Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PAIBP

TENTANG

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DARI TAHUN 1800-SEKARANG DI


INDONESIA

OLEH:

KELOMPOK : 5

KETUA: ENYA ADELIA WIJAYA (11)

ANGGOTA: 1. LATIFA RIANI DEWI (22)

2. BAIQ UMI MAULIDIA N. (08)

3. HAFIZAH (13)

4. M. GILANG RAHARDI PUTRA (26)

5. AKBAR SYARIFUDIN (03)

6. LALU DANI AGUNG DARMA (18)

GURU PEMBIMBING : HAMDAN, M.Pd.I

XI MIPA 7

SMA NEGERI 4 PRAYA


2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Karena berkat rahmad dan
hidayah nya kami dapat menyelesaikan “MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD
MODERN” ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan pihak lain
nya yang telah membantu dan banyak memberika pengarahan dan bimbingan dalam
pembuatan “MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD MODERN”.
Meskipun demikian kami menyadari “MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD
MODERN” masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar sempurnanya laporan ini. Kami berharap “MAKALAH PERKEMBANGAN
ISLAM PADA ABAD MODERN” ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Serta, dapat
menunjang pencapaian sasaran /tujuan terlaksananya “MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM
PADA ABAD MODERN”

Praya, 22 agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 miliar
umat Muslimyang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di
negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia
Selatanyakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu
negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam
jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat,Eropa, Asia Tengah,
dan Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara
pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam
sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa
pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di
banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran
tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim . Namun belum lama ini,
sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim
menurun hingga ke tingkat negara Barat.
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai
tujuan,y a k n i m e m b a w a u m a t I s l a m p a d a k e m a j u a n , b a i k d a l a m i l m u
pengetahuan maupunkebudayaan. Perkembangan Islam dalam
s e j a r a h n y a m e n g a l a m i k e m a j u a n d a n j u g a kemunduran. Bab ini akan
menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan.Pada masa itu,
Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam
mampukembali menjadi pemimpin peradaban?D a l a m b a h a s a I n d o n e s i a , u n t u k
m e r u j u k s u a t u k e m a j u a n s e l a l u d i p a k a i k a t a modern, modernisasi, atau
modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk
sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigmabaru. Istilah ini
disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh
ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui sejarah latar belakang perkembangan islam pada masa modern
2. Mengetahui perkembangan islan dalam berbagai bidang pada abad modern
3. Mengetahui tokoh-tokoh yang memimpin perkembangan islam pada masa
modern
4. Mengetahui pengaruh perkembangan islam pada kehidupan
5. Meninggalkan kreativitas siswa/siswi dalam penulisan yang bersifat Objektif dan
ilmiah
1.3 RUANG LINGKUP MATERI

1. Sejarah latar belakang Perkembangan Islam Masa Modern (1800-sekarang)


2. Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern
dan gerakan modern islam.
3. Tokoh-tokoh pemimpin perkembangan Islam pada masa modern
4. Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern
5. Pengaruh gerakan modernisasi islam terhadap perkembangan islam di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah latar belakang Perkembangan Islam Masa Modern (1800-


sekarang)

Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa
jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan Turki
Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut
membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan
dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara lain
a. Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab
(1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari
Al Jazair
b. Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman
para pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama muncul
yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah
dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang
bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan
dan berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan
nasional negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak
nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki
Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di
negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan
kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan
nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait,
nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa.
Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada
tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India
dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh
Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat
pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad
Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan
diantaranya:
a) Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan
merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi
tahun 1911.
b) Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c) Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta(1931)
d) Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang dipelopori
oleh Mukhtar Luthfi
Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut
merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang
bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari
partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia
merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan
kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan
yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka
pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak
merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti
Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946
Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair
tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara,
Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam
merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet
seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia
baru merdeka pada tahun 199

2.1 Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern dan
Gerakan Modern Islam.

A. Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern


Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada
tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan
pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama, Cendekiawan muslim di berbagai
wilayah Islam banyak yang intens terhadap study Islam sehingga keortodokannya mulai
ditinggalkannya. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan
ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.
Tokoh pembaharu yang ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan
Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki pengaruh yang besar pada abad
ke – 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang
telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar
luas di dunia Islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha
dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang
pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga Islam diberikan muatan pelajaran umum dan
upaya mendirikan “ Mektebi Ma’arif” guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi
dan “Mektebi Ulumil Edebiyet” guna menghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya
mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi dan militer.
Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti dengan Negara
Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk, IPTEK semakin maju. dan
pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-
usaha agar umat Islam mampu menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah ,
Sayyid Amir, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari
cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid
Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar maju berupaya
dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke perancis setelah lulus dijadikan
pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di universitas Al Azhar sehingga dengan cepat
IPTEK menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota
Iskandariah yang memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum,
Perdagangan dan Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas
Hilwan, universitas Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.
Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang
pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah
SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul,
klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah.
Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan
pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an
dan Hadits.
Dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa modern juga mengalami kemajuan di
berbagai Negara Islam (Negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi,
Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan Indonesia).
Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-
pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai
Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang
ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan
sumur Zam-Zam yang letahnya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat
luas, sangat indah dan megah.
Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah. Di Iran terdapat bangunan yang indah
yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan
Behesyti Zahra.
Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan yang Islami di
berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan
wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu
sastrawan dan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah
seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-
1936 di Irak daln lain-lain.
Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya digunakan sebagai
hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll dengan media seperti kertas, kayu,
kain, kulit, keramik dll.

B. Gerakan Modern Islam.


Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur Tengah sangat
berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti
munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20.
Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul Islam
wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan sekolah tingkat
dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang
pendidikan pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu
didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan tujuan
Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang aman, damai,
makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang melimpah ruah dengan
baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.
Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920,
kegiatan utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari’at Islam. SDI
(Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI diubah
menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi PSII (Partai Serikat
Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan keagamaan kemudian berubah menjadi
kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama) yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy’ ari tanggal 13
januari 1926 di Surabaya dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di
Indonesia. Matla’ul Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan
kegiatanyya berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan oleh
Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak dalam
bidang pendidikan, memberantas bid’ah, khurafat dan takhayul serta taklid umat Islam.

2.3 Tokoh tokoh pemimpin perkembangan Islam pada masa modern

A. Muhammad bin Abdul Wahab


Ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab
Tauhid, sebuah kitab yang berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-
praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke
ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan
Gerakan Wahabiyah.
Pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari
Muhammad Ibnu Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab
tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi
mayoritas di Ryadh.
Di tahun 1787, beliau meninggaldunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil
bentuk aliran yangdikenal dengan nama Wahabiyah
Adapun pokok-pokok pemikiranya adalah:
1) Yang harus disembah hanyalah Allah dan orang-orang yang menyembahselain Allah
dinyatakan Musyrik.
2) Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham Tauhid yangsebenarnya karena
mereka meminta pertolongan kepada selain Allah,melainkan kepada Syeh, Wali atau
kekuatan gaib. Orang Islam yangberprilaku demikian juga dikatakan musyrik.
3) Menyebut nama Nabi, Syeh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga
dikatakan syirik
4) Meminta syafaat selain kepada Allah juga syirik.
5) Bernazar kepada selain Allah juga syirik.
6) Pengetahuan selain dari Al-qur’an, Hadis dan Qiyas merupakan kekufuran.
7) Tidak mempercayai kepada Qada’ dan Qadar juga merupakan kekufuran.
8) Menafsirkan Al-qur’an dengan Ta’wil atau interpretasi bebas jugatermasuk kekufuran

Untuk mnegembalikan kemurnian Tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi


dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain yang membawakepada paham syirik,
mereka berusaha menghapuskan paham ini. Pemikiran MuhammadAbdul Wahab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan diabad ke-19 adalah:
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.Pendapat ulama
bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan . Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak
tertutup

B. Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi


Lahir di Tahta,merupakan pembaharu Islam yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada
umat Islam agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.

C. Jamaluddin Al Afgani (Iran, 1838-turki, 1897)


Lahir di Asadabad, dengan pemikiran pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali
pada ajaran agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi
demokrasi, untuk mewujudkan kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita
bekerja sama dengan kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, Mesir dan India. Meskipun sangat
anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan Barat. Ia tidak melihat
adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasan untuk mendirikan
sebuah Universitas yang k husus mengajarkan ilmu pengetahuan yang modern di Turki
menghadapai tantangan yang kuat dari para ulama’. Pada ahkirnya ia diusir dari Negara tersebut.

D. Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida (Suriah 1865-
1935)
Yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi dan Pan Islamisme Beliau
bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu
Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at
Tauhid”
Guru dan murid tersebut mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan
pengalaman mereka disana. Rasyid Rida mendapat pendidikan Islam tradisisonaldan menguasai
bahasa asing ( prancis dan turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu
pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan
gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhamad Abduh dan diantaranyamelalui penerbitan jurnal Al
Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di mesir.
Muhammad Abduh sebagaimana Muhamad Abdul Wahab dan Jamaluddin AlAfgani,
berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah kedalam ajran Islam membuatumat Islam lupa
akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yangmenjauhkan masyarakat Islam dari
jalan yang sebenarnya.

E. Sayyid Qutub (Mesir 1906-1966)


Yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan antara urusan akhirat
dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara modernisasi
dengan pembaratan.
Jika modernisasiyag dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada
pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologinya, Islam tidak menolaknya
bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslimin. Secara umum dunia Islam relative terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan
teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap
bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, di kalangan pemikir yang ,mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.

F. Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898)


Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif dengan
berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi pemeberontakan
di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India,
Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta’aam
Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli kitab.
Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim
University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference dan mendirikan The
Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta menerbitkan majalah
bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.
Seperti Al afgani,ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern.
Akan tetapi,berbeda dengan al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan
mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebab yang bersifat fisik materiil. Di barat nilai-nilai ini
telah membebaskan orang dari tahayul dan cengkraman kekuasaan gereja.
Kini dengan semangat yang sama Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum
muslimdengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al qur’an. Ia
amat serius dengan upaya ini, antara lain: menciptakan sendiri metode baru penafsiran Alqur’an.
Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al qur’an.
G. Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction of
Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam islam).
Merupakan seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran
barat modern dan memiliki latar belakang yang bercorak tradisisonal islam.

H. Toha Husain (Mesir selatan 1889-1973)


Adalah seorang sejarawan dan filusuf yang sangat mendukung gagasan Muhamad AliPasya.
Ia merupakan pendukung modernism yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan
modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan) nya saja,tetapi juga sebagai
perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pendanganya dianggap sekularis karena
mengunggulkan ilmu pengetahuan.

2.4 Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern


1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa
yang dialamiumat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau
mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak
mendapat pelajaran apapun dari kisah dalamAl Qur’an. Melalui sejarah, kita
dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yangmengakibatkan kegagalan di
masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika
mengambil s i k a p . B a g i o r a n g y a n g m e n g a m b i l j a l a n s e s u a i
d e n g a n a j a r a n d a n p e t u n j u k N y a , orang tersebut akan mendapat
keselamatan
3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan
perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan
efisien
4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di
kalanganbangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan
menjadi pelajaranketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan.
Sebagai contoh,pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan
madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19.
oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang
memasukkan unsur ilmu pengetahuan umumke dalam sistem pendidikan
negara tersebut.
6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan
agama, tetapipersoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada
manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal
Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
2.5 Pengaruh gerakan modernisasi islam terhadap perkembangan islam di Indonesia

1. Bidang Akidah : gerakan ini berusaha melakukan pembaruan karena banyak


paham yg tidak sesuai dgn ajaran Islam, antara lain paham fatalisme, masuknya budaya
syirik, takhayul, bidah, dan khurafatkedalam ajaran Islam.
2. Bidang Politik : Melakukan pembaruan dengan tujuan
membebaskanwilayah INA dari cengkraman penjajahan Belanda.
3. Bidang Pendidikan : melakukan pembaruan dgn caramelakukanperubahan
kurikulum pendidikan dan memadukan pendidikan modern .
4. Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan dengan tujuan untuk menyaingi perdagangan
orang-orang nonpribumi yang menguasai ekonomi Indonesia

NILAI POSITIF GERAKAN MODERNISASI ISLAM

1. NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalinpersatuandan kesatuan


umat Islam yang selama ini terpecah karenaperbedaan paham danaliran.

2. NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyahyaitupersaudaraan


berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membelaIslamdalam suka dan duka.

3. NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agamayangbebas dari


takhayul, bidah, khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.

4. NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukankembali ajaran


Islam yg penuh dgn dinamika perjuangan.

5. NILAI KEMERDEKAAN,mengandung nilai kemerdekaan terutama kemerdekaan


berpikir
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Indonesia adalah sebuah negara besar yang memiliki penduduk ratusan juta jiwa. Indonesia
juga adalah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Menurut sebuah
perhitungan manusia Muslim Indonesia adalah jumlah pemeluk agam Islam terbesar di dunia.
Jika dibanding dengan negara-negara Muslim lainnya, maka penduduk Muslim Indonesia dari
segi jumlah tidak ada yang menandingi. Jumlah yang besar tersebut sebenarnya merupakan
sumber daya manusia dan kekuatan yang sangat besar, bila mampu dioptimalkan peran dan
kualitasnya. Jumah yang sangat besar tersebut juga mampu menjadi kekuatan sumber ekonomi
yang luar biasa. Jumlah yang besar di atas juga akan menjadi kekuatan politik yang cukup
signifikan dalam percaturan nasional.
Dan gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya
bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma
menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan
mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat
nasional maupun internasional.

Anda mungkin juga menyukai