Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE

DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI


DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS
DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Fitri Damiyanti1, Imam Susilo2, Atika3, Relly Yanuar Primariawan4


1. Prodi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya, Indonesia
2. Imam Susilo Departemen Patologi Anatomi Universitas Airlangga
Surabaya, Indonesia
3. Atika Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Pencegahan
Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia
4. Relly Yanuar Primariawan Departemen / SMF Obstetri Ginekologi RSUD
Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia

E-mail: vdHae_midwife@yahoo.com

ABSTRACT

Backgorund Cervical cancer is a malignancy that occurs on the cervix. Cervical cancer included in
many malignant cancer that strikes women. Preliminary studies in POSA RSUD Dr. Soetomo showed
an increase in total visits cervical cancer for 3 years. In 2010 as many as 4449 people, 5718 people in
2011 and further increased to 6724 people in 2012. This study aims to determine the relationship
between the women’s age when coitarche and the length of the use of oral combination pills with the
incidence of cervical cancer in POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Methods The study was an observational analytic cross sectional approach. The study population was
all gynecologic oncology patients who visited in May 2013. Sampling technique with consecutive
sampling with a sample size 92 people. Analysis of the data used the Chi-Square test wiht α = 0.05.
Result The result showed from 92 gynecologic oncology patients were 72 women going on cervical
cancer (78.3%), 67 women (71.6%) that their age when coitarche < 20 years and 41 women (44.6%)
that the length of the use of combination oral pills ≥ 5 years. Chi-Square test showed that there is
association between the women’s age when coitarche with the incidence of cervical cancer with p
value = 0.025 < α = 0.05, OR (95% CI) = 0,105 (0,013-0,834). Chi-Square test also showed that there
isn’t association between the length of the use of combination oral pills with cervical cancer incidence
with p value = 0.834> α = 0.05.
Conclusion There is association between the women’s age when coitarche with the incidence of
cervical cancer and there isn’t association between the length of the use of combination oral pills with
the incidence of cervical cancer.

Keyword : cervical cancer, coitarche, combination oral contraceptive pills


PENDAHULUAN menduduki tempat kedua urutan kanker yang
Kanker secara umum merupakan bentuk
sering menyerang wanita setelah kanker
pertumbuhan sel-sel dalam tubuh (khususnya
payudara. Jumlah pasien baru yang
di mulai di bagian organ tertentu yang rentan)
berkunjung dan terdeteksi mengidap kanker
yang abnormal. Keabnormalan kanker
serviks selama 3 tahun terakhir ini mengalami
tercermin dari adanya kemampuan tumbuh sel
peningkatan. Pada tahun 2010 terdapat 225
yang tidak terbatas dan tidak terkontrol. Sel-
orang pasien kunjungan baru yang terdeteksi
sel kanker akan berkembang dengan cepat
kanker serviks, 289 orang pada tahun 2011
dan tidak terkendali dan akan terus membelah
dan 336 orang pasien kunjungan baru
diri selanjutnya menyusup ke jaringan
terdeteksi kanker serviks pada tahun 2012.
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
Jadi total kunjungan penderita kanker serviks
melalui jaringan ikat, darah dan menyebar ke
pada tahun 2010 sebanyak 4449 orang, 5718
daerah-daerah penting pada saraf tulang
orang pada tahun 2011 dan semakin
belakang (Mangan, 2005).
meningkat menjadi 6724 orang pada tahun
Kanker serviks atau yang lebih dikenal
2012 (Laporan POSA RSUD. Dr. Soetomo,
dengan kanker leher rahim termasuk ke dalam
2010-2012).
kanker yang ganas yang banyak menyerang
Keadaan kanker serviks dapat meningkat
wanita. Kanker serviks adalah suatu proses
dengan adanya berbagai faktor risiko
keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga
diantaranya adalah usia wanita saat coitarche
jaringan disekitarnya tidak dapat
dan pemakaian kontrasepsi hormonal dalam
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya
jangka waktu lama (5 tahun atau lebih).
(Bertiani, 2009).
Melakukan hubungan seksual pada usia muda
Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker
merupakan faktor utama, sebab semakin
yang berkunjung ke Rumah Sakit di Indonesia
muda seorang wanita melakukan hubungan
mencapai 6.511 dengan proporsi pasien
seksual, semakin besar risikonya untuk
kanker serviks yang rawat jalan adalah
terkena kanker serviks. Pemakaian alat
16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain
kontrasepsi memiliki berbagai macam
itu lebih dari 70% kasus kanker serviks
keuntungan dan kerugian bagi para
datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium
akseptornya. Pemakaian dalam jangka waktu
lanjut (Depkes RI, 2005).
Hasil rekapitulasi pasien yang berkunjung yang lama (5 tahun atau lebih) dapat
ke Poli Onkologi Satu Atap (POSA) RSUD. memberikan efek negatif pada kanker serviks
Dr. Soetomo dari tahun 2010 sampai dengan yaitu meningkatkan risiko kanker serviks
2011 menunjukkan kejadian kanker serviks sebanyak 2 kali. Tujuan dalam penelitian ini
adalah menganalisis hubungan usia wanita data nomor rekam medik, hasil biopsi /
saat coitarche dan lama pemakaian pil KB operasi / patologi anatomi yang menunjukkan
kombinasi dengan kejadian kanker serviks di diagnosis positif kanker serviks.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Karakteristik Responden N %
Kejadian Terjadi 72 78,3
anaitik observasional dengan pendekatan
Kanker Seviks Kanker 20 21,7
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini Serviks
Terjadi
adalah semua pasien rawat jalan onkologi
Kanker
ginekologi yang berkunjung di POSA RSUD Lainnya
Umur > 35 tahun 81 88
Dr. Soetomo Surabaya periode bulan Mei
≤ 35 tahun 11 12
2013. Besar sampel sebanyak 92 orang yang Paritas ≥3 21 22,8
sesuai dengan kriteria sampel, diambil secara <3 71 77,2
Usia Coitarche < 20 Tahun 67 71,6
consecutive sampling. Wanita yang tidak ≥ 20 Tahun 25 28,4
mempunyai riwayat pemakaian pil KB Lama ≥ 5 Tahun 41 44,6
Pemakaian Pil < 5 Tahun 51 55,6
kombinasi tidak diikutsertakan sebagai KB Kombinasi
sampel.
Variabel dalam penelitian ini yaitu Kanker serviks secara umum merupakan

kejadian kanker serviks (variabel dependen), bentuk pertumbuhan sel yang abnormal yang

usia wanita saat coitarche dan lama terjadi pada serviks, sehingga jaringan

pemakaian pil KB kombinasi (variabel disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi

independen). Penelitian ini dilaksanakan di sebagaimana mestinya (Bertiani, 2009).

POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama 2 Keadaan tersebut disebabkan oleh banyaknya

minggu pada bulan Mei 2013. faktor pemicu antara lain infeksi virus HPV
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sebagai penyebab utama terjadinya kanker
primer diperoleh melalui wawancara kepada serviks. Teori Wijaya (2010) menyatakan
pasien berupa sejumlah pertanyaan tertulis bahwa kasus penyakit kanker serviks lebih
yang digunakan untuk memperoleh data atau banyak disebabkan oleh infeksi yang terus
informasi mengenai usia wanita saat menerus dari Human Papiloma Virus (HPV)
coitarche dan lama pemakaian pil KB yang biasanya ditularkan melalui hubungan
kombinasi yang merupakan faktor risiko seksual. Kanker serviks berpotensi paling
terjadinya kanker serviks. Data sekunder besar pada usia antara 35-55 tahun. Pada usia
diperoleh melalui rekam medik pasien berupa 35-55 tahun memiliki risiko 2-3 kali lipat
untuk menderita kanker serviks (Bertiani, berpengaruh terhadap kejadian kanker
2009). Hasil penelitian didapatkan sebagian serviks. Tingginya paritas dipengaruhi karena
besar pasien onkologi ginekologi yang usia pertama kali menikah pertama pada
berkunjung di POSA RSUD Dr. Soetomo usia wanita, karena semakin muda seorang wanita
> 35 tahun sebanyak 88% (81 orang). menikah maka kemungkinan waktu untuk
Kejadian kanker serviks banyak terjadi pada melahirkan semakin panjang. Semakin muda
usia rentan yaitu > 35 tahun mungkin seorang wanita menikah, maka semakin
disebabkan karena pada usia tersebut daya panjang masa reproduksinya dan semakin
tahan / kekebalan tubuh yang sudah mulai besar pula kemungkinan mempunyai seorang
menurun akibat penurunan kinerja organ- anak (Wiknjosastro, 2006)
Idealnya seorang wanita melakukan
organ tubuh membuat seseorang mudah
hubungan seksual adalah pada usia 20 tahun
terserang atau terinfeksi suatu penyakit
ke atas, karena pada usia tersebut diharapkan
dibandingan pada wanita yang usianya < 35
sel-sel mukosa dari alat kandungannya tidak
tahun dengan sistem kekebalan tubuh yang
lagi terlalu rentan terhadap perubahan yang
jauh masih baik. Keadaan ini diperkuat
bisa merubah keadaan sel yang normal
dengan teori yang dikemukakan oleh Aziz
menjadi ke dalam keadaan abnormal /
(2006), umumnya insiden kanker serviks
mengarah pada keganasan (Diananda, 2009).
sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak
sesudahnya menaik dengan cepat dan
terdapat wanita yang usia coitarchenya < 20
menetap pada usia 50 tahun.
Kerusakan jaringan epitel serviks akan tahun sebanyak 71,6% (67 orang).
Perilaku hubungan seksual usia dini
berkembang kearah pertumbuhan sel
berhubungan dengan dampak yang akan
abnormal yang berpotensi ganas. Seringnya
ditimbulkan dikemudian hari, baik secara
seorang ibu melahirkan, maka akan
fisik maupun emosionalnya. Beberapa risiko
berdampak pada seringnya terjadi perlukaan
yang mungkin dapat ditimbulkan dari
di organ reproduksinya yang akhirnya luka
hubungan seksual yang dilakukan pada usia
tersebut akan memudahkan timbulnya HPV
dini dapat memicu terjadinya berbagai macam
sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker
penyakit terutama kanker serviks. Aktifitas
serviks (Bertiani, 2009). Hasil penelitian
seksual yang dilakukan pada usia muda
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
menunjukkan bahwa wanita sudah melakukan
onkologi ginekologi yang berkunjung ke
kontak fisik dengan lawan jenisnya sehingga
POSA RSUD Dr. Soetomo mempunyai
wanita tersebut sudah mendapat rangsangan
paritas ≤ 3. Tingginya paritas cukup
dari luar / masuk benda asing ke dalam tubuh progesteron menyebabkan meningkatnya
wanita termasuk alat kelamin pria dan sel risiko kanker payudara, kanker leher rahim,
sperma serta zat-zat kimia yang terkandung di kanker rahim dan kanker prostat dan buah
dalamnya yang dapat mengakibatkan zakar pada pria. Pada wanita yang memakai
perkembangan sel ke arah abnormal. Keadaan estrogen tidak terkontrol memungkinkan
ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh terjadinya kanker serviks. Estrogen
Aziz (2006), pada rentang usia di bawah 20 merangsang semakin menebalnya dinding
tahun, perubahan sel dalam mulut rahim endometrium dan merangsang sel-selnya
dalam keadaan sangat aktif dan seharusnya berubah sifat menjadi kanker atau keganasan.
tidak terjadi kontak ataupun rangsangan dari Namun kandungan hormon estrogen dan
luar, termasuk masuknya benda asing dalam progesteron yang terkandung pada setiap
tubuh wanita yang dapat mengakibatkan produk pil KB kombinasi yang berbeda-beda
perkembangan sel ke arah keganasan. Wanita juga memberikan reaksi yang bervariasi di
di bawah usia 16 tahun sudah melakukan dalam tubuh. Beberapa efek samping yang
hubungan seksual biasanya 10-12 kali sering ditimbulkan bagi penggunanya adalah
berisiko lebih besar terserang kanker serviks perdarahan terutama jika lupa atau terlambat
daripada yang berusia 20 tahun ke atas. minum pil dan menstruasi tidak teratur
Hasil penelitian menunjukkan hampir
bahkan tidak menstruasi sama sekali.
sebagian pasien onkologi ginekologi yang
berkunjung di POSA RSUD Dr. Soetomo
menggunakan pil KB kombinasi ≥ 5 tahun
sebagai alat kontrasepsi sebanyak 44,6% (41
orang).
Penggunaan jangka panjang dari pil KB
kombinasi (5 tahun atau lebih) memang
sering dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker serviks. Namun pemakaian pil KB
kombinasi memberikan efek secara individual
terlepas dari berapa lama wanita
menggunakan pil KB kombinasi tersebut.
Teori yang dikemukan Bertiani (2009)
mengatakan bahwa ada kecenderungan bahwa
kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
Usia Kanker Kanker yang terkandung di dalamnya mengakibatkan
Wanita Serviks Lainnya Jumlah
Saat (100%) perkembangan sel kearah abnormal.
n % n % Hasil penelitian juga sejalan dengan
Coitarche
Risiko pendapat Purnomo (2009), umumnya sel-sel
Tinggi < 20 48 71,6 19 28,4 67
Tahun mukosa baru matang setelah wanita tersebut
Risiko berusia 20 tahun ke atas. Ketika hubungan
Rendah ≥ 24 96 1 4 25
seksual dilakukan saat wanita sudah berusia
20 tahun
Total 72 78,3 20 21,7 92 diatas 20 tahun, sel-sel mukosa rahim sudah
p = 0,025 OR (95% CI) = 0,105 tidak terlalu rentan terhadap perubahan
(0,013-0,834) maupun rangsangan dari luar dan paparan dari
sperma. Sebab pada dasarnya rangsangan dan
Risiko kanker serviks akan meningkat 10- paparan sperma termasuk zat-zat yang dibawa
12 kali lebih besar pada pernikahan usia muda oleh sperma inilah yang dapat merubah sifat
atau saat pertama kali coitarche, yaitu pada sel mengarah pada keganasan atau kanker.
usia 15-20 tahun atau pada belasan tahun serta Rangsangan dapat membuat sel tumbuh lebih
periode laten antara pertama kali coitarche banyak daripada sel yang mati sehingga
sampai terdeteksi kanker serviks selama 30 perubahannya tidak seimbang. Akhirnya
tahun (Diananda, 2009). Hasil penelitian yang kelebihan sel ini yang bisa merubah sifat
didapat, nilai p < α menunjukkan ada menjadi kanker.
hubungan antara usia wanita saat coitarche Ada hubungan antara usia wanita saat
dengan kejadian kanker serviks. Hasil coitarche dengan kejadian kanker serviks
penelitian ini mendukung teori yang secara statistik dengan besar risiko paparan
dikemukan oleh Aziz (2006) bahwa wanita usia wanita saat coitarche < 20 tahun terhadap
dibawah usia 16 tahun menikah biasanya 10- kanker serviks sebesar 0,105 menunjukkan
12 kali lebih besar terserang kanker serviks bahwa usia wanita saat coitarche < 20 sangat
daripada yang berusia 20 tahun ke atas. Pada kecil kemungkinan untuk terjadi kanker
rentang usia di bawah 20 tahun, perubahan sel serviks. Nilai odds ratio ini memberikan
dalam mulut rahim dalam keadaan sangat gambaran tentang prevalensi kejadian kanker
aktif dan seharusnya tidak terjadi kontak serviks di POSA RSUD Dr. Soetomo yang
ataupun rangsangan dari luar, termasuk berkaitan dengan salah satu faktor risiko yang
masuknya benda asing dalam tubuh wanita. diteliti dalam penelitian ini yaitu usia wanita
Adanya benda asing termasuk alat kelamin saat coitarche atau yang timbul akibat faktor-
laki-laki dan sel sperma serta zat-zat kimia faktor risiko tertentu. Sehingga dengan kata
lain, hasil penelitian menggambarkan faktor dan meningkat sesuai lamanya pemakaian
usia wanita saat coitarche malah menjadi (Sjamsuddin, 2001). Teori tersebut tidak
faktor pencegah dari kejadian kanker serviks. sejalan dengan hasil penelitian yang
Hal tersebut juga berarti bahwa usia wanita didapatkan secara statistik, karena nilai p > α
saat coitarche bukan menjadi faktor dominan menunjukkan tidak ada hubungan antara
terjadinya kanker serviks tapi disebabkan oleh lamanya pemakaian pil KB kombinasi dengan
faktor lain. kejadian kanker serviks.
Tidak adanya hubungan antara lama
Lama Kanker Kanker
Pemakaian Serviks Lainnya Jumlah pemakaian pil KB kombinasi ≥ 5 tahun
Pil KB 100 %
n % n % mungkin dapat disebabkan oleh faktor
Kombinasi
Risiko penyebab utama kanker serviks yaitu
Tinggi (≥ 5 33 80,5 8 19,5 41 terinfeksi virus HPV ditambah faktor-faktor
tahun)
Risiko risiko yang lain seperti faktor usia yang rentan
Rendah (< 39 76,5 12 23,5 51 terjadinya kanker serviks, paritas banyak,
5 Tahun)
kurangnya menjaga alat kewanitaan, pola
Total 72 78,3 20 21,7 92
makan yang tidak sehat dimana hal tersebut
p = 0,834
Persentase kelompok berisiko tinggi memicu meningkatkan risiko terjadinya
mengalami kanker serviks lebih besar kanker serviks. Penggunaan jangka panjang
dibandingkan dengan kelompok berisiko dari pil KB kombinasi (5 tahun atau lebih)
rendah dan persentase kelompok berisiko memang sering dikaitkan dengan peningkatan
rendah mengalami kanker lainnya lebih besar risiko kanker serviks (Bertiani, 2009).
dibandingkan dengan kelompok berisiko Namun, di antara wanita yang berhenti
tinggi sehingga hasil penelitian juga kurang menggunakan pil KB kombinasi setelah
dapat menggambarkan perbedaan yang sekian lama, risiko terjadi kanker serviks
bermakna mengenai lama pemakaian pil KB mungkin cenderung akan menurun dari waktu
kombinasi antara kelompok pasien yang ke waktu. Terlepas dari berapa lama wanita
mengalami kanker serviks dan yang terjadi tersebut menggunakan pil KB kombinasi,
kanker lainnya. pemakaian pil KB kombinasi memberikan
Kontrasepsi yang dipakai dalam jangka efek yang bervariasi pada setiap individu. Hal
waktu panjang yaitu > 5 tahun dapat itu karena kadar hormon pada setiap pil KB
meningkatkan risiko 1,53 kali terjadi kanker kombinasi tidak sama sehingga saat
serviks, WHO melaporkan risiko relatif pada dimasukkan ke dalam tubuh reaksinya juga
pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali akan bervariasi. Beberapa efek samping yang
sering ditimbulkan bagi penggunanya adalah KB kombinasi dengan kejadian kanker
perdarahan terutama jika lupa atau terlambat serviks di POSA RSUD Dr. Soetomo
minum pil dan menstruasi tidak teratur Surabaya.
bahkan tidak menstruasi sama sekali. Darah
yang terlalu sering keluar akan DAFTAR PUSTAKA
mengakibatkan luka pada rahim dan lambat
Aziz, F. 2000. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :
laun akan menimbulkan infeksi. Infeksi FKUI.
Bertiani E., S. 2009. Cara Cerdas Menghadapi
tersebutlah yang akan berpotensi
Kanker Serviks, Yogyakarta : Genius
memunculkan sel kanker di dalam rahim. Publisher.
Budiningsih, S. 2006. Buku Acuan Nasional
Begitu pula halnya dengan menstruasi yang
Onkologi Ginekologi. In: Aziz M., F.,
tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali Adrijono, Abdul B, S, editors.
Pemeriksaan Histopatologi dalam
akan membuat pengumpulan sel darah di
penanganan kanker ginekologi. Jakarta:
dalam rahim yang akan membuat Yayasan Bina Pustaka
Diananda, R., 2009. Mengenal Seluk Beluk
penumpukan darah kotor dan menjadi sarang
Kanker, Yogyakarta : Katahati
sel kanker. Laporan Poli Onkologi Satu Atap RSU. Dr.
Kemungkinan lain yang menyebabkan Soetomo Surabaya Tahun 2010-2012.
Mangan, Y. 2005. Cara Bijak Menaklukkan
tidak adanya hubungan antara lama
Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka.
pemakaian pil KB kombinasi dengan kejadian Purnomo, H. 2009. Pencegahan &
Pengobatan Penyakit Yang Paling
kanker serviks disebabkan karena persentase
Mematikan, Yogyakarta : Buana
kejadian kanker serviks memang lebih banyak Pustaka.
Sjamsuddin, S. 2001. Pencegahan dan Deteksi
ditemukan pada saat penelitian daripada
Dini Kanker Serviks. Jakarta : Cermin
persentase kejadian kanker lainnya. Pemilihan Dunia Kedokteran No. 133.
Wijaya, D. 2010. Pembunuh Ganas Itu
desain penelitian dalam penelitian ini
Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta :
mungkin juga menjadi kelemahan peneliti Sinar Kejora.
Wiknjosastro, H. (editor); 2006; Ilmu
karena faktor risiko mengenai lama
Kandungan; cetakan kelima. Jakarta :
pemakaian pil KB kombinasi tidak dapat Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
diukur secara akurat sehingga akan
mempengaruhi hasil penelitian.

SIMPULAN DAN SARAN


Ada hubungan antara usia wanita saat
coitarche dengan kejadian kanker serviks di
POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Tidak
ada hubungan antara lamanya pemakaian pil

Anda mungkin juga menyukai