi apa yang kami rasakan

Kami Bahagia, tersenyum dan tertawa

Adegan 2:
Bertani dan bercengkrama ngobrol dengan belanda sambil senyum
Talent : ……., ......., .......
Drescode : baju belanda, hair spray blonde, sepatu PDL,
Perlengkapan : pistol , senapan anak, cangkul
Backsound : music bersahabat dan semangat dll

Saat kami terlelap dalam kedamaian

Kalian datang kepada kami

Menjanjikan mimpi indah kepada kami

Hingga tinta hitam mencoret lembaran kami


Narator (Lyna) :

Kian waktu berlalu

Semua janji teringkari

Kedamaian adalah sebuah mimpi

Satu per satu insane memberontak

Menentang jiwa tak berotak

Adegan 3:
Tersiksa , kerja rodi, dll
Talent : ……., ......., .......
Drescode : baju belanda, hair spray blonde, sepatu PDL,
Perlengkapan : pistol , senapan anak, cangkul
Backsound : suara tegang, backsound tembakan dll

Lalu…

Derap langkah turut menghentak

Moncong senapan menempel pada pelipis kami

<backsound tembakan>

Mengoyak kedamaian kami

Bom, granat, mesiu menguras air mata kami

Adegan 3:
Perlawanan bangsa Indonesia, perang, dll
Talent : ……., ......., .......
Drescode : baju belanda, hair spray blonde, sepatu PDL,
Perlengkapan : pistol , senapan anak, cangkul
Backsound : suara tegang, backsound tembakan dll

Narator (Ghiok) :

Terbelenggu rantai penderitaan

Selama 350 tahun

Harta kami disikat, martabat kami diinjak

Memandang kelangitpun kami tak sanggup

Alam menangis menyaksikan


Ketamakan sang penjajah

dengan congkaknya tersenyum

Menyayat hati kami yang terdalam

Adegan 4:
Adegan vintage dan peperangan
Talent : Anna, ......., .......
Drescode : baju jepang, topi jepang, sepatu PDL, kostum vintage
Perlengkapan : pistol , senapan anak, cangkul
Backsound : suara tegang, backsound tembakan dll
Narator (Lyna)

Masih terasa sayatan dan jeritan hati

Kalian Meninggalkan kami begitu saja wahai Belanda tak berempati

Menyisahkan luka yang tak berwujud

Menggores harapan yang tak bergambar

Narator (Ghiok)

Nippon pun datang dengan ketamakan yang tak kalah buas

Menghadirkan kembali jeritan yang tak kenal waktu

Tumpah darah kami perjuangkan

Bahkan Nyawapun kami korbankan

Narator (Lyna)

Hingga tiba suatu masa , dimana Tuhan mendengar doa kami

Hiroshima...

Nagasaki...

Luluh lantah bak kepingan cermin

Menghanguskan kesombongan Nippon

Meratakan harga diri kalian kepada sekutu


Membangkitkan harapan kami yang mulai terbentuk sketsa

****Lagu: “Satu Nusa, Satu Bangsa”****

Narator (Ghiok) :

Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa

Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

Bangkitlah golongan muda perkasa

Menculik sosok putera fajar

Merumuskan kemerdekaan

Memanfaatkan momentum yang tak akan terulang kembali

Narator (Lyna)

Dituangkan dengan sejuta harapan,

diketik dengan tinta perjuangan

Untuk sebuah kemerdekaan yang kami dambakan

Maju, Bangkitlah, dan tuntaskan perjuangan ini!!

Adegan 5:
Rengas dengklok (perumusan proklamasi)
Talent : , ......., .......
Drescode : baju kemeja, jas sukarno, peci
Perlengkapan : buku, meja, pena,
Backsound : ………
***Teks Proklamasi***

Para talent dan manajemen naik keatas panggung

Diiringi puisi…

Narator (Ghiok) :
Sang Saka berkibar

Bamburuncingpenegaknya

Semangat kami terbakar

Jiwa kami berkobar

Narator (Lyna) :

Di atas anah kami yang basah oleh hujan

Di atas makam para pahlawan

Kami berjabat tangan dan bergandengan

Kami berdiri dan berjanji

Narator (Ghiok &Lyna)

Satu nusa, satubangsa

Satu Bahasa, satutanah air Indonesia

Anda mungkin juga menyukai