Anda di halaman 1dari 43

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680

Vol. 2, No. 2 (2015)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ANGGARAN PADA DINAS PU BINA


MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN BLITAR

Yuni Purwadi
Retno Murni Sari

STIE Kesuma Negara Blitar

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Anggaran Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar ditinjau dari Value For Money. Adapun
pengukuran Value For Money terdiri dari 3E (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas). Dalam
penelitian ini, pengukuran nilai ekonomi, menggunakan perbandingan realisasi biaya
dengan anggaran biaya dan melalui wawancara, nilai efisiensi menggunakan perbandingan
output dan input dari data LAKIP Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar,
sedangkan nilai efektivitas dihitung berdasarkan perbandingan nilai outcome dan output.
Adapun data yang dianalisis adalah program kegiatan pembangunan infrastruktur
jalan, jembatan dan irigasi mulai tahun 2007 sampai dengan
2012. Hasil penelitian ini dapat dikatakan ekonomis jika hasil dari perhitungannya
menunjukkan kurang dari 100%, untuk rasio efisien dapat dikatakan efisien jika hasilnya
menunjukkan nilai lebih dari 100%, sedangkan rasio efektivitas dapat dikatakan efektif
jika hasil perhitungannya menunjukkan nilai mendekati 100%. Adapun perhitungan
rasio ekonomi pada tahun anggaran 2007 sampai dengan 2012 adalah sebesar 99,45%,
97,97%, 98,29%, 98,25%, 98,64% dan 97,99%. Perhitungan rasio efisiensi pada tahun
anggaran 2007 sampai dengan 2012 masing-masing sebesar 100,55%, 102,07%,
101,74%, 101,78%, 101,38% dan 102,05%. Sedangkan untuk rasio efektivitas berdasarkan
LAKIP pada tahun anggaran 2007 sampai dengan 2012 adalah masing- masing sebesar
100%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja anggaran Dinas PU Bina Marga
dan Pengairan Kabupaten Blitar terhadap program dan kegiatan pembangunan
infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi sudah ekonomis dan efisien, tetapi masih
belum efektif. Adapun saran yang diberikan penulis agar kinerja dinas bernilai efektif adalah
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yang ada di Dinas PU Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Blitar.

Kata Kunci : Kinerja Anggaran, Value For Money

PENDAHULUAN
Sektor publik sering dinilai negatif oleh beberapa pihak, misalnya dalam
persoalan pembelanjaan anggaran sering terjadi pemborosan dana, sarang
inefisiensi, dan tidak memihak masyarakat. Seiring meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik menimbulkan gejolak
yang berakar pada ketidakpuasan. Dengan kata lain, kinerja instansi pemerintah
kini lebih banyak mendapat sorotan, karena masyarakat mulai mempertanyakan
manfaat yang mereka peroleh atas pelayanan instansi pemerintah.
Munculnya kritik keras yang ditujukan kepada organisasi-organisasi sektor
publik tersebut kemudian menimbulkan gerakan untuk melakukan reformasi

259 259
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
manajemen sektor publik. Salah satu gerakan reformasi sektor publik adalah
munculnya konsep manajemen publik modern atau lebih dikenal dengan New

260 260
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Public Management.
Tujuan New Public Management adalah menjadikan sektor publik sebagai
organisasi penyedia layanan publik yang efisien dan efektif. Konsep New public
management mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis
dalam perencanaan anggaran sektor publik, yaitu melalui anggaran berbasis
kinerja yang menekankan konsep value for money dan pengawasan atas kinerja
output. Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan adanya suatu pengukuran
kinerja terhadap para penyelenggara negara yang telah menerima amanat dari
rakyat. Pengukuran kinerja tesebut akan melihat seberapa jauh kinerja yang telah
dihasilkan dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan yang telah
direncanakan.
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan adalah salah satu SKPD yang ada di
Pemerintah Kabupaten Blitar dengan tugas pokok dan fungsi dinas adalah
menyelenggarakan pembangunan infrastruktur di bidang jalan, jembatan dan
irigasi yang dijabarkan dalam bentuk program/ kegiatan yang ada di dinas. Untuk
melaksanakan program/ kegiatan dinas tersebut diperlukan anggaran yang
cukup besar sehingga hasil dari program/ kegiatan tersebut dapat dinikmati
masyarakat. Terwujudnya prasarana jalan, jembatan dan irigasi yang baik
merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi masyarakat. Terciptanya
pembangunan jalan, jembatan dan irigasi sehingga dapat merata dan dinikmati
oleh masyarakat tentu harus didukung oleh peran serta pemerintah dalam
menyediakan anggaran yang memadai untuk membiayai program
pembangunan tersebut.
Namun dikhawatirkan, dengan anggaran yang disediakan untuk
pelaksanaan pembangunan tersebut belum sepenuhnya dapat memberi manfaat
yang maksimal kepada masyarakat, dikarenakan tidak efisien dalam
penggunaan dana serta terjadi pemborosan anggaran yang sia-sia, sehingga hasil
pembangunan kurang maksimal dari segi kualitas. Sekarang ini, berbagai tuntutan
masyarakat tentang pembangunan dan perbaikan jalan/ jembatan yang rusak serta
pembangunan saluran irigasi untuk petani, diharapkan mampu direalisasikan
pemerintah melalui program-program kerjanya. Maka dengan ini tugas dan
tanggung jawab yang harus dijalankan Pemerintah, dalam hal ini Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar semakin banyak, termasuk
kesiapan dalam menghadapi evaluasi atas kinerja yang telah dilaksanakan. Salah
satu hal yang dapat dijadikan alat untuk menilai pertanggungjawaban suatu
instansi Pemerintah adalah dengan melihat kinerja anggaran melalui perhitungan
dan analisis terhadap pencapaian target dan realisasi dari anggaran terhadap
program-program kerja dinas yang dibiayai melalui anggaran APBD, baik dari sisi
input, output, impact, dan benefit-nya.
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar adalah salah satu SKPD
di Pemerintah Kabupaten Blitar yang banyak menyerap anggaran yang cukup
besar untuk melaksanakan program-program dinas, tetapi masih belum efektif,
sehingga diperlukan adanya pengukuran kinerja anggaran untuk mengetahui
sejauh mana anggaran dari rakyat tersebut digunakan secara ekonomis, efisien dan
efektif. Selain itu pentingnya penilaian kinerja anggaran untuk mengetahui apakah
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar telah melaksanakan

261 261
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
program kerjanya dengan baik, terlebih pelaksanaan program-program yang
langsung berhubungan dengan pembangunan infrastruktur karena secara
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh

262 262
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

masyarakat.

Rumusan Masalah
Berdasarkan program-program kerja di Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar yang menelan anggaran biaya yang cukup besar, maka perlu
adanya pengukuran yang tepat mengenai penggunaan anggaran yang
bersumber dari APBD tersebut. Berdasarkan permasalahan diatas, maka
rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana Pengukuran Kinerja Anggaran Dinas PU Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Blitar ditinjau dari Value For Money agar bernilai efektif ?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja
anggaran pada Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar.

Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak,
diantaranya yaitu :
1. Bagi penulis
Sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh derajat kesarjanaan Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Kesuma Negara Blitar dan sebagai penerapan dari mata kuliah yang
pernah dipelajari sebelumnya serta untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan penulis.
2. Bagi instansi pemerintahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar untuk mewujudkan
good governance.
3. Bagi pihak lain
Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut dan akan menjadi input guna
menambah wawasan dan pengetahuan untuk acuan penelitian sejenis
berikutnya, khususnya dalam bidang kajian akuntansi sektor publik.

LANDASAN TEORI
Penelitian Terdahulu
Dian Annisa (2011) dengan judul “Evaluasi Kinerja Keuangan Dinas
Kesehatan Kota Makasar Melalui Pendekatan Value For Money”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Keuangan Dinas Kesehatan Kota
Makasar, melalui pengukuran 3E (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas). Dalam
penelitian ini, pengukuran nilai ekonomi, menggunakan teknik wawancara, nilai
efisiensi menggunakan perbandingan output dan input dari data LAKIP Dinas
Kesehatan Kota Makassar, sedangkan nilai efektivitas dihitung berdasarkan
perbandingan nilai outcome dan output, dimana nilai outcome berisi tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari kuesioner kepada masyarakat Kota
Makassar. Sampel pada kuesioner ini berjumlah 100, yang kemudian dilakukan
uji validitas dan reabilitas untuk mengukur keandalan data. Hasil penelitian ini
menunjukkan untuk tingkat ekonomi dan efisiensi, Dinas Kesehatan Kota Makasar

263 263
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
mampu mencapai hasil yang cukup baik. Namun, untuk tingkat efektivitasnya
masih kurang, karena didasari tingkat kepuasan masyarakat yang

264 264
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

belum maksimal.
Angel Yuanda (2007) dengan judul “Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor
Publik Menggunakan Pendekatan Value For Money (studi kasus pada Pemerintahan
Kota Blitar). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja Pemerintah
Kota Blitar jika dinilai menggunakan pendekatan Value For Money apakah kinerja
di Pemerintah Kota Blitar sudah ekonomis, efisien dan efektif. Teknik analisis
data yang digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan Pemerintah Kota
Blitar adalah dengan menggunakan metode Value For Money yaitu dengan
menghitung rasio ekonomi, rasio efisien dan rasio efektivitas. Selain tiga
rasio diatas juga ada rasio kemandirian daerah, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan
dan DSCR, dimana rasio ini digunakan sebagai pelengkap atas metode Value For
Money. Hasil penelitian ini dapat dikatakan ekonomis jika hasil dari
perhitungannya menunjukkan kurang dari 100%, untuk rasio efisien dapat
dikatakan efisien jika hasilnya menunjukkan nilai kurang dari standar (anggaran)
pada tahun tersebut, sedangkan rasio efektivitas dapat dikatakan efektif jika hasil
perhitungannya menunjukkan nilai lebih dari 100%. Adapun perhitungan rasio
ekonomi pada tahun anggaran 2003 sampai dengan
2005 adalah sebesar 96,76%, 95,16% dan 94,62%. Perhitungan rasio efisiensi pada
tahun anggaran 2002 sampai dengan 2005 masing-masing sebesar 99%,1,01% dan
98%. Sedangkan untuk rasio efektivitas pada tahun anggaran 2003 sampai
dengan 2005 adalah sebesar 115,4%, 149,8% dan 126,9%. Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan bahwa hasil perhitungan rasio ekonomi menunjukkan
bahwa kinerja Pemerintah Kota Blitar dalam menghemat biaya sudah tercapai
hal ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya pos-pos yang tidak ekonomis
dari tahun ke tahun, selain itu hasil dari rasio ekonomi berada dibawah 100%. Hasil
perhitungan rasio efisiensi menunjukkan bahwa kinerja pemerintah kota Blitar
cukup efisien, hal ini bisa dilihat pada tahun 2005 yang mengalami penurunan dari
tahun 2004 dan ini berarti kinerja Pemkot dalam memungut pendapatan asli
daerah cukup efisien karena pada tahun 2005 tingkat pendapatan asli
daerah dalam hal ini pada pos lain-lain pendapatan yang sah menurun dari tahun
2004 sebesar Rp.12.578.790.304,00 menjadi Rp.5.763.870.602,00 pada tahun 2005.
Sedangkan hasil perhitungan rasio efektivitas menunjukkan bahwa kinerja
Pemerintah Kota Blitar dalam merealisasikan PAD sudah efektif, karena rasio
efektivitasnya menunjukkan hasil lebih dari 100%.
Penelitian yang dilakukan oleh Riswan Yudhi Fahrianta dan Viani Carolina
(Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin, dalam jurnal Manajemen
dan Akuntansi volume 13, nomor 1, April 2012) dengan judul “Analisis Efisiensi
Anggaran Belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas”. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis anggaran dan realisasi belanja pada SKPD Dinas Pendidikan
Kabupaten Kapuas, dengan fokus pada tingkat efisiensi anggaran belanja Dinas
Pendidikan Kabupaten Kapuas periode 2008 sd 2010, serta menganalisis
penyebab naik atau turunnya efisiensi anggaran belanja pada periode tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan dari sudut efisiensi dapat disimpulkan bahwa
Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas telah efisien dalam menggunakan dan
mengelola anggaran belanja, atau dengan kata lain tidak ada realisasi anggaran
belanja yang melebihi dari anggaran belanja yang telah ditetapkan. Ada 2 program

265 265
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas yang tingkat efisiensinya dibawah 50
% pada tahun 2010, yaitu Program Peningkatan Kapasitas

266 266
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Sumberdaya Aparatur (32,24 %) dan Program wajib Wajib Belajar Pendidikan


Dasar Sembilan Tahun (49,11 %). Tingkat sangat efisien ditimbulkan bukan
karena efisiensi dari kegiatannya itu sendiri, tetapi lebih kepada karena program
yang tidak dapat dilaksanakan dan aspek perencanaan yang perlu lebih
dipersiapkan dengan baik serta koordinasi pihak terkait dalam pelaksanaan
program.

Definisi Organisasi Sektor Publik


Menurut Mardiasmo (2009:2) dalam buku “Akuntansi Sektor Publik”
menyatakan bahwa : “Dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik
dapat diilhami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha
untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan hak publik”.

Perbedaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta


Perbedaan organisasi sektor publik dan sektor swasta adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan organisasi
a. Sektor publik : Non profit motive
b. Sektor swasta : Profit motive
2. Sumber pendanaan
a. Sektor publik : Pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN/ BUMD,
penjualan aset negara, dan sebagainya.
b. Sektor swasta : Pembiayaan internal : modal sendiri, laba ditahan,
penjualan aktiva. Pembiayaan eksternal : utang bank, obligasi, penerbitan
saham.
3. Pertanggungjawaban
a. Sektor publik : Pertanggungjawaban kepada masyarakat (publik) dan
parlemen (DPR / DPRD).
b. Sektor swasta : Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan
kreditur.
4. Struktur Organisasi
a. Sektor publik : Birokratis, kaku dan hirarkis.
b. Sektor swasta : Fleksibel : dasar, piramid, lintas fungsional, dan sebagainya.
5. Karakteristik anggaran
a. Sektor publik : Terbuka untuk publik.
b. Sektor swasta : Tertutup untuk publik.
6. Sistem akuntansi/
a. Sektor publik : Cash accounting.
b. Sektor swasta : Accrual accounting.

Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik


1. Definisi pengukuran kinerja
Menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi Sektor Publik (2009:121), sistem
pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat
ukur finansial dan nonfinansial. Sedangkan pengukuran kinerja menurut Mahsun

267 267
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
(2006:25) digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah

268 268
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

diterapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.


2. Tujuan sistem pengukuran kinerja
Secara umum, tujuan sistem pengukuran kinerja ada empat tujuan seperti
yang dijelaskan menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi Sektor Publik
(2009:122) antara lain:
a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom
up).
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi.
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manjer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
3. Manfaat pengukuran kinerja
Perusahaan yang melakukan pengukuran kinerja yang baik akan
mendapatkan manfaat seperti yang dijelaskan menurut Mardiasmo dalam buku
Akuntansi Sektor Publik (2009:122) antara lain:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara
obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem
pengukuran kinerja yang telah disepakati.Sebagai alat komunikasi antara
bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
e. Membantu mengindentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah
terpenuhi.
f. Membantu memahami proses kegiatan intansi pemerintah.
g. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
4. Informasi Yang Digunakan untuk Pengukuran Kinerja
Informasi yang digunakan dalam pengukuran kinerja sektor publik
dikelompokkan ke dalam 2 kategori seperti yang dijelaskan oleh Ihyaul Ulum
MD dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik (2005:278) antara lain :
a. Informasi finansial.
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang
telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians
(selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan.
b. Informasi nonfinansial.
Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolok ukur lainnya. Informasi
nonfinansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses
pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif
yang banyak dikembangkan oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah
balanced scorecard. Dengan balanced scorecard kinerja organisasi diukur tidak
hanya berdasarkan aspek finansial saja, akan tetapi juga aspek non finansial.

269 269
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Pengukuran dengan metode balance scorecard melibatkan empat aspek, yaitu
:
a) Perspetif finansial

270 270
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

b) Perspekti kepuasan pelanggan


c) Perspektif efisiensi proses internal
d) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Indikator Kinerja
1. Peranan indikator kinerja dalam pengukuran kinerja
Indikator kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan. Indikator tersebut dapat dapat berbentuk faktor-faktor
keberhasilan organisasi dan indikator kinerja kunci. Mardiasmo (2009:125)
Indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat
dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun
nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini
dapat digunakan untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
2. Peran indikator kinerja bagi pemerintah
Peran indikator kinerja bagi pemerintah menurut Mardiasmo (2009:128)
antara lain :
a. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi
b. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan
c. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial
d. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan
e. Untuk menunjukkan standar kinerja
f. Untuk menunjukkan efektivitas
g. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling baik untuk mencapai target sasaran, dan
h. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
3. Karakteristik indikator Kinerja
Beberapa syarat indikator kinerja yang baik menurut Mahmudi (2005:161)
antara lain:
a. Konsistensi (Consistency)
b. Dapat diperbandingkan (Comparibility)
c. Jelas (Clarity)
d. Dapat dikontrol (Controllability)
e. Kontinjensi (Contingency)
f. Komprehensif (Comprehensiveness)
g. Fokus (Boundedness)
h. Relevan (Relevance)
i. Realistis (Feasibility)
4. Langkah-langkah Penyusunan Indikator Kinerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat indikator kinerja
menurut Mahmudi (2005:169) antara lain adalah:
a. Menuliskan tujuan atau outcome yang diharapkan dengan jelas untuk
mengembangkan indikator kinerja yang baik.
b. Mengidentifikasi dan menjelaskan keterkaitan antara outcome yang
diharapkan dengan output yang dihasilkan unit kerja.

271 271
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
c. Memastikan bahwa indikator kinerja kunci telah ditentukan dan mendapat
persetujuan manajemen.
d. Menciptakan budaya organisasi yang menekankan pada budaya

272 272
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

berprestasi untuk mencapai tujuan organisasi, evaluasi diri, pelibatan dan


partisipasi pegawai serta keterbukaan dalam berkomunikasi.
e. Memperkerjakan orang yang memiliki keahlian memadai untuk
mengembangkan indikator yang memuaskan.
f. Memastikan bahwa tujuan berfokus pada kebutuhan pelanggan dan
outcome yang diharapkan.
g. Menggunakan indiaktor kinerja untuk perencanaan kinerja dan manajemen
kinerja pada level strategik dan operasional.

Anggaran Sektor Publik


1. Konsep Anggaran Sektor Publik
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi
dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi
dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat.
Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi:
a. Aspek perencanaan
b. Aspek pengendalian
c. Aspek akuntabilitas publik (Mardiasmo, 2009:61)
2. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk
rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran
sektor publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
a. Berapa banyak atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja);
dan
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai
rencana tersebut (pendapatan). (Mardiasmo, 2009:62)
3. Pentingnya Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu
a. Anggaran merupakan alat bagi bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang
terbatas.
c. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.(Mardiasmo, 2009:63)
4. Fungsi Anggaran Sektor Publik
Fungsi anggaran sektor publik menurut Mardiasmo (2009 : 63) adalah yaitu :
a. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool).
b. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool).
c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool).
d. Anggaran sebagai alat politik (Political Tool).

273 273
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and
Communication Tool).
f. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool).

274 274
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

g. Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool).


h. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (Public Sphere).
5. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
Jenis-jenis anggaran sektor publik meliputi :
a. Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-
hari dalam menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat
dikategorikan dalam anggaran operasional adalah "belanja rutin". Secara
umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain
belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan pemeliharaan.
b. Anggaran Modal/ Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan
sebagainya. (Mardiasmo, 2009:67)
6. Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip didalam anggaran sektor publik menurut Mardiasmo
(2009:67) meliputi:
a. Otorisasi oleh legislatif. Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari
legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan
anggaran tersebut.
b. Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada
dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus
terhimpun dalam dana umum.
d. Nondiscretionary Appropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif
harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.
e. Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat
tahunan maupun multi tahunan.
f. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong- kantong pemborosan
dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya
understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.
g. Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan
tidak membingungkan.
h. Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat
luas.(Mardiasmo, 2009:67)
7. Tujuan Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu :
a. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
b. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
c. Kemungkinan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
d. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat luas. (Mardiasmo, 2009:68)

275 275
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
8. Prinsip-prinsip Pokok Dalam Siklus Anggaran
Prisip-prinsip pokok dalam siklus anggaran menurut Mardiasmo (2009:70)
meliputi :

276 276
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

a. Tahap persiapan anggaran (Budget Preparation).


Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar
taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang
perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih
akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya
jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan
pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.
b. Tahap atifikasi Anggaran (Budget Ratification)
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup
rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki
managerial skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship,
dan coalition building yang memadai.
c. Tahap pelaksanaan anggaran (Budget Implementation).
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh
manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi
dan sistem pengendalian manajemen.
d. Tahap pelaporan dan evaluasi Anggaran.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika
tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.

Pengukuran Value For Money


1. Pengertian Value for Money
Pengertian Value for Money menurut Mahmudi dalam bukunya Manajemen
Kinerja Sektor Publik (2005:89) adalah :
“Value for Money merupakan konsep penting dalam organisasi
sektor publik dimana Value for Money memiliki pengertian
penghargaan terhadap nilai uang”.
Sedangkan pengertian Value for Money menurut Ihyaul Ulum MD dalam
bukunya Akuntansi Sektor Publik (2005:271) adalah:
“Value for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu:
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas".
2. Pengembangan indikator Value for Money
3. Peranan indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi sebagai
pertimbangan untuk pembuatan keputusan. Hal ini tidak berarti bahwa
suatu indikator akan memberikan ukuran pencapaian program yang
definitif. Indikator Value for Money dibagi menjadi dua bagian seperti yang
dijelaskan menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi Sektor Publik
(2009:131) antara lain :
a. Indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi)
b. Indikator kualitas pelayanan (efektivitas).

Tiga pokok bahasan indikator Value for Money

277 277
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Ada tiga pokok bahasan indikator Value for Money seperti yang dijelaskan
menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi Sektor Publik (2009:131) antara lain:

278 278
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

1. Ekonomi
Merupakan perbandingan antara nilai input dengan input itu sendiri, apakah
sudah tepat guna. Pengertian ekonomi sering disebut penghematan yang
mencakup pengelolaan secara cermat dan tidak ada pemborosan. Suatu
kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat menghilangkan atau
mengurangi biaya yang tidak perlu. Dengan demikian, pada hakekatnya ada
pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi, karena kedua- duanya
terdapat penghapusan atau penurunan biaya-biaya (cost reduction).
2. Efisiensi
Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antar
output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan
operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja
tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya.
3. Efektivitas
Pengertian efektivitas menggambarkan akibat dari dampak (outcome) dari
output program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi
output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang
ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Suatu
organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang
dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dikatakan spending
wisely (Mahmudi, 2005:92).

Manfaat implementasi konsep Value for Money


Manfaat implementasi konsep Value for Money pada organisasi sektor publik
antara lain :
1. Meningkatnya efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang
diberikan tepat sasaran;
2. Meningkatnya mutu pelayanan publik;
3. Menurunnya biaya pelayanan publik kinerja, inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input;
4. Alokasi belanja lebih berorientasi pada kepentingan publik;
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntabilitas publik (Mardiasmo, 2009:7).

Langkah-langkah pengukuran Value for Money


Langkah-langkah pengukuran Value for Money seperti yang dijelaskan
menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi Sektor Publik (2009:133) antara lain :
1. Pengukuran Ekonomi.
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat,
sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran ekonomi adalah :
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?

279 279
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
b. Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan.
c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?

280 280
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Ekonomi berkaitan dengan pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan


harga terendah. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan : 1) program
sejenis dengan organisasi lain, dan 2) biaya yang dikeluarkan dengan
anggaran yang telah disetujui (Indra Bastian, 2006 : 78).
2. Pengukuran Efisiensi.
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu
menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan
input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (Mahmudi,
2005:91).

Efisiensi = Output
Input

3. Pengukuran Efektivitas.
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka
organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.

Efektivitas = Outcome
Output

( Mahmudi,2005 : 92 )

4. Pengukuran outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat.
Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur
hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome
mengukur kualitas output dan dampaknya terhadap masyarakat.

METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
1. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian keberhasilan dan kegagalan
kinerja suatu organisasi dikaitkan dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan. Untuk mengetahui kinerja pemerintah akan diukur dengan
menggunakan indikator Value For Money, yang meliputi : ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.
a. Ekonomi adalah upaya penghematan terhadap kegiatan yang
mengeluarkan biaya sehingga tidak terjadi pemborosan;
b. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya atau dana yang serendah-
rendahnya untuk menghasilkan suatu produk atau kegiatan tertentu;
c. Efektivitas adalah hasil dari suatu kegiatan yang bisa memenuhi tujuan
yang diharapkan.
2. Anggaran adalah rencana finansial yang berisi aktivitas/ kegiatan yang
berdampak pada pelayanan masyarakat serta bagaimana cara mendapatkan
dana untuk membiayai pengeluaran dari kegiatan tersebut.

281 281
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Populasi Penelitian dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi

282 282
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Anggaran dan LAKIP yang ada pada Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Laporan
Realisasi Anggaran dan LAKIP Tahun 2007 s/d 2012.

Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Setelah data terkumpul, selanjutnya data yang bersifat
kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran
dapat diproses dengan beberapa cara yaitu diklasifikasikan dan dianalisis.

Metode Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Wawancara
Merupakan salah satu pengumpulan data dengan meminta keterangan secara
lisan kepada subyek penelitian.
2. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan Dinas PU Bina Marga
dan Pengairan kabupaten Blitar Tahun 2007 s/d 2012.

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif yang bersifat melukiskan atau menggambarkan secara tepat sesuatu
keadaan dan fenomena.
Tahapan penganalisaan data adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas kinerja anggaran Dinas
PU Bina Marga dan Pengairan kabupaten Blitar dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Membandingkan anggaran dengan realisasi pada setiap program/
kegiatan dinas;
b. Mengukur tingkat ekonomis anggaran dengan menggunakan rasio
ekonomis;
c. Mengukur tingkat efisiensi anggaran dengan menggunakan rasio efisiensi;
d. Mengukur tingkat efektivitas anggaran dengan menggunakan rasio
efektivitas.
2. Mengevaluasi pengukuran kinerja anggaran, sehingga dapat disimpulkan
mengenai tingkat ekonomis, efisiensi dan efektivitas dari kinerja anggaran
dalam merealisasikan program dan kegiatan yang ditargetkan. Selain itu
evaluasi pengukuran kinerja anggaran bertujuan agar diketahui kemajuan
dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai
dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan di masa
yang akan datang.

Waktu dan Tempat Penelitian


Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 s/d Februari
2013 bertempat di Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar yang
beralamat di Jl. Sudanco Supriyadi No. 86 Blitar.

283 283
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
1. Latar Belakang
Sebelum diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
nomenklatur yang dipergunakan adalah Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten
Blitar. Kemudian dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007, maka nomenklatur tersebut berubah menjadi Dinas PU Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar.
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 30
Desember 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah
Kabupaten Blitar, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor
55 Tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Penjabaran Tugas dan
Fungsi Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan sebagaimana tersebut dalam Peraturan
Bupati Blitar Nomor 55 Tahun 2008 mempunyai tugas membantu Bupati
dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Bina
Marga dan Pengairan serta tugas pembantuan di Kabupaten Blitar.
Untuk menjalankan tugas dimaksud, Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan pembangunan di bidang Bina Marga dan Pengairan;
b. Perumusan perencanaan teknis operasional pembangunan, pengelolaan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana perhubungan dan
pengairan;
c. Pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana di bidang Pekerjaan Umum yang meliputi sarana dan prasarana
jalan, jembatan dan pengairan;
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, pengembangan, rehabilitasi,
peningkatan serta operasional di bidang pengairan, jalan dan jembatan;
e. Pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugas dinas dengan instansi
terkait dan unsur masyarakat;
f. Pengelolaan ketatausahaan, urusan kepegawaian, keuangan, urusan rumah
tangga, perbekalan dan perlengkapan dinas;
g. Pengelolaan dan pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3. Visi dan Misi
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan menetapkan visi, yaitu : ”Terwujudnya
Infrastruktur yang mampu mendukung aktifitas Ekonomi, Sosial dan
Budaya”.
Visi diatas memberikan pengertian sebagai berikut :
a. Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang handal dan terintegrasi
untuk mendukung pergerakan perhubungan orang, barang dan jasa.
b. Tersedianya infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi yang handal untuk
medukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, serta
pengendalian daya rusak air.

284 284
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
c. Meningkatnya cakupan pelayanan Penerangan Jalan Umum dan Listrik
Perdesaan.

285 285
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

d. Terwujudnya keamanan dan keserasian dalam pembangunan


infrastruktur.
Dengan mengacu pada visi sebagaimana tersebut diatas, maka misi yang
hendak dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten
Blitar adalah :
a. Mewujudkan sarana dan prasarana bidang jalan dan jembatan yang
mendukung pertumbuhan ekonomi
b. Mewujudkan sarana dan prasarana bidang pengairan yang memadai.
c. Mewujudkan sarana dan prasarana Penerangan Jalan Umum dan Listrik
Perdesaan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :
a. Tercapainya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparat
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
b. Tersedianya dana APBD guna mendukung pelaksanaan kegiatan
c. Terlaksananya kegiatan sesuai program yang telah ditetapkan
d. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan pihak-pihak lain
e. Terwujudnya hasil-hasil kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat
maupun Pemerintah Kabupaten Blitar
f. Tersusunnya administrasi dinas yang valid guna kelengkapan apabila
digunakan sewaktu- waktu.

Analisa Data
Adapun dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data program
dan kegiatan berupa pembangunan infrastruktur baik jalan, jembatan dan irigasi.
1. Pengukuran Kinerja Anggaran Menggunakan Metode Value ForMoney
Pengukuran tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas anggaran belanja Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar ini didasarkan pada data anggaran
dan realisasi yang dituangkan dalam laporan realisasi anggaran dan LAKIP Dinas
PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar periode tahun 2007 sampai
dengan 2012.
a. Mengukur tingkat ekonomi
Dari hasil wawancara dengan Kasubbag Penyusunan Program Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar yang dilakukan penulis, Dinas
PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar telah melaksanakan
program kerjanya sesuai dengan prinsip ekonomis, yaitu setiap biaya
untuk belanja program didasarkan pada standar harga satuan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar, sehingga belanja program
dikatakan ekonomis karena biaya yang dikeluarkan tidak melebihi atau
dibawah standar harga satuan yang telah ditetapkan.
Nilai Ekonomi dari program-program yang dilakukan Dinas PU Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar juga dapat diukur dengan
membandingkan biaya yang dikeluarkan (input) dengan anggaran yang
telah disetujui. Hasil penelitian ini dapat dikatakan ekonomis jika hasil dari
perhitungannya menunjukkan kurang dari 100%, yang berarti bahwa

286 286
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
semakin kecil rasio, maka semakin ekonomis. Adapun formulanya sebagai
berikut :

287 287
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Rasio ekonomi = Realisasi biaya x 100%


Anggaran

Adapun perhitungan rasio ekonomi terhadap program Dinas PU Bina


Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar mulai tahun 2007 sampai dengan
2012 akan disajikan berikut ini :

Tabel 1.
Pengukuran kinerja anggaran tahun 2007-2009 dengan rasio ekonomi
2007 2008 2009 Rasio ekonomi (%)
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Program
2007 2008 2009
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Program 26.817.741. 26.549.071. 26.952.731. 25.786.437. 800.000. 777.372. 99,00 95,67 97,17
pembangunan jalan 100 800 700 900 000 000
dan jembatan
Program 491.550. 487.450. 1.468.135. 1.386.369. - - 99,17 94,43 -
pembangunan 000 000 000 000
saluran drainase /
gorong-gorong
Program 491.550. 486.403. 1.457.971. 1.446.679. - - 98,95 99,23 -
pembangunan 000 950 000 900
turap/ talud/
bronjong
Program 49.828.091. 49.723.223. 42.416.220. 41.216.866. 55.973.819. 55.733.317. 99,79 97,17 99,57
rehabilitasi/pemelih 500 150 400 800 000 500
araa
n jalan dan jembatan
Program tanggap 990.810. 985.125. 1.938.856. 1.922.644. - - 99,43 99,16 -
darurat 000 500 600 200
jalan dan jembatan
Program 5.884.421. 5.788.218. 4.730.502. 4.719.883. 1.000.000. 956.476. 98,37 99,78 95,65
peningkatan 500 000 000 400 000 400
sarana dan prasarana
kebinamargaan
Program 7.531.000. 7.464.217. 7.054.991. 6.546.862. 7.701.000. 6.947.047. 99,11 92,80 90,21
Pengembangan 000 200 600 700 000 900
Wilayah Strategis
dan
Cepat Tumbuh
Program - - 17.461.330. 17.404.739. 14.918.132. 14.721.768. - 99,68 98,68
pembangunan 000 000 500 300
infrastruktur
perdesaan
Program 8.799.132. 8.793.085. 22.874.454. 22.840.359. 5.200.000. 5.074.617. 99,93 99,85 97,59
Pengembangan 500 000 000 500 000 000
dan Pengelolaan
Jaringan
Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan
lainnya
Program Penyediaan 525.000. 525.000. 4.108.070. 4.094.762. 15.715.000. 15.366.723. 100 99,68 97,78
dan 000 000 000 700 000 800
Pengelolaan Air
Baku
Program 44.790. 44.565. 19.665. 18.290. 140.000. 138.967. 99,50 93,01 99,26
Pengembangan, 000 000 000 000 000 000
Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai,
Danau
dan Sumber Daya
Air

288 288
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Lainnya
Program 49.000. 48.800. 842.150. 834.603. 40.000. 39.425. 99,59 99,10 98,56

289 289
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Pengendalian 000 000 000 500 000 500


Banjir
Jumlah Total Belanja 101.453.086. 100.895.159. 129.270.085. 126.644.899. 101.487.951. 99.755.715. 99,45 97,97 98,29
Program 600 600 700 100 500 400

Sumber : Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2007-2009

Tabel 2.
Pengukuran kinerja anggaran tahun 2010-2012 dengan rasio ekonomi
2010 2011 2012 Rasio ekonomi (%)
Program Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
2010 2011 2012
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Program 779.710. 768.425. 12.675.000. 12.675.000. 17,360,00 17,231,635 98,55 100 99,26

pembangunan jalan 000 000 000 000 0, ,


Program 49.543.214. 49.039.065. 41.451.567. 40.768.749. 30,815,832, 30,202,946 98,98 98,35 98,01
rehabilitasi/pemelih 100 000 000 200 600 ,
araa 900

n jalan dan jembatan


Program tanggap 100.000. 97.362. 225.000. 222.367. 500,000, 494,185, 97,36 98,83 98,84
darurat 000 000 000 000 000 700
jalan dan jembatan
Program 434.075. 429.473. 884.726. 868.750. 3,050,000, 3,004,810, 98,94 98,19 98,52
peningkatan 500 000 000 300 000 700
sarana dan prasarana
kebinamargaan
Program 15.000.000. 14.965.061. - - 10,193,794, 10,156,650, 99,77 - 99,64
Pengembangan 000 500 600 700
Wilayah Strategis
dan
Cepat Tumbuh
Program 16.672.315. 16.585.407. 15.070.564. 14.841.575. 34,862,161, 33,687,024 99,48 98,48 96,63
pembangunan 100 100 500 500 200 ,
infrastruktur 200
perdesaan
Program 22.749.899. 21.909.972. 14.135.379. 13.891.769. 12,548,433, 12,380,631, 96,31 98,28 98,66
Pengembangan 400 800 500 600 000 900
dan Pengelolaan
Jaringan
Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan
lainnya
Program Penyediaan 14.381.846. 13.787.169. 4.570.000. 4.557.914. 12,053,822, 11,829,328, 95,87 99,74 98,14
dan 000 100 000 100 600 900
Pengelolaan Air
Baku
Program 50.000. 39.371. 120.000. 96.425. 75,000, 60,700, 78,74 80,35 80,93
Pengembangan, 000 400 000 400 000 000
Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Program 98.215. 96.904. - - 400,000, 363,202, 98,67 - 90,80
Pengendalian 000 000 000 500
Banjir
Jumlah Total Belanja 119.809.275. 117.718.210. 89.132.237. 87.922.551. 121.859.044. 119.411.116. 98,25 98,64 97,99
Program 100 900 000 100 000 500

Sumber : Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2010-2012

b. Mengukur tingkat efisiensi

290 290
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu

291 291
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

organisasi. Dimana Nilai output yang digunakan dalam pengukuran ini


adalah persentase perbandingan jumlah realisasi fisik yang dianggarkan.
Sedangkan nilai input-nya merupakan persentase dari perbandingan input
yang terealisasi dengan input yang dianggarkan. Rasio efisiensi dapat
dikatakan efektif jika hasil perhitungannya menunjukkan nilai lebih dari
100%. Semakin tinggi rasio, maka semakin efisien. Adapun rumus untuk
pengukuran Nilai Efisiensi, sebagai berikut :
Rasio Efisiensi = Output x 100%
Input
= Output x 100%
(Realisasi Anggaran / Anggaran)
Adapun perhitungan rasio efisiensi terhadap program Dinas PU Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar mulai tahun 2007 sampai dengan
2012 akan disajikan berikut ini :

Tabel 3.
Pengukuran kinerja anggaran tahun 2007-2009 dengan rasio efisiensi

2007 2008 2009 Rasio efisiensi (%)


Input Output Input Output Input Output
Program
2007 2008 2009
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Program pembangunan jalan dan 99,00 100 95,67 100 97,17 100 101,01 104,53 102,91
jembatan
Program pembangunan saluran 99,17 100 94,43 100 - - 100,84 105,90 -

drainase / gorong-gorong
Program pembangunan turap/ 98,95 100 99,23 100 - - 101,06 100,78 -
talud/ bronjong
Program rehabilitasi/pemeliharaan 99,79 100 97,17 100 99,57 100 100,21 102,91 100,43
jalan dan jembatan
Program tanggap darurat jalan dan 99,43 100 99,16 100 - - 100,57 100,85 -
jembatan
Program peningkatan sarana dan 98,37 100 99,78 100 95,65 100 101,66 100,22 104,55
prasarana kebinamargaan
Program Pengembangan Wilayah 99,11 100 92,80 100 90,21 100 100,90 107,76 110,85

Strategis dan Cepat Tumbuh


Program pembangunan - - 99,68 100 98,68 100 - 100,32 101,34

infrastruktur perdesaan
Program Pengembangan dan 99,93 100 99,85 100 97,59 100 100,07 100,15 102,46
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Penyediaan dan 100 100 99,68 100 97,78 100 100,00 100,32 102,27
Pengelolaan Air Baku
Program Pengembangan, 99,50 100 93,01 100 99,26 100 100,50 107,52 100,74
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya

Program Pengendalian Banjir 99,59 100 99,10 100 98,56 100 100,41 100,91 101,46

Jumlah Total Belanja 99,45 100 97,97 100 98,29 100 100,55 102,07 101,74
Program
Sumber : Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2007-2009

292 292
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Tabel 4.
Pengukuran kinerja anggaran tahun 2010-2012 dengan rasio efisiensi
2010 2011 2012 Rasio efisiensi (%)
Input Output Input Output Input Output
Program
2010 2011 2012
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Program pembangunan jalan dan 98,55 100 100 100 99,26 100 101,47 100 100,75
jembatan
Program rehabilitasi/pemeliharaan 98,98 100 98,35 100 98,01 100 101,03 101,68 102,03
jalan dan jembatan
Program tanggap darurat jalan dan 97,36 100 98,83 100 98,84 100 102,71 101,18 101,17
jembatan
Program peningkatan sarana dan 98,94 100 98,19 100 98,52 100 101,07 101,84 101,50
prasarana kebinamargaan
Program Pengembangan Wilayah 99,77 100 - - 99,64 100 100,23 - 100,36

Strategis dan Cepat Tumbuh


Program pembangunan 99,48 100 98,48 100 96,63 100 100,52 101,54 103,49
infrastruktur perdesaan
Program Pengembangan dan 96,31 100 98,28 100 98,66 100 103,83 101,75 101,36
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Penyediaan dan 95,87 100 99,74 100 98,14 100 104,31 100,26 101,90
Pengelolaan Air Baku
Program Pengembangan, 78,74 100 80,35 100 80,93 100 127,00 124,46 123,56
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya

Program Pengendalian Banjir 98,67 100 - - 90,80 100 101,35 - 110,13

Jumlah Total Belanja 98,25 100 98,64 100 97,00 100 101,78 101,38 102,05
Program
Sumber : Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2010-2012

c. Mengukur tingkat efektivitas


Efektivitas menggambarkan akibat dari dampak (outcome) dari output
program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output
yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan,
maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Efektivitas adalah
ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila
suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut
dikatakan telah berjalan dengan efektif.
Berdasarkan LAKIP Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
tahun 2007 sampai dengan 2012, diketahui bahwa dinas telah dapat
melaksanakan semua program dan kegiatannya dengan capaian output
100%, atau dengan kata lain, tidak ada program dan kegiatan yang tidak
dapat diselesaikan oleh dinas. Selanjutnya dalam LAKIP disebutkan bahwa
untuk penilaian outcome tercapai 100% terhadap setiap program dan
kegiatannya. Penilaian tersebut didasarkan pada terlaksananya semua
pekerjaan yang ada di program dan kegiatan dengan capaian 100%, yang
mana hasil dari semua pekerjaan tersebut akan langsung dapat dinikmati
oleh masyarakat. Dengan demikian, sebagaimana dalam LAKIP dapat
disimpulkan bahwa kinerja anggaran Dinas PU Bina Marga dan Pengairan

293 293
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Kabupaten Blitar dapat dikatakan efektif. Adapun perhitungannya sebagai
berikut :
Rasio efektivitas = Outcome x 100%
Output

294 294
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Rasio efektivitas = 100% x 100%


100%
= 100%

2. Hasil Pengukuran Kinerja Anggaran


Berdasarkan perhitungan pengukuran value for money tahun 2007 sampai
dengan 2012 diatas, maka hasil pengukuran secara ringkas dapat ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 5.
Hasil pengukuran value for money tahun 2007 – 2012
Rasio
Rasio Rasio efektifitas
Tahun
ekonomi efisiensi berdasarkan
LAKIP
2007 99,45% 100,55% 100%
2008 97,97% 102,07% 100%
2009 98,29% 101,74% 100%
2010 98,25% 101,78% 100%
2011 98, 64% 101,38% 100%
2012 97,99% 102,05% 100%

Pembahasan
1. Analisa Pengukuran Value for money
Dari hasil pengukuran diatas menunjukkan untuk analisis ekonomi terhadap
program dan kegiatan Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
tahun 2007 sampai dengan 2012 berkisar antara 97,97 % sampai 99,45 %. Hal ini
menunjukkan bahwa Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar telah
melakukan penghematan biaya, dengan rasio ekonomi tertinggi terjadi pada tahun
2008 dan 2012 dan terendah terjadi pada tahun 2007.
Untuk analisa efisiensi terhadap program dan kegiatan Dinas PU Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Blitar tahun 2007 sampai dengan 2012 berkisar antara
100,55 % sampai 102,05 %. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas PU Bina Marga
dan Pengairan Kabupaten Blitar telah efisien dalam pengelolaan anggaran.
Untuk analisa efektivitas terhadap program dan kegiatan Dinas PU Bina Marga
dan Pengairan Kabupaten Blitar tahun 2007 sampai dengan 2012 dapat tercapai
100%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar telah efektif.
2. Evaluasi Kinerja Anggaran
Meskipun hasil pengukuran kinerja anggaran Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar sudah ekonomis dan efisien, tetapi belum bisa dikatakan efektif.
Hal ini disebabkan karena kualitas pekerjaan pembangunan infrastruktur masih
belum bisa maksimal. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
Inspektorat Kabupaten Blitar dan Tim Audit BPK RI terhadap hasil pekerjaan di
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar yang dilaksanakan setiap
akhir pekerjaan setiap tahunnya, ternyata masih ditemukan beberapa pekerjaan
yang mutunya kurang dari standar. Akibat dari rendahnya kualitas pekerjaan

295 295
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
tersebut tentu akan sangat berdampak pada hasil pembangunan infrastruktur yang
tentunya langsung dapat dirasakan masyarakat.

296 296
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Seperti berkurangnya masa manfaat dan cepat rusaknya hasil pembangunan, baik
jalan, jembatan dan irigasi. Adapun yang menjadi penyebab dari rendahnya
kualitas pekerjaan tersebut diantaranya adalah :
a. Pihak rekanan/ CV sebagai pelaksana pekerjaan mengabaikan atau tidak
memperhatikan standar mutu pekerjaan demi mengejar keuntungan,
diantaranya pemakaian bahan material yang murah dan rendahkualitas.
b. Pihak rekanan/ CV tidak memperhatikan batas waktu kontrak pekerjaan,
sehingga ketika waktu kontrak akan berakhir mereka buru-buru akan
mengerjakan. Hal ini disebabkan pihak rekanan/ CV mengerjakan lebih dari
satu paket pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya kualitas
pekerjaan kurang maksimal.
c. PNS yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan telalu overload terhadap
jumlah paket pekerjaan yang diawasi, akibatnya pengawasan kurang
maksimal. Hal ini disebabkan karena minimnya jumlah PNS yang bertugas
sebagai pengawas yang mengawasi proyek pembangunan di lapangan.
d. PNS yang bertugas sebagai pengawas ada yang masih minim pengalaman,
sehingga hasil pengawasan kurang maksimal.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka langkah perbaikan yang perlu
dilakukan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar untuk
meningkatkan kualitas output dari setiap pekerjaannya adalah :
a. Pengadaan program pendidikan dan pelatihan bagi PNS untuk meningkatkan
kualitas SDMnya sesuai tugas pokok dan fungsinya;
b. Pembekalan kepada pengawas lapangan mengenai tugas dan tanggung jawab
selaku pengawas lapangan;
c. Penambahan jumlah pengawas lapangan sehingga tugas pengawasan proyek
pembangunan bisa maksimal;
d. Pelaksanaan pengawasan yang maksimal terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh rekanan/ CV agar memperhatikan mutu pekerjaan;
e. Pemberian sanksi/ denda kepada rekanan/ CV yang tidak melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan standar mutu;
f. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi secara berkala mulai tingkat pengawas
lapangan dan pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) mengenai
perkembangan pekerjaan di lapangan.
Dengan menerapkan kebijakan tersebut diatas diharapkan kinerja Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar di masa yang akan datang bisa
menjadi lebih efektif, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung dampak
dari pembangunan dari pemerintah.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kinerja anggaran Dinas PU
Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar melalui pendekatan Value For
Money. Adapun kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil wawancara dengan Subbagian Penyusunan Program mengenai tingkat
ekonomi dari kinerja Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
menunjukkan bahwa Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
telah melaksanakan kinerjanya dengan ekonomis.

297 297
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
2. Hasil pengukuran nilai ekonomi pada program dan kegiatan Dinas PU Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah

298 298
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

99,45%, 97,97%, 98,29%, 98,25%, 98,64% dan 97,99%. Rasio ekonomi tertinggi
terjadi pada tahun 2008 dan 2012 dan rasio ekonomi terendah terjadi pada
tahun 2007.
3. Hasil pengukuran nilai efisiensi pada program dan kegiatan Dinas PU Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah
100,55%, 102,07%, 101,74%, 101,78%, 101,38% dan 102,05%. Hal ini
menunjukkan bahwa Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar telah
efisien dalam pengelolaan anggaran.
4. Nilai efektivitas berdasarkan LAKIP tercapai 100%. Nilai ini berasal dari nilai
outcome setiap program dan kegiatan yang tercapai 100%. Namun menurut
penulis kinerja Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
terhadap program dan kegiatan masih belum efektif, Hal ini disebabkan karena
kualitas pekerjaan pembangunan infrastruktur masih belum bisa maksimal.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Hendaknya Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar lebih
memperhatikan value for money dalam merealisasikan program dan kegiatannya,
yaitu lebih ekonomis dalam penggunaan dana, serta efisien dan efektif dalam
pengelolaananggaran.
2. Adapun langkah perbaikan yang perlu dilakukan agar kinerja dinas bernilai
efektif adalah sebagai berikut :
a. Hendaknya Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar selalu
meningkatkan kualitas SDM dengan mengikutkan program pelatihan dan
pendidikan bagi PNS sesuai tugas pokok dan fungsinya.
b. Hendaknya Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar
mengusulkan penambahan jumlah personil sesuai dengan kebutuhan,
sehingga terjadi keseimbangan dalam pembagian tugas dan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Dian. 2011. Evaluasi Kinerja Keuangan Dinas Kesehatan Kota Makasar
Melalui Pendekatan Value For Money. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanudin Makassar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bastian, Indra.2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Efferin, Sujoko, dkk. 2004. Metode Penelitian untuk Akuntansi. Edisi Pertama.
Malang: Bayumedia Publishing.
Fahrianta, Riswan Yudhi dan Carolina, Viani. 2012. Analisis Efisiensi Anggaran
Belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas. Jurnal. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Banjarmasin. volume 13, nomor 1, April 2012.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas PU Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Blitar.

299 299
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)
Laporan Realisasi Anggaran Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten
Blitar.

300 300
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) ISSN: 2407-2680
Vol. 2, No. 2 (2015)

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: STIM YKPN.


Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Mohammad Mahsun (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik, edisi pertama,
BPFE,Yogyakarta.
Nordiawan, Deddi.2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ulum, Ihyaul. 2005. Akuntansi Sektor Publik Indonesia, Edisi Pertama.Malang:
UMM Press.
Yuanda, Angel. 2007. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik Menggunakan
Pendekatan Value For Money (studi kasus pada Pemerintahan Kota Blitar). Skripsi.
Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

301 301

Anda mungkin juga menyukai