Anda di halaman 1dari 3

Permasalahan KB yang Saat Ini Masih Menjadi Kendala di Indonesia

Salah satu masalah utama Indonesia di bidang kependudukan adalah laju pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi dan apabila tidak dikendalikan akan terjadi ledakan penduduk pada beberapa tahun
mendatang. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menekan
angka pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana dengan cara meningkatkan kepedulian
dan peran serta masyarakat dalam hal pengaturan jumlah kelahiran serta pembinaan kesejahteraan
keluarga.Tujuan program keluarga berencana adalah terkendalinya laju pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya keluarga kecil yang berkualitas.namun, pelaksanaan KB masih belum berjalan secara efektif
di Indonesia. Ada berbagai factor yang menyebabkan jalannya program keluarga berencana belum efektif,
ada 2 kendala besar yaitu, yang pertama kurangnya komunikasi tentang KB dan kurangnya efektivitas alat
kontrasepsi sendiri.

Direktur Bina Kepesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), drg Widwiono M.Kes, mengatakan, sampai saat ini penggunaan alat
kontrasepsi jangka panjang di Indonesia masih memprihatinkan. Dia mengaku pihaknya sudah terus
mendorong masyarakat beralih ke kontrasepsi jangka panjang, namun belum berhasil. Padahal alat
kontrasepsi jangka Panjang seperti implant atau “KB Susuk” merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
yang mempunyai efektivitas cukup tinggi,Apabila dipasang dengan benar, metode kontrasepsi implant
memiliki efektivitas sampai 99% dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita yang memakainya.
Sebagian besar masyarakat tidak menggunakan alat kontrasepsi jangka Panjang karena masih kurang dalam
informasi alat kontrasepsi tersebut. Sebagian besar merasa takut akan resiko yang mungkin dialami.

Sekali lagi, kurangnya efektifitas penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh minimnya
komunikasi dan penyuluhan tentang alat komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi yang dilakukan dalam
menyampikan program KB kepada masyarakat masih rendah atau belum efektif. Karena masih banyak para
wanita- wanita yang sudah layak mengetahu tentang program KB masih belum banyak yang memperoleh
informasi tentang program KB tersebut. Kalaupun ada yang mengetahui tentang adanya program KB,
mereka mendapat informasinya dari teman atau media yang merekaa baca, bukan dari petugas pelaksana
program KB yang ada di tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan.

Factor rendahnya komunikasi yang dilakukan disebebakan oleh ketersediaan tenaga penyuluh yang
sedikit, sehingga sulit untuk menjangkau seluruh wilayah yang ada di wilayah pedesaan. Sedikitnya tenaga
penyuluh yang dimiliki oleh BPMPKB tidak terlepas dari kurangnya penerimaan aparatur ( baik dari
lingkup PNS atau honorer ). Fakta ini membuat Lembaga pelaksana program KB atau BPMPKB yang
ditugaskan untuk melaksanakan program KB sulit untuk mengkomunikasikan program ini kepada
masyarakat. Oleh karenya upaya yang dilakukan oleh pihak pelaksana program KB dalam mensiasati
tenaga penyuluh, maka komunikasi yang dilakukan guna menyampaikan informasi tentang program KB
kepada masyarakat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan di kecamatan / puskesmas
kecamatan. Selebihnya penyebaran informasi dan sosialisasi tentang program KB dilakukan melalui
penyebaran brosur atau leflet kepada setiap puskesmas dan posyandu guna memberikan informasi tentang
pelaksanaan program KB.

Nama : Sheva Audina Asanovi Pramono

NIM : P27224018045
Daftar Pustaka

1. Artikel Wartakotalive dengan judul Ini Penyebab Program Keluarga Berencana


Gagal, https://wartakota.tribunnews.com/2018/02/20/ini-penyebab-program-keluarga-berencana-
gagal.
Penulis: Gopis Simatupang
Editor: Aloysius Sunu D
2. Jurnal kesehatan “Faktor Penghambat dan Pendukung Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant di
Wilayah Puskesmas I Denpasar Utara” oleh Nida Gustikawati , L.P Lila Wulandari, Dyah
Pradnyaparamita Duarsa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas
Udayana, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
3. Jurnal “efektifitas pelaksanaan program keluarga berencana “ oleh Merrynce dan Ahmad Haidir,
FISIP universitas riau

Anda mungkin juga menyukai