Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Laboratorium Keterampilan Adrenalin
(Epinefrin) Injeksi Intravena (IV) untuk mahasiswa program studi keperawatan
kampus sutomo jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
Laboratorium Keterampilan Adrenalin (Epinefrin) Injeksi Intravena (IV) yang
merupakan kegiatan penunjang mata kuliah pada keperawatan kritis Program Studi
Keperawatan Kampus Sutomo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Surabaya. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan
terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan
semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum
Laboratorium Keterampilan Adrenalin (Epinefrin) Injeksi Intravena (IV) ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
KONSEP PEMBERIAN ADRENALIN (EPINEFRIN) INJEKSI
INTRAVENA (IV)
1. Definisi
Epinefrin disintesis oleh medulla adrenal dan batang otak. Epinefrin
tidak dapat menembus sawar darah – otak. Epinefrin umunya menimbulkan
efek mirip perangsang sistem saraf simpatik. Efeknya jelas terutama terhadap
jantung, otot polos pembuluh darah dan otot polos lain. Injeksi intravena
merupakan Pemberian obat dengan cara memasukkan kedalam pembuluh
darah vena menggunakan spuit.
2. Indikasi
Epinefrin sering digunakan untuk :
1) Bronkospasme, diberikan secara subkutan
2) Anafilatik, diberikan secara parental
3) Dengan infiltrasi anestesi untuk memperpanjang masa kerja anestesi,
bersifat
lokal (efek vasokontriksi lokal pada tempat suntikan)
4) Hentikan jantung, untuk merangsang kontraksi jantung
5) Secara lokal untuk menghentikan perdarahan kapiler.
3. Kontra indikasi
Epinefrin tidak boleh diberikan pada penderita :
1. Hipertensi
2. Hipertiroidisme
3. Aritmia
4. Angina pectoris
Karena itu, epinefrin memperberat kerja jantung dan memperberat kekorangan
oksigen yang dapat menimbulkan serangan angina.
4. Tempat injeksi
1. Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
2. Pada tungkai (vena saphenous)
3. Pada leher (vena jugularis)
2. Ruang Lingkup
Semua tindakan Injeksi Intravena, meliputi persiapan; pelaksanaan; dan
evaluasi, sehingga sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di
klinik/ rumah sakit, wajib memperagakan pemberian Adrenalin (Epinefrin)
Injeksi Intravena sebagai sarana praktek.
3. Uraian Umum
3. 1 Persiapan alat dan bahan praktikum
3. 2 Palaksanaan prosedur pemberian Adrenalin (Epinefrin) Injeksi Intravena
3. 3 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
3. 4 Penilaian terhadap peforma mahasiswa
4. Petugas
Pembimbing / penguji praktek laboratorium keperawatan
7. Indikator
1. Tidak ditemukan adanya phlebitis pada tempat penusukan
2. Klien tidak gelisah, mual muntah, pusing serta berkeringat
3. Tidak terdapat gangguan irama jantung dan gangguan pernafasan pada
klien
4. Klien dapat menyebutkan secara verbal tempat penyuntikan
5. Klien menyatakan nyeri pada skala minimum saat injeksi
8. Referensi
Potter & perry (2009). Fundamental of nursing. Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Rio Rahardjo (2009). Kumpulan Kuliah Farmakologi/Staf Pengajar
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya-
Ed. 2 – Jakarta : EGC
Surabaya, 17 Agustus
2019
Mengetahui Ketua Program Studi
Ketua Jurusan Kampus Soetomo
Surabaya
Nama : ……………………………………………….
NIM : ……………………………………………….
Penguji : ……………………………………………….
Hari / Tanggal : ……………………………………………….
Keterampilan : Pemberian Adrenalin (Epinefrin) Injeksi Intravena (IV)
Dilakukan
No. Kegiatan Ya Tidak Ket
1 0
I. ALAT DAN BAHAN
1. Bak injeksi
2. Baki obat
3. Pembendung vena atau tourniquet
4. Perlak dan pengalas
5. Bengkok
6. Gunting plester
7. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
8. Kapas alcohol
9. Sarung tangan sekali pakai ( bersih)
10. Obat yang sesuai
Spuit disposable 2-5 ml dengan ukuran 21-25, dan jarum dengan
11.
ukuran 1-2 inch
12. Plester
13. Kasa steril
14. Betadine
II. INSTRUKSI KERJA
1. Cuci tangan
Siapkan obat sesuai dengan prinsip “lima benar”
• Dosis IV 0,1 – 0,5 mL dalam 1 : 10.000 larutan, berikan pelan dan
2. ulangi dalam 5 – 15 menit apabila diperlukan.
• Penderita yang tidak mengalami syok dapat diberikan epinefrin
secara subkutan 0,2 – 0,3 mL di dalam 1 : 10.000 larutan
Identifikasi klien dengan menggunakan 2 alat pengenal. Bandingkan
3.
antara data yang ada pada MAR klien dengan gelang identitas klien.
Jumlah ‘Ya’
N Keterampilan = x 100 = x
100 =
27 27
N Responsi = ………….
N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40%) = ……
Surabaya,
Penguji
NIP.