Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONCHOPNEUMONIA

1.1 Definisi
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi
dan meluas di parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.
Bronchopneumoni disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru yang di
sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter
sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine
M.W, 1995 : 710)
Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat
oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di
dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru yang menyebabkan
bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang berbentuk
bercak- bercak., kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi atau membentuk
gabungan dan meluas ke parenkim paru. Penyakit ini sering bersifat sekunder,
menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh.

1.2 Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan
tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan yang terdiri atas : refleks
glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan sillia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ, dari sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,

protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682)

antara lain:
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza
Virus= legionella pneumonia, virus influenza
Jamur= aspergilus, candida albicons
Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru
Kongesti paru kronikFlora normal, hidrokarbon.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada
pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat
dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682)

1.3 Patofisiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur, bakter,
virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin
dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas).
Awalnmya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini
akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh.
Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan
menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien
akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai ke
alveolus paru dan mengganggu system pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna
saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus menjadi
agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang

disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi

makanan dan minuman.


Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran

pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut,

sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran

sebagai berikut:

1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah

alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.

2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan

dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus,

peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare

yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.


1.4 PATWAY
1.5 Manifestasi klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi disalurran napas atas
beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan
gejala yang khas yaitu seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif,
hidung kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis. Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi.
A. Pneumonia bakteri
Gejala awal
 Riniritis ringan
 Anoreksia
 Gelisah

Berlanjutan sampai

 Demam
 Malaise
 Nafas cepat dan dangkal (50-80)
 Ekspirasi berbunyi-lrbi dari 5 tahun,sakit kepala dan kedinginan
 Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan leukositosis-foto
torak pneumonia lobar

B. Pneumonia virus
Gejala awal
 Batuk
 rinitis
Berkembang sampai
 demam ringan,batuk ringan,dan malaise sampai demam tinggi,batuk
hebat dan lesu
 emfisema obstruktif
 ronkhi basah
 penurunan leukosit
C. Pneumonia mikoplasma
Gejala awal
 Demam-menggigil
 Sakit kepala
 Anoreksia
 mialgia
Berkembang menjadi
 rhinitis
 sakit tenggorokan
 batuk kering berdarah
 area konsolidasi pada pemeriksaan toraks
1.6 Komplikasi
a. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru :Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis :Peradangan pada endokardium.
f. Meningitis :Peradangan pada selaput otak.
1.7 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3
- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan sputum
- Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
- Laju endap darah meningkat 100mm
- ASTO meningkat pada infeksi streptococcus.
- GDA menunjukkan hipoksemia tanpa hiperkapnea atau retensi CO2
- Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin ringan karena
peningkatan suhu tubuh.
b. Pemeriksaan Radiologi
- Terlihat bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
- Rontgenogram thoraks menunjukan konssolidasi lobar yang seringkali dijumpai
pada infeksi pneomookal atau klebsiella.infiltrat multiple seringkali dijumpai
pada infeksi stafikukos dan haemofilus.
- Laringoskopi/bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh
benda padat.

1.8 Penatalaksaan medis


a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)fisioterapi dada dan cairan intravena
c. Pengobatan supportive bila virus pneumonia
d. Bila kondisi erat harus dirawat
e. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
Daftar pustaka

Agus, setiawan. 2014. Laporan pendahuluan


bronchopneumonia.(online).http://www.academia.edu/9555933/LAPORAN_PENDAH
ULUAN_BRONKOPNEUMONIA. Diakses tanggal 3 november 2016
Febrianto,lukman. 2013. laporan pendahuluan
bronchopneumonia.(online).http://lukmanfebriantonurse.blogspot.co.id/2013/04/lapora
n-pendahuluan-asuhan-keperawatan_3741.html. diakses tgl 3 november 2016
Meck. 2015. LP BRONKOPNEUMONIA. ( online ).
http://dokumen.tips/documents/lp-bronkopneumonia-55bd18c4ed6a1.html. Diakses
tanggal 3 november 2016
Putra, Juniarta semara. 2012.laporan pendahuluan bronchopneumonia
(online).https://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/11/08/laporan-pendahuluan-
bronkopneumonia/. Diakses tanggal 3 november 2016

Anda mungkin juga menyukai