Disusun Oleh :
Kelompok 2
XII IPS 3
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari isi, segi susunan kalimat, maupun bahasanya. Oleh karena itu
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….............
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..............
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..
A. Perkembangan IPTEK…………………………………………………………
C. Revolusi hijau……………………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat dibutuhkan oleh setiap negara.
Begitu pula Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sebagai negara sedang
berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan Indonesia
meliputi berbagai bidang, terutama pertanian, informasi, komunikasi,
transportasi, dan perhubungan.
Pada tahun 60-an Indonesia mulai menerapkan revolusi hijau untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Revolusi hijau dapat di artikan
sebagai pengembangan teknologi pertanian guna meningkatkan produksi
pangan. Selain pertanian, informasi, komunikasi, dan transportasi
merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk mempercepat
arus informasi dan kumunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan IPTEK?
2. Bagaimana kemajuan IPTEK pada masa orde baru?
3. Bagaimana revolusi hijau itu?
4. Bagaimana perkembangan sistem informasi, komunikasi dan
transportasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan IPTEK
2. Untuk mengetahui kemajuan IPTEK pada masa orde baru
3. Untuk mengetahui revolusi hijau
4. Untuk mengetahui perkembangnan sistem informasi, komunikasi, dan
transportasi
D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan para pembacanya
2. Dapat memberikan informasi tentang revolusi teknologi abad ke-20
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan IPTEK
Pada zaman kuno, ilmu pengetahuan tumbuh pesat. Kerajaan Mesir,
Mesopotamia, Cina, Yunani, serta Romawi merupakan pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan pada zaman kuno. Pada abad pertengahan (sekitar tahun
476-1453) perkembangan ilmu pengetahuan berhenti. Pada akhir Abad
Pertengahan (sekitar abad ke-15), di Eropa muncul gerakan yang bertujuan
mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Gerakan tersebut
dikenal dengan istilah Renaisans, yaitu gerakan yang ingin melahirkan
kemampuan manusia baik car berpikir, menemukan, dan menciptakan.
Gerakan yang bertujuan dan mengembangkan kebudayaan serta ilmu
pengetahuan untuk diabadikan bagi kepentingan manusia itu dinamakan
humanisme. Gerakan renaisans dan humanisme telah mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Abad ke-18 merupakan abad penemuan berbagai ilmu pengetahuan, baik
pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, maupun teknologi. Oleh karena
itu, abad ke-18 disebut the age of reason atau abad pemikir.
Penemuan-penemuan di bidang teknologi merupakan awal abad teknologi
yang membawa dunia ini berkembang jauh lebih cepat dari masa-masa
sebelumnya. Sehingga abad ke-20 manusia telah mampu menciptakan
berbagai peralatan dan teknologi canggih.
1. IPTN/ PT DI
Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) didirikan di Jakarta pada tanggal
23 April 1976, tetapi pusatnya di Bandung. IPTN adalah satu-satunya industri
yang menghasilkan pesawat terbang di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Sebelumnya, IPTN bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang
dipimpin oleh B.J. Habibie. Tanggal 11 Oktober 1985, namanya diubah
menjadi IPTN dan mengalami restrukturisasi pada tanggal 24 Agustus 2000.
Sejak saat itu IPTN berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).
3. PT PAL
Awalnya PT PAL Indonesia adalah galangan kapal bernama Marina.
Perusahaan kapal ini didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939.
Pada masa pendudukan Jepang , perusahaan ini berubah nama menjadi
Kaigun SE 2124 . Setelah kemerdekaan pemerintah menasionalisasi dan
mengubah namanaya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada 15 April
1980, pemerintah mengubah status perusahaan ini dari perusahaan umum
menjadi Perseroan Terbatas. . Kemampuan rancang bangun yang tinggi dan
kualitas PT PAL telah diakui dunia intermnasional. Kapal-kapal produksi PT
PAL telah melayari seluruh perairan dunia.
4. PT PINDAD
PT PINDAD sudah berdirisejak tahun 1808. Pada awalnya berupa bengkel
peralatan militer di Surabaya dengan nama Altillerie Constructie Winkel (ACW).
Bengkel ini kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dan mengalami
perubahan pengelola. Kemudian dipindahkan ke Bandung pada tahun 1923.
Pada tahun 1950, pemerintah Belanda menyerahkan pabrik ini kepada
pemerintah Indonesia. Namanya pun berganti menjadi Pabrik Senjata dan
Mesiu (PSM), berlokasi di Kiara Condong, Bandung. Sejak saat itu namanya
berubah industri peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT
PINDAD berubah statusnya menjadi BUMN dengan nama PT PINDAD (Persero)
pada 29 April 1983.
C. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus
pada tahun 1766 - 1834. yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah
masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan
dari Inggris. Dalam bukunya yang berjudul "Essay on the Principles of Population",
Malthus meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak
mungkin dihindari.
Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan
peningkatan produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus, pertumbuhan
penduduk berjalan menurut deret ukur sedangkan peningkatan produksi pertanian
berjalan berdasarkan deret hitung.
Ternyata tulisan Thomas Robert Malthus membawa beberapa pengaruh, antara lain :
1. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah
kelahiran.
2. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
daerah-daerah atau negara miskin di dunia.
Perang dunia I membawa akibat hancurnya lahan pertanian di Eropa. Hal tersebut
mengancam hasil produksi pangan. Guna mengatasi masalah tersebut, para
pengusaha Amerika Serikat berupaya mengembangkan pertanian untuk mencukupi
kebutuhan pangan. Penelitian dilakukan di negara bekembang sepertti Meksiko,
India, Filipina, dan Pakistan. Dalam penelitian ini, para ahli mencari berbagai varietas
tanaman penghasil biji-bijian, terutama beras dan gandum. Berkembangnya
teknologi alat-alat pertanian membuat pengolahan lahan menjadi semakin baik.
Perkembangan Revolusi Hijau selanjutnya terjadi setelah Perang Dunia II. Akibat
perang dunia II, lahan-lahan pertanian di Eropa mengalami kehancuran yang luar
biasa dan menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Oleh karena itu, berbagai
upaya untuk meningkatkan produksi pertanian terus dilakukan melalui pembukaan
lahan pertanian baru, mekanisme pertanian, penggunaan pupuk, dan mencari
metode yang tepat untuk memberantas hama tanaman.
Dampak positif Revolusi Hijau bagi umat manusia, antara lain sebagai berikut.
Dampak negatif munculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain
sebagai berikut.
2. Radio
Dr. Lee de Forest dari Amerika Serikat dianggap sebagai pelopor ditemukannya radio
pada tahun 1916. Oleh karena itu, ia dijuluki the father of radio. Sebelumnya
Guglielmo Marconi telah merintis penemuan teknologi radio sejak tahun 1894.
Perkembangan radio di Indonesia dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Radio siaran
pertama di Indonesia adalah Bataviasche Radio Vareeniging (BRV) yang berdiri di
Jakarta pada tanggal 16 Juni 1925.
Pada 29 Maret 1937, atas usaha Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito
Mangunkusumo, berdiri Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) di
Bandung.
Pada zaman Jepang, perkembangan radio mengalai kemunduran karena perintah
pendudukan Jepang mengatur radio siaran secara ketat. Pada masa itu, semua radio
siaran diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Akan tetapi, selama pendudukan
Jepang, kebudayaan dan kesenian mengalami kemajuanyang pesat.
Pada awal kemerdekaan radio siaran belum terorganisir dengan baik. Pada tanggal
10 September 1945, pemimpin-pemimpin radio siaran dari seluruh Jawa berkumpul
di Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut. Pada 11 September mereka
mencapai kesepakatan untuk mndirikan radio siaran yang bernama Radio Republik
Indonesia (RRI).
Di samping RRI, ada ada juga siaran radio oleh pihak swasta. Dalam perkembangan
selanjutnya, pertumbuhan radio-radio nonpemerintah baik yang bersifat komersial
maupun nonkomersial semakin banyak jumlahnya sehingga perlu diimbangi dengan
usaha-usaha pembinaan. Untuk itu, pada tahun 1970 pemerintah mengeuarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Nonpemerintah.
Radio siaran nonpemeritah yang kemudian dikenal sebagai radio swasta niaga yang
semakin lama semakin banyak menyadari betapa pentingnya kedudukan dan
fungsinya di masyarakat. Sejak tahun 1974, stasiun radio swasta niaga berhimpun
dalam satu wadah yang disebut Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia
(PRSSNI).
3. Televisi
Dasar pembinaan pers nasional adalah Ketetapan MPRS Nomor IV Tahun 1966.
Dengan dasar Ketetapan MPRS tersebut, disahkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun
1966 tentang Ketentuan Pokok Pers, yang kemudian disempurnakan lagi dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967. Fungsi pers nasional menurut undang-undang
tersebut adalah sebagai alat revolusi dan media massa yang bersifat aktif, dinamis,
kreatif, edukatif, informatif, dan mempunyai fungsi kemasyarakatan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, Khususnya dalam masa pembangunan, peran
pers sangat besar. Pers sebagai alat komunikasi dalam pembangunan dapat
berfungsi sebagai motivasi untuk menggerakkan masyarakat. Media massa
setidaknya dapat menciptakan suasana yang menguntungkan bagi proses
pembangunan.
Ada sedikit perbedaan peran pers pada awal Orde Baru dengan peran pers pada
masa pembangunan. Pada awal Orde Baru, tepatnya ketika muncul aksi Tritura,
sebagian besar surat kabar, terutama yang terbit di ibu kota, menjadi semacam
parlemen masyarakat. Pada masa pembangunan, surat kabar tidak hanya
menyampaikan kondisi sesungguhnya dari masyarakat kepada pemerintah, tetapi
juga menyampaikan program dan kebijakan pemerintah di bidang pembangunan
kepada masyarakat.
Sejak menjelang akhir tahun 1970-an, jumlah penerbitan surat kabar meningkat
pesat walaupun pada awal tahun 1974 jumlah tersebut agak berkurang akibat
kebijakan pemerintah dalam menerbitkan surat kabar.
Tidak semua penerbitan surat kabar berhasil mencapai masyarakat desa yang
tinggal jauh di pedalaman. Oleh karena itu pemerintah merasa perlu untuk memberi
rangsangan kepada penerbit di daerah agar mengadakan penerbitan khusus untuk
diedarkan kepada masyarakat desa.
Untuk membina pers daerah, khusunya pers daerah di luar Jawa, sejak tahun 1970
pemerintah telah memberikan bantuan untuk pemotongan kertas koran dan
pengangkutan kertas koran ke daerah.
Selain perluasan penerbitan, salah satu komponen yang erat hubungannya dengan
penerbitan adalah karyawan pers, khususnya wartawan.
5. Perkembangan Transportasi
A. Kesimpulan
Berbagai perkembangan dicapai di abad 20. Teknologi,informasi, transportasi,
dan berbagai ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat. IPTEK
berpengaruh besar dalam industri, informasi, komunikasi, transportasi, dan
pertanian. IPTEK memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Pada abad ke-20 juga manusia telah mampu menciptakan berbagai perlatan dan
teknologi canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan pesat mendorong
berkembangnya industri di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Perkembangan teknologi alat-alat pertanian modern berpangaruh pada Revololusi
Hijau. Revolusi hijau menjadi suatu usaha besar untuk meningkatkan produksi
pangan.