Anda di halaman 1dari 6

MENGINGAT DAN LUPA

A. MENGINGAT

Ingatan atau memori adalah kemampuan untuk menyimpan, mempertahankan, dan


untuk mengingat kembali kejadian, pengalaman, serta aktivitas yang pernah dilakukan.

Menurut Jensen ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan
memebedakan manusia dengan makhluk lain. Ingatan memberi manusia titik-titik rujukan
pada masa lalu dan perkiraan masa depan.

1. JENIS-JENIS INGATAN

Secara sederhana memori dibedakan menjadi tiga yakni memori sensori, memori jangka
pendek (STM) dan memori jangka panjang (LTM). Memori sensori merujuk pada
penyimpanan informasi awal dan bersifat sangat sebentar, sehingga hanya bertahan sangat
singkat (dilupakan biasanya dalam 1 detik). Di sini replika dari stimulus dicatat oleh sistem
sensori seseorang. Seperti kilatan petir, suara gesekan dahan, tusukan peniti semuanya
mewakili stimulasi dalam durasi yang sangat singkat, namun mereka dapat memberikan
informasi yang sangat penting. Memori jangka pendek bersifat terbatas baik dalam
kapasitas maupun durasi. Informasi tersebut akan hilang dalam waktu 15 - 25 detik jika
tidak diulang-ulang. STM dibutuhkan ketika kita menyelesaikan sebagian besar tugas-
tugas kognitif yang menunjukkan peran penting STM sebagai memori kerja (working
memory).

Memori jangka pendek mempunyai beberapa keterbatasan yang membedakannya


dengan memori jangka panjang. Pertama, STM menghasilkan lupa dengan cepat, karena
item tersebut tidak diulang-ulang. Penyebab terjadinya lupa adalah karena interferensi.
Kedua, adalah masalah kapasitas. Miller mengidentifikasi keterbatasan kapasitas STM
hanya dapat memuat 7 chunk. Chunk merupakan bongkahan atau sekolompok stimulus
yang bermakna dan dapat disimpan sebagai unit dalam STM. Sedangkan LTM memiliki
kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang lebih
lama. Namun seringkali memerlukan usaha yang keras agar dapat memasukkan informasi
ke memori ini. Atkinson dan Shiffrin memperhitungkan bahwa adanya efek posisi serial,
yakni mengingat lebih baik kata-kata di awal daftar dan di akhir daftar. Ketiga,
berdasarkan perbedaan dalam kode-kode memori. Menurut para psikolog terdapat dua
kode dalam memori yakni kode akustik dan kode semantik. Kode akustik adalah kode
yang berdasarkan bunyi. Kode ini merupakan kode memori yang dominan dalam STM.
Sedangkan kode semantik adalah kode yang berdasarkan makna. Kode ini merupakan
kode yang dominan dalam LTM.

Materi yang berhasil melewati memeori jangka pendek akan beralih ke memori jangka
panjang memasuki sebuah pusat penyimpanan yang tidak terbatas. Memori jangka
panjang (LTM) dibagi ke dalam beberapa tipe yakni memori deklaratif dan memori
prosedural. Memori deklaratif adalah memori tentang informasi faktual: nama, wajah,
tanggal, fakta, seperti “sebuah sepeda memiliki dua roda.” Sebaliknya, memori
prosedural (memori nondeklaratif) adalah memeori tentang kecakapan dan kebiasaan,
seperti bagaimana cara mengendarai sepeda atau melempar bola pada permainan voli.
Informasi tentang hal-hal didimpan dalam memori deklaratif. Informasi tentang
bagaimana cara melakukan sesuatu disimpan dalam memori prosedural.

Memori deklaratif dibagi lagi menjadi dua yakni memori semantik dan memori
episodik. Memori semantik adalah memori untuk pengetahuan umum dan fakta-fakta
tentang dunia, serta memori untuk aturan logika yang digunakan untuk menjelaskan fakta
lain. Karena memori semantik ini kita tahu bahwa 2 x 2 = 4, bahwa Negara Indonesia
terletak di benua Asia, bahwa memoree adalah penulisan yang salah dari kata memori.
Dengan demikian memori semantik seperti direktori mental fakta-fakta.
Sebaliknya, memori episodik adalah memori tentang kejadian-kejadian yang terjadi
pada waktu, tempat, atau konteks tertentu. Misalnya, ingatan pertama kita ketika belajar
mengendarai sepeda, ingatan tentang hari pertama kita belajar di pesantren, atau ingatan
kita ketika mendapatkan prestasi sebagai juara umum di sekolah disimpan dalam memori
episodik. Memori episodik terkait dengan konteks tertentu. Jadi mengingat kapan dan
bagaimana kita belajar bahwa 2 x 2 = 4 merupakan memori episodik; fakta itu sendiri
bahwa 2 x 2 = 4 adalah memori semantik.

2. PROSES PEMBENTUKAN INGATAN


Dalam mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan penarikan kembali (retrieval stage).

a. Tahapan Memasukkan Informasi (Encoding)

Proses Encoding (pengkodean terhadap stimulus yang ditangkap oleh indera dengan
cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang
sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses
mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori
organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam
memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada
anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya
bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana
dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajari di perkuliahan ke dalam
memori kita.

b. Tahapan Menyimpan (Storage)


Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan terhadap apa
yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu
yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa
ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.
Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa
sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan.
Sehubungan dengan masalah retensi (penyimpanan) dan kelupaan, ada satu hal yang
penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan
menimbulkan kembali.
Masalah interval dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:
1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (act of
remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama
intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain kekuatan
retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi
interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau
mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami
kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber atau dasar
berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.

c. Tahapan Penarikan Kembali (Retrival)

Tahapan ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang
disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan
menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila
dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme
dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari
Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di
masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu
tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama
seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama
seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses
mengingat redintegrative terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Malin
Kundang (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena
orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

3. PRINSIP DASAR DALAM MENGINGAT

Eric Jensen dan Karen Markowitz menyebutkan beberapa prinsip dasar dalam
mengingat.
1. Keterkaitan pribadi
Informasi akan mudah diingat apabila informasi tersebut memiliki keterkaitan dengan
diri kita. Misalnya, anda lebih mudah mengingat nomor telepon calon istri anda
daripada nomor telepon Departemen Pendidikan Nasional
2. Konsentrasi
Semakin banyak perhatian yang anda pusatkan, semakin kuat jejak ingatan anda.
Sebaliknya, semakin sedikit perhatian yang anda curahkan semakin lemah jejak
ingatan anda.
3. Memaksimalkan semua indera
4. Kondisi ketergantungan
Saat anda ingin menampilkan suatu ingatan, mungkinkah anda kembali pada kondisi
saat menyimpan ingatan tadi? Misalnya, anda belajar untuk menyiapkan ujian setelah
minum segelas kopi pahit. Anda akan lebih cepat mengingat jika berada dalam
kondisi yang sama. Minumlah segelas kopi pahit sebelum ujian dimulai.
5. Mnemonik
Teknik apapun yang memudahkan penyimpanan dan pengambilan informasi dari
memori. Beberapa teknik Mnemonik yang dikenal adalah:
a. Akronim: penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata (kalimat)
menjadi suatu kata baru.
Contoh:
KUD = Koperasi Unit Desa
LKMD = Lembaga Keamanan Masyarakat Desa
ABRI = Angkatan Bersenjata republik Indonesia
b. Akrostik: penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku
kata-suku kata lainnya menjadi suatu kalimat
Contoh:
PRAMUKA = Praja Muda Karana
MEJIKUHIBINIU = Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu
c. Rima dan Lagu: mengubah informasi baru ke dalam bentuk syair lagu supaya
lebih mudah diingat
d. Angka dan Bentuk: menghubungkan atau mengaitkan angka dengan bentuk
yang menyerupai masing-masing angka.
Contoh:
Angka 0 = telor, cincin, bola, kelereng, bumi, mars
Angka 1 = tongkat, pensil, pedang, tiang
Angka 2 = angsa, gantungan baju, keluarga berencana, peace (salam dua jari), dsb
e. Penggolongan (Chungking): biasa digunakan untuk mengingat deret bilangan.
Contoh: deret bilangan 64831996 bisa lebih mudah diingat dengan cara
penggolongan menjadi 64 83 1996.
6. Suasana hati atau sikap

4. STRATEGI MENINGKATKAN INGATAN (Memperkuat dan Mempertahankan


Memori)

1. Lakukan teknik relaksasi secara teratur


Salah satu cara efektif untuk meningkatkan ingatan anda adalah dengan relaksasi.
Dengan relaksasi anda berusaha mengendurkan ketegangan seluruh otak tubuh
sebelum mempelajari sesuatu yang baru. Relaksasi otot juga dapat mengurangi
kecemasan yang sering dirasakan seseorang saat berusaha mencoba mempelajari hal
baru.
2. Dengarkan musik klasik
Secara alami musik klasik dapat mengubah kekacauan dan disharmoni menjadi
keteraturan, harmoni, konsistensi, logika, inspirasi, dan kegembiraan. Lozanov
menyebutkan prinsip penciptaan musik klasik juga mampu menciptakan kondisi yang
dibutuhkan. Dengan demikian terjadi kondisi relaksasi jiwa yang alamiah dan kondisi
pikiran.
3. Manfaatkan kekuatan bercerita
Cerita memberi skema atau naskah bagi anda untuk menandai atau menambatkan
informasi dalam ingatan anda. Salah satu cara Alquran supaya manusia mengingat
ajaran Allah adalah melalui cerita. Cerita tentang orang-orang masa lalu dapat
menjadi pembangkit ingatan manusia sekarang.
4. Gunakan strategi mnemonik setiap hari
5. Tulislah apa yang ingin anda ingat dengan detail
Menulis sebuah peristiwa segera setelah terjadi adalah cara terbaik untuk
mengingat. Atau menuliskan ide yang tiba-tiba muncul di benak anda akan jauh lebih
mudah daripada berusaha mengingat ide tersebut ketika anda sudah lupa.
6. Kelompokkan informasi yang ingin anda simpan dalam memori
7. Gunakan gerakan
8. Pertahankan pola hidup sehat
9. Libatkan emosi anda
Semua pengalaman yang melibatkan emosi lebih mudah diingat daripada
pengalaman biasa. Misalnya pengalaman mendapatkan nilai sempurna dalam ujian
akan lebih berkesan dan menetap dalam ingatan daripada ketika mendapatkan nilai
rata-rata.
10. Berinteraksilah dengan materi untuk memperkaya makna
Coba anda hubungkan informasi yang baru anda dapatkan dengan pengetahuan
sebelumnya. Lalu, ringkas, nyatakan secara verbal, gambarkan, dan kalau perlu
nyanyikan. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan ingatan.
11. Kembangkan ketajaman indera
Fokus dan konsentrasi penuh ketika mendapatkan informasi baru akan membantu
meningkatkan kualitas ingatan anda
12. Kembangkan sikap mental positif
13. Praktikkan tindakan seketika
14. Lakukan pengulangan internal secara rutin
15. Ingat prinsip AAT
AAT adalah singkatan dari Awal Akhir Tengah. Berikan perhatian ekstra pada
informasi yang diberikan di tengah pembelajaran. Sebab, otak cenderung lebih mudah
mengingat informasi yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Coba anda
baca huruf-huruf ini: DBJEADIABANKV. Kemudian anda tutup dan ingat kembali.
Huruf mana yang paling banyak anda ingat?

B. LUPA

Lupa terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali
dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval
merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.

Ada lima teori lupa, yaitu:


1. Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin
aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi
yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila
dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak
atau menghilang.

2. Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan
bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam
gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling
bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.

Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang
sudah ada dalam memori kita, maka terjadilah interferensi retroaktif. Sedangkan, bila
informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang
sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

3. Teori Retrieval Failure (kegagalan pengambilan informasi), teori ini sebenarnya sepakat
dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak
adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi
(disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat
kembali.

4. Teori Motivated Forgetting (usaha melupakan), menurut teori ini, seseorang akan
cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang
menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak
diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi
yang telah disimpan masih selalu ada.

5. Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan
informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini
disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang
mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah
disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia
retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang
tersebut menderita amnesia anterograd.

C. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu
yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik,
seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus
menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur
waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat
daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
masing-masing.

2. Metode belajar kembali (the relearning method)


Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu.
Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan
waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan
baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
proses relearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini
disebut juga dengan metode saving method.

3. Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah
diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang
digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya
seperti bermain puzzle.

4. Metode mengenali kembali (recognition)


Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan pada recognition (mengenal
kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan
ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mengetes subjek apakah ia
mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi
lain yang disajikan.

5. Metode mengingat kembali


Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali) terhadap
apa yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk essai atau pada
tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau
pengalaman yang dialaminya.

6. Metode asosiasi berpasangan


Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-
pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat apa yang telah
dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan
subjek disuruh menampilkan kembali pasangan lainnya (baik recall maupun recognition).

Anda mungkin juga menyukai