Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Nyamuk
Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan Janthinosoma yang
terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobiahominis dan
menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia lain. Nyamuk merupakan
serangga kecil dan ramping, yang tubuhnya terdiri tiga bagian terpisah, yaitu kepala (caput),
dada (thorax), dan abdomen. Pada nyamuk betina, antena mempunyai rambut pendek dan
dikenal sebagai antena pilose. Pada nyamuk jantan, antena mempunyai rambut panjang dan
dikenal sebagai antena plumose.
Nyamuk mempunyai sepasang sayap berfungsi sempurna, yaitu sayap bagian depan.
Sayap belakang tumbuh mengecil (rudimenter) sebagai halter dan berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Kaki nyamuk berbentuk panjang, terdiri atas tiga bagian, yaitu femur, tibia
dan tarsus, dengan tarsus tersusun atas lima segmen. Thoraks merupakan salah satu bagian
tubuh yang penting untuk identifikasi spesies pada beberapa genus nyamuk. Bagian tubuh
nyamuk lainnya adalah abdomen. Abdomen terdiri atas 10 segmen, tetapi hanya abdomen
satu sampai tujuh atau delapan yang terlihat.
Berdasarkan klasifikasinya nyamuk dapat dibedakan jenisnya dilihat dari perbedaan bentuk
morfologi nyamuk dewasa, diantaranya :
1. Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui
tusukanya. Nyamuk ini berwarna gelap yang dapat diketahui dari adanya garis putih
keperakan dengan bentuk lyre pada toraknya dan mempunyai gelang putih pada bagian
pangkal kaki,proboscis bersisik hitam. (Suroso Thomas,1998).
a. Klasifikasi :
Pylum : Arthropoda
Kelas : Aceloterata
Class : Insekta
Ordo : Diptera
Genus : Aedes
b. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti :
1) Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna
hitam.
2) Pada sayap aedes memiliki sisik sempit panjang dengan ujung yang runcing
3) Aedes dewasa memiliki abdomen dengan ujung lancip, warna hitam dengan belang
putih pada abdomen dan kaki.
4) Tidak membentuk sudut 90º
5) Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
6) Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa
menampung air hujan
7) Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
8) Menyebabkan penyakit DBD.
2. Culex
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci). Dan dalam morfologinya
nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala, dada, dan perut. Nyamuk Culex yang
banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex quinquefasciatus.
a. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae,
Genus : Culex;
b. Ciri-ciri Culex
1) Culex betina memiliki antena berambut jarang (pilose) palpus lebih pendek daripada
probocsis.
2) Culex jantan memiliki antena berambut lebat (plumose), palpus sama atau melebihi
panjang proboscis.
3. Mansonia
Nyamuk dewasa berwarna coklat kekuning-kuningan dan belangbelang putih Ada gambaran
dua garis atau bundaran yang bewarna putih.
a. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Genus : Mansonia
4. Anopheles
Hewan yang termasuk dalam kelas Hexapoda (insektor) mempunyai satu pasang antena dan
tiga pasang kaki. Dalam daur hidupnya terjadi beberapa perubahan yaitu perubahan
bentuk,perubahan sifat hidup dan perubahan struktur bagian dalam insekta atau juga
metamorfosis.
a. Klasifikasi
Pylum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Genus : Anopheles
1) Kepala anophelni jantan memiliki antena yang berambut lebat (plumose), palpus terdiri
atas probosis dengan ujung agak bulat.
Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadium, yaitu stadium telur, larva, pupa, dan
dewasa. Stadium dewasa hidup di alam bebas, sedangkan ketiga stadium yang hidup dan
berkembang di dalam air. Nyamuk meletakkan telurnya di tempat yang berair. Telur akan
menetas menjadi stadium larva/jentik, terdiri dari instar 1-4. Stadium jentik memerlukan
waktu kurang lebih satu minggu. Selanjutnya jentik akan berubah menjadi pupa. Pada
stadium ini terjadi pembentukan sayap sehingga setelah cukup waktunya nyamuk yang
keluar dari kepompong dapat terbang. Dari pupa akan keluar nyamuk/stadium dewasa.
Nyamuk jantan keluar lebih dahulu dari nyamuk betina, setelah nyamuk jantan keluar, maka
jantan tersebut tetap tinggal di dekat sarang (breeding places). Kemudian setelah jenis yang
betina keluar, maka si jantan kemudian akan mengawini betina sebelum betina tersebut
mencari darah. Betina yang telah kawin akan beristirahat untuk sementara waktu (1-2 hari)
kemudian baru mencari darah. Setelah perut penuh darah betina tersebut akan beristirahat
lagi untuk menunggu proses pematangan telurnya.
Waktu keaktifan mencari darah dari masing – masing nyamuk berbeda –beda,nyamuk yang
aktif pada malam hari menggigit, adalah anopheles dan culex sedangkan nyamuk yang aktif
pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus untuk anopheles, nyamuk ini bila menggigit
mempunyai perilaku bila siap menggigit langsung keluar rumah. Pada umumnya nyamuk
yang menghisap darah adalah nyamuk betina.
Biasanya setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akan beristirahat
selama 2 – 3 hari, misalnya pada bagian dalam rumah sedangkan diluar rumah seperti gua,
lubang lembab, tempat yang berwarna gelap dan lain – lain merupakan tempat yang
disenangi nyamuk untuk berisitirahat.
Nomor 374 tahun 2010 adalah pengamatan vektor secara sistematis dan terus menerus
dalam hal kemampuannya sebagai penular penyakit yang bertujuan sebagai dasar untuk
memahami dinamika penuaran penyakit dan upaya pengendaliannya. Surveilans vektor
penyakit dan pengendalian binatang pengganggu menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, untuk vektor nyamuk adalah sebagai berikut :
F. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
terdiri dari jenis, kepadatan, dan habitat perkembangbiakan. Jenis dalam hal ini adalah
nama/genus/spesies Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Kepadatan dalam hal ini
adalah angka yang menunjukkan jumlah Vektor dan Binatang Pembawa Penyakitdalam
satuan tertentu sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun periode dewasa.
Habitat perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya periode pradewasa Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit.
standar baku mutu vektor nyamuk
1. Penyakit Malaria
Penularan penyakit malaria terjadi lewat parasit plasmodium kepada manusia dengan
vektornya adalah nyamuk Anopheles betina. Disaat nyamuk sedang menggigit seseorang
yang mengalami infeksi malaria, maka nyamuk ini kemudian akan mengisap parasit atau
yang disebut dengan parasit gametocytes. Parasit ini biasanya menyelesaikan siklus dari
suatu pertumbuhan yang terjadi di dalam tubuh nyamuk dan setelah itu akan merambat
menuju ludah nyamuk. Dan disaat sedang menggigit manusia, nyamuk ini selanjutnya akan
menyuntikkan masuk parasit ke dalam aliran darah. Dan kemudian menuju masuk ke hati
dan setelah itu mulai melipatgandakan dirinya. Bentuk dari penularan yang lain terjadi
adalah misalnya penularan yang terjadi dari wanita hamil ke janin. Penyakit malaria juga
menular lewat transfusi darah.
2. Penyakit Demam Berdarah
Cara Penularan
Terdapat tiga faktor penularan infeksi virus dengue, manusia, virus, dan vektor
perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak
dalam waktu 8-10 hari sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada di dalam
tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya .
Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 46 hari Period) sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila
nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul.
Dalam menjalankan peran, fungsi, dan kompetensinya, pekerja vektor harus memiliki
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi,diantaranya adalah melakukan survei
dengan vektor penyakit dan binatang pengganggu yang ada di rumah sakit, melakukan
analisis hasil survei vektor dan binatang pengganggu.
K. Metode pengendalian
Dalam pengendalian yang akan dilakukan ada beberapa metode pengendalian
vektor.
Menghapus atau mengurangi daerah di mana vektor dapat dengan mudah berkembang
tergenang air, kerusakan ban bekas dan kaleng yang berfungsi sebagai lingkungan
perkembangbiakan nyamuk dan manajemen yang baik dari air yang digunakan dapat
mengurangi daerah kejadian vektor yang berlebihan.
2. Mengurangi Kontak
Membatasi paparan serangga atau hewan yang diketahui vektor penyakit dapat
mengurangi risiko infeksi secara signifikan. Sebagai contoh, kelambu, jendela layar pada
tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan
menurunkan populasi kesuatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan
manusia. Namun hendaknya
dapat diusahakan agar segala kegiatan dalam rangka menurunkan populasi vektor
dapat
mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai, bahkan
teknologi
sederhanapun, yang penting di dasarkan prinsip dan konsep yang benar.
Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan
sebagai pegangan sebagai berikut :
a. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam – macam cara pengendalian
agar
vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan / membahayakan.
b. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologis
terhadap
tata lingkungan hidup.
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan
penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan
penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M,
yaitu
menguras, menutup, dan mengubur.
a. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang
berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
b. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki
akses ke
tempat itu untuk bertelur.
c. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan
tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini,
antara
lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk
Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam
mengurangi
penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak
spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat
secara
ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi
serangga
sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
Daftar pustaka
http://dinkes.bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/agenda/8-umum/117-jenis-jenis-dan-
gambar-nyamuk-yang-sering-dijumpai
https://narunilif1.wordpress.com/materi-entomology/ciri-ciri-nyamuk/
http://arrumbum.blogspot.com/2013/04/makalah-parasitologi nyamuk.html
http://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.html
PMK no. 50 tahun 2017 tentang STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN UNTUK VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT SERTA
PENGENDALIANNYA