Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Kebutuhan dan peran zat gizi selama masa menyusui ................................................... 2
2.1.1 Definisi Gizi ............................................................................................................. 2
2.1.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui ............................................................................ 2
2.1.3 Kebutuhan Dasar Ibu Menyusui ................................................................................ 3
2.1.4 Peran Zat Gizi Selama Masa Menyusui ..................................................................... 3
2.2 Penentuan Status Gizi pada Ibu Menyusui.................................................................... 4
2.3 Masalah dan Menu Seimbang Pada Ibu Menyusui ....................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolism,
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan serta fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Status gizi
ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan kualitas produksi ASI.
Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan kebutuhan kalsium bayi
diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut maka
mengakibatkan osteoporosis dan kerusakan gigi. Asupan makanan merupakan faktor
utama yang dapat menentukan status gizi seseorang. Kuantitas makanan untuk ibu yang
sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap
sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi
tinggi.
Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam
makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
5. Cairan
Kompenen ASI pertama adalah cairan. ASI adalah cairan yang yang sifatnya isotonik
dengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar lebih banyak mengonsumsi cairan,
minimal 2-3 liter sehari. Pemenuhan akan kebutuhan cairan bisa didapat dari air
mineral, jus buah, air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang
mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan karena memiliki fungsi ganda
dalam memenuhi produksi ASI.
3
mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitar 88 gr, maka ibu yang sedang
menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak 2–3 liter air sehari, di samping itu bisa
juga ditambah dengan minum air/sari buah. Karena dengan minum air/sari buah ini
setidaknya kebutuhan akan air dan vitamin bisa terpenuhi.
4
Contohnya bila konsumsi Ca ibunya berkurang. Ca akan diambil dari cadangan Ca
jaringan ibunya, sehingga dapat memberikan dampak osteoporosis dan kerusakan gigi
karies dentis.
Kebutuhan energi saat masa menyusui melebihi kebutuhan saat sebelum kehamilan.
Tambahan kebutuhan energi bagi ibu menyusui adalah 800 kalori sehari dan tambahan
kebutuhan protein sebesar 25 gram sehari.
Sebaliknya beberapa nutrisi seperti besi, kebutuhannya akan lebih rendah saat masa
menyusui disbanding masa kehamilan. Selain energi, maka tambahan protein dan
kalsium dibutuhkan oleh ibu untuk menambah produksi ASI. Minum susu 1 gelas atau 2
gelas sehari sangat dianjurkan.
Kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui
Berikut ini adda beberapa ketentuan gizi tambahan yang dibutuhkan oleh ibu
menyusui
5
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik dan lebih.
Faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain,
1. Tingkat Pendidikan
2. Penghasilan
3. Pekerjaan, dan
4. Sosial ekonomi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu meyusui yaitu faktor
penghasilan atau faktor ekonomi. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari - harinya. Dan juga makin tinggi
Pendidikan atau pengetahuan dan penghasilan terdapat kemungkinan makin tinggi
atau baik pula status gizi ibu, karena ibu yang memiliki Pendidikan yang tinggi lebih
memperhatikan gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsinya. Begitu
juga dengan ibu yang memiliki penghasilan tinggi dengan kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan
baik mutunya akan mempengaruhi status gizi keluarga. Artinya dengan
pekerjaan/penghasilan yang baik dan sesuai kebutuhan, maka pemenuhan asupan pada
gizi ibu akan baik dan tentunya menjadikan status IMT baik/normal. Sehingga ibu
yang memiliki Pendidikan tinggi dan memiliki penghasilan yang tinggi memiliki
kemungkinan besar mempunyai status gizi yang baik.
Status gizi ibu menyusui dapat diukur secara indeks antropometri yaitu
kombinasi antara beberapa parameter seperti mengukur berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas atau LILA serta indeks masa tubuh yaitu berat badan dibagi
tinggi badan dikuadratkan. Untuk mengukur status gizi bisa dilakukan secara
biokimiawi dengan pemeriksaan Hb
Perhitungan BMI
BMI adalah ukuran indeks massa tubuh yang diukur melalui ukuran BB dan TB
kemudian hasilnya dibandingkan dengan tabel klasifikasi BMI.
Berikut adalah rumus mencari IMT dan tabel klasifikasi BMI,
6
Keteraturan memberikan ASI akan membantu penurunan BB ibu sekitar 0,5-
1,0 kg tiap bulan. Penurunan BB ini tidak boleh melebihi 2kg/bulan karena dapat
mempengaruhi produksi ASI
Asupan kalori yang <1500-1700 kkal per hari dapat mengurangi 15%
volume ASI yang diproduksi sehingga merekomendasikan bahwa ibu menyusui
tidak boleh melakukan diet untuk menurunkan BB.
LILA
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara
mengukur lingkar lengan atas.Lila ( lingkar lengan atas )Pengukuran Lila pada
kelompok wanita usia subur adalah suatu cara untuk mendeteksi dini yang mudah
dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui adanya kelompok
beresiko kekurangan energi kronis (KEK) wanita usia subur (WUS).
Batas nilai normal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk
pengkuran LiLA yaitu 2,35 cm. Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki LiLA
kurang dari 23,5 cm maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami KEK.
7
1. Tentukan lengan mana yang akan diukur. Jika Anda menggunakan tangan kanan
sebagai tangan yang dominan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka pengkuran
LILA dilakukan pada lengan kiri. Begitu pun sebaliknya.
2. Kemudian, tekuk lengan membentuk siku-siku. Ukurlah panjang lengan atas, dari
tulang bahu hingga siku. Lalu tandai titik tengah dari panjang lengan atas tersebut.
3. Lingkarkan pita meteran di titik tengah yang sudah ditentukan, namun jangan terlalu
ketat dan terlalu longgar melingkarkannya.
4. Kemudian baca angka yang tertera pada meteran dan Anda pun mengetahui ukuran
LiLA Anda.
Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam
makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari
(Angga, 2016).
Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, menu seimbang untuk
ibu menyusui antara lain:
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr perhari atau
setara dengan 1 ½ porsi nasi.
2. Protein
Lemak berfungsi untuk sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok teh minyak (20 gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi untuk sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr).
4. Vitamin dan Mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dariibu hamil. Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
8
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI. Vitamin yang
penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buah-buahan. Ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya,
diperlukan suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral
khususnya vitamin A dan zat besi.
5. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau 8 gelas air sehari. Bila udara panas,
banyak berkeringat dan demam dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari. Terlalu
banyak minum lebih dari 12 gelas perhari juga tidak baik karena dapat menurunkan
pembentukan air susu. Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang
menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti.
Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang
tersedia di dalam makanan.
Menu makanan yang dapat dimakan untuk gizi seimbang, antara lain:
1. Karbohidrat : nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti, makaroni dan jagung.
2. Protein Hewani : ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya.
3. Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan, dan hasil olahannya.
4. Lemak Omega 3 : ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri, sarden, dan
cakalang. (DHA merupakan asam lemak omega 3 yang penting dan dibutuhkan oleh
bayi untuk perkembangan otak. Ibu menyusui dapat memperkaya DHA dalam ASI
dengan mengonsumsi ikan 2-3 kali perminggu.
5. Vitamin dan mineral :
Buah-buahan dan sayur-sayuran.
9
(Angga, 2016).
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah
sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan
pada mata ataupun tulang (Cica, 2016).
Selain itu masalah yang dapat timbul dari tidak seimbangnya gizi pada ibu yang
menyusui yaitu,
1. Anemia Gizi
Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam folat yang
seharusnya tak perlu terjadi bila makanan sehari hari beraneka ragam dan memenuhi
gizi seimbang. Sumber makanan yang mengandung zat besi yang mudah diabsopsi
tubuh manusia adalah sumber protein hewani seperti ikan, daging, telur, dsb. Sayuran
seperti daun singkong, kangkung, bayam dsb juga mengandung zat besi akan tetapi
lebih sulit absorpsinya di dalam tubuh. Asupan folat yang cukup penting untuk
melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini juga terlibat dalam pembentukan
hemoglobin dalam sel darah merah. Seorang wanita menyusui menbutuhkan 280
10
mikrogram per hari. Folat terdapat dalam sayuran berdaun hijau, kacang polong,
jeruk, wartel, pisang, alpukat, gandum utuh, sereal dan biji-bijian dan hati.
Contoh menu gizi seimbang untuk mencegah anemia pada ibu menyusui:
Sarapan Pagi
– Telur matang 1 buah
– Susu rendah lemak 200 ml (1 gelas)
— Selingan : bubur kacang hijau 1 mangkuk
Makan Siang
– Nasi 2 x ¾ gelas belimbing ( 200 gram )
– Tumis kangkung
– Semur daging kentang (1 potong sapi 50 gram)
– Sup kacang merah 1 mangkuk
– Air jeruk 1 gelas
— Selingan sore : kue sus 1 buah
Makan malam :
– Nasi 2 x ¾ gelas belimbing (200 gram)
– Capcay 1 mangkuk kecil
– Ayam angkak ( 2 potong ayam)
– Sapo tahu 1 mangkuk kecil
– Juice strawberry 1 gelas
— Sebelum tidur : susu rendah lemak 1 gelas (200 ml).
2. Kekurangan Vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu
selama masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap
terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA). Rendahnya status vitamin A selama masa
kehamilan dan menyusui beraso-siasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu.
Pemberian suplementasi vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum
kehamilan, pada masa kehamilan serta setelah melahirkan telah menaikkan
konsentrasi serum retinol ibu, menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan
mortalitas yang berhubungan dengan kehamilan hingga 40 %.
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan
terlahir dengan cada-ngan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya hanya cukup
memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu. Pada bulan-bulan perta-ma
kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh
sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.
Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi
terkena Xeropthalmia. Rabun senja merupakan indikator fungsional yang penting dari
masalah KVA.
Bahkan hampir 10 % dari ibu tidak hamil mengalami rabun senja. Tingginya
11
prevalensi tersebut menunjukkan bahwa KVA merupakan masalah potensial bagi ibu
serta bayi yang disusuinya .
12
DAFTAR PUSTAKA
13