Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

PERAN GIZI SELAMA MASA MENYUSUI

DOSEN PEMBIMBING : Willa Folona, SST, Mkeb

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

P3.73.24.1.18.011 Ardhia Regita Cahyani

P3.73.24.1.18.026 Lila Animah Paneja P

P3.73.24.1.18.036 Rani Sahara Tarigan

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Kebutuhan dan peran zat gizi selama masa menyusui ................................................... 2
2.1.1 Definisi Gizi ............................................................................................................. 2
2.1.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui ............................................................................ 2
2.1.3 Kebutuhan Dasar Ibu Menyusui ................................................................................ 3
2.1.4 Peran Zat Gizi Selama Masa Menyusui ..................................................................... 3
2.2 Penentuan Status Gizi pada Ibu Menyusui.................................................................... 4
2.3 Masalah dan Menu Seimbang Pada Ibu Menyusui ....................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolism,
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan serta fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Status gizi
ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan kualitas produksi ASI.
Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan kebutuhan kalsium bayi
diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut maka
mengakibatkan osteoporosis dan kerusakan gigi. Asupan makanan merupakan faktor
utama yang dapat menentukan status gizi seseorang. Kuantitas makanan untuk ibu yang
sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap
sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi
tinggi.
Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam
makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebutuhan dan peran zat gizi selama masa menyusui?
2. Apa saja kebutuhan dasar ibu menyusui?
3. Bagaimana penentuan status gizi pada ibu menyusui?
4. Apa saja kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui?
5. Apa saja masalah dan menu seimbang pada ibu menyusui?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dan peran zat gizi selama masa menyusui?
2. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar ibu menyusui?
3. Untuk mengetahui bagaimana penentuan status gizi pada ibu menyusui?
4. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui?
5. Untuk mengetahui apa saja masalah dan menu seimbang pada ibu menyusui?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan dan peran zat gizi selama masa menyusui


2.1.1 Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu
organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolism, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
serta fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

2.1.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui


Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:
1. Energi
Kebutuhan energi saat masa menyusui lebih besar daripada saat hamil.
Meningkatnya kebutuhan energi ini karena diasumsikan tiap 100 cc ASI mampu
memasok 67-77 kall, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan
pertama dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya.
2. Protein
Setiap ASI mengandung 1.2 gram sehingga selama menyusui ibu
membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari. Meningkatnya kebutuhan
protein ini selain untuk membentuk protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis
hormon yang dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang
mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang meningkat dapat
dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi makanan sumber protein yang bisa
dikonsumsi. Sumber protein yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging
sapi, telur, susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan protein
tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari protein ibu yang berada di
otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui akan merasa
lapar.
3. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada saat hamil. Kebutuhan
vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A, Thiamin, Riboflavin, Niasin,
Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam folat. Vitamin yang perlu mendapatkan
diperhatikan khusus diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan Vitamin B.
4. Kalori
Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan
masa kehamilan. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui menggunakan sekitar 640
kalori/hari untuk menghasilkan jumlah ASI normal. Sehingga total kebutuhan energi
selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.

2
5. Cairan
Kompenen ASI pertama adalah cairan. ASI adalah cairan yang yang sifatnya isotonik
dengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar lebih banyak mengonsumsi cairan,
minimal 2-3 liter sehari. Pemenuhan akan kebutuhan cairan bisa didapat dari air
mineral, jus buah, air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang
mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan karena memiliki fungsi ganda
dalam memenuhi produksi ASI.

2.1.3 Kebutuhan Dasar Ibu Menyusui


Kebutuhan Dasar Ibu Menyusui yaitu sebagai berikut:
1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal.
2) Makan makanan gizi berimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral.
3) Minum sedikitnya 3 liter / hari.
4) Mengonsumsi tablet zat besi untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
5) Mengonsumsi kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayi melalui ASI.

2.1.4 Peran Zat Gizi Selama Masa Menyusui


Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan
kualitas produksi ASI. Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan
kebutuhan kalsium bayi diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal ini
dibiarkan terus berlanjut maka mengakibatkan osteoporosis dan kerusakan gigi.
Kuantitas produksi ASI sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu. Salah satu
indikator tercukupinya kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui dapat diketahui dari
kuantitas produksi ASI nya. Ibu dengan gizi baik akan memproduksi ASI sekitar 600
sampai 800 ml pada bulan pertama, sedangkan ibu dengan gizi kurang hanya sekitar
500 sampai 700 ml.
Status gizi ibu menyusui dipengaruhi oleh prinsip dan faktor yang mesti
diperhatikan dalam pemenuhannya. Untuk proses pembentukan ASI maka cadangan
zat gizi pada tubuh dipergunakan sehingga semakin lama ibu menjadi kurus dan
dalam keadaan tertentu ibu dapat menderita kurang gizi. Ibu yang tidak mampu
menggantikan zat gizi yang diberikan kepada bayi berisiko mengalami gizi kurang
atau bahkan masalah kesehatan seperti osteoporosis, kerusakan gigi, dan juga dapat
mengakibatkan Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding
dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti disarankan untuk
minum susu yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk
memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka
terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan

3
mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitar 88 gr, maka ibu yang sedang
menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak 2–3 liter air sehari, di samping itu bisa
juga ditambah dengan minum air/sari buah. Karena dengan minum air/sari buah ini
setidaknya kebutuhan akan air dan vitamin bisa terpenuhi.

2.2 Penentuan Status Gizi pada Ibu Menyusui


Asupan makanan merupakan faktor utama yang dapat menentukan status gizi
seseorang. Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding
dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi.
Ibu menyusui merupakan salah satu golongan yang termasuk ke dalam kelompok
rentan gizi. Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang
paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Ibu
menyusui tergolong ke dalam kelompok rentan sebab ASI yang merupakan makanan
utama bayi diperoleh dari ibu. Oleh sebab itu, ibu yang sedang menyusui harus
memperhatikan asupan zat gizi yang dikonsumsi.
Ibu yang tidak mampu menggantikan zat gizi yang diberikan kepada bayi berisiko
mengalami gizi kurang atau bahkan masalah kesehatan seperti osteoporosis, kerusakan
gigi dan juga kekurangan energi kronis (KEK).
Saat postpartum, badan ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan dan
adneksanya menjadi bentuk normal seperti sebelum kehamilan, sedangkan mamae
menyiapkan diri dan mulai berfungsi menghasilkan ASI. Sekresi ASI rata-rata 800ml -
850ml sehari dan mengandung kalori 60 – 65 kkal, protein 1,0 – 1,2g, dan lemak 2,5 –
3,5g setiap 10ml-nya. Komponen-komponen ini diambil dari tubuh ibu, dan harus
digantikan oleh suplai makanan ibu tersebut.
Untuk proses pembentukan ASI maka cadangan zat gizi pada tubuh dipergunakan
sehingga semakin lama ibu menjadi kurus dan dalam keadaan tertentu ibu dapat
menderita kurang gizi
Kadar zat-zat gizi di dalam ASI akan terpengaruh oleh intake ibu tersebut, dan tampak
menurun bila ibunya mengalami defisiensi. Dan khusus untuk protein, walaupun
konsumsi ibu tidak mencukupi, ASI akan tetap keluar sesuai yang diperlukan oleh
anaknya, dengan mengorbankan jaringan yang ada pada ibunya.

4
Contohnya bila konsumsi Ca ibunya berkurang. Ca akan diambil dari cadangan Ca
jaringan ibunya, sehingga dapat memberikan dampak osteoporosis dan kerusakan gigi
karies dentis.
Kebutuhan energi saat masa menyusui melebihi kebutuhan saat sebelum kehamilan.
Tambahan kebutuhan energi bagi ibu menyusui adalah 800 kalori sehari dan tambahan
kebutuhan protein sebesar 25 gram sehari.
Sebaliknya beberapa nutrisi seperti besi, kebutuhannya akan lebih rendah saat masa
menyusui disbanding masa kehamilan. Selain energi, maka tambahan protein dan
kalsium dibutuhkan oleh ibu untuk menambah produksi ASI. Minum susu 1 gelas atau 2
gelas sehari sangat dianjurkan.
Kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui
Berikut ini adda beberapa ketentuan gizi tambahan yang dibutuhkan oleh ibu
menyusui

Menyusui 0 – 6 bulan 7 – 12 bulan


Kalori 700 kal 500 kal
Protein 16 gr 12 gr
Ca 400 mg 400 mg
Fe 2 mg 2 mg
Vitamin A 350 RE 300 RE
Thiamin 0,3 mg 0,3 mg
Riboflavin 0,4 mg 0,3 mg
Niacin 3 mg 3 mg
Vitamin C 25 mg 10 mg
Vitamin D 10 μg 10 μg
Antropometri

Status gizi biasa diukur menggunakan status antropometri. antropometri


artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri
gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi. Antropometri secara umum digunakan
untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot
dan jumlah air dalam tubuh.

5
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik dan lebih.
Faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain,
1. Tingkat Pendidikan
2. Penghasilan
3. Pekerjaan, dan
4. Sosial ekonomi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu meyusui yaitu faktor
penghasilan atau faktor ekonomi. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari - harinya. Dan juga makin tinggi
Pendidikan atau pengetahuan dan penghasilan terdapat kemungkinan makin tinggi
atau baik pula status gizi ibu, karena ibu yang memiliki Pendidikan yang tinggi lebih
memperhatikan gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsinya. Begitu
juga dengan ibu yang memiliki penghasilan tinggi dengan kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan
baik mutunya akan mempengaruhi status gizi keluarga. Artinya dengan
pekerjaan/penghasilan yang baik dan sesuai kebutuhan, maka pemenuhan asupan pada
gizi ibu akan baik dan tentunya menjadikan status IMT baik/normal. Sehingga ibu
yang memiliki Pendidikan tinggi dan memiliki penghasilan yang tinggi memiliki
kemungkinan besar mempunyai status gizi yang baik.
Status gizi ibu menyusui dapat diukur secara indeks antropometri yaitu
kombinasi antara beberapa parameter seperti mengukur berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas atau LILA serta indeks masa tubuh yaitu berat badan dibagi
tinggi badan dikuadratkan. Untuk mengukur status gizi bisa dilakukan secara
biokimiawi dengan pemeriksaan Hb

Perhitungan BMI
BMI adalah ukuran indeks massa tubuh yang diukur melalui ukuran BB dan TB
kemudian hasilnya dibandingkan dengan tabel klasifikasi BMI.
Berikut adalah rumus mencari IMT dan tabel klasifikasi BMI,

6
Keteraturan memberikan ASI akan membantu penurunan BB ibu sekitar 0,5-
1,0 kg tiap bulan. Penurunan BB ini tidak boleh melebihi 2kg/bulan karena dapat
mempengaruhi produksi ASI
Asupan kalori yang <1500-1700 kkal per hari dapat mengurangi 15%
volume ASI yang diproduksi sehingga merekomendasikan bahwa ibu menyusui
tidak boleh melakukan diet untuk menurunkan BB.

LILA
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara
mengukur lingkar lengan atas.Lila ( lingkar lengan atas )Pengukuran Lila pada
kelompok wanita usia subur adalah suatu cara untuk mendeteksi dini yang mudah
dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui adanya kelompok
beresiko kekurangan energi kronis (KEK) wanita usia subur (WUS).
Batas nilai normal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk
pengkuran LiLA yaitu 2,35 cm. Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki LiLA
kurang dari 23,5 cm maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami KEK.

Cara mengukur LILA

7
1. Tentukan lengan mana yang akan diukur. Jika Anda menggunakan tangan kanan
sebagai tangan yang dominan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka pengkuran
LILA dilakukan pada lengan kiri. Begitu pun sebaliknya.
2. Kemudian, tekuk lengan membentuk siku-siku. Ukurlah panjang lengan atas, dari
tulang bahu hingga siku. Lalu tandai titik tengah dari panjang lengan atas tersebut.
3. Lingkarkan pita meteran di titik tengah yang sudah ditentukan, namun jangan terlalu
ketat dan terlalu longgar melingkarkannya.
4. Kemudian baca angka yang tertera pada meteran dan Anda pun mengetahui ukuran
LiLA Anda.

2.3 Masalah dan Menu Seimbang Pada Ibu Menyusui

Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam
makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari
(Angga, 2016).

Gizi seimbang mengandung 3 zat gizi utama, yaitu:


1. Zat tenaga : karbohidrat dan lemak
2. Zat pembangun : protein
3. Zat pengatur : vitamin dan mineral.

Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, menu seimbang untuk
ibu menyusui antara lain:
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr perhari atau
setara dengan 1 ½ porsi nasi.
2. Protein
Lemak berfungsi untuk sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok teh minyak (20 gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi untuk sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr).
4. Vitamin dan Mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dariibu hamil. Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi

8
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI. Vitamin yang
penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buah-buahan. Ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya,
diperlukan suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral
khususnya vitamin A dan zat besi.
5. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau 8 gelas air sehari. Bila udara panas,
banyak berkeringat dan demam dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari. Terlalu
banyak minum lebih dari 12 gelas perhari juga tidak baik karena dapat menurunkan
pembentukan air susu. Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang
menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti.
Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang
tersedia di dalam makanan.

Menu makanan yang dapat dimakan untuk gizi seimbang, antara lain:
1. Karbohidrat : nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti, makaroni dan jagung.
2. Protein Hewani : ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya.
3. Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan, dan hasil olahannya.
4. Lemak Omega 3 : ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri, sarden, dan
cakalang. (DHA merupakan asam lemak omega 3 yang penting dan dibutuhkan oleh
bayi untuk perkembangan otak. Ibu menyusui dapat memperkaya DHA dalam ASI
dengan mengonsumsi ikan 2-3 kali perminggu.
5. Vitamin dan mineral :
Buah-buahan dan sayur-sayuran.

9
(Angga, 2016).

Masalah pada ibu menyusui jika kekurangan gizi seimbang

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah
sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan
pada mata ataupun tulang (Cica, 2016).

Selain itu masalah yang dapat timbul dari tidak seimbangnya gizi pada ibu yang
menyusui yaitu,

1. Anemia Gizi

Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam folat yang
seharusnya tak perlu terjadi bila makanan sehari hari beraneka ragam dan memenuhi
gizi seimbang. Sumber makanan yang mengandung zat besi yang mudah diabsopsi
tubuh manusia adalah sumber protein hewani seperti ikan, daging, telur, dsb. Sayuran
seperti daun singkong, kangkung, bayam dsb juga mengandung zat besi akan tetapi
lebih sulit absorpsinya di dalam tubuh. Asupan folat yang cukup penting untuk
melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini juga terlibat dalam pembentukan
hemoglobin dalam sel darah merah. Seorang wanita menyusui menbutuhkan 280

10
mikrogram per hari. Folat terdapat dalam sayuran berdaun hijau, kacang polong,
jeruk, wartel, pisang, alpukat, gandum utuh, sereal dan biji-bijian dan hati.

Contoh menu gizi seimbang untuk mencegah anemia pada ibu menyusui:
 Sarapan Pagi
– Telur matang 1 buah
– Susu rendah lemak 200 ml (1 gelas)
— Selingan : bubur kacang hijau 1 mangkuk
 Makan Siang
– Nasi 2 x ¾ gelas belimbing ( 200 gram )
– Tumis kangkung
– Semur daging kentang (1 potong sapi 50 gram)
– Sup kacang merah 1 mangkuk
– Air jeruk 1 gelas
— Selingan sore : kue sus 1 buah
 Makan malam :
– Nasi 2 x ¾ gelas belimbing (200 gram)
– Capcay 1 mangkuk kecil
– Ayam angkak ( 2 potong ayam)
– Sapo tahu 1 mangkuk kecil
– Juice strawberry 1 gelas
— Sebelum tidur : susu rendah lemak 1 gelas (200 ml).

2. Kekurangan Vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu
selama masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap
terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA). Rendahnya status vitamin A selama masa
kehamilan dan menyusui beraso-siasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu.
Pemberian suplementasi vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum
kehamilan, pada masa kehamilan serta setelah melahirkan telah menaikkan
konsentrasi serum retinol ibu, menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan
mortalitas yang berhubungan dengan kehamilan hingga 40 %.
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan
terlahir dengan cada-ngan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya hanya cukup
memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu. Pada bulan-bulan perta-ma
kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh
sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.
Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi
terkena Xeropthalmia. Rabun senja merupakan indikator fungsional yang penting dari
masalah KVA.
Bahkan hampir 10 % dari ibu tidak hamil mengalami rabun senja. Tingginya

11
prevalensi tersebut menunjukkan bahwa KVA merupakan masalah potensial bagi ibu
serta bayi yang disusuinya .

Penanggulangan KVA Pada Ibu Menyusui


KVA dapat ditanggulangi dengan berbagai cara, seperti forfikasi berbagai produk
makanan, peningkatan ketersediaan dan konsumsi makanan yang mengandung
vitamin A.
Vitamin A ditemukan pada makanan yang biasa dikonsumsi, seperti telur, hati, buah-
buahan berwarna oranye, seperti mangga dan papaya masak, serta sayuran berdaun
hijau.

3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)


 Gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya gondok atau
pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan kretinisme.
 Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan perkembangan normal
dari dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-anak muda.
 Pada ibu menyusui, kekurangan yodium dapat mengakibatkan pengaruh
negatif pada sistem otak dan saraf bayi yang menghasilkan IQ lebih rendah.
 Asupan harian yodium ibu menyusui yang harus dipenuhi adalah 250 mg
perhari.
 Laut merupakan sumber utama yodium, oleh karena itu merupakan sumber
yodium yang baik. Ibu menyusui dianjurkan makan makanan laut, seperti
ikan, udang dan karang (Almatsier, 2009).

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Angga. 2016. Nutrisional Information


2. David H, Simanjuntak dan Etti, Sudaryati. 2005. Gizi pada Ibu Hamil dan
Menyusui.
3. Dessy S. 2009. Status Gizi pada Ibu Menyusui.
4. Melati, Artika Wulansari. 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi
dengan Status Gizi Ibu Menyusui di Posyandu Desa Gawanan Colomadu
Karanganyar.
5. Nurul, Pujiastuti. 2010. Korelasi Antara Status Gizi Ibu Menyusui Dengan
Kecukupan ASI di Posyandu Desa Karang Kedawang Kecamatan Sooko
Kabupaten Mojokerto.
6. Nusadhani, Linggar Ayu. 2015. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
7. Rochmawati, Lusa. 2010. Kebutuhan Dasar Ibu Menyusui
8. Simanjuntak, David H. 2012. Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui
9. Yulia, Cica. 2012. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui

13

Anda mungkin juga menyukai