Anda di halaman 1dari 11

Penelitian

PAKET BUKU SAKU PRAMUKA PENGGALANG RAMU


Mita Septiani
e-mail: theonlymitha@gmail.com
Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Negeri Jakarta
Abstrak: Gerakan Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler yang memberikan kontribusi nilai-nilai positif ke-
pada para anggotanya. Kegiatan kepramukaan perlu dilakukan secara teratur, terarah dan berkesinambungan
guna mencapai tujuan dari gerakan pramuka. Namun pada kenyataannya, masih banyak anggota pramuka yang
tidak mengetahui kode kehormatan mereka dan materi kepramukaan. Penelitian yang dilaksanakan di SDI
Al Azhar 13 Rawamangun, Jakarta, pada bulan Juni hingga November 2011 ini bertujuan untuk menghasilkan
paket buku saku yang sesuai dengan kegiatan pramuka golongan penggalang ramu. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode pengembangan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Rowntree. Uji
coba produk dilakukan dengan tiga tahap, yaitu expert review, face to face try out, dan field trials. Penelitian ini
menghasilkan buku saku yang dapat dipakai oleh pramuka untuk meningkatkan keterampilannya khususnya
untuk penggalang ramu.

Kata kunci: sumber belajar, paket buku saku, pramuka

POCKET BOOK FOR SCOUT OF PENGGALANG RAMU


Abstract: Scouts’ program as extracurricular activities contribute positive values to the students. The scouts’ program
should be implemented regularly, orderly, and continuously to attain the objectives. However, in fact number of scouts still
do not have enough knowledge of the scout’s etiquette and skills. This research conducted at SDI Al Azhar 13 Rawamangun,
Jakarta, from June through November 2011 aims at producing a pocket book for the scouts of penggalang ramu, employed
development method of Rowntree. The try out of the product was done by expert review, face-to-face and filed trials. The
research produced a a pocket book for scout of penggalang ramu ro be used to improve thescouths’ knowledge and skiils.

Keywords: learning resource, pocket book, scout


oleh dan untuk peserta didik dengan dukungan orang
PENDAHULUAN dewasa. Oleh karena itu, kegiatan kepramukaan
Berbagai macam kegiatan ektrakurikuler telah haruslah dilakukan secara teratur, terarah, dan ber-
dilaksanakan oleh sekolah, mulai dari pendidikan kesinambungan guna mencapai tujuan dari gerakan
dasar hingga pendidikan tinggi. Banyaknya kegiatan pramuka.
ekstrakurikuler di setiap sekolah berbeda-beda, sesuai Namun pada kenyataannya, untuk mewu-
dengan kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut. judkan tujuan dari gerakan pramuka tersebut masih
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang di- belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
laksanakan hampir di setiap pendidikan dasar dan Sebagai contoh, masih ada anggota pramuka tingkat
menengah adalah pramuka. Pramuka merupakan penggalang ramu yang belum bisa membaca arah atau
pelengkap pendidikan melalui sekolah dan keluarga, tanda jejak, mendirikan tenda, dan membuat tandu.
mengisi kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh kedua Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan
pendidikan tersebut. Gerakan pramuka memberikan bahwa mereka perlu dibina dan dilatih sehingga tidak
kontribusi nilai-nilai positif kepada para anggotanya, terjadi hal-hal yang demikian. Agar pembinaan dan
seperti ; menanamkan sikap mandiri, peduli, tanggung pelatihan tersebut terarah dan tepat sasaran, maka
jawab, dan berpegang teguh terhadap norma dan nilai dari itu diperlukannya sebuah program kerja yang
yang berlaku. merupakan garis-garis besar dari acara latihan yang
Keberhasilan kepramukaan ditentukan oleh akan dilaksanakan.
keefektifan dan efisiensi pertemuan, interaktif dan Kekurangmampuan peserta didik dalam me-
komunikatif peserta didik. Pertemuan interaktif dan nguasai materi kepramukaan berdampak pada sulit-
komunikatif yang bersifat edukasi dalam gerakan nya peserta didik tersebut dalam mencapai tingkatan
pramuka dilaksanakan dengan menggunakan prinsip berikutnya, karena untuk mencapainya peserta didik
dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang haruslah melengkapi Syarat Kecakapan Umum (SKU)
berkesinambungan, teratur, terarah, dan terencana, dimana setiap peserta didik haruslah diuji terlebih

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 62


Paket Buku Saku...

dahulu kemampuannya, baik secara tertulis maupun pramuka karena isinya yang monoton, kaku serta
praktik. Hal ini dapat terlihat dari lamanya waktu tampilan yang kurang menarik. Dilihat dari segi uku-
yang diperoleh mereka untuk mendapatkan Tanda rannya, buku tersebut menyulitkan atau tidak praktis
Kecakapan Umum (TKU) tingkat ramu (tingkatan bagi peserta didik untuk dapat dibawa kemana saja.
pertama pada golongan penggalang), dimana seha- Mengingat kegiatan kepramukaan lebih banyak di-
rusnya mereka sudah mampu menyelesaikannya lakukan di alam terbuka, maka diperlukan buku teks
dalam waktu enam kali pertemuan, namun pada yang praktis dibawa kemana-mana yang dapat dima-
kenyataannya dalam waktu satu semester, bahkan sukkan ke dalam saku sehingga dapat belajar dimana
hingga satu tahun pun masih ada yang belum dapat saja dengan buku tersebut dan mudah digunakan jika
menyelesaikannya. sewaktu-waktu dibutuhkan. Buku tersebut dikenal
Selama ini, dalam membekali peserta didik ten- dengan istilah buku saku.
tang pengetahuan kognitif kepramukaan, para pem- Tidak hanya buku teks yang berisikan materi
bina telah memberikan bahan ajar dan lembar kerja saja, tetapi buku kerja pun juga sangat dibutuhkan
berupa lembaran-lembaran fotokopi yang kemudian karena berfungsi sebagai alat evaluasi sehingga pem-
diberikan kepada peserta didik. Namun demikian, bina dapat mengetahui ketercapaian peserta didik me-
strategi tersebut masih belum dapat menjadikan ngenai kemampuan menguasai materi kepramukaan.
peserta didik mampu menguasai materi kepramukaan. Selain itu, buku materi pramuka yang ada tersebut
Terbukti ketika diadakannya ujian tertulis, mereka tidak disajikan sesuai dengan penyusunan yang benar.
belum dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan Berdasarkan analisis masalah yang disebutkan
benar, bahkan ketika melakukan kegiatan praktek di di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
lapangan pun terkadang mereka lupa dengan materi “Bagaimana mengembangkan buku saku yang sesuai
yang pernah dipelajari. Hal ini dikarenakan bahan untuk pramuka penggalang ramu?”
ajar dan lembar kerja tersebut besar kemungkinan Penelitian ini bermanfaat untuk peneliti, maha-
akan hilang sehingga sulit untuk dipelajari kembali, siswa Teknologi Pendidikan, anggota Pramuka, dan
mengingat bentuknya yang hanya berupa lembaran- masyarakat. Untuk peneliti, penelitian ini sebagai
lembaran. Alangkah akan lebih efektif jika bahan ajar wadah aktualisasi diri dalam mengembangkan potensi
dan lembar kerja yang berupa lembaran-lembaran dan minat peneliti dalam mengembangkan bahan ajar
tersebut dikumpulkan, sehingga menjadi paket buku cetak, menambah serta memperluas wawasan dan
yang terdiri dari buku materi dan buku kerja. pengetahuan sehingga mendapatkan pengalaman
Meskipun telah banyak media pembelajaran yang nyata melalui kegiatan penelitian, meningkat-
yang dikembangkan, seperti video, internet, CD inter- kan kemampuan peneliti di bidang penelitian. Untuk
aktif, CAI, dan lain-lain, namun semua itu tidak dapat mahasiswa Teknologi Pendidikan, penelitian ini dapat
menggantikan peran buku sebagai sumber belajar. memperluas wawasan mengenai kajian teoretis bidang
Buku akan tetap digunakan sebagai sumber belajar. teknologi pendidikan (khususnya untuk konsentrasi
Namun bukan sebagai sumber belajar satu-satunya. pengembangan media pembelajaran), dapat digu-
Buku mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya nakan sebagai sumbangan pemikiran dan referensi
mudah dibawa kemana-mana, lebih murah diban- bagi peneliti selanjutnya. Untuk anggota Pramuka,
dingkan dengan media lainnya, dan tidak diperlukan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sum-
keahlian khusus dalam mengunakannya. Tetapi, peng- ber belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan
gunaan buku dapat menimbulkan masalah tersendiri kognitif kepramukaan. Sedangkan untuk masyarakat,
mengingat minat baca anak masih sangat rendah. penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
Menurut data dari International Association for yang dapat menambah pengetahuan dalam pengem-
Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 tentang bangan paket buku saku pramuka penggalang
kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar Kajian Teoretis
(SD) kelas IV di 30 negara menyimpulkan, bahwa 1. Sumber Belajar
Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka Sumber belajar merupakan salah satu kom-
itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca ponen penting dalam proses pembelajaran. AECT
masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD. menyatakan sumber belajar merupakan segala segala
Buku materi pramuka yang ada saat ini telah sesuatu yang mengandung informasi yang meliputi
memberikan informasi kepramukaan yang cukup bahan, orang, latar/lingkungan, alat, teknik, dan pesan
lengkap. Namun sangat disayangkan, buku tersebut yang dapat memfasilitasi pemelajar memperoleh in-
belum dimanfaatkan dengan baik oleh para anggota formasi yang diperlukannya dalam belajar. Sumber
63 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012
Paket Buku Saku...

belajar tersebut dapat digunakan secara terpisah atau- bersifat langsung, sehingga memungkinkan belajar
pun terkombinasi, sehingga memudahkan pemelajar secara seketika. Dengan memanfaatkan luas tenaga
dalam mencapai tujuan belajar. atau kejadian yang langka, serta penyajian informasi
Sedangkan Seel (1994) mendefinisikan sumber yang mampu menembus geografis, maka sumber be-
belajar adalah segala sesuatu yang mendukung ter- lajar memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih
jadinya proses belajar yang meliputi sistem pelayanan, luas, terutama dengan adanya media massa.
bahan pembelajaran, dan lingkungan. Berdasarkan Selain memiliki fungsi yang telah disebutkan
pengertian tersebut, ada tiga hal yang berkaitan den- di atas, sumber belajar juga mempunyai berbagai
gan sumber belajar, yaitu (1) sistem pelayanan yang manfaat. Rohani (2007) menyebutkan, bahwa sumber
diberikan dan dirancang sehingga terjadi peristiwa belajar mempunyai manfaat diantaranya memberikan
belajar pada peserta didik, (2) bahan belajar yang pengalaman belajar secara langsung dan konkret ke-
digunakan peserta didik untuk mencapai tujuan pada peserta didik, seperti ; karyawisata ke museum,
pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya, dan (3) kebun binatang, dan sebagainya.
memberdayakan lingkungan sebagai sumber daya Selain itu, sumber belajar menyajikan sesuatu
yang potensial dalam pembelajaran, serta mencip- yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat
takan lingkungan yang kondusif untuk mendukung secara langsung dan konkret. Hal yang demikian dapat
terjadinya peristiwa belajar yang menyenangkan. disajikan dengan denah, foto, film, majalah, dan lain-
Senada dengan AECT, Miarso (2005) menam- lain, yang digunakan sebagai sumber belajar.
bahkan sumber belajar pada prinsipnya, mencakup; Manfaat lainnya dari sumber belajar, yaitu
orang, pesan, media, alat, dan cara tertentu dalam memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Ini
mengolah/menyajikan pesan (teknik), serta ling- dapat dilihat dari misalnya buku sebagai salah satu
kungan dimana proses pendidikan berlangsung sumber belajar yang selalu dilakukan revisi sesuai
yang mengandung informasi dan dirancang untuk dengan perkembangan.
dimanfaatkan memfasilitasi sesorang belajar, sehingga Manfaat-manfaat seperti yang diuraikan terse-
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara but di atas menunjukkan, bahwa sumber belajar mem-
mandiri. punyai peran yang besar dan merupakan komponen
Sitepu (2008) menyebutkan, bahwa dalam yang penting dalam pembelajaran.
proses belajar dan membelajarkan, secara rinci sumber Berdasarkan pengertian yang dikemukakan
belajar dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas oleh Assosiation of Educational Communication and Tech-
proses dan hasil belajar karena dapat mempercepat nology (AECT), sumber belajar dikategorikan menjadi
laju belajar dan membantu pendidik menggunakan enam kelompok, yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik
waktu secara lebih efisien. dan lingkungan.
Masih dalam Sitepu (2008), sumber belajar Pendapat lain dinyatakan oleh Ely dalam Ro-
juga berfungsi membina dan mengembangkan gairah hani (2007) yang mengklasifikasikan sumber belajar
peserta didik sehingga dapat mengurangi beban guru menjadi empat kategori, yaitu man, media instrumen-
dalam menyajikan informasi. Dengan adanya sumber tation, technique, dan environment. Pengklasifikasian
belajar, maka memberikan kemungkinan belajar bersi- tersebut tidak jauh berbeda dengan AECT. Istilah man
fat lebih individual dengan jalan mengurangi kontrol menggantikan people yang mentransmisikan pesan.
guru yang kaku dan tradisional, serta memberikan Media instrumentation menggantikan istilah device (alat)
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dan material (bahan). Sedangkan environment sebagai
dengan kemampuannya. pengganti setting.
Selain itu, sumber belajar memberikan dasar Selain itu, Sudjana (1989) juga mengklasifikasi-
yang lebih ilmiah dengan jalan merencanakan kan sumber belajar berdasarkan bentuknya ke dalam
program pembelajaran yang lebih sistematis serta lima kelompok, yaitu (1) sumber belajar tercetak, (2)
mengembangkan bahan pembelajaran yang dilandasi sumber belajar noncetak, (3) sumber belajar yang
penelitian. Sumber belajar menjadikan pembelajaran berbentuk fasilitas, (4) sumber belajar yang berbentuk
lebih mantap dengan jalan meningkatkan kemam- kegiatan, dan (5) sumber belajar yang berupa lingkun-
puan manusia dalam menggunakan berbagai media gan di masyarakat.
komunikasi serta penyajian data dan informasi secara Bila ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar
lebih konkret. Dengan adanya sumber belajar dapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang 1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources
bersifat verbal dan memberikan pengetahuan yang by design), yaitu sumber belajar yang secara khu-

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 64


Paket Buku Saku...

sus atau sengaja dirancang atau dikembangkan kalimat yang sederhana untuk memudahkan peserta
untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya; didik memahami isi dari bahan ajar yang diuraikan.
buku pembelajaran, program audio pembelajaran, Selain itu, penggunaan bahasa yang bervariasi dapat
transparansi, CAI (Computer Assisted Instructor), membuat peserta didik tidak cepat merasa bosan.
dan lain-lain. Pesan verbal dapat disajikan ke dalam format
2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal tertentu, diantaranya ; secara acak (random), kronolo-
dimanfaatkan (learning resources by utilization), gis, berpindah tempat (place to place), telusuran penye-
yaitu sumber belajar yang tidak khusus dirancang bab (causal sequence), logika struktur (structural-logic),
atau dikembangkan untuk keperluan pembelaja- dan problematic (problem-centred).
ran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk Format acak digunakan jika alur penyajian ti-
keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, dak bergantung kepada penguasaan materi tertentu.
siaran televisi, pasar, dan lain-lain. Sedangkan format kronologis digunakan ketika topik
2. Buku sebagai Bahan Ajar yang dibahas berkaitan dengan urutan prosedur
Dibandingkan dengan media pembelajaran lain, kerja. Jika materi tersebut berhubungan dengan
buku mempunyai kelebihan yang spesifik yang dapat tempat kejadian suatu peristiwa, maka digunakanlah
dikategorikan dalam isi, pemanfaatan, dan harga format telusuran sebab (place to place). Namun jika
buku. Dari segi isi, buku mempunyai kelebihan dapat materi tersebut terdapat prasyarat tertentu, maka
menyajikan berbagai jenis informasi, disajikan dalam format logika struktur (structural-logic) tepat untuk
berbagai bentuk, dan mempunyai struktur bahan digunakan. Sedangkan format problematik (problem
ajar yang jelas. Berdasarkan pemanfaatannya, buku centred) menuntut peserta didik memecahkan masalah
dapat diperlakukan sesuai kemauan pembaca, dapat tertentu.
digunakan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, Pada penelitian ini, pesan verbal dalam
harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengembangan paket buku saku pramuka penggalang
media lainnya dan dapat disesuaikan dengan daya beli adalah menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena
pembaca menjadi kelebihan lainnya dari sebuah buku. itu, penggunaannya haruslah sesuai dengan ejaan
Berdasarkan pertimbangan kelebihan yang yang disempurnakan (EYD).
dimiliki oleh buku dan yang menjadi sasaran adalah Sedangkan format yang digunakan bersifat
penggalang ramu, maka bahan ajar yang tepat dikem- acak (random) karena alur penyajian tidak bergantung
bangkan adalah buku teks dan buku kerja, yang se- kepada penguasaan materi tertentu.
lanjutnya disebut dengan paket buku saku pramuka b. Pesan visual
penggalang ramu. Kriteria buku saku dilihat dari Penggunaan pesan visual dalam bahan ajar
pesan (verbal dan visual) dan format buku. biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan/
1. Pesan belajar peserta didik. Semakin rendah jenjang pendidi-
Pesan adalah informasi yang disampaikan dari kan peserta didik, maka pesan visual yang digunakan
sumber kepada penerima dan merupakan inti dari akan semakin mudah (konkret). Sebaliknya, semakin
sebuah bahan ajar. Pesan dapat disampaikan secara tinggi jenjang pendidikan peserta didik, maka pesan
verbal dan visual. Pesan verbal menyampaikan isi visual yang digunakan akan semakin sulit (abstrak).
sebuah bahan ajar dengan menggunakan kata-kata, 2. Format buku saku
sedangkan pesan visual melalui gambar, simbol, Suatu buku teks biasanya terdiri atas sampul
ataupun grafis. yang berisi judul buku, penerbit, penulis; lembar pe-
Dalam menyampaikan sebuah informasi, pesan rancis yang berisi pengantar, daftar isi, daftar gambar,
verbal dan visual digunakan dengan teknik tertentu ISBN, nama penulis/penyunting, nama penerbit, ta-
agar peserta didik dengan mudah mempelajari bahan hun terbit, dan hak cipta; pendahuluan; pembahasan
ajar tersebut. atau isi buku; latihan dan kunci jawaban (tidak selalu
a. Pesan Verbal. ada); kesimpulan dan penutup; daftar pustaka; daftar
Rowntree (1994) mengungkapkan bahwa indeks (subyek atau isi); dan riwayat hidup penulis.
ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika Mulyasa (2005) mengungkapkan bahwa ter-
menggunakan pesan verbal dalam bahan ajar cetak, dapat empat komponen yang terdapat pada lembar
diantaranya adalah menggunakan kata-kata tertentu kerja, yaitu: (1) ringkasan materi, (2) latihan, (3) lembar
dan menerapkan kalimat sesuai dengan aturan yang pengembangan diri, dan (4) kunci jawaban.
berlaku dalam bahasa tersebut. Ringkasan meteri merupakan materi yang di-
Pesan verbal biasanya menggunakan struktur rangkum dari buku teks sehingga peserta didik dapat

65 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012


Paket Buku Saku...

lebih mudah memahami konsep. Latihan-latihan yang ajar konvensional.


diberikan adalah menyangkut keseluruhan materi Pertama, perencanaan yang terdiri dari menen-
dalam satu unit yang terdapat pada buku teks.Ada tukan profil pemelajar, menentukan tujuan pembelaja-
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengem- ran, membuat outline isi pembelajaran, memilih media
bangkan dan mempersiapkan bahan pelajaran, yaitu: penyampaian, rencanakan pendukung pembelajaran,
(1) materi/pokok bahasan, (2) metode pembelajaran, pertimbangkan bahan ajar yang ada.
(3) bahasa, (4) ilustrasi, dan (5) perencanaan produksi. Kedua, persiapan penulisan yang terdiri dari
(1) Materi/pokok bahasan mempertimbangkan batasan dan sumber daya, urutan
Ada beberapa hal yang menjadi acuan dalam gagasan, menentukan kegiatan belajar dan umpan ba-
mengembangkan materi pokok. Pertama, kelengkapan lik, tentukan contoh, menentukan gambar atau grafis
materi dilihat dari disiplin ilmu yang bersangkutan. yang sesuai, menentukan perangkat akses, menentu-
Kedua, urutan dan hubungan masing-masing materi/ kan format bahan ajar.
pokok bahasan. Ketiga, kebenaran dan keakurat ma- Ketiga, penulisan dan penyuntingan yang terdiri
teri/pokok bahasan. Materi/pokok bahasan yang memulai draft pertama, melengkapi dan mengedit
disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan dan draft pertama, menuliskan bahan penilaian, uji coba
bersifat mutakhir. Keempat, contoh-contoh untuk dan penyuntingan.
memperjelas materi/pokok bahasan. Kelima, latihan,
tugas dan soal-soal.
(2) Metode Pembelajaran
Secara umum pemilihan metode pembelajaran
harus mengacu pada tujuan pembelajaran, keadaan
pemelajar, tempat belajar, dan waktu yang tersedia.
(3) Penggunaan Bahasa
Adapun yang harus diperhatiakan diantaranya;
mengenai kemapuan berbahasa pemelajar, kaidah-
kaidah bahasa, pemilihan kata, gaya bahasa, dan
keterbacaan.
(4) Ilustrasi
Dalam membuat ilusttrasi hendaknya relevan
dengan materi/pokok bahasan, menjelaskan, akurat,
informatif, menarik, ukuran proporsional, ditempat-
kan dekat dengan konsep yang dijelaskan, diberikan
keterangan/penjelasan (caption), dan diberikan nomor.
(5) Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi, mencakup desain,
percetakan dan penjilidan. Desain meliputi format/
ukuran buku, tata letak, margin, jumlah halaman,
warna, dan huruf. Sedangkan percetakan dan penjili-
dan meliputi jenis kertas, warna kertas, teknik cetak,
dan jilid. Penilaian terhadap buku pelajaran yang
dilakukan oleh Direktorat Sarana Pendidikan Ditjen Gambar Model Pengembangan Rowntree (1994)
Dikdasmen meliputi empat aspek, yaitu isi/substansi,
bahasa, grafika, dan keamanan nasional. Kepramukaan
Model Pengembangan Rowntree Dalam menyelenggarakan pendidikan ke-
Model pengembangan Rowntree (1994) meru- pramukaan, terdapat prinsip dasar dan metode
pakan model pengembangan yang berorientasi pada kepramukaan yang harus diterapkan. Hal inilah
produk. Model pengembangan ini cocok digunakan yang membedakan antara pendidikan kepramukaan
untuk membuat sebuah modul maupun bahan ajar dengan pendidikan lainnya, dimana prinsip dasar
konvensional (buku) karena langkah-langkah pada dan metode kepramukaan merupakan ciri khas dari
model pengembangan Rowntree dipaparkan secara sebuah pendidikan kepramukaan. Prinsip dasar dan
jelas. Menurut Rowntree, ada tiga langkah yang ditem- metode kepramukaan tersebut dilaksanakan sesuai
puh untuk menghasilkan sebuah modul atau bahan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 66


Paket Buku Saku...

peserta didik dan masyarakat. Ketiga, penulisan dan penyuntingan, meliputi:


Terdapat empat prinsip dasar kepramukaan, memulai draf pertama,melengkapi dan mengedit draf
yaitu: (1) iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha pertama, menuliskan bahan penilaian, dan uji coba
Esa, (2) peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama serta perbaikan.
hidup serta alam seisinya, (3) peduli terhadap diri 2. Waktu dan Tempat Penelitian
pribadinya, dan (4) taat kepada kode kehormatan Penelitian pengembangan ini dilakukan di SDI
pramuka. Al Azhar 13 Rawamangun Jakarta Timur pada bulan
Selanjutnya, metode kepramukaan merupakan Juni-November 2011.
sebuah sistem dimana di dalamnya terdapat unsur- 3. Responden
unsur yang saling terkait satu sama lain dimana tiap Dalam penelitian pengembangan ini dilakukan
unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spe- beberapa tahapan evaluasi, yaitu expert review dengan
sifik dan saling mendukung tercapainya pendidikan 2 orang responden, 1 orang ahli media, dan 1 orang
kepramukaan. ahli materi. Tahapan evaluasi berikutnya ditujukan
Terdapat delapan unsur dalam metode ke- kepada sasaran pengguna dari produk paket buku
pramukaan, yaitu (1) pengenalan kode kehormatan ini, yaitu; tahap face to face tryout yang terdiri dari 3
pramuka, (2) belajar sambil melakukan, (3) sistem orang siswa, dan field trials yang terdiri dari 27 orang
berkelompok, (4) kegiatan menantang mengandung anggota pramuka penggalang di SDI Al Azhar 13
pendidikan, (5) kegiatan alam terbuka, (6) sistem tanda Rawamangun Jakarta Timur.
kecakapan, (7) sistem satuan terpisah putra dan puteri, 4. Instrumen
dan (8) sistem among. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan,
Sama halnya dengan prinsip dasar kepramu- peneliti menggunakan instrumen observasi, doku-
kaan, penerapan metode kepramukaan tersebut ha- mentasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Instrumen
ruslah disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan dokumentasi digunakan untuk metode observasi
situasi dan kondisi peserta didik serta masyarakat. dimana yang menjadi sumber data adalah kegiatan
Sasaran kepramukaan adalah kaum muda ang- pendidikan kepramukaan penggalang. Wawancara di-
gota gerakan pramuka yang digolongkan menjadi em- lakukan secara bebas kepada anggota pramuka ketika
pat, yaitu: (1) Siaga, (2) Penggalang, (3) Penegak,dan pengembang menganalisis peserta didik. Instrumen
(4) Pandega. Penggolongan tersebut dilakukan ber- kuesioner digunakan ketika expert review dan face to
dasarkan umur anggota gerakan pramuka. face tryout. Sedangkan intrumen tes digunakan pada
tahap fieldtrials, yakni dengan memberikan pretest dan
METODE PENELITIAN posttest kepada responden.
Strategi Pengembangan Prosedur Pengembangan
1. Metode Dalam mengembangakan paket buku saku
Ditinjau dari tujuannya, yaitu untuk menghasil- ini, model pengembangan yang digunakan adalah
kan atau mengembangkan suatu produk, penelitian ini model pengembangan Rowntree yang terdiri dari 3
dapat digolongkan sebagai penelitian pengembangan tahap pengembangan produk, yaitu terdiri dari tahap
produk. Model yang digunakan pada penelitian ini perencanaan, tahap persiapan penulisan, dan tahap
adalah model pengembangan Rowntree (1994) yang penulisan dan penyuntingan.
secara garis besar terdiri dari tiga tahapan. 1. Perencanaan
Pertama, perencanaan, meliputi: menganalisis Dalam perencanaan, ada beberapa hal yang
peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, perlu diperhatikan yaitu:
menyusun garis besar materi kepramukaan, memilih a. Profil pemelajar
media yang tepat, merencanakan pendukung pembe- Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
lajaran, dan mempertimbangkan bahan ajar yang ada. dalam menganalisis anggota pramuka penggalang,
Kedua, persiapan penulisan, meliputi: menentu- diantaranya faktor demografi, motivasi, latar belakang
kan batasan/kendala dan sumber daya, menentukan kompetensi, sumber, serta faktor belajar.
urutan penyajian materi kepramukaan, menentukan b. Merumuskan tujuan pembelajaran
kegiatan belajar dan umpan baliknya, menentukan Rowntree mengatagorikan tujuan belajar dalam
contoh-contoh, menentukan gambar atau grafis yang rumusan MAUD (memory, attitudes, understanding,
sesuai dengan materi kepramukaan, menentukan doing).
perangkat akses, dan menentukan format buku saku Memory : kondisi yang memungkinkan ang-
pramuka penggalang. gota pramuka untuk mengingat,
67 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012
Paket Buku Saku...

seperti definisi, prosedur, dan lain pramuka penggalang yang akan dikembangkan. Ran-
lain cangan urutan penyajian materi menggunakan teknik
Attitude : anggota pramuka diharapkan dapat campuran antara pengelompokkan dan prosedural.
mengalami perubahan dalam sikap c. Mengembangkan aktivitas dan umpan balik
Understanding : anggota pramuka dapat menjelaskan, Dalam tahap ini pengembang membuat tabel
menginterpretasikan kepramukaan spesifikasi asessment belajar dan umpan balik kepada
dalam kehidupan sehari-hari anggota pramuka terhadap asesmen belajar itu sendiri.
Doing : anggota pramuka mampu melakukan d. Menentukan contoh terkait
sebuah aktivitas. Contoh dapat berupa cerita, kartun maupun
c. Membuat garis besar (outline) isi pembelajaran gambar-gambar. Penyajian contoh tersebut dimak-
Untuk memudahkan dalam mengembangkan sudkan agar para anggota pramuka lebih mudah
materi kepramukaan penggalang, maka garis besar memahami materi yang disajikan.
(outline) pembelajaran pramuka penggalang tersebut e. Menyiapkan grafik/ gambar
menggunakan teknik mind-mapping. Untuk membuat tampilan buku saku lebih
d. Memilih media penyampaian menarik, maka diperlukan grafik atau gambar yang
Untuk memudahkan dalam memilih media mendukung.
yang digunakan beberapa pertanyaan mengenai kri- f. Menentukan akses perangkat
teria media yang sesuai, diantaranya: Hal ini dilakukan dengan menyusun skema,
1) Apakah tujuan pembelajaran tersebut merujuk menjelaskan tujuan pembelajaran, penomoran yang
pada media tertentu? jelas dan teratur dalam uraian materi, memberikan
2) Media apa yang mampu dijangkau oleh anggota petunjuk penggunaan buku, rangkuman, dan isyarat
pramuka? gambar.
3) Media apa yang dalam penggunaannya memu- g. Mempertimbangkan format penulisan
dahkan anggota pramuka? Pada tahap ini, pengembang mulai merumus-
4) Apakah media tersebut mampu memotivasi kan format fisik dari paket buku saku pramuka peng-
anggota pramuka? galang ramu.
5) Media apa yang membuat instruktur/pelatih 3. Penulisan dan Penulisan Ulang
pramuka nyaman dalam menggunakannya? a. Menyusun draf awal
6) Media apa yang mudah digunakan untuk ang- Penyusunan naskah menggunakan prinsip
gota pramuka? reader-friendly.
7) Media apa yang mudah digunakan untuk ins- b. Melengkapi dan mengedit draf awal
truktur/pelatih pramuka? Melengkapi dan mengedit naskah dengan
8) Apakah media tersebut mampu memberikan meminta saran atau masukan dari ahli materi dan
umpan balik? ahli media mengenai tujuan pembelajaran, isi materi,
e. Merencanakan pendukung belajar penyajian, dan desain.
Setelah menentukan media yang digunakan, c. Menuliskan bahan penilaian
maka langkah selanjutnya adalah merencanakan pen- Bahan penilaian disajikan terpisah dengan ma-
dukung belajar. Hal ini perlu dilakukan agar proses teri. Hal ini dimaksudkan agar anggota pramuka bisa
pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. lebih fokus terhadap materi maupun evaluasinya. Un-
f. Mempertimbangkan bahan ajar yang ada tuk memudahkan dalam menyusun bahan penilaian,
Pada langkah ini, pengembang melakukan maka peneliti membuat sebuah kisi-kisi instrumen tes.
studi dokumentasi dengan mengamati kelebihan dan d. Uji coba dan perbaikan
kekurangan buku saku yang telah ada. Setelah draf atau naskah awal dilengkapi dan
2. Persiapan Penulisan telah disusun bahan penilaiannya, maka tahap akhir
a. Batasan dan sumber daya yang dilakukan adalah menguji coba paket buku saku
Pada tahap ini, pengembang melakukan studi pramuka tersebut kepada para anggota pramuka se-
dokumentasi yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu bagai sasaran. Uji coba dilakukan pada tahap expert
mempertimbangkan sumber, mempertimbangkan review, face to face try out, dan field trial.
hambatan dan membuat jadwal kegiatan.
Teknik Evaluasi dan Analisis Data
b. Mengurutkan ide/gagasan
Penelitian ini menggunakan evaluasi formatif.
Sebelum memulai penulisan, perlu di buat
Evaluasi pada model pengembangan Rowntree dari
alur atau urutan ide/gagasan dari paket buku saku
tiga tahap, yaitu expert review, face to face tryout dan
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 68
Paket Buku Saku...

field trial. terdiri dari lima aspek, yaitu; aspek isi/materi, me-
Data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan todologi pembelajaran, bahasa, ilustrasi, dan fisik/
ketentuan dan tujuannya. Untuk mengetahui validitas grafika.
pre-posttest dihitung dengan menggunakan rumus Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, di-
korelasi product moment, yaitu dengan mengkorela- peroleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 3.7. Hasil
sikan setiap butir soal dengan butir total. Rumus ini ini menyatakan, bahwa buku teks pramuka peng-
digunakan karena data yang dihasilkan merupakan galang ramu yang dikembangkan ditinjau dari aspek
data dikotom. isi/materi, metodologi pembelajaran, bahasa, ilustrasi,
Untuk mengetahui signifikansi antara pretest dan fisik/grafika adalah sangat baik.
dengan posttest diuji melalui uji t untuk dua sampel Pengembang juga mengujicobakan buku
yang berpasangan (Paired Sample t-Test) pada taraf kerja yang merupakan bahan evaluasi dari buku
kepercayaan 95%. saku pramuka penggalang ramu kepada ahli media
Untuk penilaian kuesioner, pengembang meng- pembelajaran. Berikut adalah hasil uji coba buku kerja
gunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban, kepada ahli media pembelajaran.
yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju , dan Sangat Tabel 2. Hasil Uji Coba Buku Kerja kepada Ahli
Tidak Setuju. Selanjutnya, untuk menganalisis hasil Media Pembelajaran
evaluasi yang diperoleh, pengembang menggunakan
Penilaian Rata-
statistik sederhana. No Aspek Sub (per sub Rata (per Ket.
Aspek aspek) aspek)

HASIL DAN PEMBAHASAN kom-


ponen 3.7
Isi/ buku Sangat
1 Materi kerja 3.9 Baik
Hasil Penelitian
pembela- 4.0
Uji coba paket buku saku pramuka penggalang jar-an
ramu dilakukan secara tiga tahap, yaitu uji coba kepa- kaedah 3.0
bahasa Sangat
da ahli (expert review), face to face tryout, dan field trials. 2 Bahasa
keterba-
3.5 Baik
4.0
1. Uji coba kepada ahli (expert review) caan

a) Ahli Media Pembelajaran bentuk 3.6


4 Ilus- ilustrasi 3.7 Sangat
trasi Baik
warna 3.8
Tabel 1. Hasil Uji Coba Buku Teks kepada Ahli Me-
tipografi 4.0
dia Pembelajaran
tata letak 3.0

Sub Penilaian Rata- kualitas 4.0


No Aspek Aspek (per sub Rata (per Ket. cetak
aspek) aspek) 5 Fisik/ 3.8 Sangat
Grafika penjilid- 4.0 Baik
kuriku- an
lum 3.3
Isi/ Sangat bahan/ 4.0
1 Materi kom- 3.5 Baik kertas
ponen 3.7
buku ukuran 4.0
Met- tujuan 4.0
Rata-rata keseluruhan aspek 3.7 Sangat
2 odologi 3.7 Sangat Baik
Pembe- jenis 3.3 Baik
lajaran metode
kaedah 4.0
Uji coba buku kerja pramuka penggalang ramu
bahasa Sangat
3 Bahasa 4.0 Baik yang dilakukan kepada ahli media pembelajaran ter-
keterba- 4.0
caan diri dari empat aspek, yaitu; aspek isi/materi, bahasa,
bentuk
4 Ilustrasi ilustrasi 3.6
3.7 Sangat ilustrasi, dan fisik/grafika. Berdasarkan hasil uji coba
Baik
warna 3.8 tersebut di atas, diperoleh skor rata-rata keseluruhan
tipografi 4.0 sebesar 3.7. Hasil ini menyatakan, bahwa buku kerja
tata letak 3.0
pramuka penggalang ramu yang dikembangkan ditin-
kualitas 4.0
cetak jau dari aspek isi/materi, bahasa, ilustrasi, dan fisik/
5 Fisik/ 3.8 Sangat
Grafika penjilid-
an 4.0 Baik grafika adalah sangat baik.
bahan/ 4.0
Uji coba yang dilakukan kepada ahli media
kertas
pembelajaran, baik buku teks maupun buku kerja,
ukuran 4.0
Sangat menghasilkan penilaian sangat baik. Maka dapat
Rata-rata keseluruhan aspek 3.7 Baik
dikatakan, bahwa hasil pengembangan paket buku
Uji coba buku saku pramuka penggalang ramu saku pramuka penggalang ramu menurut ahli media
yang dilakukan kepada ahli media pembelajaran, pembelajaran adalah sangat baik.

69 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012


Paket Buku Saku...

b) Ahli Materi Penilaian


No Subaspek Rata-Rata- Ket
1 2 3 Penilaian
Tabel 3. Hasil Uji Coba Buku Teks kepada Ahli Ma-
teri Kepramukaan Aspek isi/materi 3 Ilustrasi 4.0 4.0 3.7 3.9 Sangat baik
4 Fisik/ 3.6 3.2 3.6 3.5 Sangat Baik
No Subaspek Rata-Rata Keterangan grafika
Penilaian
Rata-rata keseluruhan 3.7 Sangat baik
1 Kurikulum 3.3 Sangat baik
2 Kebenaran konsep 3.8 Baik
Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, di-
3 Urutan konsep 4.0 Sangat baik
peroleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 3.7. Hasil
4 Contoh-contoh 3 Baik
ini menyatakan bahwa buku saku pramuka peng-
Rata-rata keseluruhan sub- 3.4 Sangat baik
aspek galang ramu yang dikembangkan ditinjau dari aspek
isi/materi, bahasa, ilustrasi, dan fisik/grafika adalah
Uji coba buku teks pramuka penggalang ramu
sangat baik.
yang dilakukan kepada ahli materi kepramukaan dari
Selanjutnya, pengembang juga mengujicobakan
aspek isi/materi terdiri dari empat subaspek, yaitu
buku kerja penggalang ramu yang telah dikem-
kurikulum, kebenaran konsep, urutan konsep, dan
bangkan kepada ketiga responden tersebut. Berikut
contoh-contoh.
adalah hasil rekapitulasi face to face tryouts buku kerja
Dari keempat subaspek tersebut, maka di-
pramuka penggalang.
peroleh rata-rata skor pada aspek isi/materi sebesar
3.5. Hasil ini menyatakan, bahwa buku saku pramuka
Tabel 5. Hasil Face to Face Tryouts Buku Kerja Ang-
penggalang ramu yang dikembangkan ditinjau dari gota Pramuka Penggalang Ramu
aspek isi/materi yang meliputi sub aspek kurikulum,
Penilaian Rata-
kebenaran konsep, urutan konsep, dan contoh-contoh No Subaspek Rata-Pe- Keterangan
1 2 3 nilaian
adalah sangat baik.
1 Bahasa 3.8 3.7 3.9 3.8 Sangat
Selanjutnya, uji coba buku kerja pramuka Baik
penggalang ramu kepada ahli materi kepramukaan 2 Ilustrasi 4.0 4.0 3.7 3.9 Sangat baik
dilihat dari sub aspek pembelajaran menghasilkan 3 Fisik/ 3.6 3.2 3.6 3.5 Sangat
grafika Baik
skor rata-rata sebesar 3.0. Hasil tersebut menunjukkan
Rata-rata keseluruhan subas- 3.7 Sangat baik
bahwa buku kerja pramuka penggalang ramu yang pek
dikembangkan adalah baik.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, buku Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, di-
teks pramuka penggalang ramu memperoleh hasil sa- peroleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 3.7. Hasil
ngat baik, sedangkan buku kerja pramuka penggalang ini menyatakan, bahwa buku kerja pramuka peng-
ramu memperoleh hasil baik. Maka dapat disimpulkan galang ramu yang dikembangkan ditinjau dari aspek
bahwa hasil uji coba paket buku saku pramuka peng- isi/materi, bahasa, ilustrasi, dan fisik/grafika adalah
galang ramu kepada ahli materi kepramukaan adalah sangat baik.
sangat baik. 3. Field trials
2. Face to face tryout Pada tahap ini responden diminta untuk meng-
Secara garis besar, ada beberapa pertanyaan me- gunakan paket buku saku pramuka penggalang de-
liputi empat aspek yang diajukan kepada responden ngan baik. Selanjutnya, responden mengisi kuesioner
yaitu aspek (1) isi/materi dengan subaspek contoh; (2) evaluasi formatif yang juga digunakan pada tahap
bahasa dengan subaspek kaidah bahasa, gaya bahasa, face to face tryouts. Berikut adalah hasil rekapitulasi
pemilihan kata, dan keterbacaan; (3) ilustrasi dengan field trials.
sub aspek visual dan warna; serta (4) fisik/grafika
Tabel 6. Hasil Field Trials Paket Buku Saku Pramuka
dengan subaspek tipografi dan tata letak.
Penggalang Ramu
Berikut merupakan hasil rekapitulasi face to face
tryouts yang dilakukan kepada tiga orang anggota Rata-Rata
No Subaspek Penilaian Keterangan
pramuka.
1 Isi/materi 3.5 Sangat baik
Tabel 4. Hasil Face to Face Tryouts Buku Teks Ang-
2 Bahasa 3.7 Sangat baik
gota Pramuka Penggalang
3 Ilustrasi 3.6 Sangat baik
Penilaian Rata-Rata- 4 Fisik/grafika 3.6 Sangat baik
No Subaspek Penilaian Ket
1 2 3 Rata-rata keseluruhan 3.6 Sangat baik
1 Isi/materi 3.5 3.8 3.8 3.7 Sangat baik

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 70


Paket Buku Saku...

Untuk mengetahui kebermanfaatan serta keter- ketahui bahwa thitung (4.883) > t tabel (2.052) dengan jum-
capaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan lah responden 27 orang siswa pada taraf signifikansi
dalam paket buku saku pramuka penggalang ramu, α = 0.05, sehingga Ho ditolak, artinya ada korelasi
pengembang melakukan pre-test dan post-test yang berarti atau ada korelasi yang signifikan antara pre-test
sudah diuji validitasnya kepada para anggota peng- dengan post-test.
galang. Jumlah butir soal yang diujikan sebanyak 30
Keterbatasan Penelitian
butir.
Keterbatasan penelitian pengembangan paket
buku saku pramuka penggalang ramu yaitu.
Nilai Pertama, uji coba dilakukan pada satu dari
No Siswa Keterangan
Pretest PostTest empat kelas SDI Al Azhar 13 Rawamangun Jakarta
1 5.3 8.7 Meningkat Timur yang beranggotakan 27 orang penggalang,
2 4.0 7.7 Meningkat sedangkan keseluruhan anggotanya berjumlah 128
3 6.7 8.3 Meningkat orang. Pengambilan jumlah responden tersebut dipe-
4 4.7 8.0 Meningkat ngaruhi oleh keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
5 5.7 8.3 Meningkat oleh pengembang, diantaranya dari segi tenaga, biaya,
6 6.0 8.6 Meningkat maupun waktu penelitian.
7 4.7 7.7 Meningkat Kedua, buku saku yang dikembangkan hanya
8 1.7 6.7 Meningkat untuk tingkatan ramu, sedangkan golongan peng-
9 5.0 7.7 Meningkat galang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu ramu, rakit,
10 4.3 8.0 Meningkat dan terap. Hal ini kembali dikarenakan oleh keterba-
11 5.0 9.0 Meningkat tasan-keterbatasan yang dimiliki oleh pengembang
12 6.7 9.3 Meningkat dari segi tenaga, biaya, maupun waktu penelitian.
13 3.3 7.3 Meningkat Implikasi
14 3.3 7.7 Meningkat Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi
15 5.3 8.0 Meningkat hasil pengembangan paket buku saku pramuka peng-
16 3.7 8.0 Meningkat galang ramu yang terdiri atas buku teks dan buku ajar
17 4.7 7.3 Meningkat adalah sebagai berikut.
18 6.3 8.3 Meningkat Pertama, dengan adanya paket buku saku
19 6.3 7.7 Meningkat pramuka penggalang ramu ini menjadikan anggota
20 5.7 8.7 Meningkat penggalang dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
21 4.0 8.0 Meningkat Dengan demikian, diharapkan dapat memudahkan
22 5.7 7.7 Meningkat anggota penggalang dalam memahami materi ke-
23 3.7 6.3 Meningkat pramukaan.
24 4.7 7.0 Meningkat Kedua, paket buku saku pramuka ini juga mem-
25 3.3 7.0 Meningkat
bantu para pembina pramuka dalam memberikan
materi ketika kegiatan pramuka berlangsung. Pembina
26 5.0 8.3 Meningkat
dapat memiliki waktu lebih untuk memperhatikan
27 6.0 9.0 Meningkat
perkembangan belajar anggota pramuka.
Rata-rata 4.8 7.9 Meningkat

Berdasarkan tabel hasil uji coba paket buku


PENUTUP
saku pramuka penggalang ramu tersebut di atas di- Kesimpulan
peroleh nilai rata-rata pre-test keseluruhan sebesar 4.8 Secara umum, penelitian pengembangan
dan rata-rata post-test keseluruhan sebesar 7.9. Hasil ini mempunyai tujuan untuk mengetahui proses
tersebut menunjukkan, bahwa ada peningkatan nilai pengembangan paket buku saku yang sesuai dengan
rata-rata dari pre-test ke post-test. Peningkatan nilai kegiatan pramuka penggalang ramu. Secara khusus,
tersebut mengindikasikan, bahwa paket buku saku tujuan dari pengembangan paket buku saku tersebut
pramuka penggalang ramu dapat digunakan secara adalah untuk membantu anggota pramuka agar lebih
baik oleh anggota penggalang untuk mencapai peng- mudah menguasai materi pramuka sehingga mampu
galang tingkat ramu. mencapai tingkatan ramu. Paket buku saku pramuka
Untuk mengetahui signifikansi antara pre-test penggalang ramu ini yang telah dikembangkan dapat
dan post-test digunakan Uji T. Berdasarkan hasil di- digunakan oleh seluruh anggota pramuka penggalang

71 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012


Paket Buku Saku...

yang ingin mencapai tingkatan ramu. nakan kembali oleh masyarakat luas.
Buku saku merupakan salah satu sumber belajar Kedua, kepada pelatih/instruktur atau pem-
yang digunakan oleh para anggota pramuka peng- bina pramuka, dapat menggunakan paket buku saku
galang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan buku pramuka penggalang ramu sebagai media pembe-
saku tersebut haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip lajaran yang dapat membantu penyampaian materi
pengembangan sumber belajar. kepada anggota pramuka penggalang
Untuk mengembangkan buku saku tersebut, Ketiga, kepada anggota pramuka dan mayara-
pengembang mengacu pada model pengembangan kat, paket buku saku pramuka penggalang ramu ini
produk yang dikemukakan oleh Derek Rowntree. dapat dijadikan sebagai media belajar mandiri untuk
Prosedur pengembangan model Rowntree terdiri dari memperdalam pemahaman materi yang telah dis-
tiga tahapan pengembangan yaitu tahap (1) perenca- ampaikan oleh pelatih/instruktur maupun pembina
naan yang terdiri dari menentukan profil pemelajar, pramuka
menentukan tujuan pembelajaran, membuat outline
isi pembelajaran, memilih media penyampaian, DAFTAR PUSTAKA
rencanakan pendukung pembelajaran, dan pertim-
AECT. (1994). The definition of educational terminology.
bangkan bahan ajar yang ada; (2) persiapan penulisan
(tim penerjemah, Yusufhadi Miarso, dengan
yang terdiri dari mempertimbangkan batasan dan
judul Definisi Teknologi Pendidikan / Satuan
sumber daya, urutan gagasan, menentukan kegiatan
Tugas: Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta:
belajar dan umpan balik, tentukan contoh, menen-
PT Raja Grafindo Persada)
tukan gambar atau grafis yang sesuai, menentukan
Miarso, Y. (2007). Menyemai benih teknologi pendidikan.
perangkat akses, dan menentukan format bahan ajar;
Jakarta: Kencana.
dan (3) penulisan dan penyuntingan yang terdiri
Rohani, A. (2007). Media instruksional edukatif. Jakarta:
memulai draft pertama, melengkapi dan mengedit
Rineka Cipta.
draf pertama, menuliskan bahan penilaian, uji coba,
Rowntree, D. (1994). Preparing materials for open, dis-
dan penyuntingan.
tance, and flexible learning. London: Kogan Page.
Saran Seel, B. B. & Richey, R. C. (1994). Instructional techno-
Dalam pengembangan paket buku saku pramu- logy: The definition and domains of the field (diter-
ka penggalang ramu sebagai media pembelajaran, jemahkan oleh Dewi S. Prawiladilaga, Raphael
pengembang memberikan saran sebagai berikut. Raharjo dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: UNJ).
Pertama, kepada pengembang media pembela- Sitepu, B. P. (2008). Pengembangan sumber belajar. Jur-
jaran, khususnya mahasiswa Teknologi Pendidikan, nal pendidikan penabur - No.11/Tahun ke-7/
hendaknya mengembangkan produk yang berdaya Desember 2008.
guna dan tidak hanya sekali pakai, tetapi dapat digu- Sudjana, N & Rivai, A. (2001). Teknologi pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 72

Anda mungkin juga menyukai