NON-TRADISIONAL1
Abstract
Non-traditional security issues have become Indonesian foreign policy agenda since the last two decades. It
is influenced by the Cold War and the growing strength of non traditional security threats that are transnational
and endanger the life of people. The non traditional security threats include climate change and environmental
destruction, energy security, international migration, and international terrorism. As part of international community,
Indonesia is also unavoidable from non-traditional security threats that require the handling of not only domestic
policy but also foreign policy. To that end, this paper will examine the importance of non-traditional security issues
in Indonesian foreign policy.
Abstrak
Isu keamanan non-tradisional telah menjadi agenda politik luar negeri Indonesia sejak dua dasawarsa terakhir.
Hal tersebut dipengaruhi oleh berakhirnya Perang Dingin dan semakin menguatnya ancaman keamanan non-
tradisional yang sifatnya lintas negara yang membahayakan sendi-sendi kehidupan warga negaranya. Ancaman
keamanan non-tradisional tersebut antara lain isu mengenai perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup,
keamanan energi, migrasi internasional, dan juga terorisme internasional.Sebagai bagian dari komunitas internasional,
Indonesia juga tidak dapat terhindarkan dari ancaman keamanan non-tradisional yang memerlukan penanganan
tidak hanya kebijakan domestik tapi juga kebijakan luar negeri. Untuk itu, tulisan ini akan mengkaji urgensi isu
keamanan non-tradisional dalam kebijakan luar negeri Indonesia.
1
Tim Peneliti terdiri dari Athiqah Nur Alami, S.IP, MA; Dr. Ganewati Wuryandari; Dr. Siswanto; RR. Emilia Yustiningrum, S.IP, MA;
Rizka Fiani Prabaningtyas, S.IP, Mario Surya Ramadhan, S.Sos.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 87
Dinamika hubungan antar negara telah dalam pembahasan persoalan politik luar negeri
mengalami perubahan cepat dan kompleks. dan isu keamanan non-tradisional dengan
Berakhirnya Perang Dingin, pesatnya kemajuan lima karakteristik, yaitu sifat persoalan, aktor
teknologi informasi dan globalisasi tidak dan kepentingan, faktor yang mempengaruhi,
saja telah mendorong perubahan tatanan pendekatan dan bentuk sekuritisasi. Kelima
internasional, melainkan juga melahirkan karakteristik inilah yang menjadi fokus dari buku
tantangan, agenda, aktor dan ancaman baru dalam ini (lihat Gambar 1.)
hubungan internasional. Sekalipun ancaman
keamanan tradisional yang berwujud perang
masih membayangi stabilitas dan perdamaian
dunia hingga saat ini, tetapi dalam beberapa
dekade terakhir keamanan non-tradisional juga
telah menjadi realitas ancaman yang semakin
menguat.2 Ancaman keamanan non-tradisional
akhir-akhir ini semakin mendapatkan perhatian
serius dari negara-negara di dunia. Kondisi ini
didorong oleh kekhawatiran mendalam akan
dampak yang dapat ditimbulkan dari ancaman
tersebut yang tidak mengenal batas kedaulatan
wilayah negara.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
Sumber: Diolah oleh tim.
internasional memiliki tanggung jawab
moral untuk ikut andil di dalam upaya global Gambar 1. Karakteristik Isu Keamanan non-
mengatasi ancaman keamanan non-tradisional Tradisional
tersebut. Terlebih lagi, Indonesia sejatinya juga
menghadapi sejumlah persoalan nyata ancaman Pertama, jika dilihat dari sifat persoalan,
keamanan ini, seperti permasalahan lingkungan keempat isu tersebut bersifat multidimensi dan
hidup, keamanan energi, migrasi internasional, transnasional. Dalam isu lingkungan hidup,
dan terorisme internasional. Hasil kajian misalnya, perubahan iklim yang kian tidak
menunjukkan bahwa isu-isu tersebut merupakan menentu menimbulkan efek berganda antara
bagian dari kepentingan nasional Indonesia lain berupa banjir, kekeringan, munculnya
dan pemerintah Indonesia memiliki berbagai virus-virus penyakit baru dan punahnya beberapa
kebijakan, termasuk di level kebijakan luar jenis spesies di muka bumi.3 Kegiatan ekonomi
negeri dan diplomasi. Meskipun demikian, dalam masyarakat, lalu lintas transportasi, pertanian
pelaksanaannya, masih terdapat sejumlah kendala dan aspek-aspek lainnya secara langsung dan
yang dihadapi, khususnya oleh pemerintah tidak langsung juga akan terpengaruh dengan
Indonesia. Untuk itu, terdapat sejumlah strategi adanya fenomena global tersebut. Dampak
diplomasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah negatif yang ditimbulkannya pun tidak mengenal
dalam mengatasi persoalan ancaman keamanan mengenal batas wilayah kedaulatan negara
non tradisonal. Hal-hal tersebut di atas akan (transboundary), dimana negara kaya atau
menjadi pembahasan tulisan ini. miskin, ataupun bangsa kulit putih atau kulit
berwarna akan terkena dampak dari pemanasan
Fokus Kajian global dan perubahan iklim.
Berangkat dari latar belakang diatas, tulisan
ini menganalisis isu keamanan non-tradisional 3
Kalangan ilmuwan memperkirakan seperempat dari
seluruh species yang ada di planet bumi akan punah pada
lima puluh tahun mendatang. Hampir tujuh belas macam
2
Susan L. Graig, “China Perception of Traditional and species hilang setiap harinya. Kepunahan mereka dipercepat
NonTraditional Security Threat”, The Strategic Studies Institute, adanya kebakaran, polusi, diversifikasi penggunaan lahan
Maret 2007, http://www.StrategicStudiesInstitute.army.mil/, dan berkurangnya cakupan hutan. Setiap tahunnya, dunia
diakses pada tanggal 16 Agustus 2014, hlm. 101. kehilangan hutan seluas sekitar empat kali negara Swiss.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 89
keamanan internasional jika terjadi dalam tiga negeri ke depan dalam merespons isu tersebut.
bentuk. Pertama, migrasi internasional terjadi Dalam kajian empat tahun sebelumnya (2010-
sebagai konsekuensi dari ancaman keamanan 2013), penulis telah mengkaji empat isu-isu
lainnya, seperti pelanggaran HAM, konflik keamanan non-tradisional yaitu lingkungan
etnis dan konflik internal. Bentuk kedua adalah hidup, keamanan energi, migrasi internasional,
migrasi internasional dapat dianggap sebagai dan terorisme internasional. Untuk itu, pada tahun
ancaman bagi keamanan internasional ketika itu kelima, sebagai bagian dari upaya akademis,
terjadi secara masif dan tidak terkontrol. Ketiga, buku ini mengkaji perkembangan dan pengaruh
jika migrasi internasional berdampak pada isu-isu keamanan non-tradisional yang strategis
ancaman keamanan lainnya seperti kekerasan bagi politik luar negeri Indonesia. Buku yang
rasial dan xenophobia, maka dapat dianggap mengambil timeframe pemerintahan Indonesia
sebagai ancaman bagi keamanan nasional.4 Untuk di era reformasi ini bertujuan untuk melakukan
itu, dalam konteks Indonesia, apakah migrasi assessment terhadap pelaksanaan kebijakan
internasional, khususnya yang dilakukan oleh luar negeri Indonesia, dengan mengidentifikasi
pekerja migran, memiliki karakteristik ketiga pola dan trend yang terjadi dalam keempat isu
bentuk di atas, sehingga dapat dikategorikan tersebut. Penelitian yang dilakukan merupakan
sebagai ancaman keamanan, perlu menjadi penelitian kualititatif dengan metode pencarian
perhatian. data berupa studi literatur dan focus group
Berdasarkan lima karakteristik di atas, discussion di Jakarta, Bandung dan Surabaya.
permasalahan mendasar dalam politik luar negeri Narasumber dalam diskusi tersebut diantaranya
Indonesia dalam isu keamanan non-tradisional, adalah akademisi, aktivis Lembaga Swadaya
yaitu isu-isu keamanan non-tradisional masih Masyarakat dan aktor pemerintah seperti
menjadi tantangan kebijakan luar negeri Kementerian Luar Negeri RI.
Indonesia yang perlu diimplementasikan secara
nyata. Upaya tersebut belum sepenuhnya Hasil Penelitian
efektif dan optimal dalam menyelesaikan 1. Isu Keamanan Non-tradisional dan
persoalan, sehingga pemerintah Indonesia masih Kepentingan Nasional Indonesia
menghadapi sejumlah kendala baik di dalam Konsep keamanan non-tradisional terus
negeri maupun internasional. Salah satu kendala mengalami perkembangan dan telah
utama yang terjadi di dalam negeri adalah mempengaruhi agenda kebijakan luar negeri
persoalan lemahnya koordinasi. Karakter isu-isu (foreign policy) 5 berbagai negara termasuk
keamanan non-tradisional yang multidimensi dan Indonesia. Sebagai salah satu negara yang
multistakeholder tersebut menjadikan pentingnya menghadapi sejumlah ancaman keamanan non-
koordinasi antar pemangku kepentingan, baik tradisional, Indonesia juga memiliki kepentingan
intra negara maupun antara aktor negara dan nasional untuk mengatasi persoalan tersebut
non negara. Pembentukan berbagai institusi melalui kebijakan luar negerinya. Indonesia,
baru untuk menangani isu-isu tersebut memang paling tidak menghadapi empat persoalan
dapat menjadi solusi, tetapi perlu ditingkatkan keamanan non-tradisional, yaitu lingkungan
kapasitas dan efektivitasnya. Untuk itu, menjalin hidup, keamanan energi, migrasi internasional,
hubungan baik dengan aktor non negara, seperti dan terorisme internasional, yang strategis bagi
LSM, organisasi internasional, media, dan politik luar negeri Indonesia.
sebagainya menjadi suatu keniscayaan.
Dalam isu lingkungan hidup, misalnya,
Dengan melihat perkembangan isu-isu sebagai negara kepulauan yang memiliki ribuan
tersebut di masa mendatang dan respons pulau, Indonesia sangat berkepentingan untuk
Indonesia terhadap isu-isu tersebut maka penting menjaga keutuhan wilayah teritorialnya. Namun,
untuk mengetahui bagaimana kebijakan luar fenomena perubahan iklim dan pemanasan global
4
Aniol W, International Migration and European Security, 5
Tulisan ini menggunakan istilah “kebijakan luar negeri” dan
Warsawa, Instytut Studiów Politycznych Polskiej Akademii “politik luar negeri” secara bergantian dan mengacu pada
Nauk, 1992, hlm. 17. makna yang sama.
6
“Kenaikan Muka Laut 10 Milimeter”, Kompas, 17 Februari 9
“Malaysia Masih Menjadi Negara Pengguna TKI terbanyak
2009. di 2013,” Liputan6, 7 Januari 2014, http://bisnis.liputan6.
com/read/794211/malaysia-masih-jadi-negara-pengguna-tki-
7
“Indonesia in 2028: Permanent and Irreversible Climate terbanyak-di-2013, diakses pada tanggal 16 Februari 2014.
Change”, The Jakarta Globe, 18 Oktober 2013, http://www.
thejakartaglobe.com/news/indonesia-in-2028-permanent-and- 10
“Remitansi TKI tahun 2013 Capai Rp 81,34 Triliun,”
irreversible-climate-change/, diakses pada tanggal 17 Februari Suara Pembaharuan, 27 Desember 2013, http://www.
2014. suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/remitansi-tki-tahun-
2013-capai-rp-8134-triliun/47110, diakses pada tanggal 16
8
“Indonesia Mulai Kurangi Ketergantungan Minyak,” Neraca, Februari 2014.
29 Januari 2014, http://www.neraca.co.id/article/37748/
Indonesia-Mulai-Kurangi-Ketergantungan-Minyak, diakses 11
Kontribusi sektor pariwisata pada GDP provinsi Bali
pada tanggal 17 Februari 2014. mengalami penurunan dari 59,95% (2000) menjadi 47,42%
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 91
terorisme ini pun akhir-akhir ini semakin Selain itu, dalam pernyataan pers tahunan
kompleks dengan fakta adanya hubungan 2014, mantan Menlu RI Marty Natalegawa
jaringan antara terorisme di Indonesia dengan menyatakan bahwa diplomasi akan tetap
jaringan teroris internasional, seperti Al Qaeda dikedepankan dalam penanganan berbagai isu
dan ancaman baru berupa kemunculan beberapa yang memerlukan kerja sama internasional,
kelompok masyarakat yang mendukung Negara seperti keamanan pangan, keamanan energi,
Islam di Irak dan Syiria (ISIS/ISIL/IS-Islamic keberlanjutan lingkungan dan bencana alam,
State of Iraq and Syria/Islamic State of Iraq serta kejahatan transnasional seperti terorisme
and Leviant/Islamic State). Aksi-aksi kekerasan dan perdagangan manusia.13 Untuk itu, terkait
yang dilancarkan oleh kelompok teroris di atas dengan isu-isu keamanan non-tradisional
dipandang sebagai ancaman serius oleh Indonesia. tersebut, Indonesia telah melakukan sejumlah
Terorisme ini tidak hanya berdampak terhadap langkah penting baik berupa kebijakan domestik
tataran kehidupan domestik, yaitu mengancam maupun luar negeri.
kemantapan stabilitas politik keamanan dan
sosial ekonomi dalam negeri, melainkan juga 2. Kebijakan Domestik dan Luar Negeri:
mempengaruhi hubungan Indonesia dengan Yuridis Formal, Institusional dan Praksis
negara-negara lain. Berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia
Mengacu pada permasalahan-permasalahan dalam isu lingkungan hidup, keamanan energi,
kompleks yang masih dihadapi Indonesia dalam migrasi internasional dan terorisme internasional
isu-isu keamanan non-tradisional di atas dapat di atas secara jelas menggarisbawahi bahwa
dikatakan bahwa isu-isu tersebut signifikan bagi isu-isu tersebut telah menjadi ancaman nyata
kepentingan nasional dan tantangan serius bagi bagi keamanan di Indonesia. Pembiaran
politik luar negeri Indonesia. Signifikansi isu-isu terhadap berbagai persoalan tersebut akan
keamanan non-tradisional bagi kepentingan berdampak sangat serius terhadap pembangunan
nasional telah diakui oleh pemerintah Indonesia. berkelanjutan, kelestarian lingkungan, keamanan,
Dalam isu lingkungan hidup dan keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta individu.
energi, misalnya, Presiden Susilo Bambang Untuk itu, pemerintah Indonesia memiliki
Yudoyono pada peringatan Hari Kemerdekaan kepentingan nasional yang kuat untuk mengambil
Indonesia yang ke-63 pada 19 Agustus 2008 sejumlah langkah kebijakan guna mengatasi
menyampaikan bahwa Indonesia memiliki masalah-masalah tersebut.
kepentingan nasional yang sangat besar untuk Kebijakan-kebijakan tersebut dapat
memberikan perhatian terhadap tiga krisis dikategorisasikan dalam tiga aspek utama,
global yang dihadapi dewasa ini, yaitu energi, yaitu aspek normatif, aspek institusional dan
pangan, dan perubahan iklim. Pengabaian ketiga aspek praktis. Pada tataran normatif, pemerintah
krisis tersebut secara jelas akan mengancam Indonesia telah melakukan upaya di dalam
kepentingan nasional,12 termasuk kepentingan negeri dengan membuat sejumlah regulasi
yang akan dicapai melalui kebijakan luar negeri nasional terkait dengan isu-isu lingkungan
dan instrumen diplomasi. hidup, pekerja migran, energi dan terorisme.
Pada isu lingkungan hidup, misalnya, kebijakan
lingkungan hidup domestik diawali dengan
dikeluarkannya berbagai peraturan terkait
dengan pengelolaan lingkungan hidup. Salah
(2002). Lihat I Nyoman Darma Putra dan Michael Hitchock,
“Terrorism and Touridm in Bali and Southeast Asia”, dalam satunya adalah Undang-Undang Republik
Michael Hitchcock, Victor T. King dan Michael Parnwell (Eds), Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Tourism in Southeast Asia: Challenges and New Directions, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Copenhagen, NIAS Press, 2008, hlm. 86.
Hidup. Undang-Undang ini mengatur tentang
12
Rizal Sukma, “Insight: Climate change poses security threat
to Indonesia”, Jakarta Post, 27 Agustus 2008, http://www.
thejakartapost.com/news/2008/08/27/insight-climate-change- 13
Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Republik
poses-security-threat-indonesia.html, diakses pada tanggal 11 Indonesia RM. Marty M. Natalegawa tahun 2014, Jakarta, 7
Maret 2010. Januari 2014.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 93
cukup aktif meratifikasi konvenan terkait Untuk isu lingkungan hidup, Presiden
terorisme, yaitu sebanyak 7 (tujuh) dari 16 (enam Republik Indonesia (RI) mengeluarkan
belas) konvenan yang ada. Selain itu, meratifikasi Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2008
konvenan internasional mengenai perlindungan tentang pembentukan Dewan Nasional Perubahan
pekerja migran juga dilakukan pemerintah Iklim (DNPI). Dewan yang dipimpin langsung
melalui Undang-Undang Republik Indonesia oleh Presiden dengan wakil ketuanya Menteri
Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Menteri
International Convention On The Protection Of Koordinator Ekonomi serta anggotanya diisi
The Rights Of All Migrant Workers And Members oleh 16 menteri kabinet sekaligus Kepala Badan
Of Their Families (Konvensi Internasional Meteorologi, Klimatologi dan Geophisik ini
Mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh memiliki tanggung jawab untuk merumuskan
Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya). dan sekaligus mengkoordinasikan implementasi
Adanya berbagai regulasi di dalam negeri kebijakan, strategi dan program nasional
dan diratifikasinya sejumlah konvensi terkait mengenai perubahan iklim. Sementara itu, di
dengan isu-isu lingkungan hidup, energi, pekerja dalam Kementerian Luar Negeri isu lingkungan
migran dan terorisme memang tidak secara hidup berada di bawah Direktorat Pembangunan
otomatis menyelesaikan seluruh masalah terkait Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Direktorat
dengan kepentingan nasional Indonesia dalam Jenderal Multilateral.
isu-isu tersebut. Namun demikian, langkah- Kecenderungan pemerintah untuk
langkah tersebut menunjukkan secara jelas membentuk institusi baru juga dapat dilihat di
komitmen pemerintah Indonesia dan memberikan bidang energi. Pemahaman akan pentingnya
legitimasi bagi pemerintah Indonesia dalam peranan energi bagi kegiatan ekonomi dan
arena diplomasi atas isu-isu tersebut. Dengan ketahanan nasional telah mendorong pemerintah
diratifikasinya perlindungan pekerja migran, untuk membentuk Dewan Energi Nasional
misalnya, pemerintah Indonesia memiliki (DEN) berdasarkan Peraturan Presiden No. 26
“senjata” untuk mendesak negara-negara tujuan Tahun 2008. Melalui Dewan ini diharapkan
para pekerja migran Indonesia, seperti Arab penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaan
Saudi dan Malaysia, untuk juga meratifikasi energi dapat dilaksanakan secara berkeadilan,
konvensi tersebut dengan seluruh kewajiban berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu.
yang mengikatnya, termasuk memberikan DEN diketuai Presiden dengan Ketua Harian
perlindungan terhadap pekerja migran dan Menteri Energi, Sumber Daya Alam dan Mineral
keluarganya. (ESDM) dan anggotanya terdiri dari dua unsur,
Selain hal-hal tersebut di atas, hal menonjol yaitu unsur pemerintah (Menteri Perindustrian,
lain yang dapat dicatat dari upaya pemerintah Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan,
Indonesia untuk menangani permasalahan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri
ancaman keamanan non-tradisional baik di Pertanian, Menteri Negara Riset dan Teknologi,
tingkat domestik dan internasional adalah serta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
melalui pendekatan kelembagaan (institusional). Nasional (Kepala BAPPENAS)) dan Unsur Pihak
Di dalam negeri, pemerintah di era reformasi Yang Berkepentingan (8 orang). Sementara itu
membentuk institusi baru yang bersifat ad dalam struktur Kemlu RI, tidak ada direktorat
hoc untuk mengoordinasikan urusan-urusan khusus yang menangani isu energi.
yang terkait lingkungan hidup, energi, pekerja Tantangan kompleks yang dihadapi
migran dan terorisme. Sementara pada tataran dalam soal pekerja migran di luar negeri juga
internasional, pemerintah Indonesia ikut menjadi diatasi pemerintah dengan membentuk sebuah
anggota berbagai lembaga internasional yang lembaga yaitu Badan Nasional Penempatan
fokus kegiatannya pada masalah-masalah dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Lembaga
tersebut. yang diamanatkan oleh UU Nomor 39 Tahun
2004 ini dibentuk berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2006. Dengan adanya
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 95
Bagi Indonesia.15 Kementerian ini, khususnya hubungan erat dengan negara-negara yang
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan menjadi tujuan utama TKI, antara lain dengan
(BPPK), Pusat Pengkajian dan Pengembangan menandatangani MoU dengan Arab Saudi dan
Kebijakan pada Organisasi Internasional (Pusat Malaysia. Sementara dalam isu lingkungan
P2K-OI) juga menyelenggarakan Forum Kajian hidup, Indonesia berupaya untuk memperoleh
Kebijakan Luar Negeri (FKKLN) dengan tema dukungan negara-negara lain untuk pemenuhan
”Migrasi dan Pembangunan: Kondisi Global serta komitmen pengurangan emisi karbon. Salah
Peluang dan Tantangannya bagi Kebijakan Luar satunya dengan membentuk komisi bersama
Negeri”. FKKLN yang diikuti para pemangku untuk kerja sama bilateral dengan Norwegia
kepentingan diselenggarakan di Bandung pada tentang REDD+.18 Sedangkan dalam isu energi,
tanggal 3 Desember 2012. 16 Pendampingan pemerintah Indonesia bekerja sama dengan
yang dilakukan oleh LSM/tenaga ahli/mantan sejumlah negara seperti Jepang, Belanda,
kombatan kepada Polri untuk membantu Tiongkok, dan Korea dalam bentuk Indonesia
penanganan terorisme adalah contoh lain atas – Japan Energy Roundtable (IJERT), Indonesia
keterlibatan aktor non pemerintah dalam isu – the Netherlands Joint Energy Working Group,
keamanan non-tradisional.17 Indonesia China Energy Forum (ICEF), dan
Selain upaya-upaya yuridis formal dan Indonesia – Korea Energy Forum (IKEF).
institusional di atas, pemerintah Indonesia juga Berbeda dengan kerja sama bilateral yang
melaksanakan kebijakan yang sifatnya praksis nampak lebih terbuka pelibatannya dengan
untuk mengatasi persoalan-persoalan terkait banyak negara, pelaksanaan politik luar negeri
isu lingkungan hidup, energi, pekerja migran Indonesia dalam kerja sama regional sejauh ini
dan terorisme. Langkah praksis diwujudkan terlihat tidak terlalu banyak ragamnya. Meskipun
dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia ini tidak berarti Indonesia menghilangkan
dengan terus menggunakan berbagai upaya, kesempatan kerja sama dengan kelompok-
yaitu antara lain dengan menjalin kerja sama kelompok regional lainnya, namun politik
dengan negara-negara lain secara bilateral, luar negeri Indonesia cenderung lebih banyak
regional dan multilateral. Dalam beberapa tahun menempatkan ASEAN dan APEC sebagai
terakhir, langkah-langkah strategis telah diambil bagian penting dalam upaya penanggulangan
untuk mempererat kerja sama di bidang-bidang masalah keamanan non-tradisional di atas.
tersebut. Indonesia ikut dalam berbagai pertemuan dan
Secara bilateral, Indonesia telah menjalin kesepakatan ASEAN untuk bersama-sama
berbagai mekanisme hubungan dengan banyak mengatasi masalah lingkungan, migrasi, energi,
negara baik pada tataran pejabat negara, terorisme, antara lain Informal Ministerial
kementerian dan Presiden. Untuk isu terorisme, Meeting on Environment (IAMME), ASEAN
misalnya, Indonesia bekerja sama dengan Power Grid, ASEAN Convention on Counter
Amerika Serikat dan Australia dalam hal capacity Terrorism (ACCT), dan ASEAN Declaration
building aparat keamanan dan penegak hukum. on The Protection and Promotion of The Rights
Dalam isu migrasi, Indonesia berusaha menjalin of Migrant Workers. Selain itu, Indonesia aktif
terlibat dalam forum regional di APEC untuk
penanganan isu-isu keamanan non-tradisional,
15
Zainuddin Djaffar, “Kebijakan Politik Luar Negeri Republik
Indonesia Menghadapi Kritik Barat di Bidang Lingkungan diantaranya working group, Senior Officials
Hidup dan Tantangannya Bagi Indonesia”, (Depok: FISIP UI, Meeting (SOM), dan pertemuan rutin tingkat
1996/1997). menteri APEC yang membahas mengenai isu
16
Siaran Pers Kemlu No 080/PR/XI/2012/54, “Kemlu Kaji lingkungan hidup, terorisme, energi, dan pekerja
Migrasi dan Pembangunan, Pengaruhnya Polugri”, 28 migran.
November 2012, http://www.kemlu.go.id/Pages/PressRelease.
aspx?IDP=1372&l=id, diakses pada tanggal 20 September
2014. 18
REDD+ berbeda dengan REDD. Dua ketetapan awal REDD
mencakup mengurangi emisi dari deforestasi dan mengurangi
17
Andrew Wiguna Mantong, “NTS and the Problem of State emisi dari degradasi hutan. Beberapa strategi yang ditambahkan
Policy”, Presentasi disampaikan pada FGD Tim Polugri di dalam REDD+ adalah peranan konservasi, pengelolaan hutan
Jakarta, 27 Agustus 2014. secara lestari, dan peningkatan cadangan karbon hutan.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 97
menjadi ancaman nyata di Indonesia. Keberadaan Indonesia, misalnya belum mempunyai road map
peraturan dan lembaga yang secara khusus yang jelas mengenai pengelolaan atas kekayaan
menangani masalah tersebut terbukti belum dan keanekaragaman hayatinya. Hal ini menjadi
sepenuhnya menyelesaikan masalah terorisme. ironi jika Indonesia yang memiliki kekayaan
Permasalahan-permasalahan ini masih menjadi hayati sangat besar belum memiliki perhatian
tantangan bagi politik luar negeri Indonesia ke yang cukup terkait perlindungan tumbuhan
depan. langka dan spesies binatang.
Berbagai permasalahan keamanan non- Kondisi ini menyulitkan diplomasi dalam
tradisional yang masih terus dihadapi politik CITES (Conference in International Trade in
luar negeri Indonesia di atas tentu tidak bisa Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
semata diletakkan akar persoalannya pada Hal ini karena Amerika Serikat dan Inggris
faktor kegagalan Kemlu sebagai ujung tombak yang kekayaan hayatinya jauh lebih sedikit
diplomasi. Politik luar negeri suatu negara selalu dibandingkan Indonesia memiliki perhatian yang
bergerak dinamis dan tidak berada dalam ruangan jauh besar terhadap perdagangan liar flora dan
hampa karena adanya berbagai faktor yang fauna.21 Oleh karena itu, keberadaan peta jalan
mempengaruhinya. Diplomasi yang dilaksanakan ini sangat penting dapat membantu pemangku
Kemlu baik melalui track one, track two dan kepentingan untuk menyusun langkah-langkah
multitrack akan berhasil dengan baik jika secara strategis yang lebih spesifik sesuai tantangan dan
internal mendapatkan dukungan para pemangku kesempatan yang berkembang pada kurun waktu
kepentingan lainnya. Adagium “foreign policy yang dicakupinya. Peta jalan tersebut juga akan
begins at home” nampaknya menjadi penjelasan memberikan arah dan legitimitasi yang kuat bagi
rasional. Artinya, rencana strategis politik luar diplomat-diplomat Indonesia dalam menjalankan
negeri terhadap isu-isu keamanan non-tradisional kebijakan politik luar negeri di fora internasional.
di atas hanya mungkin dapat dijalankan secara Ketiadaan peta jalan yang terstruktur
efektif apabila mendapatkan dukungan kondusif dengan baik ditambah lagi dengan kurangnya
kondisi di dalam negeri. kapasitas sumber daya manusia dan anggaran
Sejauh ini, Indonesia masih menghadapi pendukung yang memadai menyebabkan
berbagai hambatan dan kendala domestik kemampuan pemangku kepentingan untuk
yang pada akhirnya mempengaruhi capaian mengatasi isu-isu keamanan non-tradisional yang
pelaksanaan politik luar negeri dalam isu-isu selalu berkembang dan muncul kemudian isu-isu
keamanan non-tradisional. Beberapa hambatan baru keamanan non-tradisional lainnya menjadi
dan kendala yang dapat diidentifikasi antara kurang optimal. Dengan adanya keterbatasan
lain adalah sebagai berikut. Pertama adalah ini, pemerintah sangat sulit untuk mengenali dan
Indonesia belum memiliki peta jalan politik mengatasi ancaman keamanan non-tradisional
luar negeri yang jelas, khususnya mengenai terutama dengan merujuk pada kompleksitas
isu-isu keamanan non-tradisional. Indonesia persoalan-persoalanya.
sudah memiliki strategi dan kebijakan nasional Kedua adalah persoalan kelembagaan yaitu
yang harus menjadi pedoman dan dijalankan masih kurangnya koordinasi dan sinergitas
oleh para diplomat dan jajaran pemerintahan di dalam menangani isu-isu keamanan non-
dalam politik luar negeri, yaitu sebagaimana tradisional. Sebagaimana dipahami Kementerian
tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Luar Negeri RI hanyalah merupakan salah
Menengah (RPJM) Nasional 2010-2014 dan satu dari rantai komunikasi dan koordinasi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (2005- dalam soal penanganan isu-isu tersebut yang
2025). Kendati demikian strategi dan kebijakan sejatinya melibatkan banyak aktor, baik dari
tersebut belum sampai turunan bagaimana pihak pemerintah, swasta dan organisasi non
membuat suatu peta jalan agar tujuan diplomasi,
yaitu kepentingan nasional akan atas isu-isu 21
Carolina Tinangon, Direktorat Pembangunan Ekonomi dan
lingkungan hidup, energi, perlindungan TKI dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri RI, “Diplomasi
terorisme, di forum-forum internasional tercapai. Lingkungan Hidup”, Presentasi disampaikan pada FGD Tim
Polugri di Jakarta, 18 Maret 2014.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 99
yang sebenarnya dapat menjadi bekal pekerja Di samping masalah kebijakan domestik
migran untuk bekerja di luar negeri, misalnya, yang saling berlawanan dengan komitmen
sering tidak dilaksanakan secara maksimal oleh global di atas, penegakan hukum atas peraturan
Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia yang ada terkait dengan lingkungan hidup, TKI,
Swasta (PPTKIS). Dengan demikian, koordinasi energi dan terorisme yang juga belum berjalan
dalam perlindungan pekerja migran ini tidak sebagaimana mestinya yang pada akhirnya
hanya melibatkan instistusi negara, namun juga mempersulit diplomat Indonesia di dalam
pihak swasta, dan organisasi non pemerintah. memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar
Sinergi antar pemangku kepentingan ini pada negeri. Penegakan peraturan hukum yang belum
waktu sebelum berangkat ke luar negeri, ketika kokoh pada praktik di lapangan telah membuka
berada di luar negeri, dan pada saat kembali peluang atas terjadinya pelanggaran hukum.
ke tanah air, akan membantu mewujudkan Salah satu contoh adalah soal perijinan tambang
perlindungan pekerja migran Indonesia di luar yang pada akhirnya mengancam kelestarian
negeri secara menyeluruh. lingkungan hidup. Kawasan hutan lindung yang
Persoalan ketiga adalah keberadaan seharusnya tidak boleh untuk dipergunakan untuk
kebijakan yang dalam implementasinya menjadi kepentingan komersial, dalam praktiknya terus
kontra-produktif bagi diplomasi Indonesia atas terjadi alih fungsi. Seperti dinyatakan oleh Ketua
soal lingkungan hidup, TKI, energi dan terorisme. Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur,
Indonesia merupakan salah satu negara yang Merah Johansyah, “Mereka [mafia tambang]
sejak tahun 1970an telah aktif terlibat dalam bisa mengakses kawasan yang seharusnya tidak
berbagai forum internasional yang membahas boleh. Di kawasan konservasi Tahura (Taman
mengenai isu lingkungan dan keberlanjutan Hutan Rakyat) Bukit Soe, ada 42 izin tambang.22
pembangunan. Namun, pada sisi lain pemerintah Persoalan keempat, politik luar negeri
memperlihatkan inkonsistensi atas komitmen Indonesia seringkali berada dalam posisi
global akan isu lingkungan hidup dengan tawar yang lemah ketika berhadapan dengan
perilaku di dalam negeri yang mengeluarkan kepentingan asing. Padahal Indonesia memiliki
berbagai peraturan yang dalam praktik di aset yang dapat menjadi instrumen diplomasi
lapangan memberikan kemudahan atas terjadinya untuk memperkuat posisi tawar Indonesia. Hal
pengerusakan lingkungan. Salah satunya adalah ini dikarenakan masih kurangnya kapabilitas
Permentan No.14 Tahun 2009 tentang Pedoman nasional baik di bidang ekonomi dan militer.
Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pemanfaatan Kondisi ini menyebabkan posisi dilematis politik
Budidaya Kelapa Sawit. luar negeri Indonesia. Sebagai contoh dalam
Peraturan ini memberikan ijin pembukaan isu terorisme, pada satu sisi Indonesia harus
lahan gambut untuk dibuka untuk ditanami menanggung dampak dari tekanan internasional,
kelapa sawit. Perijinan ini sejalan dengan tujuan terutama dengan adanya kebijakan luar negeri
pemerintah yang menargetkan 10% kebutuhan dan keamanan nasional AS yang menjadikan isu
bahan bakar dalam negeri akan dipasok dari perang melawan terorisme (Global War Against
bahan nabati dan 70% sumbernya dari kelapa Terrorism) sebagai agenda utama kebijakannya.
sawit pada tahun 2010, dan target pemerintah Pada sisi lain, Indonesia yang masih menghadapi
untuk terus meningkatkan produksi CPO sebesar masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan,
40 juta ton pada tahun 2020. Meskipun demikian, penggangguran dan pendidikan, menjadi semakin
kebijakan ini tidak sejalan dengan kebijakan rumit ketika pemerintah harus memilih prioritas
pemerintah lainnya yaitu pengurangan emisi antara penanganan masalah sosial ekonomi atau
karbon sebesar 26 persen sebagaimana yang terorisme. Apalagi Indonesia yang mayoritas
dijanjikan Presiden RI SBY di Pittsburgh. Oleh penduduknya beragama muslim juga menghadapi
karena, setiap satu ton CPO akan menghasilkan stigma sebagai negara teroris sehingga merugikan
dua ton CO, dan penggunaan pupuk nitrogen di
perkebunan sawit menyumbang emisi 301 kali
lebih besar dibandingkan dengan emisi CO2. 22
“Harga Batubara Tidak Murah”, Kompas, 3 September
2014, hlm. 1.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 101
kita merasa kuat, sehingga kita dapat berperan koordinatif yang baik antara pemerintah pusat
lebih menonjol. Kita juga dapat memanfaatkan dan daerah. Dengan memahami permasalahan
keahlian negara atau pihak lain yang menjadi setiap isu keamanan non-tradisional yang
mitra kerja sama. Indonesia juga perlu berperan berbeda karakteristiknya, maka penangangannya
aktif dalam membantu menyelesaikan persoalan tidak bisa dilakukan secara generik. Untuk
NTS di negara lain. Karakteristik lintas batas itu, dalam setiap perumusan dan pelaksanaan
isu keamanan non-tradisional memungkinkan kebijakan isu tersebut, Kemlu RI harus didukung
Indonesia dapat terkena dampak dari ancaman oleh sumberdaya manusia yang piawai serta
tersebut yang dialami negara lain. Sekalipun dukungan informasi/data yang akurat dan cepat
demikian, kebijakan luar negeri Indonesia tetap yang berbasis teknologi. SDM yang dimaksud
harus cerdas dalam menetapkan prioritas dan mencakup kualitas diplomat dan tenaga-tenaga
mempertimbangkan kapasitas ketika menentukan ahli pendukung yang menguasai substansi isu
arena diplomasi yang relevan bagi kepentingan keamanan non-tradisional. Selain itu, upaya
nasional. kedalam yang bisa dilakukan adalah membuat
Kedua, dalam kerja sama itu Indonesia peta jalan mengenai isu-isu keamanan non-
perlu berperan secara pro aktif, antisipatif, tradisional yang terkait soal lingkungan hidup,
terutama menghadapi permasalahan yang dapat energi, migrasi internasional dan terorisme. Hal
diantisipasi membawa dampak bagi Indonesia. ini dikarenakan kemunculan dan perkembangan
Kerja sama internasional yang telah disepakati isu keamanan non-tradisional sebenarnya dapat
juga perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan diprediksi seiring dengan perkembangan ilmu
operasional yang nyata. Indonesia juga perlu pengetahuan dan teknologi yang pesat.
menjalin kerja sama internasional dengan aktor Pada akhirnya, keberhasilan politik luar
non negara internasional melalui perwakilan negeri ke depan akan sangat ditentukan salah
Indonesia terkait di luar negeri. satunya melalui pembenahan-pembenahan
Ketiga, isu keamanan non-tradisional kondisi di lingkup domestik sehingga bisa
harus ditangani dengan diplomasi inklusif menjadi faktor pendukung diplomasi yang efektif.
yang melibatkan aktor negara dan non negara. Peta jalan dengan turunannya yang implementatif
Keterbatasan kapasitas pemerintah dalam mengenai isu keamanan non-tradisional,
menangani persoalan NTS menjadikan peran dukungan kelembagaan yang memadai dalam
aktor non negara seperti LSM, media, akademisi, konsteks sinergitas, sumberdaya manusia
masyarakat lokal, dan pelaku bisnis semakin dan anggaran, serta konsistensi pelaksanaan
signifikan. Pelibatan ini dapat dimaksimalkan kebijakan menjadi pekerjaan rumah yang harus
untuk menjangkau aktor-aktor non negara dengan dibenahi ke depannya agar politik luar negeri
membuka ruang dialog antara pemerintah dengan Indonesia dapat merespons ancaman keamanan
aktor-aktor tersebut melalui diplomasi publik. non-tradisional yang semakin kompleks ke
Selain itu, perlu adanya kebijakan antar sektor depannya.
di internal pemerintah (interdepth, intercamp)
termasuk keikutsertaan kementerian luar negeri Daftar Pustaka
dalam rapat-rapat koordinasi di kemenko-
kemenko yang membahas masalah keamanan Buku
non-tradisional. Acharya, Amitav. 2006. “Securitization in Asia:
Keempat, Indonesia harus meningkatkan Functional and Normative Applications”,
kapasitas nasional yang dapat menunjang dalam Mely Caballero-Anthony, Ralf Emmers,
efektivitas diplomasi. Salah satunya adalah Amitav Acharya (Eds), Non-Traditional
Security in Asia: Dilemmas in Securitization.
dengan cara melakukan reformasi internal
Hampshire: Asghate Publishing.
di masing-masing pemangku kepentingan
Caballero-Anthony, Mely dan Alistair D.B. Cook
(aspek kelembagaan, sumber daya manusia, (Eds). 2013. Non-traditional Security in Asia:
penguatan teknologi dan informasi, koordinasi Issues, Challenges and Framework for Action.
lintas sektor) dan membangun hubungan Singapore: ISEAS Publishing.
Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Keamanan ... | Athiqah Nur Alami | 103