Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KELOMPOK

PAPER KOMUNIKASI KESEHATAN

Disusun Oleh,

Kelompok :

 Farida Fransisca Sihotang


 Lucia nira sari
 Restu Siamtoro

PR0GRAM STUDI DIPLOMA D-IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2014
KOMUNIKASI KESEHATAN

ABSTRAK

Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator


melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan yang mengarah pada keadaan
sehat, baik secara fisik, mental maupun sosial. Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan
verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan, sedangkan kesehatan
memiliki pengertian keadaan (status) sehat, baik secara fisik, mental maupun sosial.
Adapun jenis-jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal (melalui kata-kata) dan non
verbal (melalui bahasa tubuh). Namun berdasarkan jenis yang lain komunikasi terbagi-bagi
kembali menjadi komunikasi langsung (tanpa menggunakan alat), komunikasi tidak langsung
(menggunakan alat), komunikasi massa (kelompok orang dengan jumlah yang besar),
komunikasi kelompok (sekelompok orang yang umumnya bisa dihitung), komunikasi perorangan
(tatap muka), komunikasi satu arah (tidak mempunyai kesempatan memberikan umpan balik),
komunikasi timbal balik (memberikan umpan balik).
Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, serta
kebijakan kesehatan. Pencegahan penyakit dibagi menjadi 4 golongan yaitu usaha pencegahan,
usaha pengobatan, usaha promotif dan usaha rehabilitative. Kemudian kebijakan kesehatan
adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah dan swasta,
distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah, kebijakan kesehatan
memiliki kerangka konsep yaitu konteks, isi konten (individu, pelaku dan organisasi) dan proses
(individu, pelaku dan organisasi). Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan
kesehatan sebenarnya berbanding lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin
berhasil pula pembangunan kesehatan itu.
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari
bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin
masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori
dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Harold
D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi
dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi :

 Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia
dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar
pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui
suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan
pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka
terima dari lingkungan sekitarnya.

 Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan
suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan
lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi
tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi
perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan.
Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana
yang harmonis.

 Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang
ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan
pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama
bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik
warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana
pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota
masyarakat yang dilayaninya.

Ketiga fungsi tersebut menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan
dengan sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University
menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna
untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri
sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi
jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan antar manusia,
sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan
seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari,
pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini
keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir
mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan
media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi
massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran..
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada
barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan
komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang
kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non nkomersil lebih
dikenal dengan iklan layanan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, rumusan masalah yang ingin
dungkapkan yaitu :

1. Seperti apakah konsep komunikasi kesehatan ?

2. Seperti apakah jenis – jenis komunikasi ?

3. Apa saja ruang lingkup komunikasi kesehatan ?

4. Apa dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan ?

C. Metodologi Penulisan

Pembahasan suatu masalah memerlukan data yang di dapat dari hasil penelitian secara
umum untuk mencari data yang di anggap perlu dan mendukung penelitian. Untuk itu metode
yang kami gunakan ialah Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menggali
informasi dari buku – buku, literatur, maupun media internet.
BAB 2. ISI

A. Konsep Komunikasi Kesehatan

1. Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya
berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya
yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan
Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang berarti keadaan
yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya
membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana
pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan
kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Berikut merupakan definisi komunikasi menurut
beberapa ahli :
 Effendi (1995)
Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atu prilaku baik
secara langsung (lisan) maupun tak langsung (tulisan).

 Hoyland, Janis dan Kelley (1953)


Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain
(khalayak).

 Barelson dan Steiner (1964)


Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain
melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.

 Louis Forsdale (1981)


Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan
cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah .
 Brent D. Ruben (1988)
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap
yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.

 William J. Seller (1988)


Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan
diberi arti.

 Palo Alto
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka
tidak dapat berperilaku.

 Himstreet & Baty


Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang
biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

 Bovee
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.

 Harold D. Lasswell
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada
siapa dengan efek apa.

 Theodorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

 Edwin Emery
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
 Delton E, Mc Farland
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.

 William Albig
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan.

 Charles H. Cooley
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan
simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.

 Winnet
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses
tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan
maksud tersebut.

 Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara
langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Perubahan
tingkah laku maksudnya yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam
aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat
macet atau berantakan.
2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya.
Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan,kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak
komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi
tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi juga kejadian mental dan keadaan
perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.

3. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya.
Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya
menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik,
termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti
program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan
publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia
yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional dengan klien.
Komunikasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan,
fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan.
B. Jenis – Jenis Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas


hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi verbal
dengan kata-kata dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh.

a. Komunikasi Verbal, mencakup aspek - aspek berupa ;


 Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan
dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
 Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
 Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
 Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
 Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
 Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk
mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
b. Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non
verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non
verbal :
 Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.

 Kontak mata
sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi
atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan
kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
 Sentuhan
bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi
verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
 Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
 Suara
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
 Gerak isyarat
Gerak yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry
(1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi
interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok
kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.

Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :


a.) Bentuk komunikasi berdasarkan medianya :
 Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-
gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada
seseorang dihadapan kita
A-------------------B
 Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima
pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan
radio, buku, dll.
Contoh : “Buanglah sampah pada tempatnya”

b.) Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :


 Komunikasi massa
Komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak
dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
a. Pesan disusun dengan jelas
b. tidak rumit dan tidak bertele-tele
c. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
d. Bentuk gambar yang baik
e. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
 Komunikasi kelompok
Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung, dikenal dan
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Perawat-----   ------Pengunjung
puskesmas

 Komunikasi perorangan
Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat-----   ------Pasien

c.) Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :


 Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A ------------------ B

 Komunikasi timbal balik.


Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi
kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

Cakupan Komunikasi Kesehatan


Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun,
semua model teoritik maupun praksis itu, menurut Alo Liliwari.2007 meliputi:
a. Komunikasi persuasive atau komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.
b. Faktor-faktor psikologi individual yang mempengaruhi persepsi terhadap kesehatan:
1) Stimulus (objek persepsi)  sense organ dan permaknaan stimulus (respons)
2) Bagaimana mengorganisir stimulus  berdasarkan aturan, schemata dan label
3) Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan lain-lain
4) Memory
5) Recall
c. Teori yang digunakan adalah teori persepsi Pendidikan kesehatan (health education), yang
bertujuan memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada
individu dengan menggunakan aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan
kesehatan meliputi:
1) Jenis pendidkan professional dibidang kesehatan (kurikulum, dan lain-lain)
2) Penjenjang pendidikan profesi
3) Pelatihan professional (jenis, jenjang dan kurikulum)
4) Pendidikan masyarakat (informal)
5) SDM pendidik, dan lain-lain.
d. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif
melalui penerapan prinsip-prinsip pemasran denganbmengintervensi informasi kesehatan yang
bermanfaat bagi kominitas.
e. Penyebarluasan informasi kesehatan; melalui media (sosialisasi informasi, pendidikan, hiburan,
opini, pemberitaan dan lain-lain)
f. Advokasi, pendamping melalui komunitas, kelompok atau media massa yang bertujuan untuk
memperkenalkan :
1) Kebijakan
2) Peraturan
3) Program-program untuk memperbarui kesehatan
g. Resiko komunitas, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai resiko
yang dihadapi oleh masyarakat terhadap infoemasi kesehatan.
h. Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya informasi
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu.
i. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditunjukkan
kepada para individu-konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan individu.
j. Merancang health entertain atau hiburan yang didalamnya mengandung informasi kesehatan.
k. Kommunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan melalui
media interaktif sehungga terjadi dialog dan diskusi antar sumber dengan penerima melalui
media massa.
l. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
1) Komunikator kesehatan
2) Pesan-pesan kesehatan
3) Media kesehatan
4) Komunikan kesehatan (audiens-sasaran komunikasi)
5) Mereduksi hambatan komunikasi
6) Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dan lain-lain (Health Communication
Partnership’s M/Mc Health Communication Materials. 2004 : Alo Liliwari. 2007)

3. Tujuan Komunikasi Kesehatan


Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri. 2007 ada 2, yaitu tujuan strategis
dan tujuan praktis.
a. Tujuan strategis.
> Pada umumnya program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang dalam
bentuk paket acara atau paket modul dapat berfungsi untuk:
1) Relay information. Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain secara
berangkai (hunting).
2) Enable informed decision making. Memberikan informasi akurat untuk memungkinkan
pengambilan keputusan.
3) Promote healthy behaviors. Informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat.
4) Promote peer information exchange and emotional support. Mendukung pertukaran informasi
pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.
5) Promote self-care. Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6) Manage demand for health services. Memenuhi permintaan layanan kesehatan.
b. Tujuan praktis.
> Menurut Taibi Kahler (kahler Communication), Washington, D.C. Courses Process
Communication Model, 2003) sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan
itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan
pelatihan agar dapat:

1) Meningkatkan pengetahuan – yang mencakup:


a) Prinsip dan proses komunikasi manusia
b) Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos, kreadibilitas dan lain-lain.
c) Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan.
d) Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e) Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
f) Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan.
g) Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.
h) Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
i) Prinsip-prisip riset.

2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif


Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan
konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.

3) Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi:


a) Berkomunikasi yang menyenangkan, empati
b) Berkomuniaksi dengan kepercayaan pada diri
c) Menciptakan kepercayaan public dan pemberdayaan publik
d) Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan
e) Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of the Liberal Arts
and Scienecs Task Force, Truman State University, 1994)
4. Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan
Manfaat mempelajari ilmu komunikasi kesehatan menurut Alo Liliwari. 2007 adalah:
a. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu.
b. Meningkatkan kesadaran kita tentang issue kesehatan, masalah atau solusi.
c. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan antaretnik atau antarras.
d. Memperkuat infrastuktur kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang.
e. Sebagai tindak-lanjut dari kesadaran tersebut, kita dapat melakukan strategi intervensi pada
tingkat komunitas.
f. Menampilkan ilustrasi keterampilan, menggambarkan berbagai jemis keterampilan untuk
mememlihara kesehatan, pencegahan, advokasi atau sistem layanan kesehatan kepada
masyarakat.
g. Memperbarui peran para professional di bidang kesehatan masyarakat.
BAB III
PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan


Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
serta kebijakan kesehatan.

1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
 Usaha pencegahan (usaha preventif)
 Usaha pengobatan (usaha kuratif)
 Usaha promotif
 Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama,
karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memrlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita
mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah
ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his Community”,
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
 Masa sebelum sakit
 Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya :
 Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
 Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik,
perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik

 Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (spesific protection)


Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha diantaranya adalah :
 Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
 Isolasi penderita mpenyakit menular
 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja

 Pada masa sakit


 Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
 Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga tercapai
penyembuhan yang sempurna dan segera
 Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
 Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit
Beberapa usaha diantaranya :
 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah,
rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan
tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga
kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang
terlambat akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan
kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan dan
perawatan menjadi lebih besar.

 Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang
diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation).
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang
menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

1. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :

a. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki
yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania
muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.

c. Rehabilitasi social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya
penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka
dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan
unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan
dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan
juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

2. Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.
Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam
bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia
menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G.
Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu :
1) Promotion of healt,
2) Specific protection,
3) Early diagnosis and prompt treatment,
4) Limitation of disability, dan
5) Rehablitation.

Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan
masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi
kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna yang terkandung dlam istilah promotion
of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang
penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya
dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di
lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai
promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling people to increase control
over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs,
and to change or cope with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau
pendidikan kesehatan.
3. Kebijakan Kesehatan
a. Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah
dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah,
hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna
reformasikesehatan. Ilmu manajemen digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan
dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa
sistem kebijakan kesehatan itu ?
 Kebijakan (Policy)
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan
tertentu
 Kebijakan Publik (Public Policy)
Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
 Kebijakan Kesehatan (Health Policy)
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)

b. Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan


Ada 3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1. Konteks
2. Isi konten,terdiri dari aktor/Pelaku:
 Individu
 Pelaku
 Organisasi
3. Proses
 Individu
 Pelaku
 Organisasi
Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan mengenai apa dan bagaimana hasil
(outcome) kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat model kebijakan di masa depan
dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.

c. Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:


Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
 Apa tujuan yang ingin dicapai ?
 Apakah ada pengecualian ?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif ?
Proses :
 Pendekatan Top- Down ?
 Bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan

d. Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan:


 Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada kebijakan
(contoh: kekeringan).
 Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: sistem politik).
 Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap penyakit
tertentu.
 Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya ketergantunganantar
negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama internasional dalam kesehatan.

e. Proses Penyusunan Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan


Segitiga kebijakan kesehatan digunakan untuk memahami kebijakan tertentu dan menerapkan
untuk merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat:
 Retrospektif (meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
 Prospektif (Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)
f. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan
I. Dasar Hukum Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan
Nasional.
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II. Memutuskan Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai pedoman
semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3. Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10
Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

B. Komunikasi Kesehatan Bagi Bidang Kesehatan


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan
selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010.
Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap,
persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai
precursor dalam perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam
mempengaruhi perilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan,
komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi
kesehatan dan pesan pencegahan – pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh
National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication
Programs Work: A Planner’s Guide. Panduan ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti
pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama
mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar
pernyataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk
profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan karena segala sesuatu yang
dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk kesehatan.
Kenyataannya, komunikasi kesehatan telah didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers,
seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi manusia yang
berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan
diterima oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai
seni dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu,
institusi, dan publik tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease
Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu
dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan
mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan.
Walau begitu, masih ada orang yang membicarakan konsep tersebut dengan menekankan
berbagai bentuk aplikasinya , termasuk advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan,
hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan
dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi massa
sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi
ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi
informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik
kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan
terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi, komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam
kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan taraf atau tingkat kesehatan masyarakat.
Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi
komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara
langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih
popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet maupun
media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan
tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam
ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih
dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah
dimengerti.

C. Dampak Komunikasi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan


Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1) Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan
nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik sehingga secara tidak
langsung komunikasi kesehatan ini berperan dalam proses pembangunan kesehatan.

2) Komunikasi kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari segala bidang


kehidupannya sehingga hal ini dapat memperlancar proses pembangunan kesehatan.

3) Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar personal, kelompok,
organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses pembangunan kesehatan dapat
dijalankan secara merata.

4) Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi
dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye media massa, dimana
hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan yang lebih baik
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh suatu masyarakat.
5) Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku
audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu yang
nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses pembangunan kesehatan.

6) Komunikasi kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi
informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan sehingga dapat memudahkan rencana
pembangunan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan,
yakni sebagai berikut:
a. Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani), dan sosial.

b. Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

c. Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan,


kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan individu dalam masyarakat.

d. Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus.


Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan itu.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan hendaknya
selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan
masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam
penyampaian pesan informasi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Alo, Lilliweri.2008.Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arikunto, Dr. Suharsimi.1988.Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.

Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anonymous. 2008. Transparansi Komunikasi Kesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.wordpress.


com/2008/02/transparansi-komkes.ppt

Jufri, Andry.2013.Makalah Komunikasi Kesehatan. http://andryjufri.blogspot.com/2013/01


/makalah-komunikasikesehatan.html

Maulana, Arif. 2012. Pengembangan Komunikasi Kesehatan Perlu Ditingkatkan.http://www.


unpad.ac.id/2012/10/pengembangan-komunikasi-kesehatanperluditingkatkan/

Rullyana, Gema.2012.Kenapa Manusia Berkomunikasi?. http://gemarullyana.blogspot.com


/2012/11/normal-0-false-false-falseen-us-x-none.html
http://sebilahukirankata.blogspot.com/2013/11/konsep-komunikasi-kesehatan.html

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/komunikasi-kesehatan.html

http://anwarbutur.blogspot.com/2011/06/makalah-komunikasi-kesehatan.html

http://lannysays.blogspot.com/2013/10/makalah-komunikasi-kesehatan-memilih.html

Anda mungkin juga menyukai