Ny. M (CM 02.43.76) usia 56 tahun dirawat di Puskesmas rawat inap
X sejak tanggal 2 mei 2015. Pasien terdiagnosis febris H2 dengan riwayat stroke 1 tahun yang lalu. Terdapat defisit kelemahan anggota gerak sebelah kanan. 3 Mei 2015 pukul 02.30 WIB perawat jaga dikagetkan dengan suara keras seperti benda jatuh dari kamar pasien. Selanjutnya terdengar teriakan panggilan minta tolong dari keluarga pasien. Saat perawat datang, melihat Ny. M tergeletak dalam posisi telungkup dilantai. Dan hand rail di tempat tidur tidak dinaikkan. Ketika dipanggil namanya oleh perawat, pasien sudah tidak merespon. Dilakukan primary survey ternyata pasien apneu dan didapatkan jejas benturan dikepala bagian belakang. Perawat panik dikarenakan belum pernah terjadi hal tersebut sebelumnya. Perawat jaga keluar meminta bantuan, memanggil dokter jaga. Selanjutnya dilakukan resusitasi, namun tidak berhasil dan pasien dinyatakan meninggal. Kasus 2 • Tanggal 5 mei 2015 Pasien a.n. Ny. Sofia usia 35 tahun (no. CM 12.4.15) datang memeriksakan dirinya ke puskesmas dengan keluhan mata kanan sakit, merah, berair. • Dari hasil pemeriksaan, pasien terdiagnosis conjunctivitis OD, diberi terapi obat oral dan tetes mata serta edukasi. Selanjutnya pasien menyerahkan resep di apotik dan mendapat obat minum dan obat tetes tanpa mendapat penjelasan petugas apotik (saat itu antrian di apotik cukup panjang). Sesampainya di rumah, pasien meneteskan obat tetes tsb ke mata kanannya. Beberapa menit kemudian pasien merasakan nyeri di mata, rasa tidak nyaman, dan kabur. Oleh keluarga pasien, obat tetes yang dipakai pasien baru dibaca dan ternyata adalah obat tetes telinga. Akibat kesalahan pemakaian obat tsb, selanjutnya pasien pun dibawa ke IGD RS untuk perawatan lanjutan. Akibat kejadian tsb pasien menderita gangguan penglihatan permanen. • Keluarga complaint terhadap petugas apotik yang salah memberikan obat. Petugas apotek berbalik menyalahkan keluarga pasien karena tidak membaca label obat. Karena menurutnya sebelumnya sudah ada 5 kejadian selama 1 tahun terakhir dan tidak ada cidera yang serius. Tugas kelompok • Menentukan nilai dampak • Menentukan nilai probabilitas • Menentukan skoring risiko dan warna bands • Menentukan jenis insiden • Menentukan rencana metode analisis yang akan digunakan • Menyusun rencana perbaikan Kasus 1 Nilai Dampak Nilai Probabilitas Skoring risiko Warna Bands Jenis Insiden Rencana Metode analisis Rencana perbaikan Kasus 2 Nilai Dampak Nilai Probabilitas Skoring risiko Warna Bands Jenis Insiden Rencana Metode analisis Rencana perbaikan RISK GRADING MATRIX PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD Level Frekuensi Kejadian aktual 1 Sangat Dapat terjadi dalam lebih dari 5 Jarang tahun 2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun 3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun 4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun 5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI 1 Insignificant Tidak ada cedera Cedera ringan 2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan pertama, Cedera sedang 3 Moderate Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
Cedera luas / berat
4 Major Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel, tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya 5 Cathastropic Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit yang mendasarinya RISK GRADING MATRIX TINDAKAN Potencial Concequences Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln) 5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebrp x /thn) 4 Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme (1-2 thn/x) 3 Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme (2-5 thn/x) 2 Sangat jarang sekali (>5 Low Low Moderate High Extreme thn/x) 1
Can be Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
manage by Clinician should assess urgent treatment should & action required procedure the consequences againts be undertaken by senior at Board level. cost of treating the risk management Director must be informed