Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS KONTAK IRITAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS M. SYAFE’I, SKM


TAPUNG 1 Nip.19671231 198801 1 029

1. Pengertian Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi peradangan kulit non-imunologik. Kerusakan
kulit terjadi secara langsung tanpa didahului oleh proses sensitisasi. DKI dapat dialami oleh
semua orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, dan ras. Penyebab munculnya dermatitis
jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas,
asam, alkali, dan serbuk kayu yang biasanya berhubungan dengan pekerjaan.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengobatan DKI di Puskesmas Tapung 1

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Tapung 1 Nomor : 440/ PKM- TPG 1/SK-UKP/2018/
tentang Pemberian layanan klinis
4. Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur Alat : ATK
Bahan : -

6. Langkah-langkah 1. PetugasmenanyakanKeluhan :
Keluhan kelainan kulit dapat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberikan
gejala akut, sedangkan iritan lemah memberikan gejala kronis. Gejala yang umum dikeluhkan
adalah perasaan gatal dan timbulnya bercak kemerahan pada daerah yang terkena kontak
bahan iritan. Kadang-kadang diikuti oleh rasa pedih, panas, dan terbakar.
Faktor Risiko
a. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan iritan
b. Riwayat kontak dengan bahan iritan pada waktu tertentu
c. Pasien bekerja sebagai tukang cuci, juru masak, kuli bangunan, montir,
d. Riwayat dermatitis atopik

2. PetugasmelakukanHasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana :


Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya, tergantung pada kondisi
akut atau kronis. Selengkapnya dapat dilihat pada bagian klasifikasi.
Faktor Predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat iritan.

Gambar . Dermatitis kontak iritan

3. PetugasmenegakkanDiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tertentu, DKI dibagi menjadi:
a. DKI akut:
1. Bahan iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat (H2SO4)atau asam klorida (HCl), termasuk
luka bakar oleh bahan kimia.
2. Lesi berupa: eritema, edema, bula, kadang disertai nekrosis.
3. Tepi kelainan kulit berbatas tegas dan pada umumnya asimetris.
b. DKI akut lambat:
1. Gejala klinis baru muncul sekitar 8-24 jam atau lebih setelah kontak.
2. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI tipe ini
3. Kadang-kadang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis
venenata); penderita baru merasa pedih keesokan harinya, pada awalnya terlihat eritema, dan
pada sore harinya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
c. DKI kumulatif/ DKI kronis:
1. Penyebabnya adalah kontak berulang-ulang dengan iritan lemah (faktor fisis misalnya
gesekan, trauma minor, kelembaban rendah, panas atau dingin, faktor kimia seperti deterjen,
sabun, pelarut, tanah dan bahkan air).
2. Umumnya predileksi ditemukan di tanganterutama pada pekerja.
3. Kelainan baru muncul setelah kontak dengan bahan iritan berminggu-minggu atau bulan,
4. Kulit dapat retak seperti luka iris (fisur),
d. Reaksi iritan:
e. DKI traumatik:
f. DKI non eritematosa:
Merupakan bentuk subklinis DKI, ditandai dengan perubahan fungsi sawar stratum korneum,
g. DKI subyektif/ DKI sensori:
Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita merasa seperti tersengat (pedih) atau terbakar
(panas)

4. PetugasmelakukanRencana Penatalaksanaan Komprehensif :


a. Keluhan dapat diatasi dengan pemberian farmakoterapi, berupa:
1. Topikal : Kortikosteroid
2. Oral sistemik : Antihistamin
b. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan.
Konseling dan Edukasi
a. Konseling untuk menghindari bahan iritan.
b. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan.
c. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
sudah menghindari kontak
7. Hal – hal yang Pasien kondisi tenang
perlu diperhatikan
8. Unit terkait Poli Umum, Apotek

9. Dokumen Terkait Rekam medis pasien


Lembaran informed consent
10. Rekam historis N Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan o
DERMATITIS KONTAK IRITAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR Tanggal Terbit :
TILIK Halaman : 1/1

UPTD PUSKESMAS M. SYAFE’I, SKM


TAPUNG 1 Nip.19671231 198801 1 029

No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB

1. Apakah Petugas Memanggil pasien sesuai nomor urut


2. Apakah petugas mempersilahkan duduk

3. Apakah petugas menanyakan identitas pasien secara lengkap dan mencatatnya


ke dalam Rekam Medis
4. Apakah petugas menanyakan RPS yang didahului keluhan utama pasien
dan mencatatnya dalam rekam medis

5. Apakah petugas menuliskan diskripsi atau analisis terhadap keluhan


utama atau keluhan penting lainnya di dalam rekam medis

6. Apakah petugas menanyakan RPD dan mencatatnya ke dalam rekam medis

7. Apakah petugas menanyakan RPK dan mencatatnya di dalam rekam medis

8. Apakah petugas menanyakan riwayat pribadi, sosial ekonomi dan budaya


pasien
9. Apakah petugas mempersilahkan menunggu panggilan untuk di periksa

Jumlah
Compliance rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai