Jenis tensimeter
Tensimeter manual
Tensimeter manual terdiri dari dua jenis yaitu tensimeter aneroid dan merkuri (air raksa). Kedua
tensimeter ini terdiri dari karet manset, manometer (alat ukur) untuk menunjukkan tekanan manset,
pompa untuk mengembangkan manset, dan katup untuk menurunkan tekanan manset.
Perbedaannya, tensimeter merkuri menggunakan air raksa sedangkan tensimeter aneroid tidak.
Penggunaan kedua tensimeter ini selalu dikombinasikan dengan stetoskop yang digunakan untuk
mendengarkan suara aliran darah arterial.
Hasil pengukuran dengan tensimeter merkuri lebih akurat daripada tensimeter aneroid. Untuk
ketepatan pengukuran, tensimeter manual harus dikalibrasi secara berkala (aneroid harus lebih
sering).
Ketika jantung berdenyut atau berkontraksi, darah akan terdorong melalui arteri ke seluruh tubuh.
Ini menyebabkan tekanan pada arteri, yang disebut dengan tekanan sistolik. Kemudian jantung akan
berelaksasi dan bersiap untuk kembali berdenyut. Ini menyebabkan penurunan tekanan, yang
disebut dengan tekanan diastolik.
Pada tensimeter manual, manset tensimeter dikembangkan (dipompa) hingga petunjuk pada
manometer melebihi tekanan sistolik yang diperkirakan. Saat katup angin dibuka, tekanan manset
perlahan turun. Ketika tekanan manset sama dengan tekanan sistolik arteri, darah mulai mengalir
melewati manset, menciptakan turbulensi aliran darah dan suara detak di stetoskop pun terdengar.
Itulah sistolik.
Masih mendengarkan melalui stetoskop, suara detak akan terus berlanjut sampai tekanan pada
manset turun di bawah tekanan diastolik arteri. Tekanan saat aliran darah terdengar berhenti itulah
yang disebut tekanan diastolik.
Tekanan sistolik dan diastolik dituliskan dengan pemisah garis miring dengan satuan mmHg. Contoh:
120/80 mmHg. Dibaca dengan 120 per 80 milimeter merkuri. Tetap menggunakan satuan mmHg
meskipun menggunakan tensimeter non merkuri.
Sebelum mengukur tekanan darah, pastikan Anda sudah menggunakan manset dengan ukuran yang
sesuai dengan lengan pasien.
Panjang manset yang ideal setidaknya sama dengan 80% lingkar lengan atas pasien. Manset harus
kosong dari udara, jika masih terdapat udara silakan kosongkan terlebih dahulu.
Pasien yang akan diperiksa harus sudah beristirahat dan dalam kondisi rileks dan santai 15 menit
sebelum pengukuran.
Tensimeter manual
1. Lilitkan manset di sekitar lengan atas dengan tepi bawah manset berjarak sekitar satu inci di
atas fosa antecubital.
2. Dengan lembut tempatkan stetoskop di atas arteri brakialis tepat di bawah tepi manset.
3. Pompa atau kembangkan manset dengan cepat namun teratur sampai tekanan 180 mmHg
(dewasa).
4. Turunkan tekanan udara pada manset secara perlahan dengan membuka katup pada
pompa. Kecepatan penurunan tekanan adalah sekitar 3 mm/detik.
5. Tetap dengarkan dengan stetoskop. Suara detak (Korotkoff) pertama adalah tekanan sistolik
pasien. Saat suara detak hilang, itulah tekanan diastolik. Contoh: 120/80 mmHg).
Pada beberapa pasien, suara Korotkoff tidak terdengar setelah tekanan sistolik. Selang beberapa
saat kemudian suara Korotkoff ini muncul kembali. Interval ini disebut dengan "auscultatory gap"
atau "celah auskultasi". Kejadian patofisiologis ini dapat menyebabkan kerancuan pengukuran
tekanan sistolik jika tekanan manset tidak terlalu tinggi. Karena itulah, direkomendasikan untuk
mengembangkan manset sampai ke tekanan 180 mmHg.
Tensimeter digital otomatis
Kelebihan tensimeter digital otomatis adalah petugas tidak perlu memompa manset dan tidak perlu
mendengarkan suara sistolik dan diastolik. Hanya saja ukuran dan cara memasang manset tetap
harus diperhatikan.
Setelah manset terpasang, cukup menekan tombol start pada alat. Manset akan mengembang dan
mengempis dengan sendirinya dan hasil pengukuran muncul pada layar.
Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan terkait pengukuran tekanan darah, yaitu:
Jika sering digunakan, baik tensimeter manual maupun digital memerlukan kalibrasi.
Gunakan manset berukuran besar pada pasien berotot atau berlengan besar.
Gunakan manset kecil untuk pasien anak-anak.
Jangan membungkuskan manset tensimeter pada pakaian.
Jika tekanan darah pasien tinggi, ukur lagi tekanan darahnya beberapa menit kemudian.
Tekanan darah mulai dari 180/120 mmHg atau lebih membutuhkan penanganan medis segera !!!
Pada 2017 lalu, WHO dan Depkes RI mulai meninggalkan penggunaan tensimeter merkuri dari sektor
kesehatan. Ke depan, tensimeter merkuri tidak lagi digunakan. Hal ini karena merkuri pada
tensimeter dapat menguap dan terhirup oleh petugas atau pasien.
3 Jenis Tensimeter Dan Cara Menggunakannya
Sentral Alkes | April 3, 2018
Banyak alat kesehatan yang diciptakan untuk memudahkan kita dalam mendiagnosa suatu
penyakit. Salah satu alat kesehatan yang sering kita lihat dan dapat digunakan sendiri tanpa
bantuan tenaga medis adalah tensimeter. Hal ini karena alat ini tidak membutuhkan keahlian
khusus dan tidak berbahaya digunakan oleh awam jika mengetahui cara menggunakan
tensimeter dengan benar.
Tensimeter dijual secara bebas di toko alat kesehatan dengan berbagai macam jenis dan
model. Ada tensimeter yang digunakan secara manual dan ada pula tensimeter digital yang
memudahkan. Beberapa orang memilikinya di rumah agar dapat dengan mudah mengecek
tekanan darah sebagai salah satu cara untuk mengetahui masalah yang disebabkan oleh
tekanan darah rendah atau tinggi secara dini.
Tensimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Alat ini
dapat digunakan untuk melakukan deteksi apakah tekanan darah yang kita miliki ada pada
kisaran normal. Tekanan darah di atas atau di bawah normal tentunya akan memberikan efek
yang tidak baik bagi tubuh. Penanganan dini dapat kita lakukan jika kita mengetahui kisaran
tekanan darah kita.
Cara mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter dapat kita lakukan sendiri. Seperti
yang sudah disinggung sebelumnya jika kita mengetahui cara menggunakan tensimeter
dengan benar kita bisa mengukur sendiri berapa tekanan darah kita dan keluarga sehingga
alat ini dapat menjadi salah satu alat kesehatan yang Anda miliki di rumah.
Ada 3 macam tensimeter yang dapat kita jumpai di pasaran. Tiga jenis tensimeter tersebut
yaitu tensimeter air raksa, tensimeter jarum atau aneroid, dan tensimeter digital. Tensimeter
air raksa dan tensimeter jarum adalah tensimeter yang pengukurannya masih dilakukan secara
manual dan cara pengukurannya masih memerlukan peralatan tambahan berupa stetoskop
untuk mengetahui diastole dan sistole-nya.
Tensimeter air raksa termasuk dalam jenis tensimeter konvensional yang sudah ada sejak
lama. Tensimeter jenis ini sudah jarang sekali digunakan oleh banyak tempat kesehatan
karena tensimeter jenis ini cukup berbahaya. Bahan air raksa yang menjadi salah satu
penyusunnya adalah penyebabnya. Namun, kita mungkin masih menjumpai tensimeter jenis
ini di beberapa tempat. Tensimeter jenis ini berbentuk persegi panjang terbuat dari besi dan
kaca yang dapat dibuka tutup tergantung penggunaannya.
Walaupun mengandung raksa yang berbahaya, tensimeter jenis ini memiliki tingkat akurasi
yang tinggi. Jika disimpan dan digunakan dengan benar, tensimeter jenis ini dapat
memberikan data yang akurat dan dapat Anda jadikan patokan yang tepat. Cara
menggunakan tensimeter manual ini cukup mudah, namun, tetap membutuhkan perasaan
yang tajam. Lalu bagaimana cara menggunakan tensimeter air raksa tersebut? Adapun cara
mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa adalah sebagai berikut.
2. Tensimeter jarum
Selain tensimeter air raksa, yang termasuk dalam tensimeter manual lainnya adalah
tensimeter jarum. Tensimeter ini tidak menggunakan air raksa dalam menunjukkan angga
melainkan jarum. Hal ini membuat alat tensimeter ini menjadi lebih aman digunakan.
Tensimeter jarum ini, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, disebut juga dengan
tensimeter aneroid.
Tensimeter jenis ini memanfaatkan jarum mekanik sebagai penunjuk ukuran. Alat ini
dirancang sedemikian rupa agar jarum dapat bergerak sesuai dengan tekanan yang diberikan
pada manset. Tensimeter jenis ini menjadi pilihan karena tensi jenis ini dapat digunakan
secara manual tanpa memiliki risiko yang berbahaya. Cara menggunakan tensimeter jarum
sebenarnya sama dengan menggunakan tensimeter air raksa.
Hal yang membedakan cara mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter jarum dengan
air raksa hanya ada pada jarum ‘on’ yang harus diarahkan pada tensimeter air raksa,
sedangkan pada tensimeter jarum, hal tersebut tidak perlu dilakukan. Ukuran alat tensimeter
jarum ini juga lebih ringkas sehingga lebih mudah disimpan. Anda bisa melakukan
pengukuran tekanan darah sama persis dengan urutan yang ada pada tensimeter air raksa.
3. Tensimeter digital
Seperti namanya, tensimeter digital lebih mudah digunakan karena semuanya serba otomatis.
Tensimeter jenis ini sangat mudah digunakan dan memberikan data yang akurat dengan
menunjukkan tekanan darah dengan angka digital. Anda tidak perlu menggunakan stetoskop
karena alat ini akan bekerja secara otomatis tanpa harus mendengarkan detak pertama dan
kedua. Bagi penggunaan pribadi, alat ini juga cukup efisien.
Walaupun beberapa orang kerap meragukan pengukuran secara digital ini, namun, hasilnya
sudah melalui uji sehingga tingkat keakuratannya cukup tinggi. Adapun cara menggunakan
tensimeter digital cukup mudah sehingga orang awam pun dapat melakukannya dengan
mudah. Nah, cara mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital adalah sebagai
berikut.
1. Pasang manset pada bagian atas siku seperti saat pengukuran dengan cara manual.
2. Tutup bagian katup udara, kemudian atur udara yang akan Anda masukan untuk menekan
manset. Biasanya selisihnya 30 sampai dengan 40 mmHg dari tekanan darah normal.
3. Setelah itu, Anda hanya perlu menekan tombol power sehingga tensimeter digital bekerja.
4. Jika Anda melakukan dengan benar, setelah mencapai tekanan yang diinginkan, tekanan
pada manset akan berkurang sendiri dan angka diastole serta sistole akan tertera pada layar
digital Anda.
5. Anda bisa catat angka tersebut.
Sangat mudah bukan? Jangan lupa jika alat tensimeter digital memiliki banyak tipe dan
merek yang berbeda. Tensimeter digital yang dibuat oleh perusahaan yang berbeda bisa jadi
memiliki spesifikasi yang berbeda pula. Tombol ‘power’ yang ditunjukkan pada cara di atas
bisa jadi berubah menjadi tombol ‘start’. Membaca manual akan membuat Anda dapat
mengetahui cara menggunakan tensimeter yang tepat.