Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik yang diampu oleh:

Agus Arifandi, M.Pd.I

Kelompok 2:

Tri Ajeng Karlinasari 180210101121

Luvki Dwi Indra Pratiwi 180210101126

Moetiara Senja Agustias 180210101130

Ahmad Aji 180210101151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
anugrahnya, maka makalah ini dapat disusun dengan baik oleh kelompok kami
sebagai mana seuai dengan judulnya.

Kehadiran manusia ini sendiri tidak lepas dari asal muasal kehidupan di
alam semesta. Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri
manusia ada perpaduan antara sifat kemakhlukan dansifat ketuhanan. Dalam
pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT..

Dan kami selaku kelompok dari mata kuliah pendidikan agma islam yang
diampu oleh Agus Arifandi, M.Pd.I dan tak lupa kami ucapkan kepada beliau
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Konsep Manusia...........................................................................................3
2.2 Eksistensi dan Martabat Manusia Dalam Islam .............................................7
2.3 Tanggung Jawab Manusia Dalam Islam.........................................................9
BAB 3. KESIMPULAN & SARAN....................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................. 13
3.2 SARAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran manusia ini sendiri tidak lepas dari asal muasal kehidupan di
alam semesta. Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri
manusia ada perpaduan antara sifat kemakhlukan dansifat ketuhanan. Dalam
pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan
pikiran tersebut yang akan menuntun manusia untuk menjalankan perannya.
Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas untuk kepemimpinan/kekhalifahan,
wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Kewajiban manusia kepada raab merupakan bagian dari serangkaian


hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya. Didalam hidupnya manusia tidak
mungkin lepas dari adanya simbiosis dan ketergantungan. Adanya simbiosis itu
sendiri ini mengakibatkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan
Allah SWT merupakan hubungan makhluk dengan raabnya. Pada masalah
ketergantungan, hidup manusia akan terus mempunyai ketergantungan terhadap
yang lain. Dan juga ketergantungan adalah ketergantungan terhadap yang Maha
Kuasa, yang Yang Maha Bijaksana, Maha Perkasa, ialah Allah rabbul’alamin,
Yang Maha Sempurna, Allah Tuhan Yang Maha Esa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kedudukan Manusia dalam Islam?
2. BagimanaKonsepManusia dalam Islam?
3. Bagaimana Ekstensi dan Martabat Manusia dalam Islam?
4. Apa Tanggung Jawab Manusia dalam Islam?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kedudukan Manusia dalam Islam.
2. Untuk Mengetahui Konsep Manusia dalam Islam.

1
3. Untuk Mengetahui Ekstensi dan Martabat Manusia dalam Islam.
4. Untuk Mengetahui Tujuan Penciptaan Manusia dalam islam.
5. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Manusia dalam Islam.
6. Untuk Mengetahui Tanggungjawab Manusia dalam Islam.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep Manusia


2.1.1 Siapakah Manusia Itu?
Manusia ialah sebutan dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa
Inggris sebanding dengan “human”, dalam bahasa Arab sebanding dengan
“basyar”, “insan”, dan “nas” yang dimaknai sebagai makhluk yang
mempunyai akal budi. 1
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat terlepas dari ikatan
dengan manusia lainnya dan tempat dimana ia berdiri. Menurut para ahli ilmu
ketuhanan, manusia merupakan mahkluk yang harus patuh pada ketentuan
Tuhan.
Setiap agama yang ada memliki pengetahuan tentang mempelajari manusia.
Islam mengemukakan tentang martabat manusia. Manusia merupakan makhluk
yang paling sempurna dan menjadikannya istimewa diantara makhluk-makhluk
Allah yang lain. Oleh karena martabat dan keistimewaan itu, manusia
dianugerahi ruh oleh Allah dan Allah juga mengangkat manusia sebagai
khalifah di bumi. Dimana dalam kesempurnaan manusia yang
direpresentatifkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan sehingga
Allah bersabda di salah satu hadis qudsinya “Kalaulah bukan karena engkau
wahai Muhammad, niscaya takkan Aku ciptakan alam raya ini”.
Manusia juga dianugerahi dua hadiah yang istimewa oleh Allah, yaitu
“kebebasan” dan “ilmu pengetahuan”. Kebebasan ialah suatu amanah yang
dimana gunung, bumi, dan langit tak mau melaksanakannya. Namun, dengan
kebebasan tersebut manusia bisa bersifat baik ataupun jahat, tergantung
tindakan apa yang ia pilih. Selain itu, manusia pun dianugerahi ilmu
pengetahuan dimana Allah, SWT. telah memberi pengajaran kepada Adam a.s,
nenek moyang manusia tentang segala contoh khas ilmu pengetahuan. Namun
beberapa ahli agama menyatakan komentarnya bahwa pengetahuan tentang
manusia tersebut dikarenakan manusia ialah makhluk satu-satunya yang

1
Mengenai arti kata manusia, lihat lebih lanjut akseshttps://bit.ly/2SK2rGi.

3
didapati roh Illahi didalam unsure penciptaannya, namun tak diberi
pengetahuan tentang roh, kecuali sedikit yang tertulis dalam Q.S. Al-Isra’ ayat
85 :

‫ٓو َمآ َرب أُو ِتيتُم ِمنَ ْٱل ِع ْل ِم قَ ِل ا‬


‫يًل ِإ َّل‬ َ ِٓ‫ٱلرو ُح ِم ْن أ َ ْم ِر ى‬
ُّ
‫وح ٓ قُ ِل‬
ِ ‫ٱلر‬ َ ‫َويَ ْسـٓ َٓلُون ََك‬
ُّ ‫ع ِن‬
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Di dalam Al-Qur’an, Allah sebagai Dzat yang menciptakan manusia,


menyebutkan beberapa istilah yang menunjuk pada manusia, yaitu:

a. Bani Adam (Q.S. Al-A’raf:31).2


Jika dilihat dari histori penciptaannya, manusia disebut sebagai bani Adam.
Bani Adam ialah makhluk ciptaan Allah yang merupakan keturunan dari nabi
Adam a.s.

َ‫ُك ِل َمس ِْجد َو ُكلُوا َوا ْش َر ُبوا َوّل تُس ِْرفُوا ِإنَهُ ّل يُ ِحبُّ ْال ُمس ِْرفِين‬
َ‫يَا بَنِي آدَ َم ُخذُوا ِزينَت َ ُك ْم ِع ْند‬
Artinya:” Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
b. Basyar (Q.S. Al-Kahfi:110).3
Disebut Basyar karena sesuai dengan sifat biologis manusia yang memiliki
sifat fisik, biologi dan kimia, dan membutuhkan makan, minum, dan lain-lain.

َ ‫أَنَ َمآ ِإ َٰلَ ُه ُك ْم ِإ َٰلَه َٰ َو ِحدٓ نفَ َم َكانَ يَ ْر ُجوآ ِلقَآ َء‬
َ ‫ع َم اًلفَ ْليَ ْع َم ْل‬
‫ۦربِ ِه‬
‫ى‬ َ ‫ْل ُٓق أَنَآ ِإنَ َمآ َبشَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َح َٰىٓ ِإ َل‬
2
https://bit.ly/2EwPH0H diakses pada Minggu, 2 Maret 2019
3
https://bit.ly/2IQKJRV diakses pada Minggu, 2 Maret 2019

4
‫ص ِل احا َّل َو يُ ْش ِر ْك ِب ِع َبا َد ِة أ َ َحدآاۦ َر ِب ِه‬
َ َٰ
Artinya:”Katakanlah: sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan

seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”.

c. Insan (Q.S. Al-Alaq:5).4


Disebut insane karena manusia mempunyai sifat psikologis dan kecerdasan
yang mampu berpikir dan memahami serta menyerap ilmu pengetahuan.

‫سانَ َما لَ ْم َي ْع َل ْم‬ ِ ْ ‫علَ َم‬


َ ‫ال ْن‬ َ
Artinya: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”.
d. An-Nas (Q.S. Al-Baqarah :21).5
Disebut An-Nas karena jika dilihat dari aspek sosiologisnya manusia ialah
makhluk yang memiliki sifat dan kecenderungan untuk hidup berkelompok
dalam masyarakat.

َ‫تَتَقُون‬
‫اس ا ْعبُدُوا َربَ ُك ُم ذِيَٓٓال َخلَقَ ُك ْم َوالَذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَ ُك ْم‬
ُ َ‫أ َيُّ َها الن‬
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan ‫يَا‬
orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa”.

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa seorang manusia mempunyai


beberapa aspek, yaitu psikologis, sosiologis, dan biologis.

4
https://bit.ly/2HduT1f diakses pada Minggu, 2 Maret 2019
5
https://bit.ly/2ThB6Aodiakses pada Minggu, 2 Maret 2019

5
2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Allah yang Lain

Secara umum, manusia mempunyai persamaan dengan makhluk Allah yang


lain (jin, malaikat, dsb) jika dilihat dari segi tujuannya ia diciptakan yaitu
beribadah kepada Allah, swt. namun masih banyak pula yang membantah
seperti halnya iblis dan syaiton. Hal ini dituliskan dalam Q.S. Al-Baqarah: 346
yang berbunyi :

َ‫يس أَبَ َٰى َوٱ ْست َ ْكبَ َر َو َكانَ ِمن‬


َ ‫ِإ َّلٓ ِإ ْب ِل‬
َ َ‫َو ِإ ْذ قُ ْلنَا ِل ْل َم َٰ َلٓ ِئ َك ِة ٱ ْس ُجدُوآ ِل َءادَ َم ف‬
ٓ‫س َجدُوٓا‬
َ‫ْٱل َٰ َك ِف ِرين‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat: “Sujudlah
kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Dan apabila manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain, manusia
memiliki kelebihan berupa kemampuan untuk bergerak. Sedangkan hewan
hanya dapat bergerak di ruang yang terbatas. Kelebihan yang lain berupa akal
dan hati nurani sehingga manusia tersebut dapat mengerti ilmu pengetahuan
sehingga manusia itu dapat berbudaya.
Allah, swt. menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Manusia
mempunyai martabat mulia apabila ia hidup dengan ilmu dan ajaran Allah,
swt. namun apabila manusia itu meninggalkan ajaran-Nya, ia pun kehilangan
martabatnya, seperti tidak beriman dan tidak bertakwa. Manusia akan turun
derajatnya ke tingkat yang paling rendah apabila ia kehilangan martabatnya.
Allah berfirman dalam Q.S. At-Tin: 4-67 :

َ ْ‫سنَ فِى أَح‬


‫س ِن ت َ ْق ِويم‬ ِ ْ ‫( لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬4
َ َٰ ‫ٱلن‬
َ َٰ ‫( ث ُ َم َردَ ْد َٰنَهُ أ َ ْسفَ َل‬5
َ‫س ِفلِين‬

6
http://khalifahcenter.com/q2.34diakses pada Minggu, 2 Maret 2019
7
https://bit.ly/2GZeY7h diakses pada Minggu, 2 Maret 2019

6
َ ‫ت فَلَ ُه ْم أَجْ ر‬
‫غي ُْر َم ْمنُون‬ َ َٰ ‫ع ِملُوا ٱل‬
ِ ‫ص ِل َٰ َح‬ َ ‫( ِإ َّل ٱلَذِينَ َءا َمنُوا َو‬6
Artinya: “4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, 5. Kemudian Kami mengembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka), 6. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.”

2.2 Eksistensi dan Martabat Manusia Dalam Islam


2.2.1 Eksistensi Manusia

Eksistasi diartiakan secara etimologi berasal dari eksistansi yaitu


excitence (bahasa inggris) dan exixtere dalam bahasa latin yang berarti
muncu, ada, timbul, memiliki keberadaaan aktual. Secara terminologi yaitu
apa yang ada. Sebagaimana yang dikutip (Bayraktar Bayrakli yang
ditemukan dalam bahasa Arab yaitu berasa dari kata wajadah yang merarti
menemukan dan turunannya adalah wujud (ada), wijdan (sadar),
wajd(nirwana) dan wujd. Ketika digunakan bentuk wajd,wujd, dan wijdan
berarti “mempunyai milik” dan mempunyai milik pada akhirnya mengantar
pada wujud independen, yakni wujud tidak tergantung pada yang lain

Eksistansi menurut Al-Ghazali adalah komposisi yang


memperlihatkan kebaradaan manusia dalam suatu totalitas. Artinya manusia
sebagai kenyataan faktual terdiri atas bagian-bagian yang memebentuk
perpaduan anatara beberapa unsusr yang tidak dapat dipisahkan.

Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran, hal tersebut


haruslah digunakan sebaik mungkin untuk menambah ilmu pengetahuan
karena ilmu pengetahuan tersebut dapat berpengaruh pada martabat manusia
itu sendiri. Untuk menjaga martabat manusia, manusia sendirilah haruslah
selalu memeperhatikan sikap dan perilakunya. Karena tinggi dan rendahnya
martabat manusia dapat diniliai berdasarkan tingkah dari manusia tersebut.
Dan manusia di ciptakan kedunia ini tak lain hanya untuk beribadah kepada

7
Allah SWT sehingga kelebihan yang telah dibeikan atau dimiliki manusia
tersebut bertujuan untuk hal tersebut seperti dalam Qs Adz-Dzariyat 56

‫وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدون‬


Artinya :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.

Dari ayat tersebut telah jelas dikatakan bahwa manusia adalah makhluk
yang sepututnya terus beribaha kepda Allah SWT dan juga menjalankan
segala kewajiban yang telah tertulis dalam Islam. Manusia juga ditugaskan
oleh Allah SWT untuk menjaga alam dan juga untuk menjadi semesta bagi
seluruh alam semesta.

Manusia memiliki beberapa eksistansi

1. Eksistansi secara individual maksutnya manusia adalah obek yang berbeda


dan unik, sebuah objek yang misteri tetapi dapat memahami dirinya
sendiri dan tidak berlaku kepada orang lain untuk dapat memahami dari
diri manusia tersebut. Makhluk yang unik ini dapat diukur dari segi
empirisnya dimana dapat berhubungan anatar satu dengan lainnya dan
juga dengan alam. Manusia tidak dapat menolak takdir atas apa yang
sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Manusia dapat dikatakan mandiri
karena pribadi dari manusia tersebut dapat melakukan sesuatu tetapi
terkadang uga masih membutuhkan bantuan dari orang lain.
2. Makhluk sosial
Manusia dikatan sebagai manusia sosial dikarenakan manusia selalu hidup
berdampingan dan berkelompok , suku, dan keluarga dimana hal ytersebut
dalam konteks bermsayarat. Man usia juga membuat norma-norma atau
peraturan yang telah disepakati bersama yang bertujuan agar pribadi
tersebut tidak melakukan hal-hal yang berada diluar batas dan tidak
merugikan manusia yang lainnya

8
2.2.2 Martabat Manusia
Martabat merupakan sebuah konsep untuk menyatakan nilai dan bobot
manusia itu sendiri. Tinggi atau rendah martabat seorang manusia tergantung pada
pribadi karena berkaitan dengan akal, hati, dan nafsu. Setiap manusia memiliki
akal, perasaaan atau haris dan nafsu yang berbeda-beda. Dengan tiga hal tersebut
dapat sudah dapat menentukan martabat seorang manusia sendiri. Islam sendiri
sangat menjunjung tinggi perkara martabat, dengan ini Islam menganjurkan kita
untuk selalu menjaga perilaku dan akhlak kita agar tidak terjerumus pada hal-hal
yang tidak baik yang juga berpengaruh dengan turunnya martabat manusia itu
sendiri. Maka kita sebagai manusia harus senantiasa untuk selalu menjaga sikap,
sifat, dan akhlak kita. Karena martabat merupakan bagian terpenting pada manusia
2.2.3 Tujuan Penciptaan Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah, SWT. ialah untuk beribadah kepada
Allah, SWT. Ibadah atau penyembahan tidak boleh diartikan sebagai aspek
spiritual dalam sholat saja. Tetapi juga memiliki arti ketundukan dan
ketaatan dalam menjalankan kehidupan baik hubungan dengan penciptanya
maupun hubungan antar manusia yang lainnya.
Ibadah merupakan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya
kebahagiaan yaitu kehidupan yang damai. Oleh sebab itu ibadah baiknya
harus dilakukan secara ikhlas.

2.3 Tanggung Jawab Manusia Dalam Islam


2.3.1 Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
Kata lain dari hamba Allah adalah abdun yang berarti ketaatan dan
ketundukan. Ketaatan dan ketundukan merupakan konsekwensi dari
manusia sebagai hamba Allah yang terwujud dari sikap pemhambaan diri.
Maka dari itu manusia harus menghambakan dirinya hanya kepada Allah
SWT dan dilarang kepada dirinya untuk mendambakan dirinya kepada
selain Allah.

9
Manusia sebagai hamba Allah mempunyai tanggung jawab yang
harus dipikul olehnya, yaitu memelihara iman dan taqwa, karena ketaatan
dan ketundukan berhubungan erat dengan iman seorang manusia. Iman
bersifat fluktuatif, oltaqwa yang merupakan aplikasi karena itu harus
dipelihara maka akan menumbuhkan iman baru, dan taqwa merupakan
aplikasi dari iman yang harus dipelihara juga.

Seseorang dalam beribadah harus selalu Kontinuitas terutama shalat,


agar dapat menghindarkan diri dari kemungkaran dan kekejian. Maka dari
itu, amar makruf nahi mungkar harus dilaksanakan mulai dari diri
sendiri,keluarga dan selanjutnya kepada orang lain sesuai dengan (Qs. At
Tahrim:6)

ُ ‫َارا َوقُودُهَا ال َن‬


‫اس‬ َ ُ‫َيا أَيُّ َها الَذِينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنف‬
‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن ا‬
َ َ‫صون‬
‫َّللاَ َما‬ ُ ‫علَ ْي َها َم ًَلئِ َكة ِغ ًَلظ ِشدَاد َّل َي ْع‬ َ ‫َو ْال ِح َج‬
َ ُ ‫ارة‬
َ‫أ َ َم َر ُه ْم َويَ ْفعَلُونَ َما يُؤْ َم ُرون‬

Terjemah Arti: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”

2.3.2 Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah


Khalifah memiliki arti wakil atau pengganti yang mempunyai
kekuasaan. Manusia yang dipilih sebagai khalifah Allah memegang mandat
dari Allah untuk mewujudkan kemakmuran yang ada di bumi.

Manusia diberi kekuasaan yang bersifat kreatif yang memungkinkan


dirinya untuk memelihara,mengelola dna mendayagunakan apa yang ada di
bumibini untuk kepentingan hidupan sesuai dengan (Qs. Al A'rof :10)

10
ِ ‫ش ِفي َها لَ ُك ْم َو َج َع ْلنَا ْاْل َ ْر‬
‫ض ِفي َم َكنَا ُك ْم َولَقَ ْد‬ ‫َما قَ ِل ا‬
َ ‫يًل ٓ َم َعا ِي‬
َ‫ت َ ْش ُك ُرون‬
Terjemah Arti:” Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di
muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur.”

Kekreatifan manusia dengan kekalifahannya merupakan bentuk


penerapan dari ketaatan dan ketundukan. Ia hanya tunduk kepada Allah
SWT yang telah memberikan mandat dan amanat sebagai khalifah tidak
kepada yang lainnya. (Qs. Al An'am:165)

ٍ ‫ض ُك ْم فَ ْوقَ بَ ْع‬
‫ض‬ َ ‫ض َو َرفَ َع بَ ْع‬ ِ ‫ف ْاْل َ ْر‬ َ ِ‫َو ُه َو الَّذِي َج َعلَ ُك ْم خ َََلئ‬
ِ ‫س ِري ُع ْال ِعقَا‬
ُ‫ب َو ِإنَّه‬ َ ‫ت ِليَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آت َا ُك ْم ۗ إِ َّن َرب ََّك‬
ٍ ‫دَ َر َجا‬
ٌ ُ‫لَغَف‬
‫ور َر ِحي ٌم‬
Terjemah Arti: "Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Manusia memegang kekuasaan yang dibatasi oleh hukum Allah,


baik yang tertulis dalam kitab suci Al Qur'an maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (Al Kaun)

Seorang khalifah yang melanggar batas ketentuan yang diwakilkannya


adalah wakil yang mengingkari kewenangan dan ketundukannya, serta
menghianati amanat yang diwakilinya. Oleh karena itu, bertanggung jawab
atas amanah yang diemban merupakan suatu keharusan (Qs. Al A'raf:56 &
Qs. Fathir:39)

11
َ ‫عوهُ خ َْوفًا َو‬
ۗ ‫ط َم ًعا‬ ُ ‫ص ََل ِح َها َوا ْد‬ ِ ‫َو َال ت ُ ْف ِسدُوا ِفي ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َب ْعدَ ِإ‬
َ‫يب ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬
ٌ ‫َّللاِ قَ ِر‬
َّ ‫ت‬ َ ‫ِإ َّن َرحْ َم‬
Terjemah Arti: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan)Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat orang-orang yang berbuat baik)”

12
BAB 3. KESIMPULAN & SARAN

3.1 KESIMPULAN
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna dari makhluk
Allah yang lainnya, dengan semua keunggulan yang diberikan berupa akal, hati
nurani dan daya pikir.
Manusia mempunyai tanggung jawab untuk patuh terhadap segala
ketentuan Allah dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Manusia berperan sebagai khalifah yang menjadi penerus Nabi
Muhammad SAW dalam mengamalkan segala kebaikan.

3.2 SARAN
Sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna dibanding makhluk-
makhluk Allah yang lain, hendaknya kita terus mendekatkan diri kepa Allah,
SWT. Dengan tetap menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala yang
dilarang-Nya dan janganlah sesekali kita merasa takabur.

13
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Rudi Ahmad. 2015. Dimensi-Dimensi Manusia. Yogyakarta:


Deepublish, https://bit.ly/2ISlC0O, diakses pada Kamis, 28 Februari 2019

Kartanegara, Mulyadhi. 2007. Nalar Religius:Menyelami Hakikat Tuhan,


Alam, dan Manusia. Jakarta: Erlangga

Muhibbin, Zainul. Wahyuddin. Achmad. M Muhtarom Ilyas. Moh. Saifulloh.


Pendidikan Agama Islam:Membangun Karakter Madani,
https://bit.ly/2UpkTpy, diakses pada Minggu, 02 Maret 2019

Egneirr, Asgar ali,.Islam dan


Pembebasan:https://books.google.co.id/books?id=1MheDwAAQBAJ&pg=PA6
8&dq=martabat+manusia+islam&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwifj6qqgevgAh
VW7HMBHVaiB1kQ6AEIKDAA#v=onepage&q=martabat%20manusia%20isl
am&f=false, diakses pada Senin, 03 Maret 2019

14

Anda mungkin juga menyukai