Makalah Pencemaran Air
Makalah Pencemaran Air
Disusun oleh:
Kelompok 6
Erfin Syahrullah (NPM P2.31.33.0.17.010)
Lia Musdalifah (NPM P2.31.33.0.17.022)
Miftah Dian Pratiwi (NPM P2.31.33.0.17.024)
Siti Arina Himatul (NPM P2.31.33.0.17.036)
Tania Saosa Pratiwi (NPM P2.31.33.0.17.040)
Vadhila Rahmadita (NPM P2.31.33.0.17.042)
Dosen pembimbing:
Agus Riyanto, SKM., MKM.
Bukan hanya limbah yang dapat dilihat oleh kasat mata saja yang mampu mencemari air namun juga
beberapa mikoorganisme yang tidak kasat mata. Beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri,
kuman, protozoa dan parasit kerap kali juga mampu membuat pencemaran pada air. Berbagai
mikroorganisme tersebut terdapat di dalam air sebagai hasil dari buangan limbah padat lainnya seperti
limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah rumah sakit, limbah industri dan limbah lainnya. adanya
berbagai kuman di dalam air ini sangat berbahaya bagi orang yang menggunakan air tersebut karena
sangat rawan menyebabkan berbagai jenis penyakit. Adapun berbagai jenis penyakit yang disebabkan
oleh pencemaran air tersebut diantaranya adalah tifus, kolera dan juga disentri.
Saat ini para pelaku pertanian sudah banyak menggunakan pupuk berbahan kimia sebagai pengusir
hama dan penyubur tanaman. Hal ini sudah dilakukan sejak lama dan oleh banyak petani. Memang
penggunaan pupuk kimia ini mampu meningkatkan jumlah hasil panen dari pertanian tersebut namun
disisi lain ada dampak negatifnya yaitu dapat mencemari air di sungai, danau hingga laut dengan
menggunakan zat fosfat yang ada di dalam pupuk tersebut. Hal ini jika dilakukan secara terus-menerus
maka akan semakin banyak pihak yang mengalami kerugian terutama bagi mereka yang tidak mengerti
asal-usul dari pencemaran tersebut. Oleh karena itu sebaiknya anda untuk mempertimbangkan
penggunaan pupuk kimia dan pestisida supaya lebih bijak lagi.
Adanya berbagai baha kimia organic di dalam air dapat membuat rasa dari air tersebut berubah dan
sangat disarankan untuk tidak dikonsumsi. Bahan kimia anorganik tersebut misalnya saja logam, garam
dan asam. Biasanya ikan yang berada pada air yang mengandung zat tersebut akan mati dan bukan
hanya ikan saja namun juga mandeknya pertumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan yang dilalui oleh
air tersebut. Ini tentunya tidak baik bagi kelangsungan kehidupan kita.
Bahan kimia organic yang sering digunakan oleh banyak orang misalnya saja deterjen, minyak,
pestisida, larutan pembersih dan pestisida jika terlarut dalam air juga bisa menyebabkan kematian pada
ikan yang hidup di air tersebut. Setidaknya terdapat sekitar 700 jenis bahan kimia organic yang terdapat
di dalam permukaan air dan jika terus dikonsumsi tanpa ada pemasakan yang benar akan menimbulkan
berbagai jenis penyakit misalnya saja ginjal, berbagai jenis kanker dan juga menyebabkan cacat pada
kelahiran.
B. Jenis Parameter Fisika, Kimia, dan Mikro parasite
Parameter Fisika
1. Suhu
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya
matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan
juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di
samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor
yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin
pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air
terkena cahaya matahari secara langsung.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan
untuk jangka panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus, dan tingkah
laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan
terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Pada dasarnya
suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah
menyebabkan menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan
pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen
2. Kecerahan
Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan yang mana suatu sumber
dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya.dalam kata lain kecerahan adalah
pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran penglihatan, kecerahan merupakan suatu
ukuran dimana cahaya didalam air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan
suspensi dari suatu bahan pencemaran, antara lain bahan organik dari buangan-buangan
industri, rumah tangga, pertanian yang terkandung di perairan ( Chakroff dalam Syukur, 2002).
3. Kedalaman
Kedalaman disuatu perairan saangat penting untuk diperahatikan, hal ini diakrenakan
kedalaman suatu perairan dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang akan masuk ke perairan
dan ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika disuatu perairan kekurangan cahaya masuk
kedalamnya maka ikan tersebut akan stress. Begitu juga halnya dengan kandungan oksigen,
biasanya diperairan dalam ketersediaan oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan perairan
dangkal.
Parameter Kimia
1. pH (Derajat Keasaman)
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan. Kadar pH dinilai
dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun
beberapa air memiliki pH di bawah 6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada
umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat
menimbulkan noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang keras.
2. DO (Disolved Oxigent)
Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh semua organisme untuk respirasi dan sebagai
zat pembakar dalm proses metabolisme. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah
penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara, dan dari
proses fotosintesis. Selanjutnya daur kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke
atmosfer dan melalui kegiatan respirasi dari semua organisme.
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada
pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi,
dan limbah (effluent) yang masuk ke dalam air (Effendi, 2003).
Parameter Biologi
1. Jenis-Jenis Plankton
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus.
Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai
tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan
fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta
mampu berfotosintesis (Dianthani, 2003).
2. Ikan
Ikan adalah makhluk hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan merupakan parameter
biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter kualitas air disuatu perairan. Jika
disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu dalam jumlah yang sedikit ini menunjukkan
bahwa perairan itu tercemar atau kurang baik untuk dilakukannya budidaya ikan, begitu pula
sebaliknya, jika suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan
beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak mengalami
pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.
Zat pencemar yang berada dalam air dikelompokkan menjadi dua, yaitu pencemar yang dapat
terurai dan pencemar yang tidak dapat terurai.
• Pencemar yang dapat terurai pada umumnya merupakan bahan organik, berasal dari kotoran
manusia, hewan dan sisa tumbuhan yang sudah mati. Penguraian ini dapat dilakukan oleh
bakteri baik yang aerobik maaupun bakteri anaerobik. Apabila bakteri pengurai tersebut
terdapat dalam air, maka sebagian oksigen yang ada dalam air dimanfaatkan oleh bakteri dalam
usaha metabolisme. Akibatnya terjadi pengurangan oksigen dalam air. Air ini dapat pulih
kembali kadar oksigennya apabila bersentuhan dengan udara. Tetapi apabila jumlah zat
pencemar terlalu banyak maka oksigen yang terlarut bisa habis. Keadaan aliran air yang
mengalami proses penguraian bakteri anaerobik ditandai oleh air yang berbau busuk, warna
air berubah menjadi kehitam-hitaman dan berbusa, dan dengan demikian kehilangan
keindahannya. Dalam proses penguraian tersebut didapatkan hasil samping dalam bentuk gas
karbon dioksida, gas methanol dan gas hidrogen sulfida.
• Jumlah zat pencemar organik yang dapat terurai dinayatakan oleh jumlah oksigen yang
diperlukan untuk proses oksidasi (penguraian) bahan tersebut, baik secara kimiawi maupun
secara biologik. Yang pertama dinyatakan dengan COD (Chemical Oxygen Demand),
kebutuhan oksigen secara kimiawi. Yang kedua dinyatakan dengan BOD (Biological Oxygen
Demand), kebutuhan oksigen secara biologik. Yang sering dipergunakan sebagai ukuran
adalah BOD5, artinya pengukuran kebutuhan oksigen oleh bakteri pembusuk dan pengurai
selama waktu lima hari pada suhu tertentu 20oC.
Kadar oksigen terlarut merupakan ukuran baik buruknya kualitas air bagi kehidupan dalam air.
• Kadar oksigen terlarut sebesar 7-8 ppm dibutuhkan oleh kehidupan beberapa jenis ikan
yang penting.
• Untuk semua jenis ikan dan berlangsungnya siklus kehidupan air diperlukan 4-5 ppm.
• Pada kadar oksigen terlarut 2-3 ppm hanya sejenis ikan gurami atau ikan yang tidak disukai
manusia yang dapat hidup.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh pembuangan zat organik ke dalam arus air adalah
tumbuhnya tanaman algae (ganggang).
• Ganggang tumbuh karena mendapat makanan senyawa nitrat dan sulfat yang berasal dari
proses penguraian zat organik tersebut oleh bakteri pengurai dan pembusuk.
• Pada jumlah tertentu ganggang tersebut memberi pengaruh baik, yaitu memberi makan
kepada ikan.
• Akan tetapi bila jumlahnya terlalu banyak bahkan dapat meracuni ikan, emberi bau busuk,
merusak keindahan dan menimbulkanmaslah pada proses pembersihan air.
• Ganggang yang mati memerlukan pula oksigen guna proses penguraian dan
pembusukannya.
Masalah lainnya adalah masalah air panas yang dibuang ke dalam aliran air. Akibat naiknya
suhu air adalah turunnya daya larut oksigen dalam air, mempercepat pemakaian oksigen dalam
proses pembusuakan dan penguraian, dan pengaruh langsung dari kenaikan suhu terhadap
beberapa jenis organisme. Misalnya, beberapa jenis ikan air tawar yang memerlukan suhu
rendah dan oksigen terlarut yang tinggi untuk berkembang biak. Dengan naiknya suhu ikan
akan tersebut mati
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi
(confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan
coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi
sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga
memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran
adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan
mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora
(Fardiaz,1989).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam
sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10
coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi
kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (FDA, 1989).
Bakteri Coliform Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.
Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin
baik (FRIEDHEIM, 2001).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya
untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja
manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme
yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E. coli), Enterococcus faecalis, Clostridium
sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli (GAUSE, G. F. 1946).
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar
adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal
coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E.
coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan
sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan
alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora
normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau
hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi, b) E. coli
mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan
benar, c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi
penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut (GAUSE, G. F. 1946).
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform, salah satu yang
termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine
yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi
bermacam-macam racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila
berlebih didalam tubuh (GAUSE, G. F. 1946).
Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat
menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan
(Dad,2000).
Daftar Pustaka
https://perikananachyou.wordpress.com/2016/04/03/parameter-kualitas air-
secara-fisika-kimia-dan-biologi-di-perairan/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pencemaran-air
http://bhybhaeg.blogspot.co.id/2012/03/standar-kualitas-air-bersih.html