Anda di halaman 1dari 96

PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL ASETAT DAN

VITAMIN C TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE DAN


KUALITAS SPERMATOZOA DI DALAM SEKRESI EPIDIDIMIS
MENCIT ALBINO (Mus musculus L)
STRAIN BALB/C

TESIS

Oleh

T.M. FAUZI
057008005/BM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL ASETAT DAN
VITAMIN C TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE DAN
KUALITAS SPERMATOZOA DI DALAM SEKRESI EPIDIDIMIS
MENCIT ALBINO (Mus musculus L)
STRAIN BALB/C

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan


dalam Program Studi Biomedik
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

T.M. FAUZI
057008005/BM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL ASETAT DAN
VITAMIN C TERHADAP KADAR
MALONDIALDEHYDE DAN KUALITAS
SPERMATOZOA DI DALAM SEKRESI EPIDIDIMIS
MENCIT ALBINO (Mus musculus L)
STRAIN BALB/C
Nama Mahasiswa : T.M. Fauzi
Nomor Pokok : 057008005
Program Studi : Biomedik

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

(dr.Yahwardiah Siregar, PhD) (Dr. Ramlan Silaban, MSi)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

( dr.Yahwardiah Siregar, PhD ) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc )

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tanggal lulus : 22 Agustus 2008
Telah diuji pada
Tanggal : 22 Agustus 2008

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : dr.Yahwardiah Siregar, PhD
Anggota : 1. Dr. Ramlan Silaban, MSi
2. dr. Datten Bangun, MSc, SpFK
3. Dr. Dwi Suryanto, MSc

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK

Masalah polusi logam berat termasuk salah satunya timbal merupakan


masalah yang serius di negara-negara maju maupun berkembang seperti Indonesia.
Timbal dapat terkontaminasi terutama pada manusia, dan hewan melalui udara, air,
dan tanah. Polusi timbal terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor dan
cemaran limbah industri baterai aki. Sifatnya yang terakumulasi di dalam jaringan
tubuh berdampak terhadap kerusakan struktur lipid membran sel, ditandai dengan
meningkatnya kadar malondialdehyde (MDA) sebagai salah satu produk dari
peroksidasi lipid.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemaparan timbal
asetat dan vitamin C yang diberikan bersamaan secara oral selama 36 hari terhadap
kadar malondialdehyde dan kualitas spermatozoa di dalam sekresi cauda epididimis
mencit.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, 36 ekor mencit (Mus
musculus L) albino jantan Strain Balb/c dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yang
masing-masing terdiri dari 6 ekor. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
kadar MDA bermakna (p<0,05) pada kelompok perlakuan timbal asetat 0,1 % w/v,
dan timbal asetat 0,3 % w/v dibandingkan dengan kelompok perlakuan
aquadest/kontrol.
Penambahan vitamin C dengan dosis 0,2 mg/g BB pada mencit yang dipapar
timbal asetat 0,1% w/v dapat menurunkan kadar malondialdehyde secera bermakna
(p<0.05) dibandingkan dengan kelompok yang diberikan tanpa penambahan
vitamin C. Pemberian vitamin C dosis 0,2 mg/g BB kurang bekerja efektif
menurunkan kadar malondialdehyde (p>0,05) jika diberikan pada kelompok mencit
yang dipapar timbal asetat 0,3 % w/v dibandingkan dengan kelompok tanpa
penambahan vitamin C. Pemberian vitamin C saja tidak berpengaruh bermakna
(p>0.05) terhadap kadar malondialdehyde dibandingkan dengan kelompok perlakuan
aquadest/kontrol.
Pemberian timbal asetat 0,1 % w/v atau 0,3 % w/v pada mencit dapat
mempengaruhi penurunan jumlah, motilitas, kecepatan gerak, dan persentase
morfologi normal spermatozoa secara bermakna (p<0,05) bila dibandingkan dengan
kelompok perlakuan aquadest/kontrol. Penambahan vitamin C 0,2 mg/g BB dapat
meningkatkan motilitas, dan kecepatan gerak secara bermakna (p<0,05) pada hewan
uji yang dipapar timbal asetat 0,1 % w/v dibandingkan dengan kelompok hewan uji
tanpa penambahan vitamin C. Hasil lainnya menunjukkan pemberian vitamin C saja
pada hewan uji ternyata tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap penurunan
kualitas spermatozoa.

Kata kunci : timbal asetat, vitamin C, malondialdehyde, peroksidasi lipid,


spermatozoa.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
ABSTRACT

Heavy metal pollution is a problem and lead pollution in particular represents


a serious problem in develop nations and also developing nations like Indonesia. Lead
contamination especially in humans, and animals occurs by polluted air, water, and
land. Lead pollution is especially heavy in motor vehicle exhaoust and certain
industries, as well as a consequence of inadequate disposal of lead batteries. Lead can
accumulate in body tissues and damage the structure of lipid cell membranes. This
damage can be measured by the rate of formation of malondialdehyde (MDA),
a product of lipid peroxidation.
The goal of this research was to know the influence of lead acetate exposure
and vitamin C on the rate of MDA formation and the quality of spermatozoa in mice,
as measured in secretions from the caudal epididymis. This experimental research
was conducted using 36 male mice ( Mus musculus L) albino Strain Balb/c that were
into six treatment groups each consisting of six mice. The lead acetate and vitamin C
were administered orally over 36 days.
The results of this research showed a significant increase (p<0,05) in MDA
levels in groups treated with lead acetate at 0,1% w/v, and 0,3% w/v compared to the
aquadest/control group. Addition of vitamin C at a dose of 0,2 mg/g body weight in
mice exposed to lead acetate at 0,1%.w/v significantly reduced MDA levels (p<0,05)
compared to the lead exposed not treated with vitamin C.
Vitamin C dose 0,2 mg/g body weight was less effective MDA levels in the
group exposed to lead acetate at 0,3% w/v. there was no significant difference
between this group an the lead exposed group not treated with vitamin C.
Administration of vitamin C does not have a significant effect (p>0,05) on MDA
levels compared to the aquades/control group.
Administration of lead acetate at 0,1% w/v or 0,3% w/v in mice significantly
influenced the amount, motility, speed, and percentage of morphologically normal
spermatozoa in negative ways compared to the aquadest/ control group.Addition of
vitamin C at 0,2 mg/g body weight in mice which were exposed to lead acetate at
0,1 % w/v significantly improved the motiliy, and speed of spermatozoa (p<0,05)
compared to the lead exposed group not treated with vitamin C. other results showed
administration of vitamin C only did not have a significant effect (p<0,05) on the
quality of the spermatozoa.

Keywords: lead acetate, vitamin C, malondialdehyde, lipid peroxidation, spermatozoa

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan ridho-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul, ”Pengaruh Pemberian

Timbal Asetat dan Vitamin C Terhadap Kadar Malondialdehyde dan Kualitas

Spermatozoa di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain

Balb/C ”.

Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan penulis dalam

rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Magister pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,

Sp.A(K), dan seluruh jajarannya yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

dr. Yahwardiah Siregar, PhD, (Ketua Komisi Pembimbing), dan Dr. Ramlan

Silaban, MSc (Anggota Komisi Pembimbing) atas perhatian, dorongan semangat,

bimbingan dan kesabaran telah mengorbankan waktu mulai dari persiapan penelitian

sampai penyelesaian tesis ini.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
dr. Datten Bangun, MSc, SpFK (Komisi Pembanding), dan Dr. Dwi Suryanto,

MSc (Komisi Pembanding) atas perhatian dan saran yang bermanfaat bagi penulis

untuk kesempurnan penyusunan tesis ini.

Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B,

MSc, dan Ketua Program Studi Magister Biomedik dr. Yahwardiah Siregar, PhD,

atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan program Magister Biomedik di Sekolah Pasacasarjana

USU Medan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua dosen yang telah

membimbing penulis selama mengikuti pendidikan magister ini.

Persembahan terima kasih tulus, rasa hormat dan sembah sujud kepada

ayahanda dan ibunda tercinta ( dr. H. Kamajaya, MSc, SpAnd dan Hj. Esther

Novika ) yang telah membesarkan dengan susah payah dengan penuh kasih sayang

dan atas dukungan serta semangat mereka inilah Penulis dapat menjalani pendidikan

hingga pascasarjana. Semoga Allah SWT mengampuni dan selalu merahmati kedua

ayahanda dan ibunda Penulis. Buat adinda T.M. Fajar, ST, T. Larry Arthit, dan T.M.

Reza Syahputra yang Penulis kasihi.

Terima kasih juga Penulis sampaikan kepada teman-teman : dr. T. Helvi

Mardiani, Suharsih, SSi, Emni Purwonigsih, SSi, dan dr. Dwi Rita Anggraini, MKes,

atas dorongan semangat sehingga tesis ini dapat selesai.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih perlu mendapat perbaikan

dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan tulisan ini. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima Kasih.

Medan, 20 Agustus 2008

Penulis,

T. M. Fauzi

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Tengku Muhammad Fauzi


2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 29 September 1979
3. Agama : Islam
4. Status : Belum Menikah
5. Alamat : Jl. Tridharma No. 24 Medan
6. Telp/HP : 061-8214687/08566236600
7. Pendidikan
SD Kemala Bhayangkari Medan : 1986-1992
SMP Negeri 2 Medan : 1992-1996
SMU Dharma Pancasila Medan : 1996-1999
Sarjana (S1) Biologi FMIPA USU : 1999-2005
Sekolah Pascasarjana, Program Biomedik USU : 2005-2008
8. Riwayat Pekerjaan
Asisten Dosen Biologi di Fak.Kedokteran USU : 2001-2005
Asisten Dosen Biologi di Fak.Kedokteran UMI : 2002-sekarang
Staf Pengajar di AKPER YBS Medan : 2006-sekarang

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4. Hipotesis......................................................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.6. Kerangka Teori............................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9


2.1. Timbal ........................................................................................... 9
2.1.1. Sifat fisika dan kimia timbal .............................................. 9
2.1.2. Keracunan timbal ............................................................... 10
2.2. Oksidasi Lipid ................................................................................ 11
2.3. Malondialdehid (MDA) Sebagai Penanda Peroksidasi Lipid ........ 13
2.4. Radikal Bebas dan Sistem Pertahanan Tubuh ............................... 14
2.5. Antioksidan Sebagai Pelindung Kesehatan ................................... 17
2.6. Sistem Reproduksi Jantan Pada Mencit ........................................ 19
2.6.1. Organ testis ....................................................................... 19
2.6.2. Sistem duktus .................................................................... 21
2.6.3. Spermatogenesis ................................................................ 22
2.6.4. Struktur sel sperma ............................................................ 24
2.7. Pengaruh ROS Terhadap Faal Spermatozoa ................................. 25
2.8. Kelainan Morfologi Sel Sperma ................................................... 27

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.9. Pengukuran dan Pengaruh Senyawa Malondialdehyde (MDA) .. 27

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 29


3.1. Rancangan Penelitian .................................................................... 29
3.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 29
3.3. Waktu dan Tempat ........................................................................ 30
3.4. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
3.4.1. Variabel independent ...................................................... 30
3.4.2. Variabel dependent ......................................................... 31
3.5. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 31
3.5.1. Pemeliharaan hewan percobaan ..................................... 31
3.5.2. Perlakuan hewan percobaan ........................................... 31
3.6. Prosedur Pemeriksaan ................................................................... 32
3.6.1. Pengambilan sekresi cauda epididimis ........................... 32
3.6.2. Pengamatan kualitas spermatozoa................................... 33
3.6.3. Penentuan kadar MDA di dalam suspensi
sekresi cauda epididimis ................................................ 37
3.7. Analisis Data ................................................................................. 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 40


4.1. Hasil Penelitian ............................................................................. 40
4.2. Pembahasan ................................................................................... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62


5.1. Kesimpulan ................................................................................... 62
5.2. Saran … ......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 64

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Tingkat Pb di darah pada anak-anak............................................ 10

2. Beberapa sumber radikal bebas .................................................... 16

3. Rancangan percobaan ................................................................... 32

4. Persiapan MDA standar untuk spektrofotometer ......................... 38

5. Data pengamatan kadar MDA suspensi sekresi cauda epididmis


mencit .......................................................................................... 40

6. Hasil uji BNT antar rata-rata kadar MDA berbagai kelompok


perlakuan ...................................................................................... 41

7. Data pengamatan kualitas spermatozoa mencit ........................... 44

8. Hasil uji BNT antar rata-rata jumlah, persentase motil,


kecepatan gerak, dan persentase morfologi spermatozoa
berbagai kelompok perlakuan ..................................................... 49

9. Kecepatan reaksi senyawa-senyawa radikal bebas yang


bereaksi dengan asam ascorbat (AscH- ) ...................................... 59

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kerangka teori penelitian pengaruh Pb asetat dan vitamin C


terhadap kadar MDA dan kualitas spermatozoa mencit ............... 8

2. MDA sebagai produk akhir peroksidasi lipid ............................... 14

3. Anatomi testis dan saluran reproduksi mencit (Mus musculus L)


jantan ............................................................................................. 19

4. Reaksi TBA dengan MDA membentuk warna merah muda ........ 28

5. Senyawa M1G (pyrimido[1,2-a]purin-10(3h)-one)....................... 28

6. Hemositometer Improved Neubauer ............................................. 34

7. Grafik kadar rata-rata MDA......................................................... 41

8. Grafik rata-rata jumlah spermatozoa............................................. 45

9. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade a .......... 45

10. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade b ......... 46

11. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade c ......... 46

12. Grafik rata-rata persentase total spermatozoa motil..................... 47

13. Grafik rata-rata kecepatan gerak spermatozoa ............................. 48

14. Grafik rata-rata persentase total morfologi spermatozoa normal.. 49

15. Morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L) strain Balb/c .. 55

16. Peroksidasi lipid ............................................................................ 56

17. Reaksi vitamin C menetralisir radikal bebas................................. 59

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Output analisis data kadar MDA suspensi sekresi epididimis dan


kualitas spermatozoa mencit meliputi : jumlah, motilitas,
kecepatan gerak, dan morfologi spermatozoa dengan uji Anova
satu arah (p=0.05) menggunakan software SPSS 13 ................... 68

2. Output analisis data kadar MDA suspensi sekresi epididimis dan


kualitas spermatozoa mencit meliputi : jumlah, motilitas,
kecepatan gerak, dan morfologi spermatozoa dengan uji lanjut
BNT (p=0.05) menggunakan software SPSS 13.......................... 69

3. Surat keterangan strain mencit ...................................................... 81

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang dapat mencemari

lingkungan terutama yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Timbal

ditambahkan sebagai bahan aditif pada bensin dalam bentuk timbal organik (Contoh:

Tetra Etil-Pb dan Tetra Metil-Pb). Pada pembakaran bensin, timbal organik ini

berubah menjadi anorganik. Sekitar 70% timbal yang terkandung dalam bensin akan

diemisikan melalui knalpot kendaraan tersebut. Banyaknya pengguna kendaraan

bermotor, terutama yang menggunakan bensin bertimbal sebagai bahan bakar

mengakibatkan terjadinya peningkatan emisi gas buang kendaraan bermotor yang

mengandung zat timbal (Pb). Timbal diperlukan sebagai bahan aditif pada bensin

untuk menjaga agar mesin jangan bergetar (anti knocking).

Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) melaporkan bahwa

konsentrasi timbal di udara ambient di beberapa kota besar seperti: Jabotabek pada

tahun 2000 menunjukkan 1,75-3,5 µg/m3, kota Bandung pada tahun 2004 2-3,5

µg/m3, Yogyakarta 2 µg/m3, Makassar 9 µg/m3 dan Semarang 9 µg/m3. Konsentrasi 1

µg/m3 timbal yang berada di udara berdampak pada peningkatan kadar timbal dalam

darah 2,5-5,3 ug/dl dan apabila terakumulasi hingga 40 ug/dl berdampak menurunnya

jumlah sperma, dan gerak sperma yang berarti pula gejala kemandulan.(KPBB,

2006).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Timbal sering juga menyebabkan keracunan pada hewan ruminansia. Rumput

pakan ternak yang terkontaminasi oleh Pb dari udara sering menyebabkan keracunan

kronis, tetapi padang rumput yang terkontaminasi cemaran limbah peleburan logam

ataupun limbah baterai/aki sering menyebabkan toksisitas yang akut. Pada hewan

ruminansia gejala khas dari keracunan Pb antara lain: gastro-enteritis, anemia, dan

ensepalopati (Darmono, 2001). Hasil penelitian menunjukkan sapi yang mengalami

keracunan Pb terjadi akumulasi timbal pada jaringan hati, ginjal dan otot hewan

tersebut (Darmono, 2001).

Sifat timbal yang toksik dan akumulatif ini menyebabkan banyak organ yang

dapat dipengaruhi, salah satunya adalah sistem reproduksi hewan jantan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa keracunan Pb dapat mengakibatkan penurunan jumlah

spermatozoa pada mencit (Antonio et al, 2004; Barrat et al, 1989; Sokol et al , 1985).

Selain itu Pb (timbal) dapat menginduksi terjadinya stres oksidasi pada hewan

percobaan, ditandai dengan naiknya Lipid Peroxidation Potential (LPP) di dalam

jaringan. Penelitian menunjukkan pemberian timbal asetat dengan dosis tunggal 200

mg/kg BB melalui injeksi intraperitoneal selama 4 minggu dapat meningkatkan LPP

di dalam jaringan testis. LPP dapat ditentukan dengan mengukur molekul

malondialdehyde (MDA) mengikuti tes standar thiobarbituric acid (TBA) (Acharya

et al, 2003).

Pengukuran MDA banyak dilakukan sebagai parameter terjadinya peroksidasi

lipid. Peroksidasi lipid yang tinggi ternyata memiliki hubungan dengan berbagai

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
macam penyakit. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa penelitian antara lain

Suryawanshi et al (2006) melaporkan bahwa kadar MDA plasma pada penderita

diabetes mellitus meningkat dibandingkan dengan kontrol. Penderita penyakit hati

oleh alkohol juga menunjukkan peningkatan kadar MDA (Gupta et al, 2005). Selain

itu hasil penelitian Zarghami et al (2005) menunjukkan bahwa pria yang mengalami

asthenozoospermic kadar MDA di dalam semen menunjukkan terjadi peningkatan

dibandingkan pria yang normozoospermic, serta berkorelasi dengan penurunan

motilitas spermatozoa.

Kemampuan menetralisir senyawa oksidan sebenarnya sudah dimiliki oleh

tubuh/sel itu sendiri. Enzim glutation peroksidase, uric acid dan enzim katalase

bekerja menetralisir oksidan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida (H2O2)

merupakan salah satu molekul Reactive Oxygen Species (ROS) dan penyebab

terjadinya peroksidasi lipid. Selain itu senyawa oksidan seperti superoksida (O2 -)

dapat dinetralisir oleh tubuh dengan bantuan enzim superoksida dismutase (SOD),

radikal hidroksil dan oksigen singlet dinetralisir oleh uric acid. Walaupun tubuh

memiliki enzim-enzim antioksidan sendiri, namun kerjanya banyak berada di intrasel.

Kemampuan tubuh tidak cukup untuk menetralisir senyawa oksidan yang diakibatkan

paparan bahan-bahan beracun yang berasal dari lingkungan yang bersifat radikal,

termasuk salah satunya timbal, pestisida, nitrat, radioaktif, merkuri, dan sebagainya.

(Goodman , 1995)

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Vitamin C (L- Ascorbic Acid) merupakan senyawa alami yang bersifat

antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas namun bukan bersifat enzimatis.

Senyawa ini umumnya hanya dapat disintesis oleh tanaman. Manusia tidak mampu

mensintesis senyawa ini. Ketidakmampuan ini menyebabkan manusia umumnya

menderita penyakit yang disebut hipoaskorbemia, dan dalam keadaan parah akan

timbul skorbut yang fatal. Kepentingan senyawa ini bagi manusia salah satunya

ternyata berdasarkan kemampuannya mengikat zat-zat radikal seperti superoksida dan

radikal hidroksil, juga bereaksi langsung dengan hidrogen peroksida, oleh karena itu

vitamin C dapat mencegah berbagai radikal bebas bersifat toksik yang menyebabkan

oksidasi. Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa vitamin C

sangat bermanfaat bagi pencegahan dan pengobatan penyakit antara lain: menurunkan

tekanan darah dan kolesterol, mencegah terjadinya resiko serangan jantung, bekerja

sebagai antioksidan dalam pengobatan asma, melindungi sistem imun dalam melawan

virus (Goodman, 1995), dan berbagai macam manfaat lainnya yang masih perlu

diteliti kembali.

Salah satu hal yang menarik untuk diteliti adalah bagaimana kemampuan

antioksidan dalam melindungi gangguan sistem reproduksi jantan karena bahan-

bahan beracun atau polutan dari lingkungan yang bersifat radikal. Seperti yang

dikemukakan sebelumnya bahwa senyawa timbal (Pb) dapat mengganggu sistem

reproduksi hewan percobaan tikus jantan berupa kerusakan histologi testis dan

penurunan jumlah spermatozoa. Wibisono (2001) melaporkan bahwa vitamin C

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
mampu melindungi sistem reproduksi tikus jantan yang terpapar gelombang

ultrasonik (merupakan salah satu pemicu terjadinya radikal bebas) ternyata

menunjukkan terjadi penurunan jumlah spermatid sebesar 57%. Pemberian vitamin C

dengan dosis 0,20 mg/g BB bersamaan dengan pemaparan gelombang ultrasonik

selama 15 hari ternyata dapat meningkatkan jumlah spermatid sampai 66%.

Dengan dasar kemampuan vitamin C sebagai antioksidan, perlu dilakukan

penelitian eksperimental lebih lanjut bagaimana pengaruh pemberian bersamaan

timbal asetat ( Pb(C2H3O2)2·3H2O ) dan vitamin C terhadap kualitas spermatozoa dan

kadar malondialdehyde (MDA) di dalam sekresi cauda epididimis mencit jantan

selama satu siklus spermatogenesis mencit.

1.2. Perumusan Masalah

Meskipun telah banyak penelitian tenteang timbal kepada hewan percobaan

namun belum diketahui bagaimana pengaruh pemberian timbal asetat (Pb

(C2H3O2)2·3H2O ) secara oral bersamaan vitamin C terhadap kualitas spermatozoa

dan kadar MDA di dalam sekresi cauda epididimis mencit (Mus musculus L ).

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum: Mengetahui pengaruh timbal (Pb) terhadap profil lipid membran dan

kualitas spermatozoa, serta pengaruh pemberian vitamin C bersamaan dengan Pb

asetat.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tujuan khusus :

1. Mengetahui pengaruh pemberian Pb asetat secara oral selama 36 hari terhadap

profil lipid membran dengan mengukur kadar malondialdehyde (MDA) di dalam

sekresi cauda epididimis mencit.

2. Mengetahui pengaruh pemberian Pb asetat secara oral selama 36 hari terhadap

kualitas spermatozoa di dalam sekresi cauda epididimis mencit.

3. Mengetahui pengaruh vitamin C untuk melindungi lipid membran yang

diberikan bersamaan dengan Pb asetat secara oral selama 36 hari.

4. Mengetahui pengaruh pemberian vitamin C terhadap kualitas spermatozoa yang

diberikan bersamaan dengan Pb asetat secara oral selama 36 hari.

1.4. Hipotesis

1. Pemberian timbal asetat 0,1% dan 0,3% secara oral selama 36 hari dapat

mempengaruhi penurunan kualitas spermatozoa dan peningkatan kadar MDA di

dalam sekresi cauda epididimis mencit (Mus musculus L)

2. Pemberian vitamin C dengan dosis 0,20 mg/g BB secara oral pada kelompok

perlakuan yang terpapar timbal asetat 0,1% w/v dan 0,3% w/v selama 36 hari

dapat menormalkan kualitas spermatozoa dan penurunan kadar MDA di dalam

sekresi cauda epididimis mencit (Mus musculus L)

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang dampak keracunan timbal (Pb) terhadap sistem

reproduksi hewan jantan.

2. Agar masyarakat dapat mengetahui betapa pentingnya vitamin C dalam tubuh

khususnya mengatasi dampak keracunan timbal.

3.. Sebagai dasar bagi terbentuknya penelitian baru atau lanjutan penelitian ini.

1.6. Kerangka Teori

Logam berat Pb (timbal) dapat menginduksi terjadinya oksidasi lipid,

terutama pada rantai asam lemak tidak jenuh/polyunsaturated fatty acid

(Gambar 1). Lipid yang mengalami oksidasi ini akan menjalani reaksi lanjutan secara

berantai membentuk produk radikal seperti radikal bebas peroksil, radikal bebas

PUFA, dan radikal bebas superoksida. Peningkatan jumlah radikal ini akan

mengakibatkan terjadinya dekomposisi asam lemak tidak jenuh menjadi lipid

peroksida yang sangat tidak stabil. Peroksidasi lipid juga dapat terdekomposisi oleh

senyawa radikal bebas menjadi senyawa malondialdehyde (MDA).

Vitamin C berperan dalam menetralisir (scavenger) terhadap senyawa-

senyawa radikal bebas tersebut. Penelitian ini akan mengungkap kemampuan untuk

melindungi tubuh dari toksisitas senyawa logam berat Pb.

Produk peroksidasi lipid, yaitu MDA dapat bereaksi dengan Thiobarbituric

acid (TBA) membentuk kromogen berwarna merah. Absorbansinya dapat diukur

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 534 nm, dan

dari absorbansi tersebut dapat ditentukan kadar MDA secara kuantitatif dalam

sampel tertentu, seperti pada: jaringan, plasma, dan sekresi cauda epididimis.

Peningkatan kadar MDA menunjukkan secara tidak langsung terjadi peningkatan

stress oksidasi.

Gambar 1. Kerangka teori penelitian pengaruh Pb asetat dan vitamin C


terhadap kadar MDA dan kualitas spermatozoa mencit

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Timbal

Timbal atau timah hitam (Pb) merupakan logam berat yang terdapat secara

alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses

alami maupun buatan. Apabila timbal terhirup atau tertelan oleh manusia, akan

beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan

disimpan di dalam tulang dan gigi. Manusia terkontaminasi timbal melalui udara,

debu, air dan makanan.

2.1.1. Sifat fisika dan kimia timbal

Timbal adalah logam berat, dengan nomor atom 82, berat atom 207,19 dan

berat jenis 11,34. bersifat lunak dan bewarna biru keabu-abuan dengan kilau logam

yang khas sesaat setelah dipotong. Kilaunya akan segera hilang sejalan dengan

pembentukan lapisan oksida pada permukaannya, mempunyai titik leleh 327,50C dan

titik didih 1740 0C (MSDS, 2005).

Lebih dari 95% timbal merupakan senyawa anorganik dan umumnya dalam

bentuk garam timbal anorganik, kurang larut dalam air, dan selebihnya berbentuk

timbal organik. Senyawa timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa

tetraethyllead (TEL) dan tetramethyllead (TML). Jenis senyawa ini hampir tidak larut

dalam air, namun dapat dengan larut dalam pelarut organik, misalnya dalam lipid

(WHO, 1977).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.2. Keracunan timbal

Ukuran keracunan suatu zat ditentukan oleh kadar dan lamanya paparan.

Keracunan dibedakan menjadi keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan yang

disebabkan oleh timbal dalam tubuh mempengaruhi berbagai jaringan dan organ

tubuh. Organ-organ tubuh yang menjadi sasaran dari keracunan timbal adalah sistem

peredaran darah, sistem saraf, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem endokrin, dan

jantung (Darmono, 2001).

Efek yang disebabkan oleh keracunan timbal pada anak-anak dan orang

dewasa dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tingkat Pb di darah pada anak-anak


Kelompok Kadar Pb di darah Efek pada anak-anak

1 1-9 µg/dL Gangguan belajar

Gangguan pendengaran,
2 10-14 µg/dL pertumbuhan lamban, masalah
belajar

Sakit kepala, Berat badan


3 20-44 µg/dL menurun, dan gangguan sistem
saraf

4 45-69 µg/dL Anemia, nyeri perut yang hebat

Kerusakan otak mengakibatkan


5 > 69 µg/dL
kematian

(Sumber: Center for Disease Control and Prevention, 2000)

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pada orang dewasa kadar Pb darah 10 µg/dL mempengaruhi perkembangan

sel darah, kadar 40 µg/dL mempengaruhi beberapa fungsi dari kemampuan darah

untuk membentuk hemoglobin, gangguan sistem saraf menyebabkan kelelahan,

irritability, kehilangan ingatan, dan reaksi lambat. Pb juga menyebabkan penyakit

ginjal yang kronis dan gagal ginjal, sedangkan pada sistem reproduksi mengakibatkan

berkurangnya jumlah sperma atau meningkatnya jumlah sperma yang abnormal. Pada

wanita hamil jumlah yang sangat tinggi akan mengakibatkan keguguran. Kadar Pb

ynang tinggi di darah juga dapat menaikkan tekanan darah (Shannon, 1998).

2.2. Oksidasi Lipid

Oksidasi lipid biasanya terbentuk melalui proses pembentukan radikal bebas

yang terdiri dari tiga proses dasar yaitu:

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
RH, R , RO , ROO , ROOH dan M berturut-turut merupakan simbol untuk

asam lemak tidak jenuh atau ester dengan atom H pada atom karbon alilik, radikal

alkil, radikal alkoksil, radikal peroksil, hidroperoksida dan logam transisi (Apriyanto,

2002)

Pada tahap awal reaksi terjadi pelepasan hidrogen dari asam lemak tidak jenuh

secara homolitik sehingga terbentuk radikal alkil yang terjadi karena adanya inisiator

(panas, oksigen aktif, logam atau cahaya). Pada keadaan normal radikal alkil cepat

bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksil dimana radikal peroksil ini

bereaksi lebih lanjut dengan asam lemak tidak jenuh membentuk hidroperoksida

dengan radikal alkil, kemudian radikal alkil yang terbentuk ini bereaksi dengan

oksigen. Reaksi autoksidasi adalah reaksi berantai radikal bebas. Laju reaksi antara

radikal alkil dengan oksigen berlangsung cepat, maka kebanyakan radikal bebas

berbentuk radikal peroksil. Akibat hal tersebut, reaksi terminasi utama biasanya

melibatkan 2 radikal peroksil.

Laju oksidasi meningkat dengan meningkatnya jumlah ikatan rangkap pada

asam lemak, sebagai contoh, asam linoleat (18:2) dioksidasi 10 kali lebih cepat

daripada asam oleat (18:1) dan asam linoleat (18:3) dioksidasi 20-30 kali lebih cepat

daripada asam oleat. Hidroperoksida dapat terbentuk pada berbagai posisi dimana

ikatan rangkap berada, sebagai contoh pada asam oleat terdapat 4 hidroperoksida

yang dibedakan atas posisi peroksida yaitu dapat pada posisi 8, 9, 10 atau 11.

Semakin banyak ikatan rangkap asam lemak, maka semakin banyak pula

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
kemungkinan posisi hidroperoksida yang terbentuk. Hal ini berarti akan semakin

banyak jenis produk degradasi asam lemak yang bersangkutan seperti akan dijelaskan

di bawah ini. (Apriyanto, 2002)

Hidroperoksida asam lemak tak jenuh yang terbentuk karena oksidasi sangat

tidak stabil dan mudah mengalami pemecahan menjadi berbagai senyawa flavor dan

juga produk nonvolatil. Dekomposisi hidroperoksida berlangsung melibatkan

pemutusan gugus-OOH sehingga terbentuk radikal alkoksil dan radikal hidroksil.

Radikal alkoksil ini kemudian mengalami pemutusan beta pada rantai C-C sehingga

terbentuk aldehid dan radikal alkil atau vinil. Berbagai jenis senyawa dihasilkan dari

degradasi lipid diantaranya hidrokarbon, aldehid, keton, asam karboksilat, alkohol

dan heterosiklik (Apriyanto, 2002).

Di samping dapat menurunkan jumlah lipid yang dapat dicerna dan tersedia

sebagai sumber energi, oksidasi lipid juga dapat menghasilkan senyawa-senyawa

radikal. Senyawa-senyawa radikal dalam bahan pangan dapat terserap ke dalam tubuh

kemudian dapat memicu terbentuknya senyawa radikal dalam tubuh. Senyawa radikal

dalam tubuh berperan dalam menentukan proses penuaan (aging), terjadinya

aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Apriyanto, 2002).

2.3. Malondialdehid (MDA) Sebagai Penanda Peroksidasi Lipid

Peroksidasi lipid dalam bahan pangan akan terdekomposisi menjadi aldehid,

keton dan khususnya malonaldehid (Gambar 2). Senyawa-senyawa karbonil ini akan

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
bereaksi dengan gugus amino protein melalui reaksi amino-karbonil dan

pembentukan basa Schiff. Reaksi malonaldehid dengan rantai samping lisil akan

mengakibatkan cross-linking dan polimerisasi protein. Reaksi ini berdampak pada

menurunnya nilai gizi protein dan dapat menimbulkan off-flavour (Apriyanto, 2002).

Gambar 2. MDA Sebagai produk akhir peroksidasi lipid

2.4. Radikal Bebas dan Sistem Pertahanan Tubuh

Reaksi radikal bebas sebenarnya adalah suatu mekanisme biokimia yang

normal terjadi dalam tubuh. Radikal bebas biasanya hanya bersifat intermediat

(perantara), dan kemudian cepat diubah menjadi substansi lain yang tidak lagi

membahayakan tubuh. Misalnya, hormon-hormon prostaglandin dibentuk melalui

suatu seri reaksi radikal bebas atau reaksi detoksifikasi racun yang masuk ke dalam

tubuh yang juga mengikutsertakan radikal bebas. Jika pada kesempatan yang berumur

sangat pendek ini, radikal bebas bertemu DNA atau enzim atau asam lemak majemuk

tak jenuh (polyunsaturated fats), maka suatu permulaan kerusakan sel dapat terjadi

(Husaini, 2001).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Senyawa-senyawa maupun reaksi-reaksi kimia yang cenderung menghasilkan

spesies oksigen reaktif (spesies oksigen yang potensial toksik) disebut pro-oksidan.

Radikal bebas adalah atom/molekul yang pada kulit terluarnya mengandung

satu/lebih elektron tak berpasangan. Tidak semua spesies oksigen reaktif adalah

radikal bebas (umpamanya H2O2 & singlet oksigen bukan radikal bebas, tetapi

termasuk spesies oksigen reaktif. Karena adanya kecenderungan mengambil sebuah

elektron (e-) dan senyawa-senyawa lain maka spesies oksigen ini sangat reaktif.

Beberapa spesies oksigen reaktif yang dijumpai dalam tubuh adalah:

1. Radikal Bebas Superoksida (O2 - )

2. Radikal Bebas Hidroksil (OH - ).

3. Radikal Bebas Alkoksil (RO- )

4. Radikal Bebas Peroksil (ROO-)

5. Peroksida lipid (LOOH)

6. Hidrogen peroksida (H2O2).

7. Singlet Oksigen (IO2)

8. Ion Hipoklorit (OCl).

(Lautan, 1997)

Reactive Oxygen Species (ROS) kemungkinan dilibatkan dalam patofisiologi

penyakit manusia, seperti kanker, kardiovaskuler dan juga pada penyakit

neurodegeneratif seperti alzheimer dan parkinson. ROS secara tetap diproduksi oleh

reaksi metabolisme dalam tubuh manusia (Tuminah, 2000).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Radikal bebas tidak stabil dan mempunyai reaktivitas yang tinggi. Jika radikal

bebas tidak dinaktivasi, reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe makromolekul

seluler, termasuk karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. Kerusakan protein oleh

radikal bebas dapat menyebabkan katarak, pada lipid menyebabkan aterosklerosis dan

pada DNA menyebabkan kanker. Meskipun demikian radikal bebas tidak selalu

merugikan, misalnya, radikal bebas berperan dalam pencegahan penyakit yang

disebabkan karena mikrobia melalui sel-sel darah khusus yang disebut fagosit.

Beberapa sumber radikal bebas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Beberapa sumber radikal bebas


Sumber Internal Sumber Eksternal
Mitokondria Rokok sigaret
Fagosit Polutan lingkungan
Xantin oksidase Radiasi
Reaksi yang melibatkan besi dan Obat-obatan tertentu, pestisida dan
logam transisi lainnya anastesi dan larutan industri
Arachidonat pathway ozon
Peroksisome
Olahraga
Peradangan
Iskemia/reperfusi
(Tuminah, 2000)

Tubuh manusia mempunyai beberapa mekanisme untuk bertahan terhadap

radikal bebas dan ROS lainnya. Pertahanan yang bervariasi saling melengkapi satu

dengan yang lain karena bekerja pada oksidan yang berbeda atau dalam bagian

seluler yang berbeda. Suatu garis pertahanan yang penting adalah sistem enzim,

termasuk superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase. SOD

merupakan golongan enzim antioksidan yang penting dalarn pendekomposisian

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
katalitik radikal superoksida menjadi hidrogen peroksida dan oksigen. Katalase

secara spesifik mengkatalisis dekomposisi hidrogen peroksida. Glutation peroksidase

merupakan golongan enzim antioksidan yang mengandung selenium yang penting

dalam mengurangi hidroperoksida, sebagai contoh: hasil oksidasi lipid (Tuminah,

2000).

2.5. Antioksidan Sebagai Pelindung Kesehatan

Antioksidan dengan berat molekul kecil lainnya ditemukan dalam makanan,

yang diketahui adalah vitamin E, vitamin C dan karotenoid. Beberapa makanan juga

mengandung substansi antioksidan lain. Sebagian besar antioksidan yang dijumpai

dalam makanan tersebut adalah fenolat atau senyawa polifenolat. Meskipun substansi

tersebut belum diketahui fungsi nutrisinya, akan tetapi mungkin penting bagi

kesehatan manusia karena potensi antioksidannya (Tuminah, 2000).

Secara fisiologis sebenarnya tubuh sudah mempersiapkan diri untuk

menangkal radikal bebas atau oksidan dengan tersedianya antioksidan dalam sistem

intrasel membran, cairan ekstrsel, sitoplasma dan lipoprotein membran. Enzim

antioksidan yang dibentuk di dalam tubuh yaitu: superoksida dismutase (SOD),

glutation peroksidae, katalase, dan glutation reduktase. Sedangkan antioksidan yang

berupa mikronutrien dikenal tiga yang utama, yaitu: β-karoten, vitamin C dan

vitamin E (Sies et al, 1991).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan fungsinya antioksidan dapat dibagi menjadi: (1). Tipe pemutus

rantai reaksi pembentuk radikal bebas, dengan menyumbangkan atom H, misalnya

vitamin E; (2). Tipe pereduksi, dengan mentransfer atom H atau oksigen, atau bersifat

pemulung, misalnya vitamin C; (3). Tipe pengikat logam, mampu mengikat zat

peroksidan, seperti Fe dan Cu, misalnya flavanoid; (4). Antioksidan sekunder,

mampu mendekomposisi hidroperoksida menjadi bentuk stabil, pada manusia dikenal

SOD, katalase, dan glutation peroksidase (Hariyatmi, 2004).

Sejumlah penelitian epidemiologis telah menguji peranan spesifik nutrien

antioksidan dalam pencegahan penyakit. Sebagai contoh: konsumsi vitamin C yang

tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kanker. vitamin C atau glutation

dapat membersihkan OH yang sangat reaktif. Fenolat yang merupakan 1 dari

kelompok utama komponen makanan non-esensial dikaitkan dengan penghambatan

aterosklerosis dan kanker. Konsumsi vitamin E yang cukup, penting dalam

memperkecil resiko penyakit jantung koroner. Vitamin E mencegah penyebaran

kerusakan oleh radikal bebas dalam membran biologik dengan kemampuannya

membersihkan radikal proksil (Tuminah, 2000).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.6. Sistem Reproduksi Jantan Pada Mencit

Sistem reproduksi pada mencit jantan terdiri atas sepasang testis, pasangan

kelenjar-kelenjar aksesori, dan sistem duktus termasuk organ kopulasi (Gambar 3).

Gambar 3. Anatomi testis dan saluran reproduksi mencit (Mus musculus L) jantan.
a = testis, b = caput epididimis, c = cauda epididmis, dan d = vas
deferens. Tanda panah menunjukkan bagian yang dipotong untuk
mengisolasi cauda epididimis. Perbesaran 40 x

2.6.1. Organ testis

Gonad indeferen sewaktu embrio dini pada betina berdiferensiasi menjadi

ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Pada semua spesies testis

berkembang di dekat ginjal, yaitu pada daerah krista genitalis primitif. Pada

mammalia, testis mengalami penurunan yang cukup jauh, pada kebanyakan spesies

berakhir pada skrotum. Pada burung, testis tidak mengalami penurunan, tetap tinggal

pada posisi di sekitar daerah testis itu berasal. Fungsi testis ada dua macam: yang

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
menghasilkan hormon seks jantan disebut androgen, dan yang menghaslkan gamet

jantan disebut sperma (Nalbandov,1990).

Sperma dihasilkan di tubulus semeniferus yang merupakan lebih dari 90

persen dari massa testis. Tubulus-tubulus tersebut sangat berliku-liku; setiap testis

mengandung tubulus-tubulus yang mencapai jarak bermil-mil bila direntangkan.

Struktur histologi tubulus berubah secara cepat dengan bertambahnya umur. Pada

jantan muda struktur tubulus masih sederhana; epitelium lembaga hanya terdiri atas

sel-sel spermatogonia dan sertoli. Pada jantan yang lebih tua spermatogonia tumbuh

menjadi spermatosit primer, yang setelah pembelahan miosis pertama tumbuh

menjadi spermatosit sekunder haploid. Selanjutnya spermatosit sekunder haploid

menjadi spermatid, yang setelah mengalami sederetan transformasi disebut

spermiogenesis, kemudian tumbuh menjadi satu sel sperma yang terdiri dari atas

sebuah kepala, sebuah bagian tengah (tubuh) serta bagian ekor (Nalbandov, 1990).

Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Bukti-

bukti yang ada dan yang terbaik menunjukkan bahwa hanya sel Leydig yang terdapat

pada jaringan interstisial mensekresi hormon androgen, tetapi belum dapat

menyampaikan sama sekali adanya sedikit kemungkinan bahwa komponen-

komponen tubulus semeniferus mungkin berperan serta pada fungsi ini. Di antara

spesies dan di dalam satu spesies terdapat perbedaan perkembangan yang besar pada

sel Leydig. Sel Leydig ditemukan pada semua mammalia pada segala umur, terutama

bila jantan berada pada musim penangkaran, tetapi lagi-lagi terdapat perbedaan

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
antarspesies tentang banyaknya sel Leydig yang dapat ditemukan. Pada babi dan

tikus, sel interstisial ini berkembang sangat baik, dan kumpulan sel-sel Leydig yang

cukup luas menghuni bagian yang cukup luas dari volume total testis. Pada mausia

dan sapi, sel-sel Leydig jauh lebih sedikit dan tidak membentuk sarang-sarang yang

besar seperti yang terjadi pada spesies lain. Sekresi androgen oleh sel Leydig

dikontrol hormon-hormon pituitari, dan tingkat sekresinya tergantung pada tingkat

fungsional kelenjar pituitari (Nalbandov,1990).

2.6.2. Sistem duktus

Sistem duktus pada jantan sebagian besar verasal dari sistem duktus Wolff

pada ginjal mesonefrik sebagian dari sistem Muller, yang pada betina hampir

seluruhnya digunakan untuk pembentukan duktus-duktusnya. Pada jantan tetap

bertahan sebagai rudimen pada prostat, yakni dalam bentuk utrikel prostatik (uterus

jantan atau uterus maskulinus) (Nalbandov, 1990).

Tubulus mesonefrik berkembang menjadi vas eferen, duktus mesonefrik

menjadi epididimis, sedangkan vas deferen dan vesikula seminalis dibentuk terakhir

dari evaginasi duktus. Sisa-sisa dari sistem duktus yang lain(uretra-uretra prostatik,

membranosa dan karvenosa) berkembang dari sinus urogenitalis seperti halnya

dengan du akelenjar aksesori jantan yang lain, yaitu kelenjar prostat dan kelenjar

Cowper (kelenjar bulbo-uretra) Duktuli efrensia menjadi berkelok-kelok, dan duktuli

berasal dari rete testis (Nalbandov, 1990).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Duktuli tersebut secara bergantian dibatasi oleh kelompok sel-sel epitelium

berbentuk tinggi dan rendah yang memiliki silia yang tidak dapat bergerak. Secara

berangsur-angsur duktuli tersebut bersatu, membentuk duktus tunggal yang berkelok-

kelok serta membentuk bagian-bagian kepala, tubuh dan ekor epididimis, yang

dibatasi oleh sel-sel epitelium berbentuk kompleks semu berukuran tinggi dan

memiliki stereosilia yang dapat bergerak (Nalbandov, 1990).

Epididimis merupakan saluran reproduksi jantan yang berfungsi menghasilkan

kelenjar reproduksi jantan, dan juga merupakan tempat penyimpanan spermatozoa

sementara sebelum dikeluarkan. Spermatozoa yang terdapat di dalam epididmis

merupakan sel tunggal dengan membran selnya mengandung kadar fosfolipid yang

tinggi. Senyawa lipid yang terdapat pada membran spermatozoa mengandung asam

lemak tidak jenuh yang sangat rentan mengalami oksidasi terutama oleh karena

adanya induksi dari senyawa-senyawa radikal bebas atau (ROS) Reactive Oxygen

Species. Selain lipid, kadar ROS yang tinggi dapat juga mengoksidasi protein dan

DNA (Sanoka et al, 2004).

2.6.3. Spermatogenesis

Pada waktu lahir atau menetas, jantan memiliki tubulus yang tidak berlumen

dan dibatasi oleh lapisan tunggal epitelium bernukleus kecil. Waktu jantan mencapai

kedewasaan, dalam stubulus secara perlahan terbentuk lumen dan epitelium lembaga

(muasal) tumbuh dari satu menjadi berlapis-lapis seperti terlihat pada hewan jantan

dewasa. Dan dalam tubulus ini dapat ditemukan semua tipe sel lembaga

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
(spermatogonia, spermatosit primer serta sekunder, dan spermatozoa). Diantara

individu dan spesies terdapat variasi yang sangat besar mengenai umur dimulainya

spermatogenesis dan kecepatan perkembangannya. Spermatogenesis berkembang

paling cepat pada spesies yang jantannya mencapai kedewasaan seksual relatif awal.

Hewan yang berumur pendek (ayam) proses spermatogenesisnya berlanjut dan tidak

berkurang sampai mati, dan sebagian besar tubulus tampaknya berfungsi secara

normal sepanjang hidup. Pada mammalia umur panjang (manusia, babi, sapi)

spermatogenesis berlanjut sepanjang hidup, tetapi melewati umur pertengahan

tubulus secara normal yang lambat-laun akan mengalami atrofi, sampai akhirnya

hanya sedikit yang menunjukkan aktivitas spermatogenik (Nalbandov,1990).

Seringkali individu tertentu mampu menghasilkan sperma hidup dan mampu

mengadakan penangkaran jauh sebelum sebagian besar anggota spesies yang lain atau

anggota populasi yang lain dapat melakukannya. Kedewasaan seksual pada anak laki-

laki dan mammalia lain yang terjadi terlalu awal mungkin lebih umum daripada yang

kita perkirakan. Spermatogenesis sempurna, dengan sperma dalam epididimis tampak

pada testis seekor domba berumur 72 hari, dan sperma yang motil dapat ditemukan

pada ayam Leghorn 62 hari. Umur kedewasaan seksual bersifat genetik, dan tampak

dari kenyataan bahwa terdapat perbedaan besar antara bangsa-bangsa hewan

domestik (pada sapi perah, sapi Brown Swiss mencapai kedewasaan empat sampai

enam bulan lebih lambat dibanding sapi Jersey atau Guernsey). Kenyataannya telah

terbukti, bahwa pada semua bangsa hewan domestikasi, dapat dilakukan seleksi

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan tujuan untuk hewan dengan kedewasaan seksual awal atau lambat (secara

sadar atau tidak) (Nalbandov, 1990).

Pada jantan penangkar musiman testis mengalami regresi sepenuhnya selama

diluar musim penangkaran, dan epitelium lembaga kembali pada keadaan seperti

yang umumnya terdapat pada hewan jantan yang belum dewasa seksual. Pada saat itu

tubulus kehilangan lumennya dan dibatasi oleh spermatogonia kecil satu lapis. Pada

kebanyakan mammalia, testis bermigrasi dari skrotum ke rongga tubuh, dan tetap

tinggal di sini sampai sesaat sebelum dimulainya musim penangkaran berikutnya.

Kemudian mereka mengalami perubahan yang sama seperti yang terjadi ketika

mencapai pubertas, danterulang lagi pada setiap permulaan musim penangkaran

berikutnya (Nalbandov, 1990).

2.6.4. Struktur sel sperma

Sel sperma yang normal terbentuk dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor.

Kepala ditutup oleh tudung protoplasmik (galea kapitis). Galea kapitis ini dulu dikira

hanya ditemukan pada sel sperma dewasa, tetapi sekarang diketahui bangunan ini

merupakan bagian normal kepala sperma. Galea kapitis ini biasanya terlarut bila

sperma diberi pelarut lemak yang biasanya digunakan untuk pengecatan. Bentuk

kepala bervariasi tergantung spesies. Pada sapi, domba, babi dan kelinci bebentuk

bulat telur pipih, sedangkan pada manusia berbentuk bulat. Bila bergerak sperma

berenang dalam cairan suspensinya seperti ikan dalam air. Hanya bila sudah mati

maka sperma tampak datar dengan permukaan. Pada unggas, kepala berbentuk

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
silinder memanjang; pada mencit dan tikus, ujung kepala berbentuk kait (Nalbandov,

1990).

Leher yang merupakan bagian tengah, dan ekor tidak tersusun dari flagellum

tunggal yang padat tetapi tersusun dari beberapa (9 atau 18) berkas fibril, yang

dibungkus oleh suatu selubung. Pada puncak ekor, selubung menghilang, fibril

menyembul dalam bentuk sikat yang telanjang. Bentuk anatomi secara terinci ini

pertama kali dilihat melalui mikroskop cahaya yang sederhana dan digambarkan oleh

Ballowitz 1886, tetapi tidak sampai tahun 1941 yaitu saat digunakannya mikroskop

elektron, maka gambaran sel sperma diperbaharui (dengan menggunakan alat

elektronik, maka pembesaran gambar dan ketelitian tidak menimbulkan masalah

lagi). Morfologi sperma sudah ditegaskan berkali-kali sejak tahun 1943 dalam buku

teks, sperma masih digambarkan memiliki flagelum yang padat (Nalbandov, 1990).

2.7. Pengaruh ROS Terhadap Faal Spermatozoa

Reactive Oxygen Species (ROS) bersifat toksik terhadap spermatozoa

manusia. Beberapa data penelitian menunjukkan konsentrasi (jumlah) ROS sedikit

diperlukan untuk fungsi normal/fisiologis mengatur fungsi-fungsi somatik

spermatozoa. ROS berkadar rendah meningkatkan kemampuan spermatozoa manusia

mengikat di zona pellucida. Efek tersebut diperkuat oleh pemberian vitamin E.

Konsentrasi rendah H2O2, superoksida anion, hydrogen peroksida, dosis rendah

merangsang kapasitasi sperma, hiperaktifasi, dan fusi oosit. ROS yang bukan H2O2

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
seperti nitric oksida dan peroksida anion (O2-) yang menguatkan kapastasi sperma dan

reaksi akrosom (Darmawan, 2006).

Bentuk abnormal spermatozoa dan leukosit seminalis diejakulasi merupakan

sumber produksi ROS. Setiap ejakulasi selalu terkontaminasi dengan potensi sumber

produksi ROS. Akibatnya sebagian sel spermatozoa mengalami kerusakan oksidatif

dan kehilangan fungsinya. Spermatozoa menghasilkan ROS melalui dua jalan yaitu

(1). Sistem oksidasi NADPH pada tingkat membran plasma spermatozoa dan (2).

NADPH dependent oxydo-reductase pada tingkat mitokondria. Sistem mitokondria

merupakan penghasil utama ROS spermatozoa pada pria infertil. Rangsangan radang,

infeksi mengaktifkan leukosit. Leukosit aktif meningkatkan produksi NADPH

melalui hexose monophosphate shunt. Sistem myeloperoksidase leukosit

polimorfonuklear dan makrofag menjadi aktif dan mengahsilkan respiratory burst

dan produksi ROS yang banyak (Darmawan, 2006).

Bentuk respiratory burst merupakan mekanisme awal/dini dan aktif

pertahanan tubuh terhadap infeksi dan membunuh kuman. Kerusakan spermatozoa

akibat ROS yang diproduksi leukosit bila konsentrasi leukosit sangat tinggi (contoh:

Leukositosperma). Sharm et al (Darmawan, 2006) meneliti bahwa leukosit seminalis

banyak konsentrasinya di bawah nilai cutt off WHO (<1x106) peroxidase positif

leukosit/ml semen untuk keadaan leukositosperma. Fakta tersebut di atas menyatakan

bahwa plasma seminalis mengandung banyak ROS scavenger tetapi nilai

perlindungannya bervariasi antara 10%-100% terhadap ROS yang dihasilkan leukosit.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.8. Kelainan Morfologi Sel Sperma

Beberapa penyimpangan dari morfologi normal dianggap sebagai

abnormalitas. Antara lain sel sperma dengan kepala raksasa atau kepala kerdil, kepala

rangkap, sel sperma tanpa kepala atau tanpa ekor (seringkali disebabkan perlakuan

yang kasar waktu membuat persediaan untuk diwarnai atau untuk pengawetan, tetapi

sering juga terlihat pada pembuatan persediaan yang dikerjakan hati-hati), kepala

dengan banyak ekor, ekor bengkok atau melingkar, dan kepala-kepala protoplasmik

di bagian tengah. Pada ejakulasi yang normal dapat tidak dijumpai atau jarang

dijumpai abnormalitas-abnormalitas tersebut. Bila abnormalitas ditemukan dalam

jumlah besar, fertilitas pejantan pemilik semen tersebut akan terganggu. Sebagai

patokan, bila jumlah sel sperma abnormal mendekati 50 persen dari total sel sperma

pada ejakulat, jantan tersebut steril-meskipun jumlah sel sperma yang normal pada

ejakulat seharusnya secara teoritis jauh lebih cukup untuk memungkinkan terjadinya

fertilisasi (Nalbandov, 1990).

2.9. Pengukuran dan Pengaruh Senyawa Malondialdehyde (MDA)

Pengukuran kadar MDA merupakan cara pengukuran aktivitas radikal bebas

secara tidak langsung, sebab yang diukur adalah produk dari reaksi radikal bebas

bukan pengukuran radikal bebas secara langsung (Edyson, 2003). Senyawa MDA

dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan metode Thiobarbituric Acid

Reactive Substance (TBARS) assay. Reaksi yang terjadi antara asam thiobarbiturat

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
(TBA) dan MDA membentuk kromogen berwarna merah muda yang dapat diukur

absorbansinya pada panjang gelombang 532 nm (Gambar 4).

Gambar 4. Reaksi TBA dengan MDA membentuk warna merah muda

Menurut Marnet (1999), Senyawa MDA dapat berikatan dengan

deoxyadenosine dan deoxyguanosine pada DNA, sehingga mengakibatkan

terbentuknya ”DNA-adduct” (DNA termodifikasi) dan produk utamanya adalah

pyrimidopurinone yang dikenal dengan M1G (Gambar 5), bersifat mutagenik dan

dapat menyebabkan terjadinya kanker.

Gambar 5. Senyawa M1G (pyrimido[1,2-a]purin-10(3H)-one)

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
III. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan desain Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Sebanyak 36 ekor mencit jantan dibagi ke dalam 6 kelompok

perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ekor mencit jantan.

Menurut Sugandi (1994), Penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) ditentukan berdasarkan rumus derajat bebas galat.

Dengan memperhatikan banyak perlakuan yang diberikan diusahakan agar derajat

bebas galat minimal sama dengan 20.

Rumus Penentuan Jumlah Ulangan Rancangan Acak Lengkap:

t = Jumlah Perlakuan
t (r-1) ≥ 20 r = Jumlah Ulangan

3.2. Bahan dan Alat

Pada penelitian ini hewan yang digunakan adalah mencit albino jantan dewasa

(Mus musculus L) Strain Balb/c berumur ± 3 bulan dengan berat badan 30-45 g yang

diperoleh dari Balai Penyelidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Propinsi Sumatera

Utara (Lampiran 3).

Bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain : Lead Acetate (Merck) , L-

Ascorbic acid (Merck), 2-Thiobarbituric acid (Merck), 1,1,3,3-Tetramethoxypropane

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
99 % (Sigma), Sodium hydroxide (Merck), Acetic acid glacil (Merck), Giemsa

(Merck), NaCl 0,9%, dan Aquadest.

Alat-alat yang diperlukan antara lain: Jarum oral (Gavage), spuit 1 ml, bak

bedah & disectting set, gelas arloji, gelas objek, cawan petri, batang pengaduk,

vorteks, sentrifuse ependorf®, oven, termometer, spektrofotometer UV Genesys®,

mikroskop cahaya, mikroskop bedah, dan hemositometer Improved Neubauer.

3.3. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan selama ± 3 bulan. Pemeriksaan kualitas spermatozoa

epididimis dan kadar Malondialdehyde di dalam sekresi cauda epididimis dilakukan

di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Untuk

pemeliharaan hewan dilakukan di kandang hewan Laboratorium Terpadu Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel independent

1. Timbal asetat

2. Vitamin C

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.4.2. Variabel dependent

1. Kualitas Spermatozoa meliputi: jumlah spermatozoa, motilitas, kecepatan

gerak, dan morfologi spermatozoa.

2. Kadar Malondialdehyde di dalam sekresi cauda epididimis

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Pemeliharaan hewan percobaan

Hewan percobaan ditempatkan dalam wadah/kandang plastik bertutup, dialas

dengan sekam padi, didalam masing-masing kandang ditempatkan 6 ekor mencit

jantan. Pemeliharaan hewan dilakukan dalam kondisi 12 jam terang dan 12 jam gelap

Makanan berupa pellet ayam broiler PC-05 (PT. Mabar Feed) dan minuman berupa

aquadest diberikan secara ad libithum. Kandang ditempatkan dalam ruangan yang

memiliki ventilasi dan masuk cahaya matahari secara tidak langsung. Kandang,

tempat makan/minum dibersihkan dan alas sekam diganti sedikitnya 2 kali dalam

seminggu.

3.5.2 Perlakuan hewan percobaan

Sebanyak 36 ekor mencit jantan yang sehat (ditandai dengan gerakan lincah,

dan nafsu makan baik) dengan berat 30-45 g diambil secara acak dengan bantuan

tabel acak dan dibagi kedalam 6 kelompok perlakuan ( Tabel 3).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Rancangan percobaan
Perlakuan Perlakuan Pb Perlakuan Lama
Kelompok
aquadest asetat vitamin C perlakuan
0,1 ml/10 g
P0 ( 6 ekor mencit ) BB - -
36 hari
Konsentrasi 0,1 %
P1 ( 6 ekor mencit ) - w/v, sebanyak 0,1
mL/ 10 g BB
-
36 hari

Konsentrasi 0,3 %
P2 ( 6 ekor mencit ) - w/v, sebanyak 0,1
mL/ 10 g BB
-
36 hari

Konsentrasi 0,1 % Dosis 0,2


P3 ( 6 ekor mencit ) - w/v, sebanyak 0,1 mg/g BB
mL/ 10 g BB
36 hari

Konsentrasi 0,3 % Dosis 0,2


P4 ( 6 ekor mencit ) - w/v, sebanyak 0,1 mg/g BB
mL/ 10 g BB
36 hari

Dosis 0,2
P5 ( 6 ekor mencit ) - - mg/g BB 36 hari

Pemberian bahan percobaan secara oral menggunakan jarum oral/gavage dan

dilakukan setiap hari antara jam 08.30 sampai dengan jam 10.30 selama 36 hari.

3.6. Prosedur Pemeriksaan

3.6.1 Pengambilan sekresi cauda epididimis

Untuk mendapatkan spermatozoa di dalam sekresi cauda epididimis

dilakukan menurut Kaspul (2004) yang telah dimodifikasi sebagai berikut: Setelah 36

hari perlakuan, masing-masing hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi

leher dan selanjutnya dibedah. Kemudian organ testis beserta epididimis sebelah

kanan diambil dan diletakkan ke dalam cawan petri yang berisi NaCl 0,9 %. Di

bawah mikroskop bedah dengan pembesaran 40 kali cauda epididimis dipisahkan

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan cara memotong bagian proximal corpus epididimis dan bagian distal vas

deferens (Gambar 3). Selanjutnya cauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji

yang berisi 1 ml NaCl 0,9 % hangat (37oC), kemudian bagian proximal cauda

dipotong sedikit dengan gunting lalu cauda ditekan dengan perlahan hingga

sekresi/cairan epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0,9 %. Suspensi

spermatozoa yang telah diperoleh dapat digunakan untuk pemeriksaan kadar MDA

dan dilakukan pengamatan kualitas spermatozoa yang meliputi: jumlah, motilitas,

kecepatan gerak, dan morfologi spermatozoa.

3.6.2. Pengamatan kualitas spermatozoa

Pengamatan kualitas spermatozoa dilakukan sebagai berikut :

1. Jumlah spermatozoa

Suspensi spermatozoa yang telah diperoleh terlebih dahulu

dihomogenkan. Selanjutnya diambil sebanyak 10 µl sampel dan dimasukkan ke

dalam kotak-kotak hemositometer Improved Neubauer serta ditutup dengan kaca

penutup. Di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran lensa objektif 40 kali,

hemositometer diletakkan dan dihitung jumlah spermatozoa pada kotak / bidang

A,B,C,D, dan E (Gambar 6).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Gambar 6. Hemositometer Improved Neubauer

Hasil perhitungan jumlah spermatozoa kemudian dimasukkan ke dalam

rumus penentuan jumlah spermatozoa/mL suspensi sekresi cauda epididimis

sebagai berikut :

Jumlah spermatozoa = N / 2 x 105 spermatozoa / mL supensi

dimana N = jumlah spermatozoa yang dihitung pada kotak A,B,C,D,dan E

2. Motilitas spermatozoa

Suspensi spermatozoa yang diperoleh dibiarkan terlebih dahulu selama 5

menit pada suhu kamar selanjutnya diteteskan suspensi ini pada kamar hitung

improved Neubauer kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya dengan

perbesaran lensa objektif 40 kali.

Gerakan spermatozoa diamati dan dikategorikan menurut WHO (1987)

sebagai berikut :

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
(a). Jika sperma bergerak cepat dan lurus kedepan (gerak maju sangat baik)

(b). Jika geraknya lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus

(gerak lemah)

(c). Jika tidak bergerak maju

(d). Jika sperma tidak bergerak

Biasanya empat sampai enam lapangan pandang yang harus diperiksa

untuk mendapat 100 spermatozoa secara berurutan yang kemudian diklasifikasi

sehingga menghasilkan persentase setiap kategori motilitas.

3. Kecepatan gerak spermatozoa diukur berdasarkan waktu rata-rata yang diperlukan

dari 25 spermatozoa untuk motil dan bergerak lurus menempuh satu kotak

mikrohemositometer (1/20 mm).

4. Morfologi spermatozoa dapat diamati pada sediaan apus dengan pewarnaan

Giemsa yang dilakukan sebagai berikut :

a. Reagensia

1. Phosphate buffer, 0.066 M (pH 6,9) dibuat sebagai berikut :

320 ml KH2PO4, 9.1 g/L ditambah 400 ml Na2HPO4, 11.9 g/L,

diatur pH dengan NaOH dan ditambahkan dengan aquadest sampai

volume menjadi 1 liter. Setelah volume menjadi 1 liter pH harus diukur

lagi.

2. Larutan Pewarnaan Giemsa dibuat sebagai berikut :

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
7 mL Giemsa (Merck : Cat. No.1222) dilarutkan ke dalam 160 mL

Phosphate buffer, dan harus selalu dibuat segar untuk setiap kali

pewarnaan.

b. Prosedur pewarnaan

Apusan suspensi spermatozoa yang telah kering difiksasi dengan metanol

selama lebih kurang 5 menit, setelah itu dibuang larutan fiksatif dan dibiarkan

sampai kering pada suhu kamar. Apusan diwarnai dengan larutan Giemsa selama

30 menit, kemudian dibilas dengan phosphate buffer, dan dibiarkan sampai

kering pada suhu kamar.

Pemeriksaan morfologi spermatozoa dilakukan dengan membedakan

bentuk spermatozoa normal dan abnormal dari 100 spermatozoa yang diamati.

Sehingga diperoleh data bentuk spermatozoa dalam persen. Pengamatan

dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40 kali.

Menurut Hayati et al (2005), kriteria morfologi spermatozoa normal dan

abnormal pada hewan mencit (Mus musculus L) adalah sebagai berikut :

1. Normal = Akrosom / bentuk kepala seperti kurva dengan membentuk kait

(hook) pada bagian ujung kepala. Bagian leher sampai ujung ekor lurus

dengan jumlah ekor tunggal/tidak bercabang.

2. Abnormal = terdapat kelainan bentuk kepala seperti : kepala kerdil, tidak

mempunyai kepala, tidak ada hook, dan kepala ”amorphus” (tidak jelas

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
bentuknya). Sedangkan pada ekor dapat dijumpai kelainan seperti: ekor

membengkok atau bercabang.

3.6.2 Penentuan kadar MDA di dalam suspensi sekresi cauda epididimis

Pemeriksaan kadar MDA di dalam supensi sekresi cauda epididimis dilakukan

menurut Rao et al dalam Hsieh et al, 2006 yang telah dimodifikasi sebagai berikut :

a. Reagensia

1. 2-Thiobarbituric acid (Merck ; Cat. No.1.08180.0025 )

2. 1,1,3,3-Tetramethoxypropane 99 % (Sigma ; Cat. No. 108383) 500 µM

3. Acetic acid glacial

4. Sodium hydroxide (NaOH)

5. Aquadest

b. Persiapan Regensia

1. TBA/Buffer Reagent

TBA/Buffer Reagent terdiri dari : 0,67 g 2-thiobarbituric acid dilarutkan

dalam 100 mL aquadest, selanjutnya ditambah 0,5 g sodium hidroxyde dan 100 mL

asam asetat glasial.

2. Standard MDA

Sebanyak 250 µL 1,1,3,3- tetramethoxypropane (Malondialdehyde bis) 500

µM dilarutkan dalam 750 µL aquadest untuk memperoleh larutan stok MDA 125 µM.

Selanjutnya dari larutan stok MDA 125 µM dilarutkan dalam aquadest dan dibuat 8

seri standar MDA yang dapat dilihat pada tabel.3 dibawah ini :

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4. Persiapan standar MDA untuk spektrofotometer
Nomor Konsentrasi Volume MDA
Volume pelarut (µL)
standard MDA (µM) standard (µL)
8 50 400 600

7 25 200 800

6 10 80 920

5 5 40 960

4 2,5 20 980

3 1,25 10 990

2 0,625 5 995

1 0 0 1000

c. Prosedur Uji

1. Sebanyak 500 μl sampel (suspensi sekresi cauda epididimis) atau standar

MDA dimasukkan dalam tabung ependorf yang masing-masing telah diberi

label

2. Ditambahkan 0,5 mL aquadest pada masing-masing tabung.

3. Kemudian ditambahkan 0,5 ml TBA/Buffer Reagent

4. Selanjutnya masing-masing tabung diinkubasi di dalam waterbath dengan

suhu 95 oC selama 60 menit

5. Setelah diinkubasi, masing-masing tabung di keluarkan dari waterbath dan

setelah dingin masing-masing tabung disentrifugas dengan kecepatan 7000

rpm selama 10 menit.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
6. Supernatan diambil untuk selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer UV

pada panjang gelombang 534 nm.

3.7. Analisis Data

Dari hasil penelitian diperoleh data kadar MDA di dalam sekresi cauda

epididimis dan data kualitas spermatozoa (konsentrasi, motilitas, kecepatan gerak,

dan morfologi spermatozoa). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji

ANOVA satu arah. Bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji BNT (Beda

Nyata Terkecil) untuk melihat perbedaan antar kelompok kontrol dan masing-masing

perlakuan (Hanafiah, 2000).

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa kadar

Malondialdehyde (MDA) di dalam suspensi sekresi epididmis mencit (Mus

musculus L) Strain Balb/c adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Data pengamatan kadar MDA suspensi sekresi cauda epididmis mencit
Perlakuan
Data Sampel
P0 P1 P2 P3 P4 P5
1 0.30 0.83 2.23 0.65 1.26 0.30
2 0.13 1.00 1.62 0.74 0.91 0.74
3 0.04 0.83 1.00 0.78 1.00 0.52
Kadar
4 0.74 0.91 1.48 0.39 1.53 0.39
MDA
5 0.78 1.53 1.35 0.52 1.31 0.52
(µM/mL)
6 0.61 1.31 1.13 0.78 1.53 0.74
Rata- 0.43 ± 1.06 ± 1.46 ± 0.64 ± 1.25 ± 0.53 ±
rata 0.32 0.29 0.44 0.16 0.26 0.18
Keterangan :
P0 = Perlakuan aquadest ( kontrol )
P1 = Perlakuan Pb asetat 0,1 %
P2 = Perlakuan Pb asetat 0,3 %
P3 = Perlakuan Pb asetat 0,1 % + Vitamin C 0,2 mg/g BB
P4 = Perlakuan Pb asetat 0,3 % + Vitamin C 0,2 mg/g BB
P5 = Perlakuan Vitamin C 0,2 mg/g BB

Dari Tabel 5 dan Gambar 7 dapat dilihat adanya peningkatan kadar rata-rata

MDA di dalam sekresi epididimis mencit jantan pada kelompok perlakuan P1 ( Pb

asetat 0,1 %) , P4 ( Pb asetat 0,3 % + vitamin C 0,2 mg/g BB) , dan P2 ( Pb asetat 0,3

%) dibandingkan dengan kelompok hewan uji kelompok P0 (perlakuan aquadest /

kontrol ), P5 (perlakuan vitamin C 0,2 mg/g BB) ), dan P3 ( Pb asetat 0,1 % +

vitamin C 0,2 mg/g BB.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kadar rata-rata MDA
di dalam sekresi cauda epididimis
1.46
1.5
Kadar MDA (µM / mL)

1.25
1.06
1
0.64
0.53
0.43
0.5

0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 7. Grafik kadar rata-rata MDA

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Anova satu arah

(Lampiran 1) diproleh nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna di

antara kelompok perlakuan hewan uji. Selanjutnya dilakukan uji beda rerata pengaruh

perlakuan dengan menggunakan metode uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 2)

untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan hewan uji.

Tabel 6. Hasil uji BNT antar rata-rata kadar MDA berbagai kelompok perlakuan
Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 * * NS * NS
P1 * * * NS *
P2 * * * NS *
P3 NS * * * NS
P4 * NS NS * *
P5 NS * * NS *
Keterangan :
NS = Tidak berbeda nyata
* = berbeda nyata

Dari hasil uji BNT pada Tabel.6 diperoleh hasil ternyata terdapat perbedaan

yang bermakna (p<0.05) antara kelompok P0 dengan kelompok P1 dan P2. Hal ini

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
menunjukkan bahwa pemberian Pb asetat 0,1 % dan 0,3 % secara oral selama 36 hari

dapat mempengaruhi peningkatan kadar MDA didalam sekresi epididimis mencit

jantan. Peningkatan kadar MDA terjadi seiring dengan peningkatan konsentrasi

pemberian timbal asetat, ditunjukkan pada hasil uji BNT antara perlakuan P1 dengan

P2 yang berbeda nyata.

Sedangkan hasil uji BNT antara kelompok perlakuan P1 (Perlakuan Pb asetat

0,1%) dengan perlakuan P3 ( Pb asetat 0,1% + vitamin C 0,2 mg/g BB) menunjukkan

terdapat penurunan kadar MDA yang bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukkan

bahwa pemberian vitamin C dengan dosis 0,2 mg/g BB secara oral selama 36 hari

sudah dapat berperan sebagai antioksidan untuk menangkal/melindungi efek senyawa

radikal bebas yang dapat ditimbulkan oleh senyawa Pb asetat 0,1%, ditandai dengan

penurunan kadar MDA di dalam sekresi epididmis pada hewan uji kelompok

perlakuan P3 (Pb asetat 0,1% + vitamin C 0,2 mg/g BB yang diberikan secara

bersamaan), dibandingkan dengan kelompok perlakuan P1 yang hanya diberikan Pb

asetat 0,1%. Namun hal ini tidak terjadi antara kelompok perlakuan P2 dengan P4,

dari hasil uji BNT ternyata Kadar MDA pada kelompok perlakuan P4 (Pb asetat 0,3%

+ vitamin C 0,2 mg/g BB) tidak mengalami penurunan yang bermakna (p>0,05)

dibandingkan dengan kelompok perlakuan P2 yang hanya diberikan Pb asetat 0,3%.

Hal ini mungkin terjadi karena dosis vitamin C sebanyak 0,2 mg/g BB yang diberikan

secara oral selama 36 hari belum dapat berperan optimal sebagai antioksidan dalam

melindungi/menangkal senyawa-senyawa radikal bebas yang ditimbulkan lebih

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
banyak oleh karena terpapar senyawa Pb dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada

kelompok P4 dibandingkan dengan kelompok P2.

Hasil uji BNT lainnya antara kelompok P0 (perlakuan aquadest/kontrol)

dengan P3 (Pb asetat 0,1% + vitamin C 0,2 mg/g BB yang diberikan secara

bersamaan), dan P5 (perlakuan vitamin C 0,2 mg/g BB), menunjukkan tidak

mempengaruhi kadar MDA. Hal ini menunjukan pemberian vitamin C dosis 0,2 mg/g

BB bersifat tidak meracuni dan sudah dapat berperan melindungi efek dari senyawa-

senyawa radikal bebas yang ditimbulkan dari paparan logam berat timbal (Pb) dengan

konsentrasi yang rendah (0,1%).

Sedangkan hasil uji BNT pada kelompok P1 dengan P2 dan P4 ternyata

menunjukkan peningkatan kadar MDA, yang berarti logam berat Pb bersifat racun,

dan dapat menimbulkan kerusakan lipid pada membran sel, ditandai tingginya kadar

MDA sebagai salah satu parameter kerusakan tersebut yang diperoleh di dalam

sekresi epididimis. Walupun pada kelompok perlakuan yang diberi penambahan

vitamin C dengan dosis 0,2 mg/g BB sebagai antioksidan, ternyata belum mampu

melindungi kerusakan yang ditimbulkan dari paparan timbal dengan konsentrasi yang

lebih tinggi sampai 0,3%. Konsentrasi Pb yang tinggi ini ternyata sangat berdampak

makin meningkatnya senyawa MDA yang terbentuk dibandingkan dengan

konsentrasi Pb yang lebih rendah (0,1%). Untuk kualitas spermatozoa meliputi :

jumlah, motilitas, kecepatan gerak, dan morfologi spermatozoa dari hasil penelitian

ini diperlihatkan pada Tabel 7 sebagai berikut:

58
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 7. Data pengamatan kualitas spermatozoa mencit

Jumlah Morfologi
Motilitas spermatozoa (%) Kecepa-
Spermatozoa spermatozoa
tan
( juta / mL ) ( %)
Kelompok Gerak
suspensi
Grade Grade Grade Grade Total sperma
sekresi Nor- Abnor-
a b c d Motil (detik/
cauda mal mal
1/20 mm)
epididmis
P0 (aquadest/ 41.50 13.33 38.33 29.17 19.17 80.83 0.82 ± 79.33 20.83 ±
kontrol ) ± 9.58 ± 8.16 ± 9.30 ± 9.70 ± 8.01 ±8.01 0.07 ± 6.05 5.84
P1 (Pb asetat 20.33 12.50 32.50 30.00 25.00 75.00 1.15 ± 65.00 35.00 ±
0,1 %) ± 10.54 ± 9.87 ±12.14 ± ± 6.32 ±6.32 0.24 ± 4.47 4.47
14.83
P2 (Pb asetat 26.67 5.00 20.83 38.33 35.83 64.17 1.35 ± 62.50 37.50 ±
0,3 %) ± 8.47 ±6.32 ±12.81 ± 16.93 ± 6.64 ±6.64 0.06 ± 9.87 9.87

P3 ( Pb asetat 0,1 17.17 17.50 43.33 23.33 15.83 84.17 0.77 ± 67.50 32.50 ±
% + Vitamin C ± 4.95 ± 6.89 ±14.37 ± 9.30 ± 4.91 ±4.91 0.14 ± 6.12 6.12
0,2 mg/g BB )

P4 ( Pb asetat 0,3 23.50 5.00 38.33 40.83 15.83 84.17 1.08 ± 66.67 33.33 ±
% + Vitamin C ± 6.97 ± 4.47 ±24.63 ± 26.53 ± 3.76 ±3.76 0.15 ± 6.05 6.05
0,2 mg/g BB )

P5 (Vitamin C 38.00 30.83 40.00 10.83 18.33 81.67 0.77 ± 74.17 25.83 ±
0,2 mg/g BB ) ± 5.36 ±11.58 ±13.03 ± 6.64 ±10.80 ±10.80 0.11 ± 4.91 4.91

59
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Jumlah spermatozoa di dalam suspensi
sekresi cauda epididimis
41.5
Jumlah (juta/mL

45 38
40
35 26.67
30 23.5
25 20.33
17.17
20
15
10
5
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah spermatozoa

Dari Gambar 8. di atas dapat dilihat adanya penurunan jumlah spermatozoa

secara berurutan dari kelompok perlakuan P5, P2, P4, P1, dan yang terendah P3,

dibandingkan dengan kelompok P0 (perlakuan aquadest/kontrol).

Persentase motilitas grade a


100
90
Persentase ( % )

80
70
60
50
40 30.83
30 17.5
20 13.33 12.5
5 5
10
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 9. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade a

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk parameter motilitas spermatozoa grade a (Gambar 9) menunjukkan

terjadi penurunan pada kelompok P2 dan P4 dibandingkan dengan P0, P1, dan P5.

Persentase motilitas grade a tertinggi pada kelompok P5

Persentase motilitas grade b

100
90
Persentase ( % )

80
70
60
43.33 38.33 40
50 38.33
32.5
40
30 20.83
20
10
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 10. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade b

Sedangkan persentase motilitas grade b dari grafik pada Gambar 10

menunjukkan nilai yang hampir sebanding pada P0, P1, P3, P4, dan P5. Nilai sangat

rendah tampak pada kelompok P2 dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Persentase motilitas grade c

100
90
Persentase ( % )

80
70
60
50 38.33 40.83
40 29.17 30
23.33
30
20 10.83
10
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 11. Grafik rata-rata persentase motilitas spermatozoa grade c

Pada parameter persentase motilitas grade c (Gambar 11) menunjukkan nilai

yang sebanding antara P0, P3, dan P5. Persentase dari ketiga kelompok tersebut

nilainya lebih rendah bila dibandingkan dengan P1, P2, dan P4.

Persentase total spermatozoa motil

100 84.17 84.17


80.83 81.67
Persentase ( % )

90 75
80 64.17
70
60
50
40
30
20
10
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 12. Grafik rata-rata persentase total spermatozoa motil

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Persentase spermatozoa motil tampaknya pada kelompok P3, P4, dan P5

sebanding dengan kelompok P0 (perlakuan aquadest/kontrol), namun pada kelompok

P1 dan P2 dari grafik menunjukkan terjadi penurunan perentase spermatozoa motil

(spermatozoa grade a + grade b + grade c) dibandingkan dengan kelompok P0

(Gambar 12).

Kecepatan Gerak Spermatozoa


1.35
Kecepatan ( detik/ 0.005 mm)

1.4 1.15
1.08
1.2
1 0.82 0.77 0.77
0.8
0.6
0.4
0.2
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan
P l k (d ik/
Gambar 13. Grafik rata-rata kecepatan gerak spermatozoa

Pada Gambar 13 menunjukkan kecepatan gerak spermatozoa tampak menurun

pada kelompok P4, P1, dan P2 dibandingkan dengan kelompok P0, ditandai dengan

lamanya waktu yang diperlukan sperma untuk bergerak dengan jarak 1/20 mm.

Kelompok P3, dan P5 tampak sebanding persentase rata-rata kecepatan gerak

sepermatozoa dengan kelompok P0.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Persentase Morfologi spermatozoa normal
79.33
67.5 66.67 74.17
Persentase ( % ) 80 65 62.5
70
60
50
40
30
20
10
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan

Gambar 14. Grafik rata-rata persentase total morfologi spermatozoa normal

Sedangkan pada parameter persentase morfologi spermatozoa normal, dari

Gambar.14 menunjukkan grafik yang hampir sebanding pada kelompok P2, P4, P1,

dan P3, dimana terjadi penurunan persentase jumlah morfologi normal spermatozoa

dibandingkan dengan kelompok P5, dan P0.

Tabel 8. Hasil uji BNT rata-rata jumlah, persentase motil, kecepatan gerak, dan
persentase morfologi spermatozoa berbagai kelompok perlakuan
Pengamatan Kualitas Spermatozoa
Perla-
P0 P1 P2 P3 P4 P5
.jumlah kuan
Spermatozoa P0 * * * * NS
per mL P1 * NS NS NS *
suspensi P2 * NS * NS *
sekresi cauda P3 * NS * NS *
epdidimis P4 * NS NS NS *
P5 NS * * * *

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan tabel 8.
Pengamatan Kualitas Spermatozoa
Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 NS * NS NS *
Persentase P1 NS * * * NS
spermatozoa P2 * * * * *
motil P3 NS * * NS NS
Grade a P4 NS * * NS NS
P5 * NS * NS NS

P0 * * NS * NS
Persentase P1 * * * NS *
spermatozoa
P2 * * * * *
motil
Grade b P3 NS * * * NS
P4 * NS * * *
P5 NS * * NS *

P0 * * * * *
Persentase P1 * NS NS NS *
spermatozoa
P2 * NS NS NS *
motil
Grade c P3 NS * * * NS
P4 * NS NS NS NS
P5 * * * NS NS

P0 NS * NS NS NS
Persentase P1 NS * * * NS
total P2 * * * * *
spermatozoa P3 NS * * NS NS
motil P4 NS * * NS NS
P5 NS NS * NS NS

P0 * * NS * NS
Kecepatan P1 * * * NS *
gerak P2 * * * * *
spermatozoa P3 NS * * * NS
P4 * NS * * *
P5 NS * * NS *

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan tabel 8.
Pengamatan Kualitas Spermatozoa
Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 * * * * NS
Persentase P1 * NS NS NS *
Morfologi
P2 * NS NS NS *
Spermatozoa
Normal P3 NS NS * * NS
P4 * NS NS NS NS
P5 NS * * NS NS

P0 * * * * NS
Persentase
P1 * NS NS NS *
Morfologi
P2 * NS NS NS *
Spermatozoa
P3 * NS NS NS NS
Abnormal
P4 * NS NS NS NS
P5 NS * * NS NS

Keterangan :
NS = Tidak berbeda nyata
* = berbeda nyata

Dari hasil uji BNT sebagaimana dilihat pada Tabel 8 di atas menunjukkan

adanya perbedaan nyata jumlah spermatozoa (p<0.05) antara kelompok perlakuan

kontrol dengan kelompok perlakuan P1, P2, P3, dan P4. Hal ini menyatakan bahwa

perlakuan timbal asetat berdampak terhadap penurunan jumlah spermatozoa, dan

pemberian vitamin C bersamaan dengan timbal asetat juga menunjukkan masih

terjadi penurunan jumlah spermatozoa di dalam sekresi cauda epididmis hewan uji.

Bila dibandingkan konsentrasi spermatozoa antara kelompok hewan uji yang

keracunan Pb asetat 0,1 % dan 0,3 % yang diberi tambahan vitamin C 0,2 mg/g BB

dibandingkan dengan kelompok hewan uji yang tanpa penambahan vitamin C

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
ternyata menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05). Namun pada

kelompok P5 (pemberian vitamin C dosis tunggal 0,2 mg/g BB) tidak menunjukkan

perbedaan nyata dengan kelompok P0 (perlakuan aquadest). Hal ini menunjukkan

vitamin C tidak berperan dalam meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.

Dari uji BNT untuk persentase total spermatozoa motil diperoleh hasil

persentase jumlah spermatozoa motil (bergerak) antara kelompok P0 dengan P1

tidak menunjukkan perbedaan nyata. Namun penurunan spermatozoa motil secara

bermakna (p<0.05) sudah terjadi pada kelompok P2 dibandingkan dengan kelompok

P0. Pemberian vitamin C 0,2 mg/g BB sebagai antioksidan pada kelompok P3

menunjukkan dapat meningkatkan persentase jumlah spermatozoa motil yang

bermakna (p<0.05) dibandingkan dengan kelompok perlakuan P1, dan hal ini juga

ditunjukkan antara kelompok perlakuan P2 dengan P4. Bila dibandingkan kriteria

motilitas spermatozoa, pada kelompok P0 dibandingkan dengan P1 : tidak terdapat

perbedaan yang bermakna (p>0.05) pada motilitas grade a, penurunan nyata (p<0,05)

pada motilitas grade b, dan peningkatan nyata (p<0,05) pada motilitas grade c.

Sedangkan antara kelompok P0 dengan P2 ternyata menunjukkan penurunan nyata

(p<0,05) pada motilitas grade a serta grade b, dan peningkatan nyata (p<0,05) pada

motilitas grade c. Hal ini menunjukkan pemberian Pb asetat konsentrasi tinggi (0,3%)

berpengaruh besar terhadap penurunan motilitas spermatozoa grade a dibandingkan

dengan kelompok pemberian Pb asetat 0,1 %.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk motilitas spermatozoa grade a pada hewan uji yang keracunan Pb asetat

0,1 % dengan diberi tambahan vitamin C 0,2 mg/g BB tampak meningkat nyata

(p<0,05) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa penambahan vitamin C

.Penambahan vitamin C pada hewan uji yang keracunan Pb asetat 0,1 % dan 0,3 %

ternyata meningkatkan secara bermakna (p<0,05) motilitas grade b dibandingkan

dengan hewan uji tanpa penambahan vitamin C. Namun pada motilitas grade c

ternyata terjadi penurunan yang bermakna (p<0,05) pada kelompok hewan uji yang

keracunan Pb asetat 0,1 % ditambah vitamin C dibandingkan tanpa pemberian

vitamin C, dan terjadi peningkatan bermakna (p<0,05) motilitas spermatozoa grade c

pada kelompok hewan uji yang keracunan Pb asetat 0,3 % ditambah vitamin C

dibandingkan tanpa penambahan vitamin C. Hal ini menunjukkan vitamin C 0,2 mg/g

BB lebih efektif berperan dalam meningkatkan motilitas spermatozoa dari pengaruh

keracunan Pb asetat 0,1 %. Namun untuk penambahan vitamin C pada hewan yang

keracunan Pb asetat 0,3 % belum begitu efektif meningkatkan motilitas spermatozoa,

ditunjukkan dari peningkatkan motilitas grade c dibandingkan dengan kelompok

tanpa penambahan vitamin C. Pemberian vitamin C pada hewan uji yang tidak

diracuni Pb asetat ternyata berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap peningkatan

motilitas spermatozoa grade a, dan penurunan motilitas grade b dibandingkan

kelompok hewan uji kontrol. Hal ini menunjukkan vitamin C dosis 0,2 mg/g BB

terbukti berperan dalam meningkatkan motilitas spermatozoa mencit.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pada uji BNT kecepatan gerak spermatozoa kelompok perlakuan P0 ternyata

terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok perlakuan P1, dan P2 yang

mengalami penurunan kecepatan gerak spermatozoa. Hal ini menunjukkan timbal

asetat dapat memperlambat gerak spermatozoa yang mungkin dapat berdampak

terjadinya penurunan motilitas spermatozoa seperti yang telah diuraikan diatas.

Pemberian vitamin C menunjukkan dapat meningkatkan kecepatan gerak

spermatozoa pada hewan uji yang terpapar timbal asetat, hal ini ditunjukkan pada

hasil uji BNT kecepatan gerak spermatozoa antara kelompok perlakuan P1 dengan

P3, dan kelompok P2 dengan P4 yang berbeda nyata (p<0.05).

Hasil uji BNT lainnya, yaitu persentase jumlah morfologi spermatozoa

abnormal ternyata mengalami peningkatan yang bermakna (p<0.05) pada kelompok

P1, P2, P3, dan P4 dibandingkan dengan kelompok perlakuan P0 (kontrol).

Sedangkan pada kelompok perlakuan dengan penambahan vitamin C 0,2 mg/g BB

sebagai antioksidan menunjukkan tidak berpengaruh terhadap morfologi

spermatozoa, hal ini ditunjukkan pada hasil uji BNT jumlah persentase spermatozoa

abnormal antara kelompok perlakuan P1 dengan P3, dan P2 dengan P4 yang tidak

berbeda nyata (p>0.05). Morfologi spermatozoa mencit normal dan abnormal yang

dijumpai dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 15 di bawah ini :

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Gambar 15. Morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L) strain Balb/c,
Gambar a dan b = spermatozoa normal, dengan kepala berbentuk
kurva yang mempunyai “hook” (kait), dan ekor tegak lurus. c-j adalah
spermatozoa abnormal (c = spermatozoa dengan kepala bulat, d =
spermatozoa dengan dua kepala, e = spermatozoa dengan kepala
amorphous, f = ekor spermatozoa melingkari kepala, g-j = ekor
membengkok )

4.2. Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan kadar MDA di dalam sekresi epididimis mencit

diperoleh adanya peningkatan kadar MDA pada kelompok perlakuan P1 (Pb asetat

0,1 % ) dan P2 (Pb asetat 0,3 %) dibandingkan dengan kelompok perlakuan P0

(aquadest). Hal ini mungkin terjadi oleh karena logam berat Pb dari senyawa Pb

asetat merupakan inisiator atau menginduksi terjadinya oksidasi senyawa lipid

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
terutama pada asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi

melalui serangkaian proses pembentukan radikal bebas secara berantai (Gambar 16).

Gambar 16. Peroksidasi lipid. Reaksi dicetuskan oleh radikal bebas yang ada (X),
oleh cahaya, atau ion logam. Malondialdehid hanya dibentuk oleh
asam-asam lemak dengan tiga atau lebih ikatan rangkap, dan
digunakan sebagai ukuran peroksidasi lipid bersama dengan etana dari
dua karbon terminal asam lemak ω3 serta pentana dari lima karbon
terminal asam lemak ω6

(Murray et al, 2003)

Salah satu produk yang terbentuk dari serangkain reaksi tersebut adalah

peroksidasi lipid (ROOH). Peroksidasi lipid tidak stabil, sehingga mudah mengalami

pemecahan dan membentuk berbagai senyawa. Salah satu produk dari dekomposisi

peroksidasi lipid adalah senyawa MDA. Peningkatan senyawa MDA menunjukkan

terjadinya banyak lipid (merupakan komponen membran sel) yang mengalami

oksidasi. MDA digunakan sebagai ”bio marker ” atau penanda terjadinya peningkatan

stress oksidasi pada organisme (Del Rio et al, 2005).

Pada penelitian ini, vitamin C yang diberikan bersamaan dengan senyawa Pb

asetat dilakukan untuk mengetahui kemampuan vitamin C dalam menangkal

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
senyawa radikal bebas atau senyawa ROS yang ditimbulkan dari perlakuan Pb asetat

0,1 %. Dari hasil permerikasaan kadar MDA di dalam sekresi epididimis mencit

(Mus musculus L) pada kelompok P3 (Pb asetat 0,1% + Vitamin C 0,2 mg/g BB)

ternyata menunjukkan penurunan yang bermakna p<0,05 dibandingkan dengan

kelompok P1 (Pb asetat 0,1% ), Hal ini menyatakan bahwa pemberian vitamin C

dengan dosis 0,2 mg/g BB/hari selama 36 hari mampu membantu melindungi

senyawa-senyawa radikal bebas yang ditimbulkan dari paparan logam berat Pb

(timbal) yang tedapat pada senyawa Pb asetat 0,1 %.

Pemberian timbal asetat memang terbukti memicu terbentuknya MDA sebagai

produk dari peroksidasi lipid. Hal ini terlihat bila dibandingkan antara kelompok

mencit yang diberi Pb dengan yang diberi aquadest, maupun dengan yang diberi

vitamin C saja.

Peningkatan konsentrasi Pb yang diberikan dari 0,1 % menjadi 0,3 % ternyata

juga meningkatkan konsentrasi MDA yang terbentuk, dimana hal ini terlihat dari

perbandingan antara kadar MDA pada kelompok P2 dengan kelompok P1.

Melalui pemberian vitamin C dosis 0,2 mg/g BB selama 36 hari ternyata

sudah dapat mengembalikan kadar MDA ke tingkat normal kembali bila Pb asetatnya

0,1 %, tetapi konsentrasi vitamin C tersebut di atas tidak mampu menanggulangi

kerusakan yang ditimbulkan oleh Pb asetat 0,3 %.

Sejauhmana konsentrasi MDA akan menurun bila diberi vitamin C yang lebih

tinggi lagi tentu memerlukan penelitian lanjutan, seterusnya bila diamati antara

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
kelompok mencit yang hanya diberi aquadest dengan yang diberi vitamin C saja

ternyata kadar MDA kedua kelompok ini tidak terlalu berbeda dengan kelompok

yang diberi Pb asetat 0,1 % tetapi bersamaan dengan vitamin C 0,2 mg/g BB.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian lainnya yaitu:

Chitra et al (2003) dalam hasil penelitiannya munjukkan bahwa pemberian salah satu

senyawa pemicu stres oksidasi (Bisphenol A) dosis 2 µg/Kg BB bersamaan dengan

vitamin C dosis 40mg/Kg BB selama 45 hari, ternyata diperoleh hasil terjadi

penurunan kadar lipid peroksidasi di dalam sekresi epididimis tikus putih (Rattus

novergicus L), dibandingkan dengan kelompok yang diberikan senyawa bisphenol A

dosis 2 µg/Kg BB tanpa vitamin C. Sedangkan Edyson (2003) menyatakan dari hasil

penelitiannya bahwa pemberian kombinasi vitamin C dan vitamin E pada tikus yang

terpapar L-Tiroksin (pemicu stress oksidasi) selama 14 hari dapat menurunkan kadar

MDA eritrosit dibandingkan dengan hewan uji yang terpapar L-Tiroksin saja. Hal ini

menunjukkan vitamin C berperan sebagai antioksidan melindungi efek toksik dari

senyawa–senyawa yang dapat memicu peningkatan radikal bebas atau ROS.

Penurunan kadar senyawa-senyawa radikal ini dapat ditandai dengan penurunan

kadar senyawa MDA.

Vitamin C mempunyai polaritas yang tinggi karena banyak mengandung

gugus hidroksil sehingga mudah larut dalam air. vitamin C mudah mengalami proses

oksidasi dengan senyawa-senyawa radikal (Tabel 9) sehingga terbentuk radikal

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
ascorbat (Asc0-). Selanjutnya radikal ascorbat ini dengan NADH akan kembali lagi

menjadi asam ascorbat (AscH- ) (Gambar 17).

Gambar 17. Reaksi vitamin C menetralisir radikal bebas

Tabel 9. Kecepatan reaksi senyawa-senyawa radikal bebas yang bereaksi dengan


asam ascorbat (AscH- )
Radical Kabs/M-1 s-1 (pH 7.4) Ref.a

HO• 1.1 x 1010 [20]


RO• (tert-butyl alkoxyl radical) 1.6 x 109 [21]
ROO• (alkyl peroxyl radical, e.g., CH3COO•) 1-2 x 108 [22]
Cl3COO• 1.8 x 108 [23]
GS• (glutathiyl radical) 6 x 108 (5.6) [24,25]
PUFA• -
UH• - (Urate radical) 1 x 106 [26]
TO• (Tocopheroxyl radical) 2 x 105 c [3]
Asc• - (dismutation) 2 x 105 d [27]
CPZ • - (Chlorpromazine radical cation) 1.4 x 109 (5.9) [28]
Fe(III)EDTA/Fe(II)EDTA x 102 e
O2• -/HO2• 1 x 105 d [29, 30]
2.7 x 105 [31]
Fe(III)DFO/Fe(II)DFO Very slow [32, 33]

(Favier et al , 1995)

Dari hasil pengamatan kualitas spermatozoa dapat dilihat bahwa jumlah

spermatozoa di dalam sekresi epididimis ternyata tidak begitu dipengaruhi oleh

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
pemberian vitamin C, dimana terlihat bahwa jumlah spermatozoa pada kelompok

mencit yang diberi Pb asetat dengan konsentrasi yang berbeda (0,1% dan 0,3 %)

masih sama dengan kelompok yang diberi Pb asetat seperti di atas ditambah dengan

vitamin C 0,2 mg/g BB. Jumlah spermatozoa berbeda secara bermakna bila

dibandingkan dengan kelompok yang diberi aquadest saja ataupun diberi vitamin C

saja dibandingkan dengan kelompok yang diracuni Pb asetat 0,1 % atau 0,3%.

Jika dilihat pada persentase motilitas spermatozoa, maka tampak bahwa hanya

dengan pemberian Pb asetat 0,3% yang dapat mempengaruhi/menurunkan

motilitasnya. Pemberian vitamin C yang bersamaan dengan Pb asetat ternyata

mempengaruhi secara bermakna akan motilitas spermatozoa tersebut, hal ini terlihat

bila dibandingkan dengan kelompok P3 dengan P1 maupun P4 dengan P2. Manfaat

vitamin C ini diperkuat lagi dengan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara

kelompok P3 maupun P4 dengan P0.

Pemberian Pb asetat dengan konsentrasi 0,1 % maupun 0,3 % sudah dapat

menurunkan kecepatan gerak spermatozoa. Perbaikan terhadap kecepatan gerak

spermatozoa memang terlihat dengan pemberian vitamin C oleh karena kelompok P3

( Pb asetat 0,1% + vitamin C 0,2 mg/g BB) berbeda dengan kelompok P1 (Pb asetat

0,1% saja). Begitu juga bila dibandingkan P4 dengan P2, namun penurunan ini hanya

dapat dikembalikan kepada kondisi normal bila diberi vitamin C pada pemberian Pb

asetat 0,1 % saja, dimana kondisi ini terlihat dari perbandingan antara kelompok P3

dengan P0.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dari pengamatan terhadap morfologi spermatozoa dapat dilihat bahwa

morfologi spermatozoa belum begitu dipengaruhi oleh vitamin C, dimana hal ini

terbukti dari perbandingan antara kelompok P3 dengan P1 maupun P4 dengan P2.

Peningkatan nyata morfologi abnormal spermatozoa diperoleh antara kelompok yang

diberi Pb asetat konsentrasi 0,1% dan 0,3% dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Hal ini menunjukkan bahwa senyawa timbal yang merupakan salah satu senyawa

pemicu stres oksidasi, dapat mempengaruhi kerusakan struktur sel spema, ditandai

banyaknya dijumpai kelainan bentuk/abnormalitas sel sperma. Beberapa kriteria yang

menunjukkan spermatozoa yang abnormal antara lain: kelainan bentuk kepala berupa

kepala bulat, kepala ganda, atau bentuk amorphous, dan kelainan ekor berupa ekor

membengok.

Hasil ini didukung oleh penelitian Hayati et al (2006) yang menyatakan

bahwa senyawa yang menyebabkan stres oksidasi dapat memicu terjadinya

peroksidasi lipid pada membran spermatozoa sehingga terjadi kerusakan membran

dan penurunan integritas membran spermatozoa, yang pada akhirnya berdampak

terhadap penurunan kualitas spermatozoa.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Timbal yang masuk ke dalam tubuh secara oral pada rentang konsentrasi 0,1 –

0,3 % dapat meracuni dengan menaikkan kadar MDA di dalam sekresi epididimis

mencit (Mus musculus L) strain Balb/c.

2. Pada rentang konsentrasi 0,1 – 0,3% di dalam tubuh, timbal dapat menurunkan

jumlah, motilitas, kecepatan gerak, dan persentase morfologi normal

spermatozoa.

3. Pemberian vitamin C dengan dosis 0,2 mg/g BB bagi hewan yang keracunan Pb

asetat 0,1 % lebih efektif menurunkan kadar MDA di dalam sekresi epididimis,

meningkatkan persentase motilitas dan kecepatan gerak spermatozoa

dibandingkan dengan hewan yang keracunan Pb asetat 0,3 %. Hal ini dapat

terjadi karena vitamin C berperan menetralisir senyawa radikal bebas atau ROS

yang timbul akibat paparan timbal (Pb).

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengukur kadar enzim antioksidan

seperti: Superoksda dismutase (SOD), dan Glutation peroksidase.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Pemberian vitamin C dapat ditambah dengan pemberian antioksidan lainnya

seperti vitamin E atau ekstrak tanaman yang telah diketahui mengandung

senyawa yang bersifat antioksidan alami.

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

Acharya UR, Acharya S, Mishra M. 2003. Lead Acetate Induced Cytotoxicity in


Male Germinal Celss of Swiss Mice. Industrial Health 41: 291-294

Antonio G, Joao RS, Maria LP. 2004. Effect of lead chloride on spermatogenesis and
sperm parameters in mice. Asian J. Androl 6 (3): 237-241

Apryanto A. 2002. Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi. Makalah Seminar


Online Kharisma Ke-2. Available at : http:// www.kharisma.de / files / home
/ makalah_anton .pdf

Barrat CL, Davies AG, Bansal MR, Williams ME. 1989. The Effects of lead on the
male rat reproductive system. Androligia 21(2) 161-6

Centers for Disease Control and Prevention. 2000. Recommendation for Blood Lead
Screening of Young Children Enrolled in Medicaid: Targeting a Group at
High Risk. MMWR 49:1-13

Chitra KC, Rao R, Mathur PP. 2003. Effect of bisphenol A and co-admistration of
bisphenol A and Vitamin C on epididymis of adult rats : histological and
biochemical study. Asian. J. Androl. 5:203-208

Darmawan H. 2006. The Effect of ROS on Sperm Function, Mitochondrial DNA,


DNA Damage, Apoptosis of Human Spermatozoa. Makalah Seminar
Amdrology. Palembang. hlm 51-76

Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan


Toksikologi Senyawa Logam Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. hlm
112, 140

Del Rio D, Stewart AJ, Pellegrini N. 2005. A review of recent studies on


malondialdehyde as toxic molecule and biological marker of oxidative stress.
Nutr Metab Cardiovasc Dis 15 (4): 316–28

Edyson . 2003. Pengaruh pemberian kombinasi vitamin C dan E terhadap aktivitas


superoxide dismutase (SOD) dan kadar Malondialdehyde (MDA) pada
eritrosit rattus norvegicus galur wistar yang diinduksi L-tiroksin. J. Biosains
vol 5 no 3 :40-48

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Favier AE, et al. 1995. Analysis of Free Radicals in Biological Systems. Birkhäuser
Verlag, Berlin. p 145-164

Goodman,S. 1995. Ester-C® : Vitamin C Generasi III. Cetakan ketiga. Penerbit


Gramedia Pustaka Utama. hlm 97-100

Gupta S, Pandey R, Katyai R, Aggarwal HK, Aggrawal RP, Aggarawal SK. 2005.
Lipid Peroxide Levels and Antioxidant Status in Alcoholic Liver Disease.
Ind J. Clinic. Biochem 20 (1) : 67-71

Hanafiah KA. 2000. Rancangan Percobaan. Edisi ke-2. cetakan ke-6. Penerbit PT
Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. hlm 51

Hariyatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E sebagai antioksidan terhadap radikal bebas


pada usia lanjut. J. MIPA Vol 14. No 1:52 -59

Hayati A, Mangkoewidjojo S, Hinting A, Moedjopawiro S. 2006. Hubungan kadar


MDA spermatozoa dengan integritas membran spermatozoa tikus (Rattus
novergicus L) setelah pemaparan 2-methoxyethanol. J Berk. Penel. Hayati 11
: 151-154

Hayati A, Rahmaninta DA, Pidada IB. 2005. Spermatozoa motility and


morphologycal recovery process in mice (Mus musculus L) after the induction
of 2-methoxymethanol. Journal of Folia Medica Indonesiana, 41(2):90–95

Hsieh YY, Chang CC, Lin CS. 2006. Seminal malondialdehyde concentration but not
glutathione peroxidase activity is negatively correlated with seminal
concentration and motility. Int. J. Bol. Sci 2(1):23-29

Husaini MA. 2001. Gizi, Proses Penuaan dan Umur Panjang. Cermin Dunia
Kedokteran 73 : 22 -25

Kaspul. 2004. Kualitas Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus L) Setelah


Perlakuan dengan Boraks. Biosciantiae 1(2):1-9

KPBB (Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal). 2006. Bahaya Bensin Bertimbal.


Available at : http://www. KPBB.org

Lautan J.1997. Radikal Bebas pada Eritrosi dan Leukosit. Cermin dunia Kedokteran
116 : 49-51

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Marnett LJ. 1999. Lipid peroxidation-DNA damage by malondialdehyde. Mutat. Res.
424(1-2):83-95

MSDS (Material Safety Data Sheet), 2005. Lead : Health, Safety and Environmental
Departement. Canada Metal.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. Edisi ke-
25. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. hlm 156

Nalbandov AV. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mammalia dan Unggas. Cetakan 1.
Edisi ketiga. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. hlm 41-53, 247-265

Sanocka D, & Kurpiz M. 2004. Reactive oxygen species and sperm cells.
Reproductive Biology and Endocrinology 2(12) : 1–7

Sartono M.L, & Soeradi O. 1989. Pemanasan Testis Mencit Secara Berulang dan
Pengaruhnya Terhadap Jumlah Anak yang Dilahirkan. Majalah Kedokteran
Indonesia 39(10):583-7

Shannon MW. 1998. Lead.: Clinical Management of Poisooning and Drug Overdose.
3rd ed. Philadelphia: WB Saunders. pp. 767-784

Sies H, & Murphy ME. 1991. Role of Tocopherol’s in the protection of biological
system against oxidative damage. J. Photochem. Photobiol. B. 86:211-214

Soehadi K & Arsyad KM. 1983. Analisis Sperma. Airlangga University Press.
Surabaya. hlm 5-8

Sokol RZ, Madding CE, Swerdloff. 1985. Lead Toxicity and the hypothalamic-
pituitary-testicular axis. Biology of Reproduction 33 : 722-728

Sugandi E & Sugiarto, 1994. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit ANDI. Yogyakarta. hlm 8, 24

Suryawanshi NP, Bhutey AK, Nagdeote, Jadhav AA, Manoorkar GS. 2006. Study of
Lipid Peroxide and Lipid Profile in Diabetes Mellitus. Ind J. Clinic.
Biochem 21 (1) :126-130

Tuminah S. 2000. Radikal Bebas dan Antioksidan : Kaitannya Dengan Nutrisi dan
Penyakit. Cermin Dunia Kedokteran 128 : 49-50

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
WHO. 1977. Lead. Environmental Health, Criteria No. 3. Published Under The Joint
Sponsorship Of The United Nation Enviroment Progamme and The World
Health Organization, Geneva.

WHO. 1987. Laboratory Manual for the examination of human semen and semen-
cervical mucus interaction. Cambridge university press, Melbourne. p.7-
11, 31

Wibisono M. 2001. Pengaruh Vitamin C Terhadap Jumlah Spermatid pada Mus


Musculus yang Dipapar Gelombang Ultrasonik. Jurnal Kedokteran YARSI
9 (1):96-103

Zarghami N & Khosrowbetgi A. 2005. Seminal Plasma Levels pf 15-F2α-


Isoprostane, Malondialdehyde and Total Homocysteine in
Normozoospermic and Asthenozoospermic Males. Ind J. Clinic. Biochem
20 (2) : 86-91

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1. Output analisis data kadar MDA suspensi sekresi epididimis dan
kualitas spermatozoa mencit meliputi : jumlah, motilitas, kecepatan
gerak, dan morfologi spermatozoa dengan uji Anova satu arah (p=0.05)
menggunakan software SPSS 13

ANOVA
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Kadar MDA ( µM/mL ) Between
5.373 5 1.075 12.888 .000
Groups
Within
2.501 30 .083
Groups
Total 7.874 35
Jumlah spermatozoa ( Juta/mL ) Between
2881.806 5 576.361 9.214 .000
Groups
Within
1876.500 30 62.550
Groups
Total 4758.306 35
Motilitas Grade a Between
2761.806 5 552.361 8.166 .000
Groups
Within
2029.167 30 67.639
Groups
Total 4790.972 35
Motilitas Grade b Between
1930.556 5 386.111 1.677 .171
Groups
Within
6908.333 30 230.278
Groups
Total 8838.889 35
Motilitas Grade c Between
3539.583 5 707.917 2.958 .027
Groups
Within
7179.167 30 239.306
Groups
Total 10718.750 35
Motilitas Grade d Between
1783.333 5 356.667 7.055 .000
Groups
Within
1516.667 30 50.556
Groups
Total 3300.000 35
Total spermatozoa motil Between
1783.333 5 356.667 7.055 .000
/ bergerak (%) Groups
Within
1516.667 30 50.556
Groups
Total 3300.000 35
Kecepatan gerak spermatozoa Between
1.752 5 .350 16.391 .000
(detik/kotak) Groups
Within
.641 30 .021
Groups
Total 2.394 35

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 1.

ANOVA
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Morfologi Spermatozoa Normal ( % ) Between
1195.139 5 239.028 5.680 .001
Groups
Within
1262.500 30 42.083
Groups
Total 2457.639 35
Morfologi Spermatozoa Abnormal (% ) Between
1175.000 5 235.000 5.640 .001
Groups
Within
1250.000 30 41.667
Groups
Total 2425.000 35

Ket : Sig = nilai p


Jika p<0.05, (Ho ditolak, Ha diterima) = ada perbedaan diantara kelompok perlakuan
Jika p>0.05, (Ho diterima, Ha ditolak) = tidak ada perbedaan diantara kelompok perlakuan

Lampiran 2. Output analisis data kadar MDA suspensi sekresi epididimis dan
kualitas spermatozoa mencit meliputi : jumlah, motilitas, kecepatan
gerak, dan morfologi spermatozoa dengan uji lanjut BNT (p=0.05)
menggunakan software SPSS 13
Multiple Comparisons

LSD

Mean Difference Std.


Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P0 P1 -.63500(*) .16670 .001
P2 -1.03500(*) .16670 .000
Kadar MDA sekresi cauda P3
epididimis ( µM/mL ) -.21000 .16670 .217
P4 -.82333(*) .16670 .000
P5 -.10167 .16670 .547

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD
(I) (J) Mean Difference Std.
Dependent Variable Mencit Mencit (I-J) Error Sig.
P1 P0 .63500(*) .16670 .001
P2 -.40000(*) .16670 .023
P3 .42500(*) .16670 .016
P4 -.18833 .16670 .268
P5 .53333(*) .16670 .003
P2 P0 1.03500(*) .16670 .000
P1 .40000(*) .16670 .023
P3 .82500(*) .16670 .000
P4 .21167 .16670 .214
P5 .93333(*) .16670 .000
P3 P0 .21000 .16670 .217
P1 -.42500(*) .16670 .016
P2 -.82500(*) .16670 .000
P4 -.61333(*) .16670 .001
P5 .10833 .16670 .521
P4 P0 .82333(*) .16670 .000
P1 .18833 .16670 .268

P2 -.21167 .16670 .214


P3 .61333(*) .16670 .001
P5 .72167(*) .16670 .000
P5 P0 .10167 .16670 .547
P1 -.53333(*) .16670 .003
P2 -.93333(*) .16670 .000
P3 -.10833 .16670 .521
P4 -.72167(*) .16670 .000

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.

P0 P1 21.167(*) 4.566 .000


P2 14.833(*) 4.566 .003
P3 24.333(*) 4.566 .000
P4 18.000(*) 4.566 .000
P5 3.500 4.566 .449
P1 P0 -21.167(*) 4.566 .000
P2 -6.333 4.566 .176
P3 3.167 4.566 .493
P4 -3.167 4.566 .493
jumlah spermatozoa
( Juta/mL ) P5 -17.667(*) 4.566 .001
P2 P0 -14.833(*) 4.566 .003
P1 6.333 4.566 .176
P3 9.500(*) 4.566 .046
P4 3.167 4.566 .493
P5 -11.333(*) 4.566 .019
P3 P0 -24.333(*) 4.566 .000
P1 -3.167 4.566 .493
P2 -9.500(*) 4.566 .046
P4 -6.333 4.566 .176
P5 -20.833(*) 4.566 .000

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD

Mean Difference Std.


Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 -18.000(*) 4.566 .000
P1 3.167 4.566 .493
P2 -3.167 4.566 .493
P3 6.333 4.566 .176
P5 -14.500(*) 4.566 .003
P5 P0 -3.500 4.566 .449
P1 17.667(*) 4.566 .001
P2 11.333(*) 4.566 .019
P3 20.833(*) 4.566 .000
P4 14.500(*) 4.566 .003
P0 P1 .833 4.748 .862
P2 8.333 4.748 .089
P3 -4.167 4.748 .387
P4 8.333 4.748 .089
P5 -17.500(*) 4.748 .001
P1 P0 -.833 4.748 .862
P2 7.500 4.748 .125
P3 -5.000 4.748 .301
P4 7.500 4.748 .125
P5 -18.333(*) 4.748 .001
P2 P0 -8.333 4.748 .089
Motilitas grade a
P1 -7.500 4.748 .125
P3 -12.500(*) 4.748 .013
P4 .000 4.748 1.000
P5 -25.833(*) 4.748 .000
P3 P0 4.167 4.748 .387
P1 5.000 4.748 .301
P2 12.500(*) 4.748 .013
P4 12.500(*) 4.748 .013
P5 -13.333(*) 4.748 .009

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.
Multiple Comparisons

LSD

Mean Difference Std.


Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 -8.333 4.748 .089
P1 -7.500 4.748 .125
P2 .000 4.748 1.000
P3 -12.500(*) 4.748 .013
P5 -25.833(*) 4.748 .000
P5 P0 17.500(*) 4.748 .001
P1 18.333(*) 4.748 .001
P2 25.833(*) 4.748 .000
P3 13.333(*) 4.748 .009
P4 25.833(*) 4.748 .000
P0 P1 5.833 8.761 .511
P2 17.500 8.761 .055
P3 -5.000 8.761 .572
P4 .000 8.761 1.000
P5 -1.667 8.761 .850
P1 P0 -5.833 8.761 .511
P2 11.667 8.761 .193
Motilitas Grade b P3 -10.833 8.761 .226
P4 -5.833 8.761 .511
P5 -7.500 8.761 .399
P2 P0 -17.500 8.761 .055
P1 -11.667 8.761 .193
P3 -22.500(*) 8.761 .015
P4 -17.500 8.761 .055
P5 -19.167(*) 8.761 .037
P3 P0 5.000 8.761 .572
P1 10.833 8.761 .226
P2 22.500(*) 8.761 .015
P4 5.000 8.761 .572
P5 3.333 8.761 .706

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.
Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 .000 8.761 1.000
P1 5.833 8.761 .511
P2 17.500 8.761 .055
P3 -5.000 8.761 .572
P5 -1.667 8.761 .850
P5 P0 1.667 8.761 .850
P1 7.500 8.761 .399
P2 19.167(*) 8.761 .037
P3 -3.333 8.761 .706
P4 1.667 8.761 .850
P0 P1 -.833 8.931 .926
P2 -9.167 8.931 .313
P3 5.833 8.931 .519
P4 -11.667 8.931 .201
P5 18.333(*) 8.931 .049
P1 P0 .833 8.931 .926
P2 -8.333 8.931 .358
Motilitas Grade c P3 6.667 8.931 .461
P4 -10.833 8.931 .235
P5 19.167(*) 8.931 .040
P2 P0 9.167 8.931 .313
P1 8.333 8.931 .358
P3 15.000 8.931 .103
P4 -2.500 8.931 .781
P5 27.500(*) 8.931 .004
P3 P0 -5.833 8.931 .519
P1 -6.667 8.931 .461
P2 -15.000 8.931 .103
P4 -17.500 8.931 .059
P5 12.500 8.931 .172

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.
Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 11.667 8.931 .201
P1 10.833 8.931 .235
P2 2.500 8.931 .781
P3 17.500 8.931 .059
P5 30.000(*) 8.931 .002
P5 P0 -18.333(*) 8.931 .049
P1 -19.167(*) 8.931 .040
P2 -27.500(*) 8.931 .004
P3 -12.500 8.931 .172
P4 -30.000(*) 8.931 .002
P0 P1 -5.833 4.105 .166
P2 -16.667(*) 4.105 .000
P3 3.333 4.105 .423
P4 3.333 4.105 .423
P5 .833 4.105 .841
P1 P0 5.833 4.105 .166
P2 -10.833(*) 4.105 .013
Motilitas Grade d P3 9.167(*) 4.105 .033
P4 9.167(*) 4.105 .033
P5 6.667 4.105 .115
P2 P0 16.667(*) 4.105 .000
P1 10.833(*) 4.105 .013
P3 20.000(*) 4.105 .000
P4 20.000(*) 4.105 .000
P5 17.500(*) 4.105 .000
P3 P0 -3.333 4.105 .423
P1 -9.167(*) 4.105 .033
P2 -20.000(*) 4.105 .000
P4 .000 4.105 1.000
P5 -2.500 4.105 .547

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.
Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 -3.333 4.105 .423
P1 -9.167(*) 4.105 .033
P2 -20.000(*) 4.105 .000
P3 .000 4.105 1.000
P5 -2.500 4.105 .547
P5 P0 -.833 4.105 .841
P1 -6.667 4.105 .115
P2 -17.500(*) 4.105 .000
P3 2.500 4.105 .547
P4 2.500 4.105 .547
P0 P1 5.833 4.105 .166
P2 16.667(*) 4.105 .000
P3 -3.333 4.105 .423
P4 -3.333 4.105 .423
P5 -.833 4.105 .841
P1 P0 -5.833 4.105 .166
P2 10.833(*) 4.105 .013
Total spermatozoa motil / P3 -9.167(*) 4.105 .033
bergerak (%)
P4 -9.167(*) 4.105 .033
P5 -6.667 4.105 .115
P2 P0 -16.667(*) 4.105 .000
P1 -10.833(*) 4.105 .013
P3 -20.000(*) 4.105 .000
P4 -20.000(*) 4.105 .000
P5 -17.500(*) 4.105 .000
P3 P0 3.333 4.105 .423
P1 9.167(*) 4.105 .033
P2 20.000(*) 4.105 .000
P4 .000 4.105 1.000
P5 2.500 4.105 .547

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 3.333 4.105 .423
P1 9.167(*) 4.105 .033
P2 20.000(*) 4.105 .000
P3 .000 4.105 1.000
P5 2.500 4.105 .547
P5 P0 .833 4.105 .841
P1 6.667 4.105 .115
P2 17.500(*) 4.105 .000
P3 -2.500 4.105 .547
P4 -2.500 4.105 .547
P0 P1 -.33333(*) .08442 .000
P2 -.53333(*) .08442 .000
P3 .04667 .08442 .585
P4 -.26167(*) .08442 .004
P5 .05167 .08442 .545
P1 P0 .33333(*) .08442 .000
Kecepatan gerak P2 -.20000(*) .08442 .024
spermatozoa P3 .38000(*) .08442 .000
(detik/0,005 mm)
P4 .07167 .08442 .403
P5 .38500(*) .08442 .000
P2 P0 .53333(*) .08442 .000
P1 .20000(*) .08442 .024
P3 .58000(*) .08442 .000
P4 .27167(*) .08442 .003
P5 .58500(*) .08442 .000
P3 P0 3.333 4.105 .423
P1 9.167(*) 4.105 .033
P2 20.000(*) 4.105 .000
P4 .000 4.105 1.000
P5 2.500 4.105 .547

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 .26167(*) .08442 .004
P1 -.07167 .08442 .403
P2 -.27167(*) .08442 .003
P3 .30833(*) .08442 .001
P5 .31333(*) .08442 .001
P5 P0 -.05167 .08442 .545
P1 -.38500(*) .08442 .000
P2 -.58500(*) .08442 .000
P3 -.00500 .08442 .953
P4 -.31333(*) .08442 .001
Morfologi Spermatozoa P0 P1 14.333(*) 3.745 .001
Normal ( % ) P2 16.833(*) 3.745 .000
P3 11.833(*) 3.745 .004
P4 12.667(*) 3.745 .002
P5 5.167 3.745 .178
P1 P0 -14.333(*) 3.745 .001
P2 2.500 3.745 .510
P3 -2.500 3.745 .510
P4 -1.667 3.745 .660
P5 -9.167(*) 3.745 .020
P2 P0 -16.833(*) 3.745 .000
P1 -2.500 3.745 .510
P3 -5.000 3.745 .192
P4 -4.167 3.745 .275
P5 -11.667(*) 3.745 .004
P3 P0 -11.833(*) 3.745 .004
P1 2.500 3.745 .510
P2 5.000 3.745 .192
P4 .833 3.745 .825
P5 -6.667 3.745 .085

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.

Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 12.500(*) 3.727 .002
P1 -1.667 3.727 .658
P2 -4.167 3.727 .272
P3 .833 3.727 .825
P5 7.500 3.727 .053
P5 P0 5.000 3.727 .190
P1 -9.167(*) 3.727 .020
P2 -11.667(*) 3.727 .004
P3 -6.667 3.727 .084
P4 -7.500 3.727 .053
Morfologi Spermatozoa P0 P1 -14.167(*) 3.727 .001
Abnormal ( % ) P2 -16.667(*) 3.727 .000
P3 -11.667(*) 3.727 .004
P4 -12.500(*) 3.727 .002
P5 -5.000 3.727 .190
P1 P0 14.167(*) 3.727 .001
P2 -2.500 3.727 .507
P3 2.500 3.727 .507
P4 1.667 3.727 .658
P5 9.167(*) 3.727 .020
P2 P0 16.667(*) 3.727 .000
P1 2.500 3.727 .507
P3 5.000 3.727 .190
P4 4.167 3.727 .272
P5 11.667(*) 3.727 .004
P3 P0 11.667(*) 3.727 .004
P1 -2.500 3.727 .507
P2 -5.000 3.727 .190
P4 -.833 3.727 .825
P5 6.667 3.727 .084

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan lampiran 2.
Multiple Comparisons

LSD
Mean Difference Std.
Dependent Variable (I) Mencit (J) Mencit (I-J) Error Sig.
P4 P0 12.500(*) 3.727 .002
P1 -1.667 3.727 .658
P2 -4.167 3.727 .272
P3 .833 3.727 .825
P5 7.500 3.727 .053
P5 P0 5.000 3.727 .190
P1 -9.167(*) 3.727 .020
P2 -11.667(*) 3.727 .004
P3 -6.667 3.727 .084
P4 -7.500 3.727 .053

Ket : Sig = nilai p


Jika nilai p<0.05 = berbeda nyata / signifikan
Jika nilai p>0.05 = tidak berbeda nyata / non signifikan

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Surat keterangan strain mencit

Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas
Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino (Mus Musculus L) Strain BalB/C, 2008.
USU e-Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai