Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Burger Disease


Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) merupakan suatu keadaan dimana terjadi
penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan
yang dipicu oleh merokok. Berdasarkan studi cohort, pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun
lebih banyak yang menderita penyakit Buerger dibandingkan dengan siapapun. Penyakit
buerger mengakibatkan terjadinya inflamasi dan trombosis arteri kecil dan sedang serta vena
pada kaki dan tangan (Yehuda Shoenfeld, dkk. 2008). Penyumbatan dan peradangan yang
terjadi menyebabkan bagian ujung-ujung anggota gerak kekurangan oksigen, mati, kemudian
membusuk.

2. Etiologi

Rokok mengandung kurang lebih 4000 zat, dan 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada rokok adalah nikotin, karbon monoksida dan tar. Ada berbagai jenis rokok
di pasaran yaitu rokok putih, kretek, dan rokok cerutu. Rokok putih mengandung 14 – 15 mg
tar dan 5 mg nikotin, sementara rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 4 – 5 mg
nikotin. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan tar dan nikotin pada rokok kretek lebih tinggi
daripada rokok putih. Kandungan tar dan nikotin pada cerutu paling tinggi karena ukurannya
yang lebih besar.

1. Nikotin

Nikotin dapat merusak saraf, menganggu fungsi otak serta jantung. Nikotin juga dapat
mengganggu sistem saraf simpatis dengan merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan
frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan
gangguan irama jantung. Pada pembuluh darah, nikotin berfungsi memanggil sel-sel darah
trombosit dan menyebabkan penempelan trombosit ke dinding pembuluh darah. Tumpukan ini
memicu peradangan sehingga semakin banyak sampah yang menumpuk di dinding pembuluh
darah yang berakibat penyempitan. Penyempitan pembuluh darah di bagian ujung tubuh (jari
kaki dan jari tangan) akibat nikotin akan meningkatkan risiko terjadinya ateriosklerosis,
Penyempitan inilah menyebabkan aliran terhambat sehingga bagian yang kurang darah akan
mati dan membusuk.

2. Karbon monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan
hemoglobin dalam eritrosit. Hemoglobin seharusnya berikatan dengan oksigen untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh. Faktanya kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang
dari 1%, sementara dalam darah perokok mencapai 4-15%. Otomatis pada perokok, CO akan
menurunkan penghantaran oksigen ke jaringan seluruh tubuh. Karbon monoksida juga
mengganggu pelepasan oksigen, mempercepat aterosklerosis, dan meningkatkan kekentalan
darah sehingga mempermudah penggumpalan darah. Kombinasi inilah yang menyebabkan
aliran terhambat menuju bagian ujung-ujung tubuh sehingga bagian tersebut cepat membusuk
karena kekurangan oksigen.

3. Tar
Tar merupakan komponen padat asap rokok yang bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap,
tar masuk ke dalam rongga mulut dalam bentuk uap padat. Setelah dingin, tar akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan
paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3 – 40 mg per batang rokok. Tar juga dipercaya
menyebabkan dinding pembuluh darah rusak sehingga dapat menyebabkan tumpukan sampah
yang kemudian menyumbat.

3. Tanda gejala

1. Gejala pertama berupa klaudikasi atau nyeri pada saat berjalan.


2. Fase awal menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran
yang mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit.
Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan
berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas yang berbenjol- benjol.
3. Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama,
bahkan nyeri saat istirahat.
4. Penderita sering kali mengalami fenomena Raynaud, suatu kondisi di mana ujung
tubuh (jari, tumit, tangan, kaki) menjadi putih jika terkena suhu dingin.
5. Kedinginan, mati rasa, kesemutan, rasa panas pada ujung jari kaki atau jari tangan.
6. Kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai.
7. Kebiruan pada jari tangan dan kaki yang kemudian menghitam dan membusuk.
8. Tidak ada denyutan nadi pada bagian yang kurang aliran darah.
9. Otot menjadi atrofi atau mengecil.
10. Tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul pembusukan maka terjadi kerusakan
tulang yang berkembang menjadi osteomielitis (radang tulang)

4. Tools pemeriksaan Burger Diseases


Keterangan hasil:

0-1: Anda tak berisiko penyakit Buerger


2-3: Anda berisiko namun rendah
4-5: Kemungkinan Anda terkena sedang
≥6: Kemungkinan terkena tinggi, diagnosis dapat dipastikan

5. Patofisiologi
Etiologi dan mekanisme dari penyakit buerger ini belum diketahui dengan pasti. Sebagian
besar pasien buerger memiliki riwayat menghisap rokok. Timbulnya manifestasi klinis penyakit
ini diduga berhubungan dengan fenomena imunologis yang mengakibatkan vasodisfungsi dan
inflamasi serta trombus yang akan menyebabkan obstruksi aliran darah perifer sehingga
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen yang diangkut oleh darah tidak terpenuhi
dengan baik. Apabila kondisi ini berlanjut maka akan terjadi kematian sel dan jaringan tubuh
terutama pada daerah yang jauh dari jantung yaitu jari-jari kaki dan tangan. Apabila penderita
tetap tidak berhenti untuk merokok maka ini akan memungkinkan penderita untuk mengalami
kematian jaringan pada jari-jari kaki dan tangan yang biasa dikenal dengan sebutan ganggren

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus untuk diagnosis buerger disease.
Namun ada beberapa yang pemeriksaan harus dilakukan untuk menyingkirkan penyakit
lainnya. Beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk menilai adanya vaskulitis
sistemik, seperti reaktan fase akut, biasanya negatif pada penyakit ini. Pemeriksaan yang
perlu untuk dilakukan adalah pemeriksan darah perifer lengkap dan LED

a) Pemeriksaan fungsi hati


b) Pemeriksaan fungsi ginjal dan urinalisa
c) Glukosa darah puasa, porfil lipid
d) Pemeriksaan CRP, komplemen, faktor rheumatoid
e) Pemeriksaan serologis: ANA, Anticentromere antibody, Sel-70 antibody,
Antiphospholipid antibody

b. Pemeriksaan radiologi
1. Angiografi/ arteriografi
Pada arteriografi penemuan yang khas adalah oklusi non atherosklerotik segmental
pada pembuluh darah kecil dan menengah (digital, palmar, plantar, tibial, peroneal,
radial, dan ulnar) dengan pembentukan pembuluh darah collateral di area sekitar oklusi
dinamakan cockskrew collateral.

2. Echocardiography
Echocardiographyuntuk menyingkirkan kemungkinan adanya sumber emboli dari
jantung.

c. Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah Allen’s test,


Pemeriksaan ini untuk menilai aliran arteri radialis dan arteri ulnaris. Hasil abnormal
menunjukan adanya sumbatan pada arteri distal dan menunjukan keterlibatan ekstremitas
atas. Ini dapat digunakan untuk membedakan dari penyakit aterosklerosis.

Penatalaksanaan
Penatalaksaan buerger disease merupakan kombinasi penatalaksanaan medis dan bedah, serta
harus disertai dengan kerjasama yang kuat dari pasien untuk menghentikan kebiasaan merokok
dan perawatan kaki jika dengan/atau tanpa ulkus iskemik. Penghentian kebiasaan merokok
secara mutlak merupakan tatalaksana satu-satunya yang telah terbukti untuk mencegah
progresivitas buerger’s disease. Mengurangi jumlah rokok menjadi 1-2 batang per hari,
mengganti rokok dengan permen tembakau atau pengganti nikotin dapat menyebabkan
penyakit ini tetap aktif. Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan
ini. Penderita harus berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-
obat vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada penderita,
tetapi tidak efektif. Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap paparan panas dan dingin.

Untuk penatalaksanaan ulkus iskemik dan nyeri yang terjadi (termasuk klaudikasio intermiten)
dapat digunakan:
1) Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet, dapat
memperbaiki klaudikasio hingga 40-60%.
2) Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten
3) Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah
4) Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi vasospasme
5) Revaskularisasi, dengan percutanues transluminal angioplasty atau bedah terbuka, jika
memungkinkan secara anatomis dan pasien telah berhenti merokok
6) Simpatektomi, untuk menghilangkan tonus simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi.

Untuk perawatan kaki, pasien harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1) Penggunaan alas kaki dengan ukuran yang sesuai dan nyaman
2) Lubrikasi dan perawatan kaki dengan pelembab
3) Menghindari paparan terhadap suhu yang ekstrim
4) Pengobatan luka pada kaki segera dan agresif
5) Otot yang atrofi dapat diatasi dengan implantable spinal cord stimulation. Selulitis dan
flebitis yang terjadi segera diatasi dengan antibiotik yang sesuai dan NSAID. Jika
semua usaha pengobatan telah dilakukan dan tidak memberikan hasil yang
memuaskan, dapat dilakukan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi yang
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai