Anda di halaman 1dari 66

Ragam Bahasa dalam

Peraturan Perundang-undangan

Ebah Suhaebah
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dasar Hukum

 Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (Pasal 36)
 Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan (Pasal 25—Pasal 45)
 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Angka 242—254 Lampiran II)
Dasar Hukum

 Pasal 36 UUD 1945


Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

 Pasal 26 UU Nomor 24 Tahun 2009


Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
peraturan perundang-undangan.
Bab III Lamp. II UU Nomor 12 Tahun 2011

Bahasa Peraturan Perundang–undangan pada


dasarnya tunduk pada kaidah tata Bahasa
Indonesia, baik pembentukan kata, penyusunan
kalimat, teknik penulisan, maupun pengejaannya.
Namun bahasa Peraturan Perundang-undangan
mempunyai corak tersendiri yang bercirikan
kejernihan atau kejelasan pengertian, kelugasan,
kebakuan, keserasian, dan ketaatan asas sesuai
dengan kebutuhan hukum baik dalam perumusan
maupun cara penulisan.
Kaidah Tata Bahasa Indonesia

 Pembentukan Kata → Bentuk dan


Pilihan Kata (diksi)
 Penyusunan Kalimat → Struktur
 Teknik Penulisan → Ejaan
Ragam Bahasa Hukum

 Bahasa dalam perundang-undangan


(Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
dll.)
 Bahasa kenotariatan (akta, sertifikat, dll.)
 Bahasa peradilan (berita acara
pemeriksaan, berita acara persidangan,
komunikasi dalam persidangan, dll.)
Kekhasan Kalimat
Ragam Bahasa Hukum
 Susunan bentuk kalimat dari pengaturan yang
diusulkan dalam ketentuan materi suatu
peraturan perundang-undangan harus mudah
dipahami.
 Kalimat dalam suatu peraturan perundang-
undangan pada dasarnya bertujuan untuk
mengubah suatu perilaku dengan
menginstruksikan para pihak yang dituju
Struktur Kalimat
 Suatu kalimat yang dirancang untuk mengatur perilaku
harus mengandung subjek dan predikat.

 Subjek mengenai siapa, yaitu setiap orang atau


sekelompok orang yang diwajibkan, dilarang, atau
dibolehkan oleh ketentuan dalam peratran perundang-
undangan.

 Predikat merupakan kata kerja, yaitu apa yang


diwajibkan, dilarang, atau dibolehkan untuk dilakukan
oleh subjek.

 Kalimat harus normatif: harus, wajib, dapat


Identifikasi Pelaku

 subjek merupakan pelaku yang melakukan


tindakan
 subjek memiliki kemampuan melakukan
tindakan
 subjek bukan benda mati
Hindari

 Setiap anak wajib memiliki akta kelahiran.


 Gedung dilarang dibangun di wilayah
peruntukan ruang terbuka hijau.
 Pemilik dan/atau pengelola memenuhi
persyaratan administratif dan teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Seharusnya

 Setiap orang tua wajib mengurus akta


kelahiran anak.
 Setiap orang dilarang membangun di
wilayah peruntukan ruang terbuka hijau.
 Pemilik dan/atau pengelola harus
memenuhi persyaratan administratif dan
teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4.
Pemilihan Kata

 menghindari kata yang mengandung makna


ganda
 menghindari kata yang tak berbatas: antara
lain, seperti, misalnya
 menghindari kata yang berlebihan
 menggunakan kata secara konsisten
 menggunakan kata dan dan atau secara tepat
Hindari

 Jika diperlukan, rancangan Perda tentang


RTRW bisa dilengkapi dengan muatan
mengenai ketentuan peralihan.
 Suami istri wajib saling cinta-mencintai,
hormat-menghormati, setia, dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang
lain.
 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), bertujuan guna
untuk meningkatkan kualitas perda tentang
RTRW.
Seharusnya
 Jika diperlukan, rancangan Perda tentang
RTRW dapat dilengkapi dengan muatan
mengenai ketentuan peralihan.
 Suami istri wajib saling mencintai,
menghormati, setia, dan memberi bantuan
lahir batin.
 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), bertujuan untuk
meningkatkan kualitas perda tentang RTRW.
Hindari
Ketentuan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (1) huruf a memuat:
a. batasan pengertian atau definisi;
b. singkatan atau akronim yang dituangkan dalam
batasan pengertian atau definisi; dan/atau
c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi
pasal atau beberapa pasal berikutnya antara lain
ketentuan yang mencerminkan asas, maksud,
dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam
pasal atau bab.
Seharusnya

Ketentuan umum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 ayat (1) huruf a memuat:
a. batasan pengertian atau definisi;
b. singkatan atau akronim yang dituangkan
dalam batasan pengertian atau definisi;
dan/atau
c. hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi
pasal atau beberapa pasal berikutnya.
Penjelasan

Yang dimaksud dengan “hal lain yang


bersifat umum” antara lain ketentuan
yang mencerminkan asas, maksud, dan
tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam
pasal atau bab.
Bahasa dalam
Peraturan Perundang-undangan

 Bahasa peraturan adalah bahasa yang


diterapkan untuk kewajiban, perintah,
larangan, suruhan, arahan, pedoman, dan
pilihan demi keteraturan dan ketertiban
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Bahasa peraturan perundang-undangan


meliputi dua hal, yakni format peraturan itu
sendiri dan susunan kata-kata dalam bahasa
Indonesia yang mengandung norma.
Ciri-ciri Bahasa Peraturan Perundang-undangan

a. lugas dan pasti untuk menghindari kesamaan arti atau


kerancuan;
b. bercorak hemat hanya kata yang diperlukan yang
dipakai;
c. objektif dan menekan rasa subjektif (tidak emosi dalam
mengungkapkan tujuan atau maksud);
d. membakukan makna kata, ungkapan atau istilah yang
digunakan secara konsisten;
e. memberikan definisi atau batasan pengertian secara
cermat;
f. penulisan kata yang bermakna tunggal atau jamak selalu
dirumuskan dalam bentuk tunggal; dan
lanjutan ….

g. penulisan huruf awal dari kata, frasa atau istilah


yang sudah didefinisikan atau diberikan batasan
pengertian, nama jabatan, nama profesi, nama
institusi/lembaga pemerintah/ketatanegaraan,
dan jenis Peraturan Perundang-undangan dan
rancangan Peraturan Perundang-undangan
dalam rumusan norma ditulis dengan huruf
kapital.
Beberapa Kata
yang Memiliki Makna Sama

 efektif, berhasil guna, mangkus


 efisien, berdaya guna, sangkil
 aktual, terkini, mutakhir, baru
 kompleks, rumit, pelik, ruwet
 gaji, upah, pendapatan
Kata/Frasa Serapan
 Mempunyai konotasi yang cocok
 Lebih singkat daripada padanannya dalam
bahasa Indonesia
 Mempunyai corak internasioal
 Lebih mempermudah tercapainya
kesepakatan
 Lebih mudah dipahami daripada
terjemahannya dalam bahasa Indonesia
Kata Serapan

 sosialisasi (memasyarakatkan sesuatu


sehingga menjadi dikenal)
 devaluasi (penurunan nilai uang)
 devisa (alat pembayaran luar negeri)
 agitasi (hasutan)
 deportasi (usir paksa)
Kata/Istilah Asing
 Kata asing yang digunakan harus
didahului kata bahasa Indonesia. Kata
asing ditulis dengan huruf miring dan
ditulis dalam kurung.
- penggabungan (merger)
- otoritas pelabuhan (port authority)
- penjagaan laut dan pantai (sea and
coast guard)
Pemakaian Istilah Asing

 add interim
 ad hoc

 ius soli
 ius sanguinis

 mutatis mutandis
 vice versa
dalam dan pada
Kata dalam digunakan di depan kata
pasal,butir, huruf, dan angka
Kata pada digunakan di depan kata ayat
Contoh:
… sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ….
… sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ….
… sebagaimana dimaksud dalam Pasal …
ayat … huruf …
Contoh Pemakaian dalam dan pada

Pasal 38
(1) Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 disahkan oleh Presiden dengan
membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan undang-
undang tersebut disetujui bersama oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dan Presiden.
(2) Dalam hal rancangan undang-undang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak ditandatangani oleh
Presiden dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak rancangan undang-undang tersebut disetujui
bersama, maka rancangan undang-undang tersebut sah
menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan.
Pengandaian

Untuk menyatakan makna pengandaian atau


kemungkinan, digunakan kata jika, apabila, atau frasa
dalam hal.
a. Kata jika digunakan untuk menyatakan suatu
hubungan kausal (pola karena-maka).
b. Kata apabila digunakan untuk menyatakan hubungan
kausal yang mengandung waktu.
c. Frase dalam hal digunakan untuk menyatakan
suatu kemungkinan, keadaan atau kondisi yang
mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi (pola
kemungkinan-maka).
Contoh Pengandaian
 Jika suatu perusahaan melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, izin
perusahaan tersebut dapat dicabut.
 Apabila anggota Komisi Pemberantasan Korupsi
berhenti dalam masa jabatannya karena alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4),
yang bersangkutan digantikan oleh anggota
pengganti sampai habis masa jabatannya.
 Dalam hal Ketua tidak dapat hadir, sidang dipimpin
oleh Wakil Ketua.
Penerapan Kaidah Bahasa
1. Pemakaian Huruf Kapital
2. Penulisan Kata
3. Pemakaian Tanda Baca
4. Pemilihan Kata
5. Ungkapan Idiomatik
6. Perincian yang tidak sejajar
Pemakaian Huruf yang Tepat
 Penyelenggaraan sarana dan prasarana
pengelolaan air hujan meliputi:
a. prinsip pemanfaatan sarana dan prasarana
Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan
Gedung dan Persilnya;
b. jenis, dimensi, ilustrasi, dan penempatan
sarana dan prasarana pengelolaan air hujan;
dan
c. tata cara perencanaan sarana dan prasarana
pengelolaan air hujan.
Kesalahan Pemakaian Huruf
Kapital
Apabila hasil pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terbukti terjadi penyimpangan
administratif dalam penyelenggaraan
penataan ruang, Menteri, Gubernur, dan
Bupati/Walikota mengambil langkah
penyelesaian sesuai dengan
kewenangannya.
Seharusnya
Apabila hasil pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terbukti terjadi penyimpangan
administratif dalam penyelenggaraan
penataan ruang, Menteri, gubernur, dan
bupati/walikota mengambil langkah
penyelesaian sesuai dengan
kewenangannya.
Pemakaian Huruf Kapital
Pasal 2
(1) Panas Bumi sebagai sumber daya alam yang
terkandung di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan kekayaan nasional, yang dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
(2) Penguasaan Panas Bumi oleh Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
Seharusnya
Pasal 2
(1) Panas Bumi sebagai sumber daya alam yang
terkandung di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan kekayaan nasional, yang dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
(2) Penguasaan Panas Bumi oleh negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
Pemakaian Huruf Kapital
(2) Dalam hal Wajib Pajak:
a. Tidak menyampaikan laporan bulanan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (1), dan telah diterbitkan surat teguran
yang berisi himbauan kepada Wajib Pajak untuk segera
menyampaikan laporan bulanan dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari setelah tanggal surat teguran, serta jangka waktu yang
diberikan dalam surat teguran telah berakhir; dan/atau
b. Menyalahgunakan Surat Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi dengan melakukan
pembubuhan tanda Bea Meterai lunas selain yang telah
ditentukan dalam Peraturan Direktur Jenderal pajak ini,
Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
dapat mencabut izin pembubuhan.
Seharusnya

(2) Dalam hal Wajib Pajak:


a. tidak menyampaikan laporan bulanan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (1), dan telah diterbitkan surat teguran
yang berisi himbauan kepada Wajib Pajak untuk segera
menyampaikan laporan bulanan dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari setelah tanggal surat teguran, serta jangka waktu yang
diberikan dalam surat teguran telah berakhir; dan/atau
b. menyalahgunakan Surat Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi dengan melakukan
pembubuhan tanda Bea Meterai lunas selain yang telah
ditentukan dalam Peraturan Direktur Jenderal pajak ini,
kepala kantor pelayanan pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dapat
mencabut izin pembubuhan.
Penulisan Kata
Salah Betul
 non kementerian  nonkementerian

 non pribumi  nonpribumi

 antar kota  antarkota

 sub unit  subunit

 sub bagian  subbagian

 tuna rungu  tunarungu

 maha guru  mahaguru


Penulisan Kata
Salah Betul
 kerjasama  kerja sama

 sumberdaya  sumber daya

 beritahukan  beri tahukan

 memberitahukan

 memberi tahu

 tanggungjawab  tanggung jawab

 pertanggungan jawab  pertanggungjawaban

 garisbawah  garisbawah

 terimakasih  terimakasih
Penulisan kata

 Tanda tangan
 Bertanda tangan
 tanda tangannya
 menandatangani
 ditandatangani
Penyerapan
Kata Dasar Kata Turunan
 efektif  efektivitas

 kreatif  kreativitas

 aktif  aktivitas

 standar  standardisasi

 transpor  transportasi

 komoditas

 selebritas
Penulisan kata
Pembinaan penataan ruang diselenggarakan
untuk:
a. meningkatkan kualitas dan efektifitas
penyelenggaraan penataan ruang;

 Pengolahan data dan analisis paling sedikit


harus menyertakan teknik analisis kesesuaian
komoditi pertanian, peternakan, perkebunan,
dan/atau perikanan.
Seharusnya
Pembinaan penataan ruang diselenggarakan
untuk:
a. meningkatkan kualitas dan efektivitas
penyelenggaraan penataan ruang;

 Pengolahan data dan analisis paling sedikit


harus menyertakan teknik analisis kesesuaian
komoditas pertanian, peternakan, perkebunan,
dan/atau perikanan.
Kesalahan Penulisan Kata
 Perjanjian kerjasama adalah kesepakatan tertulis
dalam rangka penyediaan infrastruktur dan bidang
lainnya antara instansi pemberi kontrak dengan
badan usaha.

 Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat (1) huruf h, memuat pengaturan koordinasi
penyelenggaraan penataan ruang dan kerja sama
antar sektor/antar daerah melalui pembentukan
BKPRD.
Seharusnya
 Perjanjian kerja sama adalah kesepakatan tertulis
dalam rangka penyediaan infrastruktur dan bidang
lainnya antara instansi pemberi kontrak dengan
badan usaha.

 Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat (1) huruf h memuat pengaturan koordinasi
penyelenggaraan penataan ruang dan kerja sama
antarsektor atau antardaerah melalui pembentukan
BKPRD.
Setiap kata yang memiliki huruf awal s, p, t,
dan k jika mendapatkan imbuhan me(N)-
harus luluh

DASAR BERIMBUHAN
 sukses  menyukseskan bukan mensukseskan
 pesona  memesona bukan mempesona
 Terjemah  menerjemahkan bukan menterjemahkan
 koordinasi  mengoordinasikan bukan
mengkoordinasikan
 Hitung  memperhitungkan bukan memerhitungkan
 klasifikasi  mengklasifikasi bukan menglasifikasi
 kritik  mengkritik bukan mengritik
Penulisan Kata
Bangunan gedung yang disarankan (recommended)
mengikuti persyaratan bangunan gedung hijau
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang meliputi:
a. bangunan gedung hunian …;
b. bangunan gedung kelas …;
c. bangunan gedung hijau untuk…;
d. bangunan gedung yang mengkonsumsi energi, air
dan sumber daya lainnya dengan jumlah yang cukup
besar dan memiliki potensi penghematan; dan/atau
e. bangunan gedung yang ….
Penulisan Kata
Bangunan gedung yang disarankan (recommended)
mengikuti persyaratan bangunan gedung hijau
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang meliputi:
a. bangunan gedung hunian …;
b. bangunan gedung kelas …;
c. bangunan gedung hijau untuk…;
d. bangunan gedung yang mengonsumsi energi, air
dan sumber daya lainnya dengan jumlah yang cukup
besar dan memiliki potensi penghematan; dan/atau
e. bangunan gedung yang ….
Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
 Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur-
unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada
di permukaan bumi, digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi
dan georeferensi tertentu.
 Unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (2), digambarkan dengan simbol dan atau
notasi pada Lampiran II Peraturan Pemerintah ini.
Seharusnya
 Peta dasar merupakan peta yang menyajikan unsur
alam dan/atau buatan manusia yang berada di
permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi,
dan georeferensi tertentu.
 Unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(2) digambarkan dengan simbol dan/atau notasi
pada Lampiran II Peraturan Pemerintah ini.
Pemilihan Kata
Tujuan pengaturan tingkat ketelitian peta untuk penataan
ruang wilayah, dimaksudkan untuk mewujudkan kesatuan
sistem penyajian data dan informasi penataan ruang
wilayah. (kurang tepat)
 Tujuan pengaturan tingkat ketelitian peta untuk penataan
ruang wilayah adalah mewujudkan kesatuan sistem
penyajian data dan informasi penataan ruang wilayah.
 Pengaturan tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang
wilayah dimaksudkan untuk mewujudkan kesatuan sistem
penyajian data dan informasi penataan ruang wilayah.
 Pengaturan tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang
wilayah bertujuan mewujudkan kesatuan sistem
penyajian data dan informasi penataan ruang wilayah.
Pemilihan Kata
 Setiap orang yang membangun tanpa izin
dikenakan sanksi administratif berupa ……
(Salah)

 Setiap orang yang membangun tanpa izin


dikenai sanksi administratif berupa …… (Betul)

 Sanksi administratif berupa …. dikenakan


kepada setiap orang yang membangun tanpa
izin. (Betul)
Pemilihan Kata
pelindungan/perlindungan
pemukiman/permukiman
wajib/berkewajiban/harus
fasilitasi/fasilitas
objek/obyek
personil/personel
mengkoordinir/mengkoordinasikan/mengoordinasikan
otentik/autentik
Ungkapan idiomatik
 terdiri atas
 bergantung pada
 sesuai dengan
 bangga atas
 pada umumnya
 terbuat dari
 baik … maupun
 antara … dan …
Ungkapan Idiomatik
 Pelaksanaan hasil pengawasan penataan ruang
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Pasal 14 diubah, sehingga terdiri dari 2 (dua)
ayat dan berbunyi sebagai berikut:
 Pengibaran Bendera di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilakukan di halaman rumah
seluruh warga negara Indonesia, kantor/gedung
pemerintah maupun swasta, satuan pendidikan, dan
seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia di luar negeri.
Seharusnya
 Pelaksanaan hasil pengawasan penataan ruang
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Pasal 14 diubah, sehingga terdiri atas 2 (dua) ayat
dan berbunyi sebagai berikut:
 Pengibaran Bendera di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilakukan di halaman rumah
seluruh warga negara Indonesia, kantor/gedung, baik
pemerintah maupun swasta, satuan pendidikan, dan
seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia di luar negeri.
Perincian yang Tidak Sejajar
Tahap perencanaan teknis bangunan gedung hijau meliputi
kegiatan:
a. pelaksanaan identifikasi pihak yang terkait dalam
kegiatan perencanaan teknis;
b. menetapkan kriteria rancangan teknis bangunan
gedung hijau;
c. menyusun rencana teknis bangunan gedung hijau yang
terintegrasi;
d. pelaksanaan kaji ulang atau reviu terhadap hasil
perencanaan teknis; dan
e. menyiapkan laporan akhir tahap perencanaan.
Seharusnya

Tahap perencanaan teknis bangunan gedung hijau meliputi


kegiatan:
a. melaksanakan identifikasi pihak yang terkait dalam kegiatan
perencanaan teknis;
b. menetapkan kriteria rancangan teknis bangunan gedung
hijau;
c. menyusun rencana teknis bangunan gedung hijau yang
terintegrasi;
d. melaksanakan kaji ulang atau reviu terhadap hasil
perencanaan teknis; dan
e. menyiapkan laporan akhir tahap perencanaan.
atau

Tahap perencanaan teknis bangunan gedung hijau meliputi


kegiatan:
a. mengidentifikasi pihak yang terkait dalam kegiatan
perencanaan teknis;
b. menetapkan kriteria rancangan teknis bangunan gedung
hijau;
c. menyusun rencana teknis bangunan gedung hijau yang
terintegrasi;
d. mengkaji ulang atau reviu terhadap hasil perencanaan
teknis; dan
e. menyiapkan laporan akhir tahap perencanaan.
atau

Tahap perencanaan teknis bangunan gedung hijau meliputi


kegiatan:
a. pelaksanaan identifikasi pihak yang terkait dalam kegiatan
perencanaan teknis;
b. penetapan kriteria rancangan teknis bangunan gedung
hijau;
c. penyusunan rencana teknis bangunan gedung hijau yang
terintegrasi;
d. pelaksanaan kaji ulang atau reviu terhadap hasil
perencanaan teknis; dan
e. penyiapan laporan akhir tahap perencanaan.
Penulisan Kata dan Tanda Baca
 Peta rencana tata ruang wilayah daerah
propinsi menggunakan peta wilayah
daerah propinsi dan peta tematik wilayah
dengan tingkat ketelitian peta pada skala
yang sama.
 Pemerintah daerah adalah gubernur,
bupati atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
Seharusnya
 Peta rencana tata ruang wilayah daerah
provinsi menggunakan peta wilayah
daerah provinsi dan peta tematik wilayah
dengan tingkat ketelitian peta pada skala
yang sama.
 Pemerintah daerah adalah gubernur,
bupati/walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
Penulisan Angka

 Setiap orang yang dengan sengaja tidak


memiliki sertifikat memperdagangkan atau
mengedarkan Barang, memberikan Jasa dan
atau mengoperasikan proses atau sistem
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp. 12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah).
Seharusnya
 Setiap orang yang dengan sengaja tidak
memiliki sertifikat untuk memperdagangkan atau
mengedarkan Barang, memberikan Jasa,
dan/atau mengoperasikan proses atau sistem
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
Yang perlu diingat oleh perancang peraturan
perundang-undangan:

1. secermat mungkin dalam memilih kata atau ungkapan


agar tidak menimbulkan pengertian ganda (multitafsir);
2. secermat mungkin menyusun kalimat norma agar yang
terkandung di dalamnya mengandung norma, bukan
pernyataan belaka;
3. secermat mungkin menyesuaikan kalimat dan kata-kata
yang akan disusunnya ke dalam kalimat norma sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar;
4. secermat mungkin mengatur hal yang memang harus
dilaksanakan dengan menghindari pengaturan delegasian
karena hal ini akan mengakibatkan peraturan yang
dibuatnya tidak bisa dilaksanakan karena menunggu
peraturan pelaksanaannya dibuat.
Terima kasih

Ebah Suhaebah
08159222464
ebahthea@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai