Anda di halaman 1dari 24

“PENGERTIAN, KONSEP, SEJARAH, DAN ASPEK

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN DAN INDUSTRI”

Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Ir. Oddi R. Pinontoan, MS

Semester 5
Kelompok 1

TIURMA M S KEFI 17111101003


VICTORIA I KONDOJ 17111101220

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat, karunia, serta
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Pengertian,
Konsep, Sejarah, dan Aspek Toksikologi”.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Toksikologi Lingkungan dan Industri dengan judul
“Pengertian, Konsep, Sejarah, dan Aspek Toksikologi”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan
saat ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki, karena kami sadar, makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Manado, 16 Agustus 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan. .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Toksikologi……… ........................................................ 3
2.2 Konsep Dasar Toksikologi Lingkungan dan Industri … ................ 4
1. Toksikologi Industri ................................................................... 4
2. Toksikologi Lingkungan ............................................................ 5
2.3 Sejarah Perkembangan Toksikologi dengan Hubungannya dengan
Ilmu Lain… ..................................................................................... 6
a. Sejarah Perkembangan Toksikologi ........................................... 6
b. Hubungan dengan Ilmu Lain ...................................................... 8
2.4 Aspek Umum Toksikologi Dalam Pendekatan Dampak Polutan Terhadap
Sistem Hidup .................................................................................... 9
Toksik di Udara ................................................................................ 11
Toksik di Air .................................................................................... 14
Toksik di Tanah ................................................................................ 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu yang mementingkan
hubungan antara lingkungan kerja, pekerja, serta beban kerja agar tetap terjaga
sehingga tidak menghasilkan masalah terhadap kesehatan dan keselamatan
pekerja tersebut. Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan kerja fisik, kimia,
maupun biologis. Lingkungan kerja yang baik dapat membuat produktivitas dari
pekerja menjadi baik demikian pula sebaliknya.
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mekanisme kerja
dan efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia yang bersifat racun serta dosis
yang berbahaya terhadap tubuh manusia.Begitu pun halnya di Era-Industrialisasi
saat ini, di mana penggunaan bahan kimia dalam proses produksi menjadi
semakin meningkat. Bahan kimia digunakan baik dalam penyediaan bahan
produksi maupun bahan dari pembuatan alat produksi. Penggunaan bahan kimia
ini sangat bermanfaat untuk menjaga produktivitas secara kuantitas dari suatu
produk, disamping juga dapat menekan biaya produksi yang ada.
Namun penggunaan bahan kimia tentunya tidak hanya mampu
mendatangkan dampak positif bagi produsen namun juga memiliki dampak
negative. Dimana setiap bahan kimia menyimpan bahaya yang dapat berdampak
buruk bagi tubuh makhluk hidup yang sering terpapar dengannya. Dampak
negative dari bahan kimia inilah yang biasa berbentuk toxic “racun”.
Bahan kimia dapat dikatakan sebagai racun apabila telah memenuhi syarat
secara kuantitas dan kualitas yang telah di tetapkan standarnya. Oleh karena itu
kemudian para ahli membahas mengenai racun ini secara lebih mendalam melalui
ilmu toksikologi dimana ilmu ini kemudian dapat memberikan informasi
mengenai kapan sebuah bahan kimia tersebut dikatakan sebagai racun dan kapan
bahan kimia tersebut dapat digunakana sesuai dengan kebutuhan manusia. Oleh
karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai landasan awal dari ilmu
toksikologi yaitu pengertian, konsep maupun tujuan dari ilmu toksikologi ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
 Apa pengertian dan konsep dasar toksikologi lingkungan dan industri?
 Bagaimana sejarah perkembangan toksikologi dan hubungannya
dengan ilmu lain?
 Apa aspek umum toksikologi dalam pendekatan dampak polutan
terhadap sistem hidup?

1.3 Tujuan Penulisan

 Menjelaskan pengertian dan konsep dasar toksikologi lingkungan dan


industri
 Mengetahui sejarah perkembangan toksikologi dan hubungannya
dengan ilmu lain
 Menjelaskan aspek umum toksikologi dalam pendekatan dampak
polutan terhadap sistem hidup

1.4 Manfaat Penulisan


 Menambah pengetahuan tentang toksikologi lingkungan dan industri
 Menambah wawasan pembaca untuk mengetahui tentang toksikologi
lingkungan dan industri

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Toksikologi
Toksikologi secara sederhana dan ringkas didefinisikan sebagai kajian
tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan
kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya.Karena toksikologi
mempelajari potensi bahan kimia yang menimbulkan efek yang tidak diinginkan
di dalam tubuh,selain itu toksikologi merupakan pemahaman mengenai pengaruh-
pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.
Adapun definisi toksikologi menurut para ahli yang agak berbeda satu
dengan yang lain. Dobois & Gelling (1959) menyatakan bahwa toksikologi adalah
cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang sifat-sifat, pengaruh dan
cara mendeteksi racun. Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang pengaruh-pengaruh yang mengganggu atau merusak yang
disebabkan oleh agen-agen kimia dalam sistem biologi. O’Brien (1967),
memberikan definisi toksikologi yang lebih khusus, yaitu studi tentang berbagai
bentuk mekanisme dimana senyawa racun memberikan pengaruh terhadap target.
Truhaut (1974), menyatakan bahwa toksikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bahan-bahan racun, yaitu senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan
perubahan atau gangguan yang terjadi terhadap suatu organisme yang
menyebabkan pengaruh yang membahayakan dimana hal yang paling serius
adalah kematian terhadap organisme target.
Kata racun “toxic” adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu akar kata tox,
di mana dalam bahasa Yunani berarti panah. Di mana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya
terdapat racun. Toksis adalah sifat yang dimiliki oleh suatu zat kimia untuk
menyebabkan keracunan. Toksik diartikan sebagai zat yang berpotensial
memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu
organisme.
Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh dosis konsentrasi racun di
reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem
bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan.

3
Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas maka perlu untuk
mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul.
Toksisitas merupakan sifat relatif suatu zat kimia dan juga biasa
dipergunakan untuk membandingkan satu zat kimia dengan lainnya, dalam
kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme
biologi pada suatu organisme. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa satu zat
kimia mengandung lebih banyak toksik daripada zat kimia lain. Perbandingan
merupakan hal yang sangat kurang informatif, kecuali jika pernyataan tersebut
melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang sedang dipermasalahkan
dan juga dalam kondisi zat kimia tersebut berbahya. Oleh sebab itu, pendekatan
toksikologi seharusnya dilakukan dari sudut telaah tentang berbagai efek zat kimia
atas berbagai sistem biologi dengan penekanan pada mekanisme efek berbahaya
zat kimia itu dan berbagai kondisi munculnya efek berbahaya itu.

2.2 Konsep Dasar Toksikologi Lingkungan dan Industri

1. Toksikologi Industri
Toksikologi berarti ilmu tentang racun-racun. Toksikologi industri
bisa diartikan sebagai ilmu-ilmu tentang racun-racun yang dipergunakan,
diolah, dihasilkan, atau diprodusir dalam perusahaan. Racun adalah bahan
kimia yang dalam jumlah relatif sedikit berbahaya bagi kesehatan, bahkan
jiwa manusia. Dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan
kuantitas-kuantitas sebagai gambaran beracun tidaknya sesuatu zat dan
derajat racunnya zat yang bersangkutan.
Bahan kimia sebagai faktor penyebab penyakit akibat kerja :
a. Gas : yaitu zat yang tidak mempunyai bangun, namun mengisi ruang
tertutup pada keadaan subuh dan tekanan normal.
b. Uap : yaitu bentuk gas dari zat-zat dapat berbentuk padat dan menjadi
Cairdengancara diubah tekanan dan suhunya. Dan dapat
dikembalikan menjadi subuh semula.
c. Debu : partikel-partikel zat padat.
d. Kabut : cairan halus dalam udara yang terjadi dari kondensasi uap api.

4
e. Fume : zat padat terjadi karna kondensasi dari bentik padat.
f. Awan : partikel – partikelcairyang menggumpal berukuran di bawah
1 mikron

(sumber: kesempatan kerja dan pencegahan kecelakaan kerja. Suma’mur,


1989)

2. Toksikologi Lingkungan
Toksikologi lingkungan adalah suatu bidang ilmu yang bersifat
multidisiplin yang berhubungan dengan pengaruh-pengaruh merusak dari
berbagai agen-agen kimia, biologi dan fisik terhadap organisme hidup.
Duffus (1980), memberi definisi tentang toksikologi lingkungan
sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh-pengaruh senyawa racun yang
terjadi di alam dan lingkungan buatan manusia.
Loomis (1978), memberi definisi tentang toksikologi lingkungan,
yaitu ilmu yang mempelajari pengaruh-pengaruh merusak dari berbagai
bahan kimia yang berhadapan dengan manusia, apakah secara kebetulan
karena berada di atmosfer atau melalui kontak melalui perkerjaan atau
aktifitas rekreasi, karena makan makanan yang mengandung senyawa
beracun alami atau residu kimia atau air minum yang mengandung bahan
pencemar kimia atau biologis.
Dikatakan bahwa toksikologi lingkungan memberi fokus terhadap
dampak dari pencemar kimia dalam lingkungan terhadap organisme,
terutama mempelajari tentang dampak dari bahan kimia terhadap
organisme, seperti ikan, burung dan hewan-hewan terestrial (Gallo, 2003
dan Kendall et al. 2003).
Toksikologi lingkungan juga merupakan suatu bidang ilmu dari
ilmu lingkungan yang mempelajari bagaimana racun kimia dapat secara
langsung mengubah kesehatan suatu individu atau secara tidak langsung
mempengaruhi manusia dengan mengganggu isi dari danau, laut, hutan
dan atmosfer.

5
Duffus (1980), mengatakan bahwa tugas utama dari ahli
toksikologi lingkungan adalah untuk mempelajari secara okjektif risiko-
risiko yang dihasilkan dari adanya senyawa-senyawa beracun tersebut di
dalam lingkungan.

2.3 Sejarah Perkembangan Toksikologi dengan Hubungannya dengan Ilmu


Lain

a. Sejarah Perkembangan Toksikologi


Zaman Purbakala :
Toksikologi dalam bentuknya yang khusus dan sederhana telah
menjadi satu bagian yang bersangkut-paut dengan sejarah manusia.
Sejarah awal mengenai racun erat dikaitkan dengan mitos dan
kepercayaan. Manusia-manusia purbakala dahulu sadar benar mengenai
bahaya keracunan dari bisa-bisa binatang dan tumbuh-tumbuhan beracun.
Pengetahuan-pengetahuannya digunakan untuk berburu, untuk lebih
efektif berperang dan mungkin untuk menyingkirkan kelompok-kelompok
kecil yang tidak diinginkan dari masyarakat yang masih sederhana.
Papyrus Eber adalah orang Mesir kuno yang merupakan medical
record yang pertama (1500 S.M) yang memuat informasi lengkap tentang
pengobatan dan obat. Di Papyrus juga memuat untuk racun, seperti atimon
(Sb), tembaga, timbal, hiosiamus, opium, trepentine dan verdigris (kerak
hijau pada permukaan tembaga).
Dioscorides, seorang ahli fisika Greek di kekaisaran Nero yang
membuat usaha pertama menggolongkan racun-racun yang disertai uraian-
uraian dan gambaran-gambarannya. Pemisahan kedalam racun-racun
tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral yang dia gunakan tidak saja
menjadi standard selama 16 abad, tetapi sampai sekarang masih
merupakan penggolongan yang cocok.
Orang-orang Romawi juga banyak menggunakan racun-racun yang
terkait dengan masalah politik.

6
Di dalam sejarah Yunani racun pernah digunakan sebagai hukuman mati
yang disebut Racun Negara atau State Poison.

Abad Pertengahan :
Memasuki abad pertengahan, pada tahun 8 Sesudah Masehi, racun
semakin berkembang karena ahli kimia Arab berhasil mengubah arsenik
menjadi bubuk yang tidak berasa dan tidak berbau sehingga deteksi
adanya racun sulit untuk diketahui. Pada masa itu racun bisa
diperdagangkan di apotek dan didapatkan oleh publik dengan mudah.
P.A.T.B von Hohenheim-Paracelcus (1493-1541) adalah seorang
yang terkenal dalam ilmu dan kedokteran, yang merumuskan pandangan-
pandangan yang revolusioner yang tetap merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari struktur toksikologi. Dimana Paracelcus mengangkat
fokus mengenai “toksikon” dengan menyatakan bahwa segala sesuatu
adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun, takaran yang tepatlah yang
membedakan antara racun dan obat dan makanan.
Pada tahun 1836 dan 1841, Marsh dan Riensch secara terpisah
berhasil mengembangkan metode untuk mendeteksi arsenik sehingga
banyak orang yang melakukan kejahatan, terutam pembunuhan dengan
racun.

Zaman Modern :
Dalam perkembangan peradaban modern, masyarakat menuntut
perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan, diantaranya makanan bergizi,
mutu kesehatan yang tinggi, pakaian dsb. Untuk memenuhi tujuan ini,
berbagai jenis bahan kimia harus di produksi dan digunakan, banyak
diantaranya dalam jumlah besar. Diperkirakan beribu-ribu bahan kimia
telah diproduksi secara komersial baik di negara-negara industri maupun
di negara berkembang.
Melalui berbagai cara, bahan kimia ini kontak dengan penduduk, dari
terlibatnya manusia pada proses produksi, distribusi ke konsumen, hingga
terakhir pada tingkat pemakai.

7
Meningkatnya jumlah penduduk dunia menuntut salah satunya
meningkatnya jumlah produksi pangan. Dalam hal ini diperlukan bahan
kimia, seperti pupuk pestisida dan rebisida. Tidak jarang pemakaian
pestisida yang tidak sesuai dengan aturan, atau berlebih justru memberi
beban pencemaran terhadap lingkungan, perubahan ekosistem, karena
pembasmian pada salah satu insteksida akan berefek pada rantai makanan
dari organisme tersebut, sehingga dapat juga mengakibatkan berkurangnya
atau bahkan musnahnya predator insek tersebut.

b. Hubungan Toksikologi dengan Ilmu Lain


Toksikologi modern merupakan bidang yang didasari oleh multi
disiplin ilmu, guna mempelajari interaksi antara tokson dan mekanisme
biologi yang ditimbulkan. Ilmu toksikologi ditunjang oleh berbagai ilmu
dasar, seperti kimia, biologi, fisika, matematika.
Kimia analisis dibutuhkan untuk mengetahui jumlah tokson yang
melakukan ikatan dengan reseptor sehingga dapat memberikan efek toksik.
Bidang ilmu biokimia dperlukan guna mengetahui informasi
penyimpangan reaksi kimia pada organisme yang diakibatkan oleh
xenobiotika. Perubahan biologis yang diakibatkan oleh xenobiotika dapat
diungkap melalui bantuan ilmu patologi, immonologi, dan fisilogi. Untuk
mengetahui efek berbahaya dari suatu zat kimia pada suatu sel, jaringan
atau organisme memerlukan dukungan ilmu patologi, yaitu dalam
menunjukkan wujud perubahan / penyimpangan kasar, mikroskopi, atau
penyimpangan submikroskopi dari normalnya. Perubahan biologi akibat
paparan tokson dapat termanisfestasi dalam bentuk perubahan sistem
kekebalan (immun) tubuh, untuk itu diperlukan bidang ilmu immunologi
guna lebih dalam mengungkap efek toksik pada sistem kekebalan
organisme.

8
2.4 Aspek Umum Toksikologi dalam Pendekatan Dampak Polutan Terhadap
Sistem Hidup
Apabila zat kimia dikatakan beracun (toxic) maka biasa diartikan sebagai
zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologis
tertentu pada suatu organisme. Sifat racun dari suatu senyawa di tentukan oleh
dosis, konsentrasi racun di reseptor, tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkannya.
Bahan pencemar lingkungan yang bersifat toxic terdapat pada berbagai komponen
lingkungan utama pendukung kehidupan, seperti udara, air, tanah, dan bahan
pangan.
Secara alami terdapat berbagai macam senyawa kimia di alam yang
berpotensi mempunyai efek toksik. Keberadaan dari masing-masing senyawa
tersebut umumnya tidak menimbulkan risiko berbahaya bagi organisme hidup,
namun interaksi dari zat kimia tersebut kadang menimbulkan risiko.
Senyawa kimia beracun didefinisikan sebagai kemampuan senyawa kimia
yang mengakibatkan bahaya terhadap metabolisme jaringan makhluk hidup.
Racun yang berasal dari zat atau senyawa kimia dapat berada di dalam lingkungan
secara alamiah atau yang sengaja dibuat oleh manusia. Zat kimia beracun
kebanyakan berasal dari aktivitas manusia dan meliputi berbagai aspek kehidupan,
seperti aktivitas penambahan logam beracun kedalam lingkungan oleh kegiatan-
kegiatan industri dan kemajuant eknologi. Selain itu, zat kimia beracun juga dapat
hadir di dalam lingkungan secara alamiah. Pengaruh dari berbagai jenis zat kimia
beracun tersebut di dalam lingkungan mungkin dapat diketahui dengan cepat,
akan tetapi pengaruh negatifnya akan tetapa dalam jangka waktu cukup lama.
Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung
dari tujuan pengelompokannya. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur
masuk kedalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan. Jalur utama bahan
toksik dapat masuk kedalam tubuh manusia adalah dengan melalui saluran
pencernaan atau gastro intestinal (menelan/ingesti), paru-paru (inhalasi), dan kulit
(topical).

9
Racun yang berasal dari zat kimia umumnya mempunyai pengaruh local
dan sistemik. Pengaruh local adalah pengaruh zat kimia secara lokal (daerah
tertentu) yang di akibatkan oleh adanya kontak langsung zat kimia dengan bagian
tubuh makhluk hidup. Misalnya kebakaran kulit oleh kehadiran asam kuat atau
basakuat. Sedangkan pengaruh sistemik adalah pengaruh yang diakibatkan oleh
zat kimia yang menyebar keberbagai bagian tubuh makhluk hidup disebabkan
oleh absorbs zat kimia.
Pengaruh sistematik dapat berupa pengaruh akut dan pengaruh kronik.
Pengaruh akut adalah keracunan yang berlangsung sangat cepat oleh kehadiran zat
kimia di dalam tubuh makhluk hidup, pengaruh akut sangat mudah dikenali
karena kehadiran zat kimia kedalam tubuh akan langsung memberikan dampak
negative berupa luka, terbakar sakit atau gejala lainnya yang berlangsung secara
cepat. Sedangkan pengaruh kronik adalah keracunan yang sangat lambat oleh
kehadiran zat kimia di dalam tubuh makhluk hidup dan pengaruh ini baru dapat
diketahui setelah proses yang lama.
Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan
fisik yang di hasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran
lingkungan. Toksikologi lingkungan juga mempelajari efek dari bahan polutan
terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap ekosistem yang di gunakan untuk
mengevaluasi kaitan antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan.
Masuknya Polutan kedalam lingkungan terbagi atas 2 yaitu, secara alami
dan sumber aktivitas manusia. Secara alami dapat dari daur biogeokimia dan
pelapukan batuan, sedangkan aktivitas manusia dapat dari pelepasan unintended (
kecelakaan nuklir, penambangan, kecelakaan kapal), pembuangan jenis limbah ke
lingkungan secara sengaja maupun tidak.
Adanya Polutan ke dalam lingkungan (ekosistem) dalam waktu singkat
dapat menyebabkan perubahan biokimiawi suatu organism. Selanjutnya
perubahan tersebut dapat memperngaruhi perubahan fisiologis dan respon
organisme, perubahan populasi, komposisis komunitas dan fungsi
ekosistem.Perubahan Toksik dalam suatu lingkungan terdapat di Udara, Air dan
Tanah.

10
 Toksik di Udara

Senyawa toksik di udara atau polusi udara adalah bertambahnya zat-zat


berbahaya ke dalam atmosfer yang menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan kesehatan pada manusia dan penurunan kualitas hidup.
Zat-zat berbahaya tersebut tidak hanya berupa zat asing yang tidak seharusnya
terdapat di dalam udara, tetapi juga dapat berupa komponen-komponen udara
yang kadarnya melebihi Nilai Batas Ambang (NBA).
NBA adalah kadar tertinggi suatu zat di dalam udara yang dapat di hadapi
oleh seseorang tanpa adanya kelainan atau gangguan dalam waktu kontakjam tiap
minggu/ 8 jam sehari.Pada dasarnya, zat-zat pencemar udara di hasilkan oleh
berbagai sumber,baik yang di sebabkan oleh aktivitas manusia maupun gejala atau
fenomena alam. Berikut ini adalah beberapa pencemaran lingkungan udara yang
di timbulkan oleh zat berbahaya.

1. Carbon Monoksida (CO)


CO adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Karbon monoksida memiliki titik didih -192 derajat celcius dengan berat
sekitar 96,5% dari berat udara.
Gas CO di hasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna senyawa-
senyawa yang mengandung karbon, khususnya batubara, minyak bumi, dan gas
alam. Gas CO di temukan dalam jumlah besar pada buangan gas kendaraan
bermotor dan gas buangan dari proses industri.
Pada keadaan normal, kadar gas CO di udara sekitar 0,1 ppm. Akan tetapi,
karena adanya pembakaran tidak sempurna dari senyawa organik,terutama bahan
bakar fosil pada mesin kendaraan bermotor, mesin-mesin industri, kadar gas CO
di udara dapat mengalami peningkatan. Peningkatan kadar gas CO melebihi Nilai
Ambang Batas (NAB), yaitu sebesar 300 ppm. Hal ini dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan udara yang serius bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Beberapa reaksi kimia yang mampu melahirkan gas karbon monoksida, di
antaranya adalah sebagai berikut :

11
a. Pembakaran dari bahan bakar dan senyawa karbon lainnya yang tidak
sempurna.
b. Reaksi antara karbon dan gas karbon dioksida dalam proses industri yang
terjadi dalam tanur.
c. Penguraian gas karbon dalam suhu yang sangat tinggi.
d. Gas karbon monoksida yang di hasilkan secara alami yang masuk ke
atmosfer lebih sedikit di banding dengan gas karbon monoksida yang
tercipta akibat kegiatan manusia

2. Carbon Dioksida (CO2)


Carbon dioksida (CO2) adalah salah satu komponen udara yang tidak
berwarna, tidak berbau dan mudah larut dalam Air. Pada kondisi normal, kadar
gas CO2 di udara sekitar 330 ppm. Akan tetapi dengan adanya pembakaran
senyawa-senyawa organik,fermentasi, respirasi makhluk hidup, dan letusan
gunung berapi. Kadar gas CO2 udara dapat meningkat sehingga menjadi zat
pencemaran udara.Sebenarnya, gas CO2 memberikan manfaat penting bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini karena CO2 dapat menjaga suhu
bumi agar tetap hangat di malam hari.
Di samping itu, gas CO2 di manfaatkan oleh tumbuhan hijau untuk
berfotosintesis yang hasilnya juga akan di manfaatkan oleh manusia dan makhluk
hidup lainnya, khususnya hewan.
Akan tetapi, dalam jumlah yang melebihi Ambang Batas, gas CO2 ini
dapat menimbulak pencemaran lingkungan udara sekaligus memicu terjadinya
efek rumah kaca (green house effect) dan pemanasan global (Global Warming) di
bumi ini.

3. Oksida Belerang (SO2)


Oksida belerang (SO2) adalah senyawa-senyawa mengandung belerang
dan oksigen, seperti belerang oksida (SO2) dan belerang (SO3). Oksida Belerang
yang menyebabkan pencemaran lingkungan udara terutama adalah gas SO2 yang
di hasilkan pembakaran minyak bumi dan batubara yang mengandung unsur
belerang (s) dan dari pengolahan logam yang menggunakan biji sulfida.

12
Keberadaan gas SO2 dalam keadaan tinggi di udara, apabila di hirup dapat
menimbulkan penyakit organ-organ pernapasan, seperti pada paru-paru dan
tenggorokkan. Selain itu, gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas
CO3 yang merupakan oksidasi asam.
Apabila gas CO3 bereaksi dengan air, akan membentuk senyawa asam sulfat
(H2SO4) yang bersifat korosif. Zat inilah yang menjadi salah satu pemicu hujan
asam.

4. Oksida Nitrogen
Oksidasi Nitrogen merupakan senyawa-senyawa yang mengandung unsur
(N) Nitrogen dan (O) Nitrogen. Contohnya Nitrogen monoksida (NO) dan
Nitrogen dioksida (NO2). Gas-gas oksida Nitrogen di udara di hasilkan dari
pembakaran bahan bakar mesin motor pada suhu tinggi, kebakaran hutan, kilat
(petir), dan lain-lain
Gas Nitrogen yang dapat minmbulkan pencemaran lingkungan udara
adalah gas NO dan NO2 dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas NO2
yang lebih berbahaya. Hal ini karena Nitrogen Dioksida (NO2) merupakan gas
berwarna coklat dan beracun.
Jika gas Nitrogen di hirup melalui pernapasan, dapat menimbulkan kanker.
Bahkan kematian. Pada siang hari, NO2 akan terurai menjadi gas NO dan satu
atom Oksigen (O). Kemudian, atom oksigen tersebut bereaksi dengan moleku-
molekul oksigen untuk membentuk ozon (O3).
Keberadaan ozon pada udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
seperti mempengaruhi pertumbuhan, radang paru-paru(bronkhitis), iritasi mata,
dan lain-lain. Selain itu dapatmenimbulkan kerusakan pada alat-alat yang terbuat
dari karet, misalnya ban.

5. Partikulat
Partikulat adalah komponen udara berupa partikel padat atau cair yang
membentuk sistem koloid (aerosol cair maupun aerosol padat).
Jika jumlah partikulat di udara cukup tinggi atau merupakan zat yang
berbahaya, partikulat tersebut di anggap sebagai zat pencemar lingkungan udara.

13
Partikulat-partikulat dapat di hasilkan melalui aktivitas manusia, misalnya
proses-proses industri dan pembakaran mesin-mesin kendaraan bermotor atau
melalui kejadian alam seperti letusan gunung merapi, badai, kebakaran hutan, dan
lain-lain.
Beberapa partikulat yang mencemari lingkungan antara lain partikel-
partikel timbal (Pb), nikel (Ni), raksa (Hg), kadium (Cd), dan partikulat-partikulat
asbstos (partikel-partikel non logam yang berupa serat, mineral).

6. Hidro Karbon
Hidro Karbon merupakan senyawa yang sumber terbesarnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Salah satu contoh gas hidro karbon adalah gas metana (CH4)
yang banyak di hasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaero
dalam air, tanah, dan senyawa yang bisa masuk ke dalam lapisan atmosfer.

 Toksik di Air

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau


komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai
dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain:
Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin
Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan
plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan
kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia
dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat
penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan
tinja manusia.

Sumber pencemaran air antara lain adalah :


a) Limbah industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3,
yaitu bahan berbahaya dan beracun.

14
Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan
kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya
b) Limbah pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan
dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat
merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak
seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
c) Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa
sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik
adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.
Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan
sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-
kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan
oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian
besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah
anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang
menghasilkan oksigen. Dan deterjen merupakan limbah pemukiman yang
paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga
menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan
oleh bakteri.

Akibat pencemaran air, diantaranya:


a) Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan
oksigen.

15
b) Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air.
c) Pendangkalan dasar perairan.
d) Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.
e) Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat.
f) Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan
penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama
predator.
g) Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung.
h) Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia.

 Toksik di Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan


manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan
bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari
permukaan tanah.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan,
zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka
ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.

16
Sumber Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau
bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya
tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian,
limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air
permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah
dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah
rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus /
kendaraan bermotor dan limbah industri.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Toksikologi secara sederhana dan ringkas didefinisikan sebagai kajian
tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai
bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya.Karena
toksikologi mempelajari potensi bahan kimia yang menimbulkan efek
yang tidak diinginkan di dalam tubuh,selain itu toksikologi merupakan
pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan
bagi organisme hidup.
2. Toksikologi industri bisa diartikan sebagai ilmu-ilmu tentang racun-racun
yang dipergunakan, diolah, dihasilkan, atau diprodusir dalam perusahaan.
Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit berbahaya
bagi kesehatan, bahkan jiwa manusia. Bahan kimia sebagai faktor
penyebab akibat kerja yaitu gas, uap, kabut, fume, dan awan. Toksikologi
lingkungan adalah suatu bidang ilmu yang bersifat multidisiplin yang
berhubungan dengan pengaruh-pengaruh merusak dari berbagai agen-agen
kimia, biologi dan fisik terhadap organisme hidup.
3. Apsek umum toksikologi dalam pendekatan dampak polutan terhadap
sistem hidup, Masuknya Polutan kedalam lingkungan terbagi atas 2 yaitu,
secara alami dan sumber aktivitas manusia. Secara alami dapat dari daur
biogeokimia dan pelapukan batuan, sedangkan aktivitas manusia dapat
dari pelepasan unintended ( kecelakaan nuklir, penambangan, kecelakaan
kapal), pembuangan jenis limbah ke lingkungan secara sengaja maupun
tidak.Adanya Polutan ke dalam lingkungan (ekosistem) dalam waktu
singkat dapat menyebabkan perubahan biokimiawi suatu organism.
Selanjutnya perubahan tersebut dapat memperngaruhi perubahan fisiologis
dan respon organisme, perubahan populasi, komposisis komunitas dan
fungsi ekosistem.Perubahan Toksik dalam suatu lingkungan terdapat di
Udara, Air dan Tanah.

18
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita dapat lebih mengerti lagi
mengenai pemahaman toksikologi secara umum, serta toksikologi industri dan
lingkungan.Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dan
kesimpulan di atas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agus, I Made dkk. 2007. Buku Ajar Toksikologi Umum.


https://farmasi.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/Buku -Ajar-
Toksikologi-Umum.pdf diakses tanggal 12 agustus 2019
Argo D, Imono. 2001. ToksikologiDasar. LaboratoriumFarmakologidan
ToksikologiFakultasFarmasiUniversitas Gajah Mada
Darmono.2006. LingkunganHidupdanPencemaranHubungannyaDengan
ToksikologiSenyawaLogam.Jakarta: UI-Press
Purnama SG, Purnama HGI. 2017. Diktat KuliahToksiklogiLingkungan
Pariwisata. Program StudiKesehatanMasyarakatFakultasKedokteran
UniversitasUdayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/a66d0a4bc6e10d1a
61535351a19b9981.pdf diaksestanggal 12 agustus 2019
Sembel, DT. 2015. ToksikologiLingkungan. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Harrington, J .M. F.S. Gill. 2005. Kesehatan kerja. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.
Nugroho, P.A. 2004. Buku ajar Ekotoksikologi (BIO 409).
www.bukuajarekotoksikologi.com diakses tanggal 11 agustus 2019
Ariens, E.J., Mutschler, E., Simonis, A.M. 1985. Toksikologi umum, pengantar.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hardman, J.G., Goodman Gilman, A., Limbird, L.E. 1996. Goodman & Gilman’s,
The pharmacological Basis of Therapeutics. New York: 9𝑡ℎ edn, Mc
Graw-Hill.
Ling, L.J. 2000. Toxikology Secrets.Philadelphia: Hanley & Belfus, Inc.
Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar. Donatus, A. (terj.). Semarang:IKIP
Semarang Press.
Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.
Nugroho, E. (terj.). Jakarta: UI Press.
Ganiswara, S. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810.
Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ikawati, Z. 2009. Tinjauan farmakologi terhadap penyalahgunaan obat.

20
National Institute on Drug Abuse. 2015. Drugs Classification. National Institutes
of Health. U.S: Department of Health and Human Services.
Harrington, J.M & Gill, F.S. 2005. Kesehatan Kerja. Kuswadji, S (terj.). Jakarta:
EGC.
Djatmiko, R.D. 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Deepublish.
LU, F.C. 1995. Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.
Jakarta: Ul-Press.
Maines, M.D. 1997. The Heme Oxygenase System: A Regulator of Second
Messenger Gases. Annu. Rev. Pharmacol. Toxicol.
Mutschler. 1999. Arzneimittelwirkungen: Lehrbuch der Pharmakologie und
Toxikologie.
Mutschler, E. 1997. Arzneimittel-Wirkungen Lehrbuch der Pharmakologie und
Toksikologie.
Rowland, M. und Tozer, T.N. 1980. Clinical pharmacokinetics: Concepts and
applications. Philadelphia: Lea & Febiger.
Siswandono dan B. Soekardjo. 2002. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga
University Press.

21

Anda mungkin juga menyukai