NIM : P05140317052
A. Definisi
B. Etiologi
1. Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi penyebab
penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat orang tua
atau kaka adik) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari penderita
lupus terkena lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus
hanya salah satu dari kembar tersebut.
2. Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya : infeksi, stress,
makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultra violet
(matahari) dan penggunaan obat – obat tertentu.
3. Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena
penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan
penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung
keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit
Lupus. Akan tetapi hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang menjadi
penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu yang
menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum diketahui.
4. Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat memperburuk gejala
Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar matahari memiliki banyak ekstrogen
sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimmun. Tetapi bukan berarti bahwa
penderita hanya bisa keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah
sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 WIB dan disarankan agar memakai
krim pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara tropis
seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi para pasien yang peka
terhadap sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak kemerahan di bagian
muka.kepekaan terhadap sinar matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang
tidak normal terhadap sinar matahari.
C. Gejala
Gejala-gejala yang sering dijumpai pada penderita penyakit Lupus adalah sebagai berikut:
1. Ruam kemerahan pada wajah dan tubuh pada penderita Lupus biasanya timbul ruam
kemerahan pada bagian hidung dan pipi mirip kupu-kupu atau disebut butterfly rush.
Ruam tersebut bisa timbul pada tubuh menyerupai cakram, timbul dan bersisik.
2. Sariawan
Timbul sariawan pada mulut dan tenggorokan
3. Nyeri Sendi, nyeri pada sendi disertai dengan pembengkakan dan penumpukan cairan
4. Anemia
Sel-sel darah merah diserang oleh penyakit Lupus ini sehingga menyebabkan anemia.
5. Kulit yang peka, pada penderita penyakit Lupus kulit semakin peka terhadap paparan
sinar matahari sehingga kulit mudah sekali menjadi gosong
6. Kelainan Ginjal, didalam urin terdapat protein, berbusa atau berdarah
7. Demam dan kelelahan yang berlebihan
8. Serositis
Terdapat cairan dirongga jantung sehingga nyeri saat menarik nafas
9. Kelainan imunologi, ada antibodi lain yangtidak seharusnya ada didalam tubuh
10. Kelainan Saraf, tiba-tiba kejang tanpa penyebab yang jelas
11. Panas dan demam berkepanjangan.
D. Komplikasi
1. Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan
dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau
pun bayi meninggal saat lahir.
2. Risiko terhadap bayi: sekira 25% kehamilan pada ibu lupus akan berakhir dengan
keguguran (pada ibu normal tanpa lupus keguguran sekira 8 – 10%), 25 – 50% dapat
hamil cukup bulan, dan sekira 25 – 50% melahirkan pada usia kurang bulan. Sekira
3% bayi yang dilahirkan dapat mengalami neonatal lupus berupa kelainan pada kulit
dan kelainan irama jantung. Tidak didapatkan peningkatan angka kejadian cacat fisik
lainnya atau cacat mental pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan penyakit lupus.
Demikian juga perkembangan bayi dengan nenonatal lupus pada umumnya normal.
Risiko pada ibu meningkat dalam hal terjadinya preeklamsi/eklamsi (kenaikan
tekanan darah yang terjadi dalam kehamilan, dapat disertai kejang), turunnya
trombosit dan terdapatnya protein dalam air kemih.
3. Komplikasi lainnya yang terjadi pada wanita hamil akibat penyakit SLE diantaranya
infeksi, hipertensi pulmonal, stroke, emboli paru, trombosis vena dan lupus neonatal.
E. Penatalaksanaan
Penderita LES yang ingin hamil harus menjalani konseling pra kehamilan untuk
mengetahui masalah yang akan timbul seperti risiko preeklamsi, gangguan pertumbuhan
janin dan kematian janin. Penderita yang hendak hamil harus berada dalam fase remisi
dan tidak sedang menggunakan obat-obatan sitotoksik dan OAINS sebelum terjadi
konsepsi dan harus dinilai apakah penderita menderita anemia, trombositopenia, penyakit
ginjal dan antibodi antifosfolipid.
Modalitas utama pengobatan LES adalah penggunaan kortikosteroid, obat anti
inflamasi non steroid (OAINS), anti malaria, dan imunosupresan. Pengobatan LES pada
kehamilan sering tidak memberikan pengobatan polifarmaka dan pemberian obat dimulai
dengan dosis serendah mungkin yang masih bermanfaat untuk menekan aktivitas penyakit
LES.
Contoh Soal
1. Ny.A umur 25 tahun G1 P0 A0 dengan usia kehamilan 22 minggu mengeluh timbul ruam
kemerahan pada bagian hidung dan pipi mirip kupu-kupu, sariawan pada mulut dan
tenggorokan, mengalami kejang tanpa alasan yang jelas serta demam, ibu juga
mengatakan bahwa ia mudah lelah. Dari pemeriksaan Hb didapatkan Hb ibu 7,8%.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dugaan diagnosa Ny.A adalah...
a. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
b. Artritis Reumatoid
c. Anemia
d. Typoid
e. Hipertiroid
2. Berdasarkan kasus diatas resiko yang mungkin dialami oleh ibu kecuali...
a. Hipertensi
b. Preeklamsi
c. Gangguan pernapasan
d. Eklampsi
e. Kejang
5. Sepasang pemuda pemudi akan melangsungkan pernikahan 5 bulan lagi, adapun si calon
perempuan menderita penyakit lupus dan rutin mengkonsumsi obat-obatan dan
mengatakan ingin hamil setelah menikah.
Berdasarkan kasus diatas saran yang diberikan adalah...
a. Membatalkan pernikahan
b. Tetap menikah, dengan menjalani konseling pra kehamilan
c. Tidak memerlukan konseling
d. Perempuan yang menderita lupus tidak boleh hamil
e. Menunda pernikahan