Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI PENGUKURAN LINGKUNGAN BISNIS

Dosen Pengampu: Dr. Sudjatno, S.E., M.S.

Disusun Oleh:

Kelompok V

PIARMAN HAREFA 175020201111012

LAYINATUS SUFIYA 175020201111037

FARIEQ AFZAL ZAIN 175020207111007

Kelas Manajemen Strategi – BC

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam suatu perusahaan pasti memiliki beberapa lingkungan dan budaya


yang selalu tidak pernah lepas dari aktivitas perusahaan tersebut. Lingkungan yang
ada di organisasi tersebut dapat memberikan pengaruh tertentu bagi kegiatan
ekonominya. Pada dasarnya, lingkungan itu sendiri meliputi unsur dari luar
organisasi (eksternal) dan juga unsur dari dalam organisasi (internal). Selain itu
tiap-tiap organisasi juga memiliki budaya kerja yang berbeda yang dapat
menentukan ciri khas dari setiap organisasi tersebut. Secara keseluruhan,
lingkungan dan budaya kerja memberikan dampak yang terasa bagi kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Setiap faktor lingkungan tersebut, dapat memberikan
dampak yang signifikan bagi perusahaan, baik itu dalam segi persaingan,
keunggulan kompetitif, dan produktivitas dari dalam perusahaan itu sendiri.

Didalam analisa unsur lingkungan eksternal dan internal terdapat


pengukuran yang dapat menjadi tolak ukur kelemahan-kelebihan, evaluasi,
perbandingan, dan koreksi didalam suatu perusahaan. Pengukuran-pengukuran
tersebut seperti Matriks Evaluasi Eksternal (EFE), Matriks Profil Persaingan
(CPM), dan Matriks Evaluasi Internal (IFE) yang dapat menggambarkan suatu
kondisi dari setiap-setiap unsur yang ada. Metodologi sistematis yang diaplikasikan
dalam pengukuran ini berguna untuk memformulasi dan memilih strategi alternatif
secara efektif. Data kuantitatif yang dikemukakan akan memaparkan kondisi
konkrit yang dapat membantu manajer dalam melakukan audit eksternal dan
internal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Matriks Evaluasi Eksternal (EFE)?


2. Apa itu Matriks Profil Persaingan (CPM)?
3. Apa itu Matriks Evaluasi Internal (IFE)?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Matriks Evaluasi Eksternal (EFE)

Lingkungan eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar lagi


yakni lingkungan umum dan lingkungan industri. Kategori lingkungan Eksternal
perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Umum

Lingkungan umum merupakan lingkungan eksternal organisasi yang


menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor
tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan
suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:

1. Ekonomi
2. Sosial
3. Politik dan Hukum
4. Teknologi
5. Demografi

b. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor-ancaman dari pelaku


bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara
para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan. Lingkungan industri
adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan
komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatif lebih
spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru


2. Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang ada
3. Tekanan dari Produk Pengganti
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Substitusi)
5. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan


peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis.
Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu
perusahaan mencapai daya saing strategis. Proses yang dilakukan secara kontinyu
untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah:

1. Pemindaian

Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari


perubahan potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-
perubahan yang sedang terjadi.

2. Pengawasan

Melalui pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend


lingkungan melalui pengawasan yang berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan
yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-
peristiwa lingkungan yang berbeda.

3. Peramalan

Pada peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang


apa yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-
trend itu dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.

4. Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-


efek dari perubahan- perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen
strategis suatu perusahaan. Tanpa penilaian perusahaan dibiarkan dengan data-data
yang menarik, tapi tidak diketahui relevansi kompetitifnya.
Matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun strategi
untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Atau
singkatnya matriks EFE dibuat untuk menilai respon perusahaan terhadap kondisi
eksternalnya. Matriks EFE dapat dikembangkan menjadi lima langkah:

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit


eksternal. Cari antara 10 dan 20 faktor, termasuk peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu
kemudian ancaman. Usahakan sespesifik mungkin, gunakan persentase,
rasio, dan angka perbandingan kalau mungkin.
2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar
berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar
ketimbang ancaman, tetapi ancaman dapat juga menerima bobot tinggi bila
berat atau mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan
membandingkan pesaing yang sukses dengan yang gagal atau dengan
mendiskusikan faktor tersebut dan mencampai konsensus kelompok.
Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor di atas harus sama dengan
1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk
menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor
ini, dengan catatan 4=jawaban superior, 3=jawaban di atas rata-rata,
2=jawaban rata-rata, 1=jawaban jelek. Peringkat didasarkan pada
efektivitas strategi perusahaan. Peringkat didasarkan pada keadaan
perusahaan, sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan pada industri.
4. Kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobot.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
yang dibobot total bagi organisasi.

Tanpa memperdulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang


dimasukkan dalam Matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu
organisasi adalah 4,0 dan yang teredah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot
adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu
organisasi memberi jawaban dengan cara yang luar biasa pada peluang dan
ancaman yang ada dalam industrinya. Jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan
bahwa strategi perusahaan memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman
eksternal.

Contoh matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) pada PT. Aqua Golden
Mississippi, Tbk

Peluang Bobot Rating Skor


Potensi pasar yang besar dalam kebutuhan air minum 0.15 3 0.45
Jangkauan pasar yang besar terhadap permintaan 0.05 2 0.1
Bahan baku melimpah di Indonesia 0.12 3 0.36
Dukungan pemerintah akan pemerataan air bersih 0.07 2 0.14
dan penyediaan air bersih yang dijadikan sebagai
misi perusahaan
Image positif masyarakat terhadap penyedia air 0.1 2 0.2
minum dalam kemasan yang sudah dikenal sejak
dulu
Terbukanya pasar internasional terhadap 0.04 2 0.08
perkembangan air minum
Peluang Bobot Rating Skor
Potensi pasar yang besar dalam kebutuhan air minum 0.15 3 0.45
Jangkauan pasar yang besar terhadap permintaan 0.05 2 0.1
Bahan baku melimpah di Indonesia 0.12 3 0.36
Dukungan pemerintah akan pemerataan air bersih 0.07 2 0.14
dan penyediaan air bersih yang dijadikan sebagai
misi perusahaan
Image positif masyarakat terhadap penyedia air 0.1 2 0.2
minum dalam kemasan yang sudah dikenal sejak
dulu
Terbukanya pasar internasional terhadap 0.04 2 0.08
perkembangan air minum

Analisis EFE Matrik pada tabel memberikan gambaran bahwa perusahaan


cukup mengatasi ancaman yang dihadapi perusahaan. Rating yang cukup tinggi
pada limbah perusahaan yang menjadikan ancaman perusahaan yang paling tinggi
dibandingkan isu pasar bebas yang berpengaruh pada persaingan, hal ini mungkin
disebabkan bahwa sumberdaya air di Indonesia cukup melimpah sehingga limbah
yang dihasilkan dibandingkan output yang diterima masyarakat belum seimbang.
Oleh sebab itu, pada peluang yang dimiliki perusahaan dalam hal kebutuhan pasar
dan dukungan pemerintah menjadikan perusahaan memiliki strategi yang cocok
dalam menghadapi ancaman yang terjadi di masa depan.

2.2 Matriks Profil Persaingan (CPM)

Dalam dunia usaha, pengetahuan tentang kemampuan dan posisi


perusahaan atau organisasi adalah penting. Pengetahuan ini diperoleh dari pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Pengetahuan tersebut dapat berupa
informasi tentang apa yang dibutuhkan pelanggan, kapasitas mesin pabrik kita,
keadaan jaringan pemasaran, komposisi penjualan representatif kita, keadaan
jaringan pemasok, hal-hal yang akan dilakukan oleh para pesaing, serta peluang-
peluang yang mungkin ada. Apabila pengetahuan yang dimiliki dapat dikelola
dengan baik dan efektif, maka keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai
dengan mudah. Adapun manfaat-manfaat yang diperoleh perusahaan dengan
dilakukannya pengelolaan informasi sebagai sumber pengetahuan antara lain:

1. Waktu pembuatan produk atau pelayanan lebih efektif.


2. Menentukan keputusan lebih cepat.
3. Memperbaiki hubungan dengan pelanggan.
4. Menciptakan peluang lebih besar dalam berinovasi.

Mengenali pesaing kita yang sudah ada atau yang baru muncul, dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu alat yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan analisis Matriks Profil Persaingan atau Competitive Profile
Matrix (CPM). CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya
dengan posisi strategis perusahaan. Perangkat ini digunakan pada tahap masukan.
CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif
perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor
penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama
untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan
untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam CPM, analisa dilakukan secara
keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Hal ini berbeda
dengan penilaian kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui evaluasi faktor
internal (IFE) dan evaluasi faktor eksternal (EFE) dimana hanya masing-masing
faktor internal dan eksternal saja. CPM merupakan salah satu dari banyak alat yang
bisa digunakan untuk menganalisis dan mengenali kelebihan dan kelemahan
kompetitor utama kita. CPM mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta
kekuatan dan kelemahan pesaing tertentu terkait posisi strategis perusahaan.
Adapun manfaat dari CPM antara lain:

1. Mencari dan mengidentifikasikan critical success factor.


2. Mengidentifikasi pesaing langsung/pesaing utama.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis titik-titik kekuatan dan kelemahan
perusahaan/organisasi.
4. Mengidentifikasi dan menganalisis titik-titik kekuatan dan kelemahan
pesaing.
5. Menemukan, melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap area-area
yang memerlukan perhatian lebih.
6. Membuka peluang untuk dilakukannya upaya-upaya perbaikan.

Dapat disimpulkan dari manfaat pengelolaan informasi dan korelasinya


dengan CPM yaitu perusahaan lebih responsif, inovatif, kompetitif, dan efisien.
Salah satu faktor eksternal yang penting untuk diperhatikan adalah pesaing karena
dengan adanya pesaing maka sebuah perusahaan dituntut untuk terus berupaya dan
berpacu untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif agar dapat
menang dalam persaingan. Salah satu alat manajemen strategis yang mampu
membantu manajemen untuk menyelidiki dan memetakan posisi pesaing utama
dibandingkan dengan perusahaan adalah Matriks Profil Persaingan (Competitive
Profile Matrix - CPM). CPM terdiri dari beberapa komponen yaitu:

Critical Bobot Kompetitor I Kompetitor II


Success (Weight) Rating Skor Rating Skor
Factors (1,00 – 4,00) (1,00 – 4,00)
CSF – A
CSF – B
CSF – C
Total 1,00

1. Critical Success Factors

Critical Success Factors atau faktor penentu keberhasilan,


merupakan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan
organisasi. Faktor-faktor tersebut digambarkan secara luas tanpa
memasukkan data yang spesifik dan faktual. Faktor-faktor tersebut diambil
setelah dilakukan analisis yang mendalam mengenai kondisi eksternal dan
lingkungan internal perusahaan. Ini dilakukan karena dalam lingkungan
eksternal dan internal, banyak faktor yang secara nyata memberikan
dampak baik dan buruk bagi perusahaan. Critical Success Factors yang
memiliki peringkat lebih tinggi dibanding pesaingnya menunjukkan bahwa
strategi perusahaan terhadap faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut
telah berhasil dengan baik, atau dalam kata lain merupakan kekuatan
perusahaan. Sedangkan peringkat yang lebih rendah berarti startegi
perusahaan dalam mendukung faktor-faktor tersebut masih kurang, atau
dengan kata lain menjadi kelemahan perusahaan.

2. Rating

Rating atau peringkat dalam CPM menunjukkan tanggapan atau


respons perusahaan terhadap faktor-faktor penentu keberhasilan. Rating
tertinggi menunjukkan bahwa perusahaan dengan baik mampu mesrespons
faktor penentu keberhasilan dan hal ini menunjukkan kekuatan utama
perusahaan. Kisaran peringkat diberikan antara 1,0 – 4,0 dan dapat
diterapkan pada setiap faktor. Ada beberapa poin penting yang terkait
dengan pemberian rating di CPM, antara lain:

a. Rating akan diterapkan ke setiap critical success factor.


b. Respon perusahaan yang kurang terhadap critical success factor
diwakili oleh 1. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi
kelemahan utama perusahaan.
c. Respon rata-rata terhadap critical success factor diwakili oleh 2. Hal
ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kelemahan minor
perusahaan.
d. Respon diatas rata-rata terhadap critical success factor diwakili oleh
3. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kekuatan
minor perusahaan.
e. Respon perusahaan yang superior terhadap critical success factor
diwakili oleh 4. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi
kekuatan utama perusahaan.

3. Skor

Skor adalah nilai perkalian dari rating dan bobot. Setiap perusahaan
memperoleh nilai pada setiap faktor. Nilai tersebut akan dijumlah dan akan
menghasilkan total nilai. Total nilai tersebut mengindikasikan apabila total
nilai yang dimiliki sangat besar maka perusahaan tersebut lebih kuat
dibanding kompetitor.
4. Bobot (Weighted)

Bobot dalam CPM menunjukkan kepentingan relatif dari faktor


untuk menjadi penentu kesuksesan perusahaan dalam industri. Bobot
berkisar dari 0,0 yang berarti tidak penting dan 1,0 yang berarti penting.
Jumlah dari semua bobot dari faktor-faktor yang dianalisis harus sama
dengan 1,0.

Contoh data yang diaplikasikan pada CPM dari perusahaan PT. Tiga Pilar
Sejahtera, PT. Siantar Top, dan PT. Indofood dalam ruang lingkup produk
makanan ringan:

Terlihat bahwa total CPM PT. Indofood lebih tinggi daripada pesaingnya,
hal ini mendandakan PT. Indofood mempunyai keunggulan kompetitif yang paling
besar. Skor pada setiap Critical Success Factors PT. Indofood lebih mendominasi
meskipun pada faktor harga produk yang memiliki bobot tinggi lebih rendah. Hal
ini disebabkan karena PT. Indofood lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang
juga mempunyai bobot cukup tinggi dapat mendongkrak popularitas, kualitas, dan
strategi pemasaran sehingga produk mereka lebih unggul dan lebih dikenal oleh
masyarakat luas, sementara itu dua pesaingnya yang lain terlihat lebih berfokus
pada satu-dua faktor sehingga dari segi keseluruhan mereka mempunyai
keunggulan kompetitif yang lebih rendah.
2.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Matrix)

Matriks Evaluasi Faktor Internal atau IFE memungkinkan para penyusun


strategi untuk merangkum dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan utama
perusahaan dengan cara menganalisa faktor – faktor audit internal. Menurut David
( 2006 ) Matriks IFE dapat disusun dengan lima tahapan, yaitu :

1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit


internal. Gunakan total 10-20 faktor internal yang mencakup kekuatan dan
kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan.
Buatlah sespesifik mungkin, gunakan presentase, rasio dan angka
komparatif.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 ( tidak penting ) hingga 1,0 ( sangat
penting ) untuk masing – masing faktor. Jumlah pembobotan harus sama
dengan 1.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing – masing faktor guna
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (
peringkat 1 ) , atau kelemahan minor ( peringkat 2 ) kekuatan minor (
peringkat 3 ), atau kekuatan utama ( peringkat 4 ). perhatikan bahwa
kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus
mendapatkan peringkat 1 atau 2.
4. Kalikan masing – masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
rata-rata tertimbang untuk masing – masing variabel
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
yang dibobot total bagi organisasi.

Tidak peduli berapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE,
jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar dari 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang
tinggi, dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot yang jauh di bawah 2,5
merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal, sedangkan jumlah jauh di
atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Ketika sebuah faktor internal kunci
merupakan kekuatan dan kelemahan, faktor itu harus dimasukkan dua kali dalam
Matriks IFE, dan bobot dan peringkat harus diberikan untuk setiap pernyataan.
Contoh:

Dalam IFE Matrix organisasi akan menganalisa dua variabel yaitu strength
(kekuatan), apa saja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan (Institut Manajemen
Wiyata Indonesia) dan weakness (kelemahan) yang ada dalam internal Institut
Manajemen Wiyata Indonesia itu sendiri. Dalam analisa kedua variable untuk
Institut Manajemen Wiyata Indonesia ini kami telah memberikan bobot nilai
dengan data yang ada. Adapun tabelnya adalah sebagai berikut:

Bobot Rating Score


No Internal Factor Evaluation
(a) (b) (axb)
Kekuatan (Strenght)
Sistem pendidikan yang
1. mendukung mahasiswa siap 0,15 4 0,60
terjun di dunia kerja.
Membangun hubungan dengan
2. 0,10 4 0,40
perusahaan.
Dosen yang berkompeten dan
3. 0,20 2 0,20
berkualitas.
4. Budaya kampus yang baik. 0,5 2 0,10
Pelayanan pihak kampus yang
5. 0,5 2 0,10
baik.
Kelemahan (Weakness)
1. Biaya administrasi yang tinggi. 0,10 3 0,30
2. Fasilitas yang kurang memadai 0,5 1 0,05
Sulitnya mempertahankan
3. 0,15 2 0,30
mahasiswa.
4. Minimnya jumlah pengajar. 0,10 4 0,40
Brand image yang kurang dikenal
5. 0,5 3 0,15
masyarakat.
Jumlah 1 2,6
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa nilai EFI Institute Manajemen Wiyata
Indonesia (IMWI) adalah 2,6. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
berada pada posisi di atas rataan dalam hal kekuatan internal secara keseluruhan,
yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh Institute Manajemen
Wiyata Indonesia (IMWI), pelayanan, kualitas dosen/pengajar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengukuran internal dan eksternal merupakan suatu alat manajemen dasar


yang digunakan tidak hanya dalam perencanaan strategik, tetapi juga dalam
pengembangan kebijakan dan penyelesaian masalah. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, mengevaluasi kapasitas atau
kemampuan untuk menanggapi isu-isu, masalah-masalah, dan kesempatan-
kesempatan (opportunities). Perusahaan atau organisasi yang tidak melakukan
informasi dan sumber pengetahuan pastinya akan mengalami kesulitan dalam
penentuan keputusan, produksi, mendapatkan relasi, dan menciptakan peluang.

Perusahaan atau organisasi perlu mengaplikasikan pengukuran lingkungan


bisnis untuk menganalisa bagaimana suatu aktivitas didalamnya dapat berjalan
efektif dan efisien, serta mengantisipasi ancaman pesaing dari luar. Data secara
kuantitatif dan sistematis dalam pengukuran lingkungan bisnis dapat membantu
memaparkan kondisi secara konkrit dan nyata. Hal ini sangat menyangkut tanggung
jawab manajer strategi yang berperan untuk memastikan pengembangan sistem
audit eksternal dan internal yang efektif. Metodologi sistematis untuk pengukuran
kekuatan-kelemahan untuk memformulasi dan memilih strategi alternatif secara
efektif. Matriks EFE, CPM, dan IFE jelas memberikan informasi dasar yang
dibutuhkan agar berhasil memformulasikan strategi.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu untuk


memperoleh informasi mengenai Aplikasi Pengukuran Lingkungan Bisnis.
Demikianlah isi pembahasan dari makalah ini, namun pastinya kami menyadari
bahwa ada banyak kesalahan-kesalahan serta kekurangan yang terdapat didalamnya
baik dalam dari segi isi, pengetikan, dan kesalahan-kesalahan lain yang terjadi,
untuk itu beribu maaf kami harapkan, kiranya bisa dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA

R. David, Fred dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Konsep


Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. (Edisi ke-15). Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Fred R.David. 2007. Strategic Management Concepts and Cases.


California: Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai