Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanah (bahasa Yunani adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah adalah salah satu komponen lahan, bagian dari ruang daratan dan lingkungan
hidup berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik
serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan
haradan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat
hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak. Tanah juga memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain sebagai penghasil
biomassa, seperti bahan makanan, serat, kayu, dan bahan obat-obatan. Selain itu, tanah juga
berperan dalam menjaga kelestarian sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup secara
umum. (PP No 150 Tahun 2000)

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).

Pencemaran tanah menurut PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah
untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”. Pencemaran Tanah adalah adanya bahan-bahan sintetik yang tidak dapat
dihancurkan oleh mikroorganisme atau keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merusak lingkungan tanah alami.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis pencemar tanah dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan?
2. Apa saja jenis parameter fisika, kimia dan biologi tanah?
3. Bagaimana mekanisme penyebaran pencemar tanah?
4. Berapa standar kualitas tanah, standar NPK?
5. Bagaimana metode pemeriksaan tanah?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Jenis Pencemar Tanah dan Dampaknya terhadap Kesehatan dan Lingkungan
2.1.1 Jenis Pencemar Tanah
Sebagai salah satu unsur penting dalam kehidupan selain udara dan air, tanah juga
terancam akan dampak polusi dari aktifitas manusia. Akhir-akhir ini kita sudah sering
mendengar akan bahaya pemanasan global akibat pencemaran udara, untuk itu beberapa
produsen mesin berlomba-lomba menciptakan teknologi ramah lingkungan. Namun para
pakar lingkungan menyatakan bahwa saat ini pencemaran baik udara, tanah dan air sudah
sangat kritis, sehingga hampir tidak dapat dicegah dampaknya di masa depan.

Lihat saja berapa ribu ton sampah plastik diproduksi setiap hari? belum lagi asap
kendaraan yang semakin tahun semakin banyak seiring dengan semakin banyaknya
kendaraan. Untuk itu harus ada tindakan nyata untuk menghentikan pencemaran. Dampak
bagi pencemaran udara mungkin berakibat pada kesehatan manusia dan iklim dunia. Namun
dampak dari pencemaran tanah jauh lebih mengerikan lagi, manusia bisa kehilangan sumber
kehidupan jika tanah yang ditempatinya terpapar polusi.

Lihat saja, semua yang kita makan berasal dari tanah. Daging sapi yang kita konsumsi
setiap hari berasal dari herbivora yang memakan sesuatu dari tanah. Untuk itu penting
kiranya menjaga kelestarian tanah agar terhindar dari bahaya polusi. Pada dasarnya,
pencemaran tanah terbagi menjadi 3 yaitu limbah domestik, limbah industri dan limbah
pertanian. Namun dalam penjabaranya ketiga limbah tersebut terbagi dari beberapa macam
limbah lagi. Untuk lebih jelasnya simak ulasanya berikut ini:

 Limbah Domestik

Tidak lain dan tidak bukan, limbah domestik ini adalah jenis pencemaran yang sering
kita lakukan. Jenis pencemaran ini adalah hasil dari berbagai kegiatan manusia seperti
perdagangan, kelembagaan bahkan sektor wisata. Dalam kegiatan perdagangan seperti pasar,
hotel dan restoran, pasti meninggalkan limbah. Begitupun kegiatan wisata, terutama para
wisatawan yang tidak bertanggung jawab yang sering membuang sampah sembarangan.

Limbah domestik ini dibagi menjadi dua yaitu limbah domestik padat dan limbah domestik
cair.

1. Untuk limbah domestik padat bisa berupa sampah an-organik atau sampah yang tidak
dapat diurai oleh mikroorganisme, seperti plastik.

2. Sedangkan untuk sampah cair seperti deterjen, oli, cat dan lain sebagainya. Kedua-
duanya mempunyai dampak kerusakan yang begitu besar karena tidak dapat diurai
oleh mikroorganisme.

 Limbah Industri
Kegiatan industri semakin hari semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, regulasi dari
pemerintah mengenai standar pembuangan limbah industri sering tidak mendapat respon
positif. Belum lagi keberadaan oknum pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaanya
untuk kepentingan pribadi, semua itu semakin memperparah polusi tanah dari lasil limbah
industri.

Limbah industri sendiri terdiri dari Limbah industri padat dan limbah indutri cair. Untuk
limbah industri padat yang biasanya berbentuk lumpur atau bubur mungkin kita jarang
melihatnya. Namun untuk limbah industri cair, hampir setiap indutru besar maupun kecil
yang kita temui akan mengeluarkan limbah ini. Sebut saja industri skala kecil seperti pabrik
tahu rumahan, proses produksinya akan menghasilkan limbah cair.

 Limbah Pertanian

Keberadaan zat-zat kimia yang awalnya ditujukan untuk membantu proses pertanian justru
malah menjadi sumber polusi tanah. Sebut saja zat-zat kimia seperti pupuk urea, DDT dan
pestisida, sisa-sisa dari zat tersebut dapat menyebabkan polusi dan dampaknya hasil tanaman
yang ditanam kurang sehat.

2.1.2 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

 Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat


meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan
pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian.

 Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan
pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme
dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian
bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini
terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang
telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan
pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

2.1.3 Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah

Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, antara lain
dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air).

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.

Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya.


Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil
produksi menurun. Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan
waktu tanam, Memilih varietas tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh alami untuk
hama, menggunakan hormon serangga, pmandulan (sterilisasi), serta memanfaatkan daya
tarik seks untuk serangga

Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan terhadap


penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Karakteristik pestisida ini
terbagi menurut struktur kimia dan komposisi materi penyusunnya, sehingga prosedur
penyimpanan dan penggunaan harus disesuaiakan dengan prosedur.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, google, serta pakain kerja
yang memadai penting dilakukan agar bahan tidak kontak langsung dengan tubuh dan
lingkungan sehingga mencemari lingkungan. Sedangkan perlakukan yang harus diterapkan
pada sampah hasil kegiatan, sebagaimana prinsip penanganan sampah lainnya harus selalu
diperhatikan, misalnya dengan prinsip Reuse, Recycling, Reducing, dengan metode-metode
sanitary landfill, dumping, grinding, composting, incineration, atau derngan metode pirolisis.

Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila
tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun
demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan
lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi
baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
baru kita lakukan tindakan penanggulangan.

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran


dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:

2.1.4 Langkah Pencegahan

Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara
lain:

1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain


dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.

2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada
suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.

4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke
tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau
ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

2.1.5 Langkah Penanggulangan

Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap


pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar
tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami
dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Ada
beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran
tanah. Diantaranya adalah :

1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yangtercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian
tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracunatau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).

Kita juga dapat melakukan penanganan-penanganan seperti:

 Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah
atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal
dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan
kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi
vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara
pendaur ulang sampah.

 Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur
dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan
penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di
tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam
sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.

 Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

2.2 Jenis Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Tanah

Fungsi tanah kini beragam dan kegiatan manusia di atasnya menyebabkan kelestarian
tanah menjadi terancam. Salah satu indikator yang mencerminkan kelestarian tanah adalah
kualitas tanah. Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-
indikator kualitas tanah. Kualitas tanah berkaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah yaitu
kemampuan tanah menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman.

Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi. Ketiga hal
tersebut memiliki parameter masing-masing dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain serta
saling mempengaruhi. Parameter sifat fisik yang menentukan kualitas tanah antara lain,
tekstur, struktur, stabilitas agregat, kemampuan tanah menahan dan meloloskan lain serta
ketahanan tanah terhadap erosi dan lain sebagainya. Lalu parameter kimia yang
mempengaruhi kualitas tanah adalah, ketersediaan unsure hara, KTK, KTA, pH, ada tidaknya
zat pencemar, dan lain sebagainya. Sedangkan parameter biologi yang menentukan kualitas
tanah anatara lain jumlah dan jenis mikrobia yang ada dan beraktivitas di dalam tanah.

Setiap parameter memiliki peranan tersendiri dalam menentukan kualitas tanah.


Dalam pertanian kualitas tanah tentunya berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Setiap parameter dapat berpengaruh pada ketersediaan unsure hara, ketersediaan air,
keleluasaan akar untuk tumbuh, dan reaksi serta interaksi antara tanaman dengan faktor biotic
dan abiotik dalam ekosistem.

Parameter adalah ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau tolok ukur
seluruh populasi dalam penelitian. (Eko Sujatmiko, 2014)

Parameter tanah, adalah ukuran atau acuan untuk mengetahui atau menilai hasil suatu
proses perubahan yang terjadi dalam tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman. Dalam
menilai atau membandingkan kualitas tanah, maka setiap parameter tanah harus diketahui,
diantaranya parameter sifat kimia, biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat
tersebut akan menentukan apakah tanah tersebut merupakan media tumbuh yang baik. Tanah
yang berkualitas baik adalah tanah yang mampu menyediakan hara yang dibutuhkan oleh
tanaman, mampu menyediakan air, serta bebas dari unsure pencemar yang dapat menghambat
pertumbuhan serta produksi tanaman budidaya serta memberi ruang yang leluasa bagi akar
tanaman untuk berkembang.

Sifat tanah baik itu sifat kimia, biologi dan fisika tidak dapat terpisahkan satu sama
lain untuk menilai kualitas tanah di suatu tempat. Untuk sifat fisika analisis yang dilakukan
adalah tekstur tanah, kadar lengas, dan porositas. Lalu sifat kimia yang dianlisis adalah kadar
Nitrogen Total, dan Kadar Bahan Organik. Dan yang terkahir untuk parameter sifat
biologinya adalah respirasi mikrobia tanah.

2.2.1 Parameter Fisika Tanah

a. Kadar Lengas

Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air memiliki berbagai
fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai pembangun sel tanaman, sebagai
pelarut unsure hara, dan sebagai unsure hara. Air diserap oleh tanah melalui akar. Dengan
kata lain air yang dapat dimanfaatkan oleh tanamna adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh
karena itu kandungan air dalam tanah (kadar lengas) memiliki peranan yang sangat penting.

Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas yang cukup
tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah terlalu rendah maka air yang
dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas terlalu tinggi, maka pori
tanah akan jenuh dengan udara sehingga menyebabkan aerasi menjadi terganggu.

b. Permeabilitas

Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan
bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009) Menurut PP
no 150 tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki nilai permeabilitas atau daya pelulusan
air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam telah terletak pada ambang kritis, artinya tanah tersebut
telah memiliki permeabilitas yang buruk.

c. Porositas tanah

Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan kemampuan tanah dalam
mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat penting, karena tanaman sangat
membutuhkan udara dan air. Porositas juga memberikan ruang bagi akar tanaman untuk
tumbuh dan mencari unsure hara dengan lebih leluasa. Tanah yang kualitasnya baik memiliki
porositas yang tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu besar. Porositas yang kecil akan
menyebabkan aerasi tanah terganggu dan mengganggu pertumbuhan akar. Sedangkan
porositas yang terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit mengikat air sehingga tanaman
akan kekurangan air. Menurut PP No 150 tahun 2000 , porositas tanah lahan kering yang
memiliki tidak kurang dari 30% dan tidak lebih dari 70% dapat dikatakan kualitas tanah baik.

d. Berat Jenis

Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari
partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan massa total dari
partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori antarpartikel. Berat jenis
partikel ini penting dalam penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
e. Berat Isi

Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah adalah berat tanah
utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam
g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya
karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna
tanah, dan kadar air tanah (Agus et al . 2006). Bobot isi tanah dapat digunakan untuk
menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus
(penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al., 1995). Berat isi
merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah. Tanah dengan
kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas
dan penetrasi air terhambat (Darmawijaya,1997).

Tanah lahan kering memiliki berat isi yang baik yaitu dengan nilai < 1,4 g/cm³. (PP no
150 tahun 2000)

f. Kemantapan Agregat

Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi


oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Agregat dapat menciptakan lingkungan
fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas,
aerasi dan daya menahan air. Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan
maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. (Hardjowigeno,1987)

g. Tekstur

Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi pasir cendrung
lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah dengan tekstur seperti ini akan sulit
menahan air. Karena jumlah pori mikro yang berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika
tanah yang didominasi oleh liat akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori
makro yang sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi pertukaran
udara yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.

2.2.2 Parameter Kimia

a. Keasaman (pH)

Tanah asam dapat memengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman. Agar tanah
yang bereaksi asam dapat ditanami maka keasamannya perlu diperkecil, angka pH diperbesar
dengan keasaman kapur.

b. Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan dibutuhkan dalam
jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan dan khususnya batang, cabang dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses
fotosintesis.Tanah dengan kandungan nitrogen rendah menyebabkan tanaman tumbuh
kerempeng.
c. Bahan Organik

Tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi artinya struktur tanahnya baik,
menambah kondisi kehidupan di dalam tanah karena organisme dalam tanah memanfaatkan
bahan organik sebagai makanan.

d. Phosfor

Phosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda. Phosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan protein
tertentu, membantu asimilasi, memeprcepat bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang
kadar phosfor nya sedikit akan jelek akibatnya bagi tanaman pada saat berbuah.

e. Kalium

Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan
penyakit. Apabila tanah dengan kandungan unsur kalium rendah menyebabkan daun tanaman
keriting, mengerut, timbul bercak merah coklat, mengering lalu mati.

f. Kalsium

Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan


merangsang pembentukan biji dan apabila tanah dengan kandungan Kalsium rendah maka
daun mudah mengalami klorosis.

g. Magnesium

Tanah dengan kandungan Mg yang rendah menyebabkan daun tua mengalami klorosis
dan tampak bercak-bercak coklat. Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan. Daun
akan mengering dan kerap kali langsung mati.

2.2.3 Parameter Biologi

Di tanah terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada
pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang peka akan mati karena
pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan
yang peka pencemaran. Tanah yang mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut belum
mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang
tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun
spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan
indikator adanya pemcemaran zat organik.

Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator


biologis. Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik
yang membuang limbah ke sungai dan mengenai tanah dapat mengatur pembuangan
limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada
limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian
dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah secara terus menerus. Disitu
terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat
dijadikan indicator biologis. Jumlah mikroba yang menandakan tanah tersebut tidak tercemar
atau memiliki kualitas yang bagus adalah >102 cfu/gr tanah.

2.3 Mekanisme Penyebaran Pencemar Tanah

Pergeseran fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan merubah fungsi lahan pertanian
telah menyebabkan luas daerah resapan air dibanyak daerah di Indonesia. Disamping
merubah fungsi lahan kegiatan industri ini juga telah berdampak pada terjadinya pencemaran
tanah dan badan air. Akibat pencemaran ini antara lain juga dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau
makhluk hidup lain.

Kegaiatan lain yang berdampak pada kerusakan dan pencemaran tanah, sedimentasi,
erosi serta kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang
besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan
digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal
bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu


mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian
tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air
dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
2.3.1 Terjadinya Pencemaran Tanah

Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi tanaman
maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk
pertumbuhan. Tanah dapat rusak karena terjadinya pencemaran tanah.

Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia, maupun biologis
masuk dan merubah alami lingkungan tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kegiatan rutin
manusia maupun akibat keceroban, seperti kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar dalam
lapisan sub-permukaan; kecelakaan armada pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Apabila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini,
yaitu:

1. Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan pupuk


secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat
diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.

2. Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan)


akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di
dalam atau di permukaan tanah.

3. Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang
mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping


bermanfaat apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk
pencemaran terhadap lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut
menyebabkan jenis pencemaran yang relatif permanen karana bersifat sulit terurai di alam.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/dampak-
pencemaran-tanah-terhadap.html?m%3D1&hl=id-ID

http://iffanurizza.blogspot.co.id/2016/03/parameter-fisika-kimia-dan-biologi-tanah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai