Anda di halaman 1dari 14

REVOLUSI TEKNOLOGI ABAD KE-20

DI INDONESIA DAN DUNIA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

M. Habib Citra Bella Andini

M. Robiul Juniharto Septi Sri Lestari

Riki Wahyudi Siti Hijrianti

Sumantri Wenti Aryani

XII IPS 3

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
REVOLUSI TEKNOLOGI ABAD KE-20 DI INDONESIA DAN DUNIA”. Makalah ini telah
kami susun semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari isi, segi susunan kalimat, maupun bahasanya. Oleh karena itu
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bayung Lencir, Juli 2018

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….............

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..............

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….


C. Tujuan………………………………………………………………………………………………
D. Manfaat …………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan IPTEK…………………………………………………………

B. Kemajuan IPTEK Pada Masa Orde Baru……………………………..

C. Revolusi hijau……………………………………………………………………..

D. Perkembangan Sistem Informasi , Komunikasi,

dan Transportasi …………………………………………………………………………..


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat dibutuhkan oleh setiap negara.
Begitu pula Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sebagai negara sedang
berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan Indonesia
meliputi berbagai bidang, terutama pertanian, informasi, komunikasi,
transportasi, dan perhubungan.
Pada tahun 60-an Indonesia mulai menerapkan revolusi hijau untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Revolusi hijau dapat di artikan
sebagai pengembangan teknologi pertanian guna meningkatkan produksi
pangan. Selain pertanian, informasi, komunikasi, dan transportasi
merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk mempercepat
arus informasi dan kumunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan IPTEK?
2. Bagaimana kemajuan IPTEK pada masa orde baru?
3. Bagaimana revolusi hijau itu?
4. Bagaimana perkembangan sistem informasi, komunikasi dan
transportasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan IPTEK
2. Untuk mengetahui kemajuan IPTEK pada masa orde baru
3. Untuk mengetahui revolusi hijau
4. Untuk mengetahui perkembangnan sistem informasi, komunikasi, dan
transportasi

D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan para pembacanya
2. Dapat memberikan informasi tentang revolusi teknologi abad ke-20
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan IPTEK
Pada zaman kuno, ilmu pengetahuan tumbuh pesat. Kerajaan Mesir,
Mesopotamia, Cina, Yunani, serta Romawi merupakan pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan pada zaman kuno. Pada abad pertengahan (sekitar tahun
476-1453) perkembangan ilmu pengetahuan berhenti. Pada akhir Abad
Pertengahan (sekitar abad ke-15), di Eropa muncul gerakan yang bertujuan
mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Gerakan tersebut
dikenal dengan istilah Renaisans, yaitu gerakan yang ingin melahirkan
kemampuan manusia baik car berpikir, menemukan, dan menciptakan.
Gerakan yang bertujuan dan mengembangkan kebudayaan serta ilmu
pengetahuan untuk diabadikan bagi kepentingan manusia itu dinamakan
humanisme. Gerakan renaisans dan humanisme telah mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Abad ke-18 merupakan abad penemuan berbagai ilmu pengetahuan, baik
pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, maupun teknologi. Oleh karena
itu, abad ke-18 disebut the age of reason atau abad pemikir.
Penemuan-penemuan di bidang teknologi merupakan awal abad teknologi
yang membawa dunia ini berkembang jauh lebih cepat dari masa-masa
sebelumnya. Sehingga abad ke-20 manusia telah mampu menciptakan
berbagai peralatan dan teknologi canggih.

b. Kemajuan IPTEK pada Masa Orde Baru

1. IPTN/ PT DI
Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) didirikan di Jakarta pada tanggal
23 April 1976, tetapi pusatnya di Bandung. IPTN adalah satu-satunya industri
yang menghasilkan pesawat terbang di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Sebelumnya, IPTN bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang
dipimpin oleh B.J. Habibie. Tanggal 11 Oktober 1985, namanya diubah
menjadi IPTN dan mengalami restrukturisasi pada tanggal 24 Agustus 2000.
Sejak saat itu IPTN berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).

IPTN memproduksi berbagai pesawat komersial, pesawat militer,


komponen pesawat, pertahanan, dan teknik (engineering).
2. Teknik Konstruksi Sosrobahu
Pada tahun 1980-an, Jkarta mengalami permasalahan kemacetan lalu lintas
yang parah. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah, pemerintah
Orde Baru berencana membangun jalan layang. Pada tahun 1987, PT Hutama
Karya memperoleh order dari pemerintah untuk membangun jalan layang
dari Cawang sampai TanjungPriok. Jalan ini di bangun di atas jalan Ahmad
Yani. Teknik tersebut diperkenalkan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Awalnya
teknik ini disebut Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH). Presiden Soeharto
kemudian menyebutnya Sosrobahu, diambil dari cerita Mahabrata. Teknik
Sosrobahu adalah teknik memutar bahu dengan beton jalan layang.

3. PT PAL
Awalnya PT PAL Indonesia adalah galangan kapal bernama Marina.
Perusahaan kapal ini didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939.
Pada masa pendudukan Jepang , perusahaan ini berubah nama menjadi
Kaigun SE 2124 . Setelah kemerdekaan pemerintah menasionalisasi dan
mengubah namanaya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada 15 April
1980, pemerintah mengubah status perusahaan ini dari perusahaan umum
menjadi Perseroan Terbatas. . Kemampuan rancang bangun yang tinggi dan
kualitas PT PAL telah diakui dunia intermnasional. Kapal-kapal produksi PT
PAL telah melayari seluruh perairan dunia.

4. PT PINDAD
PT PINDAD sudah berdirisejak tahun 1808. Pada awalnya berupa bengkel
peralatan militer di Surabaya dengan nama Altillerie Constructie Winkel (ACW).
Bengkel ini kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dan mengalami
perubahan pengelola. Kemudian dipindahkan ke Bandung pada tahun 1923.
Pada tahun 1950, pemerintah Belanda menyerahkan pabrik ini kepada
pemerintah Indonesia. Namanya pun berganti menjadi Pabrik Senjata dan
Mesiu (PSM), berlokasi di Kiara Condong, Bandung. Sejak saat itu namanya
berubah industri peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT
PINDAD berubah statusnya menjadi BUMN dengan nama PT PINDAD (Persero)
pada 29 April 1983.
C. Revolusi Hijau

1. Perkembangan Revolusi Hijau


Revolusi hijau adalah suatu revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-
penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas, gandum, padi,
dan jagung yang mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut.
Munculnya Revolusi ini didasari oleh berbagai masalah yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat. Salah satunya pertambahan jumlah penduduk yang pesat,
tetapi tidak mendiimbangi oleh peningkatan produksi pertanian.

a. Latar Belakang Lahirnya Revolusi Hijau

Adapun latar belakang lahirnya Revolusi Hijau adalah sebagai berikut :


1. Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
2. Pertambahan penduduk sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
3. Adanya lahan kosong.
4. Upaya peningkatan produksi pertanian.

Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus
pada tahun 1766 - 1834. yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah
masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan
dari Inggris. Dalam bukunya yang berjudul "Essay on the Principles of Population",
Malthus meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak
mungkin dihindari.
Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan
peningkatan produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus, pertumbuhan
penduduk berjalan menurut deret ukur sedangkan peningkatan produksi pertanian
berjalan berdasarkan deret hitung.
Ternyata tulisan Thomas Robert Malthus membawa beberapa pengaruh, antara lain :
1. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah
kelahiran.
2. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
daerah-daerah atau negara miskin di dunia.

b. Perkembangan Revolusi Hijau

Perang dunia I membawa akibat hancurnya lahan pertanian di Eropa. Hal tersebut
mengancam hasil produksi pangan. Guna mengatasi masalah tersebut, para
pengusaha Amerika Serikat berupaya mengembangkan pertanian untuk mencukupi
kebutuhan pangan. Penelitian dilakukan di negara bekembang sepertti Meksiko,
India, Filipina, dan Pakistan. Dalam penelitian ini, para ahli mencari berbagai varietas
tanaman penghasil biji-bijian, terutama beras dan gandum. Berkembangnya
teknologi alat-alat pertanian membuat pengolahan lahan menjadi semakin baik.
Perkembangan Revolusi Hijau selanjutnya terjadi setelah Perang Dunia II. Akibat
perang dunia II, lahan-lahan pertanian di Eropa mengalami kehancuran yang luar
biasa dan menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Oleh karena itu, berbagai
upaya untuk meningkatkan produksi pertanian terus dilakukan melalui pembukaan
lahan pertanian baru, mekanisme pertanian, penggunaan pupuk, dan mencari
metode yang tepat untuk memberantas hama tanaman.

2. Revolusi Hijau di Negara-Negara Berkembang


Negara-negara berkembang seperti India dan Filipina merupakan contoh negara
yang mendapat pengaruh besar dari adanya revolusi hijau. Terbukti dengan
berhasilnya kedua negara tersebut dalam meningkatkan hasil produksi pangannya.
Hal tersebut menimbulkan optimisme bahwa pengembangan revolusi hijau dapat
menghasilkan persediaan pangan bagi penduduk di dunia.
Para petani di negara-negara berkembang menyambut baik berbagai metode yang
diharapkan dalam revolusi hijau. Hal ini dikarenakan metode-metode tersebut telah
terbukti dapat meningkatkan hasil pertanian yang menakjubkan dalam kurun waktu
tahun 1967-1970.
Lembaga penelitian seperti IRRI (International Rice Research Institute) atau institut
Penelitian Padi Internasional di Filipina telah berhasil mengembangkan bibit baru
yang sangat produktif yang dikenal dengan nama IR-8. Varietas baru tersebut
merupakan hasil persilangan genetik antara varietas padi kerdil dari Taiwan yang
bernama Dee- Geowoogen dan varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama
Peta.
IR-8 atau 8-288-3 di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan pada PB-8. Dengan
ditopang oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, bibit baru tersebut dapat
meningkatkan hasil produksi pertanian di kawasan Asia Tenggara.

3. Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia

Revolusi Hijau di Indoneisa ditandai dengan ekstensifikasi dan intensifikasi


pertanian. Ekstensifikasi dilakukan dengan perluasan lahan pertanian. Adapun
intensifikasi dilakukan dengan perluasan panca usaha tani, yang meliputi teknik
pengolahan lahan, irigasi, pemupukan, pemberantasan hama, dan penggunaan bibit
unggul.
Keberhasilan pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia menguntungkan para petani.
Mereka dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Daerah-daerah yang
sebelumnya memproduksi hasil tanaman secara terbatas dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan minimum masyarakatnya, kini dapat menikmati hasil yang
lebih baik berkat revolusi hijau. Kekurangan bahan pangan yang selama ini dialami
telah berhasil diatasi.
Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, semua sektor ekonomi dilanda krisi.
Akan tetapi, sektor pertanian tetap menjadi pilar penyangga perekonomian
indonesia. Ketika itu, banyak orang berbondong-bondong mengalihkan usahnya ke
bidang agrobisnis.
4. Dampak Revolusi Hijau

Dampak positif Revolusi Hijau bagi umat manusia, antara lain sebagai berikut.

1. Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek


sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu kali
menjadi dua kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih banyak. Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan
hama dan penyakit akan menambah kebutuhan tenaga kerja.
2. Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi,
biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang
dihasilkannya akan memberikan sisa keuntungan jauh lebih besar daripada
usaha pertanian tradisional.
3. Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada
umumnya akan pentingnya teknologi. Dalam hal ini, terkandung pandangan
atau harapan bahwa dengan masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan
ekonomi, petani, dan masyarakat pada umumnya akan menjadi sejahtera.
4. Revolusi Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil
melimpah akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di
masyarakat. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara, misalnya di Indonesia

Dampak negatif munculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain
sebagai berikut.

1. Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen secara bersama-sama


pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli memborong
seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya,
kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.
2. Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan
makin kuat.
3. Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga
berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
4. Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara
keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani
kaya.

D. Perkembangan Sistem Informasi, Komunikasi, dan


Transportasi

Pembangunan informasi, komunikasi, dan transportasi memiliki tujuan berikut.


1. Memperlancar penyebarluasan informasi pembangunan dan hasil-hasilnya.
2. Memperlancar perniagaan dari daerah satu ke daerah lain.
3. Mempercepat arus siaran, baik dalam maupun luar negeri.
4. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
5. Memperlancar pembukaan daerah baru dan pembukaan daerah-daerah terpencil.
1. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD)
Manusia mampu menciptakan satelit buatan yang ditempatkan dalam orbit dengan
tujuan tertentu. Sateli-satelit buatan itu sangat bermanfaat bagi manusia. Manfaat
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan industri antariksa untuk mendesain dan membuat perlengkapan
ruang angkasa.
b. Mempermudah dalam menerima pesan mengenai citra cuaca, dengan foto-foto
yang dibuat oleh satelit cuaca
c. Memancarkan siaran televisi ke seluruh dunia.
Pada 9 Juli 1976, diluncurkan Satelit Palapa A1 milik Indonesia dari Kennedy Space
Center, Florida, Amerika Serikat. Satelit Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 11 Maret
1977, berfungsi sebagai cadangan yang siap digunakan bila Palapa A1 mengalamai
kerusakan atau gangguan. Pada 18 juni 1983, diluncurkan lagi satelit Palapa B1 untuk
menggantikan Palapa A1 dan A2 kemudian disusul dengan peluncuran Satelit Palapa
B2. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 diluncurkan Satelit Palapa
B4. Pada bulan Januari 1996 diluncurkan Satelit Palapa C1 sebagai pengganti Satelit
Palapa B2P. Pada Mei 1996, diluncurkan Satelit Palapa C2 yang dibuat oleh Huge
Spacecraft, Amerika Serikat. Pada bulan Agustus 2009, diluncurkan Satelit Palapa D
yang dibuat oleh Thales Alenia Space, Prancis.

2. Radio

Dr. Lee de Forest dari Amerika Serikat dianggap sebagai pelopor ditemukannya radio
pada tahun 1916. Oleh karena itu, ia dijuluki the father of radio. Sebelumnya
Guglielmo Marconi telah merintis penemuan teknologi radio sejak tahun 1894.
Perkembangan radio di Indonesia dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Radio siaran
pertama di Indonesia adalah Bataviasche Radio Vareeniging (BRV) yang berdiri di
Jakarta pada tanggal 16 Juni 1925.
Pada 29 Maret 1937, atas usaha Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito
Mangunkusumo, berdiri Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) di
Bandung.
Pada zaman Jepang, perkembangan radio mengalai kemunduran karena perintah
pendudukan Jepang mengatur radio siaran secara ketat. Pada masa itu, semua radio
siaran diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Akan tetapi, selama pendudukan
Jepang, kebudayaan dan kesenian mengalami kemajuanyang pesat.
Pada awal kemerdekaan radio siaran belum terorganisir dengan baik. Pada tanggal
10 September 1945, pemimpin-pemimpin radio siaran dari seluruh Jawa berkumpul
di Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut. Pada 11 September mereka
mencapai kesepakatan untuk mndirikan radio siaran yang bernama Radio Republik
Indonesia (RRI).
Di samping RRI, ada ada juga siaran radio oleh pihak swasta. Dalam perkembangan
selanjutnya, pertumbuhan radio-radio nonpemerintah baik yang bersifat komersial
maupun nonkomersial semakin banyak jumlahnya sehingga perlu diimbangi dengan
usaha-usaha pembinaan. Untuk itu, pada tahun 1970 pemerintah mengeuarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Nonpemerintah.
Radio siaran nonpemeritah yang kemudian dikenal sebagai radio swasta niaga yang
semakin lama semakin banyak menyadari betapa pentingnya kedudukan dan
fungsinya di masyarakat. Sejak tahun 1974, stasiun radio swasta niaga berhimpun
dalam satu wadah yang disebut Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia
(PRSSNI).

3. Televisi

Teknologi media televisi berawal dari penemuanel ectrische teleskop sebagai


perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin, Jerman bernama Paul Gotlieb
Nipkow. Ia menggunakan electrische teleskop untuk mengirim gambar melalui udara
dari satu tempat ke tempat lain.
Di Amerika Serikat, televisi mulai dapat dinikmati oleh masyarakat pada tahun 1939.
Namun hal ini sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II
berakhir, kegiatan dalam bidang pertelevisian mulai berkembang lagi. Di Indonesia,
media televisi mulai diperkenalkan pada tahun 1962, yaitu bertepatan dengan
penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta. Peresmian stasiun televisi dengan nama
Televisi Republik Indonesia (TVRI) tersebut dibuka oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 24 Agustus 1962.
Perkembangan pertelevisian Indonesia semakin pesat sejak pemerintah mengizinkan
kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989. Stasiun televisi swasta
pertama di Indonesia adalah RCTI. Televisi swasta tersebut resmi mengudara pada
tanggal 24 Agustus 1989.
Perkembangan televisi mempunyai dampak besar dalam kehidupan manusia.
Dampak tersebut dapat dilihat pada bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan negara. Dampak lain dari keberadaan televisi adalah munculnya budaya
konsumerisme.

4. Perkembangan Pers dan Media elektronika

Dasar pembinaan pers nasional adalah Ketetapan MPRS Nomor IV Tahun 1966.
Dengan dasar Ketetapan MPRS tersebut, disahkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun
1966 tentang Ketentuan Pokok Pers, yang kemudian disempurnakan lagi dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967. Fungsi pers nasional menurut undang-undang
tersebut adalah sebagai alat revolusi dan media massa yang bersifat aktif, dinamis,
kreatif, edukatif, informatif, dan mempunyai fungsi kemasyarakatan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, Khususnya dalam masa pembangunan, peran
pers sangat besar. Pers sebagai alat komunikasi dalam pembangunan dapat
berfungsi sebagai motivasi untuk menggerakkan masyarakat. Media massa
setidaknya dapat menciptakan suasana yang menguntungkan bagi proses
pembangunan.
Ada sedikit perbedaan peran pers pada awal Orde Baru dengan peran pers pada
masa pembangunan. Pada awal Orde Baru, tepatnya ketika muncul aksi Tritura,
sebagian besar surat kabar, terutama yang terbit di ibu kota, menjadi semacam
parlemen masyarakat. Pada masa pembangunan, surat kabar tidak hanya
menyampaikan kondisi sesungguhnya dari masyarakat kepada pemerintah, tetapi
juga menyampaikan program dan kebijakan pemerintah di bidang pembangunan
kepada masyarakat.
Sejak menjelang akhir tahun 1970-an, jumlah penerbitan surat kabar meningkat
pesat walaupun pada awal tahun 1974 jumlah tersebut agak berkurang akibat
kebijakan pemerintah dalam menerbitkan surat kabar.
Tidak semua penerbitan surat kabar berhasil mencapai masyarakat desa yang
tinggal jauh di pedalaman. Oleh karena itu pemerintah merasa perlu untuk memberi
rangsangan kepada penerbit di daerah agar mengadakan penerbitan khusus untuk
diedarkan kepada masyarakat desa.
Untuk membina pers daerah, khusunya pers daerah di luar Jawa, sejak tahun 1970
pemerintah telah memberikan bantuan untuk pemotongan kertas koran dan
pengangkutan kertas koran ke daerah.
Selain perluasan penerbitan, salah satu komponen yang erat hubungannya dengan
penerbitan adalah karyawan pers, khususnya wartawan.

5. Perkembangan Transportasi

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusiadan perkembangan teknologi,


bentuk-bentuk transportasipun semakin berkembang. Pada tahun 1675 SM, bangsa
Hyksos sudah mengenal penggunaan roda. Teknologi transportasi semakin
berkembang dengn adanya penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769,
lokomotif yang digerakkan tenaga uap oleh Richard Trevithick pada tahun 1804, dan
kapal yang digerakkan tenaga uap oleh Robert Fulton.
Pengaruh teknologi dalam bidang transpotasi di Indonesia dibawa oleh pemerintah
kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap daerah-
daerah yang jauh dari pusat kegiatan pemerintahan.
Sarana perhubungan meliputi sarana perhubungan darat, uadara, dan laut. Sarana
perhubungan darat, antar lain angkutan jalan raya dan kereta api. Semakin
meningkatnya jumlah sarana angkutan darat setiap tahun menyebabkan kemacetan
serta keterlambatan.
Pemerintah juga menggiatkan produksi sarana angkutan udara dan air. Tujuannya
agar tidak terjadi ketergantungan terhadap pihak luar negeri dan sekaligus untuk
meningkatkan daya saing industri lokal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbagai perkembangan dicapai di abad 20. Teknologi,informasi, transportasi,
dan berbagai ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat. IPTEK
berpengaruh besar dalam industri, informasi, komunikasi, transportasi, dan
pertanian. IPTEK memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Pada abad ke-20 juga manusia telah mampu menciptakan berbagai perlatan dan
teknologi canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan pesat mendorong
berkembangnya industri di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Perkembangan teknologi alat-alat pertanian modern berpangaruh pada Revololusi
Hijau. Revolusi hijau menjadi suatu usaha besar untuk meningkatkan produksi
pangan.

B. Saran dan Kritik


DAFTAR PUSTAKA

Matroji. ( ). Catatan Peristiwa Sejarah.


https://www.zenius.net/cg/1053/bab-7-revolusi-teknologi-abad-ke-20

Anda mungkin juga menyukai