Anda di halaman 1dari 17

IUT LANJUT – MINGGU 3

PEMETAAN TOPOGRAFI - KONTUR Oleh:


Farouki Dinda Rassarandi, S.T., M.Eng.
PENDAHULUAN
Dalam mempelajari suatu komponen peta, ada beberapa keterangan atau
riwayat yang menjelaskan suatu peta.
Riwayat suatu peta dapat berupa judul, skala, inset peta, simbol, warna peta,
garis astronomis (lintang dan bujur), petunjuk atau orientasi arah, legenda, dan
sumber peta.
Salah satu jenis peta yang banyak digunakan saat ini adalah peta kontur, yaitu
peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang
bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur.
Khusus dalam materi ini akan membahas mengenai garis kontur yang ada
dalam suatu peta.
PENGERTIAN GARIS KONTUR
Garis kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau garis
tinggi horizontal, adalah garis khayal/imajiner pada suatu wilayah atau
area di atas peta yang menghubungkan dan memperlihatkan beberapa titik
pada peta yang memiliki ketinggian yang sama.
PENGERTIAN GARIS KONTUR (2)
FUNGSI GARIS KONTUR
1. Penanda ketinggian atau sudut elevasi suatu tempat atau wilayah tertentu;
2. Penanda ada tidaknya bentuk relief sesuai dengan wujud asli di permukaan bumi;
3. Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu tempat atau wilayah tertentu;
4. Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng pada suatu tempat atau wilayah
tertentu;
5. Penanda perhitungan untuk luas daerah genangan dan volume suatu bendungan;
6. Penentu rute suatu jalan atau saluran yang memiliki sudut kemiringan tertentu;
7. Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang tingginya sama dan saling terlihat; dan
8. Bahan untuk membuat potongan memanjang (long-section).
KARAKTERISTIK GARIS KONTUR
1. Garis kontur yang menunjukkan tingkat kerapatan yang lebih besar menandakan sudut
kemiringan atau lereng yang sangat curam;
2. Garis kontur yang tingkat kerapatannya jarang menandakan keadaan permukaan tanah
yang landai;
3. Garis kontur selalu bersifat horizontal, tidak bercabang, dan tidak berpotongan;
4. Garis kontur selalu mengikuti sudut kemiringan atau lereng dari suatu lembah;
5. Garis kontur berbentuk kurva tertutup;
6. Garis kontur selalu menjorok ke hulu jika melewati aliran sungai;
7. Garis kontur tidak akan terlihat jika melewati suatu bangunan;
8. Garis kontur yang disajikan selalu disesuaikan dengan skala peta yang dibuat;
KARAKTERISTIK GARIS KONTUR (2)
INTERVAL KONTUR
Interval kontur adalah perbedaan elevasi atau ketinggian antar dua garis
kontur yang berdekatan.
Rumus untuk menghitung interval kontur adalah:
1
CI (Contour Interval)= Penyebut skala ∗
2000

Contoh:
Jika diketahui, skala peta 1:500, maka:
1
CI (Contour Interval) = 500 ∗
2000
= 0,25 m
INDEKS KONTUR
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya
berwarna cokelat atau oranye).
Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks,
dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal.
Indeks Kontur dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur
untuk menentukan tinggi.
Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan
diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih
tinggi).
INDEKS KONTUR (2)

𝐁𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐯𝐚𝐥 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚?


PENARIKAN GARIS KONTUR – (1) LANGSUNG
Pada metode langsung titik-titik yang sama tinggi ditentukan di lapangan
secara langsung.
Untuk itu diperlukan alat penyipat datar dan rambu ukur serta mungkin
patok-patok yang cukup banyak jumlahnya.
PENARIKAN GARIS KONTUR – (2) TIDAK LANGSUNG
Pada metode tidak langsung, garis kontur digambarkan atas dasar
ketinggian detil-detil hasil plotting yang tidak merupakan kelipatan interval
kontur yang diperlukan, sehingga diperlukan penentuan posisi (secara
numeris/grafis) titik-titik yang mempunyai ketinggian kelipatan dari interval
kontur.

𝐏𝐄𝐍𝐆𝐔𝐊𝐔𝐑𝐀𝐍 𝑺𝑷𝑶𝑻𝑯𝑬𝑰𝑮𝑯𝑻
𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐀𝐀𝐓 𝐏𝐄𝐍𝐆𝐔𝐊𝐔𝐑𝐀𝐍 𝐃𝐄𝐓𝐈𝐋 (𝐏𝐄𝐌𝐄𝐓𝐀𝐀𝐍 𝐓𝐎𝐏𝐎𝐆𝐑𝐀𝐅𝐈)
METODE PEMBUATAN GARIS KONTUR
1. Melakukan plotting secara teliti pada sejumlah titik yang diperoleh dari observasi/ survei/
pengukuran langsung di lapangan.
2. Menentukan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
taksiran (visual), numerik, dan grafis.
3. Mencari nilai ketinggian tertentu dengan menggunakan perbandingan linear antara dua titik
yang memiliki informasi ketinggian dan jarak antara kedua titik tersebut.
4. Interpolasi garis kontur dapat diperoleh dari perbandingan segi tiga siku-siku dari sejumlah
titik yang telah ditentukan tadi.
5. Melengkapi peta tersebut dengan simbol kartografi. Simbol ini merupakan alat komunikasi
antara pembuat peta dengan pemakai peta. Sehingga, pada permukaan peta hanya
menggambarkan simbol-simbol tertentu saja.
METODE PEMBUATAN GARIS KONTUR (2)
Interpolasi linear bisa dilakukan dengan cara : taksiran, hitungan dan grafis.
a) Cara taksiran (visual)
Menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama secara visual. Metode ini sebenarnya
perkiraan saja, namun karena metode ini memang lebih cepat, orang umumnya lebih menyukai
metode ini (hanya berlaku untuk peta skala kecil/menengah).
b) Cara hitungan (Numeris)
Cara ini pada dasarnya juga menggunakan dua titik yang diketahui posisi
dan ketinggiannya, hitungan interpolasinya dikerjakan secara numeris
(eksak) menggunakan perbandingan linier / Interpolasi linier.
c) Cara grafis
Cara grafis dilakukan dengan bantuan garis-garis sejajar yang dibuat pada kertas transparan
(kalkir atau kodatrace). Garis-garis sejajar dibuat dengan interval yang sama disesuaikan
dengan tinggi garis kontur yang akan dicari.
METODE PEMBUATAN GARIS KONTUR (3) :
INTERPOLASI LINIER


𝐷𝐴𝐵′ ∗ ∆𝐻𝐴𝐾
𝐷𝐴𝐾 =
∆𝐻𝐴𝐵
TUGAS 1: PENGGAMBARAN KONTUR
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Prodi Teknik Geomatika
Politeknik Negeri Batam

Anda mungkin juga menyukai