dahulu kemampuannya, baik secara tertulis maupun pramuka karena isinya yang monoton, kaku serta
praktik. Hal ini dapat terlihat dari lamanya waktu tampilan yang kurang menarik. Dilihat dari segi uku-
yang diperoleh mereka untuk mendapatkan Tanda rannya, buku tersebut menyulitkan atau tidak praktis
Kecakapan Umum (TKU) tingkat ramu (tingkatan bagi peserta didik untuk dapat dibawa kemana saja.
pertama pada golongan penggalang), dimana seha- Mengingat kegiatan kepramukaan lebih banyak di-
rusnya mereka sudah mampu menyelesaikannya lakukan di alam terbuka, maka diperlukan buku teks
dalam waktu enam kali pertemuan, namun pada yang praktis dibawa kemana-mana yang dapat dima-
kenyataannya dalam waktu satu semester, bahkan sukkan ke dalam saku sehingga dapat belajar dimana
hingga satu tahun pun masih ada yang belum dapat saja dengan buku tersebut dan mudah digunakan jika
menyelesaikannya. sewaktu-waktu dibutuhkan. Buku tersebut dikenal
Selama ini, dalam membekali peserta didik ten- dengan istilah buku saku.
tang pengetahuan kognitif kepramukaan, para pem- Tidak hanya buku teks yang berisikan materi
bina telah memberikan bahan ajar dan lembar kerja saja, tetapi buku kerja pun juga sangat dibutuhkan
berupa lembaran-lembaran fotokopi yang kemudian karena berfungsi sebagai alat evaluasi sehingga pem-
diberikan kepada peserta didik. Namun demikian, bina dapat mengetahui ketercapaian peserta didik me-
strategi tersebut masih belum dapat menjadikan ngenai kemampuan menguasai materi kepramukaan.
peserta didik mampu menguasai materi kepramukaan. Selain itu, buku materi pramuka yang ada tersebut
Terbukti ketika diadakannya ujian tertulis, mereka tidak disajikan sesuai dengan penyusunan yang benar.
belum dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan Berdasarkan analisis masalah yang disebutkan
benar, bahkan ketika melakukan kegiatan praktek di di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
lapangan pun terkadang mereka lupa dengan materi “Bagaimana mengembangkan buku saku yang sesuai
yang pernah dipelajari. Hal ini dikarenakan bahan untuk pramuka penggalang ramu?”
ajar dan lembar kerja tersebut besar kemungkinan Penelitian ini bermanfaat untuk peneliti, maha-
akan hilang sehingga sulit untuk dipelajari kembali, siswa Teknologi Pendidikan, anggota Pramuka, dan
mengingat bentuknya yang hanya berupa lembaran- masyarakat. Untuk peneliti, penelitian ini sebagai
lembaran. Alangkah akan lebih efektif jika bahan ajar wadah aktualisasi diri dalam mengembangkan potensi
dan lembar kerja yang berupa lembaran-lembaran dan minat peneliti dalam mengembangkan bahan ajar
tersebut dikumpulkan, sehingga menjadi paket buku cetak, menambah serta memperluas wawasan dan
yang terdiri dari buku materi dan buku kerja. pengetahuan sehingga mendapatkan pengalaman
Meskipun telah banyak media pembelajaran yang nyata melalui kegiatan penelitian, meningkat-
yang dikembangkan, seperti video, internet, CD inter- kan kemampuan peneliti di bidang penelitian. Untuk
aktif, CAI, dan lain-lain, namun semua itu tidak dapat mahasiswa Teknologi Pendidikan, penelitian ini dapat
menggantikan peran buku sebagai sumber belajar. memperluas wawasan mengenai kajian teoretis bidang
Buku akan tetap digunakan sebagai sumber belajar. teknologi pendidikan (khususnya untuk konsentrasi
Namun bukan sebagai sumber belajar satu-satunya. pengembangan media pembelajaran), dapat digu-
Buku mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya nakan sebagai sumbangan pemikiran dan referensi
mudah dibawa kemana-mana, lebih murah diban- bagi peneliti selanjutnya. Untuk anggota Pramuka,
dingkan dengan media lainnya, dan tidak diperlukan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sum-
keahlian khusus dalam mengunakannya. Tetapi, peng- ber belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan
gunaan buku dapat menimbulkan masalah tersendiri kognitif kepramukaan. Sedangkan untuk masyarakat,
mengingat minat baca anak masih sangat rendah. penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
Menurut data dari International Association for yang dapat menambah pengetahuan dalam pengem-
Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 tentang bangan paket buku saku pramuka penggalang
kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar Kajian Teoretis
(SD) kelas IV di 30 negara menyimpulkan, bahwa 1. Sumber Belajar
Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka Sumber belajar merupakan salah satu kom-
itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca ponen penting dalam proses pembelajaran. AECT
masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD. menyatakan sumber belajar merupakan segala segala
Buku materi pramuka yang ada saat ini telah sesuatu yang mengandung informasi yang meliputi
memberikan informasi kepramukaan yang cukup bahan, orang, latar/lingkungan, alat, teknik, dan pesan
lengkap. Namun sangat disayangkan, buku tersebut yang dapat memfasilitasi pemelajar memperoleh in-
belum dimanfaatkan dengan baik oleh para anggota formasi yang diperlukannya dalam belajar. Sumber
63 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012
Paket Buku Saku...
belajar tersebut dapat digunakan secara terpisah atau- bersifat langsung, sehingga memungkinkan belajar
pun terkombinasi, sehingga memudahkan pemelajar secara seketika. Dengan memanfaatkan luas tenaga
dalam mencapai tujuan belajar. atau kejadian yang langka, serta penyajian informasi
Sedangkan Seel (1994) mendefinisikan sumber yang mampu menembus geografis, maka sumber be-
belajar adalah segala sesuatu yang mendukung ter- lajar memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih
jadinya proses belajar yang meliputi sistem pelayanan, luas, terutama dengan adanya media massa.
bahan pembelajaran, dan lingkungan. Berdasarkan Selain memiliki fungsi yang telah disebutkan
pengertian tersebut, ada tiga hal yang berkaitan den- di atas, sumber belajar juga mempunyai berbagai
gan sumber belajar, yaitu (1) sistem pelayanan yang manfaat. Rohani (2007) menyebutkan, bahwa sumber
diberikan dan dirancang sehingga terjadi peristiwa belajar mempunyai manfaat diantaranya memberikan
belajar pada peserta didik, (2) bahan belajar yang pengalaman belajar secara langsung dan konkret ke-
digunakan peserta didik untuk mencapai tujuan pada peserta didik, seperti ; karyawisata ke museum,
pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya, dan (3) kebun binatang, dan sebagainya.
memberdayakan lingkungan sebagai sumber daya Selain itu, sumber belajar menyajikan sesuatu
yang potensial dalam pembelajaran, serta mencip- yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat
takan lingkungan yang kondusif untuk mendukung secara langsung dan konkret. Hal yang demikian dapat
terjadinya peristiwa belajar yang menyenangkan. disajikan dengan denah, foto, film, majalah, dan lain-
Senada dengan AECT, Miarso (2005) menam- lain, yang digunakan sebagai sumber belajar.
bahkan sumber belajar pada prinsipnya, mencakup; Manfaat lainnya dari sumber belajar, yaitu
orang, pesan, media, alat, dan cara tertentu dalam memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Ini
mengolah/menyajikan pesan (teknik), serta ling- dapat dilihat dari misalnya buku sebagai salah satu
kungan dimana proses pendidikan berlangsung sumber belajar yang selalu dilakukan revisi sesuai
yang mengandung informasi dan dirancang untuk dengan perkembangan.
dimanfaatkan memfasilitasi sesorang belajar, sehingga Manfaat-manfaat seperti yang diuraikan terse-
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara but di atas menunjukkan, bahwa sumber belajar mem-
mandiri. punyai peran yang besar dan merupakan komponen
Sitepu (2008) menyebutkan, bahwa dalam yang penting dalam pembelajaran.
proses belajar dan membelajarkan, secara rinci sumber Berdasarkan pengertian yang dikemukakan
belajar dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas oleh Assosiation of Educational Communication and Tech-
proses dan hasil belajar karena dapat mempercepat nology (AECT), sumber belajar dikategorikan menjadi
laju belajar dan membantu pendidik menggunakan enam kelompok, yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik
waktu secara lebih efisien. dan lingkungan.
Masih dalam Sitepu (2008), sumber belajar Pendapat lain dinyatakan oleh Ely dalam Ro-
juga berfungsi membina dan mengembangkan gairah hani (2007) yang mengklasifikasikan sumber belajar
peserta didik sehingga dapat mengurangi beban guru menjadi empat kategori, yaitu man, media instrumen-
dalam menyajikan informasi. Dengan adanya sumber tation, technique, dan environment. Pengklasifikasian
belajar, maka memberikan kemungkinan belajar bersi- tersebut tidak jauh berbeda dengan AECT. Istilah man
fat lebih individual dengan jalan mengurangi kontrol menggantikan people yang mentransmisikan pesan.
guru yang kaku dan tradisional, serta memberikan Media instrumentation menggantikan istilah device (alat)
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dan material (bahan). Sedangkan environment sebagai
dengan kemampuannya. pengganti setting.
Selain itu, sumber belajar memberikan dasar Selain itu, Sudjana (1989) juga mengklasifikasi-
yang lebih ilmiah dengan jalan merencanakan kan sumber belajar berdasarkan bentuknya ke dalam
program pembelajaran yang lebih sistematis serta lima kelompok, yaitu (1) sumber belajar tercetak, (2)
mengembangkan bahan pembelajaran yang dilandasi sumber belajar noncetak, (3) sumber belajar yang
penelitian. Sumber belajar menjadikan pembelajaran berbentuk fasilitas, (4) sumber belajar yang berbentuk
lebih mantap dengan jalan meningkatkan kemam- kegiatan, dan (5) sumber belajar yang berupa lingkun-
puan manusia dalam menggunakan berbagai media gan di masyarakat.
komunikasi serta penyajian data dan informasi secara Bila ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar
lebih konkret. Dengan adanya sumber belajar dapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang 1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources
bersifat verbal dan memberikan pengetahuan yang by design), yaitu sumber belajar yang secara khu-
sus atau sengaja dirancang atau dikembangkan kalimat yang sederhana untuk memudahkan peserta
untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya; didik memahami isi dari bahan ajar yang diuraikan.
buku pembelajaran, program audio pembelajaran, Selain itu, penggunaan bahasa yang bervariasi dapat
transparansi, CAI (Computer Assisted Instructor), membuat peserta didik tidak cepat merasa bosan.
dan lain-lain. Pesan verbal dapat disajikan ke dalam format
2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal tertentu, diantaranya ; secara acak (random), kronolo-
dimanfaatkan (learning resources by utilization), gis, berpindah tempat (place to place), telusuran penye-
yaitu sumber belajar yang tidak khusus dirancang bab (causal sequence), logika struktur (structural-logic),
atau dikembangkan untuk keperluan pembelaja- dan problematic (problem-centred).
ran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk Format acak digunakan jika alur penyajian ti-
keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, dak bergantung kepada penguasaan materi tertentu.
siaran televisi, pasar, dan lain-lain. Sedangkan format kronologis digunakan ketika topik
2. Buku sebagai Bahan Ajar yang dibahas berkaitan dengan urutan prosedur
Dibandingkan dengan media pembelajaran lain, kerja. Jika materi tersebut berhubungan dengan
buku mempunyai kelebihan yang spesifik yang dapat tempat kejadian suatu peristiwa, maka digunakanlah
dikategorikan dalam isi, pemanfaatan, dan harga format telusuran sebab (place to place). Namun jika
buku. Dari segi isi, buku mempunyai kelebihan dapat materi tersebut terdapat prasyarat tertentu, maka
menyajikan berbagai jenis informasi, disajikan dalam format logika struktur (structural-logic) tepat untuk
berbagai bentuk, dan mempunyai struktur bahan digunakan. Sedangkan format problematik (problem
ajar yang jelas. Berdasarkan pemanfaatannya, buku centred) menuntut peserta didik memecahkan masalah
dapat diperlakukan sesuai kemauan pembaca, dapat tertentu.
digunakan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, Pada penelitian ini, pesan verbal dalam
harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengembangan paket buku saku pramuka penggalang
media lainnya dan dapat disesuaikan dengan daya beli adalah menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena
pembaca menjadi kelebihan lainnya dari sebuah buku. itu, penggunaannya haruslah sesuai dengan ejaan
Berdasarkan pertimbangan kelebihan yang yang disempurnakan (EYD).
dimiliki oleh buku dan yang menjadi sasaran adalah Sedangkan format yang digunakan bersifat
penggalang ramu, maka bahan ajar yang tepat dikem- acak (random) karena alur penyajian tidak bergantung
bangkan adalah buku teks dan buku kerja, yang se- kepada penguasaan materi tertentu.
lanjutnya disebut dengan paket buku saku pramuka b. Pesan visual
penggalang ramu. Kriteria buku saku dilihat dari Penggunaan pesan visual dalam bahan ajar
pesan (verbal dan visual) dan format buku. biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan/
1. Pesan belajar peserta didik. Semakin rendah jenjang pendidi-
Pesan adalah informasi yang disampaikan dari kan peserta didik, maka pesan visual yang digunakan
sumber kepada penerima dan merupakan inti dari akan semakin mudah (konkret). Sebaliknya, semakin
sebuah bahan ajar. Pesan dapat disampaikan secara tinggi jenjang pendidikan peserta didik, maka pesan
verbal dan visual. Pesan verbal menyampaikan isi visual yang digunakan akan semakin sulit (abstrak).
sebuah bahan ajar dengan menggunakan kata-kata, 2. Format buku saku
sedangkan pesan visual melalui gambar, simbol, Suatu buku teks biasanya terdiri atas sampul
ataupun grafis. yang berisi judul buku, penerbit, penulis; lembar pe-
Dalam menyampaikan sebuah informasi, pesan rancis yang berisi pengantar, daftar isi, daftar gambar,
verbal dan visual digunakan dengan teknik tertentu ISBN, nama penulis/penyunting, nama penerbit, ta-
agar peserta didik dengan mudah mempelajari bahan hun terbit, dan hak cipta; pendahuluan; pembahasan
ajar tersebut. atau isi buku; latihan dan kunci jawaban (tidak selalu
a. Pesan Verbal. ada); kesimpulan dan penutup; daftar pustaka; daftar
Rowntree (1994) mengungkapkan bahwa indeks (subyek atau isi); dan riwayat hidup penulis.
ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika Mulyasa (2005) mengungkapkan bahwa ter-
menggunakan pesan verbal dalam bahan ajar cetak, dapat empat komponen yang terdapat pada lembar
diantaranya adalah menggunakan kata-kata tertentu kerja, yaitu: (1) ringkasan materi, (2) latihan, (3) lembar
dan menerapkan kalimat sesuai dengan aturan yang pengembangan diri, dan (4) kunci jawaban.
berlaku dalam bahasa tersebut. Ringkasan meteri merupakan materi yang di-
Pesan verbal biasanya menggunakan struktur rangkum dari buku teks sehingga peserta didik dapat
seperti definisi, prosedur, dan lain pramuka penggalang yang akan dikembangkan. Ran-
lain cangan urutan penyajian materi menggunakan teknik
Attitude : anggota pramuka diharapkan dapat campuran antara pengelompokkan dan prosedural.
mengalami perubahan dalam sikap c. Mengembangkan aktivitas dan umpan balik
Understanding : anggota pramuka dapat menjelaskan, Dalam tahap ini pengembang membuat tabel
menginterpretasikan kepramukaan spesifikasi asessment belajar dan umpan balik kepada
dalam kehidupan sehari-hari anggota pramuka terhadap asesmen belajar itu sendiri.
Doing : anggota pramuka mampu melakukan d. Menentukan contoh terkait
sebuah aktivitas. Contoh dapat berupa cerita, kartun maupun
c. Membuat garis besar (outline) isi pembelajaran gambar-gambar. Penyajian contoh tersebut dimak-
Untuk memudahkan dalam mengembangkan sudkan agar para anggota pramuka lebih mudah
materi kepramukaan penggalang, maka garis besar memahami materi yang disajikan.
(outline) pembelajaran pramuka penggalang tersebut e. Menyiapkan grafik/ gambar
menggunakan teknik mind-mapping. Untuk membuat tampilan buku saku lebih
d. Memilih media penyampaian menarik, maka diperlukan grafik atau gambar yang
Untuk memudahkan dalam memilih media mendukung.
yang digunakan beberapa pertanyaan mengenai kri- f. Menentukan akses perangkat
teria media yang sesuai, diantaranya: Hal ini dilakukan dengan menyusun skema,
1) Apakah tujuan pembelajaran tersebut merujuk menjelaskan tujuan pembelajaran, penomoran yang
pada media tertentu? jelas dan teratur dalam uraian materi, memberikan
2) Media apa yang mampu dijangkau oleh anggota petunjuk penggunaan buku, rangkuman, dan isyarat
pramuka? gambar.
3) Media apa yang dalam penggunaannya memu- g. Mempertimbangkan format penulisan
dahkan anggota pramuka? Pada tahap ini, pengembang mulai merumus-
4) Apakah media tersebut mampu memotivasi kan format fisik dari paket buku saku pramuka peng-
anggota pramuka? galang ramu.
5) Media apa yang membuat instruktur/pelatih 3. Penulisan dan Penulisan Ulang
pramuka nyaman dalam menggunakannya? a. Menyusun draf awal
6) Media apa yang mudah digunakan untuk ang- Penyusunan naskah menggunakan prinsip
gota pramuka? reader-friendly.
7) Media apa yang mudah digunakan untuk ins- b. Melengkapi dan mengedit draf awal
truktur/pelatih pramuka? Melengkapi dan mengedit naskah dengan
8) Apakah media tersebut mampu memberikan meminta saran atau masukan dari ahli materi dan
umpan balik? ahli media mengenai tujuan pembelajaran, isi materi,
e. Merencanakan pendukung belajar penyajian, dan desain.
Setelah menentukan media yang digunakan, c. Menuliskan bahan penilaian
maka langkah selanjutnya adalah merencanakan pen- Bahan penilaian disajikan terpisah dengan ma-
dukung belajar. Hal ini perlu dilakukan agar proses teri. Hal ini dimaksudkan agar anggota pramuka bisa
pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. lebih fokus terhadap materi maupun evaluasinya. Un-
f. Mempertimbangkan bahan ajar yang ada tuk memudahkan dalam menyusun bahan penilaian,
Pada langkah ini, pengembang melakukan maka peneliti membuat sebuah kisi-kisi instrumen tes.
studi dokumentasi dengan mengamati kelebihan dan d. Uji coba dan perbaikan
kekurangan buku saku yang telah ada. Setelah draf atau naskah awal dilengkapi dan
2. Persiapan Penulisan telah disusun bahan penilaiannya, maka tahap akhir
a. Batasan dan sumber daya yang dilakukan adalah menguji coba paket buku saku
Pada tahap ini, pengembang melakukan studi pramuka tersebut kepada para anggota pramuka se-
dokumentasi yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu bagai sasaran. Uji coba dilakukan pada tahap expert
mempertimbangkan sumber, mempertimbangkan review, face to face try out, dan field trial.
hambatan dan membuat jadwal kegiatan.
Teknik Evaluasi dan Analisis Data
b. Mengurutkan ide/gagasan
Penelitian ini menggunakan evaluasi formatif.
Sebelum memulai penulisan, perlu di buat
Evaluasi pada model pengembangan Rowntree dari
alur atau urutan ide/gagasan dari paket buku saku
tiga tahap, yaitu expert review, face to face tryout dan
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 68
Paket Buku Saku...
field trial. terdiri dari lima aspek, yaitu; aspek isi/materi, me-
Data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan todologi pembelajaran, bahasa, ilustrasi, dan fisik/
ketentuan dan tujuannya. Untuk mengetahui validitas grafika.
pre-posttest dihitung dengan menggunakan rumus Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, di-
korelasi product moment, yaitu dengan mengkorela- peroleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 3.7. Hasil
sikan setiap butir soal dengan butir total. Rumus ini ini menyatakan, bahwa buku teks pramuka peng-
digunakan karena data yang dihasilkan merupakan galang ramu yang dikembangkan ditinjau dari aspek
data dikotom. isi/materi, metodologi pembelajaran, bahasa, ilustrasi,
Untuk mengetahui signifikansi antara pretest dan fisik/grafika adalah sangat baik.
dengan posttest diuji melalui uji t untuk dua sampel Pengembang juga mengujicobakan buku
yang berpasangan (Paired Sample t-Test) pada taraf kerja yang merupakan bahan evaluasi dari buku
kepercayaan 95%. saku pramuka penggalang ramu kepada ahli media
Untuk penilaian kuesioner, pengembang meng- pembelajaran. Berikut adalah hasil uji coba buku kerja
gunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban, kepada ahli media pembelajaran.
yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju , dan Sangat Tabel 2. Hasil Uji Coba Buku Kerja kepada Ahli
Tidak Setuju. Selanjutnya, untuk menganalisis hasil Media Pembelajaran
evaluasi yang diperoleh, pengembang menggunakan
Penilaian Rata-
statistik sederhana. No Aspek Sub (per sub Rata (per Ket.
Aspek aspek) aspek)
Untuk mengetahui kebermanfaatan serta keter- ketahui bahwa thitung (4.883) > t tabel (2.052) dengan jum-
capaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan lah responden 27 orang siswa pada taraf signifikansi
dalam paket buku saku pramuka penggalang ramu, α = 0.05, sehingga Ho ditolak, artinya ada korelasi
pengembang melakukan pre-test dan post-test yang berarti atau ada korelasi yang signifikan antara pre-test
sudah diuji validitasnya kepada para anggota peng- dengan post-test.
galang. Jumlah butir soal yang diujikan sebanyak 30
Keterbatasan Penelitian
butir.
Keterbatasan penelitian pengembangan paket
buku saku pramuka penggalang ramu yaitu.
Nilai Pertama, uji coba dilakukan pada satu dari
No Siswa Keterangan
Pretest PostTest empat kelas SDI Al Azhar 13 Rawamangun Jakarta
1 5.3 8.7 Meningkat Timur yang beranggotakan 27 orang penggalang,
2 4.0 7.7 Meningkat sedangkan keseluruhan anggotanya berjumlah 128
3 6.7 8.3 Meningkat orang. Pengambilan jumlah responden tersebut dipe-
4 4.7 8.0 Meningkat ngaruhi oleh keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
5 5.7 8.3 Meningkat oleh pengembang, diantaranya dari segi tenaga, biaya,
6 6.0 8.6 Meningkat maupun waktu penelitian.
7 4.7 7.7 Meningkat Kedua, buku saku yang dikembangkan hanya
8 1.7 6.7 Meningkat untuk tingkatan ramu, sedangkan golongan peng-
9 5.0 7.7 Meningkat galang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu ramu, rakit,
10 4.3 8.0 Meningkat dan terap. Hal ini kembali dikarenakan oleh keterba-
11 5.0 9.0 Meningkat tasan-keterbatasan yang dimiliki oleh pengembang
12 6.7 9.3 Meningkat dari segi tenaga, biaya, maupun waktu penelitian.
13 3.3 7.3 Meningkat Implikasi
14 3.3 7.7 Meningkat Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi
15 5.3 8.0 Meningkat hasil pengembangan paket buku saku pramuka peng-
16 3.7 8.0 Meningkat galang ramu yang terdiri atas buku teks dan buku ajar
17 4.7 7.3 Meningkat adalah sebagai berikut.
18 6.3 8.3 Meningkat Pertama, dengan adanya paket buku saku
19 6.3 7.7 Meningkat pramuka penggalang ramu ini menjadikan anggota
20 5.7 8.7 Meningkat penggalang dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
21 4.0 8.0 Meningkat Dengan demikian, diharapkan dapat memudahkan
22 5.7 7.7 Meningkat anggota penggalang dalam memahami materi ke-
23 3.7 6.3 Meningkat pramukaan.
24 4.7 7.0 Meningkat Kedua, paket buku saku pramuka ini juga mem-
25 3.3 7.0 Meningkat
bantu para pembina pramuka dalam memberikan
materi ketika kegiatan pramuka berlangsung. Pembina
26 5.0 8.3 Meningkat
dapat memiliki waktu lebih untuk memperhatikan
27 6.0 9.0 Meningkat
perkembangan belajar anggota pramuka.
Rata-rata 4.8 7.9 Meningkat
yang ingin mencapai tingkatan ramu. nakan kembali oleh masyarakat luas.
Buku saku merupakan salah satu sumber belajar Kedua, kepada pelatih/instruktur atau pem-
yang digunakan oleh para anggota pramuka peng- bina pramuka, dapat menggunakan paket buku saku
galang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan buku pramuka penggalang ramu sebagai media pembe-
saku tersebut haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip lajaran yang dapat membantu penyampaian materi
pengembangan sumber belajar. kepada anggota pramuka penggalang
Untuk mengembangkan buku saku tersebut, Ketiga, kepada anggota pramuka dan mayara-
pengembang mengacu pada model pengembangan kat, paket buku saku pramuka penggalang ramu ini
produk yang dikemukakan oleh Derek Rowntree. dapat dijadikan sebagai media belajar mandiri untuk
Prosedur pengembangan model Rowntree terdiri dari memperdalam pemahaman materi yang telah dis-
tiga tahapan pengembangan yaitu tahap (1) perenca- ampaikan oleh pelatih/instruktur maupun pembina
naan yang terdiri dari menentukan profil pemelajar, pramuka
menentukan tujuan pembelajaran, membuat outline
isi pembelajaran, memilih media penyampaian, DAFTAR PUSTAKA
rencanakan pendukung pembelajaran, dan pertim-
AECT. (1994). The definition of educational terminology.
bangkan bahan ajar yang ada; (2) persiapan penulisan
(tim penerjemah, Yusufhadi Miarso, dengan
yang terdiri dari mempertimbangkan batasan dan
judul Definisi Teknologi Pendidikan / Satuan
sumber daya, urutan gagasan, menentukan kegiatan
Tugas: Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta:
belajar dan umpan balik, tentukan contoh, menen-
PT Raja Grafindo Persada)
tukan gambar atau grafis yang sesuai, menentukan
Miarso, Y. (2007). Menyemai benih teknologi pendidikan.
perangkat akses, dan menentukan format bahan ajar;
Jakarta: Kencana.
dan (3) penulisan dan penyuntingan yang terdiri
Rohani, A. (2007). Media instruksional edukatif. Jakarta:
memulai draft pertama, melengkapi dan mengedit
Rineka Cipta.
draf pertama, menuliskan bahan penilaian, uji coba,
Rowntree, D. (1994). Preparing materials for open, dis-
dan penyuntingan.
tance, and flexible learning. London: Kogan Page.
Saran Seel, B. B. & Richey, R. C. (1994). Instructional techno-
Dalam pengembangan paket buku saku pramu- logy: The definition and domains of the field (diter-
ka penggalang ramu sebagai media pembelajaran, jemahkan oleh Dewi S. Prawiladilaga, Raphael
pengembang memberikan saran sebagai berikut. Raharjo dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: UNJ).
Pertama, kepada pengembang media pembela- Sitepu, B. P. (2008). Pengembangan sumber belajar. Jur-
jaran, khususnya mahasiswa Teknologi Pendidikan, nal pendidikan penabur - No.11/Tahun ke-7/
hendaknya mengembangkan produk yang berdaya Desember 2008.
guna dan tidak hanya sekali pakai, tetapi dapat digu- Sudjana, N & Rivai, A. (2001). Teknologi pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.