Anda di halaman 1dari 8

Toggle navigation

search

Warta

Nasional

Daerah

Internasional

Risalah Redaksi

Fragmen

Seni Budaya

Puisi

Cerpen

Esai

Keislaman

Ekonomi Syariah

Shalat

Thaharah

Nikah/Keluarga

Ilmu Hadits

Zakat

Jumat

Tasawuf/Akhlak
Jenazah

Puasa

Tafsir

Warisan

Ilmu Tauhid

Fiqih Perbandingan

Ramadhan

Ilmu Al-Qur'an

Ubudiyah

Syariah

Wawancara

Khutbah

Taushiyah

Pesantren

Doa

Hikmah

Ekonomi

Ngobrolin Duit

Pemberdayaan

Tokoh

Pustaka

Opini

Humor

Bahtsul Masail

Pendidikan Islam
Quote Islami

Riset Keagamaan

Anti-Hoaks

Lingkungan

Tentang NU

 Share

Khutbah Jumat: Menyerap Pelajaran Penting Tahun Baru Hijriah

Ilustrasi (via turkpress.co)

Mahbib, NU Online | Rabu, 28 September 2016 15:00

Khutbah I

‫ُ أحمشهحدد‬.‫ت‬‫ضاَئللل يدحعظلدم فلميحهاَ الحمجدر والحححسحناَ د‬


‫ض الششهدمولر حوالحلياَلم حواحللحياَلليِ بلحمحزاحياَ حوفح ح‬ ‫ص بحمع د‬ ‫ض فححخ ل‬‫ضهد حعحلىَ بحمع ض‬ ‫ضحل بحمع ح‬ ‫ق الززحماَلن حوفح ل‬ ‫الححممدد للل الللذ م‬
‫ي حخلح ح‬
‫ك‬ ‫ك حوحردسمولل ح‬ ‫صزل وزسليمم عحلىَ حعمبلد ح‬ ‫ُ اللزهدلم ح‬.‫ك لحهد حوأحمشهحدد أحلن حسييحدنَاَ دمححلمددا حعمبددهد حوحردسمولدهد اللدالعىَ بلقحموللله حوفلمعللله إلحلىَ اللرحشاَلد‬
‫أحمن لح إللحهح إللل اد حومححدهد لح حشلرمي ح‬
‫ت‬ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫د‬
‫س اتقوا اح تححعاَلىَ بلفلمعلل الطاَحعاَ ل‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ُ فحياَ أشيحهاَ الناَ د‬،‫ُ ألماَ بمعدد‬.‫صححاَبلله هدحدالة الحنَاَلم فيِ أنَححاَلء البللحلد‬ ‫ح‬
‫دمححزمضد لوحعلىَ آلله وأ م‬

‫ك إللل حرمححمةد للملحعاَلحلميحن‬


‫ِ حوحماَ أحمرحسملحناَ ح‬:‫فحقحمد حقاَحل اد تححعاَلحىَ لفيِ لكحتاَبلله املحكلرميلم‬.

Waktu mengalir terus. Dan “tanpa terasa” kita sampai kepada pergantian tahun hijriah untuk kesekian
kalinya. Detik menuju menit, jam, hari, bulan, hingga tahun senantiasa bergerak maju yang berarti
semakin bertambah pula usia manusia. Yang perlu menjadi catatan adalah: apakah bertambah pula
keberkahan usia kita? Ini pertanyaan singkat dan hanya bisa dijawab dengan merefleksikan secara
panjang-lebar jejak perjalan hidup kita yang sudah lewat.

Tahun baru hijriah yang kita peringati setiap tahun terkandung sejarah dan nilai-nilai yang terus relevan
hingga kini. Nabi sendiri tak pernah menetapkan kapan tahun baru Islam dimulai. Begitu pula tidak
dilakukan oleh khalifah pertama, Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq. Awal penanggalan itu resmi
diputuskan pada era khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khathab, sahabat Nabi yang terkenal membuat
banyak gebrakan selama memimpin umat Islam.

Keputusan itu diambil melalui jalan musyawarah. Semula muncul beberapa usulan, di antaranya bahwa
tahun Islam dihitung mulai dari masa kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah usulan yang cukup rasional.
Rasulullah adalah manusia luar biasa yang melakukan revolusi ke arah peradaban yang lebih baik
masyarakat Arab waktu itu. Karena itu kelahiran beliau adalah monumen bagi kelahiran perdaban itu
sendiri. Tahun baru Masehi pun dimulai dari masa kelahiran figur yang diyakini membawa perubahan
besar, yakni Isa al-Masih.

Yang menarik, Umar bin Khatab menolak usulan ini. Singkat cerita, forum musyawarah menyepakati
momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam atau
kalender qamariyah yang merujuk pada perputaran bulan (bukan matahari). Karenanya kelak dikenal
dengan tahun hijriah yang berasal dari kata hijrah (migrasi, pindah).

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,

Memilih momen hijrah daripada momen kelahiran Nabi yang dilakukan Umar dan para sahabat lainnya
mengandung makna yang sangat dalam. Kelahiran yang dialami manusia adalah peristiwa alamiah yang
tak bisa ditolaknya. Nabi Muhammad pun saat lahir tak serta merta diangkat menjadi nabi kecuali
setelah berusia 40 tahun. Beliau kala itu hanyalah bayi putra Abdullah bin Abdul Muthalib. Hal ini
berbeda dari hijrah yang mengandung tekad, semangat perjuangan, perencanaan, dan kerja keras ke
arah tujuan yang jelas: terealisasinya nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlandaskan asas ketuhanan
dalam Islam (rahmatan lil ‘alamin).

Nabi memutuskan hijrah setelah melalui proses panjang selama 13 tahun di Makkah dengan berbagai
tantangan dan jerih payahnya. Mula-mula beliau berdakwah secara tersembunyi, dimulai dari keluarga,
orang-orang terdekat, dan pelan-pelan lalu kepada masyarakat luas secara terbuka. Selama itu,
Rasulullah mendapat cukup banyak rintangan, mulai dari dicaci-maki, dilempar kotoran unta, kekerasan
fisik, hingga percobaan pembunuhan. Semua dilalui dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Modal
utama hingga hingga beliau berhasil menyadarkan sejumlah orang adalah akhlak mulia.

Rasulullah tampil sebagai agen perubahan di tengah masyarakat Arab yang begitu bejat. Asas tauhid
melenceng jauh karena menganggap berhala sebagai Tuhan. Nilai-nilai kemanusiaan juga nyaris tak ada
lantaran masih maraknya perbudakan, fanatisme suku, harta riba, penguburan hidup-hidup bayi
perempuan, dan lain-lain. Rasulullah yang hendak mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat
jahiliyah mesti berhadapan para pembesar suku yang iri dan tamak kekuasaan, termasuk dari paman
beliau sendiri, Abu Jahal dan Abu Lahab. Pengikut Islam bertambah, dan secara bersamaan bertambah
pula tekanan dari musyrikin Quraisy. Hingga akhirnya atas perintah Allah, Nabi Muhammad bersama
para sahabatnya berhijrah dari Makkah ke kota Yatsrib yang kelak dikenal dengan sebutan Madinah.

Perjalanan hijrah dilakukan di malam hari dengan cara sembunyi-sembunyi dan penuh kecemasan,
menghindari kejaran kaum musyrikin Quraisy. Beruntung kala di kota Yatsrib, Rasulllah bersama sahabat-
sahabatnya disambut positif penduduk setempat. Sebagian dari mereka mengenal Islam dan bahkan
sudah berbaiat kepada Nabi saat di Makkah. Di sinilah Nabi membangun peradaban Islam yang kokoh.
Jumlah penganut semakin banyak, semangat persaudaraan antara Muhajirin dan Ansor dipupuk, dan
kesepakatan-kesepakatan dengan kelompok di luar Islam diciptakan, demi terwujudnya kehidupan
masyarakat yang damai.

Mula-mula yang dilakukan Nabi setelah hijrah adalah mengubah nama dari Yatsrib menjadi Madinah.
Mengapa Madinah (yang sekarang dimaknai sebagai “kota”)? Secara bahasa madînah berarti tempat
peradaban. Perubahan nama ini memberi pesan tentang pergeseran pola perjuangan Nabi yang semula
di Makkah banyak dipusatkan pada penyadaran pribadi-pribadi, menuju dakwah dalam konteks sosial
yang terorganisisasi dalam negara Madinah. Di sini konstitusi (mitsaq al-madinah atau Piagam Madinah)
dibangun, struktur pemerintahan disusun, dan aturan-aturan Islam seputar muamalah (hubungan
antarsesama) banyak dikeluarkan di sana. Tentang Piagam Madinah, Nabi menjadikannya sebagai titik
temu dari masyarakat Madinah yang plural saat itu, yang meliputi orang Muslim, orang Yahudi, suku-
suku di Madinah, dan lain-lain. Demikianlah hijrah Nabi yang monumental itu seperti mendapatkan
momentum puncaknya, yakni terwujudnya masyarakat yang beradab.

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,

Setidaknya ada dua poin yang perlu digarisbawahi dari ulasan tersebut. Pertama, tahun baru hijriah
harus dimaknai dalam kerangka perjuangan Nabi dalam merealisasikan nilai-nilai kemanusiaan universal
yang berlandaskan asas ketuhanan dalam Islam (rahmatan lil ‘alamin). Nabi sebagai sosok—termasuk
momen kelahirannya—memang layak dihormati, tapi ada yang lebih penting lagi yakni spirit dan prestasi
beliau sepanjang periode risalah. Dalam perjuangan itu ada ikhtiar, pengorbanan, keteguhan prinsip,
keseriusan, kesabaran, dan keikhlasan. Yang terakhir ini menjadi sangat penting karena Rasulullah
bersabda:
‫ت لهمجحرتدهد للددمنَحياَ يد ل‬
َ‫صميبدحها‬ ‫ُ حوحممن حكاَنَح م‬،‫ت لهمجحرتدهد إلحلىَ ال حوحردسموللله فحلهمجحرتدهد إلحلىَ ال حوحردسموللله‬
‫ُ فححممن حكاَنَح م‬.َ‫ئ حماَ نَححوى‬ ‫إلنَلحماَ مالحمعحماَدل لباَلنيلياَ ل‬
‫ت حوإلنَلحماَ للدكيل امملر ض‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ح‬
‫أمو اممحرأضة يحنلكدححهاَ فلهمجحرتهد إللىَ حماَ حهاَحجحر إللميله‬ ‫ح‬

Artinya: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

Nabi dan para sahabatnya menunjukkan ketulusan yang luar biasa semata hanya untuk jalan Allah.
Namun justru karena niat seperti inilah mereka mendapatkan banyak hal, termasuk persaudaraan,
keluarga baru, hingga kekayaan dan kesejahteraan selama di Madinah. Keikhlasan dan kerja kerasa
dalam membangun masyarakat berketuhanan sekaligus berkeadaban berbuah manis meskipun
tantangan akan selalu ada. Inilah teladan yang berikan Nabi dari hasil berhijrah.

Poin kedua adalah kenyataan bahwa Nabi tidak membangun negara berdasarkan fanatisme kelompok
atau suku. Rasulullah menginisasi terciptanya kesepakatan bersama kepada seluruh penduduk Yatsrib
untuk kepentingan jaminan kebasan beragama, keamanan, penegakan akhlak mulia, dan persaudaraan
antaranggota masyarakat. Tujuan dari kesepakatan tersebut masih relevan kita terapkan hingga
sekarang. Inilah hijrah yang tak hanya bermakna secara harfiah “pindah tempat”, melainkan juga pindah
orientasi: dari yang buruk menjadi yang baik, dari yang baik menjadi lebih baik. Dan Rasulullah
meneladankan, perubahan tersebut tak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk masyarakat secara
kolektif.

Semoga pergantian tahun hijriah membawa keberkahan bagi umur kita dengan belajar dari peristiwa
hijrah Rasulullah yang monumental lengkap dengan nilai-nilai positif di dalamnya. Wallahu a’lam.

‫ُ إنَزهد حتعاَ ححلىَ حجزوادد حكلرميدم حملل د‬.‫ت واليذمكلر الححلكميلم‬


‫ك بحرَر حردؤمو د‬
‫ف حرلحميدم‬ ‫ُ حونَحفححعنلميِ حوإلزياَدكمم لباَلياَ ل‬،‫ك اد للميِ حولكمم لفيِ القدمرآلن الحعلظميلم‬
‫باَ ححر ح‬

Khutbah II
‫ك لحهد حوأحمشهحدد ألن حسييحدحنَاَ دمححلمددا حعمبددهد حوحردسمولدهد‬
‫احملححممدد لل حعلحىَ إلمححساَنَلله حوالششمكدر لحهد حعلحىَ تحموفلميقلله حوالممتلحناَنَلله‪ ُ.‬حوأحمشهحدد أحمن لح اللحهح إللل اد حواد حومححدهد لح حشلرمي ح‬
‫ي‬ ‫صيل حعحلىَ حسييلدحنَاَ دمححلمضد لوحعلىَ اللله حوا م‬
‫صححاَبلله حوحسلمم تحمسللميدماَ لكثِميدرا‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫اللدالعىَ إلحىَ لر م‬
‫ضحوانَلله‪ ُ.‬اللهدلم ح‬

‫س التلدقوااح فلميحماَ أححمحر حوامنَتحهدموا حعلماَ نَححهىَ حوامعلحدمموا أحلن اح أححمحردكمم بلأ حممضر بححدأح فلميله بلنحمفلسله حوثحـَحنىَ بلحملَ ئلحكتلله بلقدمدلسله حوحقاَحل حتعاَ ححلىَ إللن اح‬ ‫أحلماَ بحمعدد حفياَ ح احشيحهاَ اللناَ د‬
‫ي‬
‫صلىَ اد حعلحميله حوحسلمم حوحعحلىَ آلل حسييلدنَاَ ح‬ ‫ل‬ ‫صيل حعحلىَ حسييلدحنَاَ دمححلمضد ح‬ ‫ي‬
‫صلموا حعلحميله حوحسلدمموا تحمسللميدماَ‪ ُ.‬اللهدلم ح‬‫ش‬ ‫ل‬
‫صلشموحن حعلحىَ النلبىَ يآ احشيحهاَ اللذميحن آحمندموا ح‬
‫ل‬ ‫حوحملَئلحكتحهد يد ح‬
‫ض اللزهدلم حعلن مالدخلححفاَلء اللرالشلدميحن أحلبىَ بحمكضر حودعحمر حودعمثِحماَن حوحعللىَ حوحعمن بحقليللة ال ل‬
‫صححاَبحلة حواللتاَبللعميحن‬ ‫ح‬ ‫ر‬‫م‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ر‬
‫ل‬ ‫ح‬ ‫ق‬ ‫م‬ ‫م‬
‫دمححلمضد حوحعحلىَ احمنَ ل ل ح ح ل ح ح ح ل ل د ل ح ح‬
‫ال‬ ‫ة‬‫ك‬‫ح‬ ‫ئ‬ ‫ملَ‬‫و‬ ‫ك‬‫ل‬ ‫س‬
‫د‬ ‫ر‬
‫د‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫ئ‬ ‫بيآ‬
‫ك حياَ احمرحححم اللرالحلمميحن‬ ‫ض حعلناَ حمحعهدمم بلحرمححمتل ح‬
‫حوحتاَبللعيِ اللتاَبللعميحن لحهدمم بلاَ لمححساَضن الحلىَيحمولم اليدميلن حوامر ح‬

‫صمر‬ ‫ك حومالدممشلرلكميحن حوامنَ د‬ ‫ت اللهدلم أحلعلز ماللمسلححم حومالدممسلللمميحن حوأحلذلل اليشمر ح‬ ‫ت احلحمحيآدء لممنهدمم حومالحممحوا ل‬ ‫ت حومالدممسلللمميحن حومالدممسللحماَ ل‬
‫حاللهدلم امغفلمر للملدممؤلمنلميحن حومالدممؤلمحناَ ل‬
‫ك إلحلىَ يحموحم اليدميلن‪ ُ.‬اللهدلم امدفحمع حعلناَ مالبحلححء‬ ‫صحر اليدميحن حوامخدذمل حممن حخحذحل مالدممسلللمميحن حو حديممر أحمعحداحءاليدميلن حوامعلل حكللحماَتل ح‬ ‫ك مالدمحويحلديلةح حوامنَ د‬
‫صمر حممن نَح ح‬ ‫لعحباَحد ح‬
‫ب‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫صة حوحساَئللر البدلحدالن الدممسلللمميحن عآلمة حياَ حر ل‬ ‫د‬ ‫حومالحوحباَحء حوالزلحلزحل حواللمحححن حودسموحء الفلتنحلة حواللمحححن حماَ ظهححر لمنحهاَ حوحماَ بحطحن حعمن بحلحلدحنَاَ النَددونَلميلسلياَ خآ ل‬
‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ظلحممحناَ احمنَفدحسحناَحوالمن لحمم تحمغفلمر لححناَ حوتحمرححممحناَ لحنحدكمونَحلن لمحن مالحخاَلسلرميحن‪ُ.‬‬ ‫مالحعاَلحلمميحن‪ ُ.‬حربلحناَ آلتناَ ح لفىَ الشدمنَحياَ حححسنحةد حولفىَ ماللخحرلة حححسنحةد حوقلحناَ حعحذا ح‬
‫ب اللناَلر‪ ُ.‬حربلحناَ ح‬
‫لعحباَحدال ! إللن اح يحأمدمدرحنَاَ بلماَلحعمدلل حوماللمححساَلن حوإلميتآلء لذي مالقدمربحىَ حويحمنحهىَ حعلن الفحمحشآلء حوالدممنحكلر حوالبحمغيِ يحلعظددكمم لححعللدكمم تححذلكدرموحن حواذدكدروا اح الحعلظميحم‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫يحمذدكمردكمم حوامشدكدرموهد حعلحىَ نَلحعلمله يحلزمددكمم حولحلذمكدر ال أحمكبحمر‬

‫‪Alif Budi Luhur‬‬

‫‪Baca Juga‬‬

‫‪Kunci Sukses Menjawab Enam Pertanyaan di Alam Kubur‬‬

‫?‪Seberapa Besar Kita Sudah Berkurban‬‬

‫‪Khutbah Idul Adha: Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim‬‬

‫‪Khutbah Idul Adha: Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban‬‬

‫‪Khutbah Idul Adha: Spirit Berkurban dan Kepedulian Sosial‬‬

‫‪Mengutamakan Amal dan Keteladanan‬‬


KONTAK

Nahdlatul Ulama

Jl. Kramat Raya 164, Jakarta 46133 - Indonesia, redaksi[at]nu.or.id

MEDIA PARTNER



© 2016 NU Online. All rights reserved. Nahdlatul Ulama

Anda mungkin juga menyukai