Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331197873

IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN ENGLISH CLUB SEBAGAI SALAH SATU


KEGIATAN MAHASISWA DI STIE AAS SURAKARTA

Article · September 2018

CITATIONS READS

0 443

1 author:

Tira Nur Fitria


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS Surakarta
18 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN ENGLISH CLUB SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN MAHASISWA DI STIE AAS SURAKARTA View project

All content following this page was uploaded by Tira Nur Fitria on 19 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

Implementasi Program Kegiatan “English Club” Sebagai Salah Satu


Kegiatan Mahasiswa di STIE AAS Surakarta

Tira Nur Fitria


STIE AAS Surakarta
Email:tiranurfitria@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang implementasi kegiatan
English Club, serta mengetahui tentang kendala atau hambatan yang menyebabkan
kurang efektifnya interaksi dalam kegiatan English Club tersebut. Penelitian ini
adalahdeskriptif kualitatif yang mengungkapkan masalah, keadaan atau peristiwa
yang nyata terjadi dalam arti temuan fakta. Penelitian ini mengambil lokasi di
STIE AAS Surakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumen (dokumentasi). Tehnik analisis data yang
digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu pengumpulan data, reduksi data
dan penerikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa English Club di
STIE AAS Surakarta mulai dikembangkan sejak tahun 2016, dan memiliki tiga
kegiatan yaitu English Conversation, English Wall Magazine dan English
Competition. Pada English Conversation, topik yang dibahasa dari materi
sederhana. Kedua, pada English Wall Magazine diadakan setiap sebulan sekali.
Pada program ini mahasiswa diajarkan tentang Writing (menulis). Ketiga, English
Competition atau perlombaan bahasa Inggris yang diikuti mahasiswa sejumlah
anggota English Club, dan diadakan setahun sekali saat adanya pemilihan
mahasiswa berprestasi STIE AAS Surakarta. Dengan adanya kegiatan dan
program tersebut mampu menimbulkan kerjasama dan persaingan dalam
kelompok English Club. Faktor pendorong interaksi sosial dalam kelompok
English Club antara lain tergantung pada instruksi dan materi dari dosen
bersangkutan, lalu adanya kerjasama kelompok dalam berbagai kegiatan dalam
English Club. Faktor penghambat dalam English Club adalah kesibukan dari
anggota English Club dengan kegiatan lain diluar English Club. Selain itu
hambatan lain adalah dipisahnya kelompok English Club sehingga menyebabkan
kurangnya komunikasi antara anggota English Club.

Kata Kunci: Kelompok Bahasa Inggris, Percakapan, Majalah Dinding, Kompetisi

Abstract: The purpose of this research is to find out about the implementation of English
Club activities, as well as to know about obstacles or obstacles that cause less
effective interaction in the English Club activities. This research is a qualitative
description that reveals problems, circumstances or real events that occur in the
sense of the findings of the facts. This research took place at STIE AAS Surakarta.
Data collection methods in this study were interviews, observations and
documents (documentation). Data analysis techniques used are qualitative data
analysis, namely data collection, data reduction and conclusion conclusion. The
results showed that the English Club in STIE AAS Surakarta was developed since
2016, and had three activities, namely English Conversation, English Wall
Magazine and English Competition. In English Conversation, topics are spoken
from simple material. Second, English Wall Magazine is held once a month. In
this program students are taught about Writing (writing). Third, the English
Competition or English competition which was attended by students from a

Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 1


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

number of English Club members, and held once a year when there was an
election of outstanding students STIE AAS Surakarta. With these activities and
programs capable of creating cooperation and competition in the English Club
group. Factors driving the social interaction within the English Club group are,
among other things, depending on the instruction and material of the relevant
lecturer, then the existence of group collaboration in various activities within the
English Club. The inhibiting factor in the English Club is the busyness of English
Club members with other activities outside the English Club. In addition, another
obstacle was the separation of the English Club group which caused a lack of
communication between English Club members.

Keywords:English Club, Conversation, Wall Magazine, Competition

PENDAHULUAN
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis yang
digunakan secara internasional. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan
informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau
menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, metode mata kuliah
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar
mahasiswa mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris.
Salah satu permasalahan yang dihadapi rendahnya kualitas Bahasa Inggris khususunya
mahasiswa non Bahasa Inggris adalah masih kurangnya kesadaran siswa untuk mempelajari
bahasa Inggris. Salah satu cara meningkatkan kesadaran masiswa untuk belajar Bahasa
Inggris adalah dengan membentuk kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Bahasa Inggris seperti English Club bisa menjadi wadah untuk setiap
masiswa agar dapat berkomunikasi dengan baik menggunakan Bahasa Inggris dan menambah
wawasan serta kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris. Kegiatan yang diikuti dan
dilaksanakan oleh mahasiswa baik di kampus maupun di luar kampus, bertujuan agar
mahasiswa dapat memperkaya dan memperluas diri khusunya dalam Berbahasa Inggris baik
secara lisan dan tulisan.
Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan pada kegiatan English Club, antara
lain:pertama adalah English Conversation. Kegiatan ini sangat bagus untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu kegiatan ini bisa
melatih keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat. Kegiatan kedua adalah English Wall
Magazine. Kegiatan ini bisa melatih siswa dalam menulisatau menusun materi berbahasa
Inggris. Ketiga adalah English Competition seperti lomba pidato Bahasa Ingris. Siswa dilatih
bagaimana berpidato menggunakan Bahasa Inggris, sehingga siswa bisa mengaplikasikannya
saat perlombaan.
Mempertimbangkan optimalnya kegiatan English Club di STIE AAS Surakarta, serta
besarnya manfaat dari kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) English Club, maka
mahasiswa beserta dosen Bahasa Inggris STIE AAS Surakarta memandang perlu untuk
mengadakan kegiatan pendampingan pengembangan English Club pada mahasiswa STIE
AAS Surakarta. Efektifitas pembelajaran Bahasa Inggris melalui Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) masih dirasa kurang, hal ini terlihat dari masih belum tercapainya tujuan
pembelajaran/perkuliahan, yaitu kompetensi mahasiswa dalam berkomunikasi menggunakan
Bahasa Inggris dalam bentuk lisan dan tulisan dengan baik. Demikian pula terlihat masih

2 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

rendahnya empat keterampilan berbahasa Inggris, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca


dan menulis. Dalam mendukung dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran/perkuliahan
Bahasa Inggris, maka STIE AAS Surakarta menyelenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) mahasiswa dalam bentuk English Club..
Penyelenggaraan kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) English Club di kampus
STIE AAS Surakarta memiliki tujuan diantaranya mengembangkan bakat, minat, intelektual
dan keterampilan dengan cara:1) mengadakan pendampingan untuk siswa berprestasi. 2).
mengadakan kegiatan yang memacu kreativitas anak serta mengembangkan bakat, minat dan
menggali kompetensi mahasiswa. 3) menggerakkan mahasiswa dalam pengadaan majalah
dinding.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan kajian tentang evaluasi
program English Club di STIE AAS Surakarta untuk mengetahui tentang implementasi
kegiatan English Club, serta mengetahui tentang kendala atau hambatan yang menyebabkan
kurang efektifnya program English Club tersebut.

KAJIAN TEORI
Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indra mereka untuk memberi makna pada lingkungannya (Robbins, 2005).
Selanjutnya dijelaskan bahwa seseorang berperilaku didasarkan pada persepsi mereka tentang
realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri. Realitas adalah apa yang dirasakan yang diyakini
penting bagi seseorang dan mampu memunculkan perilaku. Sehingga persepsi sifatnya
selektif, artinya seseorang menafsirkan apa yang mereka lihat atas dasar minat mereka, latar
belakang, pengalaman, dan sikap.
Menurut Hanurawan (2007:22), persepsi adalah “sejenis aktivitas pengelolaan
informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya”. Thoha (2004:141)
mengungkapkan persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”. Sedangkan menurut Krech (dalam
Thoha, 2004:142), bahwa persepsi adalah “suatu proses kognitif yang kompleks dan
menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataannya”.
Perilaku manusia diawali dengan adanya pengindraan atau sensasi. Pengindraan atau
sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia. Setelah stimulus
masuk ke alat indra, maka otak akan menerjemahkan stimulus tersebut (Sugihartono, 2007:7).
Sedangkan enurut Sugihartono (2007:8) “persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan atau mengintrepetasikan stimulus
yang masuk ke dalam alat indra”.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitumerupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
disebutproses sensori (Walgito, 2004:88). Dalam Psikologi kontemporer, persepsi secara
umum diperlakukan sebagai salah satu variabel campur tangan (intervening variable),
bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, perangkat, keadaan jiwa atau suasana
hati, dan faktor-faktor motivasional. Dengan alasan sedemikian, persepsi mengenai dunia oleh
pribadi-pribadi yang berbeda jugaakan berbeda, karena setiap individu menanggapinya
berkenaan dengan aspekaspek situasi tadi yang mengandung arti khusus bagi dirinya.
Berdasarkan pengertian persepsi dari para ahli diatas maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa persepsi merupakan tanggapan seseorang terhadap suatu objek dengan
bantuan alat indra sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada masing-masing individu.
Dengan adanya persepsi, maka akan terbentuk sikap tertentu dan tindakan tertentu sesuai
dengan situasi.

Journal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 3


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Menurut Robbins (dalam Hanurawan, 2007:24) terdapat beberapa faktor utama yang
memberikan pengaruh terhadap pembentukan persepsi seseorang, antara lain; (1) faktor
penerimaan, tidak dapat disangkal, bahwa pemahaman sebagai suatu kognitif sangat
dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seorang pengamat; (2) faktor situasi, pengaruh
faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi tiga, yaitu seleksi, kesamaan,
dan organisasi; dan (3) faktor objek, ciri yang terdapat pada objek, yaitu keunikan.
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi antara lain (1) objek atau stimulus yang
dipersepsi, (2) alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf yang merupakan syarat fisiologis,
dan (3) perhatian, yang merupakan syarat psikologis (Walgito, 2004:89). Sedangkan menurut
Thoha (2005:154): Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor
internal (perasaan, sikap, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian, proses belajar,
keadaan fisik, gangguan jiwa, nilai, kebutuhan, minat, dan motivasi). Faktor eksternal (latar
belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan, kebutuhan disekitar, intensitas
ukuran, dan hal baru).
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan persepsi diantaranya perhatian, set
mental (mental set), kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan jiwa (Sarwono,
2012:103-106). Hal ini di dukung oleh Canfield (dalam Sugihartono, 2007:10):menunjukkan
bahwa orang tua atau guru yang lebih tertarik memperhatikan kekurangan-kekurangan anak
dan cenderung mengabaikan kelebihan atau perilaku positif anak akan mengakibatkan anak
kurang dapat mengenal, menghargai maupun mengembangkan sikap dan perilaku yang
positif, serta cenderung lebih peka dalam sikap dan perilaku negatif.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa faktor-
faktor yang berperan terbentuknya persepsi seseorang adalah adanya faktor dari dalam diri
individu (internal), dan faktor dari luar individu (eksternal) serta adanya faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu.

English Club
Kemampuan dan penguasaan bahasa Inggris kini menjadi sebuah kebutuhan. English
Club adalah sebuah metode belajar berkelompok yang mandiri yang mengedepankan aspek
penting menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi yang digunakan oleh para
anggotanya. English Club menghimpun orang-orang yang suka dan cinta pada bahasa
Inggiris. diharapkan English Club dapat menjadi wadah penyaluran yang tepat untuk ajang
berbagi ilmu Bahasa Inggris dan belajar berkomunikasi dengan memakai bahasa internasional
tersebut. Di kota-kota besar di Indonesia English Club banyak ditemui dekat kedutaan Inggris
lalu merambah ke lembaga pendidikan sebagai ekskul yang cukup diminati.
Dibentuknya English Club diharapkan bisa menjadi sebuah kelompok belajar yang
menyenangkan dan efektif. Karena metode belajar learning by doing, juga diselingi games
yang menarik akan menjadi sajian utama di Englih Club ini. Oleh karenanya diharapkan
program tersebut bisa menunjang tercapainya suasana belajar yang menyenangkan sekaligus
mencetak para anggota yang mahir menguasai bahasa Inggris.

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono
(2003:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Sedangkan Nawi (2005:31) juga
memberi arahan bahwa : Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengungkapkan
masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana yang nyata terjadi dalam arti temuan fakta

4 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

(Fact-Finding). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian
atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian
berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di STIE AAS Surakarta. Kampus ini terletak di Jl.
Slamet Riyadi No. 361, Windan Makamhaji Kartasura, Makamhaji, Sukoharjo, Jawa
Tengah.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data tentang profil kelompok English
Club STIE AAS Surakarta, terjadinya interaksi sosial dalam kelompok English Club
dan faktor pendorong hambatan yang dihadapi dalam berinteraksi sosial pada
kelompok English Club. Peneliti melakukan wawancara secara terstruktur maupun
bebas dengan beberapa informan antara lain anggota/members dari kelompok English
Club yang merupakan mahasiswa STIE AAS Surakarta. Wawancara dilakukan pada
hari Jumat saat pelaksanaan kegiatan English Club di laboratorium Bahasa STIE AAS
Surakarta. Hasil wawancara yaitu mengenai terjadinya interaksi kerjasama yang terjalin
dalam kelompok English Club, kegiatan atau program yang terdapat dalam kelompok
English Club, persaingan yang ada dan hambatan yang dihadapi dalam interaksi dalam
kelompok English Club.
Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yaitu penjelasan mengenai profil
kelompok English Club mulai dari awal terbentuknya English Club, tujuan English
Club, pola pembelajaran English Club, fasilitas English Club, susunan organisasi
English Club, kegiatan atau program English Club. Selain itu informasi lain yang
didapat yaitu bentuk interaksi sosial dalam kelompok seperti kerjasama, persaingan dan
akomodasi serta faktor pendorong dan penghambat dalam interaksi sosial pada
kelompok English Club. Hasil wawancara adalah kerjasama yang terjalin dalam
kelompok English Club, kegiatan atau program yang ada, pengaruh keberadaan
English Club, faktor pendorong dan hambatan yang dihadapi juga solusi yang
digunakan dalam mengatasi hambatan tersebut.
2. Metode Observasi
Dalam metode observasi ini, peneliti berusaha melakukan pengamatan kepada
sumber-sumber data di lapangan. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Dalam penelitian ini, peneliti datang
langsung ke lokasi penelitian yaitu di STIE AAS Surakarta. Tujuan dari observasi ini
adalah memastikan keberadaan lokasi penelitian dan mencari informasi awal mengenai
gambaran umum kelompok English Club di STIE AAS Surakarta. Selain itu, dalam
observasi awal ini peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kepada pihak
kelompok English Club untuk melakukan penelitian dalam kelompok English Club di
STIE AAS Surakarta.
Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan pada kondisi fisik
Laboratorium Bahasa, kegiatan atau program English Club di STIE AAS Surakarta
seperti Wall Magazine, English Competition such as English Speech dan pemberian
materi di kelas.
3. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data melalui data
informasi secara tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Alasan-alasan

Journal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 5


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

penggunaan metode dokumentasi didalam penelitian yaitu sesuai dengan penelitian


kualitatif yang dapat digunakan sebagai bukti pengajuan merupakan sumber yang valid.
Penelitian dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
diperlukan, yaitu data yang diperoleh dari kegiatan observasi, hasil wawancara dan foto
yang berasal dari kelompok English Club di STIE AAS Surakarta dan foto yang
didapatkan tentang kegiatan dalam kelompok English Club di STIE AAS Surakarta dan
interaksi yang terjadi dalam kelompok English Club di STIE AAS Surakarta. Foto-foto
yang dihasilkan tersebut antara lain foto kegiatan rutin pertemuan kelompok, foto
kegiatan English Competition, foto kegiatan dalam Wall Magazine, foto kerjasama
antar anggota kelompok English Club di STIE AAS Surakarta dan lainnya.

F. Validitas Data
Untuk mendukung hasil penelitian diperlukan alat guna memeriksa keabsahan data.
Dalam penelitian ini, keabsahan data yang dilakukan dengan tekhnik triangulasi data.
Tekhnik triangulasi data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda yaitu dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data hasil wawancara.
Dari hasil observasi diperoleh data mengenai kondisi fisik dari STIE AAS Surakarta,
kegiatan rutin kelompok English Club STIE AAS Surakarta, kegiatan atau program
yang terdapat dalam kelompok English Club, terjadinya interaksi sosial dalam
kelompok English Club. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat kegiatan kelompok
English Club, seperti pemberian materi di kelas dan interaksi semua mahasiswa dalam
kelompok English Club. Data hasil observasi tersebut kemudian dibandingkan apakah
sesuai dengan data hasil wawancara. Hasil dari perbandingan data observasi
menunjukkan adanya kesesuaian dengan data hasil wawancara sejumlah informan
(mahasiswa).
2. Membandingkan data yang diperoleh dari informan satu dalam penelitian dengan data
yang diperoleh dari informan lainnya. Penelitian ini terdapat beberapa informan yaitu
anggota/members dan pengurus kelompok English Club STIE AAS Surakarta. Data
yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan para informan adalah mengenai
awal terbentuknya kelompok English Club STIE AAS Surakarta, pola pembelajaran
yang digunakan dalam setiap pertemuan, kegiatan atau program yang sedang
dijalankan, terjadinya interaksi sosial antara anggota/members English Club dengan
pengurus English Club seperti adanya interaksi dalam kegiatan English Conversation,
pembuatan Wall Magazine, pengadaan English Competition. Faktor pendorong dan
faktor penghambat terjadinya interaksi sosial dalam kelompok English Club serta
Gambaran umum lokasi penelitian. Data hasil wawancara dengan beberapa informan,
kemudian penulis membandingkan antara informan satu dengan informan lainnya. Hasil
dari perbandingan data wawancara antara informan satu dengan informan lainnya
menunjukkan ada yang sesuai dengan hasil wawancara dengan sejumlah informan.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dari wawancara
dengan informan, peneliti memperoleh data mengenai awal berdirinya English Club
STIE AAS Surakarta, visi dan misi English Club STIE AAS serta, kegiatan atau
program yang dijalankan dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta dan
pengurus English Club serta daftar absensi anggota/members English Club. Kemudian
peneliti membandingkan data hasil wawancara tersebut dengan dokumen yang
diperoleh dari kelompok English Club STIE AAS Surakarta. Hasil dari perbandingan
data wawancara menunjukkan adanya kesesuaian dengan isi dokumen yang berkaitan
dengan kelompok English Club STIE AAS Surakarta.

6 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian diolah sehingga diperoleh keterangan yang berguna
selanjutnya dianalisis. Penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif,. Analisis data dalam penelitian dilakukan melalui beberapa tahap antara lain:
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mencatat semua data secara objektif sesuai dengan
hasil observasi atau pengamatan dan wawancara di lapangan. Berdasarkan hasil
observasi, peneliti memperoleh data mengenai kondisi fisik dari Laboratorium Bahasa
STIE AAS Surakarta. Kegiatan English Club STIE AAS Surakarta seperti pertemuan
rutin setiap hari jumat, kegiatan English Competition, kegiatan dalam Wall Magazine,
interaksi antaranggota, interaksi anggota dengan dosen Bahasa Inggris dalam kegiatan
English Competition.
2. Reduksi Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses pemilihan data. Setelah data
diperoleh yaitu kegiatankegiatan dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta.
Data yang tidak dibutuhkan dalam penelitian ini tidak dimunculkan dalam pembahasan
karena dianggap tidak penting. Untuk mengetahui profil dari kelompok EPS club,
terjadinya interaksi sosial dalam kelompok English Club, faktor pendorong dan faktor
penghambat dalam interaksi sosial dalam kelompok English Club. Berdasarkan hasil
observasi, wawancara dengan sejumlah informan dan dokumentasi, data yang diperoleh
penulis masih luas. Dengan demikian, peneliti menggolongkan dan mengarahkan sesuai
dengan fokus penelitian serta membuang data yang tidak diperlukan.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi yang tersusun agar dapat
memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Dalam penyajian data dilakukan
setelah melakukan reduksi data yang akan digunakan sebagai bahan laporan. Data-data
yang diperoleh dari observasi, wawancara dan foto terkait dengan kegiatan English
Club STIE AAS Surakarta.
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Verifikasi atau kesimpulan dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada
reduksi atau pebgeditan data, dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah
yang menjadi pertanyaan penelitian menggunakan analisis data menurut (Miles dan
Huberman 2002:20) dapat digambarkan sebagai berikut:Skema analisis data dengan
model interaktif yang dikemukakan oleh Miles, jika diterapkan dalam penelitian berarti
data dikumpulkan dari informan tentang kelompok English Club STIE AAS Surakarta,
terjadinya interaksi sosial dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta dan
faktor pendorong serta faktor penghambat dalam interaksi sosial pada kelompok
English Club STIE AAS Surakarta. Setelah itu dilanjutkan dengan proses menyeleksi
data, dalam hal ini dilakukan penyederhanaan keterangan yang sudah didapatkan
dilapangan. Kemudian dikelompokkan secara terpisah antara data mengenai profil
kelompok English Club STIE AAS Surakarta, terjadinya interaksi sosial dalam
kelompok English Club serta faktor pendorong dan faktor penghambat dalam interaksi
sosial pada kelompok English Club STIE AAS Surakarta. Setelah proses
pengelompokkan data, kemudian data disajikan secara rapi dan tersusun sistematis
sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Journal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 7


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

HASIL TEMUAN & PEMBAHASAN


A. Hasil Temuan
English Club STIE AAS Surakarta memiliki visi misi ”Create a skillful students in
English”, Sedangkan misinya dalah “The students are able to develop their creativity and
improve their English especially in English Conversation, English Skill (Reading,
Listening, Writing and Speaking), English Grammar & Vocabulary”.
English Club STIE AAS Surakarta mendukung seluruh mahasiswa agar lancar
berbahasa Inggris baik secara lisan dan tulisan, Lembaga Pengembangan Bahasa STIE
AAS Surakarta mengembangkan metode pengajaran bahasa Inggris dan mengembangkan
berbagai skill dalam berbahasa Inggris, maka dibentuklah Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) atau pengembangan diri melalui program English Club. Melalui kegiatan yang
ada di dalam ektrakurikuler atau pengembangan diri English Program. Program ini,
diharapkan para mahasiswa STIE AAS Surakarta mampu mengembangkan kreatifitas dan
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. English Club ini juga diharapkan mampu
meningkatkan dan melatih kemampuan mahasiswa, dan menambah kecakapan dalam
berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Tujuan dari kegiatan English Club STIE AAS Surakarta adalah untuk membantu
mahasiswa membangun kepercayaan diri mereka dan meningkatkan mereka dalam
berbahasa inggris. Selain mereka belajar bahasa Inggris di sekolah dalam mata pelajaran
yang berbeda-beda, mereka juga harus menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-hari. Bantuan dari para tutor akan menuntun mereka menjadi seorang yang percaya
diri dan mampu berkomunikasi dalam berbagai konteks yang tepat melalui pelatihan yang
dilakukan oleh English Club STIE AAS Surakarta. English Club STIE AAS Surakarta
juga disediakan bagi para siswa yang tertarik untuk mengikuti berbagai kompetisi-
kompetisi Bahasa Inggris dalam skala lokal maupun nasional, serta para mahasiswa yang
berkeinginan untuk belajar ke luar negeri atau pertukaran mahasiswa ke luar negeri.

B. Pembahasan
1. Implementasi Kegiatan English Club
English Club di STIE AAS Surakarta mulai dikembangkan ditahun 2016,
berdirinya hingga saat ini English Club hanya memiliki dua kegiatan saja yaitu: 1.
English Conversation 2. English Wall Magazine. Pada awalnya, dua kegiatan tersebut
menjadi salah satu favorit para mahasiswa di STIE AAS Surakarta. English
Conversation mengajak para siswa untuk lebih mampu menggunakan bahasa Inggris
secara lisan. Sementara English Wall Magazine adalah siswa dituntut untuk aktif
dalam membuat artikel, mencari informasi dan juga mengutip baik dari Internet dan
majalah untuk di tampilkan di majalah dinding, sehingga artikel dan informasi tersebut
dapat dibaca oleh mahasiswa yang lain. Ketentuan atau prosedur yang digunakan
dalam penentuan seorang siswa untuk dapat ikut dalam program English Club adalah
dengan memberikan formulir yang telah disiapkan oleh sekolah dan akan diisi nilai
ujian terakhir anak-anak pada tiap pelajaran.
Waktu yang diberikan dari pihak kampus untuk pelaksanaan program ini adalah
satu jam hingga satu setengah jam. Target pelaksanaan program English Conversation
adalah mahasiswa STIE AAS Surakarta. Untuk pelaksanaan program pada minggu
pertama diawali dengan perkenalan antara pengajar dengan para mahasiswa STIE
AAS Surakarta. Selanjutnya pengajar mengajarkan para mahasiswa belajar Bahasa
Inggris. Kegiatan tersebut dilaksanakan berurutan selama kurang lebih satu jam, para
siswa/siswi terlihat sangat antusias terhadap materi yang disampaikan. Kemudian
kami mengadakan game/permainan tentang materi yang disampaikan serta
memberikan hadiah kepada siswa/siswi yang mampu menyelesaikan permainan

8 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

dengan baik. Untuk mahasiswa, kami memberikan materi tambahan berupa cara
membaca puisi dalam bahasa inggris dengan baik dan benar. Antusiasme para
siswa/siswi sangat baik, bahkan lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Selajutnya program kegiatan English Wall Magazine dalam satu semester adalah
membentuk kelompok sehingga kelompok tersebut dapat bekerjasama dalam membuat
Wall Magazine semenarik mungkin dengan tema pendidikan. Peserta English Club
disediakan ruang berdiskusi tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah, sehingga hasil
yang dicapai lebih maksimal. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah siswa yang
aktif mengikuti program kegiatan English Club menyusut, sampai saat ini dari ke-50
orang siswa yang tergabung dalam program English Club hanya 30% atau 15 orang
yang aktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen Bahasa Inggris di STIE AAS
Surakarta, pola pembelajaran yang ada di kelompok English Club STIE AAS
Surakarta adalah pembelajaran yang santai tidak bersifat formal karena members dari
English Club STIE AAS Surakarta antara 10-15 mahasiswa yang terdiri dari semester
2 dan 4 diberbagai macam program studi di STIE AAS Surakarta.
Pola pembelajaran di English Club STIE AAS Surakarta biasanya di kelas atau
laboratorium Bahasa, dimana mahasiswa duduk dengan cara melingkar dan Pembina
English Club memulai dengan membuat pembicaraan kecil (small talk) mengenai
suatu topik, seperti ada story telling, news reading, debate dan lain-lain. Setelah itu
pembina English Club memberi instruksi atau perintah kepada members tentang apa
saja yang akan mereka lakukan. Pembina English Club memberikan perintah kepada
mahasiswa/members English Club STIE AAS Surakarta dengan memberikan batasan-
batasan masalah, setelah itu mereka mulai mendiskusikan masalah-masalah atau topik
tentang sesuatu yang diperintahkan oleh Pembina English Club. Materi yang
didiskusikan setiap pertemuan English Club berbeda beda, misalnya dalam minggu ini
mahasiswa belajar tentang Spelling, Pronunciation, Speaking dengan berbagai maca
topik sederhana. Contoh materi English Speaking seperti topik tentang Introduction
Self and Others dan lainnya.
Kegiatan rutin pertemuan kelompok English Club ini diadakan setiap hari Jumat
pukul 13.00-15.00 WIB. Kegiatan English Club dilakukan hari Jumat karena
perkuliahan berakhir pukul 12.00 WIB. dimana kegiatan mahasiswa hanya untuk
mengikuti kegiatan seperti membaca buku di perpustakaan, mengikuti club-club atau
ekstrakulikuler yang mereka minati, pembinaan olimpiade dan pulang ke rumah.
Bahasa yang digunakan kelompok English Club dalam setiap pertemuan adalah
bahasa Inggris. Anggota English Club tidak hanya berbicara bahasa Inggris dalam
setiap pertemuan English Club tetapi juga diluar pertemuan jika bertemu dengan
siswa/members lain dan pembina.
Kelompok English Club mempunyai kegiatan-kegiatan ataupun program-
program yang rutin diselenggarakan oleh anggota/members dari English Club seperti
English Conversation, English Wall Magazine dan English Competition. Pada English
Conversation. Pada kegiatan ini topik yang dibahasa dari materi sederhana. Kedua,
Wall Magazine atau majalah dinding yang diadakan setiap sebulan sekali. Pada
program ini mahasiswa diajarkan tentang Menulis Bahasa Inggris (Writing). Ketiga,
English Competition atau perlombaan bahasa Inggris yang diikuti mahasiswa STIE
AAS Surakarta dan anggota/members English Club diadakan setahun sekali saat
adanya pemilihan mahaaiswa berprestasi STIE AAS Surakarta. Dengan adanya
kegiatan dan program tersebut mampu menimbulkan kerjasama dan persaingan dalam
kelompok English Club.

Journal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 9


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

2. Faktor Pendorong dan Penghambat English Club STIE AAS Surakarta


Hasil wawancara yang dilakukan, peneliti memperoleh data tentang faktor
pendorong dan faktor penghambat dalam kegiatan English Club STIE AAS Surakarta,
sebagaiu berikut:
a. Pendorong English Club STIE AAS Surakarta
Adanya kerjasama dalam setiap Kegiatan Salah satu faktor pendorong dalam
berinteraksi sosial di kelompok English Club STIE AAS Surakarta adalah
kerjasama. Adanya kerjasama dalam kelompok English Club ini mampu
menimbulkan interaksi setiap individu dalam kelompok, seperti dalam kegiatan-
kegiatan yang ada dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta yaitu
membuat Wall Magazine, membuat, dimana terdapat suatu komunikasi antar
warga dalam kelompok English Club agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan baik.
Interaksi sosial yang ada dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta
terutama pada anggota-anggota English Club, baik laki laki maupun perempuan
ada karena instruksi atau perintah dari pembina English Club. Pada saat kegiatan
pemberian materi dikelas atau di luar kelas, guru pembina akan memberi instruksi
tentang topik tertentu kepada anggota English Club, misalnya materi tentang
debate atau debat dan guru pembina memberi suatu topik tertentu, maka anggota-
anggota English Club akan bertukar argumen sesuai pendapatnya masing-masing.
Pembina English Club terkadang menyuruh anggota English Club untuk saling
bercakap-cakap atau Conversation tentang topik tertentu yang telah diberikan
kepada pembina English Club.

b. Penghambat English Club STIE AAS Surakarta


Kelompok English Club STIE AAS Surakarta dalam berinteraksi sosial
menghadapi beberapa hambatan, salah satunya adalah masalah waktu. Banyak
anggota/members English Club yang mempunyai kesibukan sendiri-sendiri,
apalagi ada beberapa anggota English Club yang merupakan siswa olimpiade di
Semesta. Jadi hambatan utama mereka adalah waktu yang harus dibagi-bagi
dengan kegiatan lain misalnya waktu bekerja dengan waktu kuliah atau kegiatan
tambahan setelah perkuliahan. Kurangnya intensitas pertemuan ini sehingga
menyebabkan jarangnya berinteraksi antar anggota English Club karena anggota-
anggota menganggap bahwa English Club bukanlah prioritas utama dalam
kegiatan di luar kampus.
Menurut anggota English Club dan dosen, dalam mengatasi hambatan
tersebut adalah mengadakan pertemuan antara anggota English Club paling tidak
seminggu sekali, agar mereka bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi lebih
dalam. Selain itu juga menjadikan English Club menjadi prioritas utama bagi
anggota/members English Club. Sedangkan solusi untuk anggota English Club
yang tidak datang waktu pertemuan rutin English Club adalah dengan memberi
toleransi dan ijin untuk anak-anak yang meninggalkan English Club karena alasan
yang dapat diterima, seperti harus masuk kerja atau kegiatan lainnya.
Hambatan juga sering muncul dalam kegiatan atau program kelompok
English Club. Seperti dalam program Wall Magazine atau majalah dinding English
Club dan, karena biasanya anggota English Club banyak yang sibuk dengan
kegiatan lain, sehingga terkadang mereka belum memperbaharui majalah dinding
English Club yang tiap bulannya harus diganti. Biasanya solusi tepat yang
diberikan pembina English Club untuk menangani masalah keterlambatan
mengganti majalah dinding English Club yang baru adalah dengan memberi

10 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

anggota/members English Club deadline atau batasan waktu untuk menyelesaikan


target atau program dan biasanya anggota English Club sendirilah yang
menentukan kapan waktunya mereka sanggup memperbaharui majalah dinding.
Hambatan lain dalam program English Club adalah hambatan dalam program
English Competition seperti English Speech (Pidato Bahasa Inggris). Dalam
English Competition hambatannya seperti pemberitahuan yang agak mendadak
dari pembina English Club misalnya seminggu, sehingga anggota English Club
harus menyiapkan diri dan materi untuk kompetisi tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
English Club STIE AAS Surakarta memiliki tujuan untuk memperlancar bahasa
Inggris anggota-anggotanya dan mampu untuk mengikuti kompetisi di luar kampus. Kegiatan
atau programnya meliputi English Conversation, English Wall Magazine, dan English
Competition.
Interaksi sosial dalam kelompok English Club STIE AAS Surakarta dapat dilihat dari
beberapa media seperti pertemuan waktu pemberian materi oleh dosen seperti adanya
percakapan maupun argumen dan penyampaian ide-ide dari anggota English Club maupun
dari guru pembina, diskusi dan kerjasama anggota English Club dengan dosen dalam kegiatan
Wall magazine, Wed Quiz, English Competition, diskusi dan bercakap-cakap dengan orang
yang ahli bahasa Inggris dalam kegiatan.
Faktor pendorong interaksi sosial dalam kelompok English Club STIE AAS
Surakarta antara lain tergantung pada instruksi dan materi dari guru pembina, lalu adanya
kerjasama dalam kelompok English Club dalam berbagai kegiatan dalam English Club.
Faktor penghambat dalam interaksi sosial di kelompok English Club adalah kesibukan dari
anggota/members English Club dengan kegiatan lain diluar English Club. Selain itu hambatan
lain adalah dipisahnya kelompok English Club sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi
antara anggota English Club, serta aspek alinnya.

Saran
Dari hasil penelitian tentang Program Kegiatan English Club diatas, maka saran yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi anggota kelompok English Club STIE AAS Surakarta untuk bisa aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan English Club sebagai kegiatan pendamping selain
perkuliahan dengan mengikuti semua kegiatan yang ada dalam kelompok English Club
sehingga dengan banyaknya mahasiswa yang hadir dalam setiap pertemuan maupun
kegiatan dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi antaranggota dalam kelompok
English Club.
2. Bagi pengurus English Club STIE AAS Surakarta, agar memberikan materi Bahasa Inggris
yang dasar terlebih dahulu, sehingga mahasiswa dapat belajar Bahasa Inggris dari tingkat
nol, mengingat anggota mahasiswa English Club bukan dari pendidikan/Sastra Inggris.
Pembina dan pengurus diharapkan tidak merubah atau membatalkan kegiatan yang sudah
direncanakan dengan anggota/members English Club agar tidak mengecewakan para
anggota/members English Club.

Journal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018) 11


Tira Nur Fitria - STIE AAS Surakarta

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya:Pustaka
Pelajar.
Anita. Lie. 2002. Mempraktikkan Coopertive Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta:Gramedia.
Hanurawan, F. 2007. Pengantar Psikologi Sosial. Malang:Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
Robbins, Stephen P., 2005, Organization Behavior, Chapter Five, Perception and Individual
Decision Making, Prentice Hall Inc.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:UNY Press.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi, Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:PT Grafindo
Persada.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi. Yogyakarta:Penerbit Andi.

12 Jurnal Education and Economics – Vol.01, No.03 (Juli – September 2018)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai