TUGAS AKHIR
Oleh :
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ir. Amrin Rapi, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng. Andi Arninda, ST., M.Si.
NIP : 19691011 199412 1 009 NIP : 19771030 200604 2 001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh penambahan trass terhadap Loss on
Ignation (LOI) dan Bagian Tak Larut (BTL) pada semen di PT Semen Tonasa
Pangkep”.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tersusunnya Tugas Akhir ini berkat dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan
dari segala pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ayahanda Muhammad Ali Salam, S.Sos., dan Ibunda A. Asmiwati. A, selaku
kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan do’a, restu, kasih
sayang, dukungan moral, materi, dan motivasi selama penulis menjalani
perkuliahan khususnya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Amrin Rapi, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng., selaku Direktur Politeknik
ATI Makassar beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan
bimbingan.
3. Ibu Andi Arninda, ST., M.Si., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral
Politeknik ATI Makassar yang telah memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis.
4. Bapak Dra. Hartini Husain, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Rachma, STP., MM., selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Ibu DR. Sariwahyuni, SP., M.Si., selaku penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3
tahun di Politeknik ATI Makassar.
6. Segenap dosen Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar atas arahan, motivasi,
dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan di Politeknik ATI
Makassar.
7. Segenap karyawan dan staf PT. Semen Tonasa terkhusus di Departemen
Quality Assurance atas ilmu dan bimbingannya selama berada di industri dan
mengenalkan bagaimana dunia kerja yang sebenarnya.
8. Muhammad Huzair Zainuddin atas saran dukungan moril serta do’a yang di
panjatkan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.
9. Sahabat-sahabatku terkhusus kepada Andi Muhammad Aidulsyah,Mifta
Nuzuli Sudirman dan Dwi Indayani Salam atas bantuan dan motivasinya
selama penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Keluarga dan rekan-rekan seperjuangan TKMB 2016 No Omdo alias Laskar
Embun Pagi (LEP) dan Teknik Kimia 2016 (OKS16EN) atas semua semangat,
motivasi, dukungan dan bantuannya selama masa perkuliahan terkhusus
ii
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. HIMATEK-POLTEK ATIM yang telah memberikan pelajaran berorganisasi,
bersosialisasi dengan banyak orang.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namun telah membantu dan
berjasa dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis. Aamiin.
(Januarty Suci R)
iii
iv
ABSTRAK
Dari hasil penelitian di peroleh bahwa kadar BTL dan LOI tidak sesuai
dengan SNI 15-7604-2004.Dimana kadar maksimal BTL adalah 5% dan kadar
maksimal LOI 3%. Sedangkan dari hasil percobaan di peroleh BTL 14,616% dan
LOI 7,294%. Ini karena adanya pengaruh penambahan trass yang berdampak
pada semakin meningkatnya kadar BTL dan LOI pada semen.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR ISTILAH
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
60km dari Kota Makassar. Proses pembuatan semen skala produksi industri
Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku batu kapur
atau gamping dan lempung atau tanah liat sebagai bahan utama dengan hasil
akhir berupa padatan berbentuk bubuk atau bulk.Batu kapur atau gamping
adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida (CaO). Sedangkan
tanah liat atau lempung adalah bahan alam yang mengandung senyawa yang
terdiri dari silika oksida (SiO2), alumina oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan
dan ditambahkan gypsum dalam jumlah yang sesuai. Hasil dari proses produksi
(Daminggo,Sonief,Pratikto 2011).
1
Trass atau pozzolan adalah suatau jenis bahan galian yang berasal dari
bahan pelapukan deposit vulkanik. Trass di sebut juga puzzolan karena pertama
kali di temukan oleh bangsa romawi kuno. Trass mengandung bahan silika, besi
dan alumunium yang tidak mempunyai sifat penyemenan, tetapi dalam bentuk
serbuk halus dan apabila dicampur dengan air dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida pada suhu ruangan dan membentuk senyawa yang mempunyai sifat
semen, yaitu mengalami sifat pengerasan yang setelah keras tidak larut dalam
air. Suatu bahan galian dapat diklasifikasikan sebagai Trass alam apabila
akan memberikan banyak manfaat pada semen. Karena pada dasarnya semen
beton, serta meningkatkan kuat tekan pada semen dalam jangka waktu yang
lama.
dengan melakukan pengujian sifat kimia. Parameter uji sifat kimia yang di
gunakan yaitu pengujian Lost on Ignation (LOI) dan Bagian Tak Larut (BTL). LOI
atau biasa juga di sebut dengan hilang pijar merupakan hilangnya suatu zat pada
suhu tertentu pada proses pemijaran. Sedangkan BTL merupakan bagian yang
tak larut berupa SiO2. Dimana pada proses penambahan Trass pada semen ini
2
harus sesuai dengan standar mutu semen yang berlaku, terkhusus untuk kadar
LOI dan BTL. Karena apapun perlakuan dan hasil akhirnya jika tidak sesuai
dengan standar mutu semen yang di jadikan acuan, semen tersebut tidak dapat
di produksi. Adapun nilai LOI dan BTL harus sesuai dengan SNI 15-7064-2004
yang di jadikan sebagai acuan di mana maksimal kadar LOI dalam semen 5%
B. Rumusan Masalah
2. Apakah penambahan Trass terhadap LOI dan BTL sesuai dengan SNI 15-
7064-2004 ?
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
kadar LOI dan BTL dalam semen bisa dijadikan salah satu referensi untuk
2. Bagi Perusahaan
tambahkan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEMEN
bangunan, menunjukkan fungsi semen sejak zaman dahulu. Kata semen berasal
dari bahasa latin yakni caementum yang artinya “memotong menjadi bagian-
menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi
sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi kesatuan
yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang
2010).
Semen Portland memiliki dua bahan utama yaitu batu kapur yang kaya
akan kalsium karbonat (CaCO3) dan tanah liat yang mengandung silica (SiO2),
dihaluskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru. Selama proses
5
pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Agar tak
mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dihaluskan hingga terbentuk
kekuatan tertentu, semen portland “berkolaborasi” dengan bahan yang lain. Jika
campuran jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir terciptalah perekat tembok nan
kokoh. Namun masih ditambah dengan bongkahan batu dan kerikil atau biasa
B. Sifat-Sifat Semen
1992).
Menurut Hariawan (2007), ada beberapa sifat semen yang utama, yaitu :
1. Sifat Fisika
b. Setting (Pengikatan)
6
c. Hardening (Pengerasan)
d. Kuat Tekan
e. Penyusutan
g. Kehalusan
pula kekuatan.
2. Sifat Kimia
7
Batasan agar semen yang dihasilkan tidak tercampur dengan
c. SO3
retarder) dan juga untuk kuat tekan. Karena bila pemberian retarder
pemijarannya.
8
Bagian tak larut dibatasi dalam standar semen. Hal ini
bahan alami lain yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika
mortar.
batu kapur dan tanah liat karena semua senyawa-senyawa utama dalam semen
berasal dari kedua bahan tersebut. Bahan pembuatan semen harus mengandung
tersebut berasal dari berbagai bahan pembuatan semen dan akan dicampur
untuk didapatkan komposisi yang tepat. Bahan baku tersebut dapat dibagi
CaO yang utama dalam reaksi sintering yang terjadi di kiln membentuk
kristal yang terdapat dalam semen yaitu C3S, C2S, C3A, C4AF.
9
Bahan baku korektif adalah bahan aditif pada bahan baku utama
silika, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika
(silica sand), tanah liat (clay), dan pasir besi (iron sand).
dihasilkan. Bahan baku additive terdiri dari batu kapur, gypsum, fly ash
dan trass.
Semen portland adalah bahan perekat hidraulis yang dapat mengeras bila
bersenyawa dengan air dan berbentuk padat yang tidak larut dalam air.Indonesia
telah mampu memproduksi semen Portland yang terdiri atas 5 jenis dan
penggunaan (semen Portland jenis I,II,III,IV dan V). Dewasa ini, Indonesia juga
10
1 dan ASTM C150-2004 tipe I dengan berat 50 kg dan semen curah.
Ordinary Portland Cement mempunyai C3S 59.3% ; C2S 17%; C3A 8%;
C4AF 11.9%. Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan umum
satu atau lebih bahan organik, atau hasil pencampuran bubuk semen
semen Portland dengan bubuk bahan organik lain yang mempunyai sifat
11
40%. Semen Portland Composite produksi PT. Semen Tonasa memenuhi
umum, pasangan batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar
Portland pozzolan.
12
digunakan untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), kontruksi beton
2004 yakni:
jenis lain.
13
5) Jenis V yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
14
E. Proses Pembuatan Semen
Mining Kiln
Crusher Cooler
Storage
Klinker Silo
Calsiner Packing
15
(Gambar 2.4. Alur Proses Pembuatan Semen)
1.Penambangan (Mining)
16
yang lebih kecil. Batu kapur yang telah melalui proses penambangan akan
dihasilkan berukuran lebih kecil dari 125 mm. Setelah itu batu kapur
ukuran yang dihasilkan berukuran lebih kecil 80 mm. material yang telah
4. Storage
baku yaitu batu kapur (limestone) dan tanah liat (clay), pada proses ini
17
(iron sand) dengan perbandingan tertentu, sehingga hasil produksinya
memisahkan antara kiln feed dengan gas dari kiln dengan menggunakan
flushing (material mentah masuk kiln). Flushing ini dapat terjadi karena :
jatuh ke kiln.
18
Bagian yang halus dan kasar akan terpisahkan, yang halus akan
terbawa aliran gas panas sedangkan bagian yang kasar masuk ke dalam
tanur putar atau kiln untuk mengalami proses berikutnya. Waktu tinggal
15-25 menit.
7. Calsiner
8. Pembakaran (Kiln)
tinggi. Bahan yang dipilih adalah batu tahan api dengan softhening point
diatas 1520 oC. Selain bata tahan api terdapat jenis refractory jenis lain
19
digunakan untuk melapisi bagian-bagian tertentu dalam kiln, misalnya di
9. Pendinginan (cooling)
masuk secara cross flow dengan klinker. Temperatur klinker yang masuk
sehingga hasil semen tidak cepat keras bila dicampurkan air pada saat
20
12. Cement Silo
Sama halnya dengan klinker silo, tetapi silo ini adalah wadah
Pada packer, hanya ada dua jenis semen yang dikemas (packing). Yaitu
kg atau 50 kg.
F. TRASS
Trass adalah bahan alam yang mengandung silika dan alumina yang
digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan semen. Bahan galian trass yang
andesitis yang telah mengalami pelapukan secara intensif sampai dengan derajat
basa seperti : CaO, MgO, NaO dan K2O yang dikandung oleh mineral-mineral
21
batuan asal. Komponen CaO yang mengalami proses paling awal kemudian
komponen SiO2, A12O3 yang aktif yaitu yang akan menentukan mutu dari
aktif ini sebanding atau sesuai dengan derajat pelapukan dari batuan asal
disamping faktor waktu turut berperan pada tingkat proses pelapukan yang
oksida silika (SiO2) yang mengalami pelapukan hingga derajat tertentu. Secara
Trass juga lebih mudah kontak dengan air dan setelah mengeras tak
tembus air. Berdasarkan hal-hal tersebut maka trass digunakan sebagai aditif.
Dengan penambahan trass, maka dapat mengurangi terak yang digunakan untuk
memproduksi semen. Hal ini berarti dapat mengurangi biaya produksi akan
a) Pozzolan
22
Definisi pozzolan dalam ASTM C 618 adalah suatu senyawa silika
atau aluminium silika atau kombinasi keduanya, yang jika berdiri sendiri
seperti ini membuat pozzolan menjadi aditif yang ideal pada campuran
dengan air tetapi, ketika ditumbuk halus dan dengan adanya air, mereka
dari silicon dioksida reaktif (SiO2) dan aluminat oksida (Al2O3). Sisanya
23
2) Pozzolan dari pembakaran dan penghancuran tanah liat, seperti
vulkanik.
3) Furnace slag dari proses industri seperti pabrik baja. Material ini
yang lain dan tidak cocok digunakan untuk brick dan mortar
dua cara yaitu klinker dan pozzolan digiling secara terpisah kemudian
24
8) Memberikan manfaat secara ekonomi yaitu penurunan biaya produk
(CaCO3) atau dikenal dengan kalsit. Kapur digunakan dalam semen dan
produksi klinker dan sebagai agregat kasar atau halus. Kapur halus dari
(Suprapto,1995)
Hilang pada pemijaran adalah tes yang digunakan dalam analisis kimia
pada suhu tertentu,sehingga zat mudah terbang akan terlepas sampai pada
25
posisi konstan. Pengujian sederhana biasanya dilakukan dengan menempatkan
beberapa gram bahan dalam wadah yang telah diketahui bobotnya kemudian
perubahan berat. Variasi dari pengujian ini adalah perubahan yang diakibatkan
Hilang Pijar dilaporkan sebagai hilang nya bagian dari suatu material atau
oksida dari suatu mineral. Zat yang mudah terbang pada hilang pijar adalah air
terikat dan karbon dioksida dari karbonat, dan ini dapat digunakan sebagai
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Dimana:
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
26
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat
pelarut dan terlarut, seperti pada bagian terdahulu, air membentuk ikatan
hydrogen dengan ion atau dengan senyawa non ionik, sedangkan polar melalui
gugus –OH, -NH, atau dengan pasangan elektron tak mengikat pada atom
oksigen atau nitrogen. Ion atau molekul akan memperoleh sampel hidrat dan
dan Erry,2000)
terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan
dinyatakan dalam milliliter pelarut yang bdapat melarutkan satu gram zat.
Kelarutan dapat juga dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen.
BTL (bagian tak larut) merupakan senyawa yang tetap tinggal setelah
semen tersebut direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida
(NaOH). Bagian tak larut terutama berasal dari clay berupa SiO2 yang tidak terikat
dalam pembuatan klinker. Biasanya senyawa ini hanya terdapat dalam jumlah
kecil sehingga tidak mempengaruhi mutu semen. Penentuan hilang pijar (Lost on
27
I. Kerangka Berpikir
PT SEMEN
TONASA
TRASS
Analisis
SIFAT KIMIA
LOI BTL
SNI
km dari kota Makassar. PT. Semen Tonasa merupakan produsen semen yang
Trass merupakan adalah bahan alam yang mengandung silika dan alumina yang
28
sifatnya hampir mendekati batu kapur. Pada proses pembuatan semen itu
hilang pijar (LOI) dan bagian tak larut (BTL). Di mana hasil akhir dari LOI dan BTL
nantinya harus sesuai dengan SNI semen tahun 2004 sebelum akhirnya di
produksikan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Pelaksanaan
2. Waktu Pelaksanaan
1. Alat
2. Bahan
C. Jenis Penelitian
30
D. Teknik Pengumpulan Data
adalah pengujian LOI (Lost On Ignation) atau hilang pijar dan BTL (Bagian
1.Prosedur kerja
bobot kosongnya.
tambahkan 10 ml HCl 1 : 1.
31
5) Residu dimasukkan kembali ke dalam gelas piala 100 ml lalu
suhu 1000oC.
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah data yang di kumpulkan lalu
𝑊1−𝑊2
%LOI = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x 100%
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil penelitian kadar BTL dan kadar LOI serta standar acuan menurut SNI
15-7064-2004.
Tabel 4.1 Tabel Kadar Lost on Ignation (LOI) dan Bagian Tak Larut (BTL).
B. Pembahasan
tambahan pembuatan semen. Karena trass lebih mudah kontak dengan air dan
setelah mengeras tak tembus air. Berdasarkan hal tersebut maka trass digunakan
sebagai aditif. Dengan penambahan trass, maka dapat mengurangi terak yang
digunakan untuk memproduksi semen. Hal ini berarti dapat mengurangi biaya
33
segregasi dan bleeding beton, meningkatkan ketahanan terhadap pembekuan
10 8.81 8
%
7.28 6.9
5.48
5
0
1 2 3 4 5
Spesifikasi
Pada grafik di atas dapat dilihat kadar BTL dan LOI memiliki nilai rata-rata
14,616% untuk BTL sedangkan hasil perhitungan kadar LOI rata-rata di peroleh
7,294%.
pembuatan semen. Hal ini di sebabkan karena jumlah Trass yang di tambahkan
dominan tak larut) bertambah banyak. Maka dari itu,sebaiknya dalam proses
34
hitung kembali kadar trass yang di tambahkan agar di peroleh akhir semen
dengan mutu dan kualitas yang baik dan tetap sesuai dengan SNI 15-7064-2004.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rata-rata 14,616% dan untuk LOI 7,294%. Hal ini di sebabkan adanya
semakin meningkat.
2. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa kadar BTL dan LOI tidak sesuai
kadar maksimal LOI 3%. Sedangkan dari hasil percobaan di peroleh BTL
B. Saran
sebagai bahan tambahan perlu di hitung kembali kadar trass yang di tambahkan
agar di peroleh akhir semen dengan mutu dan kualitas yang baik dan tetap
36
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C618-78. Standart specification for fly ash and raw or calcined natural
pozzolan for use as a mineral admixture in Portland cement concrele.
37
Tjaronge, M, W. (2012). Semen dan Beton Beronnga. Telaga Zam- Zam,
Makassar.
Vera, Roosyanto, dan Erry.(2000). Semen Portland Bahan Baku Sifat-Sifat dan
Pengujian. Industrial Relation Divison Training and Development Dept,
Citeureup.
38
39
1.Lampiran 4.1.1Perhitungan Uji Loss On Ignation (LOI)
1. Spesifikasi sampel 1
W1= 26,1196g
W2 = 26,0468g
Sampel = 1,0002 gr
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
26.1196−26.0468
%LOI = x 100%
1,0002
LOI = 7,28%
2.Spesifikasi Sampel 2
W1 = 26,5063g
W2= 26,4182g
Sampel = 1,0005 g
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
26,5063−26,4182
%LOI = x 100%
1,0005
LOI = 8,81%
3.Spesifikasi sampel 3
Wi = 25,7799g
W2= 25,7109g
40
Sampel = 1,0005g
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
25.7799−25.7109
%LOI = x 100%
1,0005
LOI = 6,8%
4. Spesifikasi Sampel 4
W1= 26,2822g
W2= 26,2022g
Sampel = 1,0005g
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
26,2822−26.2022
%LOI = x 100%
1,0005
LOI = 8%
5.Spesifikasi Sampel 5
W1 = 26,122g
W2 = 26,0672g
Sampel = 1,0005g
𝑊1−𝑊2
%LOI = x 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
26,122−26,0672
%LOI = x 100%
1,0005
LOI = 8%
41
2.Lampiran 4.1.2 Perhitungan Uji Bagian Tak Larut (BTL)
1. Spesifikasi Sampel 1
25,6650−25,5292
%BTL = 𝑥 100% = 13,58%
1,0002
2. Spesifikasi sampel 2
25,2897−25,1220
%BTL = 𝑥 100% = 16,77%
1,0002
3. Spesifikasi Sampel 3
24,9599−24,8015
%BTL = 𝑥 100% = 15,84 %
1,0003
42
4. Spesifikasi sampel 4
25,2343−25,3693
%BTL = 𝑥 100% = 13,5g
1,0003
5. Spesifikasi sampel 5
25,3974−25,2635
%BTL = 𝑥 100% = 13,39%
1,0003
1 13.58 7.28
2 16.77 8.81
3 15.84 6.9
4 13.5 8
5 13.39 5.48
43
3.Lampiran 4.2.1 SNI 15-2049-2004
44
LAMPIRAN GAMBAR
45