16b8 PDF
16b8 PDF
Abstrak
Sindrom vena cava superior (SVCS) merupakan kumpulan gejala yang dapat terjadi akibat penekanan vena cava superior
oleh tumor mediastinum, baik yang ganas maupun yang jinak. Seorang laki-laki, 20 tahun, datang dengan keluhan sesak
napas yang memberat sejak 3 hari yang lalu. Sesak napas sudah mulai dirasakan sejak 1 bulan yang lalu bersamaan dengan
keluhan batuk kering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra dextra et sinistra, pelebaran vena leher di regio
coli dextra, pelebaran vena di regio thorax anterior, dan suara napas vesikuler menurun pada paru dekstra. Hasil
pemeriksaan CT Scan thorax menunjukan bahwa terdapat massa solid dengan bagian kistik di mediastinum anterior dekstra
meluas sampai medius dekstra. Pasien didiagnosis dengan tumor mediastinum anterior dekstra dengan sindrom vena cava
superior. Pasien diterapi dengan tujuan untuk mengurangi gejala sementara dan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas
yang lebih lengkap di Jakarta untuk mengatasi penyebab SVCS yang timbul, yaitu tumor mediastinum.
Korespondensi: Idzni Mardhiyah | Kampung Pulo RT03/09 No. 39, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat |
081586637102 | idzni.mardhi@gmail.com
Pada pasien ini dilakukan terapi awal desakan lesi ke trakea dari CT Scan. Sedangkan
untuk berupa Dexamethasone 3x1 amp IV, nyeri dinding dada muncul pada tumor
Cefoperazone 2x1 gr IV, Furosemid 1 x 40 mg neurogenik atau pada penekanan sistem
IV, Ranitidine 2x1 amp IV, Coditam tab 2x1, dan syaraf.5
N-acetilsistein 3x200mg. Terapi tersebut
bertujuan untuk mengurangi gejala pasien.
Setelah hari ketiga dengan terapi di atas,
keluhan sesak, batuk, dan nyeri dada pada
pasien dirasakan berkurang. Walaupun
demikian, pengobatan yang telah diberikan
hanya merupakan pengobatan suportif
sehingga pengobatan kuratif yaitu mengobati
penyebab sindrom vena cava superior harus
dilakukan, yaitu pengobatan tumor
mediastinum. Oleh karena itu, pasien pada
kasus ini dirujuk ke pusat terapi yang memiliki
fasilitas yang lebih lengkap di Jakarta.
Pembahasan
Pasien laki-laki berusia 20 tahun
datang dengan keluhan sesak disertai batuk Gambar 2. Patofisiologi terjadinya SVCS akibat
yang memberat sejak 3 hari yang lalu. Selain itu penekanan tumor.2
pasien juga mengeluh nyeri dada. Keluhan
sudah dirasakan sejak sebulan yang lalu. Pada Perjalanan penyakit SVCS dapat
pemeriksaan fisik ditemukan wajah yang berjalan dengan cepat. Keluhan yang dirasakan
sedikit bengkak, adanya pelebaran vena leher, sejak sebulan yang lalu, ditemukannya wajah
dan pada paru kanan ditemukan fremitus vokal yang sedikit bengkak, dan pelebaran vena leher
yang menurun, suara pekak pada perkusi, dan menunjukan suatu sindrom, yaitu sindrom
suara napas vesikuler menurun pada vena cava superior. Sindrom ini terjadi karena
auskultasi. Pada pasien dilakukan pemeriksaan adanya obstruksi aliran darah pada vena cava
laboratorium yang menunjukan hasil abnormal superior. Obstruksi ini dapat terjadi akibat
pada nilai LED, yaitu 44 mm/jam atau hambatan intrinsik atau ekstrinsik. Hambatan
meningkat. Selain itu, hasil CT Scan intrinsik merupakan hal yang jarang terjadi dan
menunjukan adanya Pada pemeriksaan diakibatkan oleh trombosis atau jaringan yang
radiologi dilakukan CT Scan thorax dengan hasil menginvasi vena cava superior. Sedangkan
massa solid dengan bagian kistik di faktor ekstrinsik terjadi akibat kompresi vena
mediastinum anterior dekstra meluas sampai atau striktur vena itu sendiri.5
medius dekstra, sangat mungkin massa dari Terdapat beberapa tipe obstruksi yang
thyroid dextra, DD/thymoma, limfoma. Pasien dapat terjadi pada SVCS. Pada keadaan normal,
didiagnosis dengan tumor mediastinum darah kembali ke atrium kanan difasilitasi oleh
anterior dekstra dengan sindrom vena cava gradien tekanan antara atrium kanan dan
superior. vena-vena cava. Ketika obstruksi pada vena
Berbagai gejala yang khas dapat cava superior terjadi, resistensi vaskular
dirasakan oleh penderita. Sesak, batuk, dan meningkat dan terjadi penurunan aliran balik
nyeri dada merupakan manifestasi klinik yang vena (venous return). Tekanan vena cava
dapat terjadi pada tumor mediastinum. Batuk, superior ini dapat terjadi secara konsisten atau
sesak atau stridor muncul bila terjadi perlahan-lahan. Ketika vena cava superior
penekanan atau invasi pada trakea dan/atau menunjukan stenosis yang signifikan (3/5 dari
bronkus utama. Sesak dapat disebabkan oleh lumen atau lebih), aliran darah diarahkan
hambatan pengembangan paru akibat desakan melalui sirkulasi kolateral untuk menghindari
massa maupun oleh penekanan pada trakea. obstruksi tersebut dan mengembalikan aliran
Pada kasus ini, sesak dapat terjadi akibat balik vena. Waktu perkembangan obstruksi ini
desakan massa ke trakea yang telah penting untuk implikasi klinis yang
dikonfirmasi dengan adanya gambaran
dihasilkannya. Pada kerusakan yang terjadi 1. Klasifikasi Doty and Standford (secara
secara akut, aliran darah tidak dengan cepat anatomi)7
terdistribusi melalui jaringan kolateral sehingga Tipe I: stenosis sampai 90% dari vena
gejala muncul secara cepat dan hebat. Pada cava superior supra-azygos
kasus dengan perkembangan obstruksi yang Tipe II: stenosis lebih dari 90% dari
lambat, jaringan vena kolateral memiliki waktu vena cava superior supra-azygos
yang cukup untuk mengembang dalam rangka Tipe III: oklusi total dari vena cava
menerima volume sirkulasi. Oleh karenanya, superior dengan aliran darah balik
obstruksi vena cava superior yang berlangsung azygos
lama dan parah dapat ditemukan tanpa tanda Tipe IV: oklusi total vena cava superior
dan gejala yang signifikan.6 dengan keikutsertaan organ-prgan
Berbagai gejala dapat terjadi akibat mayor dan vena azygos.
kompresi vena cava superior. Dinding vena 2. Klasifikasi Yu (secara klinis)4
cava superior tidak dapat bertahan terhadap Grade 0: asimptomatik (adanya bukti
kompresi. Ketika reduksi lumen vena cava radiologis obstuksi vena cava superior)
superior mencapai lebih dari 60%, perubahan Grade 1: ringan (plethora, sianosis,
hemodinamik terjadi: dilatasi proksimal, edema leher dan kepala)
kongesti, dan aliran yang melambat. Tanda Grade 2: sedang (grade 1 dengan
klinis dari kondisi ini terutama adalah sianosis kegagalan fungsi)
(akibat stasis vena dengan oksigenasi arteri Grade 3: berat (edema serebral atau
yang normal) dan edema di bagian atas dada, laring ringan/sedang, fungsi jantung
lengan, leher, dan wajah (terutama yang terbatas)
periorbital). Pembengkakan biasanya sering Rade 4: mengancam jiwa (edema
terjadi pada bagian kanan, karena serebral atau laring yang signifikan,
pembentukan sirkulasi kolateral dengan gagal jantung)
kemungkinan yang lebih baik terjadi pada vena
Grade 5: fatal
brachicephalica kanan dibandingkan
3. Klasifikasi Bigsby (secara risiko operatif)8
kontralateralnya. Tanda dan gejala lain
Risiko rendah: tidak ada dispnea saat
meliputi batuk, epistaksis, hemoptisis, disfagia,
istirahat, sianosis fasial saat duduk,
disfonia dan serak (disebabkan oleh kongesti
tidak ada perburukan dispnea, edema
pita suara), perdarahan esofagus, retina, dan
fasial dan sianosis saat posisi supinasi
konjungtiva. Pada kasus stasis vena cephalica
Risiko tinggi: adanya sianosis fasial
yang signifikan, sakit kepala, pusing, rasa
atau dispnea saat istirahat pada posisi
berdenging, bingung, stupor, letargi bahkan
duduk.
koma dapat terjadi. Sakit kepala merupakan
Klasifikasi Stanford dan Doty dapat
gejala yang paling sering dan biasanya terjadi
menentukan terapi yang akan dilakukan. Untuk
terus menerus dan terasa menekan, diperberat
tipe 1 dapat dilakukan terapi radiasi dan
saat batuk. Sesak dapat dihubungkan dengan
kemoterapi, sedangkan untuk tipe 2,3,4 perlu
massa mediastinum atau disebabkan oleh efusi
dilakukan tindakan bedah.9 SVCS pada pasien
pleura atau kerusakan sirkulasi jantung. Posisi
ini dapat diklasifikasikan dengan klasifikasi Yu
supinasi dapat memperburuk gejala klinik.6
dan Bigsby, yaitu SVCS grade 2 dengan risiko
Berbagai kondisi klinis harus
rendah perioperatif.
diperhatikan pada pasien SVCS. Dispnea saat
Berbagai pemeriksaan penunjang
istirahat bukan merupakan hal yang jarang
dilakukan untuk membantu menegakkan
terjadi pada perkembangan sindrom vena cava
diagnosis dan menyingkirkan diagnosis
superior dan harus selalu dipertimbangkan
banding. Pada pasien ini dilakukan
sebagai faktor risiko tinggi dilakukannya
pemeriksaan laboratorium yaitu darah lengkap,
prosedur invasif di bawah anastesi umum. Jika
fungsi ginjal dan fungsi hati. Pemeriksaan
sesak berhubungan dengan edema laring,
menunjukan hasil yang normal kecuali pada
maka pasien tidak boleh dilakukan anastesi
laju endap darah (LED) yang menunjukan
umum dan operasi.6
peningkatan. Peningkatan LED pada tumor
Terdapat tiga klasifikasi utama dari SVCS
mediastinum dapat terjadi pada limfoma dan
berdasarkan kategorisasi yang berbeda:
TB mediastinum.5 Selain pemeriksaan