Anda di halaman 1dari 15

SISTEM MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN

BERBASIS WEB

Disusun oleh:

(Alifian Odi Mahendra 2015-31-165 Tahun Angkatan 2015)


(M. Firza Pahlevi 2015-31-121 Tahun Angkatan 2015)
(Julio Risky Sybiro Coubat 2016-31-226 Tahun Angkatan 2016)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN


JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3. Batasan Masalah .................................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 2
2.1. Internet of Things ................................................................................................................. 2
2.2. Arduino ................................................................................................................................... 3
2.3. DHT-11................................................................................................................................... 3
2.4. Pemrograman HTML ........................................................................................................... 4
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................... 5
3.1. Algoritma Flowchart Metodologi ............................................................................................. 5
3.2. Analisis Kebutuhan................................................................................................................... 6
3.2.1. Analisis Pengguna ............................................................................................................ 6
3.2.2. Analisis Spesifikasi Perangkat ........................................................................................ 6
3.2.2. Rangkaian Sensor DHT11 .......................................................................................... 7
3.3. Perancangan Software ............................................................................................................ 7
3.4. Teknik Analisis .......................................................................................................................... 8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
4.1. Hasil ............................................................................................................................................ 9
4.1.1. Flowchart Untuk Skenario Bekerjanya Arduino(Alat) .................................................. 9
4.1.1. Flowchart Untuk Skenario Bekerjanya System .......................................................... 10
4.2. Rancangan Antar Muka / Interface ...................................................................................... 11
BAB 5 PENUTUP............................................................................................................................... 12
5.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12
5.2 SARAN ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini, permintaan terhadap otomatisasi dan system intelejen sangat tinggi,
itu sebabnya masyarakat menunjukkan ketertarikan terhadap perangkat pintar.
Contohnya, masyarakat dapat mengkontrol atau memonitor alat-alat rumah tangga
mereka melalui web atau aplikasi melalui telepon genggam. Internet of Things (IoT)
yang dapat membuat alat-alat atau perangkat keras tersebut dapat berkomunikasi,
bertukar data, dan saling mengendalikan melalui web atau aplikasi telepon genggam.
[1] Suhu dan kelembaban udara di lingkungan pun dapat dimonitor melalui web
dengan menggunakan (IoT) agar udara di lingkungan tersebut tetap sehat dan terjaga.
[2]
Menurut data dari medicalogy.com kelembaban udara (relative humidity)
adalah satuan untuk menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara.
Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka semakin lembab udara
tersebut. Kelembaban udara dinyatakan dalam persen (%) dan rentang kelembaban
udara dalam ruangan (indoor) yang dianggap ideal adalah 40%-60% tergantung
dimana Anda tinggal. Biasanya angka 45% dianggap sebagai angka yang paling ideal
bagi kelembaban udara indoor. Jika kelembaban udara di ruangan tersebut rendah
maka beresiko menyebabkan munculnya penyakit flu dan batuk, sedangkan jika
kelembaban udara tinggi beresiko menyebabkan infeksi pernapasan yang lebih tinggi.
Untuk suhu udara sendiri, suhu ideal untuk indoor adalah 20-29°C. Menurut
cnnindonesia.com suhu yang berada diatas range ideal tersebut dapat meningkatkan
resiko tekanan darah rendah dan memicu sakit jantung.
Oleh karena itu kami membuat suatu alat yang bisa memonitoring suhu dan
kelembaban di ruangan atau rumah menggunakan sensor yang dapat langsung
dipantau atau dimonitor oleh para penggunanya melalui tampilan antarmuka web agar
mereka dapat mengetahui berapa suhu dan kelembaban di ruangan tersebut serta
mengetahui apakah suhu dan kelembaban udara di ruangan tersebut aman atau tidak.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Internet of Things?
2. Apa saja penerapan Internet of Things dalam kehidupan nyata?
3. Bagaimana penerapan Internet of Things dalam memonitoring suhu dan
kelembaban udara?

1.3. Batasan Masalah


1. Mikrokontroller alat ini menggunakan Arduino dan sensor DHT11.
2. Alat ini hanya mengukur berapa suhu dan kelembaban udara di lingkungan
sekitar alat tersebut.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Internet of Things


Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana konektifitas internet dapat
bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada disekelilingnya.
Banyak yang memprediksi bahwa Internet of Things (IoT) merupakan “the next big
thing” di dunia teknologi informasi. Hal ini dikarenakan banyak sekali potensi yang
bisa dikembangkan dengan teknologi Internet of Things (IoT) tersebut.
Internet of Things (IoT) telah menarik banyak perhatian selama beberapa tahun
terakhir. Konsep IoT adalah yang pertama diusulkan oleh Kevin Ashton pada tahun
1999. Karena kemajuan yang cepat dalam komunikasi seluler, Jaringan Sensor
Nirkabel (WSN), Identifikasi Frekuensi Radio (RFID), dan cloud computing,
komunikasi antar perangkat IoT telah menjadi lebih nyaman daripada sebelumnya.
Perangkat IoT mampu bekerja sama dengan satu sama lain. Dunia IoT mencakup
berbagai macam perangkat seperti ponsel pintar, pribadi komputer, PDA, laptop,
tablet, dan perangkat genggam lainnya yang disematkan perangkat. Perangkat IoT
didasarkan pada biaya-efektif sensor dan sistem komunikasi nirkabel untuk
berkomunikasi dengan satu sama lain dan mentransfer informasi yang bermakna
kepada sistem terpusat. Informasi dari perangkat IoT lebih jauh diproses dalam sistem
terpusat dan dikirim ke tujuan yang dimaksud. Dengan pertumbuhan komunikasi yang
cepat dan teknologi internet, rutinitas sehari-hari kita lebih terkonsentrasi di ruang fiksi
dunia maya. Masyarakat pada saat ini bekerja, berbelanja, mengobrol (menjaga
hewan peliharaan dan tanaman di dunia maya disediakan oleh jaringan), sedangkan
manusia hidup di dunia nyata. Oleh karena itu, sangat sulit untuk menggantikan
semua kegiatan manusia dengan kehidupan yang sepenuhnya otomatis. Ada batas
batas ruang fiktif yang membatasi pengembangan masa depan internet untuk layanan
yang lebih baik. IoT telah berhasil diintegrasikan ruang fiksi dan dunia nyata yang
sama peron. Target utama IoT adalah konfigurasi lingkungan yang cerdas dan
perangkat independen yang sadar diri seperti smart living, smart items, smart health,
smart city dan lain-lain. Saat ini tingkat adopsi Perangkat IoT sangat tinggi, semakin
banyak perangkat yang terhubung melalui internet. Menurut penilaian, ada 30 miliar
menghubungkan hal-hal dengan perkiraan 200 miliar koneksi itu akan menghasilkan
pendapatan sekitar 700 miliar euro oleh tahun 2020. Sekarang di Cina, ada sembilan
miliar perangkat yang ada diperkirakan akan mencapai 24 miliar pada tahun 2020. Di
masa depan, IoT akan mengubah gaya hidup dan model bisnis kita sepenuhnya. Ini
akan memungkinkan orang dan perangkat untuk berkomunikasi kapan saja, di mana
saja, dengan perangkat apa pun dalam kondisi ideal menggunakan apa pun jaringan
dan layanan apa pun. Tujuan utama IoT adalah menciptakan Dunia superior untuk
manusia di masa depan. [3]
Sayangnya, mayoritas perangkat dan aplikasi ini tidak dirancang untuk
menangani keamanan dan privasi serangan dan itu meningkatkan banyak masalah
keamanan dan privasi di jaringan IoT seperti kerahasiaan, otentikasi, integritas data,
kontrol akses, kerahasiaan, dll. Setiap hari, perangkat IoT ditargetkan oleh penyerang

2
dan penyusup. Sebuah penilaian mengungkapkan bahwa 70% perangkat IoT sangat
mudah menyerang. Oleh karena itu, mekanisme yang efisien sangat diperlukan untuk
mengamankan perangkat yang terhubung ke internet terhadap peretas dan
penyusup.[4]

2.2. Arduino
Arduino adalah sebuah pengendali mikro board tunggal yang memiliki sifat
terbuka (open source) yang diturunkan dari platform berbasis Wiring. Pengendali ini
dirancang untuk mempermudah penggunaan dalam berbagai bidang elektronik.
Hardware arduino mengandung prosesor jenis Atmel AVR, dan memiliki bahasa
pemrograman tersendiri.
Pembuatan Arduino dimulai pada tahun 2005, dimana sebuah situs
perusahaan komputer Olivetti di Ivrea, Italia membuat perangkat untuk
mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan
sistem yang ada pada saat itu. Dilanjutkan pada bulan Mei 2011, dimana sudah lebih
dari 300.000 unit Arduino terjual.
Pendiri dari Arduino itu sendiri adalah Massimo Banzi dan David Cuartielles.
Awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan Arduin dari Ivrea tetapi
seturut dengan perkembangan zaman, maka nama proyek itu diubah menjadi Arduino
yang berarti “teman yang kuat” atau dalam versi bahasa Inggrisnya dikenal dengan
sebutan “Hardwin”.
Awalnya Massimo Banzi membangun disekitar proyek Pengkabelan dari
Hernando Barragan. Pengkabelan ini adalah proyek tesis Hernando di desain
Interaksi Institute Ivrea. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjadi versi elektronik
pengolahan yang digunakan di lingkungan pemrograman dan mengambil pola sintaks
Processing tetapi dengan berkembangnya teknologi maka Arduino menjadi sangat
popular dikalangan mahasiswa dan pelajar saat ini. Mereka mengembangkan Arduino
dengan bootloader dan software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah
board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan
dikembangkan oleh mahasiswa, pelajar, professional, pemula, dan penggemar
elektronika maupun robotik di seluruh dunia.
2.3. DHT-11
Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek
suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih
lanjut menggunakan mikrokontroler. Module sensor ini tergolong kedalam elemen
resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC.
Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari
segi kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan
dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah
terinterverensi.
Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan
kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi tersebut terdapat pada
memori program OTP yang disebut juga dengan nama koefisien kalibrasi.
Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11 dengan
breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki pin seperti gambar dibawah ini.

3
Spesifikasi:
• Tegangan Masukan: 5Vdc
• Rentang temperature: 0-50° C, kesalahan ± 2 ° C
• Kelembaban: 20-90% RH ± 5% RH error

2.4. Pemrograman HTML


HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang
digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan berbagai informasi di
dalam sebuah Penjelajah web Internet dan formating hypertext sederhana yang ditulis
kedalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan tampilan wujud yang
terintegerasi. Dengan kata lain, berkas yang dibuat dalam perangkat lunak pengolah
kata dan disimpan kedalam format ASCII normal sehingga menjadi home page
dengan perintah-perintah HTML. HTML saat ini merupakan standar Internet yang
didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium
(W3C).

4
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Algoritma Flowchart Metodologi

MULAI

PERENCANAAN

ANALISIS KEBUTUHAN

PERANCANGAN SOFTWARE

T
DISETUJUI?

UJI COBA SISTEM

PENULISAN LAPORAN

T
DISETUJUI?

IMPLEMENTASI
SISTEM

SELESAI

5
3.2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh definisi permasalahan dan
penggambaran yang tepat dari apa yang akan dilakukan. Analisis yang dibutuhkan
terdiri dari pengguna dan analisis spesifikasi perangkat.

3.2.1. Analisis Pengguna


Pengguna yang menjadi objek sasaran sistem monitoring suhu dan
kelembaban ini adalah orang yang memiliki dan memasang sistem monitoring
suhu dan kelembaban ini kedalam rumah mereka, karena akan mempermudah
pengguna untuk mengatur dan memantau keadaan suhu dan kelembaban
rumahnya.

3.2.2. Analisis Spesifikasi Perangkat


Dalam proses pembuatan sistem dan alat yang akan digunakan, maka
penulis menggunakan spesifikasi sebagai berikut:
1. Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan harus sesuai dengan tipe
serta fungsinya agar mempermudah pembuatan sistem monitoring
suhu dan kelembaban berbasis Arduino.
a. 1 unit laptop/PC
b. 1 unit Arduino IDE
c. 4 unit sensor suhu dan kelembaban DHT-11
d. 12 unit kabel jumper
e. 1 unit kabel serial USB
2. Perangkat Lunak (Software) merupakan penunjang dari komponen
perangkat keras khususnya Arduino UNO, untuk menginput program
atau mengubah program dalam Arduino UNO.
a. Windows 8.1 64-bit pada laptop
b. Arduino IDE
c. Browser Google Chrome

Sensor Suhu dan Kelembaban berbasis Arduino UNO. Sensor berfungsi sebagai
input. Sensor Suhu dan Kelembaban menggunakan komponen DHT-11 yang dapat
mengetahui berapa suhu dan kelembaban di area/lingkungan sensor tersebut. Sensor
akan membaca suhu dan kelembaban di lingkungan tersebut setiap 5 detik dan
mengirimkan informasi tersebut kepada mikrokontroller Arduino UNO dan akan
ditampilkan di antarmuka web.

6
ARDUINO UNO ANTARMUKA WEB
SENSOR DHT-11

PENGGUNA

3.2.2. Rangkaian Sensor DHT11


Sensor DHT11 dalam sistem ini berfungsi untuk mendeteksi suhu dan
kelembaban ruangan, rangkaiannya dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar : Rangkaian Sensor Gas LPG

Pemasangan rangkaian sensor DHT11 yaitu dengan menghubungkan


pin VCC sensor DHT11 ke pin 5V Arduino, pin GND sensor DHT11
dihubungkan dengan GND Arduino, dan pin data dihubungkan ke pin digital
Arduino. Rangkaian pengujian sensor gas LPG MQ-2 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

3.3. Perancangan Software


Pada perancangan sistem rumah pintar, software yang digunakan untuk
memprogram keseluruhan sistem rumah pintar adalah dengan menggunakan
program Arduino IDE yang menggunakan bahasa C yang telah
disederhanakan sebagai bahasa induknya, sehingga pengguna dapat
mempelajari dan menggunakan software Arduino dengan mudah. Berikut
adalah tampilan dari program Arduino IDE:

7
Gambar Tampilan Program Arduino IDE

3.4. Teknik Analisis


Teknik Analisis pada pengujian sistem ini adalah dengan cara mengukur
menggunakan alat ukur kemudian melakukan perhitungan. Adapun analisis yang di
harapkan adalah sebagai berikut.
1. Untuk sensor suhu dan kelembaban dilakukan pengukuran sinyal pada pin
digital yang menuju Arduino pada saat melakukan pembacaan dan tidak
mendeteksi adanya pembcaan dari masing-masing sensor.
2. Mengukur kecepatan waktu komunikasi sistem monitoring suhu dan
kelembaban dengan cara membuka serial monitoring

8
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Flowchart Untuk Skenario Bekerjanya Arduino(Alat)

Flowchart diatas merupakan alur kerja dari alat yang telah dibuat. Yang mana alur
kerjanyaadalah seperti berikut:
1. 4 sensor DHT11 membaca suhu dan kelembaban di 4 tempat yang berbeda
hal ini bertujuan agar didapatkan pembacaan sensor DHT11 yang akurat
dengan menghitung rata-rata pembacaan sensor setiap detik
2. Setelah sensor melakukan pembacaan suhu dan kelembaban, selanjutnya
data tersebut diolah dalam arduino
3. Setelah data hasil pembacaan diolah, maka akan ditampilkan pada web
browser user.

9
4.1.1. Flowchart Untuk Skenario Bekerjanya System

Ketika IP address diinputkan, mikrokontroler Arduino akan mengecek IP


address yang telah diinputkan, setelah itu arduino akan membaca suhu dan
klembaban yang ada disekitar sensor DHT11, setelah suhu dan kelembaban didapat
melalui sensor DHT11 maka data hasil pembacaan akan dikirim menggunakan kabel
UTP, dan hasil pembacaanya akan ditampilkan pada browser.

10
4.2. Rancangan Antar Muka / Interface

11
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah:
a. Sistem ini dapat melakukan monitoring suhu dan kelembaban dalam ruangan
yang dapat membantu penghuni rumah supaya dapat menyesuaikan dengan
tingkat suhu dan kelembaban yang sehat.
b. Sistem ini menggunakan 4 sensor DHT11 yang dipasang di setiap titik
berbeda, hal ini perlu dilakukan agar hasil pembacaan yang didapat lebih
akurat dengan cara mendapatkan rata-rata pembacaan dari setiap titiknya

5.2 SARAN
Saran untuk peneliian ini adalah:
a. Untuk perkembangan selanjutnya agar ditampilkan setiap pembacaan yang
ada pada setiap sensor, supaya user bisa mengetahui tingkat keakuratan
data yang ditampilkan.
b. Untuk tampilan pada web browsernya bisa di tingkatkan kembali, supaya
meningkatkan tingkat user experience dari pengguna.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Dieter, T. Kelly, S. Dieter, T. Kelly, N. K. Suryadevara, and S. C. Mukhopadhyay,


“Towards the Implementation of IoT for Environmental Condition Monitoring in Homes
Towards the Implementation of IoT for Environmental Condition Monitoring in
Homes,” Int. J. Control Appl., vol. 10, no. January 2016, pp. 203–214, 2013.
[2] G. Prabhu, “IOT Based Home Automation and Security System,” vol. 4, no. 3, pp. 19–
22, 2017.
[3] M. Abdur, S. Habib, M. Ali, and S. Ullah, “Security Issues in the Internet of Things
(IoT): A Comprehensive Study,” Int. J. Adv. Comput. Sci. Appl., vol. 8, no. 6, 2017.
[4] M. Cherian and H. K. P, “Implementation of a Secure and Smart Lab with Wireless
Sensor Network,” vol. 3, no. 6, pp. 2012–2015, 2014.

13

Anda mungkin juga menyukai