E-mail: vdHae_midwife@yahoo.com
ABSTRACT
Backgorund Cervical cancer is a malignancy that occurs on the cervix. Cervical cancer included in
many malignant cancer that strikes women. Preliminary studies in POSA RSUD Dr. Soetomo showed
an increase in total visits cervical cancer for 3 years. In 2010 as many as 4449 people, 5718 people in
2011 and further increased to 6724 people in 2012. This study aims to determine the relationship
between the women’s age when coitarche and the length of the use of oral combination pills with the
incidence of cervical cancer in POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Methods The study was an observational analytic cross sectional approach. The study population was
all gynecologic oncology patients who visited in May 2013. Sampling technique with consecutive
sampling with a sample size 92 people. Analysis of the data used the Chi-Square test wiht α = 0.05.
Result The result showed from 92 gynecologic oncology patients were 72 women going on cervical
cancer (78.3%), 67 women (71.6%) that their age when coitarche < 20 years and 41 women (44.6%)
that the length of the use of combination oral pills ≥ 5 years. Chi-Square test showed that there is
association between the women’s age when coitarche with the incidence of cervical cancer with p
value = 0.025 < α = 0.05, OR (95% CI) = 0,105 (0,013-0,834). Chi-Square test also showed that there
isn’t association between the length of the use of combination oral pills with cervical cancer incidence
with p value = 0.834> α = 0.05.
Conclusion There is association between the women’s age when coitarche with the incidence of
cervical cancer and there isn’t association between the length of the use of combination oral pills with
the incidence of cervical cancer.
kejadian kanker serviks (variabel dependen), bentuk pertumbuhan sel yang abnormal yang
usia wanita saat coitarche dan lama terjadi pada serviks, sehingga jaringan
POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama 2 Keadaan tersebut disebabkan oleh banyaknya
minggu pada bulan Mei 2013. faktor pemicu antara lain infeksi virus HPV
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sebagai penyebab utama terjadinya kanker
primer diperoleh melalui wawancara kepada serviks. Teori Wijaya (2010) menyatakan
pasien berupa sejumlah pertanyaan tertulis bahwa kasus penyakit kanker serviks lebih
yang digunakan untuk memperoleh data atau banyak disebabkan oleh infeksi yang terus
informasi mengenai usia wanita saat menerus dari Human Papiloma Virus (HPV)
coitarche dan lama pemakaian pil KB yang biasanya ditularkan melalui hubungan
kombinasi yang merupakan faktor risiko seksual. Kanker serviks berpotensi paling
terjadinya kanker serviks. Data sekunder besar pada usia antara 35-55 tahun. Pada usia
diperoleh melalui rekam medik pasien berupa 35-55 tahun memiliki risiko 2-3 kali lipat
untuk menderita kanker serviks (Bertiani, berpengaruh terhadap kejadian kanker
2009). Hasil penelitian didapatkan sebagian serviks. Tingginya paritas dipengaruhi karena
besar pasien onkologi ginekologi yang usia pertama kali menikah pertama pada
berkunjung di POSA RSUD Dr. Soetomo usia wanita, karena semakin muda seorang wanita
> 35 tahun sebanyak 88% (81 orang). menikah maka kemungkinan waktu untuk
Kejadian kanker serviks banyak terjadi pada melahirkan semakin panjang. Semakin muda
usia rentan yaitu > 35 tahun mungkin seorang wanita menikah, maka semakin
disebabkan karena pada usia tersebut daya panjang masa reproduksinya dan semakin
tahan / kekebalan tubuh yang sudah mulai besar pula kemungkinan mempunyai seorang
menurun akibat penurunan kinerja organ- anak (Wiknjosastro, 2006)
Idealnya seorang wanita melakukan
organ tubuh membuat seseorang mudah
hubungan seksual adalah pada usia 20 tahun
terserang atau terinfeksi suatu penyakit
ke atas, karena pada usia tersebut diharapkan
dibandingan pada wanita yang usianya < 35
sel-sel mukosa dari alat kandungannya tidak
tahun dengan sistem kekebalan tubuh yang
lagi terlalu rentan terhadap perubahan yang
jauh masih baik. Keadaan ini diperkuat
bisa merubah keadaan sel yang normal
dengan teori yang dikemukakan oleh Aziz
menjadi ke dalam keadaan abnormal /
(2006), umumnya insiden kanker serviks
mengarah pada keganasan (Diananda, 2009).
sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak
sesudahnya menaik dengan cepat dan
terdapat wanita yang usia coitarchenya < 20
menetap pada usia 50 tahun.
Kerusakan jaringan epitel serviks akan tahun sebanyak 71,6% (67 orang).
Perilaku hubungan seksual usia dini
berkembang kearah pertumbuhan sel
berhubungan dengan dampak yang akan
abnormal yang berpotensi ganas. Seringnya
ditimbulkan dikemudian hari, baik secara
seorang ibu melahirkan, maka akan
fisik maupun emosionalnya. Beberapa risiko
berdampak pada seringnya terjadi perlukaan
yang mungkin dapat ditimbulkan dari
di organ reproduksinya yang akhirnya luka
hubungan seksual yang dilakukan pada usia
tersebut akan memudahkan timbulnya HPV
dini dapat memicu terjadinya berbagai macam
sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker
penyakit terutama kanker serviks. Aktifitas
serviks (Bertiani, 2009). Hasil penelitian
seksual yang dilakukan pada usia muda
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
menunjukkan bahwa wanita sudah melakukan
onkologi ginekologi yang berkunjung ke
kontak fisik dengan lawan jenisnya sehingga
POSA RSUD Dr. Soetomo mempunyai
wanita tersebut sudah mendapat rangsangan
paritas ≤ 3. Tingginya paritas cukup
dari luar / masuk benda asing ke dalam tubuh progesteron menyebabkan meningkatnya
wanita termasuk alat kelamin pria dan sel risiko kanker payudara, kanker leher rahim,
sperma serta zat-zat kimia yang terkandung di kanker rahim dan kanker prostat dan buah
dalamnya yang dapat mengakibatkan zakar pada pria. Pada wanita yang memakai
perkembangan sel ke arah abnormal. Keadaan estrogen tidak terkontrol memungkinkan
ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh terjadinya kanker serviks. Estrogen
Aziz (2006), pada rentang usia di bawah 20 merangsang semakin menebalnya dinding
tahun, perubahan sel dalam mulut rahim endometrium dan merangsang sel-selnya
dalam keadaan sangat aktif dan seharusnya berubah sifat menjadi kanker atau keganasan.
tidak terjadi kontak ataupun rangsangan dari Namun kandungan hormon estrogen dan
luar, termasuk masuknya benda asing dalam progesteron yang terkandung pada setiap
tubuh wanita yang dapat mengakibatkan produk pil KB kombinasi yang berbeda-beda
perkembangan sel ke arah keganasan. Wanita juga memberikan reaksi yang bervariasi di
di bawah usia 16 tahun sudah melakukan dalam tubuh. Beberapa efek samping yang
hubungan seksual biasanya 10-12 kali sering ditimbulkan bagi penggunanya adalah
berisiko lebih besar terserang kanker serviks perdarahan terutama jika lupa atau terlambat
daripada yang berusia 20 tahun ke atas. minum pil dan menstruasi tidak teratur
Hasil penelitian menunjukkan hampir
bahkan tidak menstruasi sama sekali.
sebagian pasien onkologi ginekologi yang
berkunjung di POSA RSUD Dr. Soetomo
menggunakan pil KB kombinasi ≥ 5 tahun
sebagai alat kontrasepsi sebanyak 44,6% (41
orang).
Penggunaan jangka panjang dari pil KB
kombinasi (5 tahun atau lebih) memang
sering dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker serviks. Namun pemakaian pil KB
kombinasi memberikan efek secara individual
terlepas dari berapa lama wanita
menggunakan pil KB kombinasi tersebut.
Teori yang dikemukan Bertiani (2009)
mengatakan bahwa ada kecenderungan bahwa
kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
Usia Kanker Kanker yang terkandung di dalamnya mengakibatkan
Wanita Serviks Lainnya Jumlah
Saat (100%) perkembangan sel kearah abnormal.
n % n % Hasil penelitian juga sejalan dengan
Coitarche
Risiko pendapat Purnomo (2009), umumnya sel-sel
Tinggi < 20 48 71,6 19 28,4 67
Tahun mukosa baru matang setelah wanita tersebut
Risiko berusia 20 tahun ke atas. Ketika hubungan
Rendah ≥ 24 96 1 4 25
seksual dilakukan saat wanita sudah berusia
20 tahun
Total 72 78,3 20 21,7 92 diatas 20 tahun, sel-sel mukosa rahim sudah
p = 0,025 OR (95% CI) = 0,105 tidak terlalu rentan terhadap perubahan
(0,013-0,834) maupun rangsangan dari luar dan paparan dari
sperma. Sebab pada dasarnya rangsangan dan
Risiko kanker serviks akan meningkat 10- paparan sperma termasuk zat-zat yang dibawa
12 kali lebih besar pada pernikahan usia muda oleh sperma inilah yang dapat merubah sifat
atau saat pertama kali coitarche, yaitu pada sel mengarah pada keganasan atau kanker.
usia 15-20 tahun atau pada belasan tahun serta Rangsangan dapat membuat sel tumbuh lebih
periode laten antara pertama kali coitarche banyak daripada sel yang mati sehingga
sampai terdeteksi kanker serviks selama 30 perubahannya tidak seimbang. Akhirnya
tahun (Diananda, 2009). Hasil penelitian yang kelebihan sel ini yang bisa merubah sifat
didapat, nilai p < α menunjukkan ada menjadi kanker.
hubungan antara usia wanita saat coitarche Ada hubungan antara usia wanita saat
dengan kejadian kanker serviks. Hasil coitarche dengan kejadian kanker serviks
penelitian ini mendukung teori yang secara statistik dengan besar risiko paparan
dikemukan oleh Aziz (2006) bahwa wanita usia wanita saat coitarche < 20 tahun terhadap
dibawah usia 16 tahun menikah biasanya 10- kanker serviks sebesar 0,105 menunjukkan
12 kali lebih besar terserang kanker serviks bahwa usia wanita saat coitarche < 20 sangat
daripada yang berusia 20 tahun ke atas. Pada kecil kemungkinan untuk terjadi kanker
rentang usia di bawah 20 tahun, perubahan sel serviks. Nilai odds ratio ini memberikan
dalam mulut rahim dalam keadaan sangat gambaran tentang prevalensi kejadian kanker
aktif dan seharusnya tidak terjadi kontak serviks di POSA RSUD Dr. Soetomo yang
ataupun rangsangan dari luar, termasuk berkaitan dengan salah satu faktor risiko yang
masuknya benda asing dalam tubuh wanita. diteliti dalam penelitian ini yaitu usia wanita
Adanya benda asing termasuk alat kelamin saat coitarche atau yang timbul akibat faktor-
laki-laki dan sel sperma serta zat-zat kimia faktor risiko tertentu. Sehingga dengan kata
lain, hasil penelitian menggambarkan faktor dan meningkat sesuai lamanya pemakaian
usia wanita saat coitarche malah menjadi (Sjamsuddin, 2001). Teori tersebut tidak
faktor pencegah dari kejadian kanker serviks. sejalan dengan hasil penelitian yang
Hal tersebut juga berarti bahwa usia wanita didapatkan secara statistik, karena nilai p > α
saat coitarche bukan menjadi faktor dominan menunjukkan tidak ada hubungan antara
terjadinya kanker serviks tapi disebabkan oleh lamanya pemakaian pil KB kombinasi dengan
faktor lain. kejadian kanker serviks.
Tidak adanya hubungan antara lama
Lama Kanker Kanker
Pemakaian Serviks Lainnya Jumlah pemakaian pil KB kombinasi ≥ 5 tahun
Pil KB 100 %
n % n % mungkin dapat disebabkan oleh faktor
Kombinasi
Risiko penyebab utama kanker serviks yaitu
Tinggi (≥ 5 33 80,5 8 19,5 41 terinfeksi virus HPV ditambah faktor-faktor
tahun)
Risiko risiko yang lain seperti faktor usia yang rentan
Rendah (< 39 76,5 12 23,5 51 terjadinya kanker serviks, paritas banyak,
5 Tahun)
kurangnya menjaga alat kewanitaan, pola
Total 72 78,3 20 21,7 92
makan yang tidak sehat dimana hal tersebut
p = 0,834
Persentase kelompok berisiko tinggi memicu meningkatkan risiko terjadinya
mengalami kanker serviks lebih besar kanker serviks. Penggunaan jangka panjang
dibandingkan dengan kelompok berisiko dari pil KB kombinasi (5 tahun atau lebih)
rendah dan persentase kelompok berisiko memang sering dikaitkan dengan peningkatan
rendah mengalami kanker lainnya lebih besar risiko kanker serviks (Bertiani, 2009).
dibandingkan dengan kelompok berisiko Namun, di antara wanita yang berhenti
tinggi sehingga hasil penelitian juga kurang menggunakan pil KB kombinasi setelah
dapat menggambarkan perbedaan yang sekian lama, risiko terjadi kanker serviks
bermakna mengenai lama pemakaian pil KB mungkin cenderung akan menurun dari waktu
kombinasi antara kelompok pasien yang ke waktu. Terlepas dari berapa lama wanita
mengalami kanker serviks dan yang terjadi tersebut menggunakan pil KB kombinasi,
kanker lainnya. pemakaian pil KB kombinasi memberikan
Kontrasepsi yang dipakai dalam jangka efek yang bervariasi pada setiap individu. Hal
waktu panjang yaitu > 5 tahun dapat itu karena kadar hormon pada setiap pil KB
meningkatkan risiko 1,53 kali terjadi kanker kombinasi tidak sama sehingga saat
serviks, WHO melaporkan risiko relatif pada dimasukkan ke dalam tubuh reaksinya juga
pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali akan bervariasi. Beberapa efek samping yang
sering ditimbulkan bagi penggunanya adalah KB kombinasi dengan kejadian kanker
perdarahan terutama jika lupa atau terlambat serviks di POSA RSUD Dr. Soetomo
minum pil dan menstruasi tidak teratur Surabaya.
bahkan tidak menstruasi sama sekali. Darah
yang terlalu sering keluar akan DAFTAR PUSTAKA
mengakibatkan luka pada rahim dan lambat
Aziz, F. 2000. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :
laun akan menimbulkan infeksi. Infeksi FKUI.
Bertiani E., S. 2009. Cara Cerdas Menghadapi
tersebutlah yang akan berpotensi
Kanker Serviks, Yogyakarta : Genius
memunculkan sel kanker di dalam rahim. Publisher.
Budiningsih, S. 2006. Buku Acuan Nasional
Begitu pula halnya dengan menstruasi yang
Onkologi Ginekologi. In: Aziz M., F.,
tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali Adrijono, Abdul B, S, editors.
Pemeriksaan Histopatologi dalam
akan membuat pengumpulan sel darah di
penanganan kanker ginekologi. Jakarta:
dalam rahim yang akan membuat Yayasan Bina Pustaka
Diananda, R., 2009. Mengenal Seluk Beluk
penumpukan darah kotor dan menjadi sarang
Kanker, Yogyakarta : Katahati
sel kanker. Laporan Poli Onkologi Satu Atap RSU. Dr.
Kemungkinan lain yang menyebabkan Soetomo Surabaya Tahun 2010-2012.
Mangan, Y. 2005. Cara Bijak Menaklukkan
tidak adanya hubungan antara lama
Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka.
pemakaian pil KB kombinasi dengan kejadian Purnomo, H. 2009. Pencegahan &
Pengobatan Penyakit Yang Paling
kanker serviks disebabkan karena persentase
Mematikan, Yogyakarta : Buana
kejadian kanker serviks memang lebih banyak Pustaka.
Sjamsuddin, S. 2001. Pencegahan dan Deteksi
ditemukan pada saat penelitian daripada
Dini Kanker Serviks. Jakarta : Cermin
persentase kejadian kanker lainnya. Pemilihan Dunia Kedokteran No. 133.
Wijaya, D. 2010. Pembunuh Ganas Itu
desain penelitian dalam penelitian ini
Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta :
mungkin juga menjadi kelemahan peneliti Sinar Kejora.
Wiknjosastro, H. (editor); 2006; Ilmu
karena faktor risiko mengenai lama
Kandungan; cetakan kelima. Jakarta :
pemakaian pil KB kombinasi tidak dapat Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
diukur secara akurat sehingga akan
mempengaruhi hasil penelitian.