Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Tujuan Pemboran

Menurut Sudarno (2005), dalam bukunya yang berjudul Teknik Eksplorasi,


pemboran adalah kegiatan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Dalam keadaan
tertentu pemboran dapat juga dilakukan secara miring (directional drilling) atau
disebut juga pemboran berarah. Tujuan pemboran bermacam-macam, pemboran tidak
saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain
sehingga secara keseluruhan kegiatan pemboran bertujuan sebagai berikut:

a. Eksplorasi mineral dan batubara,


b. Eksplorasi dan produksi air tanah,
c. Eksplorasi dan produksi gas,
d. Eksplorasi dan produksi minyak,
e. Peledakan,
f. Geoteknik,
g. Ventilasi tambang,
h. Penirisan tambang,
i. Keperluan perhitungan cadangan,
j. Perolehan data geologi,
k. Pengontrolan tambang, dan
l. Pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dan
m. lain-lain.

4
2.2 Jenis-jenis Pemboran

Jenis-jenis pemboran dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, yaitu


berdasarkan tujuannya, berdasarkan lokasinya, berdasarkan bentuk lubangnya,
berdasarkan mekanisme kerjanya, berdasarkan sirkulasi fluidanya,bdan berdasarkan
jenis fluida yang digunakannya.

2.2.1 Jenis-Jenis Pemboran Berdasarkan Tujuannya

Tujuan suatu pemboran dapat bermacam-macam, yaitu:

1. Pemboran Inti, yaitu suatu pemboran yang bertujuan untuk memperoleh


contoh batuan dalam bentuk inti (core), dari kedalamn 0 sampai kedalaman
tertentu. Pemboran ini biasa disebut dengan diamond drilling.

2. Pemboran Stratigrafi, bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai


urutan stratigrafi suatu daerah. Di perminyakan pemboran semacam ini biasa
disebut dengan pemboran lubang kecil (slimhole drilling) karena biasanya
diameter lubangnya kecil.

3. Pemboran Struktur, bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur


geologi suatu tempat.

4. Pemboran Eksplorasi (Wildcat Drilling), yaitu pemboran uji untuk menguji


apakah suatu formasi mengandung bahan galian atau tidak. Pemboran semacam
ini adalah fase yang paling mendebarkan dalam pencarian minyak bumi ataupun
mineral.

5. Pemboran Peledakan, pemboran yang dilakukan untuk membuat lubang isian


bahan peledak.

6. Pemboran Air Tanah, pemboran yang bertujuan untuk mengetahui kondisi


akuifer maupun untuk keperluan konstruksi sumur bor.

5
2.2.2 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Lokasinya

a. Pemboran Darat (On Shore)


Pemboran darat adalah pemboran yang titik lokasinya berada didaratan.
Istilah lainnya adalah on shore drilling.

b. Pemboran Lepas Pantai (Off Shore)


Pemboran lepas pantai adalah pemboran yang titik lokasinya di lepas
pantai. Akan tetapi dapat dimasukkan juga untuk pemboran lepas pantai jika
lokasi pemborannya berada di lingkungan yang berair seperti di danau, sungai
dan rawa.

2.2.3 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Bentuk Lubangnya

a. Pemboran Lurus (Straight Hole Drilling)


Dari titik permukaan, lubang dibuat lurus vertikal sampai menjangkau titik
target. Pemboran digolongkan straight hole drilling, apabila:
- Pemboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5 derajat, untuk ketinggian
kerucut 10.000 ft.
- Lubang boleh membelok asal kemiringannya tidak kurang 3 derajat/100ft.

b. Pemboran Berarah (Directional Drilling)


Pemboran yang dilakukan dengan membelokan pipa ke arah titik target
yang tidak berada lurus dengan titik permukaan. Faktor penyebab dilakukan
pemboran berarah adalah geografi dan pertimbangan ekonomi.

2.2.4 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Mekanisme Kerjanya

1. Pemboran Manual atau Pemboran Tangan (Hand Drill)


Penggunaan alat ini biasanya pada kegiatan eksplorasi dangkal seperti placer
deposit, dan residual deposit. Ada dua jenis alat bor ini, yaitu bor tangan spiral
(auger drill) dan bor bangka.

6
2.2.5 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Sirkulasi Fluidanya

Fungsi utama fluida pemboran adalah mengangkat material pahatan


(cutting) hasil dari mata bor (drill bit) dari dasar sumur ke atas permukaan
melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan
formasi (formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang
bor selama kegiatan pemboran.
Berikut ini adalah beberapa fungsi lain dari fluida pemboran, yaitu:

a. Membersihkan lubang bor dari fragmen hasil dari pahatan (bit) kemudian
membawanya ke permukaan.
b. Menjaga stabilitas dari dinding lubang pemboran.
c. Mendinginkan dan melumasi drill string dan bit selama kegiatan pemboran.

Berdasarkan sirkulasi fluidanya, metode pemboran dapat dibagi atas:

a. Sirkulasi Langsung (Direct Circulation)


Fluida bor dipompakan dari mud pit ke mata bor melalui bagian dalam stang
bor kemudian kembali lagi ke permukaan akibat tekanan pompa melalui
rongga anulus.
b. Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation)
Fluida bor dari mud pit bergerak melalui rongga anulus, kemudian kembali
lagi ke permukaan akibat gaya hisap pompa melalui bagian dalam stang
bor.

2.3 Air Tanah


Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zona
jenuh (Saturation Zone) dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar dari
tekanan atmosfer. Kondisi air tanah dipengaruhi oleh iklim, kondisi geologi,
geomorfologi dan penutup lahan serta aktivitas manusia.

7
Kondisi air tanah dapat diketahui dari kondisi akuifer. Akuifer adalah suatu
lapisan batuan atau formasi geologi yang mempunyai struktur yang memungkinkan
air untuk masuk dan bergerak melaluinya dalam kondisi normal (Tood, 1980).
Menurut Suharyadi sebagian air tanah berasal dari air permukaan yang
meresap masuk kedalam tanah dan membentuk suatu siklus hidrologi. Air tanah
(ground water) air yang terdapat pada suatu lapisan batuan yang menyimpan dan
meloloskan air yang disebut akuifer. Air tanah dapat dibedakan kedalam dua jenis
yaitu air tanah bebas dan air tanah dalam. (Bakri, 2003).
Selain itu dikenal pula air tanah magnetik (Vulkanik) yang mempunyai
kedalaman sekitar 3-5 kilometer, air kosmik yang berasal dari meteorit, serta fosil
atau connate yakni air yang terperangkap dalam suatu cekungan dimana proses
terjadinya bersamaan dengan proses terjadinya proses sedimenasi yang berlangsung
secara alami dalam waktu pembentukan yang cukup lama. Air tanah merupakan salah
satu komponen dari suatu sistem peredaran air di alam yang disebut siklus hidrologi.
Siklus hidrologi sendiri adalah suatu proses sikulasi dan perubahan bentuk dari air
dialam yang berlangsung secara terus menerus, baik air yang berada di laut, di
atmosfer maupun yang berada di daratan.
Proses sirkulasi air di alam dan komponen-komponen yang berpengaruh
didalamnya merupakan suatu proses berjalan secara alami dan berkesinambungan.
Uap air dari permukaan tanah (danau, laut, sungai, kolam) dan transpirasi tumbuhan
akan bergerak naik ke atmosfer oleh proses pendinginan dan kondensasi menjadi
awan dan embun yang kemudian pada kondisi meteorologi tertentu terjadi proses
presipitasi berupa hujan.Sebagian air hujan menguap kembali sebelum mencapai
permukaan tanah dan sebagian lainnya tertahan oleh tumbuhan sebagai intersepsi. Air
hujan yang jatuh dipermukaan tanah akan meresap ke dalam tanah/batuan sebagai
infiltrasi dan perkolasi yang kemudian tersimpan sebagai air tanah atau sebagai aliran
bawah permukaan. Oleh berbagai proses geologi tertentu air tanah atau aliran bawah
permukaan tanah tersebut dapat muncul ke permukaan dalam bentuk rembesan
ataupun sebagai mata air.

8
Sebagian air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah/batuan menjadi air
limpasan yang selanjutnya mengisi danau, sungai, laut dan tubuh air permukaan
lainnya. Sedangkan sebagian air yang berada di dalam tanah pada bagian atas maupun
tubuh air permukaan dan tumbuhan akan menguap kembali sebagai evapotraspirasi.
Pada proses sirkulasi air tersebut, volume air tanah di dalam zona
penyimpanan akan selalu berubah, karena terjadinya proses pengikisan kembali
(recharge) dan pengeluaran kembali (discharge). Pengisian kembali air tanah berasal
dari peresapan air hujan, tubuh air permukaan dan disamping itu dikenal pula
pengisian air tanah secara buatan. Besar volume pengisian kembali akan tergantung
pada luasan daerah pengisian.
Pengeluaran kembali terjadi apabila air tanah mengalir keluar dari zona
penyimpanan seperti rembesan, mata air, dan pemompaan air tanah. Pemompaan atau
pemanfaatan air tanah untuk berbagai keperluan baik keperluan rumah tangga,
industri, pertanian, perikanan dan lain-lainnya menjadi sangat penting oleh karena itu
pemenuhan kebutuhan dari sumber air permukaan sifatnya masih relatif terbatas.
Namun hingga saat ini air tanah untuk keperluan rumah tangga masih lebih besar
dibanding pemakai air lainnya.

2.4 Pemboran Air Tanah


Pengeboran pada prinsipnya adalah kegiatan untuk mendapatkan lubang bor
hingga mencapai kedalaman akuifer yang menjadi target dengan diameter tertentu.
Secara umum terdapat dua jenis mesin bor, yaitu mesin bor tumbuk dan mesin bor
putar. Pada saat ini mesin bor putar merupakan pilihan yang digunakan dan
pengeboran airtanah. Sebelum kegiatan pengeboran dilakukan maka terlebih dahulu
dilakukan persiapan yang berupa pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta
saluran sirkulasinya. Pemasangan balok landasan mesin, papan untuk saluran
sirkulasi dan lantai dasar mesin. Selanjutnya dilakukan pengesetan mesin dan pompa
serta pendirian menara dan penyediaan lumpur bor.

9
Secara garis besar pada setiap mesin bor terdiri dari 5 komponen utama, yaitu :
mesin penggerak, sitem-mekanisme bor, pipa/stang bor, menara dan pompa. Mesin
bor yang dewasa ini banyak digunakan adalah mesin bor putar jenis meja putar dan
spindle (Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Cipta Karya,1990).
Cara kerja mesin bor putar pada prinsipnya adalah merupakan kombinasi
tekanan dan putaran mata bor atas batuan yang dibarengi dengan penyemprotan
lumpur pemboran melalui lubang-lubang yang terdapat pada mata bor. Lumpur
pemboran tersebut dipompakan dengan tekanan ke dalam lubang melalui stang bor
dan naik kembali ke permukaan melalui rongga antara dinding lubang bor dengan
stang bor sambil membawa pecahan batuan hasil gerusan mata bor (cutting). Pada
lokasi dengan batuan yang mudah runtuh, biasanya dipasang pipa pelindung (casing)
pada lubang bor.
Pengeboran diawali dengan pengeboran awal (Pilot hole) yang dimaksudkan
untuk mengetahui litologi secara rinci. Pengeboan awal biasanya menggunakan mata
bor jenis tricone diameter 6” sampai kedalaman melebihi kedalaman konstruksi
sumur yang direncanakan. Sedangkan pembesaran lubang bor (Reaming) dilakukan
setelah kedudukan lapisan akuifer diketahui melalui kegiatan logging.

2.5 Proses Terbentuknya Air Tanah


Air laut karena panas matahari berubah menjadi uap air. Oleh angin uap air
tersebut ditiup ke atas daratan, pada tempat yang berelevasi tinggi uap tersebut akan
mengalami pemampatan, dan setelah titik jenuhnya terlampaui akan jatuh kembali ke
bumi sebagai air hujan. Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai
air permukaan seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke
dalam tanah, yang bila meresap terus hingga zona jenuh akan menjadi air tanah.
Bagian yang meresap dekat permukaan akan diuapkan kembali lewat tanaman yang
kita kenal dengan evapotranspiration. Penguapan evaporation terjadi langsung pada
tubuh air yang terbuka (Kodoatie, 1996).

10
Sedangkan aliran permukaan akan bermuara kembali ke laut, dan proses
hidrogeologi di atas akan berlangsung lagi, demikian seterusnya. Selain air sungai
dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam
menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah
tangga maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan
pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Sebenarnya di bawah
permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada
di permukaan.
Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Air bawah tanah atau sering
disangka dengan air tanah, adalah air yang terdapat pada ruang antar butir batuan atau
celah-celah batuan. Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa
ratus meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air atau biasa
disebut permeable dan ada pula yang tidak lolos atau kedap air yang biasa disebut
impermeable. Lapisan lolos air misalnya terdiri dari kerikil, pasir, batuapung, dan
batuan yang retak-retak, sedangkan lapisan kedap air antara lain terdiri dari napal dan
tanah liat atau tanah lempung. Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun
setelah jenuh air, tanah jenis ini tidak dapat lagi menyerap air. Keberadaan air tanah
sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap kedalam
tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi litologi (batuan) dan geologi
setempat.
Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi
dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur
hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan,
tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan. Air tanah dan air
permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi pemompaan, pencemaran
terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian
sebaliknya (Freeze R.A. dan Cherry J.A. 1990).

11
Gambar 2.1 Skema lapisan air tanah

2.6 Macam – macam Air Tanah

Ada bermacam-macam jenis air tanah (Ir Maria Christine Sutandi., M.Sc. 2012).

1. Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
a. Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-
sumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
b. Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini
harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu
contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah dalam.
2. Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi :
a. Air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan dikenal dengan nama
Meteoric Water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju.
b. Air tanah yang berasal dari dalam perut bumi, seperti Air Tanah Turbir (yaitu
air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen).

12
2
c. Air Tanah Juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas yang ada
dilepaskankan melalui mata air panas.

2.7 Akuifer Air Tanah


Akuifer merupakan formasi geologi yang jenuh sehingga dapat dijadikan
pemasok air dalam jumlah yang ekonomis (jumlahnya cukup untuk suatu keperluan
seperti domestik, pertanian, peternakan, industri dan lainnya). Oleh sebab itu formasi
ini harus mampu menyimpan dan melewatkan air. Serta suatu unit geologi yang jenuh
dan mampu memasok air kepada sumur atau mata air sehingga dapat digunakan
sebagai sumber air. Istilah lain adalah water bearing formation (formasi yang
mengandung air) atau juga groundwater reservoir (waduk air tanah). Untuk dapat
berpungsi sebagai akuifer, suatu batuan haruslah berpori atau berongga yang
berhubungan satu sama lain, sehingga dapat menyimpan dan membiarkan air
bergerak dari rongga ke rongga (M Akib Abro, 2005).

2.7.1 Jenis Jenis Akuifer


Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)

Gambar 2.2 Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan

13
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam akuifer
tertutup lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang mempunyai muka air
tanah. Unconfined Aquifer adalah akuifer jenuh air (satured). Lapisan
pembatasnya yang merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak
ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air
tanah. Permukaan air tanah di sumur dan air tanah bebas adalah permukaan air
bebas, jadi permukaan air tanah bebas adalah batas antara zone yang jenuh
dengan air tanah dan zone yang aerosi (tak jenuh) di atas zone yang jenuh.
Akuifer jenuh disebut juga sebagai phriatic aquifer, non artesian aquifer atau free
aquifer (Wuryantoro, 2007).
Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai
keperluan dengan kedalaman sumur umumnya antara 1 – 25 meter. Air tanah
bebas masih merupakan sumber utama air bersih bagi sebagian besar penduduk
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara
pembuatan sumur gali dan sumur pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter di
bawah permukaan, umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir kerikilan, tufa
pasiran dan pasir lanauan. Air tanah bebas di dataran aluvial terdapat dalam
lapisan pasir, pasir lempungan, pasir kerikilan dan pasir lempungan.
Mutu air tanah bebas bervariasi dari baik hingga jelek, asin rasa airnya
hingga tawar, berwarna keruh hingga jernih. Kesadahannya berkisar antara 8,5 –
16,7, pH sekitar 6,7 – 11,2, sisa kering 353 – 580, sisa pijar 252 – 420, kadar
kandungan ion klorida berkisar 25,5 – 6.685 mg/l, SO4 antara 40,5 – 246,9 mg/l.
Khususnya untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, kandungan air tanah bebas
di dataran aluvial terkecuali daerah-daerah sekitar pantai, pemanfaatannya masih
dapat dikembangkan. Sedangkan untuk daerah-daerah yang terletak sekitar 1 – 3
km dari garis pantai, penggunaan air tanah bebasnya sangat terbatas sekali
disebabkan asin hingga payau rasa airnya. (Anonim3, 2008).

14
2. Akuifer tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak di bawah
lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer. Air yang mengalir (no flux) pada lapisan pembatasnya, karena
confined aquifer merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan
atas dan bawahnya.

3. Akuifer bocor (Leakage Aquifer)

Gambar 2.3 Akuifer bocor


Akuifer bocor dapat didefinisikan suatu akuifer dimana air tanah terkekang di
bawah lapisan yang setengah kedap air sehingga akuifer di sini terletak antara
akuifer bebas dan akuifer terkekang.

4. Akuifer melayang (Perched Aquifer)

Gambar 2.4 Akuifer melayang

15
Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di dalam zone aerosi terbentuk
sebuah akuifer yang terbentuk di atas lapisan impermeable. Akuifer melayang ini
tidak dapat dijadikan sebagai suatu usaha pengembangan air tanah, karena
mempunyai variasi permukaan air dan volumenya yang besar.
Sedangkan menurut Kruseman dan deRieder, 1994. Berdasarkan sifat fisik
dan kedudukannya dalam kerak bumi, akifer dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
 Akifer bebas, yaitu akifer tak tertekan (unconfined aquifer) dan merupakan
airtanah dangkal (umumnya <20 m), umum dijumpai pada daerah endapan
aluvial. Airtanah dangkal adalah airtanah yang paling umum dipergunakan
sebagai sumber airbersih oleh penduduk di sekitarnya.
 Akifer setengah tertekan, disebut juga akifer bocor (leaky aquifer), merupakan
akifer yang ditutupi oleh lapisan akitard (lapisan setengah kedap) di bagian
atasnya, dapat dijumpai pada daerah volkanik (daerah batuan tuf).
 Akifer tertekan (confined aquifer), yaitu akifer yang terletak di antara lapisan
kedap air (akuiklud), umumnya merupakan airtanah dalam (umumnya > 40 m)
dan terletak di bawah akifer bebas. Airtanah dalam adalah airtanah yang
kualitas dan kuantitasnya lebih baik daripada airtanah dangkal, oleh karenanya
umum dipergunakan oleh kalangan industri termasuk di dalamnya kawasan
pertambangan (Iskandarsyah, 2008).

Gambar 2.5 Ilustrasi tiga jenis akuifer (Kruseman dan deRieder, 1994)

16
Struktur geologi sangat berpengaruh terhadap arah gerakan air tanah, tipe
dan potensi akuifer. Stratigrafi yang tersusun atas beberapa lapisan batuan akan
berpengaruh terhadap akuifer, kedalaman dan ketebalan akuifer, serta kedudukan
air tanah. Jenis dan umur batuan juga berpengaruh terhadap daya hantar listrik,
dan dapat menentukan kualitas air tanah. Pada mulanya air memasuki akuifer
melewati daerah tangkapan (recharge area) yang berada lebih tinggi daripada
daerah buangan (discharge area).
Daerah tangkapan biasanya terletak di gunung atau pegunungan dan daerah
buangan terletak di daerah pantai. Air tersebut kemudian mengalir kebawah
karena pengaruh gaya gravitasi melalui pori-pori akuifer. Air yang berada
dibagian bawah akuifer mendapat tekanan yang besar oleh berat air diatasnya,
tekanan ini tidak dapat hilang atau berpindah karena akuifer terisolasi oleh
akiklud diatas dan dibawahnya, yaitu lapisan yang impermeabel dengan
konduktivitas hidrolik sangat kecil sehingga tidak memungkinkan air
melewatinya. Jika sumur di bor hingga confined aquifer, maka air akan
memancar ke atas melawan gaya gravitasi bahkan hingga mencapai permukaan
tanah. Sumur yang airnya memancar keatas karena tekanannya sendiri di sebut
sumur artesis (Wuryantoro, 2007).

2.8 Konstruksi Sumur Bor

Pembesaran lubang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan logging,


tujuan pembesaran lubang digunakan untuk mendapatkan kemudahan dalam
konstruksi sumur yang berupa pemasangan selubung casing/pipa dan saringan ,
peletakan pipa pengantar saat pengisian gravel dan grouting cement serta peletakan
pipa piezometer.
Setelah pemboran selesai, umumnya dilakukan setelah logging untuk
mengetahui susunan lapisan batuan dan menentukan posisi kedalaman akuifer yang
akan diambil air tanahnya dengan memasang saringan (screen) sehingga airtanah

17
akan masuk ke sumur melalui saringan tersebut. Sedangkan pada kedalaman lainya
dipasang pipa buta (Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Cipta Karya,1990).
Secara garis besar konstruksi sumur dapat dilihat pada Gambar 5, terdiri dari
beberapa bagian, yaitu pipa jambang, pipa buta, pipa saringan, tutup bawah, tutup
atas, pipa naik, pompa, kerikil pembalut, pasangan beton (cement grout). Pipa
jambang terletak pada bagian atas dengan garis tengah yang lebih besar dari pipa
buta/saringan, namun dapat juga berukuran sama. Biasanya pipa jambang dipasang
hingga 3 – 5 meter di bawah drawdown maksimum, dengan diameter 1 inchi lebih
besar dari diameter peralatan pompa dan pipa piezometer yang akan dipasang. Pipa
buta ini diikatkan dengan lapisan batuan di sekitarnya dengan pasangan beton agar
kedudukannya stabil
Pipa buta dipasang di bawah pipa jambang dengan panjang tergantung
ketebalan lapisan yang tidak diinginkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Pada
akuifer yang kualitas air tanahnya jelek, pemasangan harus 0,5 m lebih panjang agar
tidak terjadi kebocoran. Pipa saringan adalah pipa berlubang yang dimaksudkan
sebagai jalan masuknya air tanah dari akuifer ke dalam sumur. Ukuran lubang, bentuk
dan bahan pipa saringan ditentukan berdasarkan distribusi ukuran butir akuifer dan
sifat kimia air tanahnya. Pipa naik merupakan pipa yang dihubungkan
dengan pompa sebagai saluran untuk menaikan air dari sumur ke atas
permukaan tanah / tendon. Kerikil pembalut adalah kerikil yang bersih berukuran
butir seragam, dan bulat digunakan sebagai penyaring agar material halus yang ada di
dalam lapisan akuifer tidak masuk ke dalam sumur. Sumbat dipasang pada ujung
bawah rangkaian pipa konstruksi sumur yang berguna untuk mencegah material yang
tidak diinginkan masuk ke dalam sumur yang nantinya dapat mengganggu pompa.

18
Gambar 2.6 Konstruksi Sumur
Dalam pelaksanaan pembuatan sumur, setelah kerikil pembalut selesai
dipasang maka dilakukan pembersihan dan penyempurnaan sumur (well
development) yang dimaksudkan untuk dapat membersihkan dinding dan zona invasi
akuifer serta kerikil pembalut dari partikel halus, agar seluruh pori atau celah akuifr
dapat terbuka penuh sehingga air tanah dapat mengalir ke dalam sumur secara bebas.
Dengan demikian akan dihasilkan sumur dengan efisiensi kapasitas jenis yang
maksimal. Keuntungan yang diperoleh dari well development ini antara lain adalah :
 Mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lubang bor dan di
pinggiran zona invasi sebagai akibat sampingan kegiatan pemboran dan
menghilangkan efek jembatan pasir.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer di sekeliling sumur.
 Menstabilkan lapisan pasir di sekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas
dari kandungan pasir.
 Memaksimalkan kapasitas jenis serta umur pemanfaatan sumur.
Berbagai metode dapat dilakukan pada well development ini seperti surging, jetting,
airlifting, backwashing dan overpumping. Prinsip kerja metode surging adalah

19
menekan air mengalir masuk dan keluar pada interval saringan dengan menaikan dan
menurunkan plunger di dalam casing, seperti gerakan piston. Dalam metode jetting
alat (jetting tool) dimasukan ke dalam tiap-tiap interval saringan dari bawah ke atas
dengan pipa stang bor yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air
bersih ke dalam sumur. Dalam pengoperasiannya alat digerakan berputar-putar
dengan memutar stang bor dan naik turun sepanjang pipa saringan. Metode airlifting
hampir sama dengan metode jetting, namun yang dipompakan ke dalam sumur adalah
udara. Prinsip dasar metode backwashing adalah membuat efek surging dengan
menggunakan pompa. Cara kerjanya pompa dijalankan untuk menimbulkan aliran air
dari akuifer masuk ke dalam sumur melalui saringan. Begitu aliran muncul ke
permukaan tanah, pompa segera dimatikan sehingga air akan kembali turun ke bawah
melalui pipa naik, sehingga akan terjadi aliran dari sumur ke akuifer melalui saringan.
Hal ini dilakukan berulang-ulang. Sedangkan pada metode overpumping hanya
mengalirkan air dari akuifer ke dalam sumur dengan cara memompa sumur melebihi
rencana kapasitas pemompoaan yang akan dioperasikan pada tahap produksi.

20

Anda mungkin juga menyukai