Anda di halaman 1dari 4

BAGAIMANA PERUBAHAN SUATU ASAM AMINO DAPAT

MENGUBAH SELURUH SIFAT PROTEIN SECARA KESELURUHAN


DAN CONTOHNYA

Nama : Rufaidah
NIM : 8881190031

Protein merupakan salah satu zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi
sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh (indotesis, 2017). Protein mengandung unsur
karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat
(Budianto, 2009). Selain itu, molekul protein mengandung posfor, belerang serta beberapa
protein juga memiliki unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal
dari Bahasa yunani yaitu proteos, artinya yang utama atau yang didahulukan (Rismayanthi,
2006). Protein ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802-1880).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptide. Dari dua puluh macam asam amino esensial, yaitu lisin, leusin,
isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin. Sedangkan untuk anak-anak yang
sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi, yaitu histidin dan arginin. Adapun contoh asam
amino non esensial, yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin, asam glutamat, alanine, asam
aspartate,aspargin, ornitin. (Irianto dan Waluyo, 2004)
Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat
pengatur, pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai zat-zat pengatur, protein
mengatur proses-proses metabolism dalam bentuk enzim dan hormon. Proses metabolik (reaksi
biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur
lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu
dengan yang lain. (Sediaoetama, 2008)
Dalam senyawa protein, terdapat asam amino yang terbagi menjadi dua, yakni asam
amino nonesensial dan asam amino esensial. Asam amino nonesensial adalah jenis asam amino
yang biasa disintesis di dalam tubuh melalui proses transaminase. Beberapa makanan tertentu
juga mengandung asam amino nonesensial. Dari 20 asam amino yang ditemukan pada manusia,
10 diantaranya merupakan asam amino nonesensial. Contoh dari asam nonesensial antara lain,
glisin, alanine, serin, tirosin, sistein, sistin, prolin, hidroksiprolin, asam aspartat, dan asam
glutamat. Sedangkan asam amino esensial adalah jenis asam amino yang tidak bisa disintesis
si dalam tubuh dan hanya terdapat di dalam makanan saja. Hal tersebut diakibatkan asam
esensial ini cukup diperlukan oleh tubuh di dalam metabolism protein. Contoh dari asam amino
esensial antara lain, valin, lisin, leusin, isoleusin, treonin, triptofan, fenilalanin, metionin,
arginine, dan histidine. (Apriliawan, 2017)
Setiap protein mempunyai susunan asam amino tertentu. Artinya setiap protein
memiliki sifat spesifik. Terdapat dua hal yang dapat mengubah sekuruh sifat protein secara
keseluruhan, yaitu dalam segi susunan dan srtruktural. Secara susunan, setiap protein terdiri
atas asam amino dan protein bersifat spesifik. Contohnya, protein a memiliki susunan dan
jumlah asam amino yang berbeda dengan protein b. Apabila protein a mengalami perubahan
dalam susunan dan jumlah asam aminonya, maka protein tersebut tidak lagi disebut protein a
lagi. Dengan berubahnya susunan dan jumlah asam amino pada protein, maka akan
menyebabkan protein memiliki sifat dan fungsi yang berbeda dari semula.
Sedangkan secara structural, setiap gugus asam amino dalam protein saling berinteraksi
melalui imteraksi antar molekul. Jika terjadi gangguan pada ikatannya, seperti terjadi
pemanasan yang menyebabkan putusnya interaksi dalam gugus asam amino yang terdapat pada
protein, maka akibatnya protein akan rusak. Dengan rusaknya protein ini, maka akan
menyebabkan sifat dan fungsi protein berubah pula.
Contoh dari perubahan susunan asam amino yang dapat mengubah protein, dapat dilihat
dari sel darah merah yang dimiliki oleh penderita anemia. Pada penderita anemia, terlihat
bahwa, bentuk eritrosit yang semula bulat berubah menjadi bulan sabit. Perubahan bentuk
eritrosit diakibatkan adanya hemoglobin yang susunan dan jumlah asam aminonya berubah,
sehingga hemoglobin tersebut tidak menjadi hemoglobin yang semula. Jika diperhatikan lebih
dalam lagi, terjadinya perubahan bentuk eritrosit menjadi bulan sabit diakibatkan rantai
polipeptida yang membentuk hemoglobin, protein yang membawa oksigen dalam darah,
memiliki sedikit perubahan urutan (Khanacademy, 2015). Asam glutamat yang biasanya
merupakan asam amino keenam dari rantai beta hemoglobin (salah satu dari dua jenis rantai
protein yang membentuk hemoglobin) digantikan oleh valin (Hendrickson, 2019). Hal yang
terjadi dari penggantian asam glutamat dengan valin, biasa disebut proses substitusi. Dengan
tergantinya asam glutamat yang memiliki sifat hidrofilik dengan valin yang bersifat hidrofobik,
maka fungsi dari eritrosit yang semula dapat menampung oksigen menjadi sulit menampung
oksigen disebabkan sifat valin yang hidrofobik (Hendrickson, 2019).
Contoh dari perubahan structural dalam gugus asam amino yang terdapat pada protein
yaitu denaturasi protein. Denaturasi protein adalah pemecahan struktur normal protein atau asm
nukleat karena perubahan suhu, pH, atau konsentrasi ion dalam larutan di mana protein terjadi
(Alistigna, 2017). Selain itu denaturasi juga melibatkan pemecahan banyak hubungan yang
lemah, atau ikatan (misalnya ikatan hidrogen), dalam sebuah molekul protein yang
bertanggung jawab untuk struktur dalam keadaan alaminya (Alistigna, 2017). Dengan
terjadinya denaturasi pada protein, maka mendapatkan konsekuensi umum berupa hilangnya
aktivitas biologi, seperti hilangnya kemampuan katalitik enzim (Alistigna, 2017). Secara tidak
langsung, denatrasi ini leih ke perlakuan atau kondisi yang diterapkan kepada protein tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alistigna, 2017. Pengertian Denaturasi. https://budisma.net/2015/02/pengertian-
denaturasi.html. [Diakses pada 19 agustus 2019 pukul 19.17 WIB]
Apriliawan, 2017. Asam Amino Esensial dan Non Esensial.
https://www.academia.edu/32445616/Asam_amino_esensial_dan_non_esensial [Diakses pada
19 Agustus 2019 pukul 18.50 WIB ]
Budianto, 2009. Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia: Dasar-Dasar Ilmu Gizi.
Malang: UMM Press [Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 17.37 WIB]
Hendrickson, 2019. The Substitution of Valine for Glutamic Acid.
https://www.livestrong.com/article/437114-the-substitution-of-valine-for-glutamic-acid/
[Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 14.54 WIB]
Indotesis, 2017. Pengertian Fungsi, Struktur, dan Jenis-Jenis Protein.
https://medium.com/@indotesis/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-jenis-protein-
7aa78e460029 [Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 17.15 WIB]
Irianto dan Waluyo, 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya [Diakses pada
19 Agustus 2019 pukul 17.37 WIB]
Khanacademy, 2015. Orders of Protein Structure.
https://ww.khanacademy.org/science/biology/macromolecules/proteins-and-amino-
acids/a/orders-of-protein-structure [Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 14.51 WIB]
Rismayanthi, 2006. Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi. http://journal.uny.ac.id
[Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 17.23 WIB]
Sediaoetama,2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia JIlid 1. Jakarta: Dian
Rakyat [Diakses pada 19 Agustus 2019 pukul 17.37 WIB]

Anda mungkin juga menyukai