Anda di halaman 1dari 143

LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

DAFTAR ISI

daftar Isi 1
Meluruskan Miss Persepsi Takdir Kebencanaan 2
Penyebab Terjadinya Bencana 6
Bencana Dalam Pandangan Islam 10
Bencana Datang Karena Perbuatan Manusia Sendiri 20
Belajar Manajemen Bencana Dari Para Nabi 25
Hakikat Bencana Alam Dalam Al-Quran 30
Ujian Dalam Musibah 36
Siap Untuk Selamat 38
Wabah Ulat Bulu Dalam Pandangan Islam 42
Nahi Mungkar Spirit Pengurangan Risiko Bencana 46
Melestarikan Alam Adalah Tugas Kekhalifahan Manusia 49
Menanam Adalah Amalan Sholih 54
Jangan Salahkan Hujan 59
Hujan Dalam Pandangan Al-Quran Dan Sains 71
Islam Dan Lingkungan Hidup 79
Ketika Kita Sakit 84
Anomali Cuaca Dan Keterbatasan Manusia 90
Mari Lestarikan Bumi Kita 95
Gerhana 101
“Siap Untuk Selamat” Dengan Ikhtiyar Maksimal 106
Pemberdayaan Petani Sebagai Penanggulangan Bencana Kemiskinan 112
Pengurangan Risiko Bencana Di Bidang Ekonomi 117
Makna Dibalik Bencana 122
Manusia Khalifatullah Fil Ardh 128
Walau Tidak Bisa Mencegah Kita Bisa Mengantisipasi Datangnya Bencana Alam 132
Bencana Alam Menurut Perspektif Islam 137

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 1


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MELURUSKAN MISS PERSEPSI TAKDIR KEBENCANAAN


Oleh Asep Shalahudin

‫الدي ِْن ُك ِل ِه َو َكَفَى‬ ِ ‫ظ ِه َرهُ َعلَى‬ ْ ُ‫ق ِلي‬ِ ‫س ْولَهُ بِاْل ُهدَى َو ِدي ِْن اْل َح‬ ُ ‫س َل َر‬ َ ‫ِي أ َ ْر‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمدُ لل ِه اَّلذ‬
ُ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل اِلَهَ ا ََِّلاللهُ َو ْحدَهُ ََل ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُه‬.‫ش ِه ْيدًا‬ َ ‫ِبالل ِه‬
‫ار ْك َعلَى نَبِ ِينَا ُم َح َّم ود َو َعلَى‬ ِ ‫س ِل ْم َو َب‬
َ ‫ص ِلى َو‬ َ ‫اَلَّل ُه َّم‬.ٌ‫س ْو َل َب ْعدَه‬ ُ ‫ي َو ََل َر‬ َّ ‫س ْولُهُ ََلنَ ِب‬
ُ ‫َو َر‬
. َ‫ص ْي ِن ْى َواِيَّا ُك ْم بِت َ ْق َوالل ِه فَقَ ْد فَاََ اْل ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫ا َ َما َب ْعدُ فَ َيا ِع َبادَالل ِه أ ُ ْو‬. َ‫ص َحا ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬ْ َ ‫ا َ ِل ِه َوا‬
َ‫َيا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َح َّق تُقَا ِت ِه َو ََل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
Jamaa’ah Jum’ah rahimakumullah.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia terletak di kawasan pertemuan tiga lempengan
bumi yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo Australia tentunya mengandung potensi alamiah yang
membahayakan. Selain itu Indonesia juga berada di daerah sabuk api atau yang dikenal
dengan ring of fire di mana terdapat 187 gunung api berderet dari ujung barat sampai ke
timur. Dengan kondisi tersebut potensi kemungkinan bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, banjir, tanah longsor hingga letusun gunung api cukup besar yang bisa
mengancam kepada kehidupan manusia.
Setiap peristiwa, bencana dan segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini merupakan
sunatallah yang mesti terjadi. Bencana sebagai suatu fakta kehidupan tidak dapat
diingkari acapkali muncul dengan tiba-tiba sehingga menimbulkan kerusakan serta
dampak negatif lainnya bagi kehidupan manusia. Bencana alam yang terjadi seringkali
disandarkan semuanya atas kehendak Allah (taqdir) tanpa ada peran manusia sebagai
penyebab dari terjadinya suatu bencana. Padahal diantara sekian bencana yang terjadi
adalah atas sebab ulah dan kesalahan
m

anusia terhadap alam. Sebagaimana firman Allah SWT:

َ ‫س ِيئَ وة فَ ِم ْن نَ َْفس‬
‫ِك‬ َ َ ‫سنَ وة فَ ِمنَ اللَّ ِه َو َما أ‬
َ ‫صابَ َك ِم ْن‬ َ َ ‫َما أ‬
َ ‫صابَ َك ِم ْن َح‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 2


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya:”Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana
yang menimpamu maka itu dari kesalahan dirimu sendiri…”. (QS. An-Nisa (4): 79)
Dalil lainnya yang menunjukan bahwa suatu bencana yang datang kepada kita adalah
akibat dari perbutan manuisa itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an:

َ ‫ت أَ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعَفُو‬
‫ع ْن َك ِث و‬
‫ير‬ َ ‫صي َب وة فَ ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ ‫و ََ َما أ‬
ِ ‫صا َب ُك ْم ِم ْن ُم‬
Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kepadamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar kesalahan-
kesalahanmu”. (QS. As-Syuura (42): 30)
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah.
Jika kita bicara takdir tentunya tidak terlepas dari kehendak Allah SWT, takdir dalam
pengertian segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan
secara pasti oleh Allah SWT untuk segala yang ada (maujud), yang mengikat antara sebab
dan akibat segala sesuatu yang terjadi. Dalam memahami takdir sering kali seseorang
terjebak dengan dua kesalahan pemahaman konsep (misspersepsi) terhadap takdir,
termasuk takdir kebencanaan. Dua missperepsi terhadap takdir kebencanaan tersebut
adalah:
Pertama, bencana terjadi tergantung kepada kehendak Allah SWT sehingga manusia tidak
mempunyai pilihan dalam melakukan segala sesuatu. Mereka memahami ayat al-Qur’an
tentang kemutlakan kehendak (masyiah) Allah SWT tanpa memahami bahwa Allah juga
memberikan masyiah kepada manusia untuk melakukan ikhtiar. Kedua, bencana terjadi
karena manusia, yang menentukan sepenuhnya adalah perbuatan manusia itu sendiri
tanpa campur tangan Allah SWT. Merka memahami kemutlakan masyiah dan iradah
manusia tanpa memahami dan mengabaikan adanya kemutlakan masyiah dan iradah
Allah SWT.
Misspersepsi terhadap takdir timbul karena pemahaman yang parsial terhadap ajaran
Islam. Jika dikaitakan konsep takdir dengan perbuatan manusia adalah kita harus
meyakini bahwa Allah SWT Maha Berkehendak atas segala sesuatu, manusia sebagai
makhluk musayyar tidak mempunyai kebebasan untuk menerima maupun menolak. Juga
diikuti dengan keyakinan bahwa Allah SWT Maha Adil dengan memberikan kebebasan
kepada manusia sebagai makhluk mukhyar.
Berkaitan dengan takdir kebencanaan secara umum terjadi disebabkan oleh dua faktor:
Pertama, bencana terjadi karena disebabkan dari alam. Hal ini terjadi bukan keinginan
dan kelalaian dari manusia tetapi bagian dari ketentuan Allah yang manusia tidak mampu
menolaknya. Seperti gempa bumi disebabkan tumbukan antar lempeng bumi (QS. Al-A’raf
ayat 78), letusan gunung merapi karena sebab aktivitas vulkanik (QS. An-Namal ayat 88),

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 3


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

tsunami sebuah gelombang besar air laut karena adanya pergeseran di dasar laut akibat
gempa bumi (QS. Al-Infithar ayat 3).
Kedua, bencana terjadi karena sebab perbuatan manusia seperti tanah longsor akibat
lereng yang gundul, banjir karena tata ruang yang salah, dan lain sebagainya. Semua itu
terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak mau bersahabat dengan alam.
Kerusakan yang terjadi di daratan dan lautan ini karena tangan jahil manusia,
mengekploitasi alam secara berlebihan, dan kesalahan mengelola alam. Manusia tidak
lagi mampu mengendalikan dan menyeimbangkan fungsinya sebagai khalifah yang
mengatur dan memelihara alam ini. Hal ini digambarkan Allah SWT dalam FirmanNya:

‫ض الَّذِي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم َب ْع‬ َ ‫ساد ُ فِي ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬
َ
َ‫يَ ْر ِجعُون‬
Artinya:“ Telah nampak kerusakan di darat dan di alut disebabkan karena perbutan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar”. (QS. Al-Ruum (30): 41)
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah.
Bencana alam adalah sebuah fenomena yang tidak dapat diketahui secara pasti kapan
terjadinya, namun manusia hanya mampu mengenali gejela-gejala awal dan
memprediksikan terjadinya. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap alam maka setiap
kita perlu berperan aktif dalam melakukan tindakan preventif supaya terhindar dari
bencana alam atau meminimalisir risiko yang terjadi dari suatu bencana. Ada dua hal
bentuk tanggung jawab kita sebagai tindakan preventif dalam konteks bencana yaitu:
Pertama, manusia memahmi kausalitas (hukum sebab akibat) terjadinya bencana. Artinya
manusia dapat memiliki pemahaman yang utuh mengenai mengapa sebuah bencana bisa
terjadi. Menyadarkan tanggung jawab terhadap sebab akibat bencana, merubah pola
pikir dan kebiasaan buruk yang mengakibatkan terjadinya suatu bencana seperti tidak
menebang pohon berlebihan, jangan membuang sampah sembarangan dan perbuatan
buruk lainnya yang menyebabkan risiko terjadinya bencana.
Untuk meminimalisir terjadinya bencana harus memperkuat sistem masyarakat dalam
satu daerah tertentu untuk peduli dan berperan aktif dalam pencegahan terjadinya
bencana karena hal ini tidak bisa dikerjakaan sebagai pekerjaan individu tapi tanggung
jawab bersama. Untuk mengenali potensi terjadinya bencana perlu ada salah seorang
atau beberapa orang dari anggota masyarkat yang mempelajari secara mendalam
mengenal karakter bencana seperti erupsi gunung merapi, gempa bumi, tsunami atau
lainnya. Adalah menjadi fardhu kifayah harus ada anggota komunitas yang memiliki
kemauan, kepedulian untuk mengurangi risiko bencana yang terjadi kepada masyarakat.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 4


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Kedua, manusia memahami perannya sebagai khalifah (wakil Allah di muka bumi) dalam
mengatur dan menjaga alam. Upaya preventif lainnya dalam penanggulangan bencana
adalah menyadarkan manusia memiliki fungsi dan perannya sebagai khalifah Allah SWT di
muka bumi (QS. Al-Baqarah ayat30). Manusia ditunjuk sebagai khalifah dengan dibekali
akal untuk berfikir, dengannya membuat manusia memiliki kemampuan dalam
memahami ilmu pengetahuan, dapat mengidentifikasi, menguraikan dan memberi solusi
atas persoalan yang terjadi di muka bumi.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah.

ِ ‫اء ِراْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْلم ْس ِل َما‬


‫ِ ِم ْن ُك ِل‬ ِ ‫س‬َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلى َهذَا َوا َ ْست َ ْغ َِف ُراللهَ اْلعَ ِظي ِْم ِلى َولَ ُك ْم َو ِل‬
ِ َّ‫ب فَأ َ ْست َ ْغ َِف ُر ْوهُ اِنَّهُ هُ َو اْلغََفُ ْو ُر ال‬
.‫رحي ِْم‬ ‫ذَ ْن و‬

KHUTBAH II

ُ ُ َ‫سَل‬ َّ ‫ص ََلة ُ َوال‬ َّ ‫ اَل‬. َ‫الظا ِل ِميْن‬ َّ ‫لى‬ َ ‫ع‬ َ َّ‫عد َْوانَ اَِل‬ ُ ‫ َو ََل‬, َ‫ َواْل َعا ِق َبةُ ِل ْل ُمت َّ ِقيْن‬, َ‫ب اْل َعا َل ِميْن‬
ِ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ لل ِه َر‬
ُ‫أ َ ْش َهد ُ ا َ ْن ََل اِلَهَ ا ََِّلاللهُ َو ْحدَهُ ََل ش َِري َْك لَهُ ا َ ْل َم ِلك‬. َ‫ص ْحبِ ِه أَ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫لى ا َ ِل ِه َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫لى ِنبِينَا ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ع‬ َ
ُ ‫ا َ َّمابَ ْعد‬. َ‫ث َر ْح َمةً ِل ْل َعالَ ِميْن‬ ُ ‫س ْولُهُ اْل َم ْبعُ ْو‬ ُ ‫ َوأ َ ْش َهد ُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬,‫اْل َح ُّق اْل ُم ِبي ُْن‬
َ‫فَ َيأَيُّ َهااْل ُمؤْ ِمنُ ْونَ اِتَّقُواللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََل تَ ُم ْوت ُ َّن ا ََِّل َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
Dengan penjelasan diatas marilah kita biasakan untuk melakukan mubadarah dalam
segala sesuatu yang bersifat positif dan bermanfaat bagi umat. Dan marilah kita
memohon kepada Allah agar diberi kemudahan dan istiqomah dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah SWT. Akhrinya marilah kita berdoa dengan khusyu, tawadhu dan
ikhlas sambil beristigfar dan berharap doa kita dikabulkan Allah SWT.

‫ اَلَّل ُه َّم‬. َ‫ص ْحبِ ِه أ َ ْج َم ِع ْين‬


َ ‫علَى ا َ ِل ِه َو‬َ ‫علَى نَ ِبيِنَا ُم َح َّم ود َو‬ َ ُ ُ ‫سَل‬ َ َّ‫ص ََلة ُ َوال‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ لل ِه َر‬
َّ ‫ اَل‬, َ‫ب اْلعَالَ ِميْن‬
ُ‫ار َُ ْقنَا اتِ َب َعه‬ ْ ‫ اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَااْل َح َّق َحقًّا َو‬.‫نار‬
ِ َّ‫َط َك َوال‬ِ ‫سخ‬ َ ‫اك َواْل َجنَّةَ َو َنعُ ْوذُ ِب َك ِم ْن‬ َ ‫ض‬ َ ‫اِنَّانَسْأَلُ َك ِر‬
‫ َربَّنَا ا ْغ َِف ْر َلنَا‬.‫لى ِذ ْك ِر َك َو ُحس ِْن ِع َبادَتِ َك‬ َ ‫ع‬ َ ‫ اَلَّل ُه َّم أ َ ِعنَّا‬.ُ‫َااج ِتنَا َبه‬
ْ ‫ار َُ ْقن‬ ْ ‫اط ًَل َو‬ِ ‫اط َل َب‬ِ ‫َوأ َ ِرنَااْل َب‬
ٌ ‫ان َو ََل ت َ ْج َع ْل ِفي قُلُو ِبنَا ِغ ًَّل ِللَّ ِذينَ آ َ َمنُوا َر َّبنَا ِإنَّ َك َر ُءو‬ ِ ‫اِلي َم‬ َ َ‫َو ِ ِِل ْخ َوا ِننَا الَّذِين‬
ِ ْ ‫س َبقُونَا ِب‬
.‫ار‬ِ َّ‫اب الن‬ َ َ ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬َ ‫فى اْأل َ ِخ َرةِ َح‬ ِ ‫سنَةً َو‬ َ ‫ر َبنَّا أ َ ِتنَا فِى الدُّ ْنيَا َح‬.
َ ‫َر ِح ْي ٌم‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 5


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PENYEBAB TERJADINYA BENCANA


Oleh Nurhadi Wijaya, S.Ag

ّ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َّم ْن‬ ِ ُ‫ن ش ُُر ْو ِّر أ َ ْنف‬


َ ‫سنَا َو‬
ِّ ‫سيئ َا‬ ّْ ‫سّت َ ْغ ِف ُرهُّ َونَعُ ْو ّذُ ِبالل ِّه ِم‬ ْ َ‫ِإنّ ا ْل َح ْم َّد ِِلل ِّه نَحْ َم ُدهُّ َون‬
ْ َ‫ست َ ِع ْينُ ّهُ َون‬
َ ‫ش َه ُّد أَنّ ُم َحمدًا‬
ُّ‫ع ْب ُده‬ ْ َ ‫ن ّلَ إِل ّهَ إِلّ الل ّهُ َوأ‬
ّْ َ‫ش َه ُّد أ‬
ْ َ ‫ِي لَ ّهُ أ‬ ّ َ‫ض ِل ّْل ف‬
َّ ‫لَ َهاد‬ ْ ُ‫ن ي‬ ّ َ‫يَ ْه ِد ِّه الل ّهُ ف‬
ّْ ‫لَ ُم ِضلّ لَ ّهُ َو َم‬
ُ‫س ْولُ ّه‬
ُ ‫َو َر‬
ِّ ‫ن ت َ ِبعَ ُه ّْم بإحسانّ إلَى‬
ّ‫يوم ال ِدي ِن‬ ّْ ‫ و َم‬، َ‫ك علَى محمدّ وعلَى آ ِل ِّه وصحبِ ِّه أجمعين‬ ّْ ‫وبار‬
ِ ‫ص ِّل وس ِل ّْم‬ َ ‫اللَّ ُه َّّم‬
ْ ‫يَاأَي َها الذَيْنَّ آ َمنُ ْوا اتقُوا الل ّهَ َحقّ تُقَاتِ ِّه َو ّلَ ت َ ُم ْوتُنّ إِلّ َوأ َ ْنت ُ ّْم ُم‬
َّ‫س ِل ُم ْون‬
ّْ ‫ص ِلحّْ لَ ُك ّْم أ َ ْع َمالَ ُك ّْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ّْم ذُنُ ْوبَ ُك ّْم َو َم‬
‫ن‬ َ ً‫يَاأَي َها ال ِذيْنَّ آ َمنُ ْوا اتقُوا اللهَّ َوقُ ّْولُ ْوا قَ ْو ّل‬
ْ ُ‫س ِد ْيدًا ي‬
ّ‫ أَما بَ ْع ُد‬،‫از فَ ْو ًزا ع َِظ ْي ًما‬
َّ َ‫س ْولَ ّهُ فَقَ ّْد ف‬
ُ ‫يُ ِط ِّع اللهَّ َو َر‬

Sidang jum'at rakhimakumullah,...


Segala pujian hanyalah milik Allah SWT, dzat yang Maha Perkasa pengatur alam semesta
ini. Marilah kesombongan dan keangkuhan yang selama ini ada dalam dada, kita buang
jauh-jauh dengan memohon belas kasihan dan kasih sayang Allah semoga dosa-dosa kita
diampuni-Nya, aamiin..
Sholawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi dan Rasul Allah
yang tidak diragukan lagi kecintaan kepada ummatnya yaitu Nabi Muhammad saw.
Untuk selanjutnya marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan ketaqwaan kita
kepada allah SWT dengan cara selalu memperbanyak ketaatan kita, mempertebal iman
kita, menyuburkan amal sholih kita dan menghiasai diri kita dengan akhlaqul karimah.
Hadirin yang berbahagia,...
Mari kita simak satu sabda Rasulullah saw yang mengisyaratkan kepada kita sebab-sebab,
mengapa bencana di negeri kita ini seolah menjadi pekerjaan harian kita :
Dari Abu Hurairah ra berkata; bersabda Rasulullah saw "Apabila kekuasaan dianggap
keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap
merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami
tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari
kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) dimasjid, orang fasiq menjadi
pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhlaknya, orang
dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau
maksiat) banyak digemari, minuman keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman
ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 6


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

sahabat Nabi saw, tabi'in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada
karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan.
Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang
berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat terjadi)."(HR. Tirmidzi)
Hadirin yang berbahagia,...
Kita tentu bisa merasakan dan menilai, bencana yang selama ini menimpa negeri tercinta
ini. Kalau boleh jujur, kira-kira sangatlah tepat apa yang disabdakan Rasulullah di atas.
Pertama, masalah kepemimpinan, amanah dan penguasa.
Kekuasaan dianggap keuntungan....seperti itukah negeri ini ? Bagaimana tidak ! Calon-
calon pemimpin berebut kekuasaan dengan cara-cara yang jauh dari nilai-nilai islam,
mereka berupaya dengan apapun caranya...yang penting bisa menjadi pemimpin,.. politik
uang misalnya, minta restu orang pintar, black compain, memfitnah lawan politik,...dan
lain-lain. Mengapa semua ini dilakukan ? Karena tidak memandang kekuasaan sebagai
amanah tetapi sebagai keuntungan,...akibatnya setelah menjabat akan mencari
keuntungan-keuntungan pribadi, menumpuk harta dari hasil korupsi, melegalkan sebuah
proyek besar yang bisa memperbanyak pundi-pundinya.
Pemimpin seperti itu menganggap kekuasaan bukan sebagai amanah untuk menciptakan
kesejahteraan dan ketentraman bagi rakyatnya, tetapi sebagai sarana dan kesempatan
untuk memperkaya diri dan bersenang-senang.
Kedua, orang kaya tidak menunaikan kewajibannya.
Zakat adalah kewajiban minimal bagi orang kaya untuk peduli kepada orang miskin. Jika
kewajiban minimal ini tidak ditunaikan, maka kegoncangan sosial tidak bisa ditawar-tawar
lagi, karena tindakan orang miskin yang terampas haknya tidak bisa dipersalahkan.
Sehingga azab Allah menjadi keharusan.
Allah berfirman dalam al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 16 :

ً ‫ع َل ْيهَاّا ْلقَ ْولُّفَ َد َّم ْرنَا َهاّتَد ِْم‬


‫يرا‬ َ َ‫ َو ِإذَاّأ َ َر ْدنَاّأ َ ْنّنُ ْه ِلكَ ّ َق ْر َيةًّأ َ َم ْرنَاّ ُمتْ َر ِفيهَاّفَف‬.
َ َّّ‫سقُواّ ِفيهَاّ َف َحق‬
"Jika Kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang
yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-
hancurnya". (Al-Isra': 16)
Ketiga, hilangnya ketulusan dan kebijakan para ulama dan cendekiawan.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penguasa dan pengusaha (orang kaya) itu akan menjadi-
jadi jika ulama/cendekiawan sebagai pilar penting suatu bangsa yang bertugas untuk
memberi peringatan dan beroposisi secara loyal terseret ke dalam kepentingan pragmatis

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 7


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

para penguasa dan pengusaha tersebut. Aktualisasinya bisa berwujud pada terbitnya
fatwa-fatwa pesanan yang tidak memihak orang-orang lemah dan tertindas serta opini
yang menyesatkan dan membingungkan umat sebagai akibat terlalu banyak menerima
pemberian yang tidak jelas dan sering mengemis pada musuh-musuh Islam dan bangsa
pada umumnya. Karena ketulusan telah hilang, para ulama pun menjadi orang yang
membuat gaduh di masjid dengan perdebatan dan berbantahan mengenai hal yang sudah
diputuskan dengan jelas oleh Allah dan Rasul-Nya. Pada akhirnya, bukan hanya perintah
Allah dan Rasul-Nya yang tidak diperhatikan dan disia-siakan. Akan tetapi para sahabat
Rasul dan generasi mereka sesudahnya (ulama dari kalangan tabi'in dan tabi'it tabi'in)
sebagai generasi terbaik umat Muhammad saw menjadi bahan olok-olok dan ejekan
dalam perbincangan mereka dengan merendahkan dan mencampakkan kezuhudan dan
hasil ijtihad mereka yang cemerlang.
Keempat, sebagaimana yang tersebut dalam hadits adalah durhakanya anak kepada
ibunya...hadirin berapa banyak tetesan air mata seorang ibu di negeri ini karena disakiti
oleh buah hatinya sendiri,...berapa banyak ibu di negeri ini yang setiap hari tak mampu
berdiri, terasa lemas kakinya karena mendengar cacian dari anaknya, berapa banyak
ibu...yang dilupakan karena anaknya telah hidup sukses dan di nomer duakan oleh anak
laki-lakinya karena saking cintanya kepada istrinya ? Bahkan ada yang memperlakukan
ibunya sendiri bagai pembantu rumahtangga dalam keluarganya. Mereka lupa dengan
Firman Allah dalam surat Luqman ayat 14 :

ّ‫يّو ِل َّوا ِل َد ْيكَ ّ ِإلَ َّيّال َم ِصي ُْر‬ ْ ‫ّوفِصَالُهُّفِيّعَا َمي ِْنّأ َ ِنّا‬
َ ‫شك ُْر ِل‬ َ َ‫عل‬
َ ‫يّو ْهن‬ َ ُ‫سانَ ّ ِب َوا ِل َد ْي ِهّ َح َملَتْهُّأ ُ ُّمه‬
َ ّ‫ّو ْهنًا‬ َ ‫ااإل ْن‬
ِ َ‫ص ْين‬
َّ ‫َو َو‬

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Jamaah yang berbahagia...
Yang kelima adalah akhlak masyarakat yang semakin merosot sebagai akibat bebasnya
pergaulan, minuman keras dan sejenisnya, hiburan dengan pemandangan wanita yang
melenggak-lenggok dengan bangganya mengumbar aurat.
Tentu kita sangat prihatin melihat kondisi yang demikian itu, sebagian besar yang
terdampak sebagai akibat pergaulan bebas adalah anak-anak remaja yang nota bene
mereka adalah generasi penerus bangsa, yang akan mengisi bangsa ini dimasa yang akan
datang. Bagaimana kondisinya bangsa ini sepuluh atau duapuluh tahun kedepan apabila
remaja terpengaruh oleh pergaulan bebas?
Kita telah mafhum, gejala-gejala/bibit-bibit semacam ini telah ada pada sebagian remaja

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 8


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

kita, kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-
nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang
juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran
spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan
moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya
kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas. Maka dari itu
kesadaran anak remaja itu sendiri maupun orang tua di rumah serta pemerintah harus
ditingkatkan lagi jika tidak ingin melihat bangsa ini nantinya tersungkur jatuh.
Marilah kita semua bermain peran masing-masing dalam rangka menjauhkan perilaku-
perilaku negatif di atas dengan semangat dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan
mengupayakan kehidupan yang lebih baik, mewujudkan negara yang “Baldatun
Thayyibatun Warabbun Ghafur”, terhindar dari segala bentuk mala petaka dan bencana
dunia terlebih di alkhirat nanti. Aamiin.

ّ‫ ونفعنىّواّياكمّبماّفيهمنّاّلياتّوالذكرّالحكيمّاّنهّتعالىّجوّادّكرّيمّر‬.‫باركّاللهّلىّولكمّفىّالقرّآنّالعظيم‬
‫ؤوفّالرّحـيم‬

Khutbah kedua

‫ َوا َ ْش َهدُا َ َّن‬.‫ ا ِْرغَا ًما ِل َم ْن َج َحدَبِ ِه َو َكَفَ َر‬.ُ‫ َوا َ ْش َهدُا َ ْن َلَاِلهَ اَِلَّللهُ َوحْ دَهُ َلَش َِريْكَ لَه‬.‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلل ِه َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َماا َ َم َر‬
‫ظ ور َواُذُ ٌن‬ َ َ‫عي ٌْن بِن‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫صل‬
َ َّ ‫صحْ ِب ِه َماات‬ َ ‫لى ا َ ِل ِه َو‬ َ ‫ع‬ َ ‫لى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ع‬ َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَلل ُه َّم‬. ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ُم َح َّمدًا‬
‫ع ِة‬ َ ‫طا‬َّ ‫لى ال‬َ ‫ع‬ َ ‫ظ ْوا‬ ُ ِ‫ َو َحاف‬.‫ط ْن‬ َ َ‫ظ َه َر َو َماب‬ َ ‫ش َما‬ َ ‫اح‬ ْ ‫ َوذَ ُر‬.‫الى‬
ِ ‫والَفَ َو‬ َ ‫ اِتَّقُوااللهَ ت َ َع‬, ‫اس‬ ُ َّ‫ فَيَاا َ يُّ َهاالن‬: ُ‫ِب َخبَ ورا َ َّما بَ ْعد‬
‫الى‬َ َ‫ فَقَا َل تَع‬.‫ َوثَنَّى بِ َمَلَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‬.‫ َوا ْعلَ ُم ْواا َ َّن اللهَ ا َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ور بَدَأَفِ ْي ِه بِنَ َْف ِس ِه‬.‫ع ِة‬ َ ‫ض ْو ِر ْال ُج ْمعَ ِة َو ْال َج َما‬ ُ ‫َو ُح‬
‫ اَلل ُه َّم‬.‫س ِل ُم ْوات َ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫صلُّ ْوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫لى النَّ ِب ْى َيا َ يُّ َهاالَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬
َ ‫ع‬ َ َ‫صلُّ ْون‬ َ ُ‫ ا َِّن اللهَ َو َمَلَئِ َكتَهُ ي‬:‫ع ِل ْي ًما‬ َ ً‫َولَ ْم َيزَ ْل قَائَِل‬
َ‫ فِ ْالعَالَ ِميْنَ اِنَّك‬.‫لى ا َ ِل اِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ع‬ َ ‫لى اِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫ع‬ َ َ‫صلَّيْت‬ َ ‫ َك َما‬.‫لى ا َ ِل ُم َح َّم ود‬ َ ‫ع‬ َ ‫لى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ع‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ
َ‫ِ بِ َرحْ َمتِك‬ ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا‬ ِ َ‫ِ اَْلَحْ ي‬ ِ ‫ِ َو ْال ُمؤْ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ اَلل ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ َ ‫س ْو َء ْال َِفت َِن َما‬ُ ‫ َو‬. َ‫الزَلَ َِ َل َو ْال ِم َحن‬ َّ ‫الزنَا َو‬ ِ ‫الر َبا َو‬ِ ‫االغََلَ َء َو ْال َو َبا َء َو‬ ْ َّ‫عن‬ َ ‫ اَلل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬.ِ ِ ‫ِب ْال َع ِطيَّا‬ َ ‫َي َاواه‬
‫سنَةً َوفِى‬ َ ‫ َربَّنَااَتِنَافِى الدُّ ْنيَا َح‬. َ‫اربَّ ْالعَالَ ِميْن‬ َ َ‫عا َّمةً ي‬ َ َ‫سائِ ِربََلَد ِْال ُم ْس ِل ِميْن‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫صةً َو‬ َّ ‫ع ْن بَلَ ِدنَا َهذَاخَا‬ َ َ‫طن‬ َ َ‫َو َماب‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا‬ َ ‫اَْلَ ِخ َر ِة َح‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر‬
ِ ‫ع ِن ْالَفَ ْحش‬ َ ‫اءذِى ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى‬ ِ َ ‫ان َواِ ْيت‬
ِ ‫س‬َ ‫ِعبَادَالله ا َِّن اللهَ يَأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواْ َِل ْح‬
‫ َولَ ِذ ْك ُرالل ِه‬.‫لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم‬ َ ُ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُروااللهَ ْال َع ِظي ِْم َوا ْش ُك ُروه‬
َ ‫ع‬ ُ ‫َو ْالبَ ْغ ِى َي ِع‬
‫ا َ ْكبَ ُر‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 9


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BENCANA DALAM PANDANGAN ISLAM


Oleh Tommy Hidayat

Bencana atau mushibah adalah bagian dari sisi kehidupan manusia yang dalam persfektif
teologi merupakan sunnatullah atau suatu ketetapan qadha dan qadarnya Allah swt.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di negara kita Indonesia kerap diterpa berbagai
macam bencana atau mushibah. Sehingga memunculkan sebuah pertanyaan atau
“stigma” di masyarakat bahwa, bencana atau musibah yang terjadi adalah akibat Tuhan
sudah murka dan marah kepada manusia. Anggapan atau pandangan ini tentunya keliru
dan tidak dibenarkan. Untuk membuktikannya kita harus memahami secara mendalam
makna dalam istilah bencana tersebut dalam al-Qur’an sehingga kita bisa memaknai
semua bencana yang terjadi dengan arif.
Bencana, keburukan atau bisa disebut juga dengan petaka disebut dengan beberapa
istilah dalam al-Qur’an. Misalnya, mushibah, bala’, dan fitnah dengan cakupan dan
pengertian yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Kata mushibah, ia pada mulanya berarti mengenai atau menimpa. Ada yang memaknai
kata menimpa berupa suatu yang menyenangkan, namun jika al-Qur’an menggunakan
kata mushibah bermakna suatu yang tidak menyenangkan yang menimpa manusia.
Dalam penyelusurannya ada beberapa hal yang dapat ditarik dari uraian al-Qur’an
yaitu:
a. Mushibah terjadi akibat perbuatan manusia, antara lain karena dosanya. Hal ini

ditegaskan dalam al-Qur’an surat asy-Syura ayat: 30

Artinya: ”Dan apa-apa saja mushibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memafkan sebagian besar dari kesalahan-
kesalahanmu. (Q.S: 42:30)
b. Mushibah tidak terjadi kecuali atas izin Allah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 10


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya: “Tidak ada satu mushibahpun yang menimpa seseorang kecuali atas izin
Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan member
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu”. Q.S: at-
Taghabun (64): 11
c. Mushibah, antara lain, bertujuan untuk menempa manusia, dank arena itu dilarang
untuk berputus asaakibat jatuhnya mushibah, walau hal tersebut adalah karena
kesalahan sendiri sebab bisa jadi ada kesalahan yang tidak disengaja atau karena
kelengahan. Al-Qur’an dalam surat al-Hadid (57): 22-23.

Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
(22) “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri”.( 23)
2. Kata bala’, akar kata ini mulanya berarti nyata/tampak, seperti firman Allah: QS.ath-
Thariq (86):9

Artinya: “Pada hari dinampakkan segala rahasia”


Namun makna tersebut berkembang sehingga berarti ujian yang dapat menampakkan
kualitas keimanan seseorang. Seperti dijelaskan al-Qur’an sbb:
a. Bala’ (ujian), adalah keniscayaan hidup. Hal itu dilakukan Allah, tanpa keterlibatan
manusia yang diuji dalam menentukan cara dan bentuk ujian tersebut. Seperti
firman Allah QS.al-Mulk (67):2.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 11


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya: “Dia yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu
(melakukan bala) siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Karena bala’ adalah keniscayaan bagi manusia mukallaf, maka tidak seorangpun
yang luput darinya. Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin berat pula
ujiannya.
Karena itu ujian para nabi pun sangatlag berat. Namun bala juga dapat berupa
ujian yang menyenangkan. Adapun contoh bala sebagai bentuk ujian yang
menyenangkan dalam kehidupan dunia adalah anugerah Allah swt yang diberikan
kepada Nabi Sulaiman as yang menyadari bahwa fungsi nikmat tersebut adalah
bagian dari ujian. QS. An-Naml (27):40:

Artinya: “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS: An-
Naml Ayat: 40)
b. Bala’, berarti Anugrah/nikamat yang berupa ujian itu, tidak dapat dijadikan bukti
kasih Allah, sebagaimana penderitaan tidak selalu berarti murka-Nya. Hanya orang-
orang yang tidak memahami makna hidup yang beranggapan demikian. Hal ini
sesuai dengan al-Qur’an QS.al-Fajr (89): 15-17;

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 12


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia memuliakannya


dan diberi-Nya kesenangan, maka ia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”.
Adapun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya dia berkata,
“Tuhan menghinakanku”, sekali-kali tidaklah (demikian), sebenarnya kamu tidak
memuliakan anak yatim”.

c. Bala’ berarti ujian yang menimpa seseorang dapat merupakan cara Allah
mengampuni dosa, menyucikan jiwa, dan meninggikan derajatnya. Dalam perang
Uhud tidak kurang tujuh puluh sahabat Nabi Muhammad saw gugur. Al-Qur’an
dalam konteks ini membantah mereka yang menyatakan dapat menghindar dari
kematian sambil menjelaskan tujuannya. QS.al-Imran (3): 154
Artinya: “………Katakanlah: “sekiranya kamu berada dirumah kamu, niscaya orang-
orangyang telah ditakdirkan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh.” Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (melakukan bala’) apa
yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu.
Allah Maha Mengetahu isi hati.
d. Hadits-hadits terkait dengan cobaan dan ujian sebagai sarana peningkatan
ketakwaan seseorang kepada Allah swt antara lain:
a) Dari Sa’d bin Abi Waqash, aku bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai
Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab,
“Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-
orang yang seperti mereka. Seorang hamba diuji Allah berdasarkan
keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin berat cobaannya.
Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan keimanannya
tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia
meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa
pun. (HR. Turmudzi).
b) Cobaan dan ujian merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-
hamba-Nya
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Besarnya suatu pahala
adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya Allah swt.
apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika (dengan ujian
tersebut) mereka ridha, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa
yang marah (tidak ridha), maka Allah pun marah terhadapnya.” (HR. Turmudzi
dan Ibnu Majah)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bala’ adalah bentuk ujian dari Allah yang
dapat berupa hal-hal yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Bala’ ditimpakan oleh

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 13


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Allah kepada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan derajat seseorang tersebut
dihadapan Allah swt. Dari sini pula dapat dilihat perbedaan antara mushibah dan bala’,
karena mushibah pada dasarnya dijatuhkan oleh Allah akibat ulah dan kesalahan
manusia, sedang bala’ tidak demikian, dan tujuan dari bala’ adalah untuk
meningkatkan derajat seseorang dihadapan Allah.

3. Kata fitnah dalam al-Qur’an mengandung banyak arti, diantaranya:


a. Perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan kekacauan
b. Membakar dalam neraka, membakar dalam arti dimasukkan ke dalam neraka
c. Menyiksa atau siksaan
d. Kesesatan atau penyimpangan
e. Ujian atau cobaan, baik berupa berupa nikmat maupun kesulitan
Arti fitnah berupa ujian dan cobaan dalam al-Qur’an dijelaskan yaitu: QS.al-Anfal (8): 28

Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa harta kamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan (fitnah) dan sesunggunhnya disisi Allah lah pahala yang besar”.
Bahkan dalam al-Qur’an surat al-Anbiya’(21) ayat 35 Allah mempergunakan kata-kata

bala’ dan fitnah. Sebagaimana firman-Nya


Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
(melakukan bala’) dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan fitnah (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.
Bencana Alam: Antara “Ujian dan Azab” ?
Sesungguhnya kita telah punya jawabannya dari ayat-ayat Alquran sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya. Ketika Allah membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal tersebut
adalah azab yang Allah timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah
swt. Namun, di sisi lain itu merupakan ujian bagi kaum yang beriman; supaya mereka
lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt.
Contoh, kisah Nabi Nuh a.s. yang dipaparkan Allah dalam al-Qur’an surat Hud ayat 25-49.
Di sana Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh senantiasa ingkar dan tidak mau beriman
kepada Allah swt., maka Allah timpakan azab kepada mereka berupa banjir yang sangat

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 14


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

besar. Bahkan, Alquran menggambarkan banjir itu datang dengan gelombang seperti
gunung. (Hud (11): 42).

Artinya: “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.
Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai
anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-
orang yang kafir". (QS: Huud Ayat: 42)
Saat terjadi banjir besar itu, Nabi Nuh as. melihat anaknya di tempat yang jauh terpencil.
Lalu beliau memanggilnya. Namun sang anak tidak mau mengikuti, bahkan berlari ke arah
bukit. Kemudian Nabi Nuh berdoa agar Allah menyelamatkan anaknya karena anak itu
adalah anggota keluarganya (Nuh : 45). Namun Allah mematahkan logika manusiawi Nabi
Nuh. Bagi Allah, anak itu bukan termasuk keluarga Nabi Nuh as. karena tidak mau
beriman kepada Allah swt.
Peristiwa ini jika dilihat dari satu sisi adalah “azab”, yang Allah timpakan kepada kaum
Nabi Nuh as. karena keingkaran dan kekufuran mereka. Namun di sisi yang lain peristiwa
itu adalah “ujian”, dan cobaan sekaligus rahmat bagi orang-orang beriman yang
mengikuti Nabi Nuh. Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian tersebut merupakan “ujian berat”.
Karena dengan mata kepalanya sendiri dari bahtera yang dinaikinya, ia menyaksikan anak
kandungnya lenyap ditelan ombak besar (Hud: 43). Orang tua mana yang tega melihat
anaknya meregang nyawa ditelan ombak besar, sementara ia aman di atas sebuah
bahtera? Jadi, ini adalah cobaan yang begitu berat bagi Nabi Nuh, sekaligus peringatan
bagi Nabi Nuh sendiri maupun bagi umatnya.

Sebab-sebab Terjadinya Bencana


Dalam Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang menimpa
orang-orang terdahulu. Semua musibah dan bencana besar yang pernah menimpa
manusia diterangkan oleh al-Qur’an adalah selalu terkait dengan kekufuran dan
keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah swt. Silakan simak beberapa data di bawah
ini.
1. Kaum Nabi Nuh, Allah tenggelamkan dengan banjir yang sangat dahsyat, yang tinggi
gelombangnya sebesar gunung (Hud: 42). Hingga, tak ada makhluk pun yang tersisa
melainkan yang berada di atas kapal bersama Nabi Nuh (Asyu’ara’: 118).
2. Kaum nabi Syu’aib, Allah hancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat. Sampai-
sampai Alquran menggambarkan seolah-olah mereka belum pernah mendiami kota

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 15


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

tempat yang mereka tinggali. Lantaran begitu hancurnya kota mereka pasca gempa
(Al-A’raf: 92).
3. Kaum Nabi Luth, Allah hancurkan dengan hujan batu. Alquran menggambarkan,
bangunan-bangunan tinggi hasil peradaban kaum Nabi Luth menjadi rata dengan
tanah (Hud: 82).
4. Kaum Tsamud (kaumnya Nabi Shaleh), juga Allah hancurkan dengan gempa. Mereka
mati bergelimpangan di dalam rumah mereka sendiri (Hud: 67).
5. Fir’aun dan pengikutnya dihancurkan oleh Allah dengan ditenggelamkan ke dalam
lautan hingga tidak satu pun yang tersisa (Al-A’raf: 136).
6. Karun beserta pengikutnya, Allah benamkan mereka ke dalam bumi sehingga
kekayaannya sedikitpun tidak tersisa. Ini lantaran ia sombong kepada Allah swt. (Al-
Qashash:81).
Alquran juga mengabarkan bahwa bencana atau musibah yang tidak terkait dengan kaum
tertentu, penyebabnya juga sama: karena kemaksiatan, kufur, ingkar, dan mendustakan
ayat-ayat Allah. Penyebab yang paling ringan adalah karena perbuatan tangan manusia
sendiri yang merusak alamnya (Ar-Rum (30): 41-42).

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Berikut adalah di antara ayat-ayat Alquran yang berbicara mengenai bencana atau azab
yang menimpa suatu kaum kaum, termasuk diri kita.
1. Penyebab terjadi azab atau musibah adalah lantaran mendustakan ayat-ayat Allah.
Padahal jika kita beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan baik dari
langit maupun dari bumi. (Al-A’raf: 96)

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 16


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah


Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”.
2. Penyebab terjadinya bencana atau musibah adalah lantaran manusia menyekutukan
Allah dengan sesuatu (baca: syirik), seperti mengatakan bahwa Allah memiliki anak.
3. Dalam hadits juga digambarkan bahwa azab dan bencana itu bisa bersumber dari
kemaksiatan yang akibatnya dirasakan secara sosial. Di antaranya adalah perbuatan
zina dan riba.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum
mereka melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi
Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad).
Kesimpulan
1. Beberapa kesimpulan dapat dipetik dari uraian diatas antara lain adalah bahwa
“mushibah” terjadi atau menimpa manusia akibat kesalahan manusia sendiri, “bala’”
merupakan keniscayaan dan dijatuhkan Allah swt. walau tanpa kesalahan manusia.
Adapun “fitnah” maka ia adalah bencana yang dijatuhkan Allah dan dapat menimpa
yang bersalah dan yang tidak bersalah.
2. Dari uraian diatas dapat diketahui rumusan teologi bencana yang terdapat dalam al-
Qur’an, yakni bencana yang terjadi pada dasarnya adalah akibat perbuatan manusia
sendiri, Namun disisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa kesemuanya itu sudah
menjadi ketentuan dan hukum Allah swt. yang sudah ditulis di “Lauh al-Mahfudz”.
Dalam tataran makna, bencana yang banyak terjadi akhir-akhir ini adalah sebagai
fitnah (cobaan atau ujian) dengan cakupannya bahwa bencana tersebut tidak hanya
menimpa mereka yang bersalah atau yang telah melakukan kerusakan dimuka bumi,
melainkan juga mereka yang tidak berdosa (berbuat salah). Disisi lain, kita dapat
berkata bahwa jika yang berdosa ditimpa mudharat (buruk) akibat bencana tersebut,
maka itu adalah akibat dosanya, sedangkan yang tidak berdosa buat mereka yang
masih hidup itu adalah bala’, yaitu ujian untuk melihat kualitas keimanan mereka.
Adapun yang wafat tapi tidak berdosa, atau kesalahannya tidak setimpal dengan
dampak buruk bencana tersebut, maka itu merupakan tangga yang mengantar
mereka untuk memperoleh kedudukan yang tinggi disisi Allah.
Wallahu ‘alam
ّ‫ ونفعنىّواّياكمّبماّفيهمنّاّلياتّوالذكرّالحكيمّاّنهّتعالىّجوّادّكرّيمّر‬.‫باركّاللهّلىّولكمّفىّالقرّآنّالعظيم‬
‫ؤوفّالرّحـيم‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 17


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Khutbah kedua‬‬

‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلل ِه َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َماا َ َم َر‪َ .‬وا َ ْش َهدُا َ ْن َلَاِلهَ اَِلَّللهُ َوحْ دَهُ َلَش َِريْكَ لَهُ‪ .‬ا ِْرغَا ًما ِل َم ْن َج َحدَبِ ِه َو َكَفَ َر‪َ .‬وا َ ْش َهدُا َ َّن‬
‫ظ ور َواُذُ ٌن‬ ‫عي ٌْن بِنَ َ‬ ‫ت َ‬ ‫صلَ ْ‬
‫صحْ ِب ِه َماات َّ َ‬ ‫لى ا َ ِل ِه َو َ‬ ‫ع َ‬ ‫لى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ع َ‬ ‫س ِل ْم َ‬
‫ص ِل َو َ‬ ‫س ْولُهُ ‪ .‬اَلل ُه َّم َ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ِة‬ ‫طا َ‬ ‫لى ال َّ‬‫ع َ‬ ‫ظ ْوا َ‬ ‫ط ْن‪َ .‬و َحافِ ُ‬ ‫ظ َه َر َو َمابَ َ‬ ‫ش َما َ‬ ‫اح َ‬ ‫الى‪َ .‬وذَ ُر ْ‬
‫والَفَ َو ِ‬ ‫اس ‪ ,‬اِتَّقُوااللهَ تَعَ َ‬ ‫بِ َخبَ ورا َ َّما بَ ْعدُ ‪ :‬فَيَاا َ يُّ َهاالنَّ ُ‬
‫الى‬‫ع ِة‪َ .‬وا ْعلَ ُم ْواا َ َّن اللهَ ا َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ور بَدَأَفِ ْي ِه بِنَ َْف ِس ِه‪َ .‬وثَنَّى بِ َمَلَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‪ .‬فَقَا َل تَعَ َ‬ ‫ض ْو ِر ْال ُج ْمعَ ِة َو ْال َج َما َ‬ ‫َو ُح ُ‬
‫س ِل ُم ْوات َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬اَلل ُه َّم‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ُّ‬
‫صل ْوا َ‬ ‫َّ‬
‫لى النَّ ِب ْى يَا َ يُّ َهاال ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬‫ع َ‬ ‫صل ْونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫ع ِل ْي ًما‪ :‬ا َِّن اللهَ َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َولَ ْم يَزَ ْل قَائَِلً َ‬
‫لى ا َ ِل اِب َْرا ِهي َْم‪ .‬فِ ْالعَالَ ِميْنَ اِنَّكَ‬ ‫ع َ‬ ‫لى اِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ع َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬ ‫لى ا َ ِل ُم َح َّم ود‪َ .‬ك َما َ‬ ‫ع َ‬ ‫لى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ع َ‬ ‫س ِل ْم َ‬ ‫ص ِل َو َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِب َرحْ َم ِتكَ‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ِ اَْلَحْ َي ِ‬ ‫ِ َو ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ اَلل ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ ‫س ْو َء ْال َِفت َِن َما َ‬‫الزَلَ َِ َل َو ْال ِم َحنَ ‪َ .‬و ُ‬ ‫الزنَا َو َّ‬ ‫الربَا َو ِ‬ ‫االغََلَ َء َو ْال َوبَا َء َو ِ‬ ‫عنَّ ْ‬ ‫ِ‪ .‬اَلل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫ِب ْال َع ِطيَّا ِ‬ ‫يَ َاواه َ‬
‫سنَةً َوفِى‬ ‫اربَّ ْالعَالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَااَتِنَافِى الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫عا َّمةً يَ َ‬ ‫سائِ ِربََلَد ِْال ُم ْس ِل ِميْنَ َ‬ ‫ع ْن َ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫ع ْن بَلَ ِدنَا َهذَاخَا َّ‬ ‫طنَ َ‬ ‫َو َمابَ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫اَْلَ ِخ َر ِة َح َ‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر‬
‫ع ِن ْالَفَ ْحش ِ‬ ‫اءذِى ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬‫ان َواِ ْيت َ ِ‬
‫س ِ‬‫ِعبَادَالله ا َِّن اللهَ يَأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواْ َِل ْح َ‬
‫لى ِنعَ ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم‪َ .‬ولَ ِذ ْك ُرالل ِه‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُروااللهَ ْالعَ ِظي ِْم َوا ْش ُك ُروهُ َ‬
‫ع َ‬ ‫َو ْالبَ ْغ ِى َي ِع ُ‬
‫ا َ ْكبَ ُر‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 18‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 19


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BENCANA DATANG KARENA PERBUATAN MANUSIA SENDIRI

‫ت‬ِ ‫سيّئَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ُ ‫ْال َح ْم َد ِلل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
ّ‫ِي لَهُ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلهَ ِإال‬ َ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فَلَ ُم‬
ُ ‫اللهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
ُ‫س ْولُه‬
َ‫َياأَيّ َها الّ َذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا اللهَ َح ّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ ّن ِإالّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
‫ث‬ّ ‫اح َدةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬ ِ ‫َاس اتّقُ ْوا َربّ ُك ُم الّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ ‫َياأَيّ َها الن‬
َ‫سا َءلُ ْونَ ِب ِه َواْأل َ ْر َحام َ ِإ ّن اللهَ َكان‬ َ َ ‫سا ًء َواتّقُوا اللهَ الَذِي ت‬ َ ِ‫ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِي ًْرا َون‬
‫َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم‬ْ ُ‫س ِد ْيدًا ي‬ َ ً‫يَاأَيّ َها الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا اللهَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
… ‫ أ َ ّما بَ ْع ُد‬،‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ ُ ‫ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر‬
،‫سلّ َم‬
َ ‫صلّى الله َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ى ُم َح ّم ٍد‬ ُ ‫ى َه ْد‬ ِ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْد‬،‫اب الل ِه‬ ُ َ ‫ث ِكت‬ ِ ‫ص َدقَ ْال َح ِد ْي‬ ْ َ ‫فَأ ِّن أ‬
‫ضلَلَ ِة فِي‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضلَلَة‬ َ ‫ َو ُك ّل ُم ْح َدث َ ٍة ِب ْد َعةٌ َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة‬،‫َوش َّر اْأل ُ ُم ْو ِر ُم ْح َدثَات ُ َها‬
ِ ّ‫الن‬
‫ار‬
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini melainkan
kata-kata syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan dan mencucurkan berbagai
kenikmatan kepada kita semua, sehingga kita semua dapat berkumpul dalam majelis ini
dalam keadaan sehat wal 'afiyat. Dan marilah kita merealisasikan rasa syukur kita dengan
menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Sholawat
seiring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan insya Allah SWT terlimpah pula
kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha untuk meneladani Beliau. Amin.
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah
Sebelum khatib menyampaikan khutbahnya, sudah barang tentu menjadi kewajiban
seorang khatib untuk menyampaikan wasiat taqwa. Marilah senantiasa kita tingkatkan
mutu kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena iman dan taqwa itulah satu-
satunya bekal bagi kita untuk menuju kehidupan yang kekal dan abadi yakni kehidupan
akhirat.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 20


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

‫ون يَا أ ُ ْو ِلي األ َ ْل َباب‬ َّ ‫َوت َزَ َّودُواْ فَإ ِ َّن َخي َْر‬
ِ ُ‫الزا ِد الت َّ ْق َوى َواتَّق‬
"Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah
kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal". (QS. Al-Baqoroh: 197)
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.
Allah swt berfirman dalam Q.S. al ankabut ayat 40

ُ‫ص ۡي َحة‬ ِ ‫س ۡلنَا َعلَ ۡي ِه َح‬


َّ ‫اصبًا َو ِم ۡن ُهم َّم ۡن أ َ َخ َذ ۡتهُ لل‬ َ ‫فَ ُكلًّ أَخ َۡذنَا ِب َذ ۢن ِب ِهۦ فَ ِم ۡن ُهم َّم ۡن أ َ ۡر‬
‫ڪانَ لللَّهُ ِل َي ۡظ ِل َم ُه ۡم َو َل ٰـ ِكن‬
َ ‫ض َو ِم ۡن ُهم َّم ۡن أ َ ۡغ َر ۡقنَا َو َما‬َ ‫س ۡفنَا ِب ِه ۡلأل َ ۡر‬ َ ‫َو ِم ۡن ُهم َّم ۡن َخ‬
(٠٤( َ‫س ُه ۡم َي ۡظ ِل ُمون‬ َ ُ‫ڪانُ ٓواْ أَنف‬
َ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri.”(Q.S. Al-Ankabut / 29 : 40)
Q.S. Al-Ankabut/29 : 40 diatas telah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, bahwa bencana
yang terjadi dimuka bumi ini merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri. Kelalaian
yang dilakukan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini,
ketidaktaatan akan perintah Allah dan Rasul-Nya merupakan beberapa penyebab
bencana yang terjadi. Bencana gempa bumi, banjir, gunung meletus, tanah longsor,
tsunami atau bencana sosial lainnya merupakan suatu ujian bahkan peringatan yang
diberikan oleh Allah kepada umat manusia.
Jika kita perhatikan, sungguh banyak ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT
untuk menjadi peringatan-peringatan bagi kita umat manusia. Musibah atau bencana
tentunya suatu hal yang tidak menyenangkan ketika kita alami, dan musibah yang terjadi
karena kelalaian yang diperbuat oleh umat manusia. Firman Allah SWT sangat jelas
memperingatkan kepada kita yakni dalam Q.S Asy-Syura ayat 30 yang artinya
“dan apapun musibah yang menimpa kamu, maka adalah yang disebabkan oleh
perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari keslahan-
kesalahan mereka”.
Semakin besar kesalahan yang dilakukan manusia, maka murka Allah semakain besar pula
yang diberikan kepada manusia. Telah banyak contoh-contoh murka Allah yang diberikan
kepada kaum terdahulu, akibat kelalaian dan kesombongan serta ketidak percayaan
mereka terhadap ayat-ayat Allah.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 21


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Kaum Nabi Nuh


Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang.
Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir
yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri
Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).
Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu
mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga
mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa tercantum dalam QS Attaubah: 70, Alqamar:
18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13
Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah
dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi
peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka
berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga
hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah
reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan:
38, Qaf: 12).
Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan
untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau
sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan
Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.
Dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran dari kaum terdahulu yang tercantum di dalam
al-qur’an dan al-hadits. kaum-kaum terdahulu di binasakan oleh allah kebanyakan dari
mereka karena menentang kepada allah tidak mau beriman kepada allah. Bahkan sampai
saat ini pun ketika allah memberikan bencana baik berupa tanah longsor, gema bumi,
banjir , tsunami, bukan karena sebab. Bayak yang bermaksiat kepada allah, banyak yang
menyekutukanya, banyak yang mengabaikan perintah-perintahnya seperi sholat, puasa,
zakat, haji, shodaqoh, dan banyak yang mengabaikan laranganya, seperti, minum-
minuman keras, makan yang dikharamkan, berbuat zina, mencuri dan bahkan
membunuh. Maka tidak heran jika allah murka karena perintah dan laranganyadi abaikan.
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 22


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi
ini, sudah seharusnya kita menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Tetapi
dalam kehidupan sehari-hari sering kali manusia mengingkari perintah-perintah Allah
SWT. Segala sesuatu yang kita perbuat bahkan seberat biji zarah pun akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Sebagaimana allah berfirman di dalam
q.s. al-zalzalah ayat 7 dan 8

)٨( ‫) َو َمن يَعۡ َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّرةٍ ش ًَّرا يَ َرهُ ۥ‬٧( ‫فَ َمن يَعۡ َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّرةٍ خ َۡي ًرا يَ َرهُ ۥ‬
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat
[balasan] nya. (7) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun,
niscaya dia akan melihat [balasan]nya pula. (8)
Bencana yang banyak terjadi akhir-akhir ini merupakan peringatan atau teguran dari
Allah SWT kepada umat-Nya supaya kembali kepada allah. Banyak korban yang gugur dan
berjatuhan ketika suatu bencana itu datang, baik itu orang-orang yang beriman yang
selalu senantiasa menjalankan perintah Allah ataupun orang-orang kafir yang memang
mendustakan ayat-ayat-Nya. Suatu teguran bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat
Allah ketika mereka ditimpa musibah atau bencana, dan suatu ujian sebagai sarana
memperkuat iman kepada Allah SWT ketika orang-orang mukmin yang senantiasa
beserah diri dan menjalankan perintah-perintah Allah ketika mereka ditimpa suatu
bencana.
Allah swt. Berfirman dalam q.s. al-a’raf ayat 168

َّ ‫ض أ ُ َم ًما ِ ّم ْن ُه ُم ال‬
‫صا ِل ُحونَ َو ِم ْن ُه ْم دُونَ َذ ِل َك َو َبلَ ْونَا ُه ْم‬ ِ ‫ط ْعنَا ُه ْم ِفي األ َ ْر‬ َّ ‫َو َق‬
َ‫ت لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُون‬
ِ ‫س ِيّئَا‬
َّ ‫ت َوال‬ َ ‫ِب ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬
Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada
orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka
dengan (nikmat) yang baik-baik dan (BENCANA) yang buruk-buruk, agar mereka kembali
(kepada kebenaran).
Dalam Al-Qur’an surat Al-a’raf ayat nmmli rea hallA 69

ِ ‫س َما ٓ ِء َو ۡلأل َ ۡر‬


‫ض‬ ٍ ‫َولَ ۡو أ َ َّن أ َ ۡه َل ۡللقُ َر ٰ ٓى َءا َمنُواْ َولتَّقَ ۡواْ لَفَت َ ۡحنَا َعلَ ۡي ِہم بَ َر َك ٰـ‬
َّ ‫ت ِ ّمنَ لل‬
)٦٩( َ‫ڪانُواْ يَ ۡك ِسبُون‬ َ ‫َولَ ٰـ ِكن َكذَّبُواْ فَأَخ َۡذنَ ٰـ ُهم بِ َما‬
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
[ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (96)
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 23


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Bencana yang terjadi akhir-akhir ini, bukan semata-mata hanyalah bencana belaka, tetapi‬‬
‫‪dapat kita maknai sebagai teguran dari Allah SWT atas perbuatan kita yang seringkali‬‬
‫‪tidak mengindahkan ayat-ayat Allah, tidak menjalankan tugas kita dengan baik sebagai‬‬
‫‪khalifah dimuka bumi ini, dan bahkan malah berbuat kerusakan demi kepentingan diri‬‬
‫‪sendiri ataupun segelintir kelompok tanpa memikirkan aspek-aspek yang lainnya. Mudah-‬‬
‫‪mudahan kita semua tergolong orang – orang yang selalu melaksanakan perintah allah‬‬
‫‪dan menjauhi semua larang-laranganya sehingga kita bisa selamat didunia dan akhirat‬‬
‫‪kelak.‬‬

‫ت َو ال ِذ ْك ِر‬ ‫ار َكاللهُ ِل ْي َو َل ُك ْم فِ ْي القُ ْر ِ‬


‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ,‬ونَ َف َعنِ ْي َو ِإ َيا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اآل َيا ِ‬ ‫َب َ‬
‫ال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِم ِنّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِ َل َوتَهُ إنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر َ‬
‫الر ِح ْي ُم ‪.‬‬

‫‪Kutbah ke 2‬‬

‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬‫ِإ َّن ْال َح ْم َد لل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ِي لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ‬ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُّ ْ‬ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد اللهُ فَلَ ُم ِ‬ ‫س ِيّئَا ِ‬
‫َ‬
‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫ِإلَهَ ِإالَّ اللهُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ‪َ ،‬وأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ًما‪ .‬أ َ َّما َب ْعدُ‪:‬‬
‫َو َ‬
‫س ِلّ ُم ْوا‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َ‬ ‫صلَّونَ َعلَى الَّنِ ْب ّ‬ ‫إِ َّن اللهَ َو َملئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫يم َو َعلَى‬ ‫ْت َعلَى إِب َْرا ِه َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬أَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫يم‪ ،‬إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬‫آ ِل إِب َْرا ِه َ‬
‫َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪.‬‬

‫ت‪.‬‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬اَأل َ ْح َي ِ‬
‫ان َوالَ ت َ ْج َع ْل ِفي قُلُو ِبنَا ِغلًّ ِللَّ ِذيْنَ‬ ‫س َبقُ ْونَا ِب ِ‬
‫اإل ْي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم ‪.‬‬ ‫آ َمنُواْ َربَّنَا إِنَّ ّك َرؤ ُْو ُ‬
‫ت َخي ُْر ْالفَاتِ ِحيْنَ ‪.‬اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نًافِعًا‬ ‫ق َوأ َ ْن َ‬‫اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا بِ ْال َح ّ ِ‬
‫ط ِيّبًا َو َع َملً ُمتَقَ ِبلً ‪.‬‬ ‫َو ِر ْزقًا َ‬
‫ار ‪َ . .‬و ْال َح ْمدُ لله َرب‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َع َذ َ‬ ‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى ِ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفي ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫ْالعَالَ ِميْنَ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 24‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BELAJAR MANAJEMEN BENCANA DARI PARA NABI


Oleh Dr. Ahmad Muttaqin Alim, Sp.An, EMDM

‫ت‬ِ ‫سيّئَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ُ ‫ْال َح ْم َد ِلل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
ّ‫ِي لَهُ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلهَ ِإال‬ َ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فَلَ ُم‬
ُ ‫اللهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
ُ‫س ْولُه‬
َ‫َياأَيّ َها الّ َذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا اللهَ َح ّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ ّن ِإالّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
‫ث‬ّ ‫اح َدةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬ ِ ‫َاس اتّقُ ْوا َربّ ُك ُم الّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ ‫َياأَيّ َها الن‬
َ‫سا َءلُ ْونَ ِب ِه َواْأل َ ْر َحام َ ِإ ّن اللهَ َكان‬ َ َ ‫سا ًء َواتّقُوا اللهَ الَذِي ت‬ َ ِ‫ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِي ًْرا َون‬
‫َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم‬ْ ُ‫س ِد ْيدًا ي‬ َ ً‫يَاأَيّ َها الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا اللهَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
… ‫ أ َ ّما بَ ْع ُد‬،‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ ُ ‫ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر‬
،‫سلّ َم‬
َ ‫صلّى الله َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ى ُم َح ّم ٍد‬ ُ ‫ى َه ْد‬ ِ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْد‬،‫اب الل ِه‬ ُ َ ‫ث ِكت‬ ِ ‫ص َدقَ ْال َح ِد ْي‬ ْ َ ‫فَأ ِّن أ‬
‫ضلَلَ ِة فِي‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضلَلَة‬ َ ‫ َو ُك ّل ُم ْح َدث َ ٍة ِب ْد َعةٌ َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة‬،‫َوش َّر اْأل ُ ُم ْو ِر ُم ْح َدثَات ُ َها‬
ِ ّ‫الن‬
‫ار‬
Jama’ah Jum’at yang dimulyakan Allah..
Nabi Nuh a.s sangat dikenal dengan mukjizatnya yang tahu akan terjadi banjir katastrofik
yang menelan sebagian besar belahan bumi. Beliau beserta umat dan fauna pengikutnya
selamat dari bencana air bah dengan cara membangun bahtera yang bahkan dianggap
sebagai suatu perbuatan gila oleh umatnya. Pembuatan bahtera ini adalah langkah
persiapan yang dalam dunia kebencanaan sering disebut dengan Disaster Preparedness.
Bisa dipahami dengan usianya yang hampir 1000 tahun, Nabi Nuh tentu memiliki
pengalaman yang luar biasa banyaknya dalam berinteraksi dengan alam. Sangat mungkin
Nabi Nuh a.s mengalami beberapa kali tsunami atau bencana yang lain dan menjadi tahu
tentang gejala-gejala alam yang mendahuluinya. Allah SWT memberikan kemampuan
Nabi Nuh a.s menyusun pengalamannya tersebut menjadi pengetahuan kealaman yang
jauh melampaui orang-orang di sekitarnya.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 25


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Hikmah dari kisah Nabi Nuh a.s adalah bahwa kita harus mampu memahami bahasa alam
dan menyesuaikan dengan siklusnya. Dengan itu, kita mampu beradaptasi dan
mempersiapkan diri dengan baik bila terjadi kondisi-kondisi alamiah seperti gempa dan
tsunami. Dengan metodologi dan teknologi mutakhir, kita tak perlu hidup seribu tahun
untuk merangkum pengalaman ribuan tahun kebencanaan. Hal itu dapat kita pelajari
melalui gadget di genggaman kita meskipun tentu tidak bisa menyamai pengetahuan
profetik Nabi Nuh a.s. Namun setidaknya kita bisa belajar Disaster Preparedness ini
seperti Nabi Nuh a.s.
Jama’ah Jum’at yang dimulyakan Allah..
Kita juga tahu sebuah kisah bagaimana Nabi Ibrahim a.s berani meninggalkan Hajar
bersama Ismail kecil di tengah padang pasir tandus, yang bagi orang biasa adalah
tindakan bunuh diri. Keberanian ini terwujud bersama keteguhan hati dan semangat
bertahan hidup Hajar, berlari bolak-balik dari bukit Shafa ke Marwa mencari air yang
kemudian hari menjadi ritus Haji. Atas keimanan dan usahanya yang luar biasa, Allah SWT
menolong mereka.
Dari kisah ini kita bisa belajar mengenai Life Survival: semangat dan kemampuan bertahan
hidup, lalu pulih dari kondisi krisis secepat mungkin. Ini sangat penting bagi masyarakat
yang terkena dampak bencana. Bagaimana masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah bisa
pulih dengan cepat pasca gempa, salah satunya karena memiliki semangat hidup dan
kemampuan untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya untuk bertahan hidup.
Salah satu tahap dalam Pengurangan Risiko Bencana adalah bagaimana mengelola atau
memodifikasi Hazard (Ancaman dan Potensi Bahaya). Ini adalah bagaimana mengubah
bahaya yang ada agar menjadi tidak berbahaya. Sebagai contoh, bahaya keruwetan lalu
lintas dimodifikasi dengan rambu-rambu, agar risiko kecelakaan berkurang. Kanal-kanal
air dibuat untuk mengurangi risiko banjir. Contoh-contoh tersebut pernah dilakukan pada
zaman Nabi Musa a.s yang dengan mukjizat mampu membelah laut; dimodifikasi menjadi
jalan tol. Nah, meskipun tidak secanggih mukjizat Nabi, kita punya potensi besar untuk
melakukan modifikasi-modifikasi bahaya yang ada di sekitar kita untuk mengurangi risiko
bencana.
Kita tentu juga tahu kisah Nabi Ayyub a.s. Beliau mengalami penderitaan bertubi-tubi:
kebangkrutan, kematian anak-anaknya, kemudian sakit parah dan kronis. Kulitnya
membusuk, bernanah dan bau, yang membuat keluarga meninggalkannya. Namun,
ternyata Nabi Ayyub a.s tetap mampu menerima keadaan tersebut dengan ikhlas hingga
semua penderitaannya berakhir. Mukjizat Nabi Ayyub a.s adalah Absorbing Capacity:
kemampuan menerima beban, terus bertahan tanpa menjadi kolaps.
Kalau kapasitas Nabi Ayyub a.s sudah pada level bertahan dalam kondisi “kerusakan”,
aplikasi Absorbing Capacity bisa pada level bertahan untuk tidak rusak. Misalnya, sebuah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 26


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

rumah dikatakan memiliki Absorbing Capacity yang baik terhadap gempa ketika mampu
tetap kokoh meski digoncang gempa. Dalam dunia kebencanaan, Absorbing Capacity
sangat penting. Makin tinggi nilainya, makin tangguhlah sebuah masyarakat.
Beralih ke kisah Nabi Yusuf a.s, selain ketampanannya, hal yang bisa kita pelajari adalah
kemampuannya dalam memprediksikan apa yang akan terjadi. Ketika itu, Nabi Yusuf a.s
memberitahukan kepada raja bahwa akan terjadi kemarau panjang. Bila tidak bertindak,
kerajaan akan mengalami paceklik yang parah. Akhirnya diputuskan untuk melakukan
efisiensi dan membuat lumbung cadangan. Dengan lumbung cadangan itu, kerajaan
selamat dari paceklik meski kemarau panjang tetap terjadi.
Jama’ah Jum’at yang dimulyakan Allah..
Dalam manajemen bencana, hal ini disebut sebagai Buffering Capacity, atau kapasitas
cadangan. Dengan kapasitas ini, artinya, meskipun terjadi kerusakan karena bencana,
fungsi-fungsi kehidupan masih tetap berjalan. Sebagai contoh, meskipun rumah rusak
karena gempa, masyarakat masih tetap bisa bertempat tinggal karena memiliki tenda
cadangan, masih bisa makan karena memiliki lumbung cadangan.
Pada titik kritis sebuah insiden atau bencana, nyawa terancam, dibutuhkan kemampuan
penyelamatan jiwa (Life Saving). Dalam hal itu kita teringat mukjizat Nabi Isa a.s yang
mampu menyembuhkan penyakit, bahkan sampai menghidupkan orang mati. Dalam
bahasa sekarang, ini adalah kemampuan treatment pasien yang pada puncaknya
mengembalikan denyut jantung yang berhenti dengan teknik Cardio-Pulmonal
Rescucitation (CPR).
Di negara maju, masyarakat dilatih Basic Life Support dan First Aid atau pertolongan
pertama. Ini menjadi kebijakan nasional. Dengan ini, masyarakat mampu memberi
pertolongan dengan benar pada setiap kejadian darurat. Kebijakan ini sangat penting
dalam bencana. Dengan kemampuan menolong, masyarakat tidak lagi terlalu
mengandalkan bantuan dari luar, bisa menolong orang-orang di sekitarnya secara mandiri
pada batas tertentu. Ini adalah kapasitas penanganan bencana yang disebut sebagai Life
saving dan Local Response Capacity.
Semua hal tersebut: Disaster Preparedness baik dalam Live Survival, Hazard Modification,
Absorbing Capacity, Absorbing Capacity, Live Saving Capability dan Peningkatan Local
Response Capacity, harus dilakukan secara masif dan sistemik, agar semua komponen
masyarakat menjadi tangguh bencana. Tentu semua itu harus dilakukan bersama
penataan dan pengelolaan masyarakat, Social Management. Untuk hal ini kita ingat
bagaimana kehebatan Nabi Muhammad s.a.w dalam melakukannya. Beliau mampu
menata masyarakat jahiliyah dan membangunnya menjadi masyarakat yang
berketuhanan dan berkeadaban. Ini adalah mukjizat sosial yang luar biasa dan patut
diambil pelajarannya untuk menata bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh bencana.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 27


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Di bulan Ramadhan yang penuh nuansa religi ini, sudah selayaknya kita menengok
kembali secara mendalam khazanah-khazanah kenabian yang sangat kaya dengan
hikmah. Salah satu hikmah yang bisa kita pelajari adalah bagaimana kita menjadikan
bangsa kita ini menjadi bangsa yang tangguh bencana. Semoga kita diberi Allah
SWTkemampuan untuk mengambil hikmah dari para nabi Ini. Amin.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 28


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Kutbah ke 2‬‬

‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬‫إِ َّن ْال َح ْم َد لل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ بِالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ِي لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ‬ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُّ ْ‬ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد اللهُ فَلَ ُم ِ‬ ‫س ِيّئَا ِ‬
‫َ‬
‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫إِلَهَ إِالَّ اللهُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ‪َ ،‬وأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ًما‪ .‬أ َ َّما َب ْعدُ‪:‬‬
‫َو َ‬
‫س ِلّ ُم ْوا‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َ‬ ‫صلَّونَ َعلَى الَّنِ ْب ّ‬ ‫ِإ َّن اللهَ َو َملئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫يم َو َعلَى‬ ‫ْت َعلَى إِب َْرا ِه َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬أَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َب َ‬ ‫يم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬
‫آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬
‫‪َ .‬علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ت‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬اَأل َ ْحيَ ِ‬


‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬
‫ان َوالَ ت َ ْجعَ ْل فِي قُلُوبِنَا ِغلًّ ِللَّ ِذيْنَ‬ ‫سبَقُ ْونَا بِ ِ‬
‫اإل ْي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‬ ‫‪.‬آ َمنُواْ َربَّنَا ِإنَّ ّك َرؤ ُْو ُ‬
‫ت َخي ُْر ْالفَاتِ ِحيْنَ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نًافِعًا ‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح بَ ْينَنَا َو َبيْنَ قَ ْو ِمنَا ِب ْال َح ّ ِ‬
‫ق َوأ َ ْن َ‬
‫ط ِيّبًا َو َع َملً ُمتَقَ ِبلً‬
‫‪.‬و ِر ْزقًا َ‬ ‫َ‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى ِ‬ ‫َو ْال َح ْمدُ لله َرب ‪َ . .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ْالعَالَ ِميْنَ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 29‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

HAKIKAT BENCANA ALAM DALAM AL-QURAN

‫ور أ َ ْنَفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ِ ‫ش ُر‬ ُ ‫ َونَعُوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬،ُ‫َـح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ َِف ُره‬ ْ ‫إن الـ َح ْمدَ ِلل ِه ن‬ َّ
‫ َوأ َ ْش َهد ُ أَن‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فَ ََل هَاد‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فَ ََل ُم‬،‫ِ أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيئَا‬ َ
.‫سولُه‬ َ َ
ُ ‫َلَّ ِإلَهَ ِإَلَّ الله َو ْحدَهُ ََل ش َِري َْك لَهُ َوأ ْش َهدُ أ َّن ُمـ َح َّمدا ً َع ْبدُهُ َو َر‬
َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
‫ث‬َّ َ‫احدَةو َو َخلَقَ ِم ْن َها ََ ْو َج َها َوب‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ َْف وس َو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ‫ا ُ ِإ َّن اللَّهَ َكان‬َ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو ْاأل َ ْر َح‬ َ َ ‫سا ًء َواتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي ت‬ َ ِ‫يرا َون‬ ً ِ‫ِم ْن ُه َما ِر َج ًاَل َكث‬
‫َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫سدِيدًا‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َوقُولُوا قَ ْو ًَل‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬ ُ ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللَّهَ َو َر‬
ْ ُ‫ي‬
ُ ‫َع ِظي ًما أ َ َّما بَ ْعد‬
Kaum muslimin rahimakumullah….
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya
maksimal untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an
dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan
apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga sunnah Rasul Saw.
Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan….
Selanjutnya, shalawt dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw
sebagaiman perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawan dan salam
pada nabi (Muhammad) Saw. (QS Al-Ahzab : 56).
Kaum Muslimin rahimakumullah….
Beberepa tahun belakangan ini, khususnya sejak Desember 2004 lima tahun silam; saat
tsunami menerjang kawasan Barat Indonesia, khususnya wilayah Nanggro Aceh
Darussalam, kita semakin sering melihat dan menyaksikan berbagai peristiwa besar yang
menimpa negeri ini, dan terakhir gempa dengan kekuatan 7.8 SR mengguncang wilayah
Sumatera, khususnya kota Padang dan Padang Pariaman.
Peristiwa-peristiwa besar (bencana alam) itu bahkan juga menimpa hampir semua
kawasan di atas bumi ini, tak terkecuali Negara-negara maju teknologi seperti Jepang,
Taiwan, Cina, Eropa, Amerika dan sebabagainya.
Berbagai bencana alam seperti, gempa bumi, banjir besar, tsunami, berbagai penyakit
yang mewabah dan bahkan di berbagai kawasan Amerika malah angin topan dan badai,
seakan telah menjadi tontonan biasa.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 30


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Yang lebih menyedihkan lagi ialah, semua peristiwa besar tersebut dipandang bagaikan
peristiwa yang terjadi begitu saja, tanpa ada kaitannya dengan kehendak Tuhan Maha
Pencipta alam ini, yakni Allah Ta’ala dan tanpa ada kaitannya dengan pembangkangan
manusia terhadap Allah Tuhan Pencipta mereka.
Hal tersebut dapat kita lihat ungkapan dan opini yang berkembang dalam masyarakat
yang mengandung semangat melawan bencana-bencana besr tersebut dengan cara
membangun rumah dan gedung anti gempa, teknologi pendeteksi tsunami, kanal-kanal
raksasa pengendali banjir, hujan buatan untuk mengatasi kekeringan, menciptakan vaksin
anti berba gai virus yang menyebar di berbagai penjuru dunia dan sebagainya.
Apa yang diberitakan, didiskusiakan dan dilakukan sama sekali tidak mencerminkan
hubungan semua peristiwa itu dengan Allah Rabbul Alamin.
Cara Pandang Manusia Terhadap bencana Alam
Kaum Muslimin rahimakumullah….
Kalau kita mentadabburkan ayat-ayat Al-Qura’an terkait bencana alam yang menimpa
berbagai umat sebelum kita, sejak zaman nabi Nuh, Ibrahim, Luth, Syu’aib, Sholeh, Musa
dan sebagainya, kita akan menemukan dua cara pandang manusia terhadap peristiwa-
peristiwa yang terjadi di atas bumi ini.
Pertama, cara pandang orang-orang kafir dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya. Cara
pandang orang-orang yang sombong pada Allah dan tidak mengenal Tuhan Pencipta alam
yang sebenarnya. Cara pandang orang-orang sekular yang tidak mampu melihat kaitan
antara Tuhan dengan hamba, antara agama dengan kehidupan dan antara dunia dan
akhirat.
Manusia semacam ini adalah manusia yang tidak pernah mau dan tidak mampu
menjadikan berbagai peristiwa alam tersebut sebagai pelajaran dan sebagai bukti
kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka bukannya mengoreksi diri dan kembali kepada
Allah, melaikan semakin bertambah kesombongan dan pembangkangan mereka pada
Allah dan Rasul-Nya. Hal seperti ini dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, dii antaranya dalam
surat Ghafir / 40 : 21 – 27 :

َ َ ‫عاقِبَةُ الَّذِينَ َكانُوا ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم َكانُوا ُه ْم أ‬


‫ش َّد‬ َ َ‫ْف َكان‬ َ ‫ظ ُروا َكي‬ ُ ‫ض َفيَ ْن‬ ِ ‫يروا فِي ْاأل َ ْر‬ ُ ‫أ َ َو َل ْم يَ ِس‬
‫) َذ ِل َك‬12( ‫ق‬ ٍ ‫ض فَأ َ َخ َذ ُه ُم اللَّهُ ِبذُنُو ِب ِه ْم َو َما َكانَ لَ ُه ْم ِمنَ اللَّ ِه ِم ْن َوا‬ ِ ‫ارا فِي ْاأل َ ْر‬ ً َ ‫ِم ْن ُه ْم قُ َّوة ً َوآَث‬
‫) َولَقَ ْد‬11( ‫ب‬ ِ ‫شدِي ُد ْال ِعقَا‬ َ ‫ي‬ ٌّ ‫ت فَ َك َف ُروا فَأ َ َخ َذ ُه ُم اللَّهُ ِإنَّهُ قَ ِو‬ِ ‫سلُ ُه ْم ِب ْالبَ ِيّنَا‬ ُ ‫َت تَأْتِي ِه ْم ُر‬ ْ ‫ِبأَنَّ ُه ْم َكان‬
ٌ َّ‫اح ٌر َكذ‬
‫اب‬ ِ ‫س‬ َ ‫ارونَ فَقَالُوا‬ ُ َ‫) ِإلَى فِ ْر َع ْونَ َوهَا َمانَ َوق‬12( ‫ين‬ ٍ ‫ان ُم ِب‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫س ْل‬ُ ‫سى ِبآَيَاتِنَا َو‬ َ ‫س ْلنَا ُمو‬ َ ‫أ َ ْر‬
‫سا َء ُه ْم َو َما‬ َ ِ‫ق ِم ْن ِع ْن ِدنَا قَالُوا ا ْقتُلُوا أ َ ْبنَا َء الَّذِينَ آ َ َمنُوا َم َعهُ َوا ْست َ ْحيُوا ن‬ ِ ّ ‫) فَلَ َّما َجا َء ُه ْم بِ ْال َح‬12(
ُ ‫ع َربَّهُ ِإ ِنّي أَخ‬
‫َاف‬ ُ ‫سى َو ْليَ ْد‬ َ ‫) َوقَا َل فِ ْر َع ْو ُن َذ ُرو ِني أ َ ْقت ُ ْل ُمو‬12( ‫ض َل ٍل‬ َ ‫َك ْي ُد ْال َكافِ ِرينَ ِإ َّال فِي‬
‫ع ْذتُ بِ َر ِبّي َو َر ِبّ ُك ْم‬ ُ ‫سى ِإ ِنّي‬ َ ‫) َوقَا َل ُمو‬19( ‫سا َد‬ َ َ‫ض ْالف‬ ِ ‫ُظ ِه َر فِي ْاأل َ ْر‬ ْ ‫أ َ ْن يُبَ ِ ّد َل دِينَ ُك ْم أ َ ْو أ َ ْن ي‬
)12( ‫ب‬ ِ ‫سا‬َ ‫ِم ْن ُك ِّل ُمت َ َك ِبّ ٍر َال يُؤْ ِم ُن ِب َي ْو ِم ْال ِح‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 31


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan
betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat
kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi
maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak
mempunyai seorang pelindung dari azab Allah” (21)
Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya (22)
Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan
keterangan yang nyata,(23) kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata:
“(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.”(24)
Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka
berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan
biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.” Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain
hanyalah sia-sia (belaka) (25)
Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa
dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia
akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.”(26) Dan Musa
berkata: “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang
yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.”(27) (Q.S. Ghafir: 21
-27).
Kedua, cara pandang orang-orang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Apa saja
peristiwa alam yang terjadi mereka kembalikan semuanya kepada kehendak dan
kekusaan Allah, mereka hadapi dengan hati yang penuh iman, tawakakal, sabar dan tabah
sert amereka lihat sebagai sebuah ujian dan musibah untuk menguji kualitas keimanan
dan kesabaran mereka, atau bisa jiag sebagai teguran Allah atas kelalaian dan dosa yang
mereka lakukan.
Selain itu, semua peristiwa yang menimpa manusai mereka jadikan sebagai momentum
terbaik untuk mengoreksi diri (taubat) agar lebih dekat kepada Allah dan sistem Allah dan
Rasul-Nya. Pada saat yang sama merekapun meninggalkan larangan-larangan Allah dan
Rasul-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang sukses dalam beriteraski dengan alam dan dalam
menghadapi berbagai ujian dan cobaan semasa hidup di dunia dan juga di akhirat kelak.
Allah menjelasakannya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 155 – 157:

ِ ‫ص ِمنَ ْاأل َ ْم َوا ِل َو ْاأل َ ْنفُ ِس َوالث َّ َم َرا‬


ّ ِ َ‫ت َوب‬
‫ش ِر‬ ٍ ‫ف َو ْال ُجوعِ َونَ ْق‬ ِ ‫ش ْيءٍ ِمنَ ْالخ َْو‬ َ ِ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ب‬
‫) أُولَئِ َك‬229( َ‫اجعُون‬ ِ ‫صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِللَّ ِه َوإِنَّا إِلَ ْي ِه َر‬ َ َ ‫) الَّذِينَ إِ َذا أ‬222( َ‫صابِ ِرين‬
ِ ‫صابَتْ ُه ْم ُم‬ َّ ‫ال‬
)222( َ‫ال ُم ْهتَدُون‬ ْ ‫صلَ َواتٌ ِم ْن َر ِبّ ِه ْم َو َر ْح َمةٌ َوأُولَئِ َك ُه ُم‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 32


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar.(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan
sesunnguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya) (156) Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (157) (Q.S. Al-Baqoroh / 2 : 155 -157)

Penyebab Terjadinya Musibah


Al-Qur’an dengan tegas menjelasakan bawa sebab utama terjadinya semua peristiwa di
atas bumi ini, apakah gempa bumi, banjir, kekeringan, tsunami, penyakit tha’un
(mewabah) dan sebagainya disebabkan ualah manusia itu sendiri, baik yang terkait
dengan pelanggaran sisitem Allah yang ada di laut dan di darat, maupun yang terkait
dengan sistem nilai dan keimanan yang telah Allah tetapkan bagi hambanya.
Semua pelanggaran tersebut (pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran
syariat Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, termasuk Nabi
Muhammad Saw), akan mengakibatkan kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah tersebut
direalisasikan dengan berbagai peristiwa seperti gempa bumi, tsunami dan seterusnya.
Semakin besar pelanggaran manusia atas sistem dan syariat Allah, semakin besar pula
peristiwa alam yang Allah timpakan pada mereka. Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an :

َ ‫ص ْي َحةُ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َخ‬
‫س ْفنَا‬ َّ ‫اصبًا َو ِم ْن ُه ْم َم ْن أَ َخ َذتْهُ ال‬ َ ‫س ْلنَا‬
ِ ‫علَ ْي ِه َح‬ َ ‫فَ ُك ًّل أ َ َخ ْذنَا ِب َذ ْن ِب ِه فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْر‬
)24( َ‫ظ ِل ُمون‬ ْ ‫س ُه ْم َي‬ ْ ‫ض َو ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْغ َر ْقنَا َو َما َكانَ اللَّهُ ِل َي‬
َ ُ‫ظ ِل َم ُه ْم َولَ ِك ْن َكانُوا أ َ ْنف‬ َ ‫ِب ِه ْاأل َ ْر‬
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri.(Q.S. Al-Ankabut / 29 : 40)

‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم‬


َ ‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِي َق ُه ْم َب ْع‬ َ ‫سا ُد فِي ْالبَ ِ ّر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
)22( َ‫يَ ْر ِجعُون‬

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Q.S. Ar-Rum / 30 : 41)
Kaum msulimim rahimakumullah…
Melalui ayat-ayat Al-Qur’an tersebut jelaslah bagi kita bahwa:

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 33


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

1. Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di atas bumi dan alam semesta ini
tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melaikan sesuai kehendak dan
ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Ta’ala.
2. Berbagai persitiwa dan bencana itu disebabkan kedurahakaan dan kesombongan
manusia terhadap Allah dan syari’at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka
lakukan. Lalu Allah menurunkan berbagai azab atas mereka.
3. Orang-orang kafir, sombong dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya melihat berbagai
peristiwa tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak
dan sekenario Allah. Mereka tidak dapat mlihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau
cobaan. Melaikan hanya menambah kesombongan dan kekufiran kepada Allah. Sikap
yang mereka kembangkan juga seakan melawan kehendak Alla. Namun sayang,
sepanjang perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu
mengalahkan dan melawan kehendak Allah, kendati Fir’au yang begitu hebat memiliki
semuak kekuatan saat berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkai
dapat kita saksikan sekarang di sebuah useum di Mesir. Demiakian juga dengan
Negara-negara maju teknolohi hari ini seperti jepang, Eropa dan Amerika. Belum
pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami dan berbagai bencana yang
Allah turunkan di negeri mereka. Semuanya lemah dan tak berdaya di hapadan
kehendak Allah.
4. Sebaliknya, orang-orang beriman akan melihat semua peristiwa yang terjadi
merupakan ujian dan teguran dari Allah. Mereka akan segera kembali dan bertaubat
pada Allah. Semakin taat pada aturan Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah
maupun syari’at Allah.
5. Sistem Allah terkait dengan imbalan (pahala) dan hukuman (punishment) bukan
hanya terjadi di akhirat, melainkan sudah Allah terapkan sejak kita hidup di dunia.
Setiap kebaikan yang dibangun di atas dasar iman pada Allah dan ketaatan pada-Nya
dan Rasul-Nya akan berakibat keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Sebaliknya, setiap pelanggaran sistem Allah yang terkait dengan keimana, syari’ah,
akhlak, sunnatullah dan sebabgainya akn berakibat kepada tidakan Allah melalui
berbagai bencana yang Allah timpakan kepada manusia. Mari kita renungkan firman
Allah berikut ini :
‫ض َولَ ِك ْن َك َّذبُوا‬ ِ ‫اء َو ْاأل َ ْر‬ِ ‫س َم‬َّ ‫ت ِمنَ ال‬ َ ‫َولَ ْو أ َ َّن أ َ ْه َل ْالقُ َرى آ َ َمنُوا َواتَّقَ ْوا لَفَتَ ْحنَا‬
ٍ ‫علَ ْي ِه ْم بَ َر َكا‬
)62( َ‫ه ْم نَائِ ُمون‬ ُ ‫سنَا بَيَاتًا َو‬ ُ ْ ‫) أَفَأ َ ِمنَ أ َ ْه ُل ْالقُ َرى أ َ ْن يَأْتِ َي ُه ْم بَأ‬69( َ‫فَأ َ َخ ْذنَا ُه ْم بِ َما َكانُوا َي ْك ِسبُون‬
‫) أَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر اللَّ ِه فَ َل يَأ ْ َم ُن َم ْك َر‬69( َ‫ض ًحى َو ُه ْم يَ ْل َعبُون‬ ُ ‫سنَا‬ ُ ْ ‫أ َ َوأ َ ِمنَ أ َ ْه ُل ْالقُ َرى أ َ ْن يَأْتِ َي ُه ْم بَأ‬
)66( َ‫س ُرون‬ ِ ‫اللَّ ِه ِإ َّال ْالقَ ْو ُم ْالخَا‬
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(96) Maka
apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 34


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?(97) Atau apakah‬‬
‫‪penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada‬‬
‫)‪mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?(98‬‬
‫‪Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada‬‬
‫‪yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(99) (Q.S. Al-A’raf‬‬
‫)‪/ 7 : 96 – 99‬‬

‫‪Kaum Muslimin rahimakumullah….‬‬


‫‪Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan‬‬
‫‪kehidupan dunia yang sementara ini. Semogaa Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya‬‬
‫)‪yang lurus, yaitu jalan para nabi, shddiqin, syhadak dan sholihin.(era‬‬

‫بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وايكم بما فيه من اآليات و الذكر الحكيم‬
‫أقول قول هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه هو السميع العليم‬

‫‪Kutbah ke 2‬‬

‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬‫ِإ َّن ْال َح ْم َد لل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ِي لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ‬ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُّ ْ‬ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد اللهُ فَلَ ُم ِ‬ ‫س ِيّئَا ِ‬
‫َ‬
‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫ِإلَهَ ِإالَّ اللهُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ‪َ ،‬وأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ًما‪ .‬أ َ َّما َب ْعدُ‪:‬‬
‫َو َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا‬ ‫صلَّونَ َعلَى الَّنِبْي ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َ‬ ‫إِ َّن اللهَ َو َمَلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫يم َو َعلَى آ ِل‬ ‫ْت َعلَى إِب َْرا ِه َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ص ِل َعلَى ُم َح َّم ود َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬أَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َعلَى‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ود َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمدو‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫يم‪ ،‬إِنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫إِب َْرا ِه َ‬
‫‪.‬إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم إِنَّ َك َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد ٌ‬

‫ِ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪ ،‬اَأل َ ْح َي ِ‬


‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬
‫ان َوَلَ ت َ ْج َع ْل ِفي قُلُوبِنَا ِغَلًّ ِللَّ ِذيْنَ‬ ‫س َبقُ ْونَا ِب ِ‬
‫اِل ْي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫‪.‬آ َمنُواْ َربَّنَا إِنَّك َرؤ ُْو ُ َّر ِح ْي ٌم‬
‫ت َخي ُْر ْالَفَا ِت ِحيْنَ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نًا ِفعًا ‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح َب ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا ِب ْال َح ِ‬
‫ق َوأ َ ْن َ‬
‫ط ِيبًا َو َع َمَلً ُمتَقَ ِبَلً‬
‫‪.‬و ِر َْقًا َ‬ ‫َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬‫سنَةً َوفِى ِ‬ ‫‪.‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫َو ْال َح ْمدُ لله َرب ‪َ .‬‬
‫ْال َعالَ ِميْنَ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 35‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

UJIAN DALAM MUSIBAH

ِّ‫س ِيئ َات‬ َ َ‫سن‬


َّ ّ‫اّو ِم ْن‬ ِ ُ‫ورّأ َ ْنف‬
ِ ‫ّم ْنّش ُُر‬ ِ ‫ّونَعُوذُّ ِبالل ِه‬، َ ُ‫ست َ ْغ ِف ُره‬ ْ َ‫ّون‬ ْ ‫ّو َن‬
َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ َ ُ‫إنّالـ َح ْمدَّ ِلل ِهّنَـحْ َم ُده‬ َّ
ّ‫ش َهدُّأَنّلَّّّإِلَهَّإِلَّّالله‬ ْ َ ‫ّوأ‬،
َ ُ‫ِيّلَه‬ َ ‫ض ِللّْفَ َلّ َهاد‬ ْ ُ‫ّو َم ْنّي‬، َ ُ‫ّ َم ْنّيَ ْه ِد ِهّاللهُّ َف َلّ ُم ِض َّلّ َله‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫سولُه‬ ُ ‫ّو َر‬ َ ًّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُمـ َح َّمدا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ‫ّوأ‬ َ ُ‫وحْ َدهُ َّلّش َِر ْيكَ ّلَه‬. َ
َّ ‫س ِل ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ّوأ َ ْنت ُ ْمّ ُم‬
َ ‫ّو َلّت َ ُموت ُ َّنّإِ َّل‬َ ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّهَّ َحقَّّت ُ َقاتِ ِه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ّم ْن ُه َما‬ِ ‫ث‬ َّ َ‫اّوب‬
َ ‫اّز ْو َج َه‬ ِ َ‫ّو َخلَق‬
َ ‫ّم ْن َه‬ َ ‫احدَة‬ ِ ‫ّو‬ َ ‫ّم ْنّنَ ْفس‬ ِ ‫واّربَّ ُك ُمّالَّ ِذّيّ َخلَقَ ُك ْم‬
َ ُ‫اسّاتَّق‬ ُ َّ‫يَاّأَيُّ َهاّالن‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِيبًا‬ َ ‫ّو ْاْل َ ْر َحا َمّ ِإ َّنّاللَّهَّك‬
َ ّ‫َان‬ َ ‫ونّ ِب ِه‬َ ُ‫سا َءل‬ َ َ ‫ّواتَّقُواّاللَّهَّالَّذِيّت‬ َ ‫سا ًء‬ َ ِ‫اّون‬
َ ‫ير‬ ً ِ‫ِر َج ًالّ َكث‬
‫سدِيدًا‬َ ّ‫ّّوقُولُواّقَ ْو ًل‬ َ َ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّه‬ َ ‫َياّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ازّفَ ْو ًزاّع َِظي ًماّّأ َ َّما‬ َ َ‫سولَهُّفَقَدّْف‬ ُ ‫ّو َر‬ َ َ‫ّو َم ْنّيُ ِط ِعّاللَّه‬ َ ‫ّويَ ْغ ِف ْرّلَ ُك ْمّذُنُوبَ ُك ْم‬ َ ‫ص ِلحّْلَ ُك ْمّأ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ْ ُ‫ي‬
‫بَ ْع ُّد‬

Allah Swt. Berfirman :

َ‫صابَتْ ُه ْم إِ َذا لَّ ِذيْن‬


َ َ ‫ص ْيبَةٌ أ‬
ِ ‫اجعُ ْونَ إِلَ ْي ِه إِنَّا َو ِِلل ِه إِنَّا قَالُ ْوا ُّم‬
ِ ‫َر‬
(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah kepada mereka, mereka berkata:
Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNyalah kita semua akan
kembali. (Qs : Al-Baqarah : 156).
Sebagai seorang muslim yang sejati maka kita pasti menyakini bahwa tujuan manusia
diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah ( Adz-Dzariat 56 ) dan kita sudah berikrar
bahwa; “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
tuhan sekalian alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah).”(QS. Al-An’am: 162-163)
Musibah dan anugerah adalah dua hal yang selalu mewarnai kehidupan manusia, jika
ditimpa musibah kita harus bersabar dan jika mendapatkan anugerah kita harus
bersyukur.
Kehilangan harta benda, anggota keluarga dan pekerjaan yang kita rasakan saat ini sudah
menjadi takdir Allah Swt. Kita pasti protes kita pasti mengadu kenapa harus kami yang
menerima beban seperti ini, dan dari aduan ini pasti kita sadari tidak akan mungkin lagi
yang sudah meninggal untuk kembali, harta yang musnah akan kembali.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’at yang di Muliakan oleh Allah Swt.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 36


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim dalam menghadapi musibah ini,
Islam mengajarkan kepada kita yang harus kita lakukan :
1. Sabar
Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar yaitu orang orang yang
tertimpa bencana mengucapkan kalimat "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" (kalimat
istirja’) Kalimat ini berarti sesungguhnya kami semua adalah milik Allah, dan kepada-
Nya lah kami akan kembali. Hal ini tercantum dalam Surat al-Baqarah, ”(yaitu) orang-
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi
rajiun." (QS al-Baqarah: 156). Ini mungkin sudah ketentuan Allah Swt mau tidak mau,
suka atau tidak suka jika sudah menjadi kehendak Allah maka kita harus menerima.
2. Berdoa kepada Allah SWT agar diberi pahala dari musibah saat ini. Hal ini
sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, "Apabila kamu diberi musibah
oleh Allah, maka ucapkanlah doa ”... Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar: 10).
"Allahumma ajirni fi mushibati wa akhlifha khairan minha” yang artinya :
Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini, dan gantikanlah bagiku dengan
sesuatu yang lebih baik daripadanya).” (HR Muslim, Ibnu Majah, Malik, dan Ahmad
bin Hanbal).
3. Tidak berputus asa, dengan kesabaran itulah seseorang mendapatkan pahala dari
musibah yang menimpanya. Seperti diajarkan dalam ayat,
4. Menerima dengan ikhlas dan tidak menyesali atau membenci musibah yang diberikan
Allah SWT kepadanya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, jika
Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha atas ujian
itu, maka Allah akan meridhainya. Dan siapa yang membencinya, maka Allah akan
membencinya.” (HR. Tirmidzi).
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari musibah yang sedang menimpa. Dan mudah-
mudahan Allah mengangkat Kualitas keimanan kita dan mengantarkan kepada
keberkahan. Aamiin.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 37


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

SIAP UNTUK SELAMAT

Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

ِّ‫سيِئ َات‬ َّ ّ‫اّو ِم ْن‬َ َ‫سن‬ ِ ُ‫ورّأ َ ْنف‬


ِ ‫ّم ْنّش ُُر‬ ِ ‫ّونَعُوذُّبِالل ِه‬، َ ُ‫ست َ ْغ ِف ُره‬ ْ َ‫ّون‬ ْ ‫ّو َن‬
َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ َ ُ‫إنّالـ َح ْمدَّ ِلل ِهّنَـحْ َم ُده‬ َّ
ّ‫ش َهدُّأَنّلَّّ ِإلَهَّ ِإلَّّالله‬ ْ َ ‫ّوأ‬،
َ ُ‫ِيّلَه‬ َ ‫ض ِللّْفَ َلّ َهاد‬ ْ ُ‫ّو َم ْنّي‬، َ ُ‫ّ َم ْنّيَ ْه ِد ِهّاللهُّ َف َلّ ُم ِض َّلّ َله‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫سولُه‬ ُ ‫ّو َر‬ َ ًّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُمـ َح َّمدا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ‫ّوأ‬ َ ُ‫وحْ َدهُ َّلّش َِر ْيكَ ّلَه‬. َ
َّ ‫س ِل ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ّوأ َ ْنت ُ ْمّ ُم‬
َ ‫ّو َلّت َ ُموت ُ َّنّإِ َّل‬َ ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّهَّ َحقَّّت ُ َقاتِ ِه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ّم ْن ُه َما‬ِ ‫ث‬ َّ ‫اّو َب‬
َ ‫اّز ْو َج َه‬ ِ َ‫ّو َخلَق‬
َ ‫ّم ْن َه‬ َ ‫احدَة‬ ِ ‫ّو‬ َ ‫ّم ْنّنَ ْفس‬ ِ ‫واّربَّ ُك ُمّالَّذِيّ َخلَقَ ُك ْم‬
َ ُ‫اسّاتَّق‬ ُ َّ‫َياّأَيُّ َهاّالن‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِيبًا‬ َ ‫ّو ْاْل َ ْر َحا َمّإِ َّنّاللَّهَّك‬
َ ّ‫َان‬ َ ‫ونّ ِب ِه‬َ ُ‫سا َءل‬ َ َ ‫ّواتَّقُواّاللَّهَّالَّذِيّت‬ َ ‫سا ًء‬ َ ِ‫اّون‬
َ ‫ير‬ ً ِ‫ِر َج ًالّ َكث‬
‫سدِيدًا‬َ ّ‫ّوقُولُواّقَ ْو ًل‬ َ َ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ازّفَ ْو ًزاّع َِظي ًماّّأ َ َّما‬ َ َ‫سولَهُّفَقَدّْف‬ ُ ‫ّو َر‬ َ َ‫ّو َم ْنّيُ ِط ِعّاللَّه‬ َ ‫ّويَ ْغ ِف ْرّلَ ُك ْمّذُنُوبَ ُك ْم‬ َ ‫ص ِلحّْلَ ُك ْمّأ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ْ ُ‫ي‬
‫َب ْع ُّد‬
Alhamdulillah, tgl 26 April secara nasional diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana
Nasional (HKBN). Kita warga indonesia, sebagai bagian warga nasional Indonesia, memiliki
kepedulian terhadap pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana. Kesiapsiagaan
terhadap bencana merupakan keharusan bagi seluruh warga masyarakat.
Kejadian bencana yang terjadi di Indonesia datang silih berganti di tempat-tempat yang
berbeda. Hujan lebat yang disertai angin besar dan terjadinya banjir serta longsor disusul
kemudian berganti dengan cuaca ekstrim dengan suhu udara yang tinggi hingga seakan
membakar kulit kita dengan kekeringan. Belum lagi gempa yang terjadi secara tiba-tiba
mengagetkan warga Indonesia dari pantai barat Sumatera berentetan hingga ke ujung
timur wilayah Republik Indonesia yang kita cintai ini.
Mau tidak mau, semua warga harus dapat menghadapi ancaman bencana yang ada di
sekitarnya secara tangguh dengan menyandarkan pada landasan Tauhidi, yaitu landasan
ke-Iman-an kita kepada Allah Subhana Wata’ala yang Maha Agung. Beragam bencana
yang menimpa kita, harus difahami sebagai bentuk rasa kasih sayang Allah SWT kepada
kita karena kita diberikan kesempatan untuk dapat meningkatkan derajat kualitas
ketaqwaan kita. Bencana yang terjadi tidak dilihat sebagai adzab namun dimaknai sebagai
ujian bagi kita untuk bisa naik kelas, setelah berupaya maksimal menyelesaikan ujian
bencana tersebut dengan disertai kesabaran dan berserah diri pada qadla dan qadar Allah
SWT.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 38


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Allah berfirman dalam Al Qur;an Surat Al Baqoroh ayat 155-156 :

Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā
lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn (sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami
kembali).
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Kesabaran dan rasa Tawakkal merupakan pupuk bagi kita dalam membangun
ketangguhan semua warga dalam menghadapi bencana. Untuk membangun ketangguhan
terhadap bencana diperlukan langkah pertama berupa sikap peduli bencana, yaitu
kepedulian terhadap ancaman bencana yang dapat terjadi di sekeliling kita sendiri dan
kepedulian untuk meringankan penderitaan orang lain yang terkena dampak bencana.
Kepedulian kita mengenai lingkungan kita perlu ditumbuhkembangkan. Apakah kita
berada pada lokasi yang memiliki ancaman bencana? Mari kita mengembangkan
kepedulian kita. Bila kita lengah dengan lingkungan kita maka kita yang akan merasakan
akibatnya. Peristiwa besar akibat tidak memperhitungkan risiko, dalam Al Qur’an,
dikategorikan sebagai bencana (‘Ażãb). Misalnya, lihatlah apakah selokan dan saluran-
saluran air yang ada di sekolah/madarasah, rumah kita, maupun sekitarnya dapat
mengalirkan air dengan lancar. Kalau tidak, tentu saja menimbulkan risiko pada kita untuk
terjadinya banjir.
Kepedulian kepada orang lain yang terkena dampak bencana juga wajib ditumbuhkan.
Baik diwujudkan melalui sumbangan dana, sumbangan barang yang dibutuhkan, maupun
sumbangan tenaga dan waktu sebagai relawan. Kepedulian untuk meringankan beban
warga terdampak bencana merupakan bentuk langsung ta’awanu alal birri wattaqwa,
yaitu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Sikap peduli ini harus diwujudkan dengan dengan langkah kedua dalam membangun
ketangguhan bencana, yaitu kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan pada terjadinya bencana dapat

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 39


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

dilihat dari persiapan yang dimiliki oleh setiap orang, setiap warga, dan setiap kelompok
masyarakat untuk menghadapi situasi bila terjadi bencana. Kita wajib tahu jenis ancaman
bencana yang mungkin dapat terjadi dan berisiko mengenai kita baik di lingkungan kerja
maupun di rumah kita masing-masing.
Sebagai contoh, bila memasuki musim hujan maka masyarakat yang memiliki risiko
karena berada di dekat sungai atau lembah harus siapsiaga menghadapi banjir dengan
mengamankan dokumen dan peralatan elektronik ke bagian atas meja atau lemari dan
mempelajari cara mengungsi yang aman agar selamat. Demikian sebaliknya pada masa
kemarau, harus kita ketahui apakah kita memiliki risiko terkena dampak mengalami
kekeringan. Bila kita memiliki risiko mengalami kekurangan air maka kita harus
mempersiapkan diri dengan upaya penyediaan dan penyimpanan air yang baik dan aman
agar kita tetap sehat dan terjaga keselamatan kita.
Jamaah Jumat Yang Berbahagia,
Muhammadiyah secara nyata telah berperan dalam melakukan upaya kesiapsiagaan
bencana. Selain melalui program Indonesia Siaga Bencana bersama LAZISMU,
Muhammadiyah juga menjalankan program Jama’ah Tangguh Bencana, yang berintegrasi
dengan program Rumah Sakit Aman Bencana, dan Sekolah/Madrasah Aman Bencana
(SMAB) Muhammadiyah.
Program Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SMAB) Muhammadiyah dijalankan secara
bersama-sama oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) bersama
Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB/MDMC) Muhammadiyah. Seluruh
sekolah/madrasah di lingkungan Muhammadiyah diarahkan untuk menjadi satuan
pendidikan yang memberikan jaminan keamanan terhadap bencana. Hal ini diawali
dengan membangun kepedulian terhadap bencana yang diwujudkan dalam kesiapsiagaan
bencana.
Kesiapsiagaan akan menentukan tingkat keselamatan. Seperti halnya bila kita akan
memegang benda yang panas maka sudah seharusnya kita mempersiapkan diri dengan
melapisi tangan kita dengan kain atau sarung tangan sehingga kita selamat tidak melepuh
terkena panas benda tersebut. Karena itulah, Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana
Nasional Tahun 2017 ini mengangkat tema Siap untuk Selamat. Semakin tinggi kita
memiliki kesiapsiagaan maka akan semakin besar peluang kita untuk selamat pada saat
terjadinya bencana.
Untuk itu, marilah, segenap warga masyarakat dihimbau untuk membangun
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana secara disiplin dan terus menerus, tidak
berhenti sebagai seremonial atau upacara peringatan. Selain itu, marilah kita melakukan
hal-hal berikut:

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 40


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

1. marilah masing-masing diri kita, lingkungan kerja, rumah dan sekolah/madrasah kita
ini mengikrarkan untuk terus membangun dan menjaga kesiapsiagaan terhadap
bencana,
2. mengenali lingkungan kita dengan sebaik-baiknya agar diketahui risiko bencana yang
ada,
3. mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi darurat bencana melalui peningkatan
pengetahuan mengenai gejala bencana yang ada dan tindakan-tindakan
penyelamatannya,
4. bersama-sama berlatih untuk menghadapi bencana secara rutin baik di
sekolah/madrasah, rumah, dan masyarakat,
5. menciptakan budaya aman baik di sekolah, rumah, dan masyarakat
Semoga dengan kesiapsiagaan semua warga masyarakat dalam menghadapi bencana
dapat memancarkan rahmatan lil 'alamin dan kita senantiasa diberikan anugerah
keselamatan hidup di dunia dan akhirat, dimasukkan ke dalam syurga jannatun na'im
dan dijauhkan dari siksa api neraka. Semoga Allah senantiasa melimpahkan ridha dan
karunia-Nya kepada kita. Amin ya rabbal 'alamin.

Nasrun minallah wa fathun qarib


Khutbah ke 2

‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد لل ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
َ‫ِي لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن ال‬ َ ‫ض ِل ْل فَلَ هَاد‬ ْ ُّ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد اللهُ فَلَ ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيّئَا‬
َ
‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه‬ َ ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬،ُ‫ِإلَهَ ِإالَّ اللهُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَه‬
:ُ‫ أ َ َّما َب ْعد‬.‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ًما‬
َ ‫َو‬
َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫س ِل ُم ْوا‬ َ ‫صلَّونَ َعلَى الَّنِبْي ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا‬ َ ُ‫إِ َّن اللهَ َو َمَلئِ َكتَهُ ي‬
‫يم َو َعلَى آ ِل‬ َ ‫ْت َعلَى إِب َْرا ِه‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫ص ِل َعلَى ُم َح َّم ود َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما‬ َ ‫ أَللَّ ُه َّم‬.‫ت َ ْس ِل ْي ًما‬
‫ت َعلَى‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ َك َما ب‬،‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ود َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمدو‬ ِ َ‫ َوب‬.ٌ‫ إِنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫يم‬ َ ‫إِب َْرا ِه‬
ٌ ‫إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِ ْب َرا ِهي َْم إِنَّ َك َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬.

ِ ‫ اَأل َ ْح َي‬،ِِ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬.


ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا‬
ِ
َ‫ان َوَلَ ت َ ْج َع ْل ِفي قُلُوبِنَا ِغَلًّ ِللَّ ِذيْن‬ ِ ‫س َبقُ ْونَا ِب‬
ِ ‫اِل ْي َم‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن‬
‫آ َمنُواْ َربَّنَا إِنَّك َرؤ ُْو ُ َّر ِح ْي ٌم‬.
َ‫ت َخي ُْر ْالَفَا ِت ِحيْن‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح َب ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا ِب ْال َح‬. ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نًا ِفعًا‬
َ ‫ق َوأ َ ْن‬
ً‫ط ِيبًا َو َع َمَلً ُمتَقَ ِبَل‬
َ ‫و ِر َْقًا‬. َ

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 41


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬


ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫اآلخ َرةِ َح‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬. . ‫َو ْال َح ْمدُ لله َرب‬
ِ ‫سنَةً َوفِى‬
‫ْال َعالَ ِميْن‬
WABAH ULAT BULU DALAM PANDANGAN ISLAM
Oleh Muhammad Rofiq

Assalamualaikum Wr Wb.

ِّ‫س ِيئ َات‬ َ َ‫سن‬


َّ ّ‫اّو ِم ْن‬ ِ ُ‫ورّأ َ ْنف‬
ِ ‫ّم ْنّش ُُر‬ ِ ‫ّونَعُوذُّ ِبالل ِه‬، َّ ُ‫ست َ ْغ ِف ُره‬ ْ َ‫ّون‬ ْ ‫ّو َن‬
َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ َ ُ‫إنّالـ َح ْمدَّ ِلل ِهّنَـحْ َم ُده‬ َّ
ّ‫ش َهدُّأَنّلَّّ ِإلَهَّ ِإلَّّالله‬ ْ َ ‫ّوأ‬،
َ ُ‫ِيّلَه‬ َ ‫ض ِللّْفَ َلّ َهاد‬ ْ ُ‫ّو َم ْنّي‬، َ ُ‫ّ َم ْنّ َي ْه ِد ِهّاللهُّ َف َلّ ُم ِض َّلّ َله‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫سولُه‬ ُ ‫ّر‬ َ ‫ّو‬ َ ًّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُمـ َح َّمدا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ‫ّوأ‬ َ ُ‫وحْ َدهُ َّلّش َِر ْيكَ ّلَه‬. َ
َّ ‫س ِل ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ّوأ َ ْنت ُ ْمّ ُم‬
َ ‫ّو َلّت َ ُموت ُ َّنّ ِإ َّل‬ َ ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّهَّ َحقَّّت ُ َقاتِ ِه‬ َ ‫َياّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ّم ْن ُه َمّا‬
ِ ‫ث‬ َّ َ‫اّوب‬
َ ‫اّز ْو َج َه‬ ِ َ‫ّو َخلَق‬
َ ‫ّم ْن َه‬ َ ‫احدَة‬ ِ ‫ّو‬ َ ‫ّم ْنّنَ ْفس‬ ِ ‫واّربَّ ُك ُمّالَّذِيّ َخلَقَ ُك ْم‬َ ُ‫اسّاتَّق‬ ُ َّ‫يَاّأَيُّ َهاّالن‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِيبًا‬ َ ‫ّو ْاْل َ ْر َحا َمّإِ َّنّاللَّهَّك‬
َ ّ‫َان‬ َ ‫ونّ ِب ِه‬ َ ُ‫سا َءل‬ َ َ ‫ّواتَّقُواّاللَّهَّالَّذِيّت‬ َ ‫سا ًء‬ َ ِ‫اّون‬
َ ‫ير‬ ً ِ‫ِر َج ًالّّ َكث‬
‫سدِيدًا‬ َ ّ‫ّوقُولُواّقَ ْو ًل‬ َ َ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ازّفَ ْو ًزاّع َِظي ًماّّأ َ َّما‬ َ َ‫سولَهُّفَقَدّْف‬ ُ ‫ّو َر‬ َ َ‫ّو َم ْنّيُ ِط ِعّاللَّه‬ َّ ‫ّو َي ْغ ِف ْرّلَ ُك ْمّذُنُو َب ُك ْم‬ َ ‫ص ِلحّْلَ ُك ْمّأ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ْ ُ‫ي‬
‫بَ ْع ُّد‬

Jamaah sidang jum’at yang dirahmati Allah. Hari-hari terakhir ini, di berbagai media, baik di
televisi, koran, maupun internet, kita sama-sama telah mendengar dan menyaksikan sebuah
berita yang menjadi isu nasional. Berita yang membuat kita dihinggapi rasa tidak nyaman dan rasa
khawatir, yaitu berita mengenai fenomena wabah ulat bulu. Ulat bulu tersebut awalnya muncul di
satu kabupaten di propinsi jawa timur, namun kemudian menyebar ke berbagai wilayah. Ke
bagian timur sampai ke Bali bahkan Nusa Tenggara. Ke bagian Barat sampai ke Jakarta dan Jawa
Barat. Ke bagian utara, telah menyebar sampai ke Kalimantan Timur. Tidak mustahil, wabah ini
juga akan sampai ke pulau sumatera di bagian barat, atau ke wilayah Papua, di bagian paling
Timur NKRI.
Di beberapa berita, bahkan disebutkan bahwa wabah ulat ini adalah yang terbesar dalam sejarah.
Sebelumnya pernah terjadi di tahun 1980,1985 dan 1994. Namun skalanya hanya lokal, tidak
seperti sekarang ini.
Dari fenomena yang terjadi tersebut, sebagai umat Islam, tentu kita bertanya, apa pandangan
agama mengenai fenomena ulat bulu ini ? Karena kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi
dalam kehidupan ini, tentu bisa dijelaskan dengan kacamata keagamaan. Bisa jadi terlintas dalam
benak kita, benarkah ini azab dari Allah karena dosa-dosa kita dan dosa-dosa pemimpin kita. Atau
bisa jadi ada pula yang mengganggap ini hanya murni gejala alam yang muncul sesuai dengan
hukum sebab-akibat, artinya Tuhan tidak terlibat di dalamnya.
Jama’ah hadirin yang berbahagia

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 42


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Dalam kehidupan terdapat satu ekosistem yang diciptakan Allah dengan sangat rapi. Ekosistem
yang dimaksudkan di sini adalah keanekaragaman dalam kehidupan yang saling melengkapi,
sehingga terjadi keseimbangan. Dalam al-Quran surat al-Mulk ayat 3 Allah berfirman:

َ َ‫ار ِج ِع ْالب‬
‫ص َر ه َْل‬ ْ َ‫ت ف‬ ُ َ‫الر ْح َم ِن ِم ْن تَف‬
ٍ ‫او‬ َّ ‫ق‬ِ ‫ت ِطبَاقًا َما ت َ َرى فِي خ َْل‬
ٍ ‫س َم َاوا‬ َ َ‫الَّذِي َخلَق‬
َ ‫س ْب َع‬
‫ور‬ٍ ‫ط‬ ُ ُ‫ت َ َرى ِم ْن ف‬
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
Dalam surat al-Sajadah ayat 7, Allah juga berfirman:

‫ان ِم ْن ِط و‬
‫ين‬ ِ ‫س‬ ِ ْ َ‫ش ْيءو َخلَقَهُ َوبَدَأ َ خ َْلق‬
َ ‫اِل ْن‬ َ ‫الَّذِي أ َ ْح‬
َ ‫سنَ ُك َّل‬
Jadi, segala sesuatu dalam kehidupan kita ini diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan.
Satu contoh sederhana mengenai ekosistem atau keseimbangan misalnya, manusia hidup karena
bernafas dari oksigen. Ketika menghirup oksigen kita membuang karbondioksida, maka Allah telah
menyiapkan tumbuh-tumbuhan hijau yang mengambil karbondioksida tersebut. Jadi dalam
kehidupan kita ini ada kesalingtergantungan antara satu dengan yang lain. Kesalingtergantungan
itulah yang akan melahirkan keseimbangan. Keseimbangan itu pulalah yang oleh agama kita
diperintahkan untuk menjaganya. Dalam surat al-Rahman Allah berfirman:

ِ ‫ ) َوأ َ ِقي ُموا ْال َو ْزنَ ِب ْال ِقس‬8( ‫ان‬


‫ْط َوال‬ ِ َ‫طغ َْوا ِفي ْال ِميز‬
ْ َ ‫ ) أَال ت‬7( َ‫ض َع ْال ِميزَ ان‬
َ ‫س َما َء َرفَ َع َها َو َو‬
َّ ‫َوال‬
)9( َ‫ال ِميزَ ان‬ ْ ‫ت ُ ْخ ِس ُروا‬
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keseimbangan) (7). Supaya
kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8). Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (9).”
Ketika manusia tidak menjaga keseimbangan tersebut, maka musibahlah yang terjadi. Wabah ulat
bulu menyebar di banyak wilayah di tanah air, disebabkan karena telah hilangnya keseimbangan
tersebut. Yaitu telah berkurangnya musuh-musuh alami ulat bulu, yaitu serangga, semut dan
kumbang. Musuh-musuh alami itu berkurang karena disebabkan oleh lingkungan yang telah
rusak, karena perburuan dan bahkan diantaranya penggunaan pestisida itu sendiri. Di sinilah
sesungguhnya letak ketidakseimbangan yang disebabkan oleh perusakan yang dilakukan oleh
manusia. Dalam al-Quran surat al-Syura ayat 30 Allah berfirman:

َ ‫ت أَ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعَفُو‬
‫ع ْن َك ِث و‬
‫ير‬ َ ‫صيبَ وة َف ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ ‫َو َما أ‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِم ْن ُم‬
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Al-Quran menggunakan istilah musibah untuk menunjukkan bencana yang disebabkan oleh ulah
manusia. Ketika misalnya manusia melakukan pembalakan (penebangan pohon-pohon secara
liar), maka yang terjadi adalah longsor atau banjir. Jadi, sekali lagi keseimbangan dalam kehidupan
itu penting sekali atau kunci dari kehidupan yang kita jalani.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 43


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Jama’ah hadiri yang dimuliakan Allah


Para ilmuwan juga menjelaskan bahwa wabah ulat bulu muncul, selain karena telah berkurangnya
musuh alami tadi, juga disebabkan karena kelembaban karena seringnya hujan. Belakangan ini
kita memang merasakan hujan turun tidak lagi sesuai dengan siklusnya atau musimnya. Hujan
sering turun dari langit, bahkan di luar musim semestinya. Perubahan musim hujan tersebut
terjadi karena pemananasan global. Pemanasan global itu terjadi disebabkan oleh berbagai
kerusakan yang kita sendiri pelakunya. Misalnya polusi kendaraan bermotor dan polusi pabrik.
Jama’ah hadiri yang dirahmati Allah
Salah satu sifat Allah adalah al-Rahman dan al-Rahim, yang artinya maha pengasih lagi maha
penyayang terhadap makhluk-Nya. Sifat tersebut menyiratkan kepada kita bahwa Allah tidak akan
memberikan musibah dan bencana karena semata-mata Allah menginginkannya. Oleh karena itu,
mari kita berhusnu dzan (berbaik sangka), bahwa wabah ulat bulu ini terjadi bukan karena azab
dari Allah. Sebab, azab Allah hanya akan diturunkan kepada para pendosa yang tidak lagi mentaati
perintah agama, atau mereka yang sudah benar-benar jauh dari jalan yang benar (QS: al-Anfal:
33).

‫نت ِليُ َع ِ ّذ َب ُه ْم اللَّه ُ َكانَ َو َما‬


َ َ ‫َي ْست َ ْغ ِف ُرونَ َو ُه ْم ُم َع ِ ّذ َب ُه ْم اللَّه ُ َكانَ َو َما ِ ِفي ِه ْم َوأ‬
“Dan Allah sekali-kali tidak mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak
pula Allah mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”
Insya Allah masih banyak di antara kita umat Islam di Indonesia yang masih senantiasa menjadi
muslim yang ta’at dalam menjalankan ajaran agama. Mereka itulah yang menjadi soko guru bagi
kehidupan yang kita jalani ini.
Jamaah hadirin yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah pertama ini kami sampaikan. Baralakallahu li walakum.

Khutbah kedua
Di khutbah kedua ini, izinkan kami merangkum apa yang telah kami sampaikan pada khutbah
pertama. Yaitu, pertama, kehidupan kita berjalan sesuai dengan keseimbangan kehidupan, atau
ekosistem. Kerusakan ekosistem akan menyebabkan terjadinya musibah. Kedua, wabah ulat bulu
yang ada di tengah kita saat ini dan membuat kita khawatir adalah musibah yang diturunkan Allah
karena perusakan lingkungan yang kita lakukan.
Solusi dari hal tersebut adalah mari kita sayangi lingkungan kita dan alam kita. Mari kita menjaga
keseimbangan dalam kehidupan kita. Sebab, lingkungan adalah sahabat dan partner hidup. Bukan
objek yang bisa seeanaknya kita eksploitasi atau kita rusak. Mari kita jauhi perilaku yang bisa
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan di sekitar kita. Sebab Allah tidak menyukai
perilaku tersebut.

َ‫ض إِ َّن اللَّهَ ََل ي ُِحبُّ ْال ُم َْف ِسدِين‬ َ َ‫َو ََل تَبْغِ ْالَف‬
ِ ‫سادَ فِي ْاأل َ ْر‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 44


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (al-Qashash: 77)
Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Swt.

ِ َ‫ اَأل َ ْحي‬،ِِ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬.


ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا‬
ِ
َ‫ان َوَلَ ت َ ْج َع ْل فِي قُلُوبِنَا ِغَلًّ ِللَّ ِذيْن‬ ِ ‫سبَقُ ْونَا ِب‬
ِ ‫اِل ْي َم‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن‬
‫آ َمنُواْ َربَّنَا إِنَّك َرؤ ُْو ُ َّر ِح ْي ٌم‬.
َ‫ت َخي ُْر ْالَفَاتِ ِحيْن‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا بِ ْال َح‬. ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نًافِعًا‬
َ ‫ق َوأ َ ْن‬
ً‫ط ِيبًا َو َع َمَلً ُمتَقَ ِبَل‬
َ ‫و ِر َْقًا‬. َ
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬ َ ‫اآلخ َرةِ َح‬ِ ‫سنَةً َوفِى‬ َ ‫ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬. َ . ‫َو ْال َح ْمدُ لله َرب‬
َ‫ْال َعالَ ِميْن‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 45


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

NAHI MUNGKAR SPIRIT PENGURANGAN RISIKO BENCANA


Oleh Arif Jamali Mu’is, MPd

ِّ‫س ِيئ َات‬ َ َ‫سن‬


َّ ّ‫اّو ِم ْن‬ ِ ُ‫ورّأ َ ْنف‬
ِ ‫ّم ْنّش ُُر‬ ِ ‫ّونَعُوذُّ ِبالل ِه‬، َ ُ‫ست َ ْغ ِف ُره‬ ْ َ‫ّون‬ ْ ‫ّو َن‬
َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ َ ُ‫إنّالـ َح ْمدَّ ِلل ِهّنَـحْ َم ُده‬ َّ
ّ‫ش َهدُّأَنّلَّّإِلَهَّإِلَّّالله‬ ْ َ ‫ّوأ‬،
َ ُ‫ِيّلَه‬ َ ‫ض ِل ْلّّفَ َلّ َهاد‬ ْ ُ‫ّو َم ْنّي‬، َ ُ‫ّ َم ْنّيَ ْه ِد ِهّاللهُّ َف َلّ ُم ِض َّلّ َله‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫سولُه‬ ُ ‫ّو َر‬ َ ًّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُمـ َح َّمدا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ‫ّوأ‬ َ ُ‫وحْ َدهُ َّلّش َِر ْيكَ ّلَه‬. َ
َّ ‫س ِل ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ّوأ َ ْنت ُ ْمّ ُم‬
َ ‫ّو َلّت َ ُموت ُ َّنّإِ َّل‬َ ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّهَّ َحقَّّت ُ َقاتِ ِه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ّم ْن ُه َما‬ِ ‫ث‬ َّ َ‫اّوب‬
َ ‫اّز ْو َج َه‬ ِ َ‫ّو َخلَق‬
َ ‫ّم ْن َه‬ َ ‫احدَة‬ ِ ‫ّو‬ َ ‫ّم ْنّنَ ْفس‬ ِ ‫واّربَّ ُك ُمّالَّذِيّ َخلَقَ ُك ْم‬
َ ُ‫اسّاتَّق‬ ُ َّ‫يَاّأ َّيُّ َهاّالن‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِيبًا‬ َ ‫ّو ْاْل َ ْر َحا َمّ ِإ َّنّاللَّهَّك‬
َ ّ‫َان‬ َ ‫ونّ ِب ِه‬َ ُ‫سا َءل‬ َ َ ‫ّواتَّقُواّاللَّهَّالَّذِيّت‬ َ ‫سا ًء‬ َ ِ‫اّون‬
َ ‫ير‬ ً ِ‫ِر َج ًالّ َكث‬
‫سدِيدًا‬َ ّ‫ّوقُولُواّقَ ْو ًل‬ َ َ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّه‬ َ ‫َياّأ َّيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ازّفَ ْو ًزاّع َِظي ًماّّأ َ َّما‬ َ َ‫سولَهُّفَقَدّْف‬ ُ ‫ّو َر‬ َ َ‫ّو َم ْنّيُ ِط ِعّاللَّه‬ َ ‫ّويَ ْغ ِف ْرّلَ ُك ْمّذُنُوبَ ُك ْم‬ َ ‫ص ِلحّْلَ ُك ْمّأ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ ْ ُ‫ي‬
‫بَ ْع ُّد‬

Jamaah sholat Jum’at yang di muliakan Allah SWT.


Marilah dalam kesempatan yang mulia ini, kita bersama-sama mengungkapkan rasa
syukur ke haribaan Allah SwT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas
limpahan rahmat, taufiq serta hidayah, yang tiada henti-hentinya hingga detik ini.
Shalawat senandung salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad saw, keluarga, sahabatnya, kita semua dan siapa saja yang mencintai dan
mengikutinya.

Jamaah sholat Jum’at yang di muliakan Allah SWT.


Umat Islam diciptakan oleh Allah SWT sebagai umat yang terbaik, umat yang unggul
peradabannya, sebagaimana firmanya dalam surat Ali – Imran 110
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 46


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Qs.3:110
Surat Ali – Imran ayat 110 diatas menegaskan kepada kita semua bahwa kita ini adalah
umat yang terbaik yang dihadirkan Allah di muka bumi ini, menurut Abu Huraira khairu
ummat adalah sebaik – baiknya umat untuk manusia, jadi sadar atau tidak para jamaah di
masjid ini ditakdirkan oleh Allah sebagai umat yang terbaik, jika realitas saat ini umat
islam bukan pemegang peradaban dunia bukan salah ayat ini tetapi mungkin umat islam
tidak menjalankan nilai – nilai keislaman.
Jamaah sholat Jum’at yang di muliakan Allah SWT.
Ada tiga syarat dalam ali Imran 110 tersebut yang menunjukkan umat terbaik, pertama
menyeruhkan kepada yang ma’ruf, kedua mencegah yang mungkar dan ketiga beriman
kepada Allah. Dalam kesempatan khutbah kali ini menarik untuk melihat syarat mencegah
yang mungkar. Kemungkaran pasti akan membawa kepada turunnya derajat
kemanusiaan, dalam ayat tersebut Allah memperintahkan untuk melakukan pencegahan
kepada segala sesuatu yang menurunkan harkat dan derajat kemanusiaan, mari kita focus
pada kata pencegahan. Pencegahan tentu dilakukan sebelum (before) terjadinya
kerusakan (kemungkuran), maka diperlukan penditeksian apakah kemungkaran tersebut
akan terjadi, perlu kemampuan dan ilmu untuk menganalisa agar bisa dilakukan langkah –
langkah pencegahan, tanpa ilmu maka pencegahan tidak mungkin dapat dilaksanakan.
Nahi mungkar membutuhkan ilmu untuk menganalisa gejala yang terjadi agar harkat dan
martabat kemanusiaan tidak jatuh
Jamaah sholat Jum’at yang di muliakan Allah SWT.
Spirit Nahi mungkar ini sebagai pilar umat yang terbaik harus kita jadikan landasan
teologis untuk melaksanakan pengurangan risiko bencana. Kenapa penting pengurangan
risiko bencana? Harus kita sadari bangsa Indonesia ini seluruh daerahnya punya risiko
bencana baik dalam kategori sedang maupun dalam kategori tinggi, dalam tarapan
tertentu bencana yang terjadi baik alam, industry, sosial dapat menurunkan nilai – nilai
kemanusian, bayangkan jika di daerah kita terjadi bencana betapa kesengsaraan dan
kesusahaan dapat melanda kita, dan jika kita ingin menjadi umat yang terbaik (khairo
ummat) kita perlu melakukan langkah pengurangan risiko bencana tersebut, syaratnya
tentu dengan ilmu dan kemampuan. Umat Islam Indonesia jika ingin menjadi umat yang
terbaik maka harus berilmu sehingga dapat melakukan pengurangan risiko bencana yang
akhirnya kualitas hidup umat Islam Indonesia akan semakin baik. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita. Aminn.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 47


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ّولَ ْو ّك َِر َّهّ‬ ‫ىّالد ْي ِن ّك ُِل ِه َ‬ ‫ِ‬ ‫علَ‬‫ق ّ ِليُ ْظ ِه َر ُه ّ َ‬ ‫َىّو ِد ْي ِن ّا ْل َح ِ‬ ‫س ْولَهُ ّ ِبا ْل ُهد َ‬ ‫ّر ُ‬ ‫س َل َ‬ ‫ِي ّأ َ ْر َ‬ ‫ا ْل َح ْمدُّ ِللَّ ِه ّالَّذ ْ‬
‫صلَةُّ‬ ‫س ْولُهُ‪َ .‬وال َّ‬ ‫ّو َر ُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َ‬ ‫ش َه ُد ّأ َ َّن ّ ُم َح َّمدًا ّ َ‬ ‫ّوأ َ ْ‬ ‫ش َه ُد ّأ َ ْن ّلَ ّ ِإلَـهَ ّ ِإلَّ ّاللهُ َ‬ ‫ا ْلكَافِ ُر ْو َن‪ّ .‬أ َ ْ‬
‫ّالد ْي ِن‪ّ.‬أ َ َّماّ‬ ‫سان ّ ِإلَىّيَ ْو ِم ِ‬ ‫ّو َم ْنّت َ ِبعَ ُه ْمّ ِب ِإحْ َ‬ ‫ص ْح ِب ِه َ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّآ ِل ِه َ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّنَ ِبيِنَاّ ُم َح َّمد َ‬ ‫لَ ُم ّ َ‬ ‫سّ‬ ‫َوال َّ‬
‫ّر ِح َم ُك ُمّالل ّهُ‬ ‫يّالد ْي ِن َ‬
‫ِ‬ ‫بَ ْعدُ‪ّ:‬إِ ْخ َوانِ ْيّفِ‬
‫س ِل ُمواّ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَ ْي ِه َ‬ ‫صلُّواّ َ‬ ‫ِينّآ َمنُواّ َ‬ ‫علَىّالنَّبِيِِّّّ َياّأَيُّ َهاّالَّذ َ‬ ‫ونّ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫ّو َم َل ِئ َكتَهُّيُ َ‬ ‫إنّاللَّهَ َ‬ ‫َّ‬
‫تَ ْ‬
‫س ِلي ًما‬
‫علَىّآ ِلّإِ ْب َرا ِه ْي َم‪ّ،‬‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّإِ ْب َرا ِه ْي َم َ‬ ‫صلَّيْتَ ّ َ‬ ‫علَىّآ ِلّ ُم َح َّمد‪َ ّ،‬ك َماّ َ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّ ُم َح َّمد َ‬ ‫ص ِلّ َ‬ ‫الل ُه َّمّ َ‬
‫علَىّ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّإِ ْب َرا ِه ْي َم َ‬ ‫ار ْكتَ ّ َ‬ ‫علَىّآ ِلّ ُم َح َّمد‪َ ّ،‬ك َماّبَ َ‬ ‫ّو َ‬ ‫علَىّ ُم َح َّمد َ‬ ‫ٌ‪ّ،‬وبَ ِار ْكّ َ‬ ‫إِنَّكَ ّ َح ِم ْيدٌّ َم ِج ْيد َ‬
‫س ِنّ ِع َبا َد ِتكَّ‬ ‫ّو ُح ْ‬ ‫ش ْك ِركَ َ‬ ‫ّو ُ‬ ‫علَىّ ِذ ْك ِركَ َ‬ ‫آ ِلّإِ ْب َرا ِه ْي َم‪ّ،‬إِنَّكَ ّ َح ِم ْيدٌّ َم ِج ْيدٌ‪ّ،‬اَللَّ ُه َّمّأ َ ِعنَّاّ َ‬
‫ار ُز ْقنَاّا ْجتِنَابَ ّهُ‬ ‫ّو ْ‬ ‫اطلً َ‬ ‫اط َلّبَ ِ‬ ‫‪ّ،‬وأ َ ِرنَاّا ْلبَ ِ‬ ‫عه ُ َ‬ ‫ار ُز ْقنَاّاتِبَا َ‬ ‫قّ َحقًّ َ‬
‫اّو ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّمّأ َ ِرنَاّا ْل َح َّ‬
‫شنَا‪ّ،‬‬ ‫ص ِل ْحّلَنَاّ ُد ْنيَانَاّالَّتِ ْيّفِ ْي َهاّ َمعَا ُ‬ ‫ا‪ّ،‬وأ َ ْ‬ ‫ص َمةُّأ َ ْم ِرنَ َ‬ ‫ِيّ ُه َوّ ِع ْ‬ ‫ص ِلحّْلَنَاّ ِد ْينَنَاّالَّذ ْ‬ ‫ّا َللَّ ُه َّمّأ َ ْ‬
‫‪ّ،‬واجّْعَ ِلّ‬ ‫ا‪ّ،‬واجْ عَ ِلّا ْل َحيَاةَ ِّزيَا َدةًّ ِلنَاّفِ ْيّك ُِلّ َخ ْير َ‬ ‫اّآخ َرتَنَاّالَّتِ ْيّ ِإلَ ْي َهاّ َمعَا ُدنَ َ‬ ‫ص ِل ْحّلَنَ ِ‬ ‫وأ َ ْ‬
‫سبِّْي ِلكَ ‪ّ،‬‬ ‫لىّ َ‬ ‫ّو ُخ ْذّ ِبأ َ ْي ِد ْي ِه ْمّإِ َ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َ‬ ‫ّولَةَّا ْل ُم ْ‬ ‫ص ِل ْح ُ‬ ‫اّم ْنّك ُِلّشَر‪ّ،‬اَللَّ ُه َّمّأ َ ْ‬ ‫ّرا َجةًّلَنَ ِ‬ ‫ا ْل َّم ْوتَ َ‬
‫ش ْد ُه ْمّإِلَىّ َماّفِّ ْي ِهّ‬ ‫‪ّ،‬وأ َ ْر ِ‬ ‫سلَّ َم َ‬ ‫ّو َ‬‫علَ ْي ِه َ‬ ‫صلَّىّاللَّهُّ َ‬ ‫َواجْ عَلّْ َه َوا ُه ْمّتَبَعًاّ ِل َماّ َجا َءّنَ ِبيُّكَ ّ ُم َح َّمدٌّ َ‬
‫س ِل ِم َّ‬
‫ين‬ ‫ّوا ْل ُم ْ‬‫سلَ ِم َ‬ ‫حّاْ ِإل ْ‬ ‫صلَ ُّ‬ ‫َ‬
‫ِامّ‬ ‫ِينّفِيّالش ِ‬ ‫ّوال ُم َجا ِهد َ‬ ‫ين َ‬ ‫ص ْرّ ِإ ْخ َواننَاَّا ْل ُمس ِل ِم َ‬ ‫ين‪ّ،‬اللَّ ُه َّمّا ْن ُ‬ ‫س ِل ِم َ‬ ‫ّوا ْل ُم ْ‬ ‫س َل َم َ‬ ‫اللَّ ُه َّمّأ َ ِع َّز ْ ِ‬
‫ّاإل ْ‬
‫ّوفِيّأ َ ْن ُّدونِسِياّ‬ ‫ان َ‬ ‫ست َ َ‬ ‫ّوفِيّأ َ ْفغاَنِ ْ‬ ‫ص ْو َما ِل َ‬ ‫ينّوفِيّال ُّ‬ ‫س ِط َ‬ ‫ّوفِيّفِ ِل ْ‬ ‫يّمص َْر َ‬ ‫اقّوفِ ِ‬ ‫َوفِيّا ْل ِع َر ِ‬
‫ّو َز َمانّ‬ ‫َوفِيّ ُك ِلّ َمكَان َ‬
‫صفُوفَ ُه ْم‪ّ،‬اللَّ ُه َّمّأ َ ْه ِل ِكّاّْل َكفَ َرةَّ‬ ‫مّو َو ِحدّْ ُ‬ ‫علَىّقُلُو ِب ِه َ‬ ‫س ِكينَةَّ َ‬ ‫ّوأ َ ْن ِز ِلّال َّ‬ ‫اللَّ ُه َّمّث َ ِبتْ ّإِي َمانَ ُه ْم َ‬
‫مّو ّفَ ِرقْ ّ‬ ‫ش ْملَ ُه َ‬ ‫شتِتْ ّ َ‬ ‫‪ّ،‬و َ‬ ‫َاّوال َطوا َ ِغ ْيتَّ َ‬ ‫ّوأ َ ْم ِر ْيك َ‬ ‫س َرآئِ َل َ‬ ‫ين‪ّ،‬اللَّ ُه َّمّد َِم ِرّا ْليَ ُهود َ‬
‫َّو ِإ ْ‬ ‫َوال ُمش ِْر ِك َ‬
‫َج ْمعَ ُه ّْم‬
‫ابّالنَّ ِّ‬
‫ار‬ ‫عذ َ َ‬ ‫‪ّ،‬و ِقناَّ َ‬ ‫سنَةً َ‬ ‫آلخ َر ِةّ َح َ‬ ‫‪ّ،‬و ِفيّاْ ِ‬ ‫سنَةً َ‬ ‫َربَّناَّآ ِتنَاّ ِفيّال ُّد ْن َياّ َح َ‬
‫بّ‬‫‪ّ،‬وا ْل َح ْمدُّ ِللَّ ِه ِّر ِ‬ ‫س ِل ْي َن َ‬ ‫علَىّا ْل ُم ْر َ‬ ‫س َل ٌمّ َ‬ ‫‪ّ،‬و َ‬ ‫ع َّماّيَ ِصفُ ْو َن َ‬ ‫بّا ْل ِع َّز ِةّ َ‬ ‫ّر ِ‬ ‫ّربِكَ َ‬ ‫ان َ‬ ‫س ْب َح َ‬ ‫ُ‬
‫ا ْلعَالَ ِم ْين‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 48‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MELESTARIKAN ALAM ADALAH TUGAS KEKHALIFAHAN MANUSIA


Oleh Agus Suroyo, S.Pd.I, M.Pd.I

ِّ‫س ِيئ َات‬ َ َ‫سن‬


َّ ّ‫اّو ِم ْن‬ ِ ُ‫ورّأ َ ْنف‬
ِ ‫ّم ْنّش ُُر‬ ِ ‫ّونَعُوذُّ ِبالل ِه‬، َ ُ‫ست َ ْغ ِف ُره‬ ْ َ‫ّون‬ ْ ‫ّو َن‬
َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ َ ُ‫إنّالـ َح ْمدَّ ِلل ِهّ َنـحْ َم ُده‬ َّ
ّ‫ش َهدُّأَنّلَّّإِلَهَّإِلَّّالله‬ ْ َ ‫ّوأ‬،
َ ُ‫ِيّلَه‬ َ ‫ض ِللّْفَ َلّ َهاد‬ ْ ُ‫ّو َم ْنّي‬، َ ُ‫ّ َم ْنّيَ ْه ِد ِهّاللهُّ َف َلّ ُم ِض َّلّ َله‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫سولُه‬ ُ ‫ّو َر‬ َ ًّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُمـ َح َّمدا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ‫ّوأ‬ َ ُ‫وحْ َدهُ َّلّش َِر ْيكَ ّلَه‬. َ
َّ ‫س ِل ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ّوأ َ ْنت ُ ْمّ ُم‬
َ ‫ّو َلّت َ ُموت ُ َّنّّإِ َّل‬َ ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّهَّ َحقَّّت ُ َقاتِ ِه‬ َ ‫يَاّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ّم ْن ُه َمّا‬
ِ ‫ث‬ َّ َ‫اّوب‬
َ ‫اّز ْو َج َه‬ ِ َ‫ّو َخلَق‬
َ ‫ّم ْن َه‬ َ ‫احدَة‬ ِ ‫ّو‬ َ ‫ّم ْنّنَ ْفس‬ ِ ‫واّربَّ ُك ُمّالَّذِيّ َخلَقَ ُك ْم‬
َ ُ‫اسّاتَّق‬ ُ َّ‫يَاّأَيُّ َهاّالن‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِيبًا‬ َ ‫ّو ْاْل َ ْر َحا َمّ ِإ َّنّاللَّهَّك‬
َ ّ‫َان‬ َ ‫ونّ ِب ِه‬ َ ُ‫سا َءل‬ َ َ ‫ّواتَّقُواّاللَّهَّالَّذِيّت‬ َ ‫سا ًء‬ َ ِ‫اّون‬
َ ‫ير‬ ً ِ‫ِر َج ًالّ َكث‬
‫سدِيدًا‬َ ّ‫ّوقُولُواّقَ ْو ًل‬ َ َ‫ِينّآ َمنُواّاتَّقُواّاللَّه‬ َ ‫َياّأَيُّ َهاّالَّذ‬
ّ‫ازّفَ ْو ًزاّع َِظي ًماّّأ َ َّما‬ َ َ‫سولَهُّفَقَدّْف‬ ُ ‫ّو َر‬ َ َ‫ّو َم ْنّيُ ِط ِعّاللَّه‬ َ ‫ّويَ ْغ ِف ْرّلَ ُك ْمّذُنُوبَ ُك ْم‬ َ ‫ص ِلحّْلَ ُك ْمّأ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ْ ُ‫ي‬
‫بَ ْع ُّد‬
Jamaah jum’ah rahimakumullah
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam hadir membawa rahmat bagi alam
semesta. Islam juga ya’lu wa laa yu’la alaih, Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi
dari Islam. Namun terkadang ketinggian dan kerahmatan ajaran Islam itu justru mahjubu
bil muslimin (tertutup oleh perilaku umat Islam) itu sendiri.
Secara konseptual ajaran Islam memiliki seperangkat ajaran yang sangat mulia. Allah
telah mewahyukan melalui Al Qur’an, seperangkat ajaran yang sangat lengkap sebagai
petunjuk manusia agar tidak tersesat di dunia maupun akhirat. Allah SWT menciptakan
manusia dengan tujuan sebagai Abdullah dan khalifah. Sebagai Abdullah , manusia
sebagaimana makhluk yang lain berkewajiban menyembah Allah dan memuliakan-Nya.
Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S. Adzdzariyat : 56

ّ ّ‫ُون‬
ِ ‫سّ ِإلّ ِليَ ْعبُد‬ َ ‫َو َماّ َخلَ ْقتُ ّا ْل ِج َّن‬
َ ‫ّواإل ْن‬
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Sedangkan fungsi kedua sebagai khalifah manusia bertugas untuk menjaga alam semesta
yang diciptakan oleh Allah SWT agar tetap lestari dan memberikan maslahah bagi
kehidupan makhluk Allah di muka bumi.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 49


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Hal ini sebagaimana firman Allah Q.S. Al Baqarah ayat 30

ّْ ‫ض ّ َخ ِليفَةً ّقَالُوا ّأَتَجْ عَ ُل ّفِي َها ّ َم‬


ِ ‫ن ّيُ ْف‬
ّ‫س ُد ّفِي َها‬ ْ ‫ّربُّكَ ّ ِل ْل َملئِ َك ِة ّ ِإنِي ّ َجا ِع ٌل ّفِي‬
ِ ‫ّاْلر‬ َ ‫َوإِ ْذ ّقَا َل‬
َّ ‫سّ َلكَ ّقَا َلّ ِإنِيّأ َ ْعلَ ُمّ َماّلّت َ ْع َل ُم‬
ّ ‫ون‬ ُ ‫ّونُقَ ِد‬ َ ُ‫ّونَحْ نُّن‬
َ َ‫س ِبحُّ ِب َح ْم ِدك‬ َ ‫س ِفكُ ّال ِد َما َء‬
ْ َ‫َوي‬
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."
Tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi :
1. Mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar
dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi
kemaslahatan hidup manusia.
2. Menaturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasi karya manusia
harus disesuaikan dengan kondisi aam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan
hidup, agar tidakmenimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya.
3. MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap
komitmen dengan nilai- nilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin, sehingga berbudaya
berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk
mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta
keagungan dan kebesaran Ilahi.
Tugas manusia sebagai khalifah adalah senantiasa menjaga kelestarian alam semesta
dengan selalu menciptakan harmoni dan menjauhkan dari kerusakan. Akan tetapi tugas
kekhalifahan manusia ini justru diciderai dengan ulah manusia memperturutkan hawa
nafsunya. Hawa nafsu bahimiyah (hawa nafsu kehewanan) manusia terkadang menjebak
manusia dalam perilaku rakus, tamak, melupakan manusia akan tugasnya sebagai
khalifah fil ardh untuk menjaga alam justru sebaliknya melakukan eksploitasi terhadap
alam semesta.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Indonesia Negara yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman
hayati yang terkandung di hutan Indonesia meliputi 12 % species mamalia dunia, 7,3 %
species reptile dan amfibi, serta 17 % species burung seluruh dunia. Kondisi ini
menempatkan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 50


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Sayangnya kerusakan hutan di Indonesia cukup memprihatinkan. Berdasarkan data


kementerian Kehutanan Republik Indonesia mencatat sedikitnya 1,1 juta atau 2 % hutan
Indonesia mengalami penyusutan setiap tahunnya. Data kementerian kehutanan
menunjukkan bahwa sekitar 130 juta hektar Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah
habis ditebang.
Data di atas merupakan fakta konkrit bahwa hawa nafsu bahimiyah dalam diri manusia
telah membuat manusia lupa akan tugasnya sebagai khalifah. Masyarakat Indonesia yang
mayoritas muslim pun tak mampu menjalankan tugas sebagai khalifah. Anugerah Allah
yang berupa keanekaragaman hayati yang mestinya dijaga dan dilestarikan justru dibabat
habis karena nafsu keserakahan manusia dengan mengeksploitasi besar-besar untuk
memenuhi dorongan nafsu manusia.
Jamaah jumah rahimakumullah
Perilaku tamak dan tangan-tangan jahil manusia yang melakukan kerusakan inilah yang
menjadi sumber bencana. Bencana alam yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh factor
alamiyah tetapi banyak disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Allah SWT telah
memperingatkan kita di dalam Al Qur’an Surat Ar Rum : 41

ّ‫ض ّالَّذِي ّع َِملُوا ّلَ َعلَّ ُه ْم‬ ِ َّ‫سبَتْ ّأ َ ْيدِي ّالن‬


َ ‫اس ّ ِليُذِي َق ُه ْم ّبَ ْع‬ َ ‫ّوا ْلبَحْ ِر ّ ِب َما ّ َك‬
َ ‫سا ُد ّفِي ّا ْلبَ ِر‬ َ
َ َ‫ظ َه َر ّا ْلف‬
َّ ُ‫يَ ْر ِجع‬
ّ ‫ون‬
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Selain itu juga di Q.S. Asy Syuro : 30

Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).
Akibat yang ditimbulkan dari bencana tidaklah terbatas bagi manusia dhalim tetapi juga
kepada keseluruhan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Anfal : 25

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 51


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Artinya : Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-
Nya.
Untuk itulah amar ma’ruf nahi munkar dalam pengelolan sumber daya alam sangatlah
penting. Kita harus mengapresiasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) seperti WALHI
dan LSM-LSM yang sangat concern melakukan amar ma’ruf nahi munkar terhadap
eksploitasi sumber daya alam. Hal ini sangatlah penting dan strategis untuk melindungi
anak cucu kita dimasa mendatang agar mereka tetap bisa menghirup udara segar dari
hijaunya hutan di Indonesia.
Marilah kita semua kembali mengingat tugas utama manusia di muka bumi sebagai
khalifah yang wajib menjaga kelestarian alam semesta ini. Oleh karenanya, kita harus
semakin peka terhadap segala bentuk pengrusakan alam.
Dengan semakin menyadari akan fungsi kita sebagai khalifah harapannya kita semakin
tergugah untuk selalu menjaga kelestarian alam. Dengan adanya kelestarian alam dan
terjadinya harmoni maka insyaAllah hal ini akan semakin meminimalisir terjadinya
bencana yang disebabkan oleh kerusakan alam. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keselamatan kepada kita semua dan menjaga kita, keluarga, bangsa dan
bumi kita dari segala bencana amiin ya robbal alamin.

.‫ت َوال ِ ّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآل َيا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
ُ‫ت فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنّه‬ِ ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َه َذا َوأ َ ْستَ ْغ ِف ُر اللهَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
‫الر ِحيْم‬ّ ‫ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬

Khutbah ke-2

‫ش َه ُد أَ َّن الَ ِإ َل َه ِإال َّ الله‬ْ َ ‫ أ‬.ُ‫ِي لَ ْو الَ أ َ ْن َهدَانَا الله‬ َ ‫ِي َهدَانَا ِل َه َذا َو َما ُكنَّا ِلنَ ْهتَد‬ ْ ‫ا ََ ْل َح ْم ُد ِللَّ ِه الَّذ‬
‫علَى آ ِل ِه‬َ ‫ع َلى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
ْ َ ‫ َوأ‬.ُ‫َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه‬
‫ أ َ َّما بَ ْعدُ؛‬.‫الدي ِْن‬
ِ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِ ِإح‬ ْ َ ‫َوأ‬
‫علَى‬ َ ُ‫ َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن اللهَ َو َمالَئ َ َكتَهُ ي‬،‫ اِتَّقُوا الل َه ت َ َعالَى حَقَّ ت ُ َقا ِت ِه‬،‫فَ َيا أَيُّ َها ا ْل ُم ْؤ ِمنُ ْو َن‬
َ ‫صلُّ ْو َن‬
‫ع َلى آ ِل ِه َوصَحْ بِ ِه‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِل ْي ًما‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬ َ ‫صلُّ ْوا‬ َ ،ِ‫النَّبِي‬
‫ت‬ ِ ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِم ِني َْن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا‬.‫اح ِمي َْن‬ ِ ‫الر‬َّ ‫َوالتَّابِ ِعي َْن أَجْ َم ِعي َْن بِ َرحْ َمتِكَ يَا أ َ ْر َح َم‬
،ُ‫عه‬ َ ‫ار ُز ْقنَا اتِبَا‬
ْ ‫ق َحقًّا َو‬ َّ ‫ اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَا ا ْل َح‬.ِ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوات‬ِ َ‫ت اْألَحْ ي‬ ْ ‫س ِل ِمي َْن َوا ْل ُم‬
ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫َوا ْل ُم‬
َ‫ َربَّنَا الَ ت ُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َو َه ْب لَ َنا ِمن لَّ ُد ْنك‬.ُ‫ار ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫َوأ َ ِرنَا ا ْلب‬
ْ ‫اط َل با َ ِطالً َو‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 52


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫اب النَّ ِار‪.‬‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬


‫ع َذ َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫اب‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنَا ِفي ال ُّد ْن َيا َح َ‬ ‫َرحْ َمةً ِإنَّكَ أَنتَ ا ْل َو َّه ُ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِمي َْن‪.‬‬
‫َوا ْل َح ْم ُد ِللَّ ِه َر ِ‬
‫آء‬‫ش ِ‬ ‫آء ذِي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى ع َِن ا ْلفَحْ َ‬ ‫ان َوإِيت َ ِ‬
‫س ِ‬‫ِعبَا َد الل ِه‪ ،‬إِ َّن اللهَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِا ْلعَ ْد ِل َواْ ِإلحْ َ‬
‫علَى نِعَ ِم ِه‬ ‫شك ُُر ْوهُ َ‬ ‫اذك ُُروا اللهَ ا ْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫ظ ُك ْم َلعَلَّ ُك ْم ت َ َذك َُّر ْو َن‪ .‬فَ ْ‬‫َوا ْل ُمنك َِر َوا ْلبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬
‫َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر الل ِه أ َ ْك َب ُر‪.‬‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 53‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MENANAM ADALAH AMALAN SHOLIH


Oleh Alfis Khoirul Khisholi,S Kom,I. MSI

ِّ‫سيِئَات‬ َ ّ‫ن‬ ّْ ‫ّ َو ِم‬-‫سنَا‬ ِ ُ‫ّم ْنّش ُُر ْو ِرّأ َ ْنف‬ ِ ‫ َونَعُوذُّبِالل ِه‬-ّ‫ست َ ْغ ِف ُر ْه‬ْ َ‫ّون‬ َ ُ‫ست َ ِع ْينُه‬ ْ ‫ّو َن‬ َ ُ‫ّنَحْ َم ُده‬-‫انّا ْل َح ْمدَّ ِللَّ ِّه‬َّ
-ُّ‫ش َهدُّأ َ ْنّلَّ ِإلَهَّ ِإلَّّالل ّه‬ ْ َ ‫ّوأ‬.
َ ُ‫ِيّ َله‬ َ ‫ض ِل ْلهُّفَلَّ َهاد‬ ْ ُ‫ َو َم ْنّي‬-ُّ‫ّ َم ْنّيَ ْه ِد ِهّاللهُّفَلَّ ُم ِض َّّلّ َله‬-،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
ّ‫اي‬ َ ‫ّأ ُ ْو ِص ْي ُك ْم‬-‫اس‬
َ َّ‫ّو ِإي‬ ُّ َّ‫ّ َياّأَيُّ َهاّالن‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ّو َر‬ َ ّ‫ش َهدُّأ َ َّنّ ُم َح َّمدًا‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬ ْ َ ‫ّ َوأ‬-ُ‫َوحْ َدهُّلَّش َِر ْيكَ ّلَ ّه‬
َّ‫ َول‬-ّ‫ّيَاّأَيُّهاَّالَّ ِذ ْي َنّ َءا َمنُواّاتَّقُواّالل َهّ َحقَّّّت ُقَاتِ ِه‬:‫ّقَا َلّتَعَالَى‬.‫ن‬ َ َ‫ّفَقَدّْف‬-‫بِت َ ْق َوىّالل ِّه‬
َّ ‫ازّا ْل ُمتَّقُ ْو‬
ّ‫ّم ْنَّّن ْفس‬ ِّ ‫ِيّ َخلَ َق ُك ْم‬ ْ ‫اّربَّ ُك ُمّالَّذ‬ ُ َّ‫ّيَاّأَيُّ َهاّالن‬:‫ّقَا َلّت َ َعالَى‬.‫س ِل ُم ْو َن‬
َ ‫اسّاتَّقُ ْو‬ ْ ‫ّوأَنت ُ ْمّ ُّم‬
َ َّ‫ت َ ُم ْوت ُ َّنّإِل‬
َّ ‫سآ َءلُ ْو‬
ّ‫ن‬ َ َ ‫ِيّت‬ ْ ‫الَّذ‬-َّ‫ َواتَّقُواّالله‬-ّ‫سآ ًء‬ َ ‫اّر َجالًّ َكثِ ْي ًر‬
َ ِ‫اّون‬ ِ ‫ّم ْن ُه َم‬ِ ‫ث‬ َّ ‫اّو َب‬
َ ‫اّز ّْو َج َه‬ َ ‫ّم ْن َه‬ ِ َ‫ َو َخلَق‬-ّ‫احدَة‬ ِ ‫َو‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ّرقِ ْيبًا‬ َ ّ‫َان‬َ ‫ّإِ َّنّالل َهّك‬-‫ّواْْل َ ْر َحا َّم‬ َ ‫بِ ِه‬
Khutbah I
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, Shalawat serta salam mari kita curahkan
kebaginda Muhammmad Sholallahu ‘alaihi Wassalam. Nabi yang di utus untuk
menyempurnakan akhlak.Memberikan contoh sauri tauladan kepada kita agar kita selalu
berbuat Ihsan kesesama manusia dan lingkungan.
Sidang Jum’ah yang berbahagia,
Mari kita sejenak melihat alam sekitar kita, Negara yang kita tinggal didalamnya yang
dahulu dikenal sebagai surga dunia dengan segala kekayaan alamnya, baik di darat, laut
maupun udara. Akan tetapi tercatat di BNPB selama tahun 2016 telah terjadi 2.384
bencana alam di seluruh Indonesia. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun 2015
dimana catatan bencana alam “hanya” berjumlah 1.732 kejadian.
Kini di tahun 2017, peningkatan catatan bencana 2016 kemarin harusnya menjadi
peringatan awal, bahwa Indonesia masih dikepung oleh kemungkinan bencana alam,
terutama yang dipicu oleh faktor hidrometeorologi, seperti banjir dan longsoran tanah.
Tak hanya itu kerusakan hutan di Indonesia mencapai 450 ribu hektare pertahun. Kondisi
ini cukup memprihatinkan karena masalah tersebut akan memicu bencana lain seperti
pemasanan global.
Apalagi jika menyimak kerusakan alam di negeri ini yang makin hari malah makin
membikin sedih. Keseimbangan alam tergadai, ditebus dengan ekspansi uang manusia
sepanjang hari. Padahal karena bencana alam itu, BNPB memperkirakan selama tahun
2016 kemarin Indonesia merugi sebesar Rp 30 triliun. Jelas angka yang tidak sedikit,
kerugian merebak karena matinya lahan pertanian, hancurnya harta benda dan robohnya
rumah-rumah warga serta fasilitas umum.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 54


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Allah Azzawalla telah memperingatkan kita akan hal ini, di dalam surat Ar-Rum ayat 41
yang artinya :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Ar-Rum : 41)
Allah berfirman juga dalam Al-Qur’an Surat As-Syuraa ayat 30 yang artinya :
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
(Asy-Syuraa :30)
Dalam surat An-nisa Allah SWT berfirman :
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.(An-nisa’ : 79)
Maka jika kita merujuk ayat diatas tidak ada lain yang patut disalahkan kecuali dirikita
sendiri. Dengan demikian seyogyanya kita harus menginstropeksi diri kenapa ini semua
bisa terjadi. Bencana alam silih berganti tak henti-henti. Jangan-jangan pola hidupkita
nyang salah. Kita membuat kerusakan di sana sini. Kita tidak bisa ihsan terhadap dirikita
sendiri bahkan dengan alam sekitar kita.
Sidang Jum’ah yang berbahagia,
Teringat sebuah kisah ispiratif dizaman khalifah Umar bin Abdul Aziz,
Al-kisah
Suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz berkeliling kota sambil menaiki kuda, beliau
meninjau ibu kota untuk mengetahui secara langsung kondisi rakyatnya. Di kejauhan sang
khalifah melihat seorang yang sangat tua sedang menanam pohon kurma dengan
asyiknya. Dengan perlahan sang khalifah mendekati orang tua tersebut, setelah turun dari
kudanya, khalifah Umar bin Abdul Aziz turun dari kudanya dan mengucap salam kepada si
orang tua dan bertanya,” Assalamu’alaikum sedang apa engkau wahai Pak tua?” Pak tua
pun menjawab dengan ramah salam dari khalifah,” Wa’alaikum salam Tuan sedang
menanam pohon kurma tuan.”
Khalifah kembali bertanya,” Engkau kan sudah tua, buat apa menanam pohon kurma?
Bukankah pohon kurma baru akan berbuah setelah menunggu bertahun-tahun lamanya?
Apakah engkau masih hidup saat panen buah korma dari pohon yang engkau tanam?”
Pak tua menjawab dengan tatapan mata yang berbinar-binar penuh semangat,” Memang
benar, tuanku, usia hamba memang sudah tua, kalau hamba masih sempat memanen
buah korma ini ya alhamdulillah, namun sekiranya saat panen tiba hamba sudah dipanggil
oleh Allah dan sudah meninggalkan dunia ini tentu masih ada anak-anak hamba yang bisa
memanen buah dari pohon ini. Seandainya anak-anak dan keturunan hamba pun telah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 55


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

tiada, bolehlah buah dari pohon ini dipetik oleh orang lewat yang membutuhkan . Dengan
demikian sekali menanam pohon namun manfaatnya dapat dinikmati oleh banyak
orang!”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz terpana mendengar penjelasan Pak Tua,” Sungguh
pemikiran yang baik dari seorang hamba Allah yang ikhlas .” Demikian pemikiran khalifah
di dalam hati,” Pak Tua, engkau memiliki pemikiran yang sangat bagus dan bermanfaat.
Aku tersentuh dengan ketulusanmu, ini ada sedikit pemberian dariku untukmu, terimalah.
Semoga rizqimu berkah.” Khalifah Umar menyodorkan sekantung uang kepada Pak Tua
karena ia terpesona dengan pemikirannya. Pak tua menerima pemberian itu dengan
sangat bahagia ia pun berujar,” Terima kasih tuan. Baru saja menanam sudah memetik
hasilnya.”
Alangkah indahnya dunia ini kalau banyak orang yang berpikiran dan bertindak seperti
Pak Tua yang dengan ikhlas menanam, bekerja dan berbuat untuk kepentingan banyak
orang dengan tanpa pamrih untuk kebaikan, dengan niat Lillahi ta’ala mengharapkan
ridha Allah. Pastilah ekosistem alam ini menjadi baik. Tak lagi ada penggundulan hutan.
Tak lagi ada banjir maupun longsor, karena kita gemar menanam pohon.
Sidang Jum’ah yang berbahagia,
Selain itu, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi Wassalam pernah bersabda;

ّ‫وماّمنّمسلمّيغرثّغرساّأوّيزرعّّزرعاّفيأكلّمنهّطيرّاوّإنسانّأوّبهيمةّإآلّكانّله‬
‫بهّصدقة‬
“Tidak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung
memakannya atau manusia atau hewan, kecuali akan dapatkan sedekah karenanya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Dengan demikian sesungguhnya agama ini sangat menganjurkan kita untuk menanam
pohon. Sungguh faedahnya tidak hanya dirasakan didunia ini tetapi juga akan kita rasakan
di hari akhir esok kelak.
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah -Azza wa Jalla-,
sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan
bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja,
baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap
mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah
bagi kita.
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy -rahimahullah- berkata
menjelaskan faedah-faedah dari hadits yang mulia ini, “Di dalam hadits ini terdapat
keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa pahala pelakunya akan terus berjalan
(mengalir) selama pohon dan tanaman itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 56


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

sampai hari kiamat masih ada. Para ulama silang pendapat tentang pekerjaan yang paling
baik dan paling afdhol. Ada yang berpendapat bahwa yang terbaik adalah perniagaan.
Ada yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah kerajinan tangan. Ada juga yang
menyatakan bahwa yang terbaik adalah bercocok tanam. Inilah pendapat yang benar. Aku
telah memaparkan penjelasannya di akhir bab Al-Ath’imah dari kitab Syarh Al-
Muhadzdzab. Di dalam hadits-hadits ini terdapat keterangan bahwa pahala dan ganjaran
di akhirat hanyalah khusus bagi kaum muslimin, dan bahwa seorang manusia akan diberi
pahala atas sesuatu yang dicuri dari hartanya, atau dirusak oleh hewan, atau burung atau
sejenisnya.” [Lihat Al-Minhaj (10/457) oleh An-Nawawiy, cet. Dar Al-Ma’rifah, 1420 H]
Menanam merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di
dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang
ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi
naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa
dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa
mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang
melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin,
membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi
manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.
Sidang Jum’ah yang berbahagia,
Dengan demikian mari kita mulai dari dirikita sendiri, keluarga kita hingga masyarakat
luas. Kita budayakan menanam pohon, agar ekosistem kita terjaga hingga akan turun
keberkahan untuk kita dan negara kita.

ّ ‫ح ِك ْيم‬ ِ ‫يمّونَفَ َعنِيِّب َماّفِ ْي ِه‬


َّ ‫ّم َنّاآليَاتِّو ِذك ِْرّاْل‬ ِ ‫يّولَكمّفِيّالقُ ْر‬
َ ‫انّاْلك َِر‬ َ ‫اركَّّّللهّ ِل‬ َ َ‫ب‬
ّ‫ستَ ْغ ِف ُروهُّ ِإنهُّ ُه َو‬ ْ ‫ّم ْنّك ُِلّذَ ْنبّفَا‬
ِ ‫ين‬ ْ ‫سا ِئ ِرّاْل ُم‬
َ ‫س ِل ْم‬ ْ َ ‫اّوأ‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُرّاللهَّّ ِليّولَكُمّو ِل‬ َ َ‫أَقُ ْو ُلّقَ ْو ِليّ َهذ‬
‫ّالر ِح ْيم‬
َّ ‫ور‬ ُ ُ‫ا ْلغَف‬
Khutbah II
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan baik yang penuh barokah
sebagaimana yang dicintai Rob kita dan diridhaiNya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, tidak ada syarikat bagiNya.
Hanya baginyalah segala pujian di dunia dan di akhirat.

‫ع َلى ال َّن ِبي ِ َيآ أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا‬َ َ‫صلُّون‬َ ُ‫ ِإ َّن اللهَ َو َمآل ِئ َكتَهُ ي‬.‫الر ِج ِيم‬َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬ َّ ‫عوذ ُ ِبالل ِه ِمنَ ال‬
َ ‫ش ْي‬ ُ َ‫أ‬
‫علَي إِب َْرا ِهي َْم‬َ ‫ْت‬َ ‫صلَّي‬ َ ‫علَي آ ِل ُم َح َّم ود َك َما‬ َ ‫علَي ُم َح َّم ود َو‬َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِل ُموا ت َ ْس ِلي ًما‬ َ ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
‫علَي ِإب َْرا ِهي َْم َو آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬
َ َ‫علَي آ ِل ُم َح َّم ود َك َما ب‬
َ ‫ع َلي ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫َو آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم َوب‬
.ٌ‫ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 57


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواِِ‪ِ .‬إنَّ َك َ‬


‫س ِم ْي ٌع‬ ‫ِ األ َ ْح َي ِ‬ ‫ِ َواْل ُم ْس ِل ِمينَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل َمؤْ ِمنِينَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ي َوأ َ ْن‬ ‫علَى َوا ِلدَ َّ‬‫ي َو َ‬‫علَ َّ‬
‫ت َ‬ ‫ب أ َ ْو َِ ْع ِني أ َ ْن أ َ ْش ُك َر ِن ْع َمت َ َك الَّتِي أ َ ْنعَ ْم َ‬ ‫ْب الدَّع َْواِِ‪َ .‬ر ِ‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫اجنَا‬ ‫صا ِل ِحينَ ‪َ .‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ َْ َو ِ‬ ‫ِك ال َّ‬ ‫ضاهُ َوأَد ِْخ ْلنِي ِب َر ْح َم ِت َك فِي ِعبَاد َ‬ ‫صا ِل ًحا ت َ ْر َ‬ ‫أ َ ْع َم َل َ‬
‫سنَةً‬ ‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ ِإ َما ًما‪َ ،‬ربَّنَا آ ِتنَا فِى الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ ِإ َما ًما‪َ ،‬و ْ‬
‫َوذ ُ ِريَّا ِتنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي وُن َو ْ‬
‫ب ْالعَالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫ار‪َ ،‬و ْال َح ْمد ُ لله َر ِ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬‫َوفِى اْأل َ ِخ َرةِ َح َ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 58‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

JANGAN SALAHKAN HUJAN


Oleh Amirudin, S.Ag.

ُ‫ َح ْمدًا ي َُوافِى نِ َع َمهُ َويُ َكافِؤ‬، َ‫ َح ْمدًا نَا ِع ِمين‬، َ‫ َح ْمدًا شَا ِك ِرين‬، َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬ ِ ‫ ا َ ْل َح ْمد ُ ِلل ِه َر‬،‫ا َ ْل َح ْمد ُ ِلل ِه‬
َ‫ َمن َي ْه ِد ِه اللهُ فََل‬.‫طانِ َك‬ َ ‫س ْل‬
ُ ‫ع ِظ ِيم‬ َ ‫ َيا َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ َك َما َي ْن َبغَى ِل َج ََل ِل َو ْج ِه َك اْل َك ِر ِيم َو‬،ُ‫َم ِزيدَه‬
‫يك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن‬ َ ‫ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِر‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فَ ََل َهد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمن ي‬ ِ ‫َم‬
َ‫ص َحابِ ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬َ ‫ أَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ي َب ْعدَه‬ َّ ِ‫سولُهُ َلَ َنب‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ُم َح َّمدًا‬
:ُ ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.‫الدي ِْن‬
ِ ُ ‫و‬ ِ ‫َو َم ْن تَ ِب َعهُ إلَى َي‬
‫ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬:‫ َقا َل اللهُ ت َ َعالَى‬. َ‫َّاي ِبت َ ْق َوى الل ِه َف َق ْد َفاََ اْل ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫َفيَا ِعبَادَ الل ِه أ ُ ْو‬
. َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬ ٌ ‫ت ِلغَ ود َواتَّقُوا اللهَ ِإ َّن اللهَ َخ ِب‬ ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ ٌ ‫ظ ْر نَ َْف‬ُ ‫اتَّقُوا اللهَ َو ْلتَن‬
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, Hanya kepada Allah kita memuji, pujian yang
penuh rasa syukur atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Siapa saja yang diberi petunjuk
oleh Allah, niscaya tidak akan ada yang bisa menyesatkannya, sebaliknya, siapa saja yang
disesatkan oleh Allah, niscaya tidak akan ada yang bisa memberi petunjuk baginya. Saya
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang tiada
sekutu bagi-Nya. Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adalah hamba dan utusan-
Nya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Wahai hamba-hamba Allah, kami sampaikan wasiat agar selalu memelihara iman dan
taqwa kepada Allah. Sungguh akan berbahagialah orang-orang yang bertaqwa. Allah
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. al-
Hasyr (59): 18]
Jama’ah Jum’ah rahima kumullah.
Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa setiap tahunnya, Indonesia yang berada di
kawasan tropis mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
kemarau terjadi pada sekitar April sampai dengan Oktober, sementara musim hujan tiba
pada kisaran Oktober hingga April. Pada musim kemarau, curah hujan sangatlah sedikit,
sekitar 60 mm per bulan, sedangkan pada musim hujan, curah hujan rata-rata sekitar 150
mm per bulan. Kedua musim itu datang silih berganti dipergilirkan oleh Allah swt untuk
menopang kehidupan umat manusia dan bumi seisinya.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 59


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Allah swt memberikan penjelasan dalam firman-Nya:

]22 :22 ،‫[إبراهيم‬ .‫ار‬ َ ‫س َو ْالقَ َم َر دَائِ َبي ِْن ِ َو‬


َ ‫س َّخ َر لَ ُك ُم اللَّ ْي َل َوالنَّ َه‬ َّ ‫س َّخ َر لَ ُك ُم ال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫َو‬
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” [QS.
Ibrahim (14): 33]

‫ار َو ْالَفُ ْل ِك الَّتِي ت َ ْج ِري فِي ْالبَ ْح ِر ِب َما‬ ِ ‫اختِ ََل ِ اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ِ َو ْاأل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ق ال‬ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
‫ث ِفي َها ِمن ُك ِل‬ َّ َ‫ض بَ ْعدَ َم ْوتِ َها َوب‬ َ ‫اء ِمن َّماءو فَأ َ ْح َيا ِب ِه ْاأل َ ْر‬ َّ ‫اس َو َما أَنزَ َل اللهُ ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ َ َّ‫يَنَفَ ُع الن‬
. َ‫ِ ِلقَ ْو و ُ َي ْع ِقلُون‬ ‫ض َآل َيا و‬ ِ ‫اء َو ْاأل َ ْر‬
ِ ‫س َم‬ َّ ‫س َّخ ِر َبيْنَ ال‬ َ ‫ب ْال ُم‬ ِ ‫س َحا‬ َّ ‫الر َياحِ َوال‬
ِ ‫يف‬ ِ ‫ص ِر‬ْ َ ‫دَابَّ وة َوت‬
]292 :1 ،‫[البقرة‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” [QS. al-Baqarah (2): 164]
Allah swt lah yang menciptakan peredaran bumi, matahari dan bulan. Hubungan ketiga
benda langit itulah yang kemudian membentuk terjadinya peristiwa siang dan malam.
Allah swt juga lah yang menciptakan angin dan awan yang kemudian memunculkan
peristiwa pergantian musim; musim hujan dan musim kemarau. Sinar terik matahari pada
musim kemarau dan hujan lebat pada musim hujan, adalah dua peristiwa alam atau
sunnatullah yang saling mengisi dan memberi banyak manfaat bagi kehidupan manusia
dan seluruh makhluk di bumi serta seisinya, seperti kehangatan sinar matahari,
tumbuhnya berbagai macam tanaman, pohon, rumput, bunga dan buah-buahan, air yang
mengalir sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi dan lain sebagainya.
Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Semua itu adalah sebagian nikmat Allah swt yang diperuntukkan bagi umat manusia
secara cuma-cuma. Oleh sebab itu, sudah semestinya umat manusia bersyukur kepada
Allah swt atas segala nikmat yang melimpah ruah di muka bumi ini. Hal ini karena dengan
bersyukur, niscaya Allah swt akan mempertahankan bahkan menambah nikmat yang
diberikan-Nya untuk umat manusia. Sebaliknya, jangan sampai umat manusia terjebak
pada sikap kufur atau mengingkari nikmat Allah swt, karena akibatnya akan menimpa
pada diri umat manusia sendiri, yakni azab Allah yang sangat pedih.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 60


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Allah swt menggambarkan hal itu di dalam al-Qur’an :

]2 :22 َ َ‫عذَا ِبي ل‬


،‫ [إبراهيم‬.ٌ ‫شدِيد‬ َ ‫َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن‬
َ ‫ش َك ْرت ُ ْم َأل َ َِيدَنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َكَفَ ْرت ُ ْم ِإ َّن‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".” [QS. Ibrahim (14): 7]
Perlu ditekankan di sini, bahwa cara bersyukur bukan hanya sekedar mengucapkan syukur
al-hamdu liLlah, atau ditunjukkan dengan sujud syukur saja, atau diwujudkan dengan
tradisi syukuran semata yang biasa dilakukan dengan makan bersama, pesta atau yang
sejenisnya. Lebih dari itu, syukur harus dilakukan dengan menjaga atau memelihara
nikmat yang diberikan oleh Allah dan menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan
kegunaannya menurut petunjuk dari Allah swt dan Rasulullah saw. Sebagai contoh, ketika
Allah swt memberikan nikmat berupa panen beraneka ragam tanaman, maka yang
seharusnya dilakukan selain mengucap syukur al-hamdu liLlah, sujud syukur atau pun
tradisi syukuran yang dapat digolongkan sebagai sedekah, adalah dengan tetap menjaga
kelestarian aneka tanaman tersebut agar tetap dapat dipanen pada musim panen
berikutnya, serta mendistribusikan hasil panen tersebut sebesar-besarnya untuk
kemanfaatan seluruh umat manusia, baik untuk nafkah keluarga atau disedekahkan
sebagai hak fakir miskin.
Demikian pula dengan nikmat Allah yang berupa keharmonisan alam ini; silih bergantinya
siang dan malam, pergantian musim kemarau dan hujan, kehangatan matahari dan air
yang deras mengalir, harus pula disyukuri dengan cara menjaga, merawat, memelihara
dan melestarikannya. Hal ini supaya keseimbangan dan keharmonisan alam tetap terjadi
dan pada gilirannya berpuluh bahkan beratus tahun ke depan anak cucu manusia tetap
dapat menikmati anugerah Allah swt yang sangat luar biasa ini.
Jama’ah Jum’ah yang kami hormati.
Namun sayangnya, di antara umat manusia ada orang-orang yang tidak
bertanggungjawab, tidak mau bersyukur atas nikmat tersebut bahkan berani
mengingkarinya. Alih-alih menjaga dan melestarikan alam, tangan-tangan jahil mereka
justru merusak anugerah Allah swt, mencederai dan menimbulkan ketidakseimbangan
kehidupan. Akibatnya, alam yang semestinya menjadi sumber kehidupan, karena
perbuatan yang tidak bertanggung jawab tersebut justru menjadi ancaman bagi manusia.
Perhatikan apa yang difirmankan Allah berikut ini:

‫ع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم‬


َ ‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِي َق ُهم َب ْع‬ َ ‫ساد ُ فِي ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬
َ
]22 :24 ،ُ ‫ [الرو‬. َ‫يَ ْر ِجعُون‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 61


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS. ar-Rum (30): 41]
Nyatalah bahwa manusia sendiri lah yang menimbulkan terjadinya kerusakan alam.
Akibat perbuatan tangan manusia tersebut, terjadilah banyak bencana alam yang
mengancam kehidupan manusia. Di antara bencana alam yang sering terjadi di Indonesia
bahkan telah menelan banyak korban jiwa maupun harta adalah bencana banjir. Nyaris
tidak pernah ada musim hujan datang yang tidak disertai banjir di dalamnya. Padahal,
menurut sunnatullah, hujan itu turun untuk menjaga ketersediaan air sebagai sumber
kehidupan bagi umat manusia dan makhluk hidup di bumi lainnya. Firman Allah swt:

‫ يُنبِتُ لَ ُكم بِ ِه‬. َ‫ش َج ٌر فِي ِه تُسِي ُمون‬ ٌ ‫اء َما ًء ِ لَّ ُكم ِم ْنهُ ش ََر‬
َ ُ‫اب َو ِم ْنه‬ َّ ‫هَُ َو الَّذِي أَنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
. َ‫ِ ِ إِ َّن فِي َٰذَ ِل َك َآل َيةً ِلقَ ْو و ُ َيتََفَ َّك ُرون‬ ِ ‫َاب َو ِمن ُك ِل الث َّ َم َرا‬
َ ‫الز ْيتُونَ َوالنَّ ِخي َل َو ْاأل َ ْعن‬
َّ ‫ع َو‬ َّ
َ ‫الز ْر‬
]22-24 :29 ،‫[النحل‬

“Dia-lah yang telah menurunkan air "hujan" dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
"hujan" itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” [QS. an-Nahl (16): 10-11]
Padahal pula, Allah menurunkan air hujan sudah dengan ukuran tertentu sesuai dengan
kapasitas bumi dan kebutuhan makhluk hidup di dunia. Lihatlah firman Allah swt berikut:

]22 :22 ،‫ [الرعد‬... ِ ‫َّرا ِبيًا‬ ْ َ‫ت أ َ ْو ِديَةٌ بِقَدَ ِرهَا ف‬


َّ ‫احت َ َم َل ال‬
‫س ْي ُل ََ بَدًا‬ ْ َ‫سال‬
َ َ‫اء َما ًء ف‬ َّ ‫أَنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
“Allah telah menurunkan air ("hujan") dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah
menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang ... .” QS. ar-Ra'd
(13) : 17
Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Coba kita cermati beberapa kasus, bagaimana banjir itu bisa terjadi:
Pertama, di kawasan dataran tinggi, banjir terjadi karena hutan-hutan di atas bukit atau
pegunungan telah gundul, habis ditebangi secara liar oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab. Oleh karena tidak ada lagi pohon, maka air hujan yang mengguyur
tidak ada lagi yang menahannya di dalam tanah, sehingga meluncur turun menimbulkan
banjir yang sering kali juga disertai tanah longsor. Andaikata hutan-hutan di pegunungan
itu tidak gundul, tentu banjir kecil kemungkinan akan terjadi.
Kedua, sepanjang bantaran sungai adalah daerah yang sering terjadi banjir. Penyebabnya
adalah ketika bantaran sungai tersebut menjadi tempat tinggal, lalu pembangunan yang

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 62


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

dilakukan tanpa memedulikan dampak negatif lingkungan. Akibatnya, batang sungai


menjadi lebih sempit terdesak oleh pemukiman penduduk. Belum lagi perilaku atau gaya
hidup bersih yang jauh dari harapan, menjadikan sungai tak ubahnya seperti tempat
pembuangan sampah yang sangat panjang yang berakibat terjadinya pendangkalan
sungai. Akhirnya, batang sungai yang telah menyempit dan mengalami pendangkalan itu
tak mampu lagi menampung air hujan yang turun dan kemudian meluap membanjiri
pemukiman warga.
Ketiga, di kawasan padat penduduk pengelolaan saluran air dan sumur-sumur resapan
juga sering luput dari perhatian. Tanah yang semestinya dapat menyerap air hujan,
semakin banyak yang tidak terlihat ditutup oleh pembangunan jalan, betonisasi, material
conblock dan lain sebagainya. Hal ini juga turut memberi andil terjadinya banjir, karena
air yang seharusnya diserap dan disimpan ke dalam tanah dan ditahan oleh akar-akar
pohon, terpaksa harus mengalir dan menggenang membanjir di tempat lain.
Dari ketiga hal tersebut, dapat dimengerti bahwa faktor utama yang menyebabkan
terjadinya banjir bukanlah hujan yang turun dengan deras, melainkan air hujan tersebut
tidak dapat lagi mengikuti jalan atau aliran aslinya karena dihambat oleh perbuatan
tangan manusia. Sesuai dengan firman Allah surat ar-Ra'd (17): 13 tadi, kadar air yang
turun ke bumi telah ditentukan ukurannya oleh Allah untuk mencukupi kebutuhan
berbagai jenis makhluk hidup yang ada di bumi, baik manusia, hewan-hewan maupun
tumbuhan. Batang-batang sungai juga telah tercipta secara harmoni dengan intensitas air
hujan yang turun ke bumi. Oleh sebab itu, bukan salah hujan kalau sampai terjadi banjir,
melainkan salah manusia yang tidak mampu mengelola nikmat Allah yang luar biasa itu,
yaitu air hujan.

،‫الذ ْك ِر اْل َح ِك ِيم‬ ِ ‫ َونَ ََف َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فَي ِه ِمنَ اْآليَا‬،‫آن ال َك ِر ِيم‬
ِ ‫ِ َو‬ ِ ‫ار َك اللهُ ِلي َولَ ُك ْم فِي اْلقُ ْر‬ َ ََ ‫ب‬
. َ‫اح ِميْن‬ َّ ‫ت َخي ُْر‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ار َح ْم َوأَ ْن‬ ِ ‫َوقُ ْل َر‬
ْ ‫ب ا ْغ َِف ْر َو‬

- Khutbah Kedua -

ُ‫ َح ْمدًا ي َُوافِى نِ َع َمه‬، َ‫ َح ْمدًا نَا ِع ِمين‬، َ‫ َح ْمدًا شَا ِك ِرين‬، َ‫ب ْال َعا َل ِمين‬ ِ ‫ ا َ ْل َح ْمدُ ِلل ِه َر‬،‫ا ََ ْل َح ْمد ُ ِلل ِه‬
‫ َمن َي ْه ِد ِه‬.‫طانِ َك‬ َ ‫س ْل‬
ُ ‫ يَا َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمد ُ َك َما َي ْن َبغَى ِل َج ََل ِل َو ْج ِه َك اْل َك ِر ِيم َو َع ِظ ِيم‬،ُ‫َويُ َكافِ ُؤ َم ِزيدَه‬
ُ ‫يك لَهُ َوأ َ ْش َهد‬َ ‫ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِر‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فَ ََل َهد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمن ي‬ ِ ‫اللهُ فََلَ َم‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬َ ‫ أَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ي َب ْعدَه‬ َّ ‫سولُهُ َلَ نَ ِب‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
:ُ ‫ أ َ َّما َب ْعد‬.‫الدي ِْن‬
ِ ُ ‫و‬ ِ ‫أ َ ْج َم ِعيْنَ َو َم ْن ت َ ِب َعهُ إلَى َي‬
‫ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬:‫ قَا َل اللهُ ت َ َعالَى‬. َ‫َّاي ِبت َ ْق َوى الل ِه فَقَ ْد فَاََ اْل ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ِ ‫فَ َيا ِع َبادَ الل ِه أ ُ ْو‬
. َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬
ٌ ِ‫ت ِلغَ ود َواتَّقُوا اللهَ إِ َّن اللهَ َخب‬ ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ ُ ‫اتَّقُوا اللهَ َو ْلتَن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ َْف‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 63


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Jama’ah Jum’ah rahima kumullah.


Hujan adalah nikmat Allah untuk umat manusia dan seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi. Oleh sebab itu, manusia wajib mensyukuri nikmat tersebut dengan cara mengelola
air hujan yang turun ke bumi sesuai dengan ketentuan Allah swt sebagai pemberi nikmat.
Manusia harus memastikan bahwa air hujan dapat tersimpan di dalam tanah ditahan oleh
akar-akar pohon yang tumbuh di muka bumi. Manusia harus memastikan bahwa air hujan
dapat mengalir di sungai-sungai sesuai dengan kadar atau ukuran yang telah ditetapkan.
Manusia harus memastikan bahwa air hujan dapat menjadi sumber kehidupan seluruh
makhluk di bumi. Manusia harus memastikan bahwa air hujan tetap akan memberi
manfaat bagi bumi dan seisinya sesuai dengan tujuan Allah menurunkannya.
Nabi Muhammad saw memberikan tuntunan kepada umat Islam dalam rangka berupaya
memastikan kemanfaatan air hujan untuk kehidupan di bumi, agar senantiasa
memaksimalkan usahanya sambil tetap memanjatkan doa kepada Allah swt. Sebuah doa
yang beliau tuntunkan adalah :

َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫صيِبًا نَافِعًا‬
“Ya Allah, jadikanlah hujan (yang turun ini) bermanfaat (bagi kami).”
Akhirnya, sekali lagi, jangan salahkan hujan, tetapi mari memperbaiki diri dalam
mengelola karunia Allah berupa air hujan.

‫ع َلى ال َّن ِبي ِ َيآ أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا‬ َ َ‫صلُّون‬ َ ُ‫ ِإ َّن اللهَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي‬.‫الر ِج ِيم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬ َّ ‫عوذ ُ ِبالل ِه ِمنَ ال‬
َ ‫ش ْي‬ ُ َ‫أ‬
‫علَي إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫ْت‬ َ ‫علَي آ ِل ُم َح َّم ود َك َما‬ َ ‫علَي ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِل ُموا ت َ ْس ِلي ًما‬ َ ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
‫علَي ِإب َْرا ِهي َْم َو آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬َ َ‫علَي آ ِل ُم َح َّم ود َك َما ب‬ َ ‫ع َلي ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫َو آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم َوب‬
.ٌ‫ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬
‫س ِم ْي ٌع‬َ ‫ ِإنَّ َك‬.ِِ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوا‬ِ َ‫ِ األ َ ْحي‬ ِ ‫ِ َواْل ُم ْس ِل ِمينَ َواْل ُم ْس ِل َما‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل َمؤْ ِمنِينَ َواْل ُمؤْ ِمنَا‬
‫ي َوأ َ ْن‬ َّ َ‫علَى َوا ِلد‬َ ‫ي َو‬َّ َ‫عل‬َ ‫ت‬ َ ‫ب أ َ ْو َِ ْع ِني أ َ ْن أ َ ْش ُك َر ِن ْع َمت َ َك الَّتِي أ َ ْن َع ْم‬ ِ ‫ َر‬.ِِ‫ْب الدَّع َْوا‬ ُ ‫ْب ُم ِجي‬ ٌ ‫قَ ِري‬
‫اجنَا‬ ِ ‫ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ َْ َو‬. َ‫صا ِل ِحين‬ َّ ‫ِك ال‬ َ ‫ضاهُ َوأَد ِْخ ْلنِي بِ َر ْح َم ِت َك فِي ِعبَاد‬ َ ‫صا ِل ًحا ت َ ْر‬ َ ‫أ َ ْع َم َل‬
ً‫سنَة‬ َ ‫ َربَّنَا آ ِتنَا فِى الدُّ ْنيَا َح‬،‫اجعَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ إِ َما ًما‬ ْ ‫ َو‬،‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ ِإ َما ًما‬ْ ‫َوذ ُ ِريَّا ِتنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي وُن َو‬
. َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬ِ ‫ َو ْال َح ْمد ُ لله َر‬،‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬َ َ ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬ َ ‫َوفِى اْأل َ ِخ َرةِ َح‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 64


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

GEMPA BUMI
Oleh : Sismanan

ِ ‫س ِيّئَا‬
‫ت‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد ِللَّ ِه ن َْح َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُر ْه َونَعُوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
ُ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ الله‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فَلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فَلَ ُم‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫َّاي ِبت َ ْق َوى‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬
ُ َّ‫ يَا أَيُّ َها الن‬.ُ‫س ْولُه‬ َ ‫َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬
َّ‫ َيا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا ات َّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإال‬:‫ قَا َل ت َ َعالَى‬. َ‫الل ِه فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬
َ‫اح َد ٍة َو َخلَق‬ ِ ‫ِي َخلَقَ ُك ْم ِ ّم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َر َّب ُك ُم الَّذ‬ُ َّ‫ َيا أَيُّ َها الن‬:‫ قَا َل تَ َعالَى‬. َ‫َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
َ‫ام إِ َّن الله‬ َ ‫سآ َءلُ ْونَ بِ ِه َواْأل َ ْر َح‬ ْ ‫سآ ًء َواتَّقُوا اللهَ الَّذ‬
َ َ ‫ِي ت‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َك ِثي ًْرا َون‬ َّ َ‫ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬َ ً‫ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬.‫علَ ْي ُك ْم َر ِق ْيبًا‬ َ َ‫َكان‬
.‫ع ِظ ْي ًما‬َ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ ُ ‫ َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم َو َم ْن ي ُِطعِ اللهَ َو َر‬.
Segala Puja dan puji hanyalah milik Allah Swt, Dialah yang merajai hari Pembalasan. Tidak
ada kebahagiaan hakiki kecuali dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Tidak ada
rasa cukup, kecuali dengan mengharap Rahmat-Nya, tidak ada kemuliaan kecuali dengan
tunduk kepada Keagungan-Nya, tidak ada petunjuk kecuali dengan mengikuti cahaya-Nya.
Tidak ada nikmat kecuali dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak ada yang berhak
disembah kecuali Dia, Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci, oleh karena itu mari kita
senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Alloh karena inilah yang akan dipandang dan
dinilai oleh Alloh Yang Maha Rahman.
Maka supaya kita dipandang mulia oleh-Nya mari kita berusaha memuliakan diri dengan
melakukan ketaatan kepada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segenap larangan-Nya.
Kaum muslimin jamaah sholat jumat Rahimakumulloh,
Wilayah Indonesia kecuali Kalimantan adalah wilayah yang secara geologis berada pada
pertemuan antara lempeng eurasia, lempeng indoaustralia dan lempeng Pasifik serta
lempeng Filipina. Pertemuan lempeng tektonik tersebut mengakibatkan munculnya jalur
pegunungan muda baik Sirkum Pasifik dibagian timur Indoesia maupun Sirkum
Mediterania yang membentang dari wilayah paling barat Indonesia. Karena letak geologis
tersebut maka wilayah Indonesia sebagian besar adalah wilayah yang labil yang terus
bergerak kearah utara. Pergerakan tersebut akan menyebabkan wilayah Indonesia akan
sering mengalami gempa bumi.
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Bumi menurut para ahli geologi,

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 65


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

awal mulanya adalah sebagaimana matahari yang panas karena menurut teori
merupakan pecahan dari matahari.
Didalam al-Quran dinyatakan:

‫ض َكانَتَا َرت ٗقا فََفَتَق َٰنَ ُه َما َو َج َعلنَا ِمنَ ٱل َما ٓ ِء ُك َّل‬
َ ‫ِ َوٱألَر‬ َّ ‫أ ََ َو لَم يَ َر ٱلَّذِينَ َكَفَ ُر ٓواْ أ َ َّن ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
َ‫شَيءو َحي و أَفَ ََل يُؤ ِمنُون‬
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”.
(Q.S. Al-Anbiya:30)
Massa bumi yang awalnya panas yang lama-lama mendingin dan menjadi padat, karena
padatnya baru dibagian permukaan, sementara bagian dalam masih berupa massa pijar,
maka massa padat permukaan bumi itu terdiri atas massa padat seperti sebuah
lempengan-lempengan yang terapung diatas massa cair yang selalu mudah bergerak,
apalagi energy yang dihasilkan oleh massa dibawahnya yang berupa tenaga
elektromagnetik sangatlah besar. Oleh karena lempeng-lempeng yang ada akan mudah
bergerak. Jadi jangan dikira bahwa gunung atau tanah yang kita injak itu adalah diam,
sebenarnya dia bersifat dinamis, mudah bergerak dan berubah. Didalam Al-Quran
pergerakan gunung atau tanah dengan bahasa:

ُ ُۢ ِ‫ِي أَتقَنَ ُك َّل شَيءو إِنَّ ۥهُ َخب‬


‫ير‬ ٓ ‫صن َع ٱللَّ ِه ٱلَّذ‬
ُ ‫ب‬
ِ ‫س َحا‬ َ ‫امدَ ٗة َو ِه‬
َّ ‫ي تَ ُم ُّر َم َّر ٱل‬ َ ‫َوت َ َرى ٱل ِجبَا َل تَح‬
ِ ‫سبُ َها َج‬
٨٨ َ‫ِب َما تََف َعلُون‬
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(An-Naml:88)
Sesuai dengan teori tektonik lempeng yang dikemukakan ilmuwan Jerman Alfred
Wegener, pergerakan bahkan tumbukan antar lempeng serta karena adanya energi yang
ingin dilepaskan maka muncullah deretan gunung berapi. Karenanya pergerakan
lempeng-lempeng itulah maka menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Disamping
gempa tektonik ada pula gempa lain yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Gunung api meletus atau erpsi karena sudah tidak dapat menahan energy besar yang ada
didalam bumi -Ingat bahwa suhu inti bumi adalah hampir sama dengan suhu permukaan
matahari yaitu lebih dari 5.000 C- yang memang harus dilepaskan yang seandainya tidak
ada gunung maka bumi ini akan selalu mengalami getaran yang disebabkan aktifitas
tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi) berupa tenaga elektromagnetik yang sangat
begitu besar. Maka benar sekali pernyataan didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa
gunung adalah paku/pasak bumi.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 66


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

٥١ َ‫سب َُٗل لَّ َعلَّ ُكم تَهتَدُون‬


ُ ‫ي أَن تَ ِميدَ ِب ُكم َوأَن َٰ َه ٗرا َو‬ ِ ‫َوأَلقَ َٰى ِفي ٱألَر‬
َ ‫ض َر َٰ َو ِس‬
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung dibumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu” (Q.S. An-Nahl: 15)
Peristiwa gempa bumi dan bencana lainnya adalah ketentuan dari Alloh yang memang
telah digariskan dan memiliki hikmah tersendiri.

‫ب ِمن قَب ِل أَن نَّب َرأ َ َها ٓ ِإ َّن َٰذَ ِل َك‬


ٖ َ ‫ض َو ََل ِف ٓي أَنَفُ ِس ُكم ِإ ََّل فِي ِك َٰت‬
ِ ‫صيبَ ٖة ِفي ٱألَر‬
ِ ‫اب ِمن ُّم‬َ ‫ص‬ َ َ ‫َما ٓ أ‬
٢٢ ‫ِير‬ٞ ‫علَى ٱللَّ ِه َيس‬ َ
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS al-Hadid : 22)

َّ َٰ ‫ِ َو َبش ِِر ٱل‬


َ‫ص ِب ِرين‬ ِ ِۗ ‫ص ِمنَ ٱألَم َٰ َو ِل َوٱألَنَفُ ِس َوٱلث َّ َم َٰ َر‬ ٖ ‫َولَنَبلُ َونَّ ُكم ِبشَي ٖء ِمنَ ٱلخَو ِ َوٱل ُجوعِ َونَق‬
٥١١ َ‫ة قَالُ ٓواْ إِنَّا ِللَّ ِه َوإِنَّا ٓ إِلَي ِه َٰ َر ِجعُون‬ٞ َ‫صيب‬ َ َٰ َ ‫ ٱلَّذِينَ إِذَآ أ‬٥١١
ِ ‫صبَت ُهم ُّم‬
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" . (QS al-Baqarah : 155-156)
Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda Rasulullah SAW :
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali
dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok akibat gempa, tergolong orang yang
mati syahid. Sabda Nabi SAW :
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan; (1) orang yang terkena wabah
penyakit tha’un, (2) orang yang terkena penyakit perut (disentri, kolera, dsb), (3) orang
yang tenggelam, (4) orang yang tertimpa tembok/bangunan, dan (5) orang yang mati
syahid dalam perang di jalan Allah." (HR Bukhari dan Muslim)
"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-tiap dosanya, kecuali utang." (HR
Muslim).
Secara kelilmuan, maka dengan adanya gempa bumi dan gunung meletus akan dapat
menyuburkan tanah serta dapat mengangkat barang tambang dan material lain dari
dalam perut bumi yang dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Apapun yg terjadi orang mukmin harus tetap memiliki sebuah keyakinan bahwa di balik
itu semua ada hikmah dari Rabb subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala telah
menyatakan di dalam Al-Qur’an:

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 67


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

‫ َو َلقَد فَتَنَّا ٱلَّذِينَ ِمن قَب ِل ِهم‬٢ َ‫اس أَن يُت َر ُك ٓواْ أَن َيقُولُ ٓواْ َءا َمنَّا َو ُهم ََل يَُفتَنُون‬ َ ‫ أ َ َحس‬٥ ‫ا ٓل ٓم‬
ُ َّ‫ِب ٱلن‬
٣ َ‫صدَقُواْ َولَ َيعلَ َم َّن ٱل َٰ َك ِذبِين‬
َ َ‫فَلَيَعلَ َم َّن ٱللَّهُ ٱلَّذِين‬
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: Kami
telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang- orang yg sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yg dusta. (QS.Al-Ankabut:1-3)
Gempa adalah fenomena alam yang sebenarnya kecil dibandingkan dengan kekuatan
goncangan hari kiamat yang digambarkan dalam al-Quran seperti yang ada pada surat al-
Zalzalah.

‫ َيو َمئِ ٖذ‬٣ ‫س ُن َما لَ َها‬ ِ ‫ َوقَا َل‬٢ ‫ض أَثقَالَ َها‬


َ َٰ ‫ٱِلن‬ ُ ‫ت ٱألَر‬ ِ ‫ َوأَخ َر َج‬٥ ‫ض َِلزَ الَ َها‬ ُ ‫ت ٱألَر‬ ِ َ‫ِإذَا َُل ِزل‬
‫ فَ َمن‬١ ‫اس أَشتَا ٗتا ِلي َُرواْ أَع َٰ َملَ ُهم‬
ُ َّ‫ َيو َمئِ ٖذ َيصد ُُر ٱلن‬١ ‫ ِبأ َ َّن َرب ََّك أَو َح َٰى لَ َها‬٤ ‫ارهَا‬ َ ‫ِث أَخ َب‬ُ ‫ت ُ َحد‬
٨ ُ‫ َو َمن يَع َمل ِمثقَا َل ذَ َّر ٖة ش َٗرا يَ َر ۥه‬٧ ُ‫يَع َمل ِمثقَا َل ذَ َّرةو خَي ٗرا يَ َر ۥه‬
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) (1), dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya (2), dan manusia bertanya:
“Mengapa bumi (jadi begini)?” (3), pada hari itu bumi menceritakan beritanya (4), karena
sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian) kepadanya (5). Pada hari
itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. (6). Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan sebesar dzarohpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7).
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarohpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula. (8)
Peristiwa gempa bumi seharusnya dapat mengingatkan kita bahwa manusia itu sangat
lemah, tiada berbanding dengan kekuasaan Alloh. Siapa yang bisa mencegah terjadinya
gempa bumi?
Allohlah pemilik dan penguasanya, Allohlah tempat bergantung segala sesuatu:

َّ ‫ٱللَّهُ ٱل‬
٢ ُ ‫ص َمد‬
Benar kata Ebiet dalam lagu tentang bencana yang menyatakan “ ... adalah Dia diatas
segalanya….”.
Negara termajupun belum bisa mencegah terjadinya bencana gempa bumi. Manusia
hanya bisa berusaha mengurangi risiko jika bencana terjadi.
Kaum muslimin yang semoga di rahmati Alloh:
Guncangan kecil sebagian permukaan bumi saja manusia sudah panik apalagi guncangan
besar pada hari kiamat? Ketika itu gunung dihambur-hamburkan, isi bumi dikeluarkan, air

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 68


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

laut diluapkan, manusia bagai anai-anai yang berterbangan. Pada hari itu manusia akan
mengetahui akibat dari perbuatannya dan melihat kenyataan peringatan Tuhan.
Guncangan kecil saja sudah membuat manusia tiada berdaya, rumah roboh, nyawa
melayang, dan harta benda ludes. Kita bisa kehilangan anggota keluarga dalam hitungan
detik. Si kaya bisa jatuh miskin, yang normal menjadi cacat, yang punya ayah ibu menjadi
yatim piatu, yang punya suami menjadi janda, dll. Semua telah berada dalam ketentuan
Alloh Yang Maha Kuasa. Semestinya kita mengakui kekuasaan Alloh. Kita berserah diri dan
mohon perlindungan serta pertolongan kepada-Nya.
Peristiwa tersebut seharusnya juga mengingatkan kita agar ingat kepada Alloh.
Bagaimana seandainya hal tersebut terjadi pada kita, sudahkah kita siap menerimanya.
Sudahkah kalau kita dicabut nyawanya karena bencana, kita telah siap membawa amal
sholeh kita. Bagaimanakah pertanggungjawaban kita akan dosa yang kita lakukan?

ّ.‫الذك ِْر ّا ْل َح ِك ْي ِم‬


ِ ‫ّو‬ ِ ‫ّم َن ّّاْآليَا‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ّوإِيَّا ُك ْم ّبِ َماّفِ ْي ِه‬ َ ‫آن ّا ْلعَ ِظ ْي ِم‬
َ ‫ّونَفَعَنِ ْي‬، ِ ‫ّولَ ُك ْم ّفِيّا ْلقُ ْر‬
َ ‫اركَ ّاللهُّ ِل ْي‬ َ ‫ب‬
ْ ‫ّفَا‬.‫ّم ْنّك ُِلّذَ ْنب‬
ّ،ُ‫سّت َ ْغ ِف ُر ْوه‬ ْ ‫سائِ ِرّا ْل ُم‬
ِ ‫س ِل ِم ْي َن‬ َ ‫ّو ِل‬ ْ َ‫اّوأ‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُرّاللهَّا ْلعَ ِظ ْي َمّ ِل ْي‬
َ ‫ّولَ ُك ْم‬ َ َ‫أَقُ ْو ُلّقَ ْو ِل ْيّ َهذ‬
َّ ‫ِإنَّهُّ ُه َوّا ْلغَفُ ْو ُر‬
.‫ّالر ِح ْي ُم‬

Khutbah ke-2

‫ش َه ُد أَ َّن الَ إِلَ َه إِال َّ الله‬ ْ َ ‫ أ‬.ُ‫ِي لَ ْو الَ أ َ ْن َهدَانَا الله‬ َ ‫ِي َهدَانَا ِل َه َذا َو َما ُكنَّا ِلنَ ْهتَد‬ ْ ‫ا ََ ْل َح ْم ُد ِللَّ ِه الَّذ‬
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫ع َلى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬ ْ َ ‫ َوأ‬.ُ‫َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه‬
‫ أ َ َّما َب ْعدُ؛‬.‫الدي ِْن‬
ِ ‫ان ِإلَى َي ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِب ِإح‬ ْ َ ‫َوأ‬
‫ع َلى‬ َ ‫صلُّ ْو َن‬َ ُ‫ َوا ْع َل ُم ْوا أ َ َّن اللهَ َو َمالَئ َ َكتَهُ ي‬،‫ اِتَّقُوا الل َه تَعَا َلى حَقَّ ت ُ َقاتِ ِه‬،‫فَيَا أَيُّ َها ا ْل ُم ْؤ ِمنُ ْو َن‬
‫ع َلى آ ِل ِه َوصَحْ ِب ِه‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِل ْي ًما‬ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلُّ ْوا‬ َ ،ِ‫النَّ ِبي‬
‫ت‬ ِ ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِم ِني َْن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا‬.‫اح ِمي َْن‬ َّ ‫َوالتَّابِ ِعي َْن أَجْ َم ِعي َْن بِ َرحْ َمتِكَ يَا أ َ ْر َح َم‬
ِ ‫الر‬
،ُ‫عه‬ َ ‫ار ُز ْقنَا اتِبَا‬ْ ‫ق َحقًّا َو‬ َّ ‫ اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَا ا ْل َح‬.ِ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوات‬ ِ َ‫ت اْألَحْ ي‬ ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫س ِل ِمي َْن َوا ْل ُم‬ْ ‫َوا ْل ُم‬
َ‫ َربَّنَا الَ ت ُ ِز ْغ قُلُ ْو َبنَا َب ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيتَنَا َو َه ْب لَ َنا ِمن لَّ ُد ْنك‬.ُ‫ار ُز ْقنَا اجْ تِنَا َبه‬ ْ ‫اط َل با َ ِطالً َو‬ ِ ‫َوأ َ ِرنَا ا ْل َب‬
.‫اب النَّ ِار‬ َ ‫ع َذ‬َ ‫سنَةً َوقِنَا‬ ِ ‫سنَةً َوفِي‬
َ ‫اآلخ َر ِة َح‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح‬.‫اب‬ ُ ‫َرحْ َمةً إِنَّكَ أَنتَ ا ْل َو َّه‬
.‫ب ا ْلعَالَ ِمي َْن‬ ِ ‫َوا ْل َح ْم ُد ِللَّ ِه َر‬
ِ ‫آء ذِي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى ع َِن ا ْلفَحْ ش‬
‫َآء‬ ِ َ ‫ان َوإِيت‬ ِ ‫س‬ َ ْ‫ إِ َّن اللهَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِا ْلعَ ْد ِل َواْ ِإلح‬،‫ِعبَا َد الل ِه‬
‫ع َلى نِعَ ِم ِه‬َ ُ‫شك ُُر ْوه‬ ْ ‫اذك ُُروا الل َه ا ْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا‬ ْ َ‫ ف‬.‫ظ ُك ْم َلعَلَّ ُك ْم ت َ َذك َُّر ْو َن‬ ُ ‫َوا ْل ُمنك َِر َوا ْلبَ ْغي ِ يَ ِع‬
.‫يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر الل ِه أ َ ْكبَ ُر‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 69


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 70


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Hujan Dalam Pandangan Al-Quran dan Sains


Oleh Sismanan

ُ ‫إ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنَفُ ِسنَا‬
.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فََلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫َوأَ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ إَِلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
‫ قَا َل‬. َ‫َّاي ِبتَ ْق َوى الل ِه فَقَ ْد فَاََ ْال ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬ُ َّ‫ َيا أَيُّ َها الن‬.ُ‫س ْولُه‬ُ ‫َو َر‬
‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم‬:‫تَ َعالَى‬
‫احدَةو‬ ِ ‫ي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ َْف وس َو‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬ُ َّ‫ يَا أَيُّ َها الن‬:‫ قَا َل تَعَالَى‬. َ‫ُّم ْس ِل ُم ْون‬
‫ي‬ ْ ‫سآ ًء َواتَّقُوا اللهَ الَّ ِذ‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َكثِي ًْرا َون‬ َّ ‫َو َخلَقَ ِم ْن َها ََ ْو َج َها َو َب‬
‫ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا‬.‫علَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ َ َ‫ا ُ ِإ َّن اللهَ َكان‬ َ ‫سآ َءلُ ْونَ بِ ِه َواْأل َ ْر َح‬
َ َ‫ت‬
َ َ ً‫اللهَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوَل‬
ِ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطع‬ ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
.‫ع ِظ ْي ًما‬ َ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬
ُ ‫اللهَ َو َر‬
Puji sukur bagi Allah yang telah memberi kenikmatan yang tiada terkira terutama
nikmat iman dan Islam serta kesehatan sehingga kita dapat dipertemukan di majelis
pekanan umat Islam yaitu shalat jum’at. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
atas Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman, semoga kita termasuk didalamnya.
Selaku khatib kami mengajak marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas
iman dan taqwa kita dengan sebenar-benarnya melakukan ketaatan pada aturan-aturan
Alloh.
Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah
Sekarang ini kita sudah memasuki musim penghujan, musim yang disebabkan
karena bertiupnya angin muson barat yang melewati lautan luas sehingga banyak
membawa uap air. Hujan merupakan salah satu unsur cuaca dan fenomena alam yang
bagi orang yang beriman dengan gelar “ulul albab” akan menjadi ayat-ayat kauniyah-Nya
yang harus dikaji. Dan kalo kita rajin membaca ayat-ayat qouliyah-Nya pun banyak yang
membahas tentang hujan. Marilah kita mengkaji bersama bagaimana kesesuaian antara
ayat-ayat Allah tentang hujan yang diturunkan 1400 tahun yang lalu dengan ilmu
pengetahuan modern.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 71


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Dalam Al-Quran surat Ath-Thariq 11-14:

ْ َ‫) ِإنَّهُ لَقَ ْو ٌل ف‬11( ِ‫ص ْدع‬


‫ص ٌل‬ َّ ‫ِ ال‬ ِ ‫) َو ْاأل َ ْر‬11( ِ‫الر ْجع‬
ِ ‫ض ذَا‬ َّ ِ ِ ‫اء ذَا‬ِ ‫س َم‬
َّ ‫َوال‬
)11( ‫) َو َما ُه َو بِ ْال َه ْز ِل‬11(
“Demi langit yang mengandung hujan, dan bumi yang mempunyai tumbuh-
tumbuhan,Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang
hak dan yang bathil. dan sekali-kali bukanlah Dia senda gurau.
Raj'i berarti kembali. hujan dinamakan Raj'i dalam ayat ini, karena hujan itu
berasal dari proses penguapan (evaporasi) air yang ada di bumi terutama di laut, uap
yang naik dari bumi ke udara menjadi awan, kemudian terbawa angin dan naik kedaratan
serta gunung kemudian karena udaranya lebih dingin maka terkondensasi menjadi titik-
titik air dan turun ke bumi sebagai hujan yang akan mengalir melalui sungai kelaut,
kemudian kembali menguap ke atas karena pemanasan sinar matahari, dan dari atas
kembali ke bumi dan Begitulah seterusnya.
Dalam ilmu pengetahuan yang demikian biasa dikenal dengan istilah daur
hidrologi atau siklus air, yang oleh Allah telah dijelaskan tahap-tahapannya dalam Al-
Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai
pembentukan hujan:

‫ْف يَشَا ُء‬َ ‫اء َكي‬ َّ ‫طهُ ِفي ال‬


ِ ‫س َم‬ ُ ‫س‬ُ ‫س َحابًا فَيَ ْب‬ َ ‫ير‬ ِ ‫اللَّهُ الَّذِي يُ ْر ِس ُل‬
ُ ِ‫الر َيا َح فَتُث‬
‫اب بِ ِه َم ْن يَشَا ُء ِم ْن‬َ ‫ص‬َ َ‫سَفًا فَت َ َرى ْال َو ْدقَ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه فَإِذَا أ‬
َ ‫َويَ ْج َعلُهُ ِك‬
)14( َ‫ِع َبا ِد ِه ِإذَا ُه ْم َي ْستَ ْبش ُِرون‬
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira" (Ar-Ruum:48)

Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah


Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-
fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang
paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada
orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 72


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Senada dengan ayat diatas [QS ar-Rum:48] dalam al-Qur’an surat Annur: 43 Allah
berfirman:

َ‫فف َب ْينَفهُ ثُف َّم َي ْج َعلُفهُ ُر َكا ًمفا فَتَ َفرى ْال َفو ْدق‬ َ ‫أَلَ ْم تَ َر أَ َّن اللَّهَ يُ ْز ِجي‬
ُ ‫س َحابًا ث ُ َّم يُ َؤ ِل‬
‫يب ِب ِه َم ْن‬ُ ‫ص‬ ِ ُ‫اء ِم ْن ِجبَا ول فِي َها ِم ْن بَ َر ود فَي‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه َويُن َِز ُل ِمنَ ال‬
)11( ‫ار‬ ِ ‫ص‬ َ ‫َب ِب ْاأل َ ْب‬
ُ ‫سنَا بَ ْرقِ ِه يَ ْذه‬ َ ُ‫ع ْن َم ْن يَشَا ُء يَ َكاد‬ َ ُ‫ص ِرفُه‬ ْ َ‫يَشَا ُء َوي‬
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran)
es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan."
Ayat diatas ada merupakan tambahan keterangan bahwa awan dapat berubah
menjadi air ataupun es yang akan diturunkan kepada yang dikehendaki-Nya. Presipitasi
atau hujan yang berupa butiran es terjadi bila suhu udara sangat dingin yang terjadi
terutama didaerah lintang tinggi yang beriklim sedang atau dingin atau daerah yang
tinggi. Apa yang terjadi segalanya telah diatur atau didesain oleh Allah sedemikian
hebatnya untuk kepentingan makhluk-Nya di bumi dan menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang berakal.

ِ ‫سلَ َكهُ يَنَابِي َع فِي ْاأل َ ْر‬


‫ض ث ُ َّم يُ ْخ ِر ُج بِ ِه‬ َ َ‫اء َما ًء ف‬ َّ ‫أَلَ ْم تَ َر أ َ َّن اللَّهَ أَ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
‫طا ًما ِإ َّن فِي ذَ ِل َك‬ ْ ‫عا ُم ْخت َ ِلَفًا أَ ْل َوانُهُ ث ُ َّم َي ِهي ُج فَتَ َراهُ ُم‬
َ ‫صَفَ ًّرا ث ُ َّم َي ْج َعلُهُ ُح‬ ً ‫ََ ْر‬
)11( ‫ب‬ ِ ‫لَ ِذ ْك َرى ِألُو ِلي ْاأل َ ْلبَا‬
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya
dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi
kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang berakal. (QS.Az-Zumar:21).
Dalam surat as-Sajidah : 27 Allah SWT berfirman,

ُ‫عا تَأ ْ ُك ُل ِم ْنه‬


ً ‫ض ْال ُج ُر َِ فَنُ ْخ ِر ُج بِ ِه ََ ْر‬
ِ ‫وق ْال َما َء إِلَى ْاأل َ ْر‬
ُ ‫س‬ ُ َ‫أَ َولَ ْم َي َر ْوا أَنَّا ن‬
)12( َ‫ْص ُرون‬ ِ ‫س ُه ْم أَفَ ََل يُب‬
ُ ُ‫أَ ْن َعا ُم ُه ْم َوأَ ْنَف‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 73


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang
mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan?” (Q.S As-Sajdah:27)

Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah


Hujan merupakan anugerah bagi semua makhluk di alam semesta. Tetesan air
yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Allah lah
yang mempergilirkannya. Didalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 50 dinyatakan:

)05( ‫ورا‬ ِ َّ‫ص َّر ْفنَاهُ بَ ْينَ ُه ْم ِل َيذَّ َّك ُروا فَأ َ َبى أَ ْكثَ ُر الن‬
ً ُ‫اس ِإ ََّل ُكَف‬ َ ‫َولَقَ ْد‬
“Dan Sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya
mereka mengambil pelajaran (dari padanya); Maka kebanyakan manusia itu tidak mau
kecuali mengingkari (nikmat).”
Berkat kekuasaan-Nya, maka siklus air terus berlanjut dan setiap saat milyaran
liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan.
Kehidupan pun bergantung pada daur air ini. Bayangkan seandainya Allah tidak membuat
siklus air, bagaimana air akan kita dapat, mungkin kita harus mengambil air kelaut untuk
minum, mandi dan menumbuhkan tanaman yang kita pelihara, dsb?
Harun Yahya dalam The Signs in The Heavens and the Earth for Men of
Understanding membuktikan kebenaran dan kesesuaian ayat-ayat Alquran yang
menjelaskan fenomena hujan dengan sains modern. ''Andai manusia mencoba mengatur
daur di alam semesta, maka tak akan pernah berhasil, walaupun mengerahkan semua
teknologi yang ada di bumi,'' paparnya.
Sekarang orang sudah bisa membuat hujan buatan. Hujan buatan itu sebenarnya
hanya membuat awan yang telah mengandung air agar segera dapat jatuh menjadi hujan
dengan cara menembaknya dengan zat-zat yang bersifat asam. Untuk keperluan yang
demikian saja dibutuhkan biasa yang tidak sedikit itupun hanya bersifat hujan lokal.
Bukankah kita tanpa harus menggunakan biaya dan teknologi, makhluk hidup di
bumi bisa menikmati air melalui proses penguapan yang membentuk siklus hidrologi.
Menurut Harun, setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Setiap
tahun 3-4 miliar liter kubik air dibawa dari lautan menuju daratan untuk dapat dinikmati
dan dimanfaatkan manusia.

Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 74


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Untuk itulah Al-Quran mengajak manusia untuk mensyukuri hujan sebagai karunia
yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya. Dalam Alquran surat Al Waaqi'ah ayat 68-70
Alloh SWT berfirman:

‫) أَأ َ ْنت ُ ْم أَ ْنزَ ْلت ُ ُموهُ ِمنَ ْال ُم ْز ِن أَ ْ ُ ن َْح ُن‬84( َ‫أَفَ َرأَ ْيت ُ ُم ْال َما َء الَّذِي تَ ْش َربُون‬
)25( َ‫) لَ ْو نَشَا ُء َج َع ْلنَاهُ أ ُ َجا ًجا فَلَ ْو ََل تَ ْش ُك ُرون‬86( َ‫ْال ُم ْن ِزلُون‬
''Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki,
nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.''
Menurut Harun, Alquran dalam surat Az-Zukhruf ayat 11 mendefinisikan hujan
sebagai air yang dikirimkan ''menurut kadar.'' Dalam ayat itu Allah berfirman, ''Dan Yang
menurunkan air langit menurut kadar (yang diperlukan).'' Harun menjelaskan, firman
Allah SWT itu sangat sesuai dengan hasil kajian ilmu pengetahuan modern.
Betapa tidak. Hujan turun ke bumi dengan takaran yang tepat. Takaran pertama
yang berhubungan dengan hujan tentulah kecepatan turunnya. Menurut Harun, benda
yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200
meter, akan mengalami percepatan terus menerus dan akan jatuh ke bumi dengan
kecepatan 558 km/jam.
''Akan tetapi rata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam,'' papar Harun.
Ia menjelaskan, air hujan jatuh kebumi dengan kecepatan yang rendah, karena titik hujan
memiliki bentuk khusus yang mampu meningkatkan efek gesekan atmosfer dan
membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah.
Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah itu, ungkap Harun,
sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. ''Dalam satu tahun,
diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1.012 ton. Air terus berputar dalam daur yang
seimbang berdasarkan takaran.''

Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah


Fenomena lain yang ada dan dinyatakan dalam Al-Quran adalah bahwa air hujan adalah
''tawar''. Dalam surat Al-Mursalat ayat 27, penjelasan tentang air tawar dijelaskan secara
tegas.

)12( ‫ِ َوأ َ ْسقَ ْينَا ُك ْم َما ًء فُ َراتًا‬


‫َامخَا و‬
ِ ‫يش‬َ ‫َو َجعَ ْلنَا فِي َها َر َوا ِس‬
''Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu
dengan air yang tawar.''

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 75


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Demikian pula ketika air hujan jatuh kebumi maka sebagian menjadi air
permukaan yang akan masuk ke selokan dan sungai yang akhirnya akan ke laut, sebagian
lagi akan masuk kedalam tanah karena sifatnya yang dapat masuk kecelah-celah kecil
maka ia akan menjadi air tanah. Air tanah sendiri sebagian ada menjadi air tanah atas
yang biasa kita lihat di sumur-sumur yang biasa diambil untuk air minum, dan keperluan
lainnya. Sebagian yang lain akan terus kedalam tanah hingga sampai pada lapisan batuan
yang tidak mungkin lagi ditembus oleh air (lapisan kedap air) dan menjadi air tanah dalam
yang dapat juga diambil manusia dengan pengeboran air artesis. Air tanah dalam ini
sebenarnya berlimpah bagaikan sungai yang ada didalam tanah, sehingga terkadang
kalau ada bagian yang terbuka dan terletak dibagian lembah sebuah bukit bisa menjadi
sebuah air mancur alami. Yang pada akhirnya akan menjadi air permukaan dan kembali
kelaut dan melanjutkan proses siklus air sebagaimana digariskan oleh-Nya.

َّ ‫ ِإنَّهُ ُه َو ْالغََفُ ْو ُر‬،َ‫أقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوا ْست َ ْغ َِف ُر ْوا الله‬


.‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 76


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

ُ ‫إ َِ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ ِبالل ِه ِم ْن‬
‫ش ُر ْو ِر أَ ْنَفُ ِسنَا‬
.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬َ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
‫ قَا َل‬. َ‫ي ِبتَ ْق َوى الل ِه فَقَ ْد فَاََ ْال ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإيَّا‬ ُ َّ‫أَ َّما َب ْعدُ؛ فَ َيا أَيُّ َها الن‬
‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم‬:‫تَ َعالَى‬
. َ‫ اَ ْل َح ُّق ِم ْن َر ِب َك فََلَ تَ ُك ْون ََّن ِمنَ ْال ُم ْمت َ ِريْن‬:‫ قَا َل اللهُ تَعَالَى‬. َ‫ُّم ْس ِل ُم ْون‬
Sidang jum’at Rahimmakumulloh
Air pada dasarnya adalah rahmat, namun ia juga bisa mendatangkan
kemudharatan jika ia berlebihan atau tidak pada tempatnya. Oleh karena Rasulullah
menuntunkan doa yang kita baca saat terjadi hujan, doanya yaitu:

‫ص ِبيًّا نَا ِفعًا‬


َ ‫الل ُه َّم‬
“Ya Alloh semoga hujan ini bermanfaat (HR. Al-Bukhari)”
Semoga dengan mengkaji masalah hujan akan dapat menambah keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya orang-orang yang disebut ulul
albab setelah memikirkan fenomena alam, maka ia akan berdzikir “Robbana ma khalaqta
hadzaa baatila subhaanaka” Ya Tuhan kami tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan
sia-sia, maha suci Engkau.

‫علَ ْي ِه‬َ ‫صلُّ ْوا‬ َ ‫ َيا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا‬،ِ‫علَى النَّ ِبي‬ َ َ‫صلُّ ْون‬ َ ُ‫ِإ َّن اللهَ َو َمَلَئِ َكتَهُ ي‬
‫علَى‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِل ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫َو‬
‫علَى آ ِل‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫ َوب‬.ٌ‫ ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ِإب َْرا ِهي َْم َو‬
.ٌ‫ إِنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬
َ ‫ُم َح َّم ود َك َما َب‬
ًّ‫ان َوَلَ تَ ْجعَ ْل فِ ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغَل‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر َلنَا َو ِِل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذيْن‬
ِ ‫س َبقُ ْونَا بِا ْ ِِل ْي َم‬
‫سنَا َوإِ ْن لَّ ْم تَ ْغ َِف ْر لَنَا‬ َ ‫ َربَّنَا‬.‫ِللَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا ِإنَّ َك َر ُء ْو ٌ َّر ِح ْي ٌم‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَا أَ ْنَف‬
. َ‫َوتَ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِريْن‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 77


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫آئ ذِي ْالقُ ْر َبى َو َي ْن َهى‬ ‫ان َو ِإيتَ ِ‬ ‫س ِ‬‫ِع َبادَ الل ِه‪ِ ،‬إ َّن اللهَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َع ْد ِل َواْ ِِل ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُروا اللهَ ْال َع ِظي َْم‬
‫َآء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬
‫ع ِن ْالَفَ ْحش ِ‬ ‫َ‬
‫ض ِل ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر الل ِه أَ ْكبَ ُر‪.‬‬ ‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْسأَلُ ْوهُ ِم ْن فَ ْ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 78‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ُ ‫فن‬ ْ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ ِباللف ِه ِم‬
َ ‫فن يُضْف ِل ْل فَفَلَ هَفاد‬
‫ِي‬ ْ ‫ضف َّل لَفهُ َو َم‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْهدِي اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
َ ‫شف ِفري َْك لَفهُ َوأَ ْشف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمفدًا‬
ُ‫ع ْبفدُه‬ َ َ‫ َوأَ ْشف َهدُ أَ ْن َلَ إِلَفهَ إَِلَّ اللفهُ َو ْحفدَهُ َل‬.ُ‫لَفه‬
. َ‫ص َحا ِب ِه أَ ْج َم ِعيْن‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫َو َر‬
َ ‫ َياأَيُّهفا‬.‫َّفاي ِبتَ ْق َفوى اللف ِه‬ َ ‫صف ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫الفدي ِْن‬
ِ ‫ان ِففى‬ ُ ‫أَ َّما َب ْعدُ؛ فَ َيا أَيُّ َهفا اْ ِِل ْخ َفو‬
. َ‫الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
Kaum muslimin yang semoga dimuliakan Alloh,
Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
inayatNya hingga siang hari ini kita masih dalam keadaan sehat wal’afiat sehingga dapat
melaksanakan tugas sehari-hari, merasakan berbagai macam kenikmatan hidup duniawi,
dan dapat melaksanakan kewajiban agama, termasuk ibadah salat Jum’at di masjid ini.
Marilah kita syukuri limpahan nikmat Allah itu dengan cara : lebih rajin mengerjakan
ibadah, memperbanyak amal saleh dan mempersedikit amal salah, memperbaiki akhlak
kita, sehingga kita memiliki al-akhlaqul al-karimah, dan meningkatkan semangat
pengabdian kita kepada Allah SWT dengan menegakkan agama-Nya di bumi dimana kaki
kita kita injakan disitu lahan dakwah kita.
Marilah kita renungkan dan resapi firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 128 :
)114( َ‫ِإ َّن ٱللَّهَ َم َع ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ َّوٱلَّذِينَ ُهم ُّم ْح ِسنُون‬
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan”. (QS. Al-Nahl : 128).
Sidang Jum’at yang semoga dimuliakan Allah,
Dari kedua ayat tadi, kita dapat memahami bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita
agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan. Sebaliknya Allah
SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan, sebagaimana tersebut dalam
Al-Quran Surah Al-Qashash ayat 77 :

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 79


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

)22( َ‫ب ْال ُم َْف ِسدِين‬


ُّ ‫ض إِ َّن اللَّهَ ََل يُ ِح‬ َ َ‫… َو ََل تَبْغِ ْالَف‬
ِ ‫سادَ فِي ْاأل َ ْر‬
“…. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan “.
Kaum muslimin yang semoga tetap bahagia berbahagia,
Pada dasarnya negeri kita termasuk negeri yang rawan terjadi bencana yang dapat
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, terluka atau cacat, dan kerusakan sarana dan
prasarana kehidupan masyarakat. Bencana alam itu disebabkan oleh faktor alam dan
manusia, seperti menebang pohon sembarangan, pembuangan ampah dan perilaku tidak
ramah terhadap lingkungan yang lain. Allah SWT menyatakan dalam Al-Quran Surah Ar-
Rum ayat 41.

‫فض الَّفذِي‬ ِ َّ‫ت أَيْفدِي الن‬


َ ‫فاس ِليُفذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِر َو ْالبَ ْح ِر ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬
َ
)11( َ‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-
tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”..
Kerusakan lingkungan hidup di bumi itu akan menyebabkan kesengsaraan hebat
umat manusia, baik pada masa kita sekarang ini, maupun kelak generasi anak keturunan
kita, sebab lingkungan hidup yang juga menjadi sumber ekonomi itu telah rusak. Maka
kita umat Islam Indonesia sebagai warga negara yang baik, dan merupakan mayoritas
penduduk Indonesia hendaknya menyadari dan merasa bertanggung jawab untuk
mengatasi permasalahan nasional tersebut.
Keberadaan bumi sebagai ciptaan Allah, sangat banyak disinggung dalam Al-
Quran. Tidak kurang dari 461 kata ardh ( bumi ) terdapat dalam kitab suci tersebut. Di
antaranya Allah SWT menekankan dalam banyak ayat agar manusia jangan berbuat
kerusakan di muka bumi. Seperti tersebut dalam Surah Al-Maidah ayat 64 :

ّ ّ)81( َ‫ب ْال ُم َْف ِسدِين‬


ُّ ‫سادًا َواللَّهُ ََل يُ ِح‬ ِ ‫… َويَ ْس َع ْونَ فِي ْاأل َ ْر‬
َ َ‫ض ف‬

“...dan mereka berusaha menimbulkan kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Sidang Jum’at yang berbahagia,

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 80


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Dalam menghadapi kenyataan banyaknya kerusakan lingkungan hidup, yang


disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab, marilah kita kembali
kepada tuntunan Islam sebagaimana digariskan dalam Al-Quran dan Hadis. Dalam ayat-
ayat Al-Quran yang tersebut tadi, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar kita
menjadi orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan serta tidak berbuat kerusakan
di muka bumi.
Berpedoman pada sebuah Hadis, Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda :

ِ ‫إنَّ َما بُ ِعثْتُ ِألُت َ ِم َم َم َك‬


ِ َ‫ار َ ُ اْأل َ ْخَل‬
‫ق‬
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.
Hakim)

Berdasarkan Hadis tersebut sesungguhnya setiap muslim dituntut memiliki akhlak


yang mulia. Dalam Islam, akhlak mempunyai pengertian yang luas, yaitu menyangkut
hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia,
dengan hewan, dengan tetumbuhan, dan dengan benda-benda alam. Maka hendaknya
setiap muslim bersikap dan berperilaku yang baik terhadap benda-benda alam
sekelilingnya.
Sidang Jumat Rahimakumulloh,
Menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan merupakan
wujud nyata akhlaq mulia seorang muslim terhadap lingkungan. Sediakan tempat sampah
dirumah kita, jangan membuang sampah di kali atau saluran irigasi (wangan). Kurangi
penggunaan plastik karena ia adalah bahan yang akan ratusan tahun akan tetap awet dan
akan menjadi sebab rusaknya tanah kita.
Mari kita tanam pohon dan jaga kerindangan lingkungan kita agar ia tetap
memberikan kemanfaatan kepada kita dan anak cucu kita. Biarkan burung-burung tetap
betah hinggap di cabang dan rantingnya agar ia bisa menyumbangkan orkestra musik
yang indah serta nyanyian kebebasan. Jangan usik mereka dengan ketapel atau senapan
kita, jangan kita penjara mereka, karena dalam sangkar emas sekalipun suara yang
mereka keluarkan sebenarnya adalah tangisan dan jeritan menghiba kebebasan andai kita
memahami bahasa mereka. Biarkan ia bersendau gurau bersama sohibnya dan mencari
kekasih yang ia dambakan sebagai pasangan hidupnya agar ia dan anak cucunya bisa
tetap ikut mewarnai indahnya bumi bersama anak cucu kita nanti. Biarkanlah sang
burung hantu dan si ular tetap bisa bermain petak umpet, mencari dan menangkap tikus-
tikus disawah karena itu memang skenario sang sutradara film kehidupan agar tikus-tikus
itu tidak terlalu berani untuk mencuri padi milik petani. Biarkan film kehidupan

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 81


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

mahakarya sang sutradara kehidupan tetap berjalan dan bisa ditonton juga oleh generasi
kita dimasa yang akan datang.
Mari kita jaga kelestarian lingkungan kita dalam rangka melaksanakan perintah Alloh dan
agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita.

ِ ‫ َونََفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِيْف ِه ِمفنَ اْآل َيفا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
.‫ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأَ ْستَ ْغ َِف ُر اللهَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫َو‬

Khutbah ke-2

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 82


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬
‫فن ُ‬ ‫إ َِ َّن ْال َح ْمدَ لله ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ ِباللف ِه ِم ْ‬
‫ِي لَهُ‪،‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬‫َو ِم ْن َ‬
‫ع ْبفففدُهُ‬‫شففف ِري َْك لَفففهُ َوأَ ْشففف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمفففدًا َ‬
‫َوأَ ْشففف َهدُ أَ ْن َلَ إِلَفففهَ إَِلَّ اللفففه َو ْحفففدَهُ َلَ َ‬
‫صف ْي ُك ْم‬ ‫فاس أ ُ ْو ِ‬
‫سفلَّ ْم تَ ْسف ِل ًما‪ .‬أَ َّمفا َب ْعفدُ‪ :‬فَ َيفا أَيُّ َهفا النَّ ُ‬
‫علَيْفهَ َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫َّاي ِبتَ ْق َوى الل ِه فَقَ ْد فَاََ ْال ُمتَّقُ ْونَ ‪ .‬قَا َل تَ َعالَى‪ :‬يَفا أَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا اتَّقُفوا‬ ‫َو ِإي َ‬
‫اللهَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪.‬‬
‫‪Mari kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Penguasa Jagat Raya Alloh SWT‬‬

‫علَى آ ِل‬ ‫علَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫ت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما بَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِم ْي ٌع‬‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواِِ‪ِ ،‬إنَّ َك َ‬ ‫ِ اْأل َ ْح َي ِ‬‫َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪َ ،‬و ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ار َُ ْقنَا‬ ‫اط َل با َ ِطَلً َو ْ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا اتِبَا َ‬‫ْب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫اج ِتنَا َبهُ‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫ْ‬
‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬ ‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ون َو ْ‬ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ َْ َو ِ‬
‫س ِليْنَ َو ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬ ‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬
‫ع َّما يَ ِ‬ ‫س ْب َحانَ َربِ َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬‫َر ِ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 83‬‬


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪KETIKA KITA SAKIT‬‬


‫‪Oleh Sismanan‬‬

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ‫فن ُ‬ ‫إ َِ َّن ْال َح ْمدَ لله ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ بِاللف ِه ِم ْ‬
‫ِي لَهُ‪,‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ْيئَا ِ‬ ‫َو ِم ْن َ‬
‫ع ْبفففدُهُ‬ ‫ففري َْك لَفففهُ َوأَ ْشففف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمفففدًا َ‬ ‫شف ِ‬ ‫َوأَ ْشففف َهدُ أَ َّن َلَ ِإلَفففهَ ِإَلَّ اللفففه َو ْحفففدَهُ َلَ َ‬
‫فن تَفبِعَ ُه ْم‬ ‫فحبِ ِه َو َمف ْ‬
‫صف ْ‬ ‫علَففى آ ِلف ِه َو َ‬ ‫علَففى ُم َح َّمف ود َو َ‬ ‫سف ِفل ْم َ‬ ‫فل َو َ‬
‫صف ِ‬ ‫سف ْفولُهُ‪ .‬اللَّ ُهف َّم َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫ان ِإلَى َي ْو ِ ُ ِ‬
‫الدي ِْن‪.‬‬ ‫س ِ‬ ‫ِبإِ ِح َ‬
‫َّفاي ِبتَ ْق َفوى اللف ِه‪َ .‬ياأَيُّهفا َ‬ ‫صف ْي ُك ْم َو ِإي َ‬ ‫الفدي ِْن‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫ان ِففى ِ‬ ‫أَ َّما َب ْعدُ؛ فَ َيا أَيُّ َهفا اْ ِِل ْخ َفو ُ‬
‫فق تُقَاتِف ِه َوَلَ تَ ُم ْفوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنفت ُ ْم ُّم ْسف ِل ُم ْونَ ‪ .‬يَفآ أَيُّ َهفا‬ ‫الَّ ِذيْنَ َءا َمنُفوا اتَّقُفوا اللفهَ َح َّ‬
‫فن ِإَلَّ َوأَ ْنفت ُ ْم ُم ْسف ِل ُم ْونَ ‪َ .‬يفآ أَيُّ َهفا‬ ‫فق تُقَفا ِتف ِه َوَلَ تَ ُمفو ت ُ َّ‬ ‫الَّ ِذيْنَ آَ َمنُو اتَّقُفوا اللفهَ َح َّ‬
‫فث‬ ‫احفدَةو َو َخلَفقَ ِم ْن َهفا ََ ْو َج َهفا َو َب َّ‬ ‫فس َو ِ‬ ‫اس اتَّقُواْ َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم َم ْ‬
‫فن نَ َْف ِ‬ ‫النَّ ُ‬
‫فا ُ‪ِ ,‬إ َّن‬ ‫األر َح ِ‬‫سفا َء لُفونَ بِف ِه َو ْ‬ ‫سا َء‪َ ،‬واتَّقُوا اللفهَ الَّفذِي تَ َ‬ ‫ِم ْن ُه َما ِر َجا ًل َكثِي ًْرا َونِ َ‬
‫سف ِد ْيدَا‪,‬‬ ‫علَ ْي ُك ْم َر ِق ْيبًا‪َ .‬يفآ أَيُّ َهفا الَّف ِذيْنَ آَ َمنُفوا اتَّقُفواْ اللفهَ َوقُولُفواْ قَ ْفوَلً َ‬ ‫اللهَ َكانَ َ‬
‫سفولَهُ فَقَف ْد فَفاََ‬ ‫فن يُ ِطفعِ اللفهَ َو َر ُ‬ ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُفو بَ ُكف ْم َو َم ْ‬ ‫يُ ْ‬
‫ع ِظ ْي َمففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففا‪.‬‬‫فففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففو ًَا َ‬
‫ْ‬ ‫فَف‬

‫‪Jama’ah jum’at rahimakumullah,‬‬


‫‪Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua yang‬‬
‫‪tiada terhingga terutama nikmat terbesar dalam hidup kita berupa iman dan Islam yang‬‬
‫‪masih dan akan kita jaga dan pelihara agar ia dapat menghantarkan kita kepada‬‬
‫‪kesuksesan kehidupan didunia dan juga diakhirat kita dimasukkan ke dalam golongan‬‬
‫‪hamba-Nya yang sholeh yang dimasukkan kedalam surga-Nya serta meraih kenikmatan‬‬
‫‪terbesar bagi penduduk surga yaitu menatap wajah Alloh.‬‬
‫‪Atas semua nikmat yang banyak Allah limpahkan kepada kita maka hendaknya sebagai‬‬
‫‪hamba-Nya kita harus bersyukur; hamba yang tahu diri. Dengan bersyukur maka kita akan‬‬
‫‪mendapat bonus nikmat yang lain, sedang bila kita kuffur maka Allah mengingatkan‬‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 84‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

bahwa adzab-Nya amat pedih.

َ َ‫عذَا ِبي ل‬
)2( ٌ‫شدِيد‬ َ ‫َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن‬
َ ‫ش َك ْرت ُ ْم َأل َ َِيدَنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َكَفَ ْرت ُ ْم ِإ َّن‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7)
Wujud syukur seorang hamba disamping dengan hati dan lisannya dengan
berucap “Alhamdulillah” adalah dengan melakukan ketaatan dan beribadah kepada-Nya.
Maka mari berusaha sekuat tenaga agar kita senantiasa berada dijalan ketaqwaan; patuh
terhadap hukum-hukum-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Salah satu kenikmatan Allah yang perlu kami ingatkan pada jamaah semua adalah
kenikmatan berupa kesehatan. Karena sehat maka kita bisa menghadiri shalat jum’at,
karena sehat kita bisa bekerja dan beraktifitas lainnya. Mungkin kita kurang menyadari
bahwa mata, telinga, hidung, gigi yang normal adalah nikmat dariNya, sudahkah kita
mensyukurinya. Coba seandainya kita buta, tuli atau saat kita sakit pilek atau sakit gigi
barulah kita merasakan nikmat-nikmat tersebut disaat nikmat tersebut dicabut. Ada
seorang yang operasi retina mata sebelah kanannya dengan biaya operasi 40 juta, dan
setelah operasi hingga 3 bulan harus menunduk terus termasuk ketika tidur.

Jama’ah jum’at rahimakumullah,


Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak adalah nikmat-Nya karena kalo kita
susah tidur (insomania namanya) sangatlah tersiksa. Maka bersyukur jika diberi
kemudahan untuk tidur dan kita juga yang bisa mengukur batas kemampuan kita, mari
jaga tubuh kita dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan banyak istirahat dan
istirahat terbaik adalah tidur.
Contoh nikmat sehat lain yang kurang kita sadari adalah urat syarat yang ada pada
kita yang panjangnya puluhan kilometer yang bisa menggerakan darah, oksigen dan organ
tubuh kita yang lain bisa bergerak normal adalah karuniaNya. Seandainya sedikit saja urat
kita terjepit atau tersumbat maka kita akan merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan
mungkin kita kurang menyadari bahwa ketika kita bisa buang air kecil dan besar ataupun
bisa buang angin (kentut) juga adalah sebuah kenikmatan; karena seminggu saja kita tidak
bisa buang itu semua rasanya sudah tidak karu-karuan dan perlu berobat yang
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Maka betapa besarnya nikmat sehat itu, maka mari
kita syukuri nikmat kesehatan yang Alloh berikan pada kita.
Bagaimana kalo kita sakit. Tentunya kita pernah sakit atau malah sedang sakit?
Apa yang kita rasakan saat jatuh sakit? Terasa tidak enak badan? Sulit tidur? Apa saja
yang telah kita lakukan ketika sakit? Berbagai usaha tentunya telah kita lakukan untuk

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 85


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

menyembuhkannya. Yang dituntunkan dalam Islam bagi orang yang yang sakit adalah
berusaha untuk mencari kesembuhan dengan cara yang halal yang tidak menyalahi
aturan Tuhan. Jangan sampai ketika sakit kita pergi ke dukun atau paranormal atau kita
berobat dengan barang yang haram. Oleh karena itu, jangan sampai karena sakit kita
terjerumus kedalam dosa karena pada dasarnya sakit adalah ujian untuk menentukan
apakah kita orang yang benar-benar beriman atau tidak.
Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Baqarah ayat 214:

َّ ‫أَ ْ ُ َح ِس ْبت ُ ْم أَ ْن تَ ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ َولَ َّما يَأْتِ ُك ْم َمثَ ُل الَّذِينَ َخلَ ْوا ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم َم‬
‫ستْ ُه ُم‬
‫سو ُل َوالَّذِينَ آَ َمنُوا َم َعهُ َمتَى‬ َّ ‫سا ُء َوالض ََّّرا ُء َو َُ ْل ِزلُوا َحتَّى َيقُو َل‬
ُ ‫الر‬ َ ْ ‫ْال َبأ‬
)111( ‫يب‬ ٌ ‫ص َر اللَّ ِه قَ ِر‬ ْ َ‫ص ُر اللَّ ِه أَ ََل ِإ َّن ن‬ْ َ‫ن‬
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-
macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu
Amat dekat.

Jama’ah jum’at rahimakumullah,


Walau sudah berobat belum tentu kita cepat sembuh jika Alloh belum
menyembuhkannya. Jadi teryata kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa dengan
mudah mengatasi sakit yang kita derita. Ternyata kita tidak kuasa terhadap diri kita
sendiri. Ternyata kita tidak bisa melawan sumber penyakit yang mungkin hanya
bakteri/virus kecil tak terlihat. Ya kita yang berbobot puluhan kilogram tak mampu
melawan makhluk supermikro; ciptaan Allah. Ciptaan Allah?? Ya ciptaan Allah.
Allah sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya yang tak terbatas menurut
ukuran manusia yang terbatas. Manusia yang termasuk makhluk kecil dibanding dengan
bumi tempat tinggalnya, dan bumi sendiri dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di
gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika kita sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita
masih takabur dihadapan Allah dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur
tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari
nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada Allah sesuatu
yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari
Allah bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 86


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, itu bisa menjadi cerminan
kedewasaan spiritualitas kita/ keagamaan kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang
kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Bagaimana sikap kita terhadap sakit
yang kita alami, semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita
tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian atau teguran dari Sang Kholiq
dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan
kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit (qolbun
mariidh) maka hal tersebut justru akan menambah sakit fisik yang kita derita.
Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita adalah
salah satu bentuk ujian atau teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan
sikap kita kepada Sang Kholiq atau kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar
menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang
kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita.
Dari Abu Hurairoh RA Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa
musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan yang menumpuk pada dirinya
kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya
(H.R Bukhari dan Muslim).

Jama’ah jum’at rahimakumullah,


Jika kita bisa bersabar dan menerima ketentuan-Nya maka yang demikian akan
dapat membawa sakit fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan
sembuh. Dalam hal ini kita patut meneladani Nabi Ayub yang sangat sabar dalam ujian
yang diberikan Allah padanya berupa sakit, kehilangan harta dan keluarga namun ia tetap
sabar dan tetap dalam ketaatan pada Allah. Dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 83-84
diceritakan:

)41( َ‫اح ِمين‬ ِ ‫الر‬َّ ‫ت أ َ ْر َح ُم‬ َ ‫ي الض ُُّّر َوأ َ ْن‬ َّ ‫ُّوب ِإ ْذ نَادَى َربَّهُ أَنِي َم‬
َ ِ‫سن‬ َ ‫َوأَي‬
‫ض ور َوآَتَ ْينَاهُ أَ ْهلَهُ َو ِمثْلَ ُه ْم َم َع ُه ْم َر ْح َمةً ِم ْن‬
ُ ‫ش َْفنَا َما ِب ِه ِم ْن‬
َ ‫فَا ْستَ َج ْبنَا لَهُ فَ َك‬
)41( َ‫ِع ْن ِدنَا َو ِذ ْك َرى ِل ْل َعا ِبدِين‬
“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang". “Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan
Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 87


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

ْ ‫َو ِإذَا َم ِر‬


ِ ‫ضتُ فَ ُه َو يَ ْش َِف‬
)45( ‫ين‬
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku”,(Asyu’ara:80)
Salah satu doa yang dituntunkan Rosululloh ketika sakit atau menjenguk orang
yang yang sakit diantaranya diriwayatkan dalam hadits Bukhari Muslim : Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
meminta perlindungan kepada Allah untuk anggota keluarganya. Beliau mengusap
dengan tangan kanannya dan berdoa :

َ ‫شا ِفي َلَ ِشَفَآ َء إَِلَّ ِشَفَاؤ‬


‫ُك‬ َّ ‫ت ال‬ َ ْ ‫ب ْال َبأ‬
َ ‫س َوا ْش َِفه وأ َ ْن‬ ِ ‫اس أَ ْذ ِه‬
ِ َّ‫ب الن‬َّ ‫اللَّ ُه َّم َر‬
َ ‫ِشَفَا ًء َلَ يُغَاد ُِر‬
‫سقَ ًما‬
Ya Alloh Tuhannya manusia, berilah kesembuhan kepadaku , Engkaulah Sang penyembuh,
tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tiada meninggalkan bekas.
Jama’ah jum’at rahimakumullah,
Dan mungkin saja sakit kita akan menjadi jalan bagi Allah untuk memberi batas
akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal
shaleh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada
pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka tetaplah kita beribadahlah, shalat tidak
boleh ditinggalkan dan melaksanakannya sesuai dengan kemampuan, tetap harus
berdzikir dan beramal sholih serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat
sehingga jika sakit menjadi jalan kematian bagi kita semoga kita dalam keadaan khusnul
khotimah.
Apabila Allah memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang
harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada
kita untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah pundi-pundi
amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Allah berikan
kepada kita.

ِ ِ ‫ َونََفَ َع ِن ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما ِفيْف ِه ِمفنَ اْآل َيفا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِفي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
‫ع ِملُوا‬ َ ‫ ِإَلَّ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا َو‬،‫سانَ لَ َِف ْي ُخ ْس ور‬ ِ ‫ ِإ َّن‬،‫ص ِر‬
َ ‫اِلن‬ ْ ‫ َو ْال َع‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫َو‬
ْ ‫ب ا ْغ َِف ْفر َو‬
‫ار َحف ْم‬ ِ ‫فل َر‬ ْ ُ‫ َوق‬.‫صفب ِْر‬ َّ ‫ص ْفوا ِبال‬ َ ‫ق َوتَ َوا‬ ْ ‫ص ْفوا ِب‬
ِ ‫فال َح‬ َ ‫ِ َوتَ َوا‬ ِ ‫صا ِل َحا‬َّ ‫ال‬
. َ‫اح ِميْن‬ َّ ‫ت َخي ُْر‬
ِ ‫الر‬ َ ‫َوأَ ْن‬

Khutbah Kedua

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 88


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫الفدي ِْن ُك ِلف ِه‬‫علَى ِ‬ ‫ظ ِه َرهُ َ‬ ‫ق ِليُ ْ‬‫س ْولَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح ِ‬ ‫س َل َر ُ‬ ‫ِي أَ ْر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذ ْ‬
‫عبْففدُهُ‬ ‫ففرهَ ْال َكففافِ ُر ْونَ ‪ .‬أَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَففـهَ ِإَلَّ اللففهُ َوأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا َ‬ ‫َولَ ْففو َك ِ‬
‫علَفى‬ ‫سفلَّ َم َو َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫علَى نَبِيِنَا ُم َح َّم ود َ‬ ‫سَلَ ُ ُ َ‬ ‫صَلَة ُ َوال َّ‬ ‫س ْولُهُ‪َ .‬وال َّ‬ ‫َو َر ُ‬
‫ان‬ ‫الدي ِْن‪ .‬أَ َّما َب ْعدُ؛ فَ َيا أَيُّ َها اْ ِِل ْخ َفو ُ‬ ‫ان ِإلَى َي ْو ِ ُ ِ‬ ‫س و‬ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح َ‬ ‫آ ِل ِه َو َ‬
‫فق‬ ‫َّاي ِبتَ ْق َوى الل ِه‪ .‬يَاأَيُّها َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا اتَّقُفوا اللفهَ َح َّ‬ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي َ‬ ‫الدي ِْن‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫فِى ِ‬
‫تُقَا ِت ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪َ .‬يآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آَ َمنُو اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَا ِت ِه‬
‫َوَلَ تَ ُمو ت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪.‬‬
‫علَ ْي ف ِه‬ ‫صففلُّ ْوا َ‬
‫علَففى النَّ ِبففيِ‪َ ،‬ياأَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُف ْفوا َ‬ ‫صففلُّ ْونَ َ‬ ‫ِإ َّن اللفهَ َو َمَلَئِ َكتَفهُ يُ َ‬
‫س ِل ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫َو َ‬
‫فاء ِم ف ْن ُه ْم‬‫ِ اْأل َ ْحيَف ِ‬ ‫ِ َو ْال ُمففؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَففا ِ‬ ‫اَللَّ ُه ف َّم ا ْغ َِفف ْفر ِل ْل ُم ْس ف ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ف ِل َما ِ‬
‫فففز اْ ِِل ْسففففَلَ َ ُ‬‫فففم أَ ِعف َّ‬‫ع َواِِ‪ .‬اَللَّ ُهف َ‬ ‫فففب الففففدَّ َ‬
‫فففب ُم ِج ْيف ُ‬ ‫فففك َق ِر ْيف ٌ‬ ‫فففواِِ‪ِ ،‬إنَّف َ‬ ‫َواْأل َ ْمف َ‬
‫‪.‬ربَّنَففا ا ْغ َِفف ْفر لَنَففا‬
‫ان َ‬ ‫فان َوََ َم و‬ ‫فل َم َكف و‬‫صف ِفر ْال ُم َجا ِهف ِدي ِْن فِف ْي ُكف ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسف ِل ِميْنَ ‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫فل فِف ْي قُلُ ْو ِبنَفا ِغفَلًّ ِللَّف ِذيْنَ َءا َمنُ ْفوا‬ ‫فان َوَلَ تَ ْج َع ْ‬ ‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِِل ْي َم ِ‬ ‫َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫َربَّنَا ِإنَّ َك َر ُء ْو ٌ َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا ذُنُ ْو َبنَفا َوتَ َوفَّنَفا َمف َع اْألَب َْفر ِار‪َ .‬ربَّنَفا َلَ‬
‫علَفى‬ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَفهُ َ‬ ‫علَ ْينَا ِإ ْ‬‫طأْنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ تَ ْح ِم ْل َ‬ ‫اخ ْذنَا ِإ ْن نَّ ِس ْينَا أَ ْو أَ ْخ َ‬ ‫ت ُ َؤ ِ‬
‫عنَّفا َوا ْغ َِف ْفر لَنَفا‬ ‫ْفف َ‬ ‫طاقَةَ لَنَفا بِف ِه‪َ ،‬واع ُ‬ ‫الَّ ِذيْنَ ِمن قَ ْب ِلنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ ت ُ َح ِم ْلنَا َماَلَ َ‬
‫علَفى ْالقَ ْفو ِ ُ ْال َكفافِ ِريْنَ ‪َ .‬ربَّنَفا آتِنَفا فِفي الفدُّ ْن َيا‬ ‫ص ْفرنَا َ‬ ‫نت َم ْوَلَنَفا فَان ُ‬ ‫ار َح ْمنَا أَ َ‬ ‫َو ْ‬
‫ار‪.‬‬‫اب النَّ ِ‬‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬ ‫َح َ‬
‫سف ِليْنَ َو ْال َح ْمفدُ ِللَّف ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬ ‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ ِ‬ ‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬ ‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫َر ِ‬
‫ِعبَادَ الل ِه‪،‬‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 89‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

ANOMALI CUACA DAN KETERBATASAN MANUSIA


Oleh Sismanan

‫ش ُر ْو ِر أَ ْنَفُ ِسنَا‬ُ ‫إ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ بِالل ِه ِم ْن‬
.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فََلَ َهاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيئَا‬َ ‫َو ِم ْن‬
.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ إِلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
‫ يَا‬:‫ قَا َل تَعَالَى‬. َ‫َّاي بِتَ ْق َوى الل ِه فَقَ ْد فَاََ ْال ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوإِي‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
‫ قَا َل‬. َ‫أَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
‫احدَةو َو َخلَقَ ِم ْن َها‬ ِ ‫ي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ َْف وس َو‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬
ُ َّ‫ يَا أَيُّ َها الن‬:‫تَ َعالَى‬
‫سآ َءلُ ْونَ بِ ِه‬ َ َ‫ي ت‬ ْ ‫سآ ًء َواتَّقُوا اللهَ الَّ ِذ‬ َ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َك ِث ْي ًرا َو ِن‬ َّ ‫ََ ْو َج َها َو َب‬
‫ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َوقُ ْولُ ْوا‬.‫علَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ َ َ‫ا ُ ِإ َّن اللهَ َكان‬ َ ‫َواْأل َ ْر َح‬
ُ‫س ْولَه‬ ُ ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر‬ ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬ َ ً‫قَ ْوَل‬
.‫ع ِظ ْي ًما‬ َ ‫فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬
‫ان‬‫س و‬ َ ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح‬َ ‫ع َلى آ ِل ِه َو‬ َ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.‫ِإلَى يَ ْو ِ ُ ْال ِقيَا َم ِة‬
Mari kita bersyukur pada Allah atas banyak nikmat yang masih kita terima terutama
iman Islam dan sehat sehingga kita bisa kembali menikmati bulan ramadhan yang mulia ini
dan saat ini berkumpul di majelis yang mulia ini untuk melaksanakan salah satu perintah
Alloh. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kaum muslimin, khususnya diri
saya pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , yaitu
dengan memperbanyak amal ibadah kita sebagai bekal untuk menghadap Illahi Rabbul Izzati.
Serta melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala laranganNya.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Pernahkah kita mendengar istilah anomali? Anomali yang sudah sering kita
ketahui adalah anomali air dimana air pada suhu 0-4o C massanya akan lebih besar
(memulai), dalam prakteknya dalam membungkus es kita tidak boleh mengikat terlalu
kencang karena kalau terlalu kencang akan menyebabkan pecah pada saat massanya
membesar.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 90


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Anomali artinya penyimpangan atau keanehan. Manusia menyebut demikian


karena peristiwa yang terjadi tersebut belum sesuai dengan jalan pemikirannya.
Meskipun manusia telah berusaha mengungkap peristiwa tersebut namun akalnya belum
menemukan jawaban atas sebab keanehan tersebut.
Ada lagi anomali cuaca, misalnya bulan Juni yang normalnya kita sudah memasuki
musim kemarau. Namun mengapa kita masih dihujani hujan lebat? Manusia telah
memiliki ilmu berdasarkan pengalaman dan logikanya tentang musim bahwa wilayah
Indonesia akan mengalami musim hujan pada bulan antara Oktober hingga Maret dan
akan kemarau pada 6 bulan berikutnya atau sekitar April sampai September. Mengapa
terkadang terjadi musim hujan yang lebih lama dari normalnya 6 bulan? Dalam ilmu
meteorologi dan klimatologi hal ini disebut gejala lanina atau sebaliknya terjadi musim
kemarau yang lebih lama dari normalnya yang dikenal dengan gejala El Nino. Manusia
berusaha berpikir mencari jawaban atas keanehan tersebut, lalu ditemukan bahwa
penyimpangan tersebut terjadi karena ada perubahan pola suhu disekitar pesisir barat
Benua Amerika atau tepi timur Samudra Pasifik terutama pantai disekitar Negara Peru,
sehingga mempengaruhi perubahan pola musim disekitar Samudera Pasifik termasuk
Indonesia, peristiwa anomali cuaca ini disebut dengan La Nina dimana menyebabkan
daerah-daerah sekitar Pasifik akan mengalami musim penghujan yang lebih lama dari
biasanya atau El Nino yang menyebabkan kemarau yang lama. Fenomena ini masih
menyimpan misteri yang belum bisa dipecahkan oleh manusia mengapa terjadi
perubahan cuaca di Pantai Barat Benua Amerika?

Kaum Muslimin Rahimakumullah


Ini merupakan tantangan kepada manusia yang mau berpikir sekaligus
menunjukkan keterbatasan akal manusia dan kekuasaan Yang Maha Kuasa Alloh SWT.
Ketika kita bahas kembali tentang musim di Indonesia maka kembali kita akan
menemukan kekuasaan dan irodat-Nya.
Ini cara Allah membagi hujan sesuai yang dikehendaki

َ‫فف بَ ْينَفهُ ثُف َّم يَ ْج َعلُفهُ ُر َكا ًمفا فَتَ َفرى ْال َفو ْدق‬ َ ‫أَلَ ْم تَ َر أَ َّن اللَّهَ يُ ْز ِجي‬
ُ ‫س َحابًا ث ُ َّم يُ َؤ ِل‬
‫يب بِ ِه َم ْن‬ُ ‫ص‬ ِ ُ‫اء ِم ْن ِجبَا ول فِي َها ِم ْن بَ َر ود فَي‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه َويُن َِز ُل ِمنَ ال‬
)11( ‫ار‬ ِ ‫ص‬ َ ‫َب ِب ْاأل َ ْب‬
ُ ‫سنَا َب ْر ِق ِه َي ْذه‬ َ ُ‫ع ْن َم ْن َيشَا ُء َي َكاد‬ َ ُ‫ص ِرفُه‬ ْ ‫َيشَا ُء َو َي‬
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran)
es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 91


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan


dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan”. (An-Nuur:43)
Allah yang punya kuasa mengatur distribusi air di bumi, manusia berusaha
mengetahui sebab-sebabnya namun akal manusia ada batasnya dan seringkali mengalami
kebutuan untuk memahami ayat-ayatnya. Manusia telah memahami bahwa ketika
wilayah Indonesia antara bulan April sampai September mengalami musim kemarau hal
tersebut disebabkan sedang bertiupnya angin muson timur. Angin muson timur terjadi
karena terjadi perbedaan tekanan udara antara wilayah yang mengapit Indonesia yakni
Benua Asia di utara dan Benua Australia di selatan. Perbedaan tekanan udara dikedua
wilayah tersebut sendiri terjadi karena perbedaan suhu. Perbedaan suhu itu terjadi
karena perbedaan posisi matahari yang pada bulan April sampai September sedang
berada dibelahan bumi utara atau tepatnya tanggal 21 Juni berada di garis balik utara
atau 23,5o LU. Karena itu belahan bumi utara mengalami panas dan belahan selatan
dingin. Wilayah yang suhunya panas tekanan udaranya lebih kecil dari wilayah yang dingin
sehingga tekanan udara di belahan selatan lebih tinggi dari belahan utara sehingga angin
akan bergerak dari selatan ke utara. Bagi Indonesia artinya angin akan bergerak dari
benua Australia ke Benua Asia. Angin tersebut melewati wilayah utara Australia yang
kering dan banyak gurun serta tidak banyak melewati lautan sehingga bersifat kering dan
menyebabkan musim kemarau.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Alloh
Manusia juga telah mengetahui bahwa perubahan posisi matahari di bumi yang ke
utara dan keselatan setiap tahunnya atau biasa dikenal dengan gerak semu tahunan
matahari terjadi karena dalam revolusi atau gerakan mengitari matahari kedudukan bumi
tidak tegak lurus namun miring 23,5o. Sekarang ada pertanyaan lanjutan yang belum
dijawab oleh manusia yang hanya mengandalkan akalnya; mengapa bumi dalam
berevolusi miring 23,5o? Tapi bagi yang percaya kepada Allah jawabannya adalah karena
kehendak Allah untuk memiringkannya dan kita percaya ada hikmah dari apa yang telah
ditentukannya.
Dengan kemiringan bumi maka menyebabkan pergerakan semu tahunan
matahari, yang menjadikan distribusi panas lebih merata antara bagian sekitar
khatulistiwa atau equator dengan bagian di utara dan selatannya sehingga daerah
khatulistiwa tidak terus menerus mengalami panas yang maksimum dan daerah di utara
dan selatan yang mendekati kutub juga tidak terus menerus dalam kondisi yang dingin.
Bagi wilayah Indonesia sendiri menyebabkan pergantian antara musim kemarau dan
penghujan. Adakah hikmahnya jelas ada! Apa itu PR bagi kita semua untuk berpikir dan
mencari tahu mengapa ada musim kemarau dan penghujan, termasuk mengapa Alloh
menetapkan anomali?

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 92


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫آن ْالعَ ِظي ِْم‪َ ،‬ونََفَ َع ِن ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآل َيا ِ‬
‫ِ‬ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫َب َ‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْستَ ْغ َِف ُر اللهَ ْالعَ ِظي َْم إِنَّهُ ُه َو ْالغََفُ ْو ُر‬‫َو ِ‬
‫الر ِح ْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫‪Khutbah kedua:‬‬

‫الفدي ِْن ُك ِلف ِه‬‫علَى ِ‬ ‫ظ ِه َرهُ َ‬ ‫ق ِليُ ْ‬‫س ْولَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح ِ‬ ‫س َل َر ُ‬ ‫ِي أَ ْر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذ ْ‬
‫عبْففدُهُ‬ ‫ففرهَ ْال َكففا ِف ُر ْونَ ‪ .‬أَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَففـهَ ِإَلَّ اللففهُ َوأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا َ‬ ‫َولَ ْففو َك ِ‬
‫علَفى‬ ‫سفلَّ َم َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َ‬ ‫سَلَ ُ ُ َ‬ ‫صَلَة ُ َوال َّ‬ ‫س ْولُهُ‪َ .‬وال َّ‬ ‫َو َر ُ‬
‫ان‬ ‫الدي ِْن‪ .‬أَ َّما بَ ْعدُ؛ فَيَا أَيُّ َها اْ ِِل ْخ َفو ُ‬ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِ ُ ِ‬ ‫س و‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِإِ ْح َ‬ ‫آ ِل ِه َو َ‬
‫فق‬ ‫َّاي ِبتَ ْق َوى الل ِه‪َ .‬ياأَيُّها َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا اتَّقُفوا اللفهَ َح َّ‬ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي َ‬ ‫الدي ِْن‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫ِفى ِ‬
‫تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪ .‬يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آَ َمنُو اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَا تِ ِه‬
‫َوَلَ تَ ُمو ت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪.‬‬
‫علَ ْي ف ِه‬ ‫صففلُّ ْوا َ‬
‫علَففى النَّبِ فيِ‪ ،‬يَاأَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُف ْفوا َ‬ ‫صففلُّ ْونَ َ‬ ‫إِ َّن اللفهَ َو َمَلَئِ َكتَفهُ يُ َ‬
‫س ِل ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫َو َ‬
‫فاء ِم ف ْن ُه ْم‬‫ِ اْأل َ ْح َيف ِ‬ ‫ِ َو ْال ُمففؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَففا ِ‬ ‫اَللَّ ُه ف َّم ا ْغ َِفف ْفر ِل ْل ُم ْس ف ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ف ِل َما ِ‬
‫فففز اْ ِِل ْسففففَلَ َ ُ‬ ‫ع َواِِ‪ .‬اَللَّ ُهف َ‬
‫فففم أَ ِعف َّ‬ ‫فففب الففففدَّ َ‬
‫فففب ُم ِج ْيف ُ‬ ‫فففك قَ ِر ْيف ٌ‬ ‫فففواِِ‪ِ ،‬إنَّف َ‬ ‫َواْأل َ ْمف َ‬
‫‪.‬ربَّنَففا ا ْغ َِفف ْفر لَنَففا‬
‫ان َ‬ ‫فان َوََ َم و‬ ‫فل َم َكف و‬‫صف ِفر ْال ُم َجا ِهف ِدي ِْن فِف ْي ُكف ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسف ِل ِميْنَ ‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫فل فِف ْي قُلُ ْو ِبنَفا ِغفَلًّ ِللَّف ِذيْنَ َءا َمنُ ْفوا‬ ‫فان َوَلَ تَ ْج َع ْ‬ ‫س َبقُ ْونَا ِبا ْ ِِل ْي َم ِ‬‫َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫َربَّنَا ِإنَّ َك َر ُء ْو ٌ َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا ذُنُ ْوبَنَفا َوتَ َوفَّنَفا َمف َع اْألَب َْفر ِار‪َ .‬ربَّنَفا َلَ‬
‫علَفى‬ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَفهُ َ‬ ‫علَ ْينَا ِإ ْ‬‫طأْنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ تَ ْح ِم ْل َ‬ ‫اخ ْذنَا ِإ ْن نَّ ِس ْينَا أَ ْو أَ ْخ َ‬ ‫ت ُ َؤ ِ‬
‫عنَّفا َوا ْغ َِف ْفر لَنَفا‬ ‫ْفف َ‬ ‫طاقَةَ لَنَفا ِبف ِه‪َ ،‬واع ُ‬ ‫الَّ ِذيْنَ ِمن قَ ْب ِلنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ ت ُ َح ِم ْلنَا َماَلَ َ‬
‫علَفى ْالقَ ْفو ِ ُ ْال َكفافِ ِريْنَ ‪َ .‬ربَّنَفا آتِنَفا فِفي الفدُّ ْنيَا‬ ‫ص ْفرنَا َ‬ ‫نت َم ْوَلَنَفا فَان ُ‬ ‫ار َح ْمنَا أَ َ‬ ‫َو ْ‬
‫ار‪.‬‬‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ِ‬ ‫َح َ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 93‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

‫سف ِليْنَ َو ْال َح ْمفدُ ِللَّف ِه‬


َ ‫علَى ْال ُم ْر‬ َ ‫ َو‬، َ‫صَفُ ْون‬
َ ُ ٌ َ‫سَل‬ َ ‫ب ْال ِع َّز ِة‬
ِ ‫ع َّما َي‬ ِ ‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر‬ ُ
. َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬
ِ ‫َر‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 94


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MARI LESTARIKAN BUMI KITA


Oleh Ridwan Furqoni, S.Pd.I., M.P.I

ِ ‫سفيِ ِدنَا َو َم ْولَنَفا ُم َح َّمف ِد ب‬


‫ْفن‬ َ ،‫س ْفو ِل اللف ِه‬ ُ ‫علَفى َر‬ َ ُ ُ َ‫سفَل‬َّ ‫صفَلَة ُ َوال‬َّ ‫ َوال‬،‫اَ ْل َح ْمدُ لل ِه‬
ُ‫ أَ ْشف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَفهَ ِإَلَّ اللفه‬،ُ‫فن تَ ِب َعفهُ َو َم َّوالَفه‬ ْ ‫فح ِب ِه َو َم‬ْ ‫ص‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫ َو‬،‫ع ْب ِد الل ِه‬ َ
.ُ‫ي بَ ْعفدَه‬َّ ‫س ْفولُهُ َلَ نَ ِبف‬ ُ ‫عبْفدُهُ َو َر‬
َ ‫س ِيدَنَا ُم َح َّمفدًا‬ َ ‫ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن‬،ُ‫َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَه‬
‫عفا ِبدَع َْوتِف ِه‬ َ َ‫فن د‬ْ ‫فح ِب ِه َو َم‬ ْ ‫ص‬ َ ‫علَفى آ ِلف ِه َو‬ َ ‫علَفى نَ ِب ِينَفا ُم َح َّمف ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫ع ِتف ِه‬
َ ‫طا‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ َْفسِي ِبتَ ْق َوى الل ِه َو‬ ِ ‫ فَ َيا ِع َبادَ الل ِه ا ُ ْو‬،ُ‫ أَ َّما َب ْعد‬.‫الدي ِْن‬ ِ ُ ِ ‫ِلى َي ْو‬ َ ‫ا‬
. َ‫لَعَلَّ ُك ْم ت ُ َْف ِل ُح ْون‬
‫يَفا‬: ،‫الفر ِجي ِْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬َ ‫شف ْي‬ َّ ‫ع ْوذُ ِباللف ِه ِمفنَ ال‬ ُ َ‫ أ‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ‫َوقَا َل اللهُ تَ َعالَى فِي اْلقُ ْر‬
‫فق تُقَاتِف ِه َوَلَ تَ ُمففوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنفت ُ ْم ُم ْسف ِل ُمونَ (آل‬ َّ ‫أَيُّ َهففا الَّف ِذيْنَ آ َمنُف ْفوا اتَّقُف ْفوا اللفهَ َحف‬
‫ت‬ ْ ‫سف َب‬َ ‫سففادُ ِففي ْال َبف ِفر َوا ْل َب ْح ِفر ِب َمففا َك‬ َ َ‫ظ َهف َفر ْالَف‬َ : ‫ضفا‬ ً ‫) َوقَففا َل أَ ْي‬241 :‫عمفران‬
)22 : ُ ‫ع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْونَ (الرو‬ َ ‫ض الَّذِي‬ َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم بَ ْع‬ِ َّ‫أَ ْيدِي الن‬

Jamaah Jumat Yang di Rahmati Allah…


Pada bulan ini, tepatnya tanggal 22 April, ada 175 negara yang memperingatinya
sebagai hari bumi. Menurut Wikipedia Hari Bumi didefinisikan sebagai hari pengamatan
tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara
internasional. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi
terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Hari Bumi pada awalnya
dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970. Dia
adalah seorang pengajar tentang lingkungan hidup.
Hari Bumi ini dicanangkan antara lain disebabkan karena kesadaran akan keadaan
bumi sebagai tempat tinggal manusia yang semakin lama semakin buruk. Tuntutan
kebutuhan hidup manusia yang semakin banyak disertai keserakahan manusia yang
berdampak pada eksploitasi bumi secara besar-besaran menjadikan Bumi tidak lagi aman
ditinggali manusia.
Padahal Allah menciptakan kita para manusia untuk merawat bumi dan
memakmurkannya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat al Baqoroh : 30.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 95


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

‫ض َخ ِليَفَةً قَالُوا أَتَ ْج َع ُل فِي َها َم ْن‬ِ ‫َو ِإ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َم ََلئِ َك ِة إِ ِني َجا ِع ٌل ِفي ْاأل َ ْر‬
‫ِس لَ َك قَا َل إِنِي أ َ ْعلَ ُم َما‬
ُ ‫ِك َونُقَد‬ ِ ُ‫يُ َْف ِسدُ فِي َها َويَ ْس َِفك‬
َ ُ‫الد َما َء َون َْح ُن ن‬
َ ‫س ِب ُح بِ َح ْمد‬
)15( َ‫ََل تَ ْعلَ ُمون‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”.
Karena keserakahan tersebut muncullah berbagai ancaman bencana, seperti
kebakaran, banjir, perubahan iklim dan berbagai bencana lain semakin dekat dengan
kehidupan manusia. Tanpa kesadaran untuk menjaga dan melestarikannya, bukan tidak
mungkin Allah yang akan menjaganya sendiri dengan memberikan bencana besar dan
menciptakan keseimbangan alam yang baru.

Jamaah Jumat Rohimakumullah


Islam sebagai agama yang sempurna juga memberikan pesan serius tentang
menjaga dan pelestarian lingkungan.
Begitu juga dalam Surat Ar-rum ayat 41 Allah berfirman:

‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم َب ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬
َ
)11( َ‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Informasi tentang adanya kerusakan bumi di darat maupun laut sebagai akubat
dari ulah manusia adalah peringatan dari Sang pemilik alam ini agar bumi ini di jaga untuk
tidak semakin rusak dan nyaman ditinggali manusia.
Allah berfirman dalam surat Al ‘A’rof ayat 56 – 58 :

‫ط َمعًا ِإ َّن َر ْح َمةَ اللَّ ِه‬َ ‫عوهُ خ َْوفًا َو‬ ُ ‫ص ََل ِح َها َوا ْد‬
ْ ‫ض بَ ْعدَ ِإ‬ ِ ‫َو ََل ت ُ َْف ِسدُوا فِي ْاأل َ ْر‬
‫ي‬ ْ َ‫الر َيا َح بُ ْش ًرا َبيْنَ َيد‬ ِ ‫) َو ُه َو الَّذِي يُ ْر ِس ُل‬08( َ‫يب ِمنَ ْال ُم ْح ِسنِين‬ ٌ ‫قَ ِر‬
‫ت فَأ َ ْنزَ ْلنَا بِ ِه ْال َما َء‬‫س ْقنَاهُ ِلبَلَ ود َم ِي و‬
ُ ‫س َحابًا ثِقَ ًاَل‬َ ‫ت‬ ْ َّ‫َر ْح َمتِ ِه َحتَّى ِإذَا أَقَل‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 96


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

)02( َ‫ِ َكذَ ِل َك نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْوتَى َل َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬ ِ ‫فَأ َ ْخ َر ْجنَا ِب ِه ِم ْن ُك ِل الث َّ َم َرا‬
َ ُ‫ب يَ ْخ ُر ُج نَبَاتُهُ ِبإِ ْذ ِن َربِ ِه َوالَّذِي َخب‬
‫ث ََل يَ ْخ ُر ُج ِإ ََّل نَ ِكدًا َكذَ ِل َك‬ َّ ُ‫َو ْالبَلَد‬
ُ ‫الط ِي‬
)04( َ‫ِ ِلقَ ْو و ُ يَ ْش ُك ُرون‬ ِ ‫ص ِر ُ ْاآلَيَا‬ َ ُ‫ن‬
“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik. - dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah
itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti
Itulah Kami menghidupkan yang mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran - dan
tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
Ayat di atas menjelaskan bagaimana Allah merawat bumi ini, di dalamnya tersirat dan
tersurat pesan agar bumi ini dilestarikan dan jangan sampai rusak. Perintah dalam al
Quran ini kemudian juga diperkuat oleh Sabda Rosulullah Riwayat Imam Tirmidzi dari
Jabir bin ‘Abdullah :

َ ‫ض َم ِيتَةً فَ ِه‬
‫ي لَهُ (رواه الترميذي عن جابر بن عبد‬ َ ‫َم ْن اَ ْحيَي ْاأل َ ْر‬
)‫الله‬
Barang siapa menghidupkan suatu bumi yang mati, maka bumi itu baginya (miliknya)
(HR. Tirmidzi dari Jabir bin Abdullah)

Jamaah Jumat Rohimakumullah


Kalimat menghidupkan bumi yang mati dalam hadits tersebut dapat dimaknai
dengan menumbuh suburkan tanah yang tandus. Siapa yang dapat melakukan itu ia
berhak memilikinya. Meskipun untuk saat ini hampir tidak mungkin kita men-klaim tanah
tandus menjadi milik kita setelah kita suburkan, namun semangat hadits ini adalah
bahwa menyuburkan tanah itu mulia dan balasannya besar. Hadits lain serupa juga di
Sabdakan oleh Rasulullah SAW:

َ ‫ع‬
‫طنًا ِل َما ِش َبتِ ِه (رواه ابن ماجه عن عبد‬ ً ‫َم ْن َحَفَ َر ِبئْ ًرا فَلَهُ أَ ْر َبعُ ْونَ ذ َِرا‬
َ ‫عا‬
)‫الله بن مغَفل‬
Barang siapa menggali suatu sumur, maka ia (berhak) empat puluh hasta sebagai kandang
ternaknya. (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Mughoffal)

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 97


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Jamaah yang dirahmati Allah


Ada dua alasan mengapa kita harus menjaga kelestarian bumi kita ini: Pertama
adalah karena menjaga bumi merupakan tugas hidup yang melekat pada diri manusia.
Status manusia sebagai Kholifah Allah di muka bumi meniscayakan manusia harus
menjaga dan melestarikannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT Sang pemberi
amanah. Dengan demikian, segala tindakan merusak alam adalah termasuk kemaksiatan
kepada Allah SWT. Kedua adalah karena manusia butuh bumi ini lestari agar kehidupan
manusia lebih aman, nyaman dan lestari pula. Bumi ini masih akan dihuni oleh anak cucu
manusia di masa yang akan datang.
Berangkat dari kesadaran tersebut, marilah kita jadikan hari bumi ini sebagai
momentum untuk mengingat kembali tugas kita sebagai kholifah Allah di muka bumi yang
harus menjaga bumi dengan sebaik-baiknya agar kita dapat meninggalkan kehidupan
yang baik bagi anak cucu kita nanti.
Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, yang jika itu dilakukan bersama-sama
tentu juga akan berdampak yang besar. Diantaranya: Menghemat air, Mengelola sampah,
Mengurangi penebangan tanaman, Memperbanyak tanaman, Mengurangi polusi asap,
dll. Dengan melakukan yang kecil tetapi konsisten, maka kita telah menunjukkan kepada
Allah bahwa kita adalah kholifah Allah yang baik.

ِ ‫ َونَ ََف َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِيْف ِه ِمفنَ اْآليَفا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
.‫سف ِفم ْي ُع ْال َع ِلف ْي ُم‬
َّ ‫ ِإنَّفهُ ُهف َفو ال‬،ُ‫ َوتَقَ َبف َّل اللفهُ ِمنِف ْي َو ِمف ْن ُك ْم تَِلَ َوتَفه‬،‫َوالف ِفذ ْك ِر ْال َح ِكفي ِْم‬
َ‫سفففا ِئ ِر ْال ُم ْسففف ِل ِميْن‬َ ‫أَقُف ْففو ُل قَف ْففو ِل ْي َهفففذَا َوأَ ْسفففتَ ْغ َِف ُر اللفففهَ ْال َع ِظفففي َْم ِلففف ْي َولَ ُكففف ْم َو ِل‬
َّ ‫ ِإنَّهُ ُه َو ْالغََفُ ْو ُر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغ َِف ُر ْوه‬.ِِ‫ِ َو ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬
.‫الر ِح ْي ُم‬ ِ ‫َو ْال ُم ْس ِل َما‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 98


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ش ُر ْو ِر أَ ْنَفُ ِسنَا‬ ‫إ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ بِالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ِي لَهُ‪.‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬ ‫َو ِم ْن َ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ إِلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫سلَّ َم تَ ْس ِل ْي ًما َكثِي ًْرا‪ .‬قَا َل‬ ‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫علَى نَبِيِنَا ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َ‬
‫تَ َعالَى‪َ :‬يا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم‬
‫ُّم ْس ِل ُم ْونَ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫علَى النَّ ِبيِ‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫َف َقا َل‪{ :‬إِ َّن اللهَ َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما}‪.‬‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َب َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواِِ‪ِ ،‬إنَّ َك َ‬ ‫ِ اْأل َ ْح َي ِ‬‫َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪َ ،‬و ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ار َُ ْقنَا‬ ‫اط َل با َ ِطَلً َو ْ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا اتِبَا َ‬‫ْب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫اجتِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ْ‬
‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬ ‫اجنَا َوذُ ِريَّا ِتنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ون َو ْ‬ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ َْ َو ِ‬
‫س ِليْنَ َو ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬ ‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ ِ‬ ‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫َر ِ‬
‫صَلَةَ‪.‬‬ ‫سلَّ َم‪َ .‬وأَقِ ِم ال َّ‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َو َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َو َ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 99‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 100


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

GERHANA
Oleh Sismanan

‫ور أَ ْنَفُسِفنَا‬ ِ ‫ش ُفر‬ ُ ‫فن‬ ْ ‫إن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِعينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُرهُ َونَعُفوذُ ِباللَّف ِه ِم‬ َّ
ُ‫ِي لَفه‬ َ ‫فن يُضْف ِل ْل فَ َفَل هَفاد‬ ْ ‫ض َّل لَهُ َو َم‬ ِ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه اللَّهُ فَ ََل ُم‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
. ُ‫سفولُه‬ ُ ‫عبْفدُهُ َو َر‬ َ ‫يك لَفهُ َوأَ َّن ُم َح َّمفدًا‬ َ ‫َوأَ ْش َهدُ أَ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل اللَّفهُ َو ْحفدَهُ ََل ش َِفر‬
‫ص َحابِ ِه أَ ْج َم ِعيْنَ َو َم ْن تَبِ َع‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫س ِل ْم َوب‬َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.‫الدي ِْن‬ِ ُ ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو‬ ‫س و‬ َ ‫ُهدَاهُ ِبإِ ْح‬
‫احفدَةو َو َخلَفقَ ِم ْن َهفا ََ ْو َج َهفا‬ ِ ‫اس اتَّقُواْ َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُكم ِمن نَّ َْف وس َو‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َ ‫ساءلُونَ ِب ِه َواأل َ ْر َح‬
‫ا ُ ِإ َّن‬ َ َ‫ساء َواتَّقُواْ اللهَ الَّذِي ت‬ َ ‫يرا َو ِن‬ ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َك ِث‬ َّ ‫َو َب‬
‫علَ ْي ُك ْم َر ِقيبًا‬
َ َ‫اللهَ َكان‬
‫صف ِل ْح لَ ُكف ْم أَ ْع َمففالَ ُك ْم‬
ْ ُ‫ ي‬.‫سف ِد ْيدًا‬ َ ً‫يَففا أَيُّ َهففا الَّف ِذيْنَ َءا َمنُففوا اتَّقُففوا اللفهَ َوقُ ْولُف ْفوا قَف ْفوَل‬
.‫ع ِظ ْي ًما‬ َ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬ ُ ‫َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر‬

Jama’ah jum’at rahimakumulloh,


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita kenikmatan yang tak
terhingga terutama iman dan Islam yang dengannya kita dapat melangkahkan kaki kita ke
masjid ini untuk menunaikan amal ibadah shalat jum’at yang mudah-mudahan karena
keikhlasan kita semata-mata karena mengharap ridla-Nya maka shalat jumat yang kita
lakukan tercatat sebagai amal sholeh yang dapat memperberat timbangan kebaikan kita
di akhirat serta dapat memasukan kita termasuk golongan orang yang beruntung
terutama di akhirat dan semoga pula didunia.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, teladan kita, idola kita dan semoga pula kepada keluarganya, para sahabat dan
orang-orang muslim yang senantiasa istiqomah menegakan syariatnya.
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah swt. Mari kita memaksimalkan diri
untuk bisa melakukan ketundukan dan ketaatan kepada hukum-hukum Allah. Perintah-
Nya kita laksanakan dan larangan-Nya kita tinggalkan.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 101


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Jamaah sidang jumat rahimakullah


Allah SWT menciptakan keteraturan hukum perjalanan benda-benda angkasa
termasuk matahari, bumi dan bulan. Allah berfirman,

َ‫عفدَد‬َ ْ‫َفاَ َل ِلتَ ْعلَ ُمفوا‬ ً ُ‫ضفيَاء َو ْالقَ َم َفر ن‬


ِ ‫فورا َوقَفد ََّرهُ َمن‬ ِ ‫س‬ َ ‫ش ْفم‬َّ ‫ُه َو الَّذِي َج َعف َل ال‬
ُ ‫ِ ِلقَف ْففو و‬ ِ َ‫ق يَُف‬
ِ ‫صففف ُل اآليَفففا‬ ْ ‫ففك ِإَلَّ بِف‬
ِ ‫ففال َح‬ َ ‫ففاب َمفففا َخلَفففقَ اللفففهُ ذَ ِلف‬
َ ‫سف‬ َ ‫السفففنِينَ َو ْال ِح‬
ِ
َ‫يَ ْعلَ ُمون‬
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu (orbit), agar kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5)
Matahari bersinar (dhiyan) dan bulan bercahaya (nurron) karena cahaya yang
dimiliki bulan sebenarnya adalah cahaya matahari yang dipantulnya. Benda-benda langit
tersebut ditaqdirkan-Nya agar beredar pada lintasannya sendiri, bulan mengitari bumi
dan bumi berputar pada porosnya (rotasi) dan bersama bulan mengitari matahari
(berevolusi).

)1( ‫ففار ِإذَا َج ََّل َهفففا‬ ِ ‫) َو ْالقَ َمف‬1( ‫ضففف َحاهَا‬


ِ ‫) َوالنَّ َهف‬1( ‫ففر ِإذَا تَ ََل َهفففا‬ ُ ‫ففم ِس َو‬ َّ ‫َوال‬
ْ ‫ش‬
)8( ‫ط َحاهَفا‬ َ ‫ض َو َمفا‬ ِ ‫) َو ْاأل َ ْر‬0( ‫اء َو َما بَنَاهَا‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫) َوال‬1( ‫َواللَّ ْي ِل ِإذَا يَ ْغشَاهَا‬
‫فن ََ َّكاهَفا‬ َ ‫) فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُج‬2( ‫س َّواهَا‬
ْ ‫) قَف ْد أَ ْفلَف َح َم‬4( ‫ورهَفا َوتَ ْق َواهَفا‬ َ ‫َونَ َْف وس َو َما‬
)15( ‫ساهَا‬ َ ‫) َوقَ ْد خ‬6(
َّ َ‫َاب َم ْن د‬
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, Dan bulan apabila mengiringinya, Dan siang
apabila menampakkannya, Dan malam apabila menutupinya, Dan langit serta
pembinaannya, Dan bumi serta penghamparannya, Dan jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan
Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams:1-10)
Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Karena adanya pergerakan ketiga benda langit tersebut maka akan ada saat dimana posisi
ketiga benda tersebut dalam posisi sejajar. Jika posisi segaris dan bulan yang ditengah
maka itu saat terjadi gerhana matahari dan saat bumi yang berada diantara matahari dan
bulan itu saat terjadi gerhana bulan. Pada saat itu sinar matahari yang biasanya smpai ke

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 102


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

bulan terhalang oleh bumi sehingga bulan tidak bisa memantulkan cahaya yang memang
tidak diterimanya.
Gerhana merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah sebagaimana peristiwa alam yang
lain: gunung meletus, gempa bumi, tsunami, puting beling, hujan, banjir dann lain
sebagainya agar kita ingat akan kekuasaan Alloh dan hanya menyembah-Nya. Allah SWT
berfirman;

‫ش ْم ِس َو ََل ِل ْلقَ َم ِر‬


َّ ‫س َو ْالقَ َم ُر ََل ت َ ْس ُجدُوا ِلل‬
ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫ار َوال‬ ُ ‫َو ِم ْن آَيَاتِ ِه اللَّ ْي ُل َوالنَّ َه‬
)12( َ‫َوا ْس ُجدُوا ِللَّ ِه الَّذِي َخلَقَ ُه َّن إِ ْن ُك ْنت ُ ْم إِيَّاهُ تَ ْعبُدُون‬
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.
Janganlah sembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang
menciptakannya, jika Dialah yang kamu sembah." (QS. Fushshilat: 37)
Terjadinya gerhana merupakan peringatan dari Allah untuk kita. Peringatan ini
harus kita sadari dan menjadikan kita untuk lebih mengakui kekuasaan-Nya dan
mendekatkan diri kepada-Nya.
Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Oleh karena itu, saat terjadi gerhana Rasulullah Saw memerintahkan orang-orang
ketika itu untuk melaksanakan shalat, berdoa, berdzikr, beristighfar, bersedekah, dan
melakukan amal saleh lainnya.
Rasulullah Saw bersabda,

‫ َولَ ِكنَّ ُه َما‬، ‫ِ أ َ َح ود َوَلَ ِل َحيَاتِ ِه‬ ِ َ‫س َو ْالقَ َم َر َلَ يَ ْخ ِسَف‬
ِ ‫ان ِل َم ْو‬ َّ ‫« ِإ َّن ال‬
َ ‫ش ْم‬
. » ‫صلُّوا‬ َ َ‫ فَإِذَا َرأ َ ْيت ُ ُمو ُه َما ف‬، ‫ِ اللَّ ِه‬
ِ ‫ان ِم ْن آيَا‬ ِ َ ‫آيَت‬
"Sungguh, tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan terkait kematian atau lahirnya
seseorang, melainkan, keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Apabila kalian
melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari)
Dalam hadits yang lain Rasulullah Saw bersabda,

َ َ‫ َوت‬،‫صلُّ ْوا‬
‫صدَّقُ ْوا‬ َ ‫ َو‬،‫ َو َكبِ ُر ْوا‬،َ‫ فَا ْذ ُك ُروا الله‬،‫فَإِذَا َرأَ ْيت ُ ْم ذَ ِل َك‬
"Apabila kalian melihat gerhana, maka segeralah dzikrullah, bertakbir, shalat dan
bersedekah." (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i)
Bagaimana tata cara shalat gerhana? Mari kita lihat beberapa hadits yang mendasarinya:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 103


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“Ash-shalaatu jami’ah” (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas


berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat
kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit
dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemudian beliau ruku’ dan
memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri
tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’
kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang
sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at
berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai
mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Demikianlah adab-adab yang diajarkan Nabi kita Muhammad Saw ketika terjadi
gerhana. Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diberi
petunjuk untuk senantiasa berada dalam ketaatan kepada Alloh dan terjaga dari dosa dan
maksiat yang akan mendatangkan siksaan di dunia maupun di akhirat.

)1( ‫ب‬ َ ‫س ِري ُع ْال ِح‬


ِ ‫سا‬ َ َ‫َواتَّقُوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّه‬
Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.
(Q.S.Al-maidah:4)

ِ ‫ َونََفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآليَا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬


ِ ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
.‫ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْستَ ْغ َِف ُر اللهَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫َو‬

Khutbah Kedua

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 104


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫ش ُر ْو ِر أَ ْنَفُ ِسنَا‬ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُوذُ ِبالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ِي لَهُ‪.‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬ ‫َو ِم ْن َ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫سلَّ َم تَ ْس ِل ْي ًما َكثِي ًْرا‪ .‬قَا َل‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫علَى نَبِ ِينَا ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َ‬
‫تَ َعالَى‪ :‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم‬
‫ُّم ْس ِل ُم ْونَ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫علَى النَّبِيِ‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫فَقَا َل‪{ :‬إِ َّن اللهَ َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما}‪.‬‬ ‫َ‬
‫ع َلى آ ِل‬ ‫ع َلى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ع َلى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫ع َلى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما بَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواِِ‪ِ ،‬إنَّ َك َ‬ ‫ِ اْأل َ ْح َي ِ‬‫َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪َ ،‬و ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ار َُ ْقنَا‬ ‫اط َل با َ ِطَلً َو ْ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا اتِبَا َ‬‫ْب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫اج ِتنَا َبهُ‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫ْ‬
‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬ ‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ون َو ْ‬ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ َْ َو ِ‬
‫س ِليْنَ َو ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬ ‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ ِ‬ ‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬ ‫س ْب َحانَ َربِ َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫َر ِ‬
‫صَلَةَ‪.‬‬ ‫سلَّ َم‪َ .‬وأَ ِق ِم ال َّ‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َو َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َو َ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 105‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

“SIAP UNTUK SELAMAT” DENGAN IKHTIYAR MAKSIMAL


Oleh Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, M.A.

‫ور أَ ْنَفُسِفنَا‬ ِ ‫ش ُفر‬ ُ ‫فن‬ ْ ‫إن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِعينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُرهُ َونَعُفوذُ ِباللَّف ِه ِم‬ َّ
ُ‫ِي لَفه‬ َ ‫فن يُضْف ِل ْل فَ َفَل هَفاد‬ ْ ‫ض َّل لَهُ َو َم‬ ِ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه اللَّهُ فَ ََل ُم‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
. ُ‫سفولُه‬ ُ ‫عبْفدُهُ َو َر‬ َ ‫يك لَفهُ َوأَ َّن ُم َح َّمفدًا‬ َ ‫َوأَ ْش َهدُ أَ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل اللَّفهُ َو ْحفدَهُ ََل ش َِفر‬
‫ص َحابِ ِه أَ ْج َم ِعيْنَ َو َم ْن تَبِ َع‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫س ِل ْم َوب‬َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.‫الدي ِْن‬ِ ُ ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو‬ ‫س و‬ َ ‫ُهدَاهُ ِبإِ ْح‬
‫احفدَةو َو َخلَفقَ ِم ْن َهفا ََ ْو َج َهفا‬ ِ ‫اس اتَّقُواْ َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُكم ِمن نَّ َْف وس َو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫ساءلُونَ ِب ِه َواأل َ ْر َح‬
‫ا ُ ِإ َّن‬ َ َ‫ساء َواتَّقُواْ اللهَ الَّذِي ت‬ َ ‫يرا َو ِن‬ ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َك ِث‬ َّ ‫َو َب‬
‫علَ ْي ُك ْم َر ِقيبًا‬
َ َ‫اللهَ َكان‬
‫صف ِل ْح لَ ُكف ْم أَ ْع َمففالَ ُك ْم‬
ْ ُ‫ ي‬.‫سف ِد ْيدًا‬ َ ً‫يَففا أَيُّ َهففا الَّف ِذيْنَ َءا َمنُففوا اتَّقُففوا اللفهَ َوقُ ْولُف ْفوا قَف ْفوَل‬
.‫ع ِظ ْي ًما‬ َ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬ ُ ‫َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر‬

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah


Alhamdulillah kita patut bersyukur Allah masih memberikan kepada kita nikmat
iman, Islam, serta kesehatan sehingga kita bisa menghadiri ibadah Jumat yang menjadi
kewajiban seorang muslim.
Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjunan alam, Nabi
besar, Muhammad saw. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan juga
kepada seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita semua dimasukkan ke
dalam golongan pengikutnya Nabi Muhammad saw yang senantiasa taat dan cinta kepada
Allah dan Rasulnya, dan mendapatkan Syafaatnya di yaumil Akhir.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib tidak pernah bosan-bosannya untuk
menghimbau diri khatib secara pribadi dan para jama’ah sekalian untuk senantiasa
bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada dengan berupaya semaksimal mungkin
mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Lima puluh kali
lebih Allah mengingatkan tentang perlunya bertaqwa dalam al-Qur’an. Karena memang

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 106


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

tidak ada bekal terbaik di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di sisiNya melainkan
hanya taqwa. Karena tidak ada yang mampu menjadi tameng kita dari adzab dan api
neraka-Nya melainkan adalah taqwa yang kita miliki.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Indonesia adalah negeri yang diberi kelimpahan sumber daya alam dan juga
keindahan alam. Meski demikian, Indonesia juga memiliki potensi bencana alam yang
besar, karena Indonesia termasuk wilayah ring of fire (gunung api) dan ada 80 sesar aktif
di berbagai wilayah. Namun bencana hidrometeorologi (banjir, longsor dan kebakaran
hutan) mendomnasi bencana di Indonesia setiap tahun.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 24 tahun 2007, bencana
didefinisikan sebagai “suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan baik oleh faktor alam
dan atau faktor non alam maupun faktor manusia. Sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis”. Secara khusus, Budi Setiawan, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menitiktekankan bahwa terjadinya bencana dikarenakan
kapasitas manusia yang mengalami bencana tersebut lebih kecil dari pada ancaman yang
terjadi. Kapasitas manusia dalam menghadapi bencana inilah yang disebut juga sebagai
kesiapsiagaan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja ini diperlukan
kesiapsiagaan. Menurut penelitian yang telah dilakukan ada tiga faktor utama yang dapat
menyelamatkan orang dari bencana, yaitu: 1. Kesiapsiagaan diri, 2. Kesiapsiagaan
keluarga, 3. Kesiapsiagaan lingkungan, yaitu kampung, desa atau wilayah tempat terjadi
bencana. Faktor lain, misalnya tim SAR hanya berperan sebesar kurang dari 10% saja.
Sementara orang-orang yang selamat dari bencana memiliki peran sebesar 90% lebih
karena 3 faktor utama tersebut di atas.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), setiap tahun
Indonesia merugi sebesar 30 triliun rupiah karena bencana. Salah satu riset United Nation
Development Programme (UNDP) dan United Nations Office for the Coordination of
Humanitarian Affairs (UNOCHA) menemukan setiap 1 dollar yang diinvestasikan pada
program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat mengurangi kerugian hingga 7 dollar
saat terjadi bencana.
Gerakan PRB baru bergerak sekitar 10 tahun terakhir ini. Belum banyak yang
memahami dan ikut terlibat dalam gerakan ini, termasuk juga institusi pemerintah. Mulai
tahun 2017 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mulai lebih aktif

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 107


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

mengkampanyekan gerakan PRB ini. Salah satunya melalui Hari Kesiapsiagaan Bencana
Nasional yang diperingati setiap 26 April.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Kesiapsiagaan diri menghadapi bencana dapat dilakukan dengan membangun
kesadaran risiko bencana yang ada di lingkungan di mana ia tinggal dengan mengetahui
bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) yang berdasarkan
pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya. Dengan mengetahui ketiga hal di atas,
setidaknya masyarakat bisa menganalisis apa yang harus dilakukan sebelum dan ketika
bencana datang.
Sebagai contoh, saya mengetahui bahwa saya tinggal di bantaran sungai yang
setiap tahun di musim hujan pasti terjadi banjir. Selain itu, di rumah saya terdapat ibu dan
bapak saya yang usianya 65 tahun yang tergolong lanjut dan rentan. Juga terdapat anak
saya yang masih berusia 5 dan 2 tahun yang juga termasuk dalam kerentanan tinggi. Saya
sendiri belum mengetahui bagaimana cara menolong manula dan anak-anak juga belum
mengetahui jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi terdekat, seperti fasilitas
umum (masjid, lapangan indoor, pos ronda, dkk).
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Oleh karena itu, dalam perspektif pengurangan risiko bencana, beberapa hal yang
mungkin saya lakukan adalah mencari tempat tinggal lain yang lebih aman dari ancaman
bencana. Jika hal tersebut belum memungkinkan maka setidaknya saya harus
meninggikan rumah dalam rangka mengurangi potensi bencana. Selain itu juga harus
mengetahui jalur dan lokasi tempat evakuasi bagi keluarga saya yang rentan. Lebih detail
lagi, saya harus berkumpul bersama keluarga dan membahas kemungkinan bencana yang
akan terjadi dan apa yang harus dilakukan, mendiskusikan dan merencanakan langkah-
langkah evaluasi, menentukan titik bertemu bila terjadi kondisi darurat, membagi tugas
siapa yang harus mengevakuasi anggota keluarga yang tergolong rentan, dan menunjuk
keluarga yang tinggal di luar kota sebagai “contact person” untuk mengkonfirmasi
keadaan mereka saat terjadi bencana dan komunikasi sulit.
Dalam hal yang lebih sederhana, pengurangan risiko bencana di lingkungan
keluarga bisa dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang mengancam dan
memungkinkan menghadirkan bencana (jatuh ataupun terbakar), seperti menjauhkan
material mudah terbakar dari sumber api, meletakkan oli bekas kendaraan dan sisa bahan
bakar di wadah yang tertutup, memperbaiki instalasi listrik yang rusak, tidak
menempatkan kabel di bawah karpet, segera memperbaiki jika terjadi kebocoran gas
elpiji, mengamankan perlengkapan rumah yang berukuran besar, menjauhkan genangan
air dari kabel, dan sebagainya. Selain itu, meletakkan surat-surat penting pada tempat

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 108


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

yang aman dan mudah diselamatkan juga bisa mengurangi dampak risiko bencana
tersebut.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah


Jika kesiapsiagaan diri di dalam masing-masing keluarga telah terbentuk dan
mampu menopang kapasitas keluarga dalam menghadapi bencana, bisa dikembangkan
menuju lingkup yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. Kesiapsiagaan lingkungan
bisa dilakukan dengan membentuk komunitas tangguh bencana. Komunitas ini bisa
berada di bawah koordinasi Takmir Masjid ataupun Lurah/Ketua RW. Komunitas ini
membagi tugas apa yang harus dilakukan oleh masing-masing saat terjadi bencana dan
melakukan simulasi-simulasi respon atas bencana. Selain itu komunitas ini juga menjadi
wadah peningkatan kapasitas masyarakat untuk tangguh bencana, mulai dari
menganalisis bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) di
lingkungan tempat tinggal.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Kesiapsiagaan atas terjadinya bencana sesuai dengan semangat ayat ke-18 surat Al-Hasyr
yang berbunyi:

َ‫ت ِلغَ ود َواتَّقُوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّه‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َو ْلتَ ْن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ َْف‬
ْ ‫س َما قَدَّ َم‬
)14( َ‫ير بِ َما تَ ْع َملُون‬ ٌ ِ‫َخب‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kalian kerjakan”.
Ayat di atas mengingatkan bahwa apa yang akan terjadi di hari esok (al-ghod)
harus dipersiapkan jauh sebelumnya. Meskipun konteks dalam al-Qur’an yang dimaksud
hari esok adalah akhirat, namun hari esok (al-ghod) bisa juga diintepretasikan sebagai
hari-hari yang akan datang kemudian. Termasuk di dalamnya hal-hal yang tidak diinginkan
seperti bencana yang akan terjadi di hari-hari mendatang tersebut.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah


Menghadapi hari esok, khususnya atas bencana yang tidak tahu kapan akan terjadi
merupakan implementasi dari Iman dan tauhid kepada Allah. Hari esok adalah misteri.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi di hari esok. Dengan ilmu
yang diberikan Allah SWT, manusia hanya bisa memprediksikan. Di sinilah letak titik tekan

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 109


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

pada keimanan dan pengesaaan kepada Allah. Karena apa yang akan terjadi pada esok
hari tidak dapat diketahui manusia dan hanya Allah SWT yang mengetahui, maka yang
bisa dilakukan oleh manusia hanyalah mempersiapkan segera selalu sebagai wujud
ikhtiyar.
Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, dan segenap ulama
ahli hadits bersepakat bahwa definisi iman itu adalah pembenaran dengan hati,
pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Jika kita mengimani bahwa
hanya Allah SWT yang maha mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dan
manusia sebatas bisa menyiapkan masa depan dengan ikhtiyar maka ini bagian dari iman
kepada Allah bil arkaan.
Tugas manusia adalah berikhtiyar maksimal dalam menghadapi hari esok,
termasuk hal-hal yang tak terduga seperti bencana. Hal ini yang seharusnya terbangun di
benak kaum muslimin. Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 11 Allah berfirman.

‫ظونَهُ ِم ْن أَ ْم ِر اللَّ ِه إِ َّن اللَّفهَ ََل يُغَيِ ُفر‬ ُ َ‫اِ ِم ْن بَي ِْن يَدَ ْي ِه َو ِم ْن خ َْل َِف ِه يَ ْحَف‬
ٌ َ‫لَهُ ُمعَ ِقب‬
‫سو ًءا فَ ََل َم َردَّ لَهُ َو َمفا‬ ُ ُ ‫َما ِبقَ ْو و ُ َحتَّى يُغ َِي ُروا َما ِبأ َ ْنَفُ ِس ِه ْم َو ِإذَا أَ َرادَ اللَّهُ ِبقَ ْو و‬
)11( ‫لَ ُه ْم ِم ْن دُونِ ِه ِم ْن َوا ول‬

Artinya: “.. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sampai mereka
merubah keadaannya sendiri..”
Dari perspektif tauhid yang bermakna mengesakan Allah SWT, terdiri dari tauhid
rububiyah (mengesakan Allah SWT dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan),
tauhid uluhiyyah (mengesakan Allah dalam hal ibadah, bahwa hanya Allah SWT satu-
satunya yang berhak diibadahi) dan tauhid asma’ washifat (pengesaan Allah SWT dengan
nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya).
Kesadaran Allah SWT adalah Maha Berkehendak adalah bagian dari tauhid asma
washifat. Hadirnya bencana di sebuat tempat tentu atas kehendak Allah, namun berpikir
fatalis dengan pasrah atas datangnya bencana tersebut tentu bukan representasi tauhid
kepada Allah. Hadirnya bencana sebagai kehendak Allah harus disikapi dengan
kesiapsiagaan diri, keluarga dan lingkungan yang optimal sebagai sebuah ikhtiyar. Maka,
“siap selamat” dari bencana dengan berihktiyar maksimal meningkatkan kapasitas diri
menghadapi bencana mutlak menjadi representasi iman dan tauhid kita kepada Allah
SWT.

‫ إِنَّهُ ُه َو ْالغََفُ ْو ُر‬،ُ‫ َوا ْست َ ْغ َِف ُر ْوه‬.‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ َِف ُر اللهَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم‬
.‫الر ِح ْي ُم‬
َّ

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 110


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫الفدي ِْن ُك ِلف ِه‬‫علَى ِ‬ ‫ظ ِه َرهُ َ‬ ‫ق ِليُ ْ‬‫س ْولَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح ِ‬ ‫س َل َر ُ‬ ‫ِي أَ ْر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذ ْ‬
‫عبْففدُهُ‬ ‫ففرهَ ْال َكففافِ ُر ْونَ ‪ .‬أَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَففـهَ ِإَلَّ اللففهُ َوأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا َ‬ ‫َولَ ْففو َك ِ‬
‫علَفى‬ ‫سفلَّ َم َو َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َ‬ ‫سَلَ ُ ُ َ‬ ‫صَلَة ُ َوال َّ‬ ‫س ْولُهُ‪َ .‬وال َّ‬ ‫َو َر ُ‬
‫ان‬ ‫الدي ِْن‪ .‬أَ َّما َب ْعدُ؛ فَ َيا أَيُّ َها اْ ِِل ْخ َفو ُ‬ ‫ان ِإلَى َي ْو ِ ُ ِ‬ ‫س و‬ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح َ‬ ‫آ ِل ِه َو َ‬
‫فق‬ ‫َّاي ِبتَ ْق َوى الل ِه‪ .‬يَاأَيُّها َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا اتَّقُفوا اللفهَ َح َّ‬ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي َ‬ ‫الدي ِْن‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫فِى ِ‬
‫تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن إَِلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪ .‬يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آَ َمنُو اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَا تِ ِه‬
‫َوَلَ تَ ُمو ت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪.‬‬
‫علَ ْي ف ِه‬ ‫صففلُّ ْوا َ‬
‫علَففى النَّ ِبففيِ‪َ ،‬ياأَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُف ْفوا َ‬ ‫صففلُّ ْونَ َ‬ ‫ِإ َّن اللفهَ َو َمَلَ ِئ َكتَفهُ يُ َ‬
‫س ِل ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫َو َ‬
‫فاء ِم ف ْن ُه ْم‬‫ِ اْأل َ ْحيَف ِ‬ ‫ِ َو ْال ُمففؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَففا ِ‬ ‫اَللَّ ُه ف َّم ا ْغ َِفف ْفر ِل ْل ُم ْس ف ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ف ِل َما ِ‬
‫فففز اْ ِِل ْسففففَلَ َ ُ‬‫فففم أَ ِعف َّ‬‫ع َواِِ‪ .‬اَللَّ ُهف َ‬ ‫فففب الففففدَّ َ‬
‫فففب ُم ِج ْيف ُ‬ ‫فففك قَ ِر ْيف ٌ‬ ‫فففواِِ‪ ،‬إِنَّف َ‬ ‫َواْأل َ ْمف َ‬
‫‪.‬ربَّنَففا ا ْغ َِفف ْفر لَنَففا‬
‫ان َ‬ ‫فان َوََ َم و‬ ‫فل َم َكف و‬‫صف ِفر ْال ُم َجا ِهف ِدي ِْن فِف ْي ُكف ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسف ِل ِميْنَ ‪.‬اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫فل فِف ْي قُلُ ْو ِبنَفا ِغفَلًّ ِللَّف ِذيْنَ َءا َمنُ ْفوا‬ ‫فان َوَلَ تَ ْج َع ْ‬ ‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِِل ْي َم ِ‬ ‫َو ِِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫َربَّنَا ِإنَّ َك َر ُء ْو ٌ َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا ذُنُ ْو َبنَفا َوتَ َوفَّنَفا َمف َع اْألَب َْفر ِار‪َ .‬ربَّنَفا َلَ‬
‫علَفى‬ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَفهُ َ‬ ‫علَ ْينَا ِإ ْ‬‫طأْنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ تَ ْح ِم ْل َ‬ ‫اخ ْذنَا ِإ ْن نَّ ِس ْينَا أَ ْو أَ ْخ َ‬ ‫ت ُ َؤ ِ‬
‫عنَّفا َوا ْغ َِف ْفر لَنَفا‬ ‫ْفف َ‬ ‫طاقَةَ لَنَفا بِف ِه‪َ ،‬واع ُ‬ ‫الَّ ِذيْنَ ِمن قَ ْب ِلنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوَلَ ت ُ َح ِم ْلنَا َماَلَ َ‬
‫علَفى ْالقَ ْفو ِ ُ ْال َكفا ِف ِريْنَ ‪َ .‬ربَّنَفا آ ِتنَفا ِففي الفدُّ ْن َيا‬ ‫ص ْفرنَا َ‬ ‫نت َم ْوَلَنَفا فَان ُ‬ ‫ار َح ْمنَا أَ َ‬ ‫َو ْ‬
‫ار‪.‬‬‫اب النَّ ِ‬‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬ ‫َح َ‬
‫سف ِليْنَ َو ْال َح ْمفدُ ِللَّف ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬ ‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ ِ‬ ‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬ ‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْالعَالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫َر ِ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 111‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PEMBERDAYAAN PETANI SEBAGAI PENANGGULANGAN BENCANA


KEMISKINAN

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬
ُ ‫فن‬ ْ ‫إِ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ بِاللف ِه ِم‬
َ ‫فن يُضْف ِل ْل فَفَلَ هَفاد‬
‫ِي‬ ْ ‫ضف َّل لَفهُ َو َم‬ ِ ‫ َم ْن َي ْهدِي اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬
َ ‫شف ِفري َْك لَفهُ َوأَ ْشف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمفدًا‬
ُ‫ع ْبفدُه‬ َ َ‫ َوأَ ْشف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَفهَ ِإَلَّ اللفهُ َو ْحفدَهُ َل‬.ُ‫لَفه‬
.ُ‫س ْولُه‬ُ ‫َو َر‬
‫ أَ َّمفا بَ ْعفدُ؛ فَيَفا‬. َ‫ص َحابِ ِه أَ ْج َم ِعفيْن‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫ص ِل َو‬َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ َياأَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا‬.‫َّفاي ِبتَ ْق َفوى اللف ِه‬َ ‫صف ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫الدي ِْن‬
ِ ‫ان فِى‬ ُ ‫أَيُّ َها اْ ِِل ْخ َو‬
‫ يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آَ َمنُفو اتَّقُفوا‬. َ‫اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
ِ ‫ قَفا َل اللفهُ تَ َعفالَى ففى اْلقُ ْفر‬. َ‫اللهَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوَلَ تَ ُمو ت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
‫آن‬
)1( ‫ِين‬ ِ ‫ِب ِبالفد‬ ُ ‫ْفت الَّفذِي يُ َكفذ‬ َ ‫ أَ َرأَي‬:‫الفر ِجي ِْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬ َ ‫شف ْي‬َّ ‫ع ْوذُ ِبالل ِه ِمنَ ال‬ ُ َ‫ أ‬:‫اْل َك ِريْم‬
-1:‫ين (المفاعون‬ ِ ‫فا ُ ْال ِم ْسف ِك‬
ِ َ‫طع‬ َ ‫علَفى‬ َ ‫ض‬ ُّ ‫) َو ََل يَ ُح‬1( ‫يم‬ َ ِ‫ع ْاليَت‬ُّ ُ‫فَذَ ِل َك الَّذِي يَد‬
)1
Kaum muslimin rahimakumullah..
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT hingga saat ini kita masih diberikan
kesempatan untuk duduk bersama dalam waktu dan tempat yang sungguh mulia ini, dan
marilah kita tingkatkan kualitas ketaqwaan kita pada Allah dengan berupaya terus
menerus untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan apa saja larangan
Allah SWT yang tertera dalam Al-Qur’an dan juga sunnah Rasulullah SAW. Dengan cara
itulah ketakqawaan kita mengalami perbaikan dan peningkatan. Selanjutnya, shalawat
serta salam mari kita ucapkan untuk Junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana telah kita pahami, penggalan surat pendek dalam Juz 30 ini menegaskan
prinsip kemanusiaan yang sangat kental. Hal ini memecahkan hakikat besar yang hampir
mendominasi pengertian iman dan kufur secara total. Bagaimana tidak, Iman dan kufur
dalam Surat Al-Ma’un diukur tidak semata-mata dari mempersekutukan Allah atau
Mengesakan Allah, tetapi dari berpihak atau tidak berpihak pada kaum miskin.
Kaum muslimin rahimakumullah..

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 112


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Tiga ayat pertama dari Al-Ma’un diatas (yang saya bacakan dalam muqaddimah)
memberikan penegasan yang jelas tentang kriteria pendusta agama, yaitu mengardik
anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Bahwa orang yang
mendustakan agama adalah orang yang menghardik anak yatim dengan keras yakni
menghina anak yatim dan menyakitinya. Juga tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin dan tidak suka memberi anjuran untuk memelihara orang miskin. Kalau hakikat
pembenaran agama ini sudah mantap di dalam hatinya niscaya dia tidak akan
membiarkan anak-anak yatim dan tidak akan berhenti menganjurkan memberi makan
orang miskin. Tidak ada yang lebih jelas dan lebih tegas daripada ketiga ayat ini dalam
menetapkan hakikat yang mencerminkan ruh aqidah dan tabiat agama ini dengan cermin
yang lebih tepat.
Di sini sebenarnya kunci dari kriteria para pendusta agama. Bagi mereka yang
mampu memberi makan orang miskin, maka kewajiban mereka adalah memberi makan.
Tapi bagi mereka yang tidak mampu memberi makan orang miskin, maka paling sedikit
mereka harus menganjurkan orang lain yang mampu untuk melakukan itu.
Tetapi mengapa “memberi makan orang miskin” yang ditampilkan untuk mewakili
persoalan kemiskinan dan kemelaratan, ini tidak lain karena memang manusia diciptakan
Allah itu membutuhkan makan agar dapat melakukan aktifitas, tumbuh besar dan
berkembang, jadi soal makan adalah soal paling dasar yang menopang kehidupan
manusia. Persoalan menjadi lebih nyata jika realitas dunia saat ini diamati. Salah satu
persoalan besar dunia yang dihadapi hampir semua negara adalah ketidakcukupan
pangan. Oleh karena itu mudah difahami bahwa “memberi makan orang miskin” sangat
pas ditampilkan untuk mewakili fenomena kemiskinan dan kemelaratan.
Kaum muslimin rahimakumullah..
Indonesia yang sejak lama dikenal sebagai Negara agraris dengan mayoritas
masyarakat atau penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, ternyata
menyisakan ceritera pilu tentang nasib petani dan pertanian. Realitas nasib masyarakat
petani dan pertanian di Indonesia menunjukkan hal yang berbeda dengan potensi sumber
daya alam tersebut. Pertanian dan masyarakat tani mengalami proses pemiskinan
sistemik dan masif. Berapa pun input diberikan, produksi padi petani tidak banyak
bertambah. Atapun kalau bertambah, harga jual produk pertanian sangat tidak
seimbang dengan biaya produksi pertanian. Begitu pula kenaikan harga dasar gabah dan
beras tak mampu mengangkat petani dari keterpurukan. Petani-petani dengan berbagai
produk pertanian lainya mengalami hal serupa.
Proses pemiskinan itu datang dari banyak sisi. Kebijakan pertanian misalnya,
sering tidak berangkat dari kondisi objektif masyarakat tani dan pertanian nasional. Nasib
petani semakin dipertanyakan dalam keadaan politik ekonomi saat ini. Beriring dengan
itu petani dihadang masalah lahan, irigasi, modal usaha, pemasaran, termasuk distribusi

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 113


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

dan sebagainya. Sebagian besar petani tampak lebih sebagai sapi perah dari perusahaan-
perusahaan pupuk, pestisida, benih hingga perniagaan produk-produk pertanian.
Sementara kepemilikan dan pengusahaan lahan pertanian terus mengecil.
Keadaan itu diperparah oleh kondisi kesuburan lahan yang kian memburuk. Kemampuan
pembudidayaan terus tertinggal dibanding petani di berbagai negara lain. Perbankan
dan stakeholders lainnya tampak enggan memberikan dukungan kepada petani dan
sektor pertanian.
Dalam pemberdayaan terhadap Petani terdapat beberapa poin yang harus
dilakukan, yaitu identifikasi ada dan tidaknya petani dan lahan pertaniannya, potensi dan
sumber daya manusia yang bisa dikembangkan, pertanian lain yang sudah/sedang
berlangsung dan penentuan kemungkinan pengembangan program pertanian yang kita
lakukan. Kemudian perlunya Sosialisasi kepada Masyarakat Petani di lokasi yang akan
diberdayakan untuk mengetahui program-program yang akan dilaksanakan agar dapat
menumbuhkan minat masyarakat petani mengikuti program. Masyarakat yang berminat
mengetahui cara mengikuti program sebagai calon anggota, menyatakan keikut-
sertaannya untuk bersama dalam memajukan pertanian.
Kaum muslimin rahimakumullah..
Setelah hal itu dilakukan maka hal selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah
dengan mengenal petani dan kegiatannya, memahami kondisi pertanian, mengetahui
potensi petani, memahami kepribadian petani dan yang terakhir menentukan petani itu
sendiri apakah sanggup untuk bekerjasama atau tidak karena fitrah manusia ingin selalu
berubah, Allah memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan, disisi lain manusia
memiliki kecenderungan lupa dan salah bahkan mengikuti hawa nafsu, meski telah diikuti
pula dengan potensi taqwa. Sebagai keseimbangan Allah telah menyertakan pada setiap
diri manusia sesuatu yang senantiasa mengikutinya dalam berbagai urusan sekaligus
mengawasinya yang dapat diartikan sebagai suatu pendampingan oleh Allah.
Setiap orang, laki-laki maupun perempuan dalam suatu kelompok atau komunitas
telah diberikan potensi untuk berkembang menuju kesempurnaan. dalam proses
perjalanannya, lingkungan dapat membelenggu pengembangan potensi dengan dalih
membantu, menolong bahkan dalam bentuk kerjasama, pada akhirnya menjadikannya
tidak berdaya. Bantuan, pertolongan ataupun kerjasama belum tentu memberdayakan
para partisipannya, tetapi sebaliknya upaya pemberdayaan harus dilakukan dengan
memberi bantuan, pertolongan dan kerjasama. Upaya pemberdayaan harus melibatkan
para partisipan untuk terlibat dalam setiap proses kegiatan sejak perumusan tujuan
hingga tahap pelaksanaan.
Kaum Muslimin rahimakumullah…

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 114


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan‬‬
‫‪kehidupan dunia yang sementara ini. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya‬‬
‫‪yang lurus, yaitu jalan para nabi, para shohabat, Tabi’in, Tabi’it Tabi’in dan para ulama‬‬
‫‪pendahulu kita. Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang sadar akan realita‬‬
‫‪yang memprihatinkan ini sehingga tumbuh dan membara semagat juang pada diri kita‬‬
‫‪dan mudah-mudahan Allah SWT menjaga kita dan keluarga kita dari kemaksiat dan dosa.‬‬
‫‪dan dijadikan kita semua para pewaris surga firdaus..‬‬

‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونََفَ َع ِن ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآل َيا ِ‬
‫ِ‬ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِفي ْالقُ ْر ِ‬ ‫َب َ‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْستَ ْغ َِف ُر اللهَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم‪.‬‬
‫َو ِ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ‫فن ُ‬ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ ِباللف ِه ِم ْ‬
‫ِي لَهُ‪.‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬‫َو ِم ْن َ‬
‫س ْفولُهُ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫سفلَّ َم تَ ْسف ِل ْي ًما َكثِي ًْفرا‪ .‬قَفا َل‬ ‫صف َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َ‬
‫فق تُقَاتِ ف ِه َوَلَ تَ ُمف ْفوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَن فت ُ ْم‬ ‫تَ َعففالَى‪ :‬يَففا أَيُّه فا َ الَّ ف ِذيْنَ َءا َمنُففوا اتَّقُففوا الل فهَ َحف َّ‬
‫ق‬‫{و َمن َيت َّ ِ‬ ‫ق اللهَ َي ْج َعل لَّهُ َم ْخ َر ًجا} َوقَا َل‪َ :‬‬ ‫{و َمن َيت َّ ِ‬ ‫ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪ .‬قَا َل تَ َعالَى‪َ :‬‬
‫س ِيئَاتِ ِه َويُ ْع ِظ ْم لَهُ أَ ْج ًرا‬ ‫ع ْنهُ َ‬ ‫اللهَ يُ َك َِف ْر َ‬
‫س ْفو ِل ِه َف َقفا َل‪ِ { :‬إ َّن اللفهَ‬ ‫ع َلفى َر ُ‬ ‫سفَلَ ِ ُ َ‬ ‫صفَلَ ِة َوال َّ‬ ‫ث ُ َّم ا ْع َل ُم ْوا َفإِ َّن اللهَ أَ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫س ِفل ُم ْوا‬ ‫علَيْف ِه َو َ‬‫صفلُّ ْوا َ‬ ‫علَى النَّ ِبفيِ‪ ،‬يَفا أَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُ ْفوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْس ِل ْي ًما‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫فت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َب َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬
‫فك َح ِميْفدٌ َم ِجيْفدٌ‪ .‬اَللَّ ُهف َّم ا ْغ َِف ْفر ِل ْل ُم ْسف ِل ِميْنَ‬ ‫علَفى آ ِل ِإب َْفرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِفم ْي ٌع‬ ‫فك َ‬ ‫فاء ِمف ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َفواِِ‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ِ اْأل َ ْح َي ِ‬‫َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪َ ،‬و ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ار َُ ْقنَفا‬ ‫اط َل با َ ِطَلً َو ْ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ْب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬
‫ار َُ ْقنَا اتِبَا َ‬ ‫قَ ِري ٌ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 115‬‬


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫فار‪.‬‬‫اب النَّ ِ‬ ‫عفذَ َ‬ ‫سفنَةً َو ِقنَفا َ‬ ‫اآلخ َفر ِة َح َ‬‫سفنَةً َو ِففي ِ‬ ‫اج ِتنَا َبهُ‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنَا ِفي الفدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫ْ‬
‫اج َع ْلنَففا ِل ْل ُمت َّ ِقففينَ ِإ َما ًمففا‪.‬‬
‫اجنَففا َوذُ ِريَّاتِنَففا قُف َّفرةَ أَ ْع فيُ ون َو ْ‬ ‫فن أَ َْ َو ِ‬ ‫َربَّنَففا َهففبْ لَنَففا ِمف ْ‬
‫سف ِليْنَ َو ْال َح ْمفدُ ِللَّف ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ ِ‬‫ب ْال ِع َّزةِ َ‬ ‫س ْب َحانَ َربِ َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ‬
‫َر ِ‬
‫فآئ ذِي ْالقُ ْر َبفى َو َي ْن َهفى‬ ‫فان َو ِإيتَ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ِع َبادَ اللف ِه‪ِ ،‬إ َّن اللفهَ َيفأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َعف ْد ِل َواْ ِِل ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُروا اللهَ ْال َع ِظفي َْم‬ ‫َآء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬ ‫ع ِن ْالَفَ ْحش ِ‬ ‫َ‬
‫ض ِل ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر الل ِه أَ ْكبَ ُر‬‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْسأَلُ ْوهُ ِم ْن فَ ْ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 116‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI BIDANG EKONOMI


Dede Haris Sumarna, SE

َ‫ِين ُك ِل ِه َولَ ْو َك ِره‬ ِ ‫ظ ِه َرهُ َعلَى الد‬ ْ ُ‫ق ِلي‬ ِ ‫ِين ْال َح‬
ِ ‫سولَهُ ِب ْال ُهدَى َود‬ ُ ‫س َل َر‬ َ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذِي أ َ ْر‬
َ‫ْال ُم ْش ِر ُكون‬
‫سولُه‬ ُ ‫ور‬ َ ‫أن ُم َح َّمدًا ع ْبدُه‬ َّ ُ‫ وأشهد‬،ُ‫يك لَه‬ َ ‫أن َل إلَهَ إَل اللهُ َو ْحدَهُ َل ش َِر‬ ْ ُ‫أ َ ْش َهد‬
ُ ِ ‫فان ِإلَفى يَ ْفو‬ ‫س و‬ َ ‫فن تَفبِعَ ُه ْم بِإ ِ ْح‬ ْ ‫صف َحابِ ِه َو َم‬ ْ َ ‫سل ْم َعلى ُم َحمف ود َو َعلفى آ ِلف ِه ِوأ‬ َ ‫صل َو‬ َ ‫اَللَّ ُهم‬
‫الديْن‬
َ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَل ت َ ُموت ُ َّن إَِل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
‫صف ِل ْح لَ ُكف ْم أ َ ْع َمفالَ ُك ْم َو َي ْغ َِف ْفر لَ ُكف ْم‬
ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َ ‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َوقُولُوا قَ ْوَل‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا َع ِظي ًما‬ ُ ‫ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللَّهَ َو َر‬
َ ‫سف ْب َع ِسفنِينَ دَأَبًفا فَ َمفا َح‬
‫صف ْدت ُ ْم‬ َ َ‫عفون‬ ُ ‫ّقَفا َل تَ ْز َر‬:‫قَا َل اللهُ تَعَالَى فِي ِكتَابِ ِه ال َك ِري َْم‬
‫سف ْب ٌع‬
َ ‫فك‬ ْ ‫) ثُف َّم َيفأ ْ ِتي ِم‬12( َ‫فيَل ِم َّمفا تَفأ ْ ُكلُون‬
َ ‫فن َب ْعف ِد ذَ ِل‬ ً ‫سف ْنبُ ِل ِه ِإ ََّل َق ِل‬
ُ ‫فَذَ ُروهُ ِففي‬
ْ ‫) ثُف َّم َيفأْتِي ِم‬14( َ‫صفنُون‬
‫فن َب ْعف ِد‬ ً ‫ِشدَادٌ َيأ ْ ُك ْلنَ َما قَد َّْمت ُ ْم لَ ُه َّن ِإ ََّل قَ ِل‬
ِ ‫فيَل ِم َّمفا ت ُ ْح‬
)16( َ‫ص ُرون‬ ِ ‫اس َوفِي ِه يَ ْع‬ ُ َّ‫َاث الن‬ ُ ‫عا ٌ ُ فِي ِه يُغ‬ َ ‫ذَ ِل َك‬

Jamaah Jum’at rahimakumullah,


Negeri kita tercinta, Indonesia, terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif utama
di dunia. Ketiga lempeng itu adalah lempeng Indoaustralia yang bergerak dari selatan ke
utara. Kemudian lempeng eurasia yang berada di bawah pulau Jawa, Kalimantan, dan
Sumatera yang relatif stabil bergerak kearah utara, serta lempeng pasifik arah timur
Indonesia bergerak ke barat. Sehingga, Indonesia seperti tergencet. Pertemuan
antarlempeng itu banyak dijumpai sumber-sumber gempa. Magma gunung api di
Indonesia dihasilkan dari zona-zona pertemuan lempeng tersebut. Pertemuan lempeng
yang terjadi gesekan akibat batuan itu menjadikan temperatur batuan sangat tinggi, hal
itu menjadikan batuan menjadi cair, yang mana ini akan terdorong keluar ke permukaan
bumi dan membentuk gunung api. Oleh karena inilah, Indonesia disebut-sebut berada
pada kawasan yang disebut dengan “Ring of Fire” atau cincin api.
Keuntungan berada diwilayah cincin api ini antara lain: banyak ditemukan jebakan
mineral seperti logam dan non logam serta jebakan minyak dan gas bumi. Selain itu,
tanah di wilayah ini sangat subur, cocok untuk lahan pertanian, perhutanan dan
pariwisata. Namun, efek negatifnya adalah wilayah ini menjadi sangat rawan bencana.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 117


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Gempa, letusan gunung api, longsor, angin puting beliung dan ancaman bencana lainnya
siap mengancam setiap saat. Sebagaimana kita ketahui bersama, sejak tsunami Aceh
pada tahun 2014, bencana demi bencana seolah semakin dekat dengan negeri ini.

Hadirin rahimakumullah,
Selain menyebabkan korban jiwa, tercatat ratusan ribu jiwa meninggal pada
tsunami Aceh dan sekitar 5600 jiwa meninggal saat gempa bumi DIY dan Jawa Tengah,
bencana juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Dalam kurun waktu
2004 – 2007, Bappenas mencatat ada 3 bencana yang menyebabkan kerugian ekonomi
paling besar, yakni tsunami Aceh dan Nias (4,5 milyar dollar AS), gempa DIY & Jawa
Tengah (3,1 milyar dollar AS) dan lumpur panas Sidoarjo, Jawa Timur (3 milyar dollar AS).
Melihat begitu dahsyatnya dampak bencana terhadap perekonomian masyarakat
dan negara, sebagai individu, warga masyarakat dan bangsa, kita harus berupaya keras
untuk melakukan berbagai langkah dalam upaya mengurangi risiko bencana tersebut.
Allah SWT telah memberikan pelajaran kepada kita mengenai bagaimana upaya
untuk meminimalisir risiko bencana di bidang perekonomian. Hal ini dijelaskan dalam
surat Yusuf ayat 43 hingga ayat 55. Kisah ini dimulai dengan mimpi Raja Mesir saat itu,
Rayyan bin Walid, yang melihat (dalam mimpinya) tujuh ekor sapi kurus memakan tujuh
ekor sapi gemuk dan melihat tujuh tangkai gandum hijau dan tujuh tangkai gandum yang
kering (QS. Yusuf: 43):

‫س ف ْب َع‬ َ ‫ان يَففأ ْ ُكلُ ُه َّن‬


َ ‫س ف ْب ٌع ِع َجففا ٌ َو‬ ‫ِ ِس ف َم و‬ َ ‫َوقَففا َل ْال َم ِلففكُ إِنِففي أَ َرى‬
‫س ف ْب َع بَقَف َفرا و‬
َ َ‫ِ يَفا أَيُّ َهفا ْال َم َفف ُ أَ ْفتُفونِي فِفي ُرؤْ ي‬
‫فاي ِإ ْن ُك ْنفت ُ ْم‬ ‫سفا و‬ َ ‫ِ ُخض وْفر َوأُخ‬
َ ‫َفر يَا ِب‬ ‫س ْنبُ ََل و‬ُ
)11( َ‫لرؤْ يَا تَ ْعبُ ُرون‬ ُّ ‫ِل‬
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang
kering". Hai orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta´bir
mimpiku itu jika kamu dapat mena´birkan mimpi"
Singkat cerita, ketika para peramal dan tukang sihir di seluruh Mesir tidak ada yang bisa
menjelaskan arti mimpi tersebut, Yusuf as, yang saat itu masih berada di penjara diminta
untuk menjelaskan arti mimpi tersebut. Atas izin Allah SWT, Yusuf as menjelaskan mimpi
tersebut dalam surat Yusuf ayat 47-49 sebagai berikut:

‫يَل ِم َّما‬ ً ‫س ْنبُ ِل ِه إِ ََّل َق ِل‬ ُ ‫ص ْدت ُ ْم فَذَ ُروهُ فِي‬ َ ‫س ْب َع ِسنِينَ دَأَبًا فَ َما َح‬ َ َ‫عون‬ ُ ‫قَا َل ت َ ْز َر‬
‫يَل‬ ً ‫س ْب ٌع ِشدَادٌ َيأ ْ ُك ْلنَ َما قَد َّْمت ُ ْم لَ ُه َّن إِ ََّل قَ ِل‬
َ ‫) ث ُ َّم َيأْتِي ِم ْن َب ْع ِد ذَ ِل َك‬12( َ‫تَأ ْ ُكلُون‬
‫اس َوفِي ِه‬ ُ َّ‫َاث الن‬ ُ ‫عا ٌ ُ فِي ِه يُغ‬ َ ‫) ث ُ َّم يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِد ذَ ِل َك‬14( َ‫صنُون‬ ِ ‫ِم َّما ت ُ ْح‬
)16( َ‫ص ُرون‬ ِ ‫يَ ْع‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 118


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan (47); Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit
dari (bibit gandum) yang kamu simpan (48); Kemudian setelah itu akan datang tahun
yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras
anggur" (49)
Yusuf as, memberikan solusi kepada raja, bagaimana langkah yang haru dilakukan
untuk mengantisipasi masa paceklik tersebut, kemudian raja menerima usul Yusuf as dan
mengangkatnya menjadi bendahara kerajaan.

Hadirin rahimakumullah,
Dalam prespektif manajemen kebencanaan, apa yang dilakukan oleh Yusuf as
adalah proses pengurangan risiko bencana (PRB). Yusuf as sangat memahami, bahwa
rakyat Mesir tidak mungkin diungsikan ke negara lain untuk menghindari bencana yang
diperkirakan akan datang tersebut. Mesir adalah tanah air mereka, di sanalah mereka
tinggal, tumbuh, berkembang, dan dewasa. Yusuf mengendakan sebuah perencanaan
(planning) jauh ke depan, yang matang untuk menghadapi bahaya kelaparan yang
mungkin terjadi. Panen dan swasembada pangan yang diperoleh penduduk Mesir selama
tujuh tahun diinventarisir untuk kepentingan konsumsi di masa yang akan datang. Upaya-
upaya produktif untuk menjaga kestabilan produksi pangan agar seimbang dengan
pertumbuhan penduduk pun dilakukan. Partisipasi aktif dari seluruh rakyat Mesir pun
tampak dalam keadaan yang serba tidak pasti ini. Sehingga tak mengherankan jika
kemudian rakyat Mesir berhasil melewati tantangan pangan yang melanda mereka.
Bahkan rangkaian ayat selanjutnya pun menceritakan kepada kita bahwa bangsa Mesir
mampu memberi bantuan tetangga-tetangga negeri lain yang kekurangan (QS.Yusuf: 58).

َ ‫ف فَدَ َخلُوا‬
)04( َ‫علَ ْي ِه فَعَ َرفَ ُه ْم َو ُه ْم لَهُ ُم ْن ِك ُرون‬ ُ ‫َو َجا َء ِإ ْخ َوة ُ يُو‬
َ ‫س‬
Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir} lalu mereka masuk ke (tempat)nya. Maka
Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.

Hadirin rahimakumullah
Dalam konteks yang berbeda, kita bisa meneladani apa yang telah dilakukan Yusuf
as di Mesir sekian ratus abad yang lalu tersebut. Seperti yang telah kami sampaikan di
awal khutbah, hampir di setiap bencana menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat
besar. oleh sebab itu, kegiatan pengurangan risiko bencana di bidang ekonomi sangat
penting dilakukan.
Ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam pengurangan risiko
bencana di bidang perekonomian. Pertama, penentuan lokasi usaha. Kerentanan,
seringkali disebabkan karena pemilihan lokasi yang tidak tepat. Mendirikan kios di
bantaran sungai, di lereng bukit yang mudah longsor, atau mendirikan pabrik di wilayah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 119


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

pegunungan dengan frekuensi letusan yang tinggi, tentu bukanlah ide yang bagus, bahkan
cenderung nekat. Pilihlah lokasi usaha yang aman dari berbagai ancaman, baik bencana
alam maupun bencana non alam. Kedua, pengelolaan data. Dalam sebuah kejadian
bencana banjir pada tahun 2016 lalu, sebuah rumah sakit terpaksa tidak dapat melakukan
klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena semua
Personal Computer (PC) terendam banjir, semua data pasien tersimpan dalam PC tersebut
dan tidak memiliki backup di tempat lain. Kasus lain, saat gempa DIY dan Jateng terjadi,
ratusan bahkan ribuan Usaha Kecil Menengah (UKM) kehilangan tempat usaha dan juga
database pelanggan. Recovery lokasi relatif cepat dilakukan, namun recovery database
pelanggan dan supplier relatif lebih lambat. Tak heran, jika perusahaan-perusahaan yang
berada dalam industri telekomunikasi dan perbankan berani mengeluarkan dana yang
tidak sedikit untuk menyewa server untuk mengamankan data mereka. Ketiga,
Pengelolaan kekayaan. Wirausahawan dengan skala mikro, masih banyak yang kurang
familier dengan dunia perbankan. Padahal, selain memudahkan proses transaksi, cash
management melalui perbankan memberikan keamanan bagi nasabah sang pemilik dana,
juga memberikan manfaat lain semisal pendampingan manajemen usaha kecil menengah
yang diberikan oleh pihak perbankan. Keempat, pengelolaan surat berharga. Jika di masa
lalu, penyimpanan surat berharga seperti sertifikat dan bilyet hanya disimpan di lemari di
rumah atau maksimal di brankas kantor, maka untuk keamanan yang lebih terjamin lebih
baik menyewa save deposit box yang disediakan perbankan atau lembaga sejenis.
Sehingga, saat terjadi bencana yang tidak diharapkan, baik kebakaran, banjir atau
bencana lain, surat berharga yang kita miliki dalam kondisi aman.

Hadirin rahimakumullah,
Memang, tidak ada yang bisa menjamin 100% bahwa semua upaya pengurangan
risiko bencana (PRB) yang kita lakukan tersebut akan berjalan dengan baik saat bencana
itu benar-benar datang. Namun, bukankah yang wajib kita lakukan adalah berikhtiar
semaksimal mungkin? setelah ikhtiar kita lakukan, mari kita bertawakkal kepada Allah
SWT seraya berdoa agar Allah SWT senantiasa melindungi kita, keluarga kita, dan negara
kita dari berbagai bencana mungkin melanda.

‫ِ َوال ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِم ِن َو ِم ْن ُك ْم ِتَلَ َوتَهُ اِنَّهُ ُه َو‬


ِ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِباْاآل َياتَا‬ َ ‫َب‬
َّ ‫ت ْالغََفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫ار َح ْم َوا َ ْن‬ ِ ‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم َوقُ ْل َر‬
ْ ‫ب ا ْغ َِف ْر َو‬ َّ ‫ال‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 120


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Kutbah ke 2‬‬

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ‫فن ُ‬ ‫إ َّن ْال َح ْمدَ لل ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُرهُ َونَعُ ْفوذُ بِاللف ِه ِم ْ‬
‫ِي لَفهُ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُّضْف ِل ْل فَفَلَ هَفاد َ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬‫َو ِم ْن َ‬
‫عبْففدُهُ‬ ‫َففري َْك لَففهُ‪َ ،‬وأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا َ‬ ‫َوأَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَففهَ ِإَلَّ اللففهُ َو ْحففدَهُ َلَ ش ِ‬
‫سلَّ َم تَ ْس ِل ًما‪ .‬أَ َّما َب ْعدُ‪:‬‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫علَ ْي ف ِه‬‫صففلُّوا َ‬ ‫علَففى الَّنِ ْبففي ِ يَففا أَيُّ َهففا الَّ ف ِذيْنَ آ َمنُففوا َ‬ ‫صففلَّونَ َ‬ ‫إِ َّن الل فهَ َو َمَلئِ َكتَفهُ يُ َ‬
‫علَفى‬ ‫ْت َ‬ ‫صفلَّي َ‬ ‫علَفى آ ِل ُم َح َّمف ود َك َمفا َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‪ .‬أَللَّ ُه َّم َ‬‫َو َ‬
‫علَفى آ ِل‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫يم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬ ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬ ‫يم َو َ‬‫ِإب َْرا ِه َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ُم َح َّمدو‪َ ،‬ك َما بَ َ‬
‫ِ ‪.‬‬ ‫فففوا ِ‬ ‫فففر ِل ْل ُم ْسفففف ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْسفففف ِل َماِِ‪ ،‬اَأل َ ْحيَف ِ‬
‫فففاء ِمفففف ْن ُه ْم َواأل َ ْمف َ‬ ‫اَللَّ ُهفففف َّم ا ْغ َِفف ْ‬
‫فل ِففي قُلُو ِبنَفا ِغفَلًّ‬ ‫فان َوَلَ تَ ْج َع ْ‬ ‫اِل ْي َم ِ‬‫سف َبقُ ْونَا ِب ِ‬‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا َو ِِل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫ِللَّ ِذيْنَ آ َمنُواْ َربَّنَا ِإنَّك َر ُؤ ْو ُ َّر ِح ْي ٌم ‪.‬‬
‫ْفر ْالَفَفاتِ ِحيْنَ ‪.‬اَللَّ ُهف َّم ِإنَّفا نَ ْسفأَلُ َك‬ ‫فت َخي ُ‬ ‫ق َوأَ ْن َ‬ ‫فال َح ِ‬‫اَللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَفا ِب ْ‬
‫ع َمَلً ُمتَقَبَِلً ‪.‬‬ ‫طيِبًا َو َ‬ ‫ِع ْل ًما نًافِعًا َو ِر َْقًا َ‬
‫فار ‪َ . .‬و ْال َح ْمفدُ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عفذَ َ‬ ‫سفنَةً َو ِقنَفا َ‬ ‫اآلخ َفر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى ِ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفي الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫لله َرب ْال َعالَ ِميْنَ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 121‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAKNA DIBALIK BENCANA


H. Agus Tri Sundani

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬
ُ ‫فن‬ ْ ‫إ ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ ِباللف ِه ِم‬
َ ‫فن يُضْف ِل ْل فَفَلَ هَفاد‬
‫ِي‬ ْ ‫ضف َّل لَفهُ َو َم‬ ِ ‫ َم ْن َي ْهدِي اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيئَا‬َ ‫َو ِم ْن‬
ُ‫ع ْبفدُه‬َ ‫شف ِفري َْك لَفهُ َوأَ ْشف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمفدًا‬ َ َ‫ َوأَ ْشف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَفهَ ِإَلَّ اللفهُ َو ْحفدَهُ َل‬.ُ‫لَفه‬
.ُ‫س ْولُه‬ُ ‫َو َر‬
‫ أَ َّمفا َب ْعفدُ؛ فَ َيفا‬. َ‫ص َحا ِب ِه أَ ْج َم ِعفيْن‬ ْ َ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ َياأَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُفوا‬.‫َّفاي ِبتَ ْق َفوى اللف ِه‬َ ‫صف ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫الدي ِْن‬ ِ ‫ان فِى‬ ُ ‫أَيُّ َها اْ ِِل ْخ َو‬
‫ يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آَ َمنُفو اتَّقُفوا‬. َ‫اتَّقُوا اللهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
‫فن‬ ْ ُ‫ّق‬:‫ قَففا َل اللفهُ تَ َعفالَى‬. َ‫فن ِإَلَّ َوأَ ْنفت ُ ْم ُم ْسف ِل ُم ْون‬
ْ ‫فل لَف‬ َّ ُ ‫فق تُقَفا ِتف ِه َوَلَ تَ ُمففو ت‬ َّ ‫اللفهَ َح‬
َ‫علَففى اللَّ ف ِه فَ ْليَتَ َو َّك ف ِل ْال ُمؤْ ِمنُففون‬
َ ‫فب اللَّ فهُ لَنَففا ُهف َفو َم ْو ََلنَففا َو‬ َ ‫صففيبَنَا ِإ ََّل َمففا َكتَف‬ ِ ُ‫ي‬
)01:‫(التوبة‬
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah
Dalam beberapa bulan terakhir ini telah banyak terjadi musibah dan bencana di
negeri kita tercinta ini. Mulai gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir
bandang dan lain-lain. Alam seolah begitu murka dengan kelalaian manusia dalam
mengemban amanah di muka bumi ini. Setidaknya, dari beberapa peristiwa ini kita dapat
memetik hikmah dan makna mengapa musibah, bencana ini selalu saja menimpa bangsa
kita.
Banyak pandangan terhadap musibah ini. Jika dilihat dari kacamata ilmu
pengetahuan, bencana alam itu merupakan suatu fenomena alam yang terjadi akibat
adanya ketidak seimbangan ekosistem yang ada di bumi ini, baik itu diakibatkan oleh
alam itu sendiri ataupun yang diakibatkan olah tingkah manusia. Namun kalau dilihat dari
kacamata keimanan, maka musibah, bencana tersebut merupakan peringatan dan
teguran yang diberikan oleh Allah Swt kepada manusia atas kelalaiannya dalam
mengemban amanah dimuka bumi ini.
Terlepas dari segala pandangan tersebut, dalam pandangan Al-Quran, musibah
atau bencana adalah merupakan ketentuan yang telah ditetapkan Allah Swt. Taqdir yang
telah digariskan oleh Allah Swt. Sebagaimana Firman-Nya dalam Quran Surat At-Taubah
ayat 51 yang khatib sampaikan dimuqadimah :

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 122


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

َ‫علَى اللَّ ِه فَ ْليَتَ َو َّك ِل ْال ُمؤْ ِمنُون‬


َ ‫ب اللَّهُ لَنَا ُه َو َم ْو ََلنَا َو‬
َ َ‫صيبَنَا إِ ََّل َما َكت‬
ِ ُ‫قُ ْل لَ ْن ي‬
)01(
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal."
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah
Pada ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi
semuanya telah ditetapkan Allah. Dan hanya kepada Allah kita berlindung.
Lalu mengapakah Allah menimpakan musibah atau bencana kepada hambaNya /, umat
yang mengimani dan menyembah-Nya dalam ajaran yang hak. Mengapa bukan orang-
orang kafir saja yang ditumpas dengan bencana/ jawabannya adalah, karena dibalik
setiap takdir, pastilah terdapat makna dan hikmah yang tersembunyi. Termasuk pada
beberapa musibah dan bencana yang melanda negeri kita.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari musibah-musibah dan
bercana yang terjadi.
Yang Pertama, Allah sangat sayang pada hamba-Nya.
Bencana atau musibah merupakan teguran dan peringatan Allah kepada orang-orang
yang beriman, namun lalai dalam menjalankan perintah-perintah- Nya. Kita diperintah
untuk menjaga dan memelihara alam lingkungan hidup kita, tapi justru kita merusaknya,
kita diperintah untuk berbuat baik, malah menebar kemunkaran, kita diperintah untuk
hidup rukun damai antara sesama, tapi justru berpecah belah dan bermusuhan dan lain
sebagainya. Peringatan Allah ini sudah seringkali tampak melalui peristiwa serupa yang
seringkali melanda negeri kita. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap
dan perbuatannya. Padahal beberapa musibah dan bencana yang terjadi adalah akibat
dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa.
Jika alam di negeri kita rusak, siapakah yang merusaknya/ tentu adalah kita sendiri yang
merusaknya.
Sebagaimana firman Allah Swt :

‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر بِ َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬َ
‫ع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS 30 Ar-Ruum :41)
Oleh karena itu bagi kita semua, berbagai musibah dan bencana yang terjadi
hendaknya menjadi tadzkirah atau peringatan bahwa bencana dan musibah yang
memilukan tersebut dapat terjadi ditempat kita jika Allah Swt menghendaki. Sebab itu
seharusnyalah bagi kita untuk selalu berdo’a, bertaqarrub, dan beristighfar semoga Allah
Swt selalu menganugerahkan keselamatan dan ampunan bagi kita semua. Dan dengan

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 123


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

demikian Allah memberi peringatan kepada kita supaya kembali ke jalan yang lurus dan
benar. Memperbaiki, menjaga serta memelihara ekosistem dan lingkungan dari
kerusakan. Peringatan Allah berupa bencana ini menunjukan bahwa Allah masih sayang
kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki agar kembali ke jalan yang di rridhoi-Nya.
Yang kedua, Dengan adanya musibah tersebut Allah ingin menguji kwalitas keimanan
hamba-Nya. Sebagaimana Firman-Nya dalam Alquran Surat Al-Ankabut ayat 2-3 :

َ‫) َولَقَ ْد فَتَنَّا الَّذِين‬1( َ‫اس أَ ْن يُتْ َر ُكوا أَ ْن َيقُولُوا آَ َمنَّا َو ُه ْم ََل يُ َْفتَنُون‬ ُ َّ‫ِب الن‬ َ ‫أَ َحس‬
)1( َ‫صدَقُوا َولَ َي ْعلَ َم َّن ْال َكا ِذ ِبين‬
َ َ‫ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم فَلَ َي ْعلَ َم َّن اللَّهُ الَّذِين‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-
orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Dalam musibah dan bencana ada pelajaran tentang keimanan yang dapat kita
ambil. Bukankah dengan adanya musibah tersebut kita jadi mengetahui bahwa kita
adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki kekuatan sedikitpun, kecuali hanya dari
Allah Swt semata.
Ibarat pohon, semakin tinggi pohon, maka semakin kecang pula angin yang
menerpanya. Dalam memberikan ujian kepada hamba-Nya, Allah selalu
mempertimbangkan kadar iman yang ada pada hamba tersebut. Semakin baik imannya,
semakin berat pula ujianya. Dan perlu dipahami, bahwa Allah tidak pernah menguji
seseorang diluar batas kemampuannya.
Allah Swt berfirman :

ْ َ ‫سف ب‬
‫ت َربَّنَفا‬ َ َ ‫ت َو َعلَ ْي َها َما ا ْكت‬ َ ‫سا ِإ ََّل ُو ْسعَ َها لَ َها َما َك‬
ْ َ ‫سب‬ ً ‫ف اللَّهُ نَ َْف‬
ُ ‫ََل يُ َك ِل‬
‫صف ًفرا َك َمففا‬ ْ ‫طأْنَففا َربَّنَففا َو ََل ت َ ْح ِمف‬
ْ ‫فل َعلَ ْينَففا ِإ‬ َ ‫اخ ف ْذنَا ِإ ْن نَ ِسففينَا أ َ ْو أ َ ْخ‬
ِ ‫ََل ت ُ َؤ‬
‫ْف‬ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ِه َواع‬ َ ‫َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِلنَا َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِم ْلنَا َما ََل‬
َ‫ص ْفرنَا َعلَفى ْالقَ ْفو ِ ُ ْال َكفافِ ِرين‬ ُ ‫ت َم ْو ََلنَفا فَا ْن‬ َ ‫ار َح ْمنَا أ َ ْن‬
ْ ‫َعنَّا َوا ْغ َِف ْر لَنَا َو‬
)148(
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikannya) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. [Mereka berdo’a]: “Ya Tuhan kami, jangan Engkau hukum
kami, jika kami lupa atau tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada
kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup
kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami;ahmatilah kami. Engkau penolong
kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (QS Al-Baqarah :286).

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 124


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah


Yang ketiga, bahwa Allah ingin menguji kesabaran hamba-Nya.
Allah Swt berfirman

‫ففس‬ ِ ُ‫ففوا ِل َو ْاأل َ ْنَف‬


َ ‫ففص ِمففنَ ْاأل َ ْم‬‫َففو ِ َو ْال ُجففوعِ َونَ ْق و‬
ْ ‫ففونَّ ُك ْم ِبشَفف ْيءو ِمففنَ ْالخ‬
َ ُ‫َولَنَ ْبل‬
‫صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِللَّ ِه‬ َ َ‫) الَّذِينَ إِذَا أ‬100( َ‫صابِ ِرين‬
ِ ‫صابَتْ ُه ْم ُم‬ َّ ‫ِ َوبَش ِِر ال‬ ِ ‫َوالث َّ َم َرا‬
)108( َ‫اجعُون‬ ِ ‫َو ِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS Al-Baqarah :155-156).

Musibah, bencana yang diberikan Allah adalah bertujuan untuk melatih kesabaran kita.
Kita butuh kesabaran dalam segala hal, karena sabar merupakan kunci dalam meraih
kemuliaan. Kita tidak akan dapat teguh di atas kebenaran kecuali dengan bersabar dalam
mentaati Allah, kita tidak akan dapat menjauhi kemungkaran dan kebatilan kecuali
dengan sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah. Alangkah indahnya kesabaran itu, dan
kesabaran adalah bekal yang dapat mengantarkan kita ke surga yang penuh kenikmatan.
Hadirin hamba Allah yang terhormat.
Yang ke empat, bahwa Allah ingin menguji sejauh mana kepedulian kita terhadap sesama
umat manusia dan alam semesta.
Teguran Allah berupa musibah dan bencana ini juga mengingkatkan kepada kita
semua akan perintah Allah agar saling membatu serta berbagi dan peduli terhadap
sesama dan lingkungan kita.
Lingkungan hidup sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung di
dalamnya merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus diolah/dimakmurkan,
dipelihara dan tidak boleh dirusak.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik.”
Setiap kita dilarang melakukan usaha-usaha dan tindakkan yang menyebabkan
kerusakan lingkungan alam termasuk kehidupan hayati seperti binatang, pepohonan,
maupun lingkungan fisik dan biotik termasuk air laut, udara, sungai, dan sebagainya yang
menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem dan timbulnya bencana dalam
kehidupan.
Oleh karena itu setiap muslim berkewajiban untuk melakukan konservasi
sumberdaya alam dan ekosistemnya sehingga terpelihara proses ekologis yang menjadi

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 125


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪penyangga lingkungan hidup, terpeliharnya keanekaragaman sumber genetik dan‬‬


‫‪berbagai tipe ekosistemnya, dan terkendalinya cara-cara pengelolaan sumberdaya alam‬‬
‫‪sehingga terpelihara kelangsungan dan kelestariannya demi keselamatan, kebahagiaan,‬‬
‫‪kesejahteraan, dan kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan sistem kehidupan di‬‬
‫‪alam raya ini.‬‬
‫‪Hadirin yang mulia.‬‬
‫‪Demikianlah khutbah singkat yang kami sampaikan dengan harapan semoga bermanfaat‬‬
‫‪bagi kita semua dalam mengemban amanah Allah dimuka bumi ini.‬‬

‫ِ َوال ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِم ِن َو ِم ْن ُك ْم تَِلَ َوتَهُ اِنَّهُ ُه َو‬ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم بِاْاآليَاتَا ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ت ْالغََفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ار َح ْم َوا َ ْن َ‬ ‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم َوقُ ْل َر ِ‬
‫ب ا ْغ َِف ْر َو ْ‬ ‫ال َّ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ‫فن ُ‬ ‫إِ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ بِاللف ِه ِم ْ‬
‫ِي لَهُ‪.‬‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬‫َو ِم ْن َ‬
‫س ْفولُهُ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫سفلَّ َم تَ ْسف ِل ْي ًما َك ِثي ًْفرا‪ .‬قَفا َل‬ ‫صف َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫َ‬
‫فق تُقَاتِ ف ِه َوَلَ تَ ُمف ْفوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَن فت ُ ْم‬ ‫تَ َعففالَى‪ :‬يَففا أَيُّه فا َ الَّ ف ِذيْنَ َءا َمنُففوا اتَّقُففوا الل فهَ َحف َّ‬
‫ق‬‫{و َمن يَت َّ ِ‬ ‫ق اللهَ يَ ْجعَل لَّهُ َم ْخ َر ًجا} َوقَا َل‪َ :‬‬ ‫{و َمن يَت َّ ِ‬ ‫ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪ .‬قَا َل تَعَالَى‪َ :‬‬
‫س ِيئَاتِ ِه َويُ ْع ِظ ْم لَهُ أَ ْج ًرا‬ ‫ع ْنهُ َ‬ ‫اللهَ يُ َك َِف ْر َ‬
‫س ْفو ِل ِه َف َقفا َل‪ِ { :‬إ َّن اللفهَ‬ ‫ع َلفى َر ُ‬ ‫سفَلَ ِ ُ َ‬ ‫صفَلَ ِة َوال َّ‬ ‫ث ُ َّم ا ْع َل ُم ْوا َفإِ َّن اللهَ أَ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫س ِفل ُم ْوا‬ ‫علَيْف ِه َو َ‬‫صفلُّ ْوا َ‬ ‫علَى النَّ ِبفيِ‪ ،‬يَفا أَيُّهفا َ الَّف ِذيْنَ َءا َمنُ ْفوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْس ِل ْي ًما‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫فت‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ع َلى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َب َ‬ ‫ع َلى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬
‫فك َح ِميْفدٌ َم ِجيْفدٌ‪ .‬اَللَّ ُهف َّم ا ْغ َِف ْفر ِل ْل ُم ْسف ِل ِميْنَ‬ ‫علَفى آ ِل ِإب َْفرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِفم ْي ٌع‬ ‫فك َ‬ ‫فاء ِمف ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َفواِِ‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ِ اْأل َ ْح َي ِ‬‫َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪َ ،‬و ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 126‬‬


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫ار َُ ْقنَفا‬‫اط َل با َ ِطَلً َو ْ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْال َب ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا ِات َبا َ‬‫ْب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫فار‪.‬‬‫اب النَّ ِ‬ ‫عفذَ َ‬ ‫سفنَةً َوقِنَفا َ‬ ‫اآلخ َفرةِ َح َ‬ ‫سفنَةً َوفِفي ِ‬ ‫اجتِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الفدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ْ‬
‫اجعَ ْلنَففا ِل ْل ُمت َّ ِقففينَ إِ َما ًمففا‪.‬‬
‫اجنَففا َوذُ ِريَّاتِنَففا قُف َّفرةَ أَ ْع فيُ ون َو ْ‬ ‫فن أَ َْ َو ِ‬ ‫َربَّنَففا َهففبْ لَنَففا ِمف ْ‬
‫سف ِليْنَ َو ْال َح ْمفدُ ِللَّف ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫سَلَ ٌ ُ َ‬‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما َي ِ‬‫ب ْال ِع َّز ِة َ‬ ‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْنَ‬‫َر ِ‬
‫فآئ ذِي ْالقُ ْربَفى َويَ ْن َهفى‬ ‫فان َو ِإيتَ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ اللف ِه‪ِ ،‬إ َّن اللفهَ يَفأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َعف ْد ِل َواْ ِِل ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُروا اللهَ ْالعَ ِظفي َْم‬ ‫َآء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬ ‫ع ِن ْالَفَ ْحش ِ‬ ‫َ‬
‫ض ِل ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر الل ِه أَ ْك َب ُر‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْسأَلُ ْوهُ ِم ْن فَ ْ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 127‬‬


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪MANUSIA KHALIFATULLAH FIL ARDH‬‬

‫شف ُفر ْو ِر أَ ْنَفُ ِس فنَا‬ ‫فن ُ‬ ‫ْال َح ْم فدَ ِلل ف ِه ن َْح َم فدُهُ َونَ ْس فتَ ِع ْينُهُ َونَ ْس فتَ ْغ َِف ُرهُ َونَعُف ْفوذُ ِبالل ف ِه ِمف ْ‬
‫ِي لَهُ أَ ْش َهدُ‬ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ضل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫سيئَا ِ‬ ‫َو َ‬
‫س ْولُهُ‪َ .‬ياأَي َها الذَيْنَ آ َمنُ ْفوا اتقُفوا‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أَ ْن َلَ ِإلهَ ِإَل اللهُ َوأَ ْش َهدُ أَن ُم َحمدًا َ‬
‫ففففففففففففوتُن ِإَل َوأَ ْنفففففففففففففت ُ ْم ُم ْسففففففففففففف ِل ُم ْونَ‬
‫ْ‬ ‫اللفففففففففففففهَ َحفففففففففففففق تُقَاتِففففففففففففف ِه َوَلَ تَ ُمف‬
‫احفدَةو َو َخلَفقَ ِم ْن َهفا ََ ْو َج َهفا‬ ‫فس َو ِ‬ ‫فن نَ َْف و‬ ‫َاس اتقُ ْوا َرب ُك ُم الذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْ‬ ‫يَاأَي َها الن ُ‬
‫سفا َءلُ ْونَ ِبف ِه َواْأل َ ْر َحفا ُ َ‬ ‫سا ًء َواتقُوا اللفهَ الَفذِي تَ َ‬ ‫َو َبث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َك ِثي ًْرا َو ِن َ‬
‫علَفففففففففففففففففففففففففففففف ْي ُك ْم َرقِ ْيبًففففففففففففففففففففففففففففففا‬‫ِإن اللففففففففففففففففففففففففففففففهَ َكففففففففففففففففففففففففففففففانَ َ‬
‫صفف ِل ْح لَ ُكفف ْم أَ ْع َمففالَ ُك ْم‬ ‫سفف ِد ْيدًا يُ ْ‬ ‫َياأَي َهففا الفف ِذيْنَ آ َمنُ ْففوا اتقُففوا اللففهَ َوقُ ْولُ ْففوا قَ ْففوَلً َ‬
‫ع ِظ ْي ًمفا‪ ،‬أَمفا َب ْعفدُ ‪:‬‬ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا َ‬ ‫َو َي ْغ َِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اللهَ َو َر ُ‬
‫علَيْف ِه‬
‫صفلى اللفه َ‬ ‫ى ُم َحم ود َ‬ ‫ى َه ْد ُ‬ ‫اب الل ِه‪َ ،‬و َخي َْر ْال َه ْد ِ‬ ‫ث ِكتَ ُ‬ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي ِ‬ ‫فَأِن أَ ْ‬
‫ضَلَلَةً‪َ ،‬و ُكل‬ ‫ع وة َ‬ ‫عةٌ َو ُكل ِب ْد َ‬ ‫سل َم‪َ ،‬وشَر اْأل ُ ُم ْو ِر ُم ْحدَثَات ُ َها‪َ ،‬و ُكل ُم ْحدَثَ وة ِب ْد َ‬ ‫َو َ‬
‫ار‬ ‫ضَلَلَ ِة فِي الن ِ‬ ‫َ‬

‫‪Sidang Jum’at yang berbahagia‬‬


‫‪Marilah kita ungkapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, dengan kesadaran dan‬‬
‫‪keyakinan penuh, bahwa tanpa ijin Allah, tak akan pernah kita bisa hadir di masjid yang‬‬
‫‪mulia ini. Dan marilah kita maknai kesyukuran ini dengan usaha untuk mencapai‬‬
‫‪tingkatan haqqa tuqaatih, taqwa yang sebenar-benarnya.‬‬
‫‪Manusia, saya dan kita semua adalah manusia, yang mempunyai tugas sebagai‬‬
‫‪khalifatullah fil ardh sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah 30 :‬‬

‫ض َخ ِليَفَةً قَالُوا أَتَ ْج َع ُل فِي َها َم ْن‬‫َو ِإ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َم ََلئِ َك ِة إِنِي َجا ِع ٌل فِي ْاأل َ ْر ِ‬
‫ِس لَ َك قَا َل إِ ِني أ َ ْعلَ ُم َما‬
‫ِك َونُقَد ُ‬ ‫يُ َْف ِسدُ فِي َها َويَ ْس َِفكُ ِ‬
‫الد َما َء َون َْح ُن نُ َ‬
‫س ِب ُح بِ َح ْمد َ‬
‫ََل تَ ْعلَ ُمونَ (‪)15‬‬
‫‪Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak‬‬
‫‪menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak‬‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 128‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Ayat ini meskipun tidak secara langsung mencerikatakan fungsi manusia, tetapi dari
“bantahan” malaikat bisa ditarik pelajaran, bahwa fungsi manusia sebagai khalifah adalah
“bertolak belakang” dengan kekhawatiran malikat. Jadi fungsi manusia sebagai khalifah
adalah menjaga bumi agar tidak rusak, dan menjaga perdamaian.
Inilah tugas manusia sebagai khalifatullah fil ardh yang sangat penting, menjaga suasana
lingkungan agar tetap kondusif untuk kehidupan manusia dan mahluk lainnya.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah


Untuk membekali tugas kekhalifahan, Allah yang maha murah dan maha cerdas,
menganugerahkan ilmu kepada manusia, dan inilah kelebihan manusia dibanding
malaikat.
Allah berfirman:

‫قَا َل َيا آَدَ ُ ُ أ َ ْن ِبئْ ُه ْم ِبأ َ ْس َما ِئ ِه ْم فَلَ َّما أَ ْن َبأ َ ُه ْم بِأ َ ْس َما ِئ ِه ْم قَا َل أَلَ ْم أَقُ ْل لَ ُك ْم إِ ِني أَ ْع َل ُم‬
)11( َ‫ض َوأ َ ْعلَ ُم َما ت ُ ْبدُونَ َو َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْكت ُ ُمون‬ ِ ‫ِ َو ْاأل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫ْب ال‬َ ‫غي‬َ
"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah
sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al
Baqarah : 33)
Demikianlah Allah SWT telah memberikan bekal kepada Adam as, sebagai
manusia pertama yang bertugas mengelola dunia seisinya. Tidak hanya itu Allah juga
memberikan keistimewaan yang lain

ِ َّ َ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آَدَ َ ُ َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِر َو ْالبَ ْح ِر َو َرََ ْقنَا ُه ْم ِمن‬
ِ ‫الطيِبَا‬
)25( ‫يَل‬ ً ‫ض‬ ِ ‫ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ َْف‬ َ ‫َوفَض َّْلنَا ُه ْم‬
‫علَى َك ِث و‬
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami
ciptakan”.(Al Isra :70)

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 129


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Untuk menjaga agar kehidupan manusia senantiasa pada “jalan” Allah, sejak awal
Allah SWT telah menurunkan Rasul/Nabi yang selalu mengingatkan manusia tentang
tugas pokok pengabdiannya kepada Allah SWT di muka bumi ini. Sejak Nabi Adam as
hingga Rasulullah Muhammad SAW, Allah senantiasa memberikan panduan dalam bentuk
“bashiran wa nadziran”.
Jamaah Jum’ah yang berbahagia
Seiring perkembangan budaya manusia, sebagai khalifah Allah di muka bumi,
manusia mempertahankan kehidupannya dengan berbagai cara yang “cerdas” dan
“kreatif” agar bisa hidup layak di muka bumi. Secara bertahap perkembangan budaya
manusia dengan ilmu pengetahuannya telah memberikan “kemudahan” manusia untuk
melaksanakan kehidupannya.
Pada awal budaya manusia, Adam as menggunakan “daun-daun” untuk menutupi
“aurat” nya, kemudian dengan proses kreatif, manusia mulai mengenal penggunaan
kapas sebagai serat kain. Serta pemanfaatan logam seperti kita lihat pada kisah-kisah
nabi terdahulu. Pada proses kreatif manusia ini, manusia mendapat kebebasan untuk
mengeksploitasi kemampuannya, sehingga bisa dilihat sejarah peradaban manusia yang
tumbuh dengan “luar biasa”. Sebagaimana firman Allah SWT, bahwa manusia yang
“shalihun” akan mampu menguasai dunia

َ‫صا ِل ُحون‬
َّ ‫ِي ال‬ َ ‫الذ ْك ِر أَ َّن ْاأل َ ْر‬
َ ‫ض يَ ِرث ُ َها ِع َباد‬ ِ ‫ور ِم ْن َب ْع ِد‬ َّ ‫َولَقَ ْد َكت َ ْبنَا فِي‬
ِ ُ‫الزب‬
)150(
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”. (Al Anbiyaa : 105)
Penggunaan kata “shalihun” tentu mempunyai makna yang spesifik. Oleh karena itu
manusia perlu untuk terus-menerus berbuat shalih agar bisa menjadi penguasa dunia.
Pada sisi yang lain Allah SWT juga memberikan janji kepada manusia yang taat
akan mendapatkan kehidupan akhirat yang penuh kenikmatan (surga). Oleh karena itu
terkadang pada sebagian orang kemudian memunculkan sikap dikhotomi, urusan dunia
atau urusan akhirat. Pada satu kelompok lebih mementingkan urusan dunia dan pada
kelompok lain lebih mementingkan urusan akhirat.
Penyeimbangan kehidupan dunia dan akhirat adalah tuntunan agama, karena
memang kehidupan akhirat yang baik akan sangat tergantung dengan keadaan hidup di
dunia. Karena Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka
manusia bisa mengelola dunia dengan sebaik-baiknya.
Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 130


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪Mengingatkan kembali tugas dan fungsi manusia sebagai khalifatullah fil ardh‬‬
‫‪harus selalu menjadi bagian muhasabah dan dzikir kita, agar kita bisa selalu dan siap serta‬‬
‫‪meningkatkan kapasitas dan kemampuan kita untuk menjaga alam beserta isinya‬‬
‫‪menghadapi berbagai ancaman bahaya bencana, maupun kerakusan sebagian manusia,‬‬
‫‪yang mempunyai sifat merusak alam dan menumpahkan darah.‬‬

‫ِ َوال ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِم ِن َو ِم ْن ُك ْم ِتَلَ َوتَهُ اِنَّهُ ُه َو‬ ‫ار َك اللهُ ِل ْي َو َل ُك ْم ِباْاآل َياتَا ِ‬ ‫َب َ‬
‫ت ْالغََفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ار َح ْم َوا َ ْن َ‬ ‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم َوقُ ْل َر ِ‬
‫ب ا ْغ َِف ْر َو ْ‬ ‫ال َّ‬

‫‪Khutbah ke 2‬‬

‫إ َِ َّن ْال َح ْمدَ لل ِه ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ َِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِبالل ِه ِم ْن ُ‬
‫ش ُر ْو ِر أَ ْنَفُ ِسنَا‬
‫ِي لَهُ‬‫ض ِل ْل فََلَ هَاد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُّ ْ‬ ‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد اللهُ فََلَ ُم ِ‬ ‫س ِيئَا ِ‬ ‫َو ِم ْن َ‬
‫َوأَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْبدُهُ‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ًما‪ .‬أَ َّما َب ْعدُ‪:‬‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلَّى اللهُ َ‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫صلُّوا َ‬
‫علَ ْي ِه‬ ‫علَى الَّنِبْي ِ َيا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َ‬ ‫صلَّونَ َ‬ ‫ِإ َّن اللهَ َو َمَلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَى‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬‫علَى آ ِل ُم َح َّم ود َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬أَللَّ ُه َّم َ‬
‫َو َ‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫يم‪ ،‬إِنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِه َ‬ ‫يم َو َ‬ ‫إِب َْرا ِه َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ ‪.‬‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ار ْك َ‬
‫ت َ‬ ‫ُم َح َّمدو‪َ ،‬ك َما بَ َ‬

‫ِ‪.‬‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ َِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماِِ‪ ،‬اَأل َ ْح َي ِ‬
‫ان َوَلَ تَ ْجعَ ْل فِي قُلُوبِنَا ِغَلًّ‬ ‫س َبقُ ْونَا ِب ِ‬
‫اِل ْي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ َِف ْر لَنَا َو ِِل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذيْنَ َ‬
‫ِللَّ ِذيْنَ آ َمنُواْ َربَّنَا إِنَّك َرؤ ُْو ُ َّر ِح ْي ٌم ‪.‬‬
‫ت َخي ُْر ْالَفَاتِ ِحيْنَ ‪.‬اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك‬ ‫ق َوأَ ْن َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا ِب ْال َح ِ‬
‫ع َمَلً ُمتَقَ ِبَلً ‪.‬‬ ‫ط ِيبًا َو َ‬ ‫ِع ْل ًما نًافِعًا َو ِر َْقًا َ‬
‫ار ‪َ . .‬و ْال َح ْمدُ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى ِ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفي الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫لله َرب ْال َعالَ ِميْنَ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 131‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

WALAU TIDAK BISA MENCEGAH

KITA BISA MENGANTISIPASI DATANGNYA BENCANA ALAM


Oleh Isngadi Marwah Atmadja

‫ش ُفر ْو ِر أَ ْنَفُسِفنَا‬ ْ ‫إِّ َّن ْال َح ْمدَ ِللَّ ِه ن َْح َمفدُهُ َونَ ْسفتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسفتَ ْغ َِف ُر ْه َونَعُفوذُ ِباللف ِه ِم‬
ُ ‫فن‬
.ُ‫ِي لَه‬َ ‫ض ِل ْلهُ فََلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫سيِئَا‬ َ ‫َو ِم ْن‬
.ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ اللهُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا‬
َ‫ أَ َّما بَ ْعدُ؛ فَيَا ِعبَادَ الل ِه اتَّقُوااللفه‬.‫ص ْح ِب ِه‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫علَى ُم َح ِم ود َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫َح َّق تُقَا ِت ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن اَِلَّ َواَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ َوا ْعلَ ُم ْوا‬
.‫ص ْفوهَا‬ ُ ‫ َوإِ ْن تَعُفد ُّْوا نِ ْع َمفةَ اللف ِه َلَ ت ُ ْح‬،ُ‫ضفل‬ ِ َ‫س ْب َحانَهُ ُه َو ْال ُمف ْن ِع ُم ْال ُمتََف‬ُ َ‫أَ َّن الله‬
ّ.‫ار‬ ٌ َّ‫ظلُ ْو ٌ ُ َكَف‬
َ َ‫سانَ ل‬ َ ‫ِإ َّن اْ ِِل ْن‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SwT yang telah memberikan
segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga dalam kesempatan ini, di
tengah hiruk-pikuknya aktivitas keduniaan kita, kita masih dapat menyempatkan diri
untuk melaksanakan shalat Jum’at berjama’ah dalam rangka mendekatkan dan
mengharap ridla dari Allah SwT. Tidak lupa juga dalam kesempatan ini khatib mengajak
kepada kita semua untuk senantiasa meningkatkan segala keimanan dan ketakwaan kita
ke hadirat Allah SwT dengan takwa yang sebenar-benarnya. Karena hanya dengan
senantiasa meningkatkan taqwa sajalah kita dapat berharap ridla-Nya.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, rasul akhir
zaman, manusia sempurna panutan kita dalam segala bidang kehidupan. Karena jasa dan
kerja keras beliaulah kita semua bisa merasakan nikmatnya iman.
Jamaah Jum’at yang dikasihi Allah.
Kalau kita mencoba mengitung karunia Allah yang telah diberikan kepada kita
dalam minggu ini. Sunguh, kita tidak akan bisa menghitungnya. Berapa ratus liter oksigen
yang melimpah yang dapat kita hirup dengan bebas. Berapa pula galon air yang dapat kita
manfaatkan secara mudah. Sangat sedikit di antara kita yang sadar akan semua nikmat itu
di kala semua fasiltas dasar itu tersedia. Namun, kita semua pasti sadar manakala hal-hal
yang dianggap lumrah itu tiba-tiba sirna. Kabut asap kebakaran hutan yang pernah

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 132


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

menerpa beberapa kota beberapa waktu yang lalu menyadarkan kita betapa pentingnya
oksigen murni yang disediakan Allah.
Demikian juga dengan air bersih, kita yang kelimpahan air mungkin akan kurang
menyadari betapa bernilainya seliter air bersih di musim kemarau panjang di daerah
tanpa sumber mata air. Saudara-saudara kita di daerah Flores misalnya ada yang harus
berjalan kaki berpuluh kilometer hanya untuk mendapatakan segalon kecil air bersih.
Oleh karena itu, melihat semua kenyataan yang ada, nampaknya cukup layak
kalau setiap kenikmatan yang kita dapat memang harus kita syukuri, termasuk bisa tinggal
di negeri yang indah seperti di Indonesia ini.
Sungguh, kalau kita mau menghitung nikmat Allah maka nikmat itu tidak akan pernah kita
hitung dengan sempurna. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim: 34

ٌ َّ‫ظلُو ٌ ُ َكَف‬
‫ار‬ َ َ‫سانَ ل‬
َ ‫اِل ْن‬ ُ ‫… َو ِإ ْن تَعُدُّوا نِ ْع َمةَ اللَّ ِه ََل ت ُ ْح‬
ِ ْ ‫صوهَا إِ َّن‬
“…dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat
Allah).
Jamaah Jumat Yang diberkahi Allah
Negeri kita ini sangat indah, bentang alamnya nyaris sempurna. Ada gunung ada
juga pantai, tanahnya yang subur dapat menumbuhkan apapun yang ditanam, buminya
kaya akan mineral tambang. Dari minyak sampai uranium semua ada di dalam perut bumi
Nusantara ini.
Nampaknya, kenyataan ini sudah kita ketahui bersama. Namun, di balik semua
keindahan dan kakayaan alam yang ada, wilayah Indonesia juga merupakan wilayah yang
rapuh. Di samping menyimpan berbagai potensi kekaayan alam yang tidak terhitung yang
karena nsgat banyaknya bahkan ada yang belum dapat kita manfaatkan, Wilayah
Indonesia juga menyimpan berbagai bentuk bencana alam yang dapat membahayakan
jiwa warganya. Dari skala maha besar yang mengancam dan menelan korban jutaan
sampai skala kecil yang akibatnya juga cukup menggiriskan.
Bencana yang berasal dari puncak gunung, dari dasar bumi, dari tengah laut, dari aliran
sungai, juga yang berasal dari langit semua ada di negeri ini.
Dalam pelajaran sejarah, kita pernah mendengar kisah hancurnya sebuah kerajaan
besar di tanah Jawa. Mataram. Kerajaan ini akhirnya hancur terkubur debu gunung
merapi. Kita tidak tahu berapa warga Mataram yang selamat dalam mahapralaya yang
mengerikan itu, namun kita hanya tahu konon pusat kerajaan yang ada akhirnya digeser
ke Jawa Timur. Demikian halnya dengan Kerajaan Islam di Bima Nusa Tenggara yang juga
tidak mampu bertahan dari kedahsyatan letusan gunung Tambora.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 133


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Pada era terbaru kita pasti juga masih ingat peristiwa Tsunami Aceh yang menelan
korban sekian banyak nyawa manusia. Belum lagi peristiwa banjir bandang, tanah
longsor, angin ribut, maupun kebakaran, yang hampir setiap hari nyaris dan terus terjadi
di berbagai belahan negeri ini.
Jamaah Jumat Yang dikasihi Allah
Ilmu pengetahuan memang tidak dapat menghentikan apalagi menihilkan semua
potensi bencana alam yang mengancam negeri ini. Namun, ilmu pengetahuan akhirnya
juga dapat memberi banyak solusi. Pada hari ini, nyaris semua bencana alam sudah dapat
kita prediksi. Semua bencana alam yang ada relatif terjadi dalam pola yang jelas. Memang
kita tidak dapat memastikan kapan peristiwa bencana alam itu akan terjadi, namun kita
sudah bisa membaca pola iramanya.
Alam sebenarnya tidak pernah diperintahakn oleh Allah untuk menyengsarakan apalagi
melenyapkan umat Muhammad, sejahat dan semaksiat apapun umat Muhammad itu.
Namun, alam hanyalah menuruti sunnatullah dalam menjaga keseimbangannya.
Semua bencana alam yang ada sebenarnya merupakan perilaku alam dalam menjaga pola
keseimbangannya. Karena mengikuti pola alami yang jelas, ilmu pengetahuan akhirnya
juga dapat membaca semua pola itu. Bahkan alam pun sudah memberi tahu kepada
manusia kapan akan terjadi bencana. Jadi, sesunguhnya tidak pernah ada bencana alam
yang datangnya secara tiba-tiba. Semua melaui proses dan manusia juga bisa mengetahui
semua proses dan tahapan itu.
Jamaah Jumat Yang dikasihi Allah
Karena bencana alam pada dasarnya dapat diprediksi, maka sesunggunya kita
dapat menghindari atau paling tidak mengurangi dampak kerugian dari semua bencana
itu. Sampoai hari ini, bangsa Jepang masih dapat kita jadikan contoh dalam
“persahabatan” mereka dengan gempa bumi. Karena bangsa Jepang tahu dan sadar
bahwa wilayah mereka rawan gempa berbagai skala, maka dalam membangun gedung,
perumahan, jalan dan seluruh sarana yang ada sudah memasukkan unsur potensi gempa
dalam skala yang paling besar. Oleh karena itu, saat gempa terjadi tidak terjadi kerusakan
parah yang membahayakan banyak nyawa manusia. Karena terdidik dan tersadarkan
akan potensi gempa, orang Jepang juga tidak terlalu panik ketika gempa terjadi, mereka
sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.
Bagimana dengan bangsa kita? Dengan banyaknya potensi bencana alam dan
budaya bangsa yang terbiasa berdialog dengan alam, bangsa Indonesia seharusnya bisa
selangkah lebih unggul dalam kisah persahabatannya dengan semua bencana alam yang
ada. Hanya saja berbagai kepentingan jangka pendek yang bersifat seketika, banyak
mengurangi kearifan pola pikir bangsa dalam mengantisipasi datangnya bencana.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 134


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Hampir semua orang pasti tahu kalau membuang sampah di saluran air itu akan
mengakibatkan salura air itu tersumbat dan bisa menyebabkan banjir, Namun berapa
persen dari kita yang tidak pernah membuang sampah ke sungai? Berapa persen di antara
kita yang ada di sini yang melengkapi pekarangan rumahnya dengan sumur resapan? Dan
lain sebagainya.
Jamaah Jumat Yang dikasihi Allah
Kita memang tidak bisa mencegah datangnya semua bencana alam. Sekalipun
bencana alam itu yang terjadi karena ulah manusia sendiri seperti kabut asap maupun
banjir yang merupakan bencana musiman yang bersifat pasti itu. Namun, sebagai orang
yang berpengetahuan kita sesunguhnya dapat melakukan berbagai antisipasi seandainya
bencana alam itu harus terjadi, dampak kerugiannya dapat kita tekan sekecil mungkin.
Misalnya, kita sudah tahu setiap tahun rumah kita akan kebanjira, maka kita dapat
mempersiapkan diri dengan menaruh surat-surat berharga kita di rak lemari yang paling
tinggi. Dan sebagainya. Karena keledai yang bodoh saja tidak mau terperosok ke dalam
lobang sama dua sampai dua kali

‫بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونَفعني وإياكم بما فيه مفن اآليفاِ و‬
‫الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغَفر الله لي ولكم إنه هو السميع العليم‬

Khutbah Kedua

ِ ‫علَى‬
‫الفدي ِْن ُك ِلف ِه‬ َ ُ‫ظ ِه َره‬ ْ ُ‫ق ِلي‬ِ ‫س ْولَهُ بِ ْال ُهدَى َو ِد ْي ِن ْال َح‬ ُ ‫س َل َر‬ ْ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذ‬
َ ‫ِي أَ ْر‬
ُ‫عبْففدُه‬ َ ‫ أَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَففـهَ ِإَلَّ اللففهُ َوأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا‬. َ‫ففرهَ ْال َكففا ِف ُر ْون‬ ِ ‫َولَ ْففو َك‬
‫فن‬ْ ‫فح ِب ِه َو َمف‬
ْ ‫صف‬َ ‫علَففى آ ِل ف ِه َو‬ َ ‫علَففى نَ ِب ِينَففا ُم َح َّم ف ود َو‬
َ ُ ُ َ‫سفَل‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫سف ْفولُه‬
َّ ‫ص فَلَة ُ َوال‬ ُ ‫َو َر‬
ُ‫الدي ِْن َر ِح َم ُك ُم الله‬ ِ ‫ ِإ ْخ َوانِ ْي فِي‬:ُ‫ أَ َّما بَ ْعد‬.‫الدي ِْن‬ ِ ُ ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو‬ ‫س و‬ َ ‫تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح‬
‫علَيْف ِه‬ َ ‫صفلُّوا‬ َ ‫علَفى النَّ ِبفي ِ َ َيفا أَيُّ َهفا الَّفذِينَ آ َمنُفوا‬ َ َ‫صفلُّون‬ َ ُ‫إن اللَّهَ َو َم ََلئِ َكتَهُ ي‬ َّ
‫س ِل ُموا تَ ْس ِلي ًما‬َ ‫َو‬
‫علَفى‬ َ ‫علَفى ِإب َْفرا ِهي َْم َو‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صفلَّي‬َ ‫ َك َمفا‬،‫علَى آ ِل ُم َح َّمدو‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫الل ُه َّم‬
‫ َك َمفا‬،‫علَفى آ ِل ُم َح َّمفدو‬ َ ‫علَفى ُم َح َّمف ود َو‬ َ ‫فار ْك‬ ِ َ‫ َوب‬،ٌ‫ ِإنَّ َك َح ِميْفدٌ َم ِجيْفد‬،‫آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 135


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫علَفى‬ ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم أَ ِعنَّفا َ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫َب َ‬
‫ش ْك ِر َك َو ُح ْس ِن ِع َبادَتِ َك‬ ‫ِذ ْك ِر َك َو ُ‬
‫ار َُ ْقنَا ْ‬
‫اج ِتنَا َبهُ‬ ‫اطَلً َو ْ‬ ‫اط َل َب ِ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْال َب ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا ِات َبا َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬
‫صف ِل ْح لَنَفا دُ ْنيَانَفا الَّتِف ْي فِ ْي َهفا‬ ‫ص َمةُ أَ ْم ِرنَا‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫ِي ُه َو ِع ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ْ‬
‫اج َع ِل ْال َح َياةَ َِ َيفادَة ً ِلنَفا ِفف ْي‬ ‫آخ َرتَنَا الَّ ِت ْي ِإلَ ْي َها َم َعادُنَا‪َ ،‬و ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِ‬ ‫شنَا‪ ،‬وأَ ْ‬ ‫َم َعا ُ‬
‫صففف ِل ْح ُوَلَةَ‬ ‫َففر‪ ،‬اَللَّ ُهفف َّم أَ ْ‬
‫ففل ش و‬ ‫ففن ُك ِ‬ ‫ِ َرا َجففةً لَنَفففا ِم ْ‬ ‫اج َعفف ِل ْال َم ْففو َ‬ ‫ْففر‪َ ،‬و ْ‬ ‫ففل َخي و‬ ‫ُك ِ‬
‫فك‬ ‫فل َهف َفوا ُه ْم تَبَعًففا ِل َمففا َجففا َء نَ ِبيُّف َ‬ ‫اج َعف ْ‬‫س ف ِب ْي ِل َك‪َ ،‬و ْ‬ ‫فى َ‬ ‫ْال ُم ْس ف ِل ِميْنَ َو ُخ ف ْذ ِبأ َ ْي ف ِد ْي ِه ْم ِإلف َ‬
‫ص فَلَ ُح اْ ِِل ْس فَلَ ِ ُ‬ ‫سففلَّ َم‪َ ،‬وأَ ْر ِش ف ْد ُه ْم إِلَففى َمففا فِ ْي ف ِه َ‬ ‫علَ ْي ف ِه َو َ‬ ‫صففلَّى اللَّ فهُ َ‬ ‫ُم َح َّم فدٌ َ‬
‫َو ْال ُم ْس ِل ِمينَ‬
‫ص ْر إِ ْخ َواننَا َ ْال ُمس ِل ِمينَ َوال ُم َجا ِهدِينَ‬ ‫اِل ْس ََل َ ُ َو ْال ُم ْس ِل ِمينَ ‪ ،‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ْ ِ‬
‫صف ْفو َما ِل َو ِفففي‬ ‫فطين َو ِفففي ال ُّ‬ ‫صف َفر َو ِفففي ِف ِل ْسف ِ‬ ‫ق و ِفففي ِم ْ‬ ‫فا ُ َو ِفففي ْال ِعف َفرا ِ‬ ‫الشف ِ‬
‫ِفففي ِ‬
‫ان َوََ َم و‬
‫ان‬ ‫أَ ْفغاَنِ ْستَانَ َوفِي أَ ْندُونِسِيا َوفِي ُك ِل َم َك و‬
‫صَفُوفَ ُه ْم‪ ،‬اللَّ ُه َّم أَ ْه ِل ِك‬ ‫علَى قُلُو ِب ِهم َو َو ِح ْد ُ‬ ‫س ِكينَةَ َ‬ ‫ت ِإي َمانَ ُه ْم َوأَ ْن ِز ِل ال َّ‬ ‫اللَّ ُه َّم ثَ ِب ْ‬
‫فت‪،‬‬ ‫طواَ ِغ ْيف َ‬ ‫ْال َكَفَف َفرةَ َوال ُم ْشف ِفر ِكينَ ‪ ،‬اللَّ ُه ف َّم دَ ِمف ِفر ْال َي ُهففودَ َو ِإ ْسف َفرآئِ َل َوأَ ْم ِر ْي َكففا َوال َ‬
‫ت ش َْملَ ُهم َوفَ ِر ْق َج ْم َع ُه ْم‬ ‫شتِ ْ‬ ‫َو َ‬
‫ار‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً‪َ ،‬وقِنا َ َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً‪َ ،‬وفِي اْ ِ‬ ‫َربَّنا َ آتِنَا فِي الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫س ِليْنَ ‪َ ،‬و ْال َح ْمدُ ِللَّف ِه‬ ‫علَى ْال ُم ْر َ‬ ‫س ََل ٌ ُ َ‬‫صَفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما َي ِ‬ ‫ب ْال ِع َّز ِة َ‬ ‫س ْب َحانَ َر ِب َك َر ِ‬ ‫ُ‬
‫ب ْال َعالَ ِميْن‬ ‫ِر ِ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 136‬‬


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BENCANA ALAM MENURUT PERSPEKTIF ISLAM


Oleh Sugeng PH

‫شف ُفر ْو ِر‬ ُ ‫فن‬ ْ ‫ َونَعُف ْفوذُ بَالل ف ِه ِمف‬،ُ‫ ن َْح َم فدُهُ َونَ ْس فتَ ِع ْينُهُ َونَ ْس فتَ ْغ َِف ُره‬،‫إِنَ ََ ْال َح ْم فدَ ِللَّ ف ِه‬
‫ِي‬َ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد‬ ْ َ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه اللهُ فََلَ ُم‬،‫ِ أَ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫أَ ْنَفُ ِسنَا َو ِسيِئَا‬
ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا‬،‫ َوأَ ْش َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ الله‬،ُ‫لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
‫ أَ َّمفا‬، َ‫ص ْح ِب ِه أَ ْج َم ِعفيْن‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ود َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ ‫س ِل ْم َو َب‬َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
،‫َّاي نَ َْف ِس ْي ِبتَ ْق َوى اللف ِه‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫ فَيَا َم َعا ِش َر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َر ِح َم ُك ُم الله‬:ُ‫بَ ْعد‬
َ‫فَقَ ْد فَاََ ْال ُمتَّقُ ْون‬
‫ان‬ َ ‫ش ف ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫عف ْفوذَ بِالل ف ِه ِمففنَ ال‬ ُ َ‫ بَ ْع فدَ أَ ْن أ‬،‫آن ْال َكف ِفري ِْم‬ ِ ‫َوقَففا َل الل فهُ تَعَففالَى فِففي ْالقُف ْفر‬
‫فق‬ َّ ‫ ا َيفا أَيُّ َهفا الَّفذِينَ آ َمنُفوا اتَّقُفوا اللَّفهَ َح‬:‫الفر ِحي ِْم‬ َّ ‫الفر ْح َم ِن‬ َّ ‫ ِب ْس ِفم اللف ِه‬،‫الر ِجي ِْم‬ َّ
َ‫تُقَاتِ ِه َو ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬
‫احدَةو َو َخلَقَ ِم ْن َهفا ََ ْو َج َهفا‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُكم ِمن نَّ َْف وس َو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫سفا َءلُونَ بِف ِه َوا ْأل َ ْر َح‬
ُ ‫فا‬ َ َ‫سا ًء َواتَّقُوا اللَّفهَ الَّفذِي ت‬ َ ِ‫يرا َون‬ ً ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاَل َكث‬ َّ َ‫َوب‬
َ َ‫َ ِإ َّن اللَّهَ َكان‬
‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫صف ِل ْح لَ ُكف ْم أَ ْع َمففالَ ُك ْم‬ْ ُ‫سفدِيدًا * ي‬ َ ‫َيفا أَيُّ َهفا الَّفذِينَ آ َمنُفوا اتَّقُفوا اللَّفهَ َوقُولُفوا قَ ْفو ًَل‬
‫ع ِظي ًما‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَاََ فَ ْو ًَا‬ ُ ‫َويَ ْغ َِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َِۗ َو َمن يُ ِطعِ اللَّهَ َو َر‬
Jamaah shalat Ju’at rahmakumullah
Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan
karunianya, sehingga kita masih diperkenankan oleh Allah SWT untuk melaksanakan Sholat Jum’at
pada hari ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW, segenap keluarganya, para shahabatnya, dan insya Allah atas kita semua
sampai akhir zaman, aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
Selanjutnya kami mengajak kepada diri kami dan kepada jama’ah sekalian, untuk terus
meningkatkan Taqwa kita kepada Allah SWT, dengan terus meningkatkan kualitas Iman kita,
ibadah kita kepada Allah SWT, serta amal shalih kita yang memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada sesama, amiin.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 137


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Pada khutbah siang ini kami akan menyampaikan thema besar “Bencana Alam Menurut
Perspektif Islam”, sebagai bagian dari upaya kita untuk ikut dalam mengatasi masalah
kebencanaan yang banyak terjadi di negeri kita tercinta, meliputi hakekat, penyebab dan sikap
yang benar menghadapi bencana alam di negeri kita.
Jamaah shalat Ju’at rahmakumullah
Berbagai bencana alam misalnya , tsunami, banjir , gempa bumi, berbagai penyakit
menular baru yang mewabah dan di kawasan Amerika terjadi angin topan dan badai, seakan telah
menjadi tontonan dan berita biasa.
Cara pandang manusia terkait dengan bencana pada umumnya bahwa, semua peristiwa
alam tersebut dipandang bagaikan peristiwa yang terjadi biasa saja , tanpa ada kaitannya dengan
kehendak Tuhan Maha Pencipta, Yang Maha Memelihara alam ini, yakni Allah SWT dan tanpa
dikaitkannya dengan berbagai maksiyat manusia terhadap Allah SWT, Tuhan Pencipta mereka.
Cara pandang masyarakat yang sekuler tersebut di atas dapat dilihat dari banyak
ungkapan dan opini masyarakat yang berkembang di masyarakat yang mengandung semangat
semata-mata untuk melawan bencana alam tersebut secara fisik/ duniawi, dengan cara
membangun rumah dan gedung anti gempa, teknologi pendeteksi gempa dan stunami, kanal-
kanal pengendali banjir, dan berbagai usaha manusia untuk melawan atau mengatasi apabila
terjadi gempa.
Hampir semua yang diwacanakan oleh masyarakat terkait dengan bencana alam tersebut
,sama sekali tidak mencerminkan hubungan semua peristiwa itu dengan Allah SWT Tuhan Yang
menciptakan bumi dan langit dan seluruh isinya yang di dalamnya terjadi berbagai bencana, yang
tentu saja dibawah kendali-Nya.

Jamaah shalat Ju’at rahmakumullah


Oleh karena itu marilah kita lihat dalam beberapa Firman Allah SWT tentang Hakekat Bencana
yang menimpa kepada manusia.
1. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ghofir (40) : 21

‫عاقِبَةُ الَّذِينَ َكانُوا ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم‬ َ َ‫ْف َكان‬ َ ‫ظ ُروا َكي‬ ُ ‫ض فَيَ ْن‬ِ ‫ِيروا فِي ْاأل َ ْر‬ ُ ‫أَ َولَ ْم يَس‬
َ‫ض فَأ َ َخذَ ُه ُم اللَّهُ ِبذُنُو ِب ِه ْم َو َما َكان‬
ِ ‫ارا فِي ْاأل َ ْر‬ َ َ‫َكانُوا ُه ْم أ‬
ً َ‫شدَّ ِم ْن ُه ْم قُ َّوة ً َوآَث‬
‫لَ ُه ْم ِمنَ اللَّ ِه ِم ْن َوا و‬
‫ق‬
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya
daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi maka Allah mengazab
mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari
azab Allah"

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 138


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

2. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Q.S. Al-Ankabut (29) : 40

َّ ‫فن أ َ َخذَتْفهُ ال‬


ُ‫صف ْي َحة‬ ِ ‫علَ ْي ِه َح‬
ْ ‫اصفبًا َو ِمف ْن ُه ْم َم‬ َ ‫س ْلنَا‬ َ ‫فَ ُك ًَّل أ َ َخ ْذنَا بِذَ ْنبِ ِه فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْر‬
ْ َ‫ض َو ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْغ َر ْقنَا َو َما َكانَ اللَّهُ ِلي‬
ْ ‫ظ ِل َم ُه ْم َولَ ِك‬
‫فن‬ َ ‫س َْفنَا ِب ِه ْاأل َ ْر‬ َ ‫َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َخ‬
َ‫ظ ِل ُمون‬ْ َ‫س ُه ْم ي‬ َ ُ‫َكانُوا أ َ ْنَف‬
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa
suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi,
dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Jamaah shalat Ju’at rahmakumullah


Dari berbagai Firman Allah SWT tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
a. Semua bencana yang yang terjadi di atas bumi dan alam semesta ini tidak ada yang terjadi
begitu saja dengan sendirinya, melainkan sesuai kehendak dan ketentuan Tuhan Pencipta,
yakni Allah SWT, untuk memberi pelajaran, sekedar peringatan atau bahkan hukuman kepada
sebagian umat manusia yang sangat berdosa ;
b. Berbagai bencana itu disebabkan kedurhakaan dan kesombongan manusia terhadap Allah dan
syari’at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka lakukan. Lalu Allah menurunkan berbagai
azab atas mereka ;
c. Orang-orang kafir dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya memandang berbagai bencana
tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak dan skenario Allah.
Mereka tidak dapat melihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau cobaan. Melaikan hanya
menambah kesombongan dan kekufuran kepada Allah SWT.
d. Cara pandang yang mereka kembangkan juga semata-mata ingin mengatasi bencana itu
sendiri, bukan mencari sebab bencana yang sebenarnya terjadi. Namun sayang, sepanjang
perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu mengalahkan dan
melawan kehendak Allah, kendati Fir’aun yang begitu hebat memiliki semua kekuatan saat
berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkai dapat kita saksikan sekarang di
sebuah useum di Mesir. Demikian juga dengan Negara-negara maju teknolohi hari ini seperti
jepang, Eropa dan Amerika. Belum pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami
dan berbagai bencana yang Allah turunkan di negeri mereka. Semuanya lemah dan tak
berdaya di hapadan kehendak Allah SWT.
Apa yang perlu kita lakukan dengan beberapa Firman Allah SWT di atas :
1. Memahami bahwa kehendak Allah SWT, terkait dengan imbalan (pahala) dan hukuman
(punishment) bukan hanya terjadi di akhirat, melainkan sudah Allah terapkan sejak kita hidup
di dunia. Setiap kebaikan yang dibangun di atas dasar iman pada Allah dan ketaatan pada-
Nya dan Rasul-Nya akan berakibat keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 139


LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC)
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Sebaliknya, setiap pelanggaran sistem Allah yang terkait dengan keimanan, syari’ah, akhlak,
sunnatullah dan sebabgainya akan berakibat kepada tindakan Allah melalui berbagai bencana
yang Allah timpakan kepada manusia. Dengan demikian semua peristiwa tersebut harus
dijadikan Ibrah (pelajaran) bagi manusia, agar hidup lebih baik sesuai dengan Syariat/ aturan
Yang maha Kuasa, Allah SWT ;
Penegasan Allah SWT dalam QS. Al Ahzab : 36

ُ ‫ضففى اللَّفهُ َو َر‬


‫سففولُهُ أَ ْمف ًفرا أَ ْن يَ ُكففونَ لَ ُهف ُم‬ َ َ‫َو َمففا َكففانَ ِل ُمففؤْ ِم ون َو ََل ُمؤْ ِمنَف وة ِإذَا ق‬
)18( ‫ض ََل ًَل ُمبِينًا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد‬ ُ ‫ص اللَّهَ َو َر‬ ِ ‫ْال ِخيَ َرة ُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه ْم َو َم ْن يَ ْع‬
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
2. Bencana yang terjadi bukan semata-mata alamiyah, yang kemudian hanya disikapi dengan
lahiriyah, atau fisik semata-mata. Namun demikian sebagai orang yang beragama, maka
melihat semua peristiwa yang terjadi merupakan ujian dan teguran dari Allah SWT, untuk
selanjutnya mereka akan segera kembali dan bertaubat pada Allah. Semakin taat pada aturan
Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah maupun syari’at Allah SWT.
Penegasan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum (30) : 41

‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِر َو ْالبَ ْح ِر ِب َما َك‬
ْ َ ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالَف‬
َ
َ‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
3. Kewajiban Ikhtiyar Bagi Manusia, sebagai manusia yang wajib berikhtiyar dalam lapangan
Mukhayar, maka kita tetap harus berusaha agar kurban bencana yang terjadi dapat
diminimalisir, sebagaimana Allah SWT berfiman dalam Al Qur’an Surat Al-Ra’du : 11

ّ‫ِإ َّنّاللَّهَ َّلّيُغَ ِي ُرّ َماّ ِبقَ ْومّ َحتَّىّيُغَ ِي ُرواّ َماّ ِبأ َ ْنفُس ِِه ْم‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …
Dampak positif Manusia yang mau Berikhtiyar, diantaranya sebagai berikut :
1. Merasakan kepuasan bathin, karena telah berusaha dengan sekuat tenaga dan
kemampuanya yang di miliki, sesuai dengan perintah Allah SWT ;
2. Terhormat di hadapan Allah dan sesama manusia ;
3. Dapat lebih bersyukur karena merasakan susahnya bekerja ;
4. Tidak mudah berputus asa yang merupakan larangan Allah SWt. ;

Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 140


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫‪5.‬‬ ‫‪Menyelamatkan akidahnya, karena tidak bertawakal kepada makhluk, tetapi Tawakkal‬‬
‫‪kepada Allah SWT.‬‬

‫آن ْالعَ ِظي ِْم‪َ ،‬ونََفَعَنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآليَا ِ‬


‫ِ‬ ‫بَا َر َك اللهُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬
‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪،‬‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ ،‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْستَ ْغ َِف ُر اللهَ ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل َ‬ ‫َو ِ‬
‫فَا ْستَ ْغ َِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو ْالغََفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫الفدي ِْن ُك ِلف ِه‬‫علَى ِ‬ ‫ظ ِه َرهُ َ‬ ‫ق ِليُ ْ‬ ‫س ْولَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح ِ‬ ‫س َل َر ُ‬ ‫ِي أَ ْر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِللَّ ِه الَّذ ْ‬
‫عبْففدُهُ‬ ‫ففرهَ ْال َكففافِ ُر ْونَ ‪ .‬أَ ْشفف َهدُ أَ ْن َلَ إِلَففـهَ إَِلَّ اللففهُ َوأَ ْشفف َهدُ أَ َّن ُم َح َّمففدًا َ‬ ‫َولَ ْففو َك ِ‬
‫فن‬ ‫فح ِب ِه َو َمف ْ‬
‫صف ْ‬ ‫علَففى آ ِل ف ِه َو َ‬ ‫علَففى نَ ِب ِينَففا ُم َح َّم ف ود َو َ‬‫سفَلَ ُ ُ َ‬ ‫ص فَلَة ُ َوال َّ‬ ‫سف ْفولُهُ‪َ .‬وال َّ‬ ‫َو َر ُ‬
‫الدي ِْن َر ِح َم ُك ُم اللهُ‬ ‫الدي ِْن‪ .‬أَ َّما َب ْعدُ‪ِ :‬إ ْخ َوانِ ْي فِي ِ‬ ‫ان ِإلَى َي ْو ِ ُ ِ‬ ‫س و‬ ‫تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح َ‬
‫علَيْف ِه‬ ‫صفلُّوا َ‬ ‫علَفى النَّ ِبفي ِ َ َيفا أَيُّ َهفا الَّفذِينَ آ َمنُفوا َ‬ ‫صفلُّونَ َ‬ ‫إن اللَّهَ َو َم ََل ِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َّ‬
‫س ِل ُموا تَ ْس ِلي ًما‬ ‫َو َ‬
‫علَفى‬ ‫علَفى ِإب َْفرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صفلَّي َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّمدو‪َ ،‬ك َمفا َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ود َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫علَفى آ ِل ُم َح َّمفدو‪َ ،‬ك َمفا‬ ‫علَفى ُم َح َّمف ود َو َ‬ ‫فار ْك َ‬ ‫آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِميْفدٌ َم ِجيْفدٌ‪َ ،‬و َب ِ‬
‫علَفى‬ ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم أَ ِعنَّفا َ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬‫بَ َ‬
‫ش ْك ِر َك َو ُح ْس ِن ِعبَادَتِ َك‬ ‫ِذ ْك ِر َك َو ُ‬
‫اجتِنَابَهُ‬ ‫ار َُ ْقنَا ْ‬ ‫اطَلً َو ْ‬ ‫اط َل بَ ِ‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ار َُ ْقنَا اتِبَا َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ْال َح َّق َحقًّا َو ْ‬
‫صف ِل ْح لَنَفا دُ ْن َيانَفا الَّتِف ْي فِ ْي َهفا‬ ‫ص َمةُ أَ ْم ِرنَا‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫ِي ُه َو ِع ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ْ‬
‫اج َع ِل ْال َحيَاةَ َِيَفادَة ً ِلنَفا فِف ْي‬ ‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي ِإلَ ْي َها َم َعادُنَا‪َ ،‬و ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِ‬ ‫شنَا‪ ،‬وأَ ْ‬ ‫َم َعا ُ‬
‫صففف ِل ْح ُوَلَةَ‬ ‫َففر‪ ،‬اَللَّ ُهفف َّم أَ ْ‬ ‫ففل ش و‬ ‫ففن ُك ِ‬ ‫ِ َرا َجففةً لَنَفففا ِم ْ‬ ‫اجعَفف ِل ْال َم ْففو َ‬ ‫ْففر‪َ ،‬و ْ‬ ‫ففل َخي و‬ ‫ُك ِ‬
‫فك‬ ‫فل َهف َفوا ُه ْم تَ َبعًففا ِل َمففا َجففا َء نَ ِبيُّف َ‬ ‫اج َعف ْ‬
‫س ف ِب ْي ِل َك‪َ ،‬و ْ‬ ‫فى َ‬ ‫ْال ُم ْس ف ِل ِميْنَ َو ُخ ف ْذ ِبأ َ ْي ف ِد ْي ِه ْم ِإلف َ‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 141‬‬


‫)‪LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA (LPB/MDMC‬‬
‫‪PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH‬‬

‫ص فَلَ ُح اْ ِِل ْس فَلَ ِ ُ‬ ‫سففلَّ َم‪َ ،‬وأَ ْر ِش ف ْد ُه ْم ِإلَففى َمففا ِف ْي ف ِه َ‬ ‫علَ ْي ف ِه َو َ‬‫صففلَّى اللَّ فهُ َ‬‫ُم َح َّم فدٌ َ‬
‫َو ْال ُم ْس ِل ِمينَ‬
‫ص ْر ِإ ْخ َواننَا َ ْال ُمس ِل ِمينَ َوال ُم َجا ِهدِينَ‬ ‫اِل ْس ََل َ ُ َو ْال ُم ْس ِل ِمينَ ‪ ،‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫اللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ْ ِ‬
‫صف ْفو َما ِل َوفِففي‬ ‫فطين َوفِففي ال ُّ‬ ‫صف َفر َوفِففي فِ ِل ْسف ِ‬ ‫ق وفِففي ِم ْ‬ ‫فا ُ َوفِففي ْال ِعف َفرا ِ‬
‫الشف ِ‬
‫فِففي ِ‬
‫ان َوََ َم و‬
‫ان‬ ‫أَ ْفغاَنِ ْستَانَ َوفِي أَ ْندُونِسِيا َوفِي ُك ِل َم َك و‬
‫صَفُوفَ ُه ْم‪ ،‬اللَّ ُه َّم أَ ْه ِل ِك‬
‫علَى قُلُو ِب ِهم َو َو ِح ْد ُ‬ ‫س ِكينَةَ َ‬ ‫ت ِإي َمانَ ُه ْم َوأَ ْن ِز ِل ال َّ‬ ‫اللَّ ُه َّم ثَ ِب ْ‬
‫فت‪،‬‬ ‫طواَ ِغ ْيف َ‬ ‫ْال َكَفَف َفرةَ َوال ُم ْشف ِفر ِكينَ ‪ ،‬اللَّ ُه ف َّم دَ ِمف ِفر ْاليَ ُهففودَ َو ِإ ْسف َفرآئِ َل َوأَ ْم ِر ْي َكففا َوال َ‬
‫ت ش َْملَ ُهم َوفَ ِر ْق َج ْمعَ ُه ْم‬ ‫شتِ ْ‬ ‫َو َ‬
‫ار‬ ‫عذَ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً‪َ ،‬وقِنا َ َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً‪َ ،‬وفِي اْ ِ‬ ‫َربَّنا َ آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬

‫‪ّ،‬وا ْل َح ْمدُّ ِللَّ ِه ِّر ِ‬


‫بّ‬ ‫علَىّا ْل ُم ْر َ‬
‫س ِل ْي َن َ‬ ‫س َل ٌمّ َ‬
‫‪ّ،‬و َ‬
‫ن َ‬ ‫بّا ْل ِع َّز ِةّ َ‬
‫ع َّماّيَ ِصفُ ْو َّ‬ ‫ّربِكَ َ‬
‫ّر ِ‬ ‫س ْب َح َ‬
‫ان َ‬ ‫ُ‬
‫ا ْلعَالَ ِم ْين‬

‫‪Kumpulan Materi Khutbah Tentang Pengurangan Risiko Bencana | 142‬‬

Anda mungkin juga menyukai