Anatri Desstya
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Anatri.Desstya@ums.ac.id
Abstract
The purpose of this research was to determine aspects of applied learning approach based on science
process skills as a way to transfer material science for students in elementary school. The method used
is the method of library research. The collection and review of reference indicators for science process
skills is then connected to the science material in the student book IV theme 2. Researchers analyzed the
data associated with using inductive and deductive. The conclusion that: 1) In each sub-theme has been
referring to the learning approach science process skills, 2) Each sub-themes are science process skills
are fundamental, namely observation and communication, 3) No founding the activities to formulate
hypotheses.
merupakan kemampuan untuk membuat prediksi keteguhan hati, ketekunan, yang dilakukan
berdasarkan hasil observasi, pengukuran atau oleh individu untuk menyingkap rahasia alam
penelitian yang memperlihatkan gejala tertentu. semesta. Dalam membelajarkan sains, seorang
Guru dapat melatih anak-anak dalam membuat guru sebaiknya mengetahui karakteristik siswa
peramalan kejadian-kejadian yang akan datang SD dan hakikat sains sendiri, baik sebagai
beradasrkan pengetahuan, pengalaman, atau data produk, proses maupun sikap ilmiah. Mengacu
yang dikumpulkan. pada arahan pembelajaran pada kurikulum 2013,
Keterampilan penerapan atau aplikasi dapat yaitu sains diajarkan melalui metode discovery,
dilakukan seorang guru untuk menerapkan maka pembelajaran sains diarahkan untuk
konsep sains yang telah dikuasai untuk melakukan serangkaian proses ilmiah untuk
memecahkan masalah tertentu. Keterampilan mendapatkan sebuah konsep sains.
mengomunikasikan merupakan keterampilan Keterampilan proses sains merupakan
untuk menyampaikan hasil penemuannya kepada keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh,
orang lain, dalam bentuk laporan penelitian, mengembangkan dan menerapkan konsep-
membuat paper atau menyusun karangan. konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan
Menurut Semiawan (1992), terdapat teori sains. Dengan melibatkan keterampilan-
beberapa faktor yang mendasari bahwa keterampilan kognitif atau intelektual, siswa
pendekatan keterampilan proses sains perlu diharapkan mampu mempertajam penguasaan
diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu: konsep yang dimiliki siswa dalam pembelajaran.
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Sehingga keterampilan proses sains dapat
berlangsung semakin cepat sehingga tidak berpengaruh pada penguasaan konsep siswa
mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dalam ranah kognitif.
dan fakta pada siswa. 2) Adanya kecenderungan Buku siswa dan buku guru merupakan bentuk
bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep dokumen sebagai rincian dari standart proses
yang rumit dan abstrak jika disertai dengan dan kurikulum 2013, termasuk di dalamnya
contoh yang konkret. Hal ini sesuai dengan berisi konsep-konsep dan fakta-fakta sebagai
teori perkembangan kognitif dari Piaget yang produk sains dan yang telah digunakan oleh
menyatakan bahwa anak Sekolah dasar berada praktisi pendidikan. Beberapa muatan pelajaran,
pada tahap perkembangan operasional konkret yaitu: IPS, Bahasa Indonesia, SBP (Seni Budaya
(7-12 tahun). 3) Penemuan dan perkembangan Prakarya), PPKn, PJOK, Matematika, dan IPA,
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat terintegrasi dalam satu tema. Penelitian ini
mutlak 100%, tapi bersifat relatif. 4) Dalam mengkaji buku siswa kelas IV untuk SD dan MI
proses belajar mengajar, pengembangan konsep tema 2, dari aspek muatan IPA. Manfaat dari
tidak terlepas dari pengembangan sikap dan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi
nilai dalam diri anak didik. Selama melakukan terhadap isi buku dari aspek pembelajaran yang
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan menerapkan keterampilan proses sains.
proses sains, siswa akan mengalami proses
belajarnya sendiri. Diharapkan, sikap ilmiah METODE PENELITIAN
akan mulai muncul. Sund (1981:40) menyatakan Metode yang digunakan dalam
sains sebagai batang tubuhnya pengetahuan penelitian ini adalah metode library research.
yang diperoleh melalui proses inkuiri terus Pengumpulan dan penelaahan referensi
menerus yang digerakkan oleh masyarakat yang tentang indikator-indikator pada pendekatan
bergerak dalam bidang sains. Sains merupakan keterampilan proses sains kemudian dihubungkan
suatu upaya manusia yang meliputi operasi dengan penyajian pada materi IPA dalam buku
mental, keterampilan dan strategi memanipulasi siswa kelas IV tema 2. Peneliti menganalisis
dan menghitung, keingintahuan (curiousity), data-data terkait dengan menggunakan metode
Induktif dan Deduktif. Penelitian ini dilakukan karya Sumini dkk, dengan empat subtema yaitu
selama 2 bulan, dari bulan Nopember-Desember
1). Sumber Energi, 2) Pemanfaatan Energi, 3)
2015.
gerak dan Gaya, 4) Mengenal Energi Alternatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelaahan dari buku siswa ini
Buku yang ditelaah adalah buku siswa kelas
IV SD dan MI tema 2. Selalu Berhemat Energi, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Deskripsi Pembelajaran Materi IPA terhadap Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Pada subtema 1. Sumber Energi, terdapat aktivitas untuk membedakan kecepatan penguapan
dari tisue yang ditempatkan pada kondisi yang ini juga terkait dengan pemahaman cara dan
berbeda. Aspek pembelajaran KPS, meliputi: langkah kerja yang akan dilakukan.
observasi (termasuk kegiatan mengukur waktu Kegiatan siswa untuk menyusun hipotesis
kecepatan penguapan), menampilkan data diarahkan melalui seperangkat pertanyaan
pengamatan dalam bentuk tabel. Data yang yang jawabannya tertuju pada hasil eksperimen
diamati merupakan kondisi perubahan dari yang akan dilakukan. Seseorang dikatakan
3 benda yang dipanaskan pada dua kondisi. mengajukan hipotesis jika mereka menggunakan
Kegiatan mengendalikan variabel, yaitu: pengetahuan awal untuk menjelaskan suatu
menempatkan pada dua kondisi, panas dan kejadian dan menyadari kemungkinan lebih
teduh. Kegiatan merencanakan eksperimen dari suatu penjelasan dari suatu kejadian.
dipersiapkan sebelum semua kegiatan dilakukan. Siswa menggunakan pengetahuan awal tentang
Setelah data perubahan dicatat, kemudian pengalaman sehari-harinya dalam menjemur
digunakan untuk menarik kesimpulan, untuk pakaian di rumah pada kondisi terkena matahari.
kemudian diaplikasikan dengan kondisi sehari- Dari pengalaman ini, siswa mampu menyusun
hari saat menjemur pakaian ketika di rumah. hipotesis dari eksperimen yang akan dilakukan.
Observasi atau pengamatan tidak sama Hipotesis merupakan suatu perkiraan yang
dengan melihat. Dalam kegiatan mengobservasi beralasan untuk menjelaskan suatu kejadian atau
atau mengamati, kita memilah-milahkan bagian pengamatan tertentu, dan hipotesis ini kemudian
yang penting dan kurang penting. Kegiatan dibuktikan kebenarannya dengan percobaan
observasi ini menggunakan indra untuk melihat sebagai langkah selanjutnya.
dan merasakan. Untuk lebih lanjutnya, seseorang Dalam keterampilan mengomunikasikan,
dikatakan melakukan observasi jika siswa siswa dituntut untuk menyampaikan hasil
mengenali perbedaan dan persamaan objek atau temuannya kepada siswa yang lain dengan
kejadian. Ada dua kejadian yang diamati, yaitu cara menyusun laporan penelitian, menyusun
panas dan teduh yang masing-masing kondisi karangan, menyampaikan informasi dalam
terdapat 3 objek. Masing-masing objek pada dua bentuk gambar, model, tabel, diagram, gra¿k
kondisi tersebut diamati secara detail. atau hostogram, membuat berbagai pajangan
Pada subtema ini, sebelum melakukan yang dipamerkan di dalam ruang kelas,
eksperimen, dilakukan perencanaan terlebih atau menceritakan pengalamannya dalam
dahulu dengan menentukan alat dan bahan, kegiatan observasi. Penyampaian informasi
objek yang akan diteliti, faktor atau variabel pada subtema 1 disajikan dalam bentuk tabel
yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, pengamatan. Kegiatan untuk mengaplikasikan
cara dan langkah kerja, serta cara mencatat konsep ini dikembalikan siswa setelah menarik
dan mengolah data untuk menarik kesimpulan. kesimpulan dari eksperimen. Siswa menjemur
Dalam eksperimen ini, alat dan bahan yang perlu sesuatu benda di tempat yang terang. Dapat
disiapkan siswa adalah tisue, kertas HVS, dan ditarik kesimpulan, pada subtema I, aspek
sapu tangan masing-masing dua buah. Objek pembelajarannya sesuai dengan keterampilan
yang diteliti adalah kecepatan pengeringan. proses sains, meliputi kegiatan observasi,
Variabel yang diperhatikan adalah jenis tisue, interpretasi data, mengendalikan variabel,
kertas HVS dan sapu tangan yang sama. Variabel merencanakan eksperimen, menarik kesimpulan,
yang divariasi adalah tempat untuk menjemur, mengaplikasikan, dan mengomunikasikan.
yaitu teduh dan panas. Kriteria keberhasilan Pada subtema 2. Pemanfaatan Energi,
selama melakukan eksperimen dilihat pada hasil terdapat 5 jenis aktivitas yang sesuai dengan
eksperimen yang sesuai dengan teori tentang aspek keterampilan proses sains, yaitu untuk
kecepatan pengeringan suatu benda yang telah aktivitas I: observasi, menginterpretasi data,
diberikan sebelumnya. Keberhasilan eksperimen mengkomunikasikan; aktivitas II : merencanakan
II: merencanakan eksperimen, mengendalikan 3 pasang buah benda untuk dijatuhkan dari
variabel, observasi (termasuk kegiatan ketinggian yang divariasi. Hubungan waktu
pengukuran, menentukan hubungan waktu), di sini dilakukan dengan menghitung dan
menginterpretasi data; aktivitas III: terdapat mengamati benda yang lebih cepat sampai di
kegiatan: merencanakan eksperimen, observasi tanah.
(termasuk kegiatan mengklasi¿kasikan); Keterampilan proses yang belum
aktivitas IV: observasi dan menginterpretasi data. diterapkan pada tema ini adalah menyusun
Sebagian besar subtema ini memuat kegiatan hipotesis. Menurut Conny Semiawan, dkk, yang
observasi dan merencanakan eksperimen. tertera dalam tabel acuan penerapan keterampilan
Keterampilan merencanakan eksperimen memproseskan perolehan dari SD sampai
perlu dilatihkan kepada siswa, baik untuk dengan SMA, kelas 4 SD/MI sudah mulai bisa
dicoba di sekolah maupun di rumah. Saat di untuk menyusun sebuah hipotesis. Hipotesis
rumah, siswa dapat diarahkan belajar secara merupakan suatu perkiraan yang beralasan untuk
berkelompok, atau individu dengan bimbingan menerangkan suatu kejadian atau pengamatan
orang tua. Sehingga saat menarik kesimpulan, tertentu. Kegiatan menyusun hipotesis dapat
tidak akan mengalami kesalahan. Keterampilan dilakukan guru dengan memberikan instruksi
merencanakan eksperimen, meskipun sangat secara lisan, sebelum semua kegiatan tersebut
sederhana, perlu dilakukan sendiri oleh siswa. dilakukan. Kegiatan pengendalian variabel dan
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bruner, bahwa interpretasi data baru bisa dimulai ketika kelas
siswa hendaknya belajar melalui partisipasi aktif 5 SD. Namun dalam hasil kajian ini, kegiatan
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mengendalikan variabel sudah mulai diterapkan.
mereka memperoleh pengalaman dan melakukan Kelas 4 SD merupakan kelas tinggi yang
eksperimen-eksperimen yang memungkinkan diperkirakan mereka sudah mulai bisa untuk
untuk menemukan prinsip-prinsip itu berpikir logis.
sendiri. Jadi kesimpulannya pada subtema Pada pembelajaran sains, hal yang
3, terdapat kesesuaian aspek pembelajaran mendasari hakikat sains sebagai produk yang
dengan keterampilan proses sains, meliputi berupa fakta-fakta dan konsep-konsep ilmiah,
kegiatan: observasi, mengendalikan variabel sebagai proses dan sikap ilmiah, yang diajarkan
merencanakan eksperimen manarik kesimpulan. pada jenjang sekolah dasar, dapat dimulai pada
dan menginterpretasi data. hal-hal yang sangat sederhana dan ditemukan di
Subtema 4. Mengenal Energi Alternatif, sekitar kita (secara kontekstual). Keterampilan
terdapat tugas proyek untuk membuat sebuah proses sains dalam pembelajaran yang meliputi
kincir air yang terbuat dari plastik. Siswa (melakukan observasi, menentukan variabel,
diberi tugas untuk menyelesaikan proyek membuat hipotesis, melakukan, pengukuran,
di rumah, melalui kegiatan merencanakan dan analisis data, menarik simpulan, serta
eksperimen, meliputi penyiapan alat dan bahan membuat laporan hasil pratikum) akan dapat
serta menunjukkan langkah kerja. Pada akhir diakses dengan menerapkan model pembelajaran
percobaan, kemudian diaplikasikan pada sistem kontekstual. Dengan melakukan kegiatan yang
PLTA. tercermin dalam komponen pembelajaran
Kegiatan observasi merupakan kontestual guru dapat melakukan penilaian yang
keterampilan proses sains yang sangat mendasar. otentik (penilaian secara keseluruhan dalam
Dengan melihat benda-benda yang didekatkan proses pembelajaran terhadap siswa. Kegiatan
dengan magnet, siswa dapat mengklasi¿kasikan yang dilakukan siswa tersebut akan mampu
benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, memberikan pencapaian keterampilan proses
seperti yang terdapat pada subtema 3. Siswa yang maksimal.
dapat menentukan hubungan waktu dengan Berdasarkan hasil penelaahan dan uraian-
mengendalikan variabel, yaitu menyiapkan uraian di atas, peneliti telah dapat membuktikan
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan, dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Grasindo.
I Ketut Wardana. (2013). “Pengaruh Model Kontekstual terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Hasi Belajar Sains pada Siswa Kelas IV SD Gugus V Dr. Soetomo”. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, vol. 3, 2013.
.
Kemdikbud. (2013). Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemdikbud.
R. Rosnawati. (2013). Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika Mendayagunakan
Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sund, RB. Bybee. RW. Trowbridge, LW. (1981). Becoming Secondary School Science Teacher.
Columbus. Ohio: Charles E Marriel Publishing Company.
Sumini, dkk. (2014). Buku Teks Pelajaran Tematik Kelas IV Tema 2: Selalu Berhemat Energi.
Surakarta: PT. Tiga Serangkai.
Sumiyati. (2013). Implementasi Kurikulum Menuju Indonesia Maju. Prosiding SNPS 2013. ISSN
2354-7022.
Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.