Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan hayati yang beraneka ragam dan memiliki manfaat
bagi kehidupan. Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia memungkinkan dapat
ditemukannya berbagai jenis senyawa kimia. Beberapa diantara senyawa kimia telah
banyak ditemukan dapat membantu perkembangan kimia organik bahan alam (Supratman,
2008). Keanekaragaman hayati Indonesia yang menjadikannya sebagai lahan utama bagi
mereka yang mengembangkan penemuan berbagai senyawa kimia yang ditemukan di alam.
Masyarakat Indonesia secara turun-temurun telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan
untuk bahan obat tradisional baik sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan
terhadap berbagai jenis penyakit. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional akan terus
berlangsung terutama sebagai obat alternatif.

Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran
penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Metabolit sekunder
adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit primer. Senyawa kimia sebagai hasil
metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan,
obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan
obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang
penggunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi
sebagai obat. Senyawa-senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada
tumbuhan sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa
bahan alam yaitu saponin, steroid, tanin, flavonoid, dan alkaloid.

Penapisan fitokimia merupakan langkah awal yang dapat membantu untuk


memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman. Secara
umum dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan sebagian besar merupakan reaksi
pengujian warna dengan suatu pereaksi warna (Alfinda, 2008). Metode uji fitokimia yang
banyak digunakan adalah metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan di
lapangan atau di laboratorium.

1.2. Tujuan
a. Mampu menjelaskan tujuan penapisan fitokimia
b. Mampu menjelaskan tahap-tahap proses penapisan fitokimia untuk suatu golongan
senyawa
c. Mampu menentukan pereaksi spesifik untuk mengidentifikasi senyawa yang
terkandung dalam tanaman

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah untuk melakukan skrining fitokimia
pada daun melinjo dan daun serai.

\
Daftar Pustaka

Alfinda, dkk. (2008). Buku Ajar Fitokimia. Surabaya; Airlangga University Press.

Claus, Edward P., Varro E. Tyler, and Lynn R. Brady, 1970, Pharmacognosy, 6th ed, Lea
& Febiger, Philadelphia, 247

Fransworth., N.,R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. American


Pharmaceutical Association

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. ITB : Bandung.

Kumoro, AndiCahyo. (2015). Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman Obat.
Yogyakarta; Plantaxia.

Sulianti, Sri Budi , Emma Sri KuncaridanSofnie M. Chairul. 2005. “ Pemeriksaan Farmakognosi
Dan Penapisan Fitokimia Dari Daun Dan Kulit Batang Calophylluminophyllum dan
Calophyllumsoulatri ”. Biodiversitas ISSN: 1412-033x Volume 7.

Supratman, Unang. 2008. Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Banduing ; Jurusan Kimia
FMIPA, Universitas Padjajaran Bandung
TUGAS MAKALAH
DASAR SINTESIS SENYAWA OBAT
SKRINING FITOKIMIA

DISUSUN OLEH:
NAMA : ADALBERTHA I. B. MALLE
NMP : 13161044
JURUSAN : MATRIKULASI FA 1

S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai