PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk
sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata
kebutaan(Danny, 2013).
penglihatan seseorang pada jarak 6 meter. Visus 6/6 artinya seseorang melihat
teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara
luas namun bila tanpa disertai pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
manusia sendiri (Supriati, 2012). Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah
gadget. Gadget tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan dewasa, tetapi
juga digunakan oleh kalangan usia anak sekolah. Tahap pengenalan gadget pada
anak usia sekolah merupakan usia yang masih terlalu awal. Pada usia sekolah,
berlebihan, posisi yang tidak benar dan intensitas pencahayaan yang tidak baik,
penglihatan pada anak-anak akan berakibat pada kesulitan anak untuk melakukan
diakibatkan oleh penggunaan gadget yang terlalu lama seperti mata lelah,
pada okuler saat melihat dari dekat ataupun dari jauh setelah penggunaan gadget
jangka lama. Suatu sinar yang disebut high energy visible atau heV atau dikenal
sebagai blue light adalah salah satu bagian dari spektrum cahaya yang berada di
antara biru dan violet adalah cahaya yang sangat kuat dan dihasilkan oleh peralatan
elektronik modern bahkan bohlam fluoresens. Cahaya ini menjadi salah satu
degeneration). Mata yang terekspos terlampau lama oleh heV akan berdampak pada
retina, heV penetrasi ke pigmen makula pada mata dan menyebabkan kerusakan
perlindungan mata sehingga mata akan lebih rentan terhadap paparan heV dan
degenerasi sel.
tingkat pendidikan formal dan kuintil indeks kepemilikan penduduk, maka makin
tinggi pula proporsi penduduk yang memiliki kaca mata atau lensa kontak untuk
melihat jauh. Keadaan tersebut dapat berkaitan dengan kebutuhan penduduk akan
tajam penglihatan optimal yang makin besar sesuai dengan prioritas subjektif
penderita yang memakai kacamata/ lensa kontak di Indonesia sebesar 4,6%, severe
low vision sebesar 0,9% dan kebutaan sebesar 0,5%. Prevalensi severe low vision
pada usia produktif (15-54 tahun) sebesar 1,49 % dan prevalensi kebutaan sebesar
0,5 %.
penyakit mata. Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami
25% populasi penduduk atau sekitar 55 juta jiwa. Di Indonesia terutama anak-anak
myopia adalah aktivitas melihat dekat atau near work (Tiharyo, 2008).
umur 6-14 tahun sebesar 1,0% dan umur 15-24 tahun sebesar 2,9%. Masih dari data
yang tidak sekolah sebanyak 2,3%, anak yang tamat SD sebanyak 3,6%, yang tamat
SMP sebanyak 4,0%, dan yang tamat SMA sebanyak 7,0%. Jika ditinjau dari segi
2013).
Menurut Flurry, Mobile Addict atau pecandu gadget adalah orang yang
membuka aplikasi pada gadget mereka sebanyak lebih dari 60 kali dalam sehari.
Dari survey tersebut diketahui bahwa dari 1,4 miliar pengguna gadget yang diteliti,
176 juta orang di antaranya adalah pecandu smartphone. Angka tersebut juga naik
sampai 123 persen dibandingkan angka tahun lalu yang hanya 79 juta orang. Selain
itu diketahui pula 25% pecandu smartphone tersebut berusia 13-18 tahun. Selain
strata sosial masyarakat baik yang kaya maupun kalangan ekonomi menengah
kebawah. Bahkan anak anak sangat menyukai smartphone ini karena banyaknya
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mark Rosenfield seorang
beban kerja mata pada saat menggunakan telepon pintar lebih berat. Membaca pada
jarak yang dekat memaksa mata untuk bekerja lebih keras dalam memfokuskan
pada suatu objek. Membaca tulisan yang kecil juga akan menambah beban kerja
mata. Makin beratnya mata dalam bekerja maka makin bertambah resiko untuk
terjadi regangan pada mata yang akhirnya dapat menyebabkan penurunan tajam
yang akhirnya berdampak pada penurunan tajam penglihatan. Hal ini terjadi karena
pengguna telepon pintar cenderung menatap layar telepon pintar pada jarak yang
terlalu dekat sehingga beban kerja mata bertambah berat dalam melakukan
akomodasi untuk menyesuaikan pemfokusan pada mata. Bahkan, efek lain
penggunaan telepon pintar adalah penglihatan menjadi kabur, kelelahan pada mata
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi peneliti
2. Bagi masyarakat
3. Bagi puskesmas