Kewajiban Perpajakan Yayasan
Kewajiban Perpajakan Yayasan
1. PPh Pasal 4(2), atas penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat
final:
a. Penghasilan berupa bungan deposito dan tabungan lainnya
b. Persewaan tanah dan bangunan.
3. PPh Pasal 23, kewajiban pemotongan PPh oleh pihak yang wajib
membayarkan penghasilan atas penghasilan tersebut dibawah ini, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan,disediakan untuk
dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya.
Penghasilan Yayasan
Penerimaan yayasan dapat dibedakan antara penerimaan yang bukan
Objek Pajak dan penerimaan yang merupakan Objek Pajak.
Penghasilan yang bukan Objek Pajak berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat
3 adalah sebagai berikut:
1. Bantuan atau sumbangan
2. Harta hibahan yang diterima Yayasan sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan diantara pihak-
pihak yang bersangkutan.
3. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
Penghasilan Yayasan yang merupakan Objek Pajak sesuai dengan
ketentuan Pasal 4 ayat 1 UU PPh adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk:
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha,pekerjaan kegiatan
atau jasa
2. Bunga deposito, bunga obligasi,diskonto SBI dan bunga Lainnya
3. Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta
4. Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta
yang semula berasal dari bantuan,sumbangan atau hibah
5. Pembagian keuntungan dari kerja sama usaha
Penggurang Penghasilan Bruto
a. biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan,
kegiatan atau pemberian jasa untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan
operasional penyelenggaraan yayasan atau organisasi yang sejenis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan
memperhatikan Pasal 9 ayat (1) UU PPh