PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia
indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan
manusia seutuhnya, yang bermula sejak saat pembuahan dan berlangsung
sepanjang masa hidupnya meliputi aspek fisik, mental, sosial dan tidak dapat
dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga dimana ia dibesarkan.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan.Upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas terdiri dari
pelayanan kesehatan perorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat
primer.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pilihan.Upaya pelayanan lansia merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka
puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia.
Salah satu dampak pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur
harapan hidup waktu lahir yang berakibat meningkatnya jumlah lanjut usia dengan
berbagai masalah dan kebutuhan bagi lanjujt usia di bidang kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina sendiri
kesehatannya
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam menghayati dan mengtatasi kesehatan lanjut usia
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lanjut usia
1
C. Sasaran
Pembinaan kesehatan lanjut usia meliputi beberapa kelompok sasaran yaitu:
1. Sasaran langsung
a. Kelompok pra lanjut usia 45 – 59 tahun
b. Kelompok lanjut usia 60 – 69 tahun
c. Kelompok lanjut usia risiko tinggi yaitu usia lanjut 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.dan usia lanjut usia 70 tahun atau lebih.
2. Sasaran tidak langsung
a. keluarga dimana lanjut usia berada
b. masyarakat di lingkungan lanjut usia berada
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan pelayanan kesehatan
lansia baik di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah kerja Puskesmas
Plaju yaitu di Kecamatan plaju ulu yang meliputi 5 Kelurahan yaitu Kelurahan plaju
ulu,kelurahan plaju ilir,kelurahan talang bubuk,kelurahan bagus kuning,kelurahan
komperta..
E. Batasan Operasional
a. Kesehatan keluarga adalah kesehatan kelompok individu yang berkaitan
dalam satu kesatu biologik-psikologik-sosial budaya, mencakup segi
kesehatan, jasmani rohani dan sosial.
b. Kesehatan lanjut usia adalah kesehatan mereka yang berusia 60 tahun atau
lebih, baik jasmani rohani dan sosial. Pra lanjut usia adalah seseorang yang
berusia 45 – 49 tahun.
c. Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.67 Tahun 2015).
d. Lanjut usia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih,
atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
e. Kartu Menuju Sehat (KMS) lanjut usia adalah suatu alat untuk mencatat
kondisi kesehatan pribadi lanjut usia baik fisik maupun mental emosional.
Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai kemajuan kesehatan lanjut
usia yang dilaksanakan di kelompok lanjut usia atau Puskesmas.
f. Kegiatan promotif adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan gairah hidup para lanjut usia agar merasa tetap dihargai dan
tetap berguna. Upaya promotif juga ditujukan kepada keluarga dan
masyarakat di lingkungan lanjut usia. Dalam kegiatan ini berperan upaya
2
penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang gizi lanjut
usia, pengetahuan tentang proses degeneratif yang akan terjadi pada lanjut
usia, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain yang dapat
memelihara kemandirian serta produktivitas lanjut usia.
g. Kegiatan preventif adalah upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah
sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh
proses degeneratif. Kegiatan yang dilakukan berupa deteksi dini kesehatan
lanjut usia yang dapat dilakukan di kelompok, Puskesmas. Instrumen yang
dipergunakan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan kesehatan
lanjut usia adalah Kartu Menuju Sehat (KMS) Lanjut Usia dan Buku
Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia
h. Kegiatan Kuratif adalah upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan
perawatan bagi lanjut usia sakit dan dapat dilakukan melalui fasilitas
pelayanan seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dokter praktek
swasta.
i. Kegiatan Rehabilitasi adalah upaya yang dilakukan bersifat medik,
psikososial, edukatif dan pengembangan keterampilan atau hobi untuk
mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan
kepercayaan diri pada usia lanjut.
j. Kegiatan Rujukan adalah upada yang dilakukan untuk mendapatkan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang memadai dan tepat waktu sesuai
kebutuhan. Upaya dapat dilakukan secara vertikal dari tingkat pelayanan
dasar ke tingkat pelayanan spesialistik di rumah sakit, atau secara horizontal
ke sarana tingkat pelayanan yang mempunyai sarana yang lebih lengkap.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DistribusiKetenagaan
4
C. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Dalam Gedung
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan Lansia setiap hari kerja mulai
jam 07.30WIB sampai dengan 14.00 WIB
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DenahRuang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan Lansia dilakukan oleh
Penanggung jawab program yang masih bergabung denganPoli Umum
Tata ruang pelayanan kesehatan LansiaPuskesmas plaju Palembang
MEJA
WASTAFEL MEJA
BED PASIEN
KOMPUTER
PINTU
MEJA
PINTU
PINTU
BED PASIEN
PINTU
MEJA
B. StandarFasilitas
B. Standar Fasilitas
NO. FASILITAS FASILITAS YANG KONDISI
DIBUTUHKAN PUSKESMAS
1. Ruang Konsultasi Ruang untuk konsultasi Ada
pelayanan kesehatan
Lansia yang terintegrasi
dengan pelayanan
kesehatan lain
2. Peralatan Ada
- Stetoscop 1 buah
- tensi meter 1 buah
3. Media komunikasi, 1 paket (lembar balik, Ada
informasi, dan edukasi leaflet, brosur)
6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan
1. Pelayanan pasien Lansia yang datang berobat ke puskesmas.
Kegiatan berupa konsultasi pasien Lansia, pemberian obat sesuai kebutuhan
pasien yang tersedia di Puskesmas.
2. Home Visit.
Kegiatannya berupa kunjungan rumah untuk melakukan pemantauan pasien
Lansia yaitu dengan anamnesa ulang, memeriksa fisik pasien, assesment ulang,
dan pemantauan makan obat pasien.
3. Pelaksanaan Posyandu Lansia.
Terdapat 4 posyandu lansia di Puskesmas Plaju Palembang. Pelaksanaan
posyandu jadwal terlampir.
No. Tanggal posyandu Kelurahan
setiap bulan
1. 6 Posyandu lansia Mulia Talang Bubuk
2. 8 Posyandu lansia melati Plaju Ilir
3 14 Posyandu Bunga Tanjung Plaju Ulu
4 25 Posyandu Ika Plaju Ilir
B. Metode
Metode pelayanan kesehatan Lansia yang dilakukan di Puskesmas Plaju
Palembang menggunakan metode penyuluhan, pendataan, dan konseling.
C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan pelayanan lansia di Puskesmas Plaju Palembang
yaitu untuk menentukan kegiatan dan menyusun jadwal kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan upaya yang akan dilakukan sesuai dengan rencana
kegiatan. Mekanisme pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagaimana dijelaskan di lingkup kegiatan di atas.
3. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian dan pelaksanaan program kesehatan Lansiadi puskesmas.
Monitoring dapat dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan baik dalam
gedung maupun di luar gedung. Mekanisme monitoring dapat dilakukan
dengan cara melakukan pelaporan pelaksanaan dan pencapaian program
7
kesehatan Lansia di Puskesmas, yang disampaikan oleh pengelola program
kesehatan Lansiadi puskesmas kepada kepala puskesmas setiap bulannya
(secara langsung ataupun melalui mini lokakarya bulanan puskesmas).
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun untuk menilai proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lansiadi Puskesmas. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan indikator kinerja program kesehatan LansiaPuskesmas
plaju Palembang.
5. Pelaporan
Menyampaikan laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansiasetiap bulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia di
Puskesmas Plaju Palembang tercatat dalam laporan puskesmas.
8
BAB V
LOGISTIK
9
c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik
meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistik.
d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.
B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah pengangggaaran, yaitu menghitung kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan pengadaan bahan logistik.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan.
D. Penyimpanan
Fungsi berikutnya adalah penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi
penerimaan barang. Secara garis besar yang harus dicek kebenarannya adalah:
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu
penyerahan barang terhadap surat pesan (SP) dan surat perintah kerja
(SPK).
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau,
noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan.
3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP.
Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita cara penerimaan
(BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada
beberapa jenis barang logistik, yaitu biasanya tidak langsung disimpan digudang,
akan tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa
mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check
(saling uji secra otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh yang berwenang
(pimpinan)
Fungsi penyimpanan ini sangat menetukan kelancaran distribusi. Beberapa
keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah:
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi
kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat.
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
beban.
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap pakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian.
10
Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di puskesmas
adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang vital,
esensial atau normal (VEN system).Digabungkan dengan apakah barang tersebut
termasuk fast atau slow moving. Selama periode tertentu kemudian dihitung
kebutuhan atau penggunaan, sehingga diketahui rata rata penggunaan per bulan
juga fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara empiris, dapat
ditentukan berapa besar jumlah.
1. Persediaan minimal/jenis barang perbulan
2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)
Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out). Khusus di
puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO).
Mana yang mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus dikeluarkan terlebih
dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan
Lansiatersebut direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan
lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan pasien sampai selesai
dapat menimbulkan bahaya atau resiko terhadap petugas.
Untuk mengurangi dan mencegah bahaya yang akan terjadi, setiap pemegang
program harus mengerjakan pekerjaannya dengan hati-hati, mengenali bahan
potensial berbahaya dan penanggungannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
14
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelaksanaan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan mengerjakan suatu aktifitas
3. Kegiatan yang dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis akan menjamin
konsistensi hasil yang dicapai.
4. Standar opersional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh penanggung jawab
program.
5. Audit internal dilakukan oleh tim audit.
15
BAB IX
PENUTUP
16