Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN KERJA PANITIA ETIK PENELITIAN

Panitia Etik Penelitian adalah wadah para pakar dari berbagai bidang
yang keanggotaannya ditetapkan oleh Direktur RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro.
Tujuan dari panitia etik penelitian adalah diperolehnya penelitian yang
telah melalui proses penilaian baik dari segi ilmiah dan etika penelitian yang
sesuai dan memadai yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko kesalahan
dan pelanggaran etika penelitian sehingga diperoleh penelitian yang bermutu
dengan manfaat yang maksimal
1. Permohonan Lolos Kaji Etik
Aturan dan tata cara permohonan kaji etik :
a. Pemohon (Peneliti Utama)
1) Memiliki keahlian yang sesuai.
2) Menjadi penanggung jawab penelitian
b. Dokumen yang diperlukan
1) Formulir permohonan.
2) Protokol dan dokumen-dokumen pendukungnya (antara lain :
investigator’s brochure).
3) Ringkasan dalam bahasa non teknis.
4) Deskripsi tentang masalah etik yang ada dalam penelitian itu
5) Case report form, kuesioner, dan lain-lain (bila ada).
6) Deskripsi tentang obat/bahan radioaktif/alat kesehatan uji.
7) Curriculum vitae peneliti.
8) Materi untuk mencari subyek (misalnya rancangan iklan) jika ada.
9) Proses dan cara mendapatkan informed consent.
10) Informasi yang diberikan kepada calon subyek.
11) Penjelasan tentang kompensasi/asuransi dang anti rugi (bila perlu).
12) Penjelasan kepada komisi etik jika protokol tersebut pernah
ditolak/dimintakan modifikasi oleh komisi etik lain.
13) Kesepakatan antara peneliti dengan sponsor tentang hak publikasi.

2. Melakukan Telaah Protokol


a. Tata cara telaah protokol :
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Rapat harus direncanakan sesuai dengan beban tugas.
2) Anggota komisi etik diberi waktu cukup untuk menelaah bahan rapat
3) Ada laporan tertulis hasil rapat.
4) Konsultan independen dapat dimintai bantuan jika diperlukan.
5) Peneliti dan sponsor dapat diundang untuk presentasi atau diskusi
bila perlu.

b. Unsur Kajian :
Hal yang harus dinilai:
1) Desain ilmiah dan pelaksanaan studi.
2) Cara rekrutmen subyek.
3) Perlindungan bagi subyek.
4) Perlindungan kerahasiaan data subyek.
5) Informed consent.
6) Pertimbangan terhadap masyarakat.
7) Desain ilmiah dan pelaksanaan studi :
a) Pastikan bahwa studi layak dikerjakan dan metodologinya
benar.
b) Dasar penggunaan kelompok kontrol. ]
c) Kecukupan sarana tempat penelitian dan staf pendukung.
8) Cara rekrutmen subyek :
a) Karakteristik populasi subyek.
b) Cara melakukan kontak awal dan perekrutan.
c) Sarana menyampaikan informasi lengkap bagi calon subyek.
9) Kriteria inklusi dan eksklusi.
10) Perlindungan bagi subyek :
a) Kualifikasi dan kompetensi peneliti.
b) Ketersediaan pelayanan medik selama dan setelah riset
selesai.
c) Supervisi medik.
d) Langkah yang harus diambil bila subyek mengundurkan diri
dini.
e) Kompensasi bila terjadi kecelakaan.
f) Pernyataan bahwa subyek akan mendapat informasi baru
selama penelitian.
g) Penjagaan kerahasiaan data.
h) Asuransi, kompensasi ganti rugi bila terjadi kecelakaan.
i) Nama dan nomor telpon peneliti untuk bertanya.
11) Pertimbangan masyarakat :
a) Dampak dan relevansi pada masyarakat.
b) Mungkin diperlukan konsultasi dengan masyarakat setempat.
c) Cara menyampaikan hasil riset kepada masyarakat yang
berkepentingan.
3. Pengambilan Keputusan
a. Hindarkan conflict of interests anggota Komisi Etik dan beritahukan
sebelumnya kepada ketua Komisi Etik jika ada anggota komisi etik yang
menjadi tim peneliti terhadap protocol yang di review.
b. Beri waktu yang cukup bagi anggota Komisi Etik untuk melakukan kajian.
c. Keputusan dianggap sah jika anggota yang hadir memenuhi kuorum
d. Hanya oleh anggota Komisi Etik yang boleh memberikan suara dalam
pengambilan keputusan.
e. Jika dalam rapat pembahasan terdapat seorang anggota komisi etik yang
menjadi peneliti atau anggota peneliti pada protocol yang dibahas, yang
bersangkutan diperkenankan ikut dalam pembahasan, tetapi pada saat
pengambilan keputusan yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut
memutuskan.
f. Untuk keputusan disetujui: boleh tambahkan saran tidak mengikat (bila
perlu).
g. Untuk keputusan disetujui bersyarat: jelaskan apa yang harus diperbaiki
untuk kaji ulang.
h. Untuk keputusan penolakan: jelaskan alasannya.
4. Pemberitahuan Keputusan
a. Disampaikan tertulis dalam 2 minggu oleh Komisi Etik.
b. Memuat :
1) Judul protokol dan nomor identitasnya (nomor protokol sponsor).
2) Nama peneliti.
3) Tempat/Institusi penelitian dilakukan.
4) Tanggal dan tempat keputusan komisi etik di ambil.
5) Lampiran daftar anggota komisi etik yang ikut mengambil keputusan.
c. Jenis keputusan yang diambil :
1) Disetujui (full approval)
2) Disetujui bila diperbaiki lebih dulu (modifications required prior to
approval).
3) Ditolak (disapproval).
4) Penghentian/penundaan persetujuan yang diberikan sebelumnya
(termination/suspension)
5) Saran komisi etik (bila ada), dan bila ditolak (disapproval) harus
dijelaskan alasannya.
6) Tandatangan ketua Komisi Etik.
5. Pengarsipan Dokumen
a. Diberi tanggal.
b. Arsip disimpan lebih dari 3 tahun terhitung saat selesainya penelitian.
c. Yang disimpan ialah :
1) Agenda sidang dan catatan sidang-sidang.
2) Surat-menyurat.
3) Pernyataan bahwa penelitian sudah selesai atau dihentikan dini.
4) Ringkasan/laporan akhir.

Anda mungkin juga menyukai