Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MEKANIKA BATUAN

UJI TRIAXIAL BATUAN


BERDASARKAN SNI 2815:2009

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1Muhammad Afridho 15306077
2Olris Daniel Samosir 15306081
3Simon Pasaribu 15306096
4Irfan Fadhilla Ginting 16306029
5Chintya Sidauruk 16306039

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
2018
Pengujian Triaxial pada batuan berdasarkan SNI 2815:2009

1. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium,
untuk memperoleh parameter-parameter kekuatan geser (sudut geser dalam
dan kohesi) dan modulus elastisitas batu (modulus Young) pada kondisi
tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase. Parameter tersebut dapat
dipergunakan untuk menghitung regangan vertikal dan tegangan deviator
tanah dan bagian dari desain fondasi.
Standar ini menguraikan tentang prinsip-prinsip cara uji tekan triaksial pada
batu, yang meliputi: sistem peralatan uji tekan triaksial batu di laboratorium;
benda uji, bahan penunjang uji, dan perlengkapan lainnya; persyaratan
peralatan dan pengujian; cara uji; perhitungan parameter; laporan uji; dan
contoh uji; Cara uji ini berlaku baik untuk kondisi yang disesuaikan dengan
tuntutan desain.

2. Acuan normatif
1
SNI 03-2825-1992 : Metode pengujian kuat tekan uniaxial batu
2
SNI 03-2826-1992 : Metode pengujian modulus elastisitas batu pada
tekanan sumbu tunggal
3
SNI 03-3406-1994 : Metode pengujian sifat tahan lekang batu

3. Istilah dan definisi


Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut.
3.1. Kekuatan geser batu pada kondisi tanpa drainase
kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh batu, apabila batu diuji geser
dengan cepat sehingga drainase air tidak terjadi.
3.2. Keruntuhan benda uji
kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh yang biasanya diambil pada
tegangan deviator maksimum.
3.3. Tegangan deviator
beda tegangan utama besar (major principle stress) dengan tegangan utama
kecil (minor principle stress).
4. Ketentuan dan persyaratan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat pembeban
Jenis alat pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Alat dengan kapasitas yang cocok untuk mengukur beban aksial yang
bekerja pada benda uji;
b) Kecepatan pembebanan tidak boleh berdeviasi lebih dari 10% dari
kecepatan yang ditentukan;
c) Kecepatan pembebanan untuk pengujian tekan satu arah sampai benda uji
hancur, harus dipilih antara 2% sampai 5% dari tinggi benda uji.
d) Semua alat ukur harus dikalibrasi sesuai dengan ketentuan spesifikasinya,
atau pada saat diperlukan.

Keterangan :
1 rangka pembeban
2 dongkrak penekan
3 manometer pengukur
tekanan vertikal
4 pompa hidraulik penekan
vertikal
5 pompa hidraulik tekanan sel
6 manometer pengukur tekanan sel
7 torak sel
8 karet gelang berkekuatan tinggi
bawah
9 katup pelimpah
10 pelat bagian atas
11 cincin karet
12 membran karet
13 benda uji batu
14 oli bertekanan
15 silinder berkekuatan tinggi
16 pelat bagian bawah
17 dudukan berbentuk bola
18 bagian dasar sel
19 alat pengukur deformasi vertikal
20 katup pengisi oli dan tekanan
hidraulik
21 dudukan sel pada alat pembeban

Gambar 1. Alat Triaxial Test


Gambar 2. Rangkaian Peralatan Triaxial Test

4.1.2 Alat pengatur tekanan


Pengatur tekanan yang digunakan harus memenuhi syarat berikut:
a) berbentuk pompa hidraulik atau sistem lain;
b) berkapasitas cukup untuk menjaga tekanan lateral (σ3) tetap konstan.

4.1.3 Sel triaksial tekan


Bagian-bagian sel triaksial ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Dua buah pelat, dengan ketentuan:
2) berbentuk bundar;
3) mampu menahan beban sampai 20 ton ;

b) Sel bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan:


1) pipa pelimpah;
2) bagian dasar;
3) katup untuk mengisi oli ke dalam sel dan mengatur tekanan
lateral;
4) alat-alat ukur;
5) katup lain yang diperlukan;
6) sel yang bertekanan keliling maksimum 689 MPa.
4.1.4 Alat ukur deformasi dan regangan
Alat ukur deformasl aksial yang digunakan adalah mikrometer yang
disambungkan pada sel triaksial dengan syarat sebagai berikut:
a) mempunyal ketelitian minimum 0,002 mm;
b) kemampuan minimum 5 mm.

4.2 Benda uji dan bahan penunjang uji


4.2.1 Benda uji
Benda uji yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Benda uji yang diambil dari inti bor harus dapat mewakili massa batu,
seperti keadaan mineral, ukuran dan bentuk butiran, keadaan pori dan
arah retakan;
b) Perbandingan tinggi dengan diameter benda uji 2 sampal 2,5;
c) Diameter benda uji minimum 47 mm (1 ¾”);
d) Kadar air benda uji harus disesuaikan dengan tuntutan desain;
e) Pengujian dilakukan minimum dengan 3 buah benda uji.

4.2.2 Bahan penunjang uji


Membran karet yang diperlukan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Bersifat kedap air dan berfungsi sebagai pembungkus benda uji, tidak
retak dan tidak bocor, namun bisa mengeluarkan tekanan keliling oli
terhadap benda uji;
2) Mempunyal diameter kurang 1 mm dari diameter benda uji;
3) Mempunyai tebal 1,588 mm (1/16”).

4.3 Pengujian
Batasan pengujian
Batasan pengujian yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. apabila diameter benda uji tidak sama dengan diameter piston sel,
beban yang diukur harus dikoreksi terhadap perbedaan luas antara
benda uji dan piston pembeban melalui karet ke sel;
2. Sediakan minimum 3 buah benda uji yang identik untuk setiap pengujian.
5 Cara pengujian
5.1 Persiapan pengujian
Lakukan persiapan uji tekan triaksial dengan tahapan sebagai berikut:
a) Tempatkan bagian dasar sel pada dudukan sel dari alat pembeban;
b) Bersihkan permukaan bantalan pelat bagian atas dan bagian bawah;
c) Bersihkan benda uji, dan tempatkan benda uji pada pelat bawah;
d) Tempatkan pelat atas pada benda uji, dan atur serta luruskan sebaik-
baiknya;
e) Bungkus benda uji dan pelat-pelatnya dengan membran karet, dan ikat
membran dengan karet gelang pada pelat bagian bawah agar oli sel tidak
dapat merembes masuk ke benda uji;
f) Pasang benda uji di dalam silinder sel, dan pasang karet gelang yang
cocok di sekeliling bagian dasar sel agar tidak terjadi bocoran;
g) Hubungkan kabel atau pipa tekanan hidraulik;
h) Pasang dan atur alat ukur deformasi, dan isi sel dengan oli.

5.2 Persiapan koreksi peralatan


Lakukan koreksi deformasi peralatan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Masukkan silinder baja yang bersifat elastis ke dalam peralatan;
b) Amati perbedaan deformasi antara yang terpasang dan pada alat
pembeban;
c) Kurangi deformasi total pada setiap pembebanan dengan deformasi alat,
untuk mendapatkan deformasi benda uji;
d) Hitung regangan aksial benda uji.

6 Prosedur pengujian
6.1 Pengujian tekan triaksial
Lakukan pengujian tekan triaksial pada batu dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Beri beban kecil kira-kira 110 N pada sel triaksial tekan dengan
menggunakan alat pembeban untuk mengatur posisi bagian-bagian
bantalan peralatan;
b) Catat pembacaan awal pada alat ukur deformasi; apabila deformasi total
dicatat selama pengujian, harus dibuat koreksi deformasi peralatan yang
tepat seperti yang diuraikan pada subbab 5.2 di atas;
c) Tingkatkan tekanan oli lateral perlahan-lahan hingga batas uji yang
ditentukan semula, dan secara bersamaan beri beban aksial secukupnya
untuk menghindari penyimpangan alat ukur deformasi terhadap hasil
pembacaan awal;
d) Apabila batas uji tekanan oli yang ditentukan semula tercapai, baca dan
catat beban aksial pada alat pembeban;
e) Gunakan beban ini sebagai beban nol atau sebagai beban awal untuk
pengujian;
f) Beri beban aksial secara menerus tidak secara tiba-tiba hingga beban
konstan atau berkurang atau besar regangan yang ditentukan semula
tercapai;
g) Beri beban dengan cara menjaga kecepatan regangan tetap konstan pada
waktu pengujian;
h) Jaga tekanan keliling yang ditentukan semula agar tetap konstan pada
waktu pengujian, dan baca serta catat hasil pengukuran deformasi yang
diinginkan;
i) Lakukan minimum 3 kali pengujian triaksial tekan untuk mendapatkan
tekanan keliling yang berbeda pada benda uji yang sama.

7. Rumus-rumus perhitungan
7.1. Regangan vertikal
Regangan vertikal () dihitung pada setiap bacaan deformasi dengan
menggunakan persamaan di bawah ini.
 =  / Lo ........................................................................... (1)
dengan:
 adalah regangan vertikal (tanpa satuan);
 adalah deformasi vertikal (mm); Lo adalah tinggi benda uji (mm).
7.2 Tegangan deviator
Tegangan deviator (1 - 3) dihitung dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.
(1 - 3) = P/A ..................................................................... (2)
dengan:
∆σ = (1 - 3) adalah peningkatan tegangan atau tegangan deviator
(MN/m2 atau MPa);
P adalah beban vertikal (MN);
A adalah luas benda uji (m2);
1 adalah tegangan utama besar (MN/ m2 atau MPa);
3 adalah tegangan utama kecil (MN/m2 atau MPa).

8. Prosedur perhitungan
Cara perhitungan
Kerjakan perhitungan dan penggambaran kurva hubungan antara
perbedaan tegangan dengan regangan aksial, dengan urutan :
a) Beri tanda tegangan lateral (3) pada kurva tersebut;
b) Hitung tegangan deviator ∆σ = (1 - 3) dengan menggunakan
persamaan (2);
c) Hitung regangan vertikal () dengan menggunakan persamaan (1).

8.1 Cara penggambaran hasil uji tekan triaksial


a) Gambar lingkaran Mohr pada susunan sumbu, dengan tegangan geser
sebagai sumbu tegak dan tegangan normal sebagai sumbu datar.
b) Tentukan selubung (envelope) pada lingkaran-lingkaran tegangan Mohr
tersebut.
c) Gambarkan selubung (envelope) Mohr yang paling tepat (yang mendekati
tangen pada lingkaran-lingkaran Mohr, lihat Lampiran B) dengan
memeriksa apakah bidang keruntuhan meningkat atau tidak pada waktu
pengujian.
d) Periksa penyimpangan bidang ini berdasarkan bidang tegangan utama
besar.
e) Apabila selubung tersebut di atas berupa garis lurus, tentukan sudut geser
dalam  (atau kemiringan garis sebagai tan ) dengan membentuk sudut
antara garis selubung dan garis horisontal.
f) Tentukan kohesi (c) yaitu perpotongan antara garis selubung (envelope)
pada sumbu vertikal.

Apabila selubung tersebut di atas tidak berupa garis lurus, harus dibuat p-q
diagram. Selanjutnya, tentukan sudut geser dalam  (atau tan ) dan kohesi (c)
dari grafik hubungan antara p = ½ (1 + 3) dengan q= ½ (1 - 3) untuk minimum
3 benda uji.
7. Diagram Alir Pengujian

Mulai
Uji triaksial batu UU

2. Persiapan sebelum pengujian

a) Tempatkan bagian dasar sel pada dudukan sel dari alat


pembeban.
b) Pasang benda uji dalam silinder sel dan bungkus dengan
membran karet yang diikat pada bagian dasar dengan
karet gelang.
c) Tempatkan pelat atas pada benda uji, dan atur serta luruskan
sebaik-baiknya.

3. Pengujian

a) Beri tekanan sel ( 3) sesuai dengan kebutuhan desain.


b) Catat kondisi awal bacaan deformasi.
c) Beri tekanan aksial secara menerus tidak secara tiba-tiba
dan secara konstan.
d) Jaga tekanan sel agar tetap konstan, dan baca deformasi dan
beban normal yang diinginkan pada formulir B.1.
e) Lakukan percobaan sampai terjadi keruntuhan.

Tidak
Apakah percobaan
selesai?
(3 benda uji)

Ya

4. Perhitungan dan pelaporan

a) Perhitungan pada formulir


b) Pembuatan grafik tegangan-regangan
c) Plotting lingkaran Mohr dan bidang
runtuh

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai