Anda di halaman 1dari 21

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perilaku

Pengertian perilaku, perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, tindakan dan sikap.Dengan kata lainperilaku merupakan

respon dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif ( tanpa tindakan :

berfikir berpendapat serta bersikap ) maupun aktif ( melakukan suatu tindakan )

sesuai dengan batasan ini perilaku kesehatan dapat di rumuskansebagai bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkunganya, khususnya menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat sedangkan

untuk pasif tidak terlihat atau tidak tampak, seperti pengetahuan pesepsi atau

motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk terhadap tiga domain yaitu

pengetahuan sikap serta tindakan atau sering kita dengar dengan istilah

knowledge, attitude, practice ( Notoatmojo, 2014 ).

Dari sudut biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak. Perilaku

manusia adalah suatu aktivitas dari manusai itu sendiri ( Notoatmojo, 2014 ).

Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme

terhadap lingkunganya.Perilaku baru terjadi apabila da sesuatu yang di perlukan

untuk menimbulkan reaki yakni yang disebut rangsangan. Yang berarti

rangsangan tersebut menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu ( Notoatmojo,

2014 ).
9

Perilaku adalah tindakan atau perilku suatu organisme yang dapat diamati

yang bahkan dapat di pelajari. Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adlah

proses interaksi individu dengan lingkunganya sebagai manifestasi hayati bahwa

dia adalah makhluk hidup ( Notoatmojo, 2014 ). Menurut penulis yang disebut

perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya rangsangan / stimulus dan

respon serta dapat diamati secara langsung ataupan tidak secara langsung.

Skinner ( 1993 ) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon reksi seseorang terhadap rangsangan dari luar. Oleh karena itu

perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian

organisme tersebut meresponn. Menurut skinner perilaku kesehatan merupakan

respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

system pelayanan kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan.

2.1.1 Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan termasuk pencegahan penyakit

perawatan kebersihan diri dan penjagaan kebugaran melalui olah raga dan

makanan bergizi. Perilaku sehat ( Notoatmojo, 2014 ) meliputi :

a. Perilku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau uaha untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

menyembuhakan bila mana sakit.

b. Perilaku pencarian atau penggunaan system atau fasilitas kesehatan.

Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit atau kecelakaan.


10

c. Perilaku kesehatan lingkungan merupakan perilaku yang sehat yang

merupakan perilaku sehat yang merupakan respon dari seseorang

kepada lingkunganya baik lingkungan fisik maupun social budaya dan

sebagainya.

2.1.2 Perilaku Sakit

Perilaku sakit sebagaimana diuraikan oleh Soekidjo Notoadmojo,

bahwa penyebab perilaku sakit itu sebagai berikut :

a. Dikenal dan dirasakan tanda dan gejala yang menyimpang dari

keadaan normal.

b. Anggapanadanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya

c. Gejala penyakit yang dirasakan akan menimbulakan dampak terhadap

hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan

kemasyarakatan

d. Gejala penyakit yang dirasakan akan menimbulakan dampak terhadap

hubungan dengan keluarga hubungan kerja dan kegiatan

kemasyarakatan

e. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.

f. Adanya informasi pengetahuan dan anggapan budaya tentang

penyakit.

g. Adanya perbedaan interprestasi tentang gejala penyakit.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku diatas dapat

dismpulakan bahwa perilaku merupakan totalitas penghayatan dan

aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara factor internal

dan factor eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah


11

kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas ( Notoatmojo, 2014

).

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

1. Faktor Internal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat

dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang

dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik,

kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan

secara lebih rinci seperti di bawah ini.

a. Jenis Ras / Keturunan

b. Jenis Kelamin

c. Sifat Fisik

d. Kepribadian

e. Intelegenisa

f. Bakat

2. Faktor Eksternal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat

dipengaruhi oleh factor dari luar antara lain

a. Pendidikan

b. Agama

c. Kebudayaan

d. Lingkungan

e. Sosial Ekonomi
12

2.1.4 PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan beberapa aktif dalam kegiatan

dimasyarakat ( Depkes, 2007). Demikian perilaku hidup bersih dan sehat

adalah semua perilaku yang di lakukan atas kesadaran anggota keluarga

atau keluarga yang dapat menolong dirinya sendiri.PHBS di rumah tangga

adalah upaya untuk memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam kesehatan di lingkungan masyarakat.

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran

dan emauan agar hisdup sehat, serta meningkatkan peran atif masyarakat

termasuk swasta dandunia usaha dalam upaya mewujudkan derajad hidup

yang optimal ( Dinkes, 2006 ). Ada 5 tatanan PHBS yaitu tatanan rumah

tangga, sekolah, Tempat kerja, Sarana Kesehatan, dan tempat

umum.Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup berkerja,

bermain, berinteraksi dan lainya. Untuk mewujudkanperilaku PHBS

melalui tahapan pengkajian,perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai

dengan pengetahan dan penilaian.

2.1.5 Cheklist PHBS ( tatanan rumah tangga )

Tatanan rumah tangga dalam hal ini hanya mensurvei perilaku dan

keadaan rumah, berikut indicator survey tatanan rumah tangga :

1. Perilaku

a. Tidak merokok

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


13

c. Imunisasi

d. Penimbangan balita

e. Gizi keluarga

f. Kepesertaan jaminan kesehatan

g. Mencuci tangan pakai sabun

h. Olah raga teratur

2. Lingkungan

a. Ada jamban

b. Ada sarana air bersih

c. Ada tempat sampah

d. Ventilasi

e. Kepadatan hunian

f. Lantai rumah

2.1.5 Penyakit yang berhubungan dengan perilaku PHBS dengan kondisi rumah

Rumah yang tidak sehat serta perilaku yang tidak sehat dapat

menyebabkan dan menularkan penyakit bagi penghuninya seperti batuk,

pilek, sakit mata, demam, sakit kulit, maupun kecelakaan.

Kebisaanyang kurang baik termasuk tidur dalam ruangan dengan

beramai ramai terlalu padat penghuninya adalah termasuk kebiasaan yang

tidak baik karena dapat menularkan penyakit dengan sangat cepat

karenabiasanya jika seorang menderita batuk atau pilek maka semuayang

tidur secara bersamaan akan ikut tertular sakit batuk dan pilek. Penyakit

lain yang dapat menularkan akibat tidur beramai ramai yaitu sakit mata,

kulit dan batuk darah ( Tb ).


14

2.2 Tuberculosis ( TB ) Paru

2.2.1 Definisi Tuberculosis ( TB ) Paru

Tuberculosis adalah penyakit infeki yang menular disebabkan oleh

Microbacterium tuberculosis.Yaitu suatu basil aerobic tahan asam yng

ditularkan melalui udara. Hamper semua kasus infeksi tuberculosis didapat

melalui sirkulasi partikel bakteri yang cukup kecil ( sekitar 1 – 5

mikrometer ). Droplet dikeluarkan selama batuk tertawa atau saat bersin.

Nucleus yang terinfeksi kemudian dihirup oleh individu yang rentan (

hospes ). Sebelum terinfeksi oleh pulmonary terjadi organisme yang

terhirup terlebih dulu harus melawan mekanisme pertahanan paru dan

masuk jaringan paru.( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis

Kemenkes RI P2PL, 2014 ).

2.2.2 Etiologi

Penyebaba penyakit Tuberculosis adalah Microbacterium

Tuberculosis Bovis. Bakteri tersebut memliki ukuran 0,5 – 4 mikron X 0,3

– 0 – 6 mikron dengan bentuk batang tipis, agak bengkok atau lurus tidak

mempuyai selubung atau tidak bergranular, tetapi mempunyai lapisan luar

yang tebal yang terdiri dari lipoid ( terutma asam mikolat ).

Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan

pencucin warna alcohol dan asam. Sering juga disebut dengan bakteri

tahan asam ( BTA ) serta terhadap bahan kimia. Selain itu bakteri ini tahan

terhadap kondisi kering dan dingin serta bersifa dorman dan aerob, bakteri

ini akan mati pada pemanasan 100’’C selama 5 – 10 menit atau pada
15

pemanasan 60’’C selama 30 menit dengan alcohol 70 – 90 % selama15 –

30 detik.

Bateri ini tahan selama 1 – 2 jam di udara terutama di tempat yang

lembab dan gelap ( bias juga bertahan berbulan bulan )nnamun tidak tahan

terhadap sinar atau aliran udara. Data tahun 1993 melaporkan bahwa untuk

mendapat 90 % udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan 49 kali

pertukaran udara perjam. ( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis

Kemenkes RI P2PL, 2014 ).

2.2.3 Manifestasi Klinis

Gejala umum pada penderita tuberculosis adalah :

a. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu

b. Batuk berdarah

c. Sesak nafas

d. Nyeri dada

Gejala lainya adalah berkeringat dingin pada malam hari demam

tinggi atau meriang dan terjadi penurunan berat badan. Dengan strategi

yang baru ( DOTS, Directly Observed Treatment Shortcourse ), gejala

utama adalah adalah batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih

berdasarkan keluhan tersebut seorang apat ditetapkan sebagai penderita Tb

sedangkangejala lainya dalah gejala tambahan. Dahak penderita harus

diperika dengan pemeriksaan mikropkopis.( Pedoman Nasional

Pengendalian Tuberculosis Kemenkes RI P2PL, 2014 ).


16

2.2.4 Proses Penularan

Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycrobacterium

Tuberculosis ditularkan melalui udara ( droplet nuclei ) saat seorang

penderita batuk dan percilakan ludah yang mengandung bakteri tersebut

terhirup oleh orang lain saat bernafas. Apabila penderita batuk bersin

ataupun berbicara saat beradapan dengan orang lain basil tuberculosis

tersembur dan terhisap ke dalam paru – paru orang yang sehat. Maka

inkulasinya semala 3 – 6 bulan.

Resiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kulaitas paparan

dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan factor penjamu

lainya. Resiko berkembangnya penyakit yaitu pada anak usia dibawah 3

tahun, resiko rendah pda masa kanak – kanak dan meningkat pada masa

remaja dewasa dan usia lanjut. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia

melalui saluran pernafasan dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain

melalui peredarab darah, pembuluh limfe atau langsung ke organ

terdekatnya. ( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis Kemenkes RI

P2PL, 2014 ).

2.2.5 Resiko peularan yang tergantung

Basil tuberculosis masuk kedalam paru melalui brincus secra

langsung dan pada manusia yang pertama kali terinfeksi disebut primary

infection.Infeksi dimulaisaat kuman Tb berhasil berkembang biak dengan

cara membelah diri di paru. Yang mengakibatkan peradangan pad paru

yang kemudian disebut sebagai kelompok primer. Saat terjadi infeksi


17

ketika kuman masuk senhingga pembentukan komplek primer.Saat

terjdadi infeksi ketika kuman masuk hingga pembentukan kelompok

primer sekitar 4 – 6 minggu. Sebagian besar kuman Tb yang beredar dan

masuk ke dalam paru paru orang yang tertular mengalami fase doman dan

muncul bila tubuh megalami penurunan keebalan tubuh, gizi buruk atau

padaat seseorang menderita HIV/AIDS( Depkes RI, 2007 ) .

2.2.6 Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru ( TB )

Langkah yang dapat mencegah penularan penyakit Tb Paru yaitu

dengan cara :

a. Minum obat secara teratur sampai dengan selesai masa pengobatan

bagi penderita

b. Menutup mulut pada saat bersin dan batuk

c. Menjaga kesehatan lingkungan rumah ( dengan membuka jendela agar

udara segar dan sinar matahari dapat masuk dan hindari tinggal pada

kawasan yang padat serta lembab )

d. Meludah pada tempat yang sudah di isi karbol atau lisol atau

desinfektan dan tidak meludah pada sembarang tempat

e. Menjemur tempat tidur secra teratur

f. Memberikan imunisasi pada bayi

g. Memakan makanan yang bergizi dan menjaga daya tahan tubuh

h. Menjaga kesehatan badan supaya system imun kuat

i. Tidak terlalu dekat dengan penderita Tb


18

2.3 Konsep Rumah Sehat

2.3.1 Pengertian

Rumah pada dasarnya adalah tempat hunian yang paling penting

bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak ekedar sebagai tempat untuk

melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung art

yag sangat penting sebagi tempat untuk membangun keluarga yang sangat

sehat dan sejahterah. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus

terwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat

juga menjadi rumah yang sehat dan layak huni. Rumah sehat adalah

kondisi fisik, kimia ,biologi ,didalam rumah dan perumahan sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajad kesehatan

yang optimal. ( Kepmenkes RI No.829/MENKES/SK/VII/1999 ).

Menurut WHO rumah adalah struktur fisik yang dipakai manusia

untuk berlindung dimana lingkungan dan struktur termasuk fasilitas dan

layanan yang diperlukan.Perlengkapan yang berguna untuk kesehatan

jasmani maupun rohani yang keadaan social serta baik untuk keluarga dan

individu.Unruk mewujudkan rumah dengan fungsi diatas.Rumah tidak

harus mewah / besar tetapi rumah sederhana dapat di bentuk menjadi

rumah layak.

2.3.2 Factor factor yang perlu di pehatikandalam membangun rumah

a. Factor lingkungan

Baik lingkunagan fisik, biologis mauoun social.Membangun rumah

harus diperhatikan dimana rumah didirikan. Di pegunungan atau di

tepi pantai di desa atau kota di daerah dingin atau daerah panas
19

didaerah dekat gunung berapi atau didaerah gempa atau didaerah

bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan sudah

barang tentu disesuaikan dengan kondisi social budaya pedesaan

misalnya saja bahan bentuk dan menghadapnya dan lain lainya.

b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

Hal ini yang dimaksud adalah rumah dibangun berdasarkan

kemampuan keuangan penghuni untuk itu bahan - bahan setempat

murah.Misalnya dari bamboo kayu atau rumbia dan sebagainya

merupakan pokok bahan rumah.

c. Teknolog yang dimiliki oleh masyarakat

Zaman teknologi sudah begitu maju dan modern tetapi teknologi

modern itu sangat mahal dan kadang – kadang tdak mengerti

masyarakat atau rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah

mempunyai teknologi perumahan sendiri yang turun temurun.Dalam

rangka menerapkan teknologi tepat guna maka teknologi yang sudah

dipunyai oleh masyarakat tersebut di modifikasi.Segi yang dapat

merugikan kesehatan dikurangi dan dipertahankan untuk segi yang

posistif.

d. Kebijaksanaan ( peraturan ) pemerintah yang menyangkut tata tanah

Untuk hal ini bagi perumahan masyarakat pedesaan merupakan

masalah namun dikota sudah menjadi masalah yang besar.(

Notoadmojo, 2014 ).

2.3.2 Syarat – Syarat Rumah Sehat


20

a. Kepadatan hunian rumah

Berdasarkan Kepmenkes RI No.829/MENKES/SK/VII/1999

tentang persyaratan kesehtan perumahan di tetapkan bahwa luas

kamar tidur minimal 8M persegi dan tidak dianjurkan untuk lebih dari

2 orang kecuali anak dibawah 5 tahun. Penyakit yang ditularkan

melalui kontak langsung pada umumnya terjadi pada masyarakat yang

hidup dalam rumah berpenghuni padat ( Departemen Kesehatan, 1999

).

Luas bngunan rumah sehat harus cukup penguin di dalamnya

artinya luas lantai bangunan harus disesuaikan dengan jumlah

penghuni. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah

penghuni akan menyebabkan perjubelan ( oversrowded ). Hal ini tidak

sehta sebab disamping menyebabkan kurangnya O2 atau oksigen juga

bila salah satu anggota terkena penyakit infeksi maka akan mudah

tertular kepada anggta lainya. Luas bangunan optimal adalah apabila

menyediakan lebih 8M persegi perorang dan luas kamar 8M persegi

perdua orang.( Kepmenkes RI No.829/MENKES/SK/VII/1999 ).

Menurut Winslow dan APHA salah satu persyaratan rumah sehat

adalah untuk memenuhi kebutuhan psikologisdiantaranya adanya

ruangan untuk istirahat ( kamar tidur ) bagi masing - masing penghuni

seperti kamar tidur ayah dan ibu. Anak dibawah usia 2 tahun di

perbolehkan untuk tidur sekamar dengan ayah dan ibu, anak diatas 10

tahun laki – laki dan perempuan tidak boleh ditempatkan dalam satu

kamar, anak usia 17 tahun sebaiknya memiliki kamar tisur sendiri.


21

Over crowding menimbulkan efek negative terhadap kesehatan

fisik, mental maupun moral.Penyebaran penyakit menular dirumah

yang padat penghuninya cepat terjadi.

Salah satu ketentuan dalam menentukan kamar dalam jumlah

sebagai berikut

Tabel 2.3.2 Jumlah orang disbanding dengan jumlah kamar

JUMLAH KAMAR JUMLAH PENGHUNI


Satu 2 orang
Dua 3 orang
Tiga 5 orang
Empat 7 orang
Lima atau lebih 10 orang

Dengan ketentuan bahwa setiap pertambahan satu kamar diatas

lima tersebut diatas diperkenankan menambah penghuni sebanyak 2

orang. Ketentuan lain bahwa kamar seluas kurang dari kira kira lebih

4,5 M persegi tidak dihitung sebagai kamar. ( PP RI No 14 Tahun

2014, tentang Persyaratan Rumah Sehat ).

b. Ventilasi Rumah

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungi. Fungsi yang pertama

adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap

segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang di perlukan oleh

penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat

racin bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak

cukupnya ventilasi yang menyebabkan kelembapan udara

dalamruangan menjadi naik karena terjadinya proses penguapan cairan


22

dari kulit dan penyerapan. Kelembapan ini merupakan media yang

baik untuk bakteri pathogen atau yang biasa disebut dengan bakteri

penyebab penyakit.

Fungsi dari kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri terutama bakteri pathogen. Karena disitu selalu

terjadi aliran udara yang terus menerus, dan bakteri yang terbawa oleh

udara akan terus mengalir. Fungsi lainya adalah menjaga agar ruangan

rumah tetap dalam kelembaban yang optimal.

Ada dua macam ventilasi :

1) Ventilasi alamiah

Dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara

alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang pada dinding,

dansebagainya.Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak

menguntungkan karena merupakan juga jalanmasuknya nyamuk

dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha

lain utuk melindungi kita dari gigitan nyamuk ataupun serangga

lainya.

2) Ventilasi buatan

Yaitu dengan mempergunakan alat khusus untuk mengaliran

udara misalnya kipas angin dan mesin penghisap udara.Tetapi jelas

alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.

Peril di perhatikan bahwa system pembuatan ventilasi harus

dijaga agar udara tidak brhrnti atau membalik lagi, harus


23

mengalir.Artinya didalam ruangan ada jalanmasuk dan kelurnya

udara.( Kepmenkes RI No.829/MENKES/SK/VII/1999 ).

c. Jenis Lantai Rumah

Lantai rumah terbuat dariubun atau semen adalah yang terbaik

namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan.Lantai kayu

sering terdapat pada rumah orang yang mampu di pedesaan dan inipun

mahal.Oleh karena itu untuk lantai rumah pedesaan adalah tanah yang

di padatkan.Syarat yang terpenting disini adalah tidak berdebu pada

saat musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan.Untuk

memperoleh lantai tanah yang padat dan tidak berdebu dapat

ditempuhdengan menyiram air kemudian di padatkan dengan benda

yang berat, dan dilakukan berkali- kali.Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan penyakit.( Notoadmojo, 2014 ).

Lantai harus dibangun dengan sedemikian rupa sehingga tidak

menyebabkan kelembapan di dalam rumah dan dapat di keringkan,

bahan lantai harus kedap air dan mudah diersihkan jadi paling tidak

lantai perlu di plester dan akan lebih baik dilapisi ubin atau keramik

yang mudah dibersihkan ( Ditjen PPM dan PL, 2002 ).

d. Pencahayaan Rumah

Rumah yang sehat memrlukan cahaya yang cukup.Kurangnya

cahaya yang masuk kedalamrumah terutama cahaya matahari,

disamping kurang nyaman juga merupakan media yang kurang baik

untuk hidup dan perkembangan bibit penyakit. Sebaliknya terlalu


24

banyak cahaya dalam ssrumah akan menyebabkan silau dan bias

merusak mata.

Pencahayaan dapat dibagi dua yaitu :

1) Pencahayaan Alamiah

Yaitu cahaya matahari yang sangat penting karena dapat

membunuh bakteri pathogen dalam rumah, misalnya bakteri TBC.

Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang

cukup, sebaiknya jalan masuk cahaya yang baik adalah melalui

jendela yang luasnya kurang lebih 15 % sampai 20 % dari luas

lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu dperhatikan dalam

membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dpat langsung

masuk dalam ruangan tidak terhalang ileh bangunan lain. Fungsi

jendela sendiri selain sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk

cahaya matahari ( Ditjen PPM dan PL, 2002 ).

Lokasi penempatan jendela juga harus diperhatikan dan

diusahakan agar sinar matahari dapat lama menyinari lantai bukan

menyinari dinding.Maka sebaiknya jendela harus di tengah –

tengah tinggi dinding.Jalan masuknya cahaya juag diusahakn

dengan genteng kaca.

Pencahayaan alamiah menurut Kepmenkes RI

No.829/MENKES/SK/VII/1999, dianggap baik jika besarnya

antara 60 – 120 lux dan buruk jika kurang dari 60 lux atau lebih

dari 120 lux. Hal yang perlu diusahkan agar sinar matahari dapt

masuk ke dalam ruangan dan tidak terhalang oleh bangunan lain.


25

Lokasi penempatan jendelapun harus di usahakan agar dapat sinar

matahari lebih lama menyinari lantai, maka jendela harus ada pada

tengah - tengah tinggi dinding.

2) Cahaya Buatan

Yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah seperti

lampu, listrik dan lainya.( Notoadmojo, 2014 ).

e. Suhu Rumah

Suhu kering merupakan suhu yang ditunjukan oleh termomether

basah dengan pencahayaan suhu setelah diukur kurang lebih 15 menit

dan umumnya berkisar anx tara 29 – 34 derajad Celsius. ( Ditjen PPM

dan PL, 2002 ).

f. Kelembapan Rumah

Factor yang menyebabkan tingginya kelembapan rumah responden

penderita TB paru adalah jenis lantai, jenis dinding, pencahayaan dan

ventilasi rumah. Bila kondisi kelembapan udara dalam rumah kurang

dari 70 % maka akan mempermudah berkembang biaknya

microorganism yang slah satunya adalah Mycrobacterium

Tuberculosis ( Siregar, dkk. 2012 ).

Kelembapan udara dijaga sampai terlalu tinggi menyebabkan kulit

kering, bibir pecah – pecah dan hidung berdarah dan jangan terlalu

rendah ( menyebabkan keringat ). ( Sudjana, 2014 ).


26

2.4 Kerangka Konsep

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

1. Persalinan di tolong oleh


tenaga kesehtan Kondisi Rumah
2. Memberikan asi ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
1. Kepadatan hunian
4. Menggunakan air bersih
2. Ventilasi
5. Mencuci tangan dengan
air dan sabun 3. Jenis lantai
6. Menggunakan jamban 4. Langit – langit
sehat 5. Kelembapan
7. Memberantas jentik 6. Pencahayaan
nyamuk
8. Makan buah dan sayur
setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik
10. Tidak merokok dalam
rumah

Keterangan :

Di teliti :
27

2.5 Hipotesis

1. H1 = Ada hubungan perilaku dan kondisi rumah dengan penyakit TB

paru di wilayah kerja Puskesmas Lawang

2. H0 = Tidak ada hubungan perilaku dan kondisi rumah dengan penyakit

TB paru di wilayah kerja Puskesmas Lawang


28

Anda mungkin juga menyukai