Perkebunan Budidaya Kakao PDF
Perkebunan Budidaya Kakao PDF
Penyusun:
Prof. Dr.Ir. Elna Karmawati
Prof. Dr.Ir. Zainal Mahmud
Dr. Ir. M. Syakir
Dr. Ir. S. Joni Munarso
Dr. Ir. I Ketut Ardana
Dr.Ir. Rubiyo
Redaksi Pelaksana:
Ir. Yusniarti
Agus Budiharto
Nahrowi
Foto :
Prof. Dr.Ir. Zainal Mahmud
ISBN :
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar.................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................... iv
I. Pendahuluan 1
II. Syarat Tumbuh 3
A. Curah Hujan ......................................................................... 3
B. Suhu .......................................................................................... 4
C. Sinar Matahari........................................................................ 5
D. Tanah ........................................................................................ 5
III. Biologi 9
A. Klasifikasi ................................................................................. 9
B. Morfologi ............................................................................... 10
C. Fisiologi .................................................................................. 17
VI. Tumpangsari 47
A. Beberapa Istilah Penanmaman ....................................... 48
B. Tumpangsari Kakao dengan Kelapa ............................ 49
C. Tumpangsari Kakao dengan Tanaman Lain ............. 57
X. Analisis Usahatani 88
KEPUSTAKAAN 92
Pendahuluan
BAB
Syarat Tumbuh
A. Curah Hujan
Distribusi curah hujan sepanjang tahun curah hujan
1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi
4.500 mm per tahun kurang baik karena berkaitan erat
dengan serangan penyakit busuk buah. Daerah yang curah
hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih
dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini
disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih
besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan.
Dari segi tipe iklim, kakao sangat ideal ditanam pada
daerah-daerah tipenya iklim A (menurut Koppen) atau B
(menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang
tipe iklimnya C (menurut Scmidt dan Fergusson) kurang
baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang
panjang. Dengan membandingkan curah hujan di atas
dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka
secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih
potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab
curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen
yang tetap pula.
B. Suhu
Pengaruh suhu terhadap kakao erat kaitannya dengan
ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-
faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan,
penataan tanaman pelindung dan irigasi. Suhu sangat
berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan,
serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, suhu ideal
C. Sinar Matahari
Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan
hujan tropis yang di dalam pertumbuhannya membutuhkan
D. Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan
terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.
Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik, unsur hara,
kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat
kimia yang perlu diperhatikan, sedangkan faktor fisiknya
adalah kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah,
drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu
kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kakao.
Biologi
A. Klasifikasi
Kakao merupakan satu-satunya dari 22 jenis marga
Theobroma, suku Sterculiaceae, yang diusahakan secara
komersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika
tanaman ini sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angioospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Jenis : Theobroma cacao L
Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakan
dasar klasifikasi dalam sistem taksonomi. Berdasarkan
bentuk buahnya, kakao dapat dikelompokkan ke dalam
empat populasi. Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar luas
di daerah tropika adalah anggota sub jenis sphaerocarpum.
Bentuk bijinya lonjong, pipih dan keping bijinya berwarna
B. Morfologi
1. Batang dan cabang
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis
dengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan
tingi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembaban
tinggi yang relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman
kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya
sedikit. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur
A B
A. Kakao lindak (sub jenis T. cacao sphaerocarpum)
B. Kakao mulia (sub jenis T. cacao cacao)
4. Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga
tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada
batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
C. Fisiologi
1. Fotosintesis
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis basah
dan tumbuh di bawah naungan tanaman hutan. Di dalam
teknik budidaya yang baik, sebagian sifat habitat aslinya
tersebut masih dipertahankan, yaitu dengan memberi
naungan secukupnya. Ketika tanaman masih muda,
intensitas naungan yang diberikan cukup tinggi, selanjutnya
dikurangi secara bertahap seiring dengan semakin tuanya
tanaman atau tergantung pada berbagai faktor tumbuh
yang tersedia. Pada dasarnya kakao adalah tanaman yang
suka naungan (shade loving tree), laju fotosintesis optimum
berlangsung pada intensitas cahaya sekitar 70%. Tanaman
penaung berperan sebagai penyangga terhadap pengaruh
buruk dari faktor lingkungan yang tidak dalam kondisi
optimal, seperti kesuburan tanah rendah serta musim
kemarau yang tegas dan panjang.
2. Perkembangan akar
Pada awal perkembangan benih, akar tunggang
tumbuh cepat dari panjang 1 cm pada umur satu minggu,
mencapai 16-18 cm pada umur satu bulan, dan 25 cm pada
umur tiga bulan.
Perbanyakan Tanaman
A. Perbanyakan Generatif
Perbanyakan secara generatif akan menghasilkan
tanaman kakao semaian dengan batang utama ortotrop
yang tegak, mempunyai rumus daun 3/8, dan pada umur
tertentu akan membentuk perempatan/jorket (jorquet)
dengan cabang-cabang plagiotrop yang mempunyai rumus
1/2. Rumus daun 3/8 artinya sifat duduk daun seperti spiral
dengan letak duduk daun pertama sejajar dengan daun
ketiga pada jumlah daun kedelapan. Sementara itu, rumus
daun setengah artinya sifat duduk daun berseling dengan
letak daun pertama sejajar kembali setelah daunkedua.
Perbanyakan generatif bisa dilakukan dengan dua
cara, yakni secara buatan dan alami. Perbanyakan secara
buatan dilakukan dengan menyilangkan dengan tangan
antara dua tanaman kakao. Serbuk sari jantan tanaman
kakao ditempelkan pada kepala putik tanaman kakao
B. Perbanyakan Vegetatif
Bahan yang digunakan untuk perbanyakan secara
vegetatif bisa berupa akar, batang, cabang, bisa juga daun.
Sampai saat ini bagian vegetatif tanaman kakao yang
banyak digunakan sebagai bahan tanam untuk perbanyakan
vegetatif adalah batang atau cabang yang disebut dengan
entres. Ciri entres yang baik antara lain tidak terlalu muda
atau tua, ukurannya relatif sama dengan batang bawah,
tidak terkena penyakit penggerek batang, dan masih segar.
Perbanyakan vegetatif tanaman kakao dapat dilakukan
dengan cara okulasi, setek, atau kultur jaringan.
Perbanyakan vegetatif yang lazim dilakukan adalah
dengan okulasi, karena penyetekan masih sulit dilakukan di
tingkat pekebun. Sementara itu, perbanyakan secara kultur
2. Sambung samping
Untuk melakukan sambung samping, pada tanaman
kakao yang sehat dibuat tapak sambungan pada ketinggian
45-75 cm dari pangkal batang. Pada tanaman kakao yang
sakit, sambungan dapat dibuat pada chupon dewasa atau
melakukan sambung pucuk pada chupon muda.
Entres yang digunakan berwarna hijau kecoklatan
dengan 3- 5 mata tunas. Bagian bawah entres dipotong
miring 3-5 cm dan pada bagian sebelahnya dipotong miring
2-3 cm. Entres lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam
tapak sambungan dengan membuka lidah torehan. Pastikan
bagian torehan yang panjang menghadap ke arah kayu dan
torehan pendek mengarah ke kulit pohon. Entres lalu
ditutup dengan plastik sampai tertutup seluruhnya, dan
Penyiapan entres
SAMBUNG PUCUK
3 4
5 6
7 8
A. Pembersihan Areal
Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap
survai/ pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang.
Pelaksanaan survai/pengukuran biasanya berlangsung
selama satu bulan. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan
meliputi pemetaan topografi, penyebaran jenis tanah, serta
penetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akan
sangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan lain,
bahkan dalam hal penanaman dan pemeliharaan kakao.
Tahap selanjutnya dari pembersihan areal adalah
tebas/babat. Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah
dengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil
sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah,
lama pekerjaan ini adalah 2-3 bulan baru kemudian
dilanjutkan dengan tahap tebang .
Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, dan
merupakan tahap yang paling lama dari semua tahap
pembersihan areal. Bila semua pohon telah tumbang,
tumbangan itu dibiarkan selama 1- 1,5 bulan agar daun
kayu mengering. Areal yang telah bebas dari semak belukar,
kayu-kayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru dibakar,
biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang.
B. Pengolahan Tanah
D. Pohon Pelindung
Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman
kakao bertujuan mengurangi intensitas sinar matahari
langsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidak
menimbulkan masalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun,
kemungkinan serangan hama dan penyakit, atau kompetisi
hara dan air. Karena itu, jumlah pemeli-haraan untuk
meniadakan pohon pelindung pada areal penanaman kakao
saat ini sedang dilakukan.
E. Jarak Tanam
Jarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yang
sesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta
cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.
Pemilihan jarak tanam erat kaitannya dengan sifat
pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dan
kesuburan tanah.
Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnya
membutuhkan ruang pertumbuhan tajuk yang lebih kecil
dibandingkan dengan klon lainnya. Dengan kata lain jarak
tanam tergantung dari luasan tajuk yang akan dibentuk
tanaman.
Masing-masing klon kakao berbeda dalam bentuk
tajuknya. Pada tanah dengan kandungan hara (kesuburan)
yang rendah maka jarak tanam yang digunakan lebih lebar,
sedangkan pada tanah yang subur jarak tanamnya dapat
F. Lubang Tanam
F. Penanaman
G. Pembuatan Rorak
BAB
Tumpangsari
Tumpangsari kelapa-kakao
5. Pinang
BAB
A. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao
berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman
yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara
menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm
(untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 –
20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah
menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 –
75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan
B. Pemangkasan
Selama masa tanaman belum menghasilkan
pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabang
yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Di
samping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap juga
dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh
tinggi dan baik. Sedangkan pohon pelindung sementara
dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan dengan
pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang
dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena
Helopeltis spp kepik pengisap buah kakao (kiri) dan buah yang
diserang ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna
kehitaman (kanan)
BAB
C. Fermentasi
Fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao
kering yang bermutu baik dan memiliki aroma serta cita
rasa khas coklat. Citra rasa khas coklat ditentukan oleh
fermentasi dan penyangraian. Biji yang kurang
F. Sortasi
Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari
kotoran yang melekat dan mengelompokkan biji
berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji.
Biji kakao yang telah 5 hari kering disortasi
BAB
Analisis Usahatani
CATATAN
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________