Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk

penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun

sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata

tidak diobati dengan baik dan menyebabkan gangguan penglihatan sampai

kebutaan(Danny, 2013).

Cedera dan penyakit mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan

penglihatan disebut visus. Jika ketajaman menurun, penglihatan menjadi kabur.

Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan

penglihatan seseorang pada jarak 6 meter. Visus 6/6 artinya seseorang melihat

benda jarak 6 meter dengan tajam penuh.

Teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan zamannya. Penggunaan

teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara

luas namun bila tanpa disertai pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

manusia sendiri (Supriati, 2012). Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah

gadget. Gadget tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan dewasa, tetapi

juga digunakan oleh kalangan usia anak sekolah. Tahap pengenalan gadget pada

anak usia sekolah merupakan usia yang masih terlalu awal. Pada usia sekolah,

permainan anak lebih disarankan pada permainan fisik, keterampilan intelektual,

fantasi serta terlibat dalam kelompok atau tim (Suherman, 2012).


Penggunaan gadget yang salah seperti frekuensi penggunaan gadget yang

berlebihan, posisi yang tidak benar dan intensitas pencahayaan yang tidak baik,

akan berdampak terhadap penurunan tajam penglihatan. Penurunan tajam

penglihatan pada anak-anak akan berakibat pada kesulitan anak untuk melakukan

aktivitas sehari-harinya. Semakin bertambahnya penurunan tajam penglihatan pada

anak, maka akan meningkatkan berbagai resiko komplikasi kebutaan, seperti

glukoma dan ablasio retina (Tiharyo dkk, 2008).

Lebih dari 90% pengguna gadget mengalami gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh penggunaan gadget yang terlalu lama seperti mata lelah,

penglihatan buram, penglihatan ganda, pusing, mata kering, serta ketidaknyamanan

pada okuler saat melihat dari dekat ataupun dari jauh setelah penggunaan gadget

jangka lama. Suatu sinar yang disebut high energy visible atau heV atau dikenal

sebagai blue light adalah salah satu bagian dari spektrum cahaya yang berada di

antara biru dan violet adalah cahaya yang sangat kuat dan dihasilkan oleh peralatan

elektronik modern bahkan bohlam fluoresens. Cahaya ini menjadi salah satu

penyebab masalah penglihatan, yaitu katarak dan amD (age-related macular

degeneration). Mata yang terekspos terlampau lama oleh heV akan berdampak pada

retina, heV penetrasi ke pigmen makula pada mata dan menyebabkan kerusakan

perlindungan mata sehingga mata akan lebih rentan terhadap paparan heV dan

degenerasi sel.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian

Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 terdapat kecenderungan, makin tinggi

tingkat pendidikan formal dan kuintil indeks kepemilikan penduduk, maka makin
tinggi pula proporsi penduduk yang memiliki kaca mata atau lensa kontak untuk

melihat jauh. Keadaan tersebut dapat berkaitan dengan kebutuhan penduduk akan

tajam penglihatan optimal yang makin besar sesuai dengan prioritas subjektif

penduduk dalam memenuhi kebutuhan sosial sehari-hari mereka. Prevalensi pada

penderita yang memakai kacamata/ lensa kontak di Indonesia sebesar 4,6%, severe

low vision sebesar 0,9% dan kebutaan sebesar 0,5%. Prevalensi severe low vision

pada usia produktif (15-54 tahun) sebesar 1,49 % dan prevalensi kebutaan sebesar

0,5 %.

Di Indonesia prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama pada

penyakit mata. Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Ditemukan jumlah penderita kelainan refraksi di Indonesia hampir

25% populasi penduduk atau sekitar 55 juta jiwa. Di Indonesia terutama anak-anak

remaja yang golongan keluarganya menengah ke atas mempunyai angka kejadian

myopia yang semakin meningkat. Banyak berpengaruh dalam perkembangan

myopia adalah aktivitas melihat dekat atau near work (Tiharyo, 2008).

Prevalensi pada penderita yang memakai kacamata/ lensa kontak berdasarkan

umur 6-14 tahun sebesar 1,0% dan umur 15-24 tahun sebesar 2,9%. Masih dari data

RISKESDAS tersebut menyebutkan prevalensi penderita yang memakai

kacamata/lensa kontak semakin meningkat pada tingkat pendidikan, dimana anak

yang tidak sekolah sebanyak 2,3%, anak yang tamat SD sebanyak 3,6%, yang tamat

SMP sebanyak 4,0%, dan yang tamat SMA sebanyak 7,0%. Jika ditinjau dari segi

tempat tinggal lebih tinggi penderita yang tinggal di perkotaan dibandingkan


pedesaan serta dengan kuintil indeks kepemilikan yang tinggi (RISKESDAS,

2013).

Menurut Flurry, Mobile Addict atau pecandu gadget adalah orang yang

membuka aplikasi pada gadget mereka sebanyak lebih dari 60 kali dalam sehari.

Dari survey tersebut diketahui bahwa dari 1,4 miliar pengguna gadget yang diteliti,

176 juta orang di antaranya adalah pecandu smartphone. Angka tersebut juga naik

sampai 123 persen dibandingkan angka tahun lalu yang hanya 79 juta orang. Selain

itu diketahui pula 25% pecandu smartphone tersebut berusia 13-18 tahun. Selain

sebagai media komunikasi, smartphone mempunyai fitur yang dinikmati semua

strata sosial masyarakat baik yang kaya maupun kalangan ekonomi menengah

kebawah. Bahkan anak anak sangat menyukai smartphone ini karena banyaknya

permainan digital dan online.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mark Rosenfield seorang

professor di SUNY State College of Opthometry di New York City, menunjukkan

beban kerja mata pada saat menggunakan telepon pintar lebih berat. Membaca pada

jarak yang dekat memaksa mata untuk bekerja lebih keras dalam memfokuskan

pada suatu objek. Membaca tulisan yang kecil juga akan menambah beban kerja

mata. Makin beratnya mata dalam bekerja maka makin bertambah resiko untuk

terjadi regangan pada mata yang akhirnya dapat menyebabkan penurunan tajam

penglihatan. Penggunaan telepon pintar akan meningkatkan daya akomodasi mata

yang akhirnya berdampak pada penurunan tajam penglihatan. Hal ini terjadi karena

pengguna telepon pintar cenderung menatap layar telepon pintar pada jarak yang

terlalu dekat sehingga beban kerja mata bertambah berat dalam melakukan
akomodasi untuk menyesuaikan pemfokusan pada mata. Bahkan, efek lain

penggunaan telepon pintar adalah penglihatan menjadi kabur, kelelahan pada mata

dan sakit kepala.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan penggunaan antara lama penggunaan gadget dengan penurunan tajam

penglihatan pada siswa SMP Jasem Ngoro Mojokerto.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara lama penggunaan gadget dengan penurunan

tajam penglihatan pada siswa SMP Jasem Ngoro Mojokerto?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara lama penggunaan gadget dengan

penurunan tajam penglihatan pada siswa SMP Jasem Ngoro Mojokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penggunaan gadget dengan melihat karakteristik

responden seperti frekuensi, durasi, posisi dan lain-lain pada siswa

SMP Jasem Ngoro Mojokerto tahun 2019.

b. Untuk mengetahui populasi dari siswa yang memiliki mata normal

dan mengalami penurunan tajam penglihatan SMP Jasem Ngoro

Mojokerto tahun 2019.


1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi peneliti

a. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti mampu menerapkan

disiplin ilmunya dilapangan khususnya dalam bidang oftalmologi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian

selanjutnya bagi peneliti lain.

2. Bagi masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang efek dari pemakaian

gadget dengan manfaat yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

sehingga berdampak kepada kesehatan mata.

b. Sebagai informasi dan sarana edukasi kesehatan kepada orang tua

murid serta anak yang diberikan gadget oleh orangtuanya.

3. Bagi puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi Puskesmas

dalam upaya pencegahan terhadap kejadian penurunan visus pada siswa

sekolah karena penggunaan gadget.

Anda mungkin juga menyukai