Anda di halaman 1dari 40

Muhamad Rafid Hikmah (1901517636)

Kelompok : B

ANALISIS PENGARUH NEW PRODUCT DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP


BEHAVIOR TERHADAP PURCHASE INTENTION DAN DAMPAKNYA PADA
SALES TARGET PADA PRODUK PT. RAFID KINTAN GEMILANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman, di era globalisasi ini persaingan dalam
industri makanan dan minuman terus meningkat, baik di pasar domestik maupun
dipasar internasional. Para pemasar dituntut tidak hanya untuk meningkatkan kualitas
produk tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat tampil sebagai
pemenang dalam persaingan, dimana produk-produk sejenis sudah semakin berbeda
karena adanya inovasi dan perbedaan dalam hal kualitas. Maka hal yang menjadikan
kunci utama untuk menjadi pemenang dalam persaingan tersebut adalah inovasi dan
kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan kepada para konsumen melalui
produk baru. Menurut definisi Roy Green, Renu Agarwal, dan Danielle Logue,
inovasi dapat dipahami pada beberapa hal dimensi luas seperti produk atau proses
teknologi atau non teknologi sebagai penopang produktivitas dan kesuksesan
perusahaan (Green, Agarwal, & Logue, 2015).
Perusahaan harus mampu menarik perhatian konsumen, dengan memberikan
produk atau jasa yang bernilai lebih dari kompetitornya. Perusahaan juga harus
mampu menciptakan suatu strategi agar bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Tidak hanya memenuhi keinginan dan konsumen, perusahaan harus
menciptakan target strategi pemasaran dengan memberikan produk atau jasa yang
sesuai dan membuat target pasar yang tepat. Saat produk di pasarkan dengan
menargetkan pada pasar yang tepat dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen, maka akan terjadinya pembelian pada produk atau jasa.
Gambar 1.1
(sumber: www.kemenperin.go.id)
Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, ada pertumbuhan
pada kelompok industri makanan dan minuman yaitu sebesar 7,7% pada trw I tahun
2017, dan meningkat lagi pada trw IV tahun 2017 sebesar 13,76%. Sementara pada
trw I tahun 2018 ada pertumbuhan pada kelompok industri makanan dan minuman
sebesar 12,7%, tetapi pertumbuhan ini lebih rendah dari pada saat trw IV tahun 2017
yaitu sebesar 13,76%. Hal ini menunjukan adanya peluang bagi industri makanan dan
minuman di Indonesia untuk bisa mengembangkan usahanya.
Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
2013 jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menguntungkan bagi produsen makanan
dan minuman. Para produsen makanan dan minuman di Indonesia dapat
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk meningkatkan efisiensi atas bahan
baku yang dibutuhkan oleh produsen makanan dan minuman dalam rangka
mempersingkat rantai pasokan. Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi besar
dalam industri makanan dan minuman, serta mampu menarik perhatian investor asing
untuk berinvestasi di Indonesia.
Dengan peningkatan petumbuhan kelompok industri makanan dan minuman
di Indonesia ini, maka terciptalah persaingan antar perusahaan. Perusahaan harus bisa
memberikan kepuasan kepada konsumen, yaitu dengan memberikan produk atau jasa
yang mutakhir, dengan harga yang ideal, dan produk yang berkualitas. Perusahaan
dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan dan harapan dari konsumen. Bagaimana
perusahaan dapat merancang produk baru terhadap konsumen sehingga para
konsumen selalu merasa terpuaskan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
Menurut (Porter, 1990) dalam jurnal (Brem, Maier, & Wimschneider, 2016)
mengatakan bahwa tantangan utama bagi perusahaan adalah untuk “mencapai
keunggulan kompetitif melalui tindakan inovasi”. Porter lebih lanjut menyatakan
bahwa dengan mengaplikasikan teknologi yang baru dan melakukan hal-hal secara
berbeda diperlukan untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Inovasi dilakukan untuk menarik perhatian pembeli. Faktor ini mempengaruhi
minat beli konsumen, hal ini dilakukan agar konsumen mempunyai minat beli yang
tinggi akan produk yang telah diberikan oleh perusahaan dan disisi lain perusahaan
dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Kualitas merupakan faktor dasar yang
mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk yang berkembang pesat
saat ini. Semua itu perlu ditempuh oleh perusahaan, hal ini bertujuan agar tercapainya
target penjualan yang di buat oleh perusahaan, agar perusahaan mendapatkan
profitabilitas yang tinggi, sehingga perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tuntutan persaingan dan bisa menjadi pemenang dalam persaingan
pasar.
Konsumen akan membandingkan produk yang diberikan perusahaan dengan
produk yang diharapkan. Jika konsumen merasa puas, maka konsumen akan kembali
membeli produk perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia, bahkan konsumen
akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk di tempat
yang sama, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut,
perusahaan akan mendapatkan konsumen dengan loyalitas yang tinggi atas produk
yang dihasilkan dan sekaligus membantu promosi perusahaan. Sebaliknya jika
konsumen merasa tidak puas, maka konsumen tersebut juga akan memberikan review
yang kurang baik tentang produk tersebut kepada orang lain, sehingga akan
memperburuk citra dan eksistensi perusahaan yang akan berakibat terhadap
menurunnya jumlah penjualan produk dari perusahaan.
Untuk dapat menaikan penjualan produk dalam perusahaan, maka perusahaan
di tuntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. PT. ZIO NUTRI
PRIMA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan buah, PT.
ZIO NUTRI PRIMA menggunakan bahan baku buah untuk diproduksi dan
menghasilkan barang setengah jadi yaitu bubur buah dan konsentrat dengan berbagai
macam rasa buah seperti jeruk, apel, nanas, jambu, merah, mangga, sirsak, belimbing,
terong belanda, anggur, kiwi, strawberry, blackberry, blueberry, raspberry, pisang,
jeruk nipis, lemon, wortel, tomat, seledri, brokoli, dan kacang hijau.
Berdasarkan data penjualan PT. ZIO NUTRI PRIMA pada periode tahun 2016
terjadinya penurunan pembelian produk, dikarenakan penurunan minat beli konsumen
terhadap produk baru yang mengakibatkan turunnya penjualan dan menyebabkan
masalah keuangan pada perusahaan PT.ZIO NUTRI PRIMA yang tidak dapat
memenuhi BEP dan tidak memenuhi target penjualan. Hal ini dapat memperburuk
kondisi perusahaan apabila tidak dianalisa lebih lanjut dimana letak permasalahan dan
dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Berikut merupakan hasil dari preliminary
research :

Gambar 1. 1Gambar Hasil Preliminary Research


Sumber : Peneliti(2017)

Gambar 1. 2Gambar Hasil Preliminary Research


Sumber : Peneliti(2017)

Melalui hasil preliminary research dapat dilihat konsumen menyukai produk


jus, ice cream, atau selai dengan rasa buah. Ini menjadi perhatian bagi PT. ZIO
NUTRI PRIMA untuk melakukan penawaran lebih banyak kepada konsumen.
Gambar 1. 3Faktor Yang Mendorong Konsumen Untuk membeli Produk
Sumber : Peneliti(2017)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang paling


mempengaruhi responden untuk membeli adalah kualitas dan rasa. Oleh karena itu
PT. ZIO NUTRI PRIMA harus memaksimalkan dan menjaga kualitas dan rasa dalam
produknya agar konsumen puas dengan produk yang diberikan. PT. ZIO NUTRI
PRIMA juga harus menjaga kualitas dan rasa agar dapat bersaing dengan kompetitor
lainnya.
Untuk mempromosikan produk yang dihasilkan oleh PT. ZIO NUTRI PRIMA
terbilang cukup sulit, dikarenakan konsumennya adalah perusahaan besar seperti PT.
MAYORA INDAH, PT. HEINZ ABC, PT. SINAR SOSRO, dan lainnya. Perusahaan
tersebut membutuhkan produk bubur buah untuk diolah kembali menjadi produk
yaitu seperti konsentrat, es krim, jus, ataupun selai. Untuk mempromosikan produk
bubur buah, PT. ZIO NUTRI PRIMA melakukan promosi melalui event atau acara
seperti Trade Expo Indonesia untuk mempromosikan produk bubur buah kepada
konsumen baru dan memberikan informasi tentang produk baru kepada konsumen
yang sudah berlangganan.
Oleh karena itu PT. ZIO NUTRI PRIMA menciptakan produk bubur buah dan
konsentrat yang lebih beragam, baru, dan berbeda dengan produk perusahaan
kompetitor, dengan berdasarkan kualitas produk yang baik, maka minat beli
konsumen terhadap produk diharapkan naik. Setiap konsumen akan menjatuhkan
pilihannya atas dasar pertimbangan seperti inovasi, kualitas, harga yang terjangkau,
proporsi nilai yang ada dalam produk bubur buah atau konsentrat tersebut,
kemudahan mendapatkan produk tersebut, dan saran yang diterima dari konsumen
lain.
Berdasarkan uraian diatas, dimana inovasi dari produk baru dengan kualitas
produk yang baik dan promosi melalui event marketing mempengaruhi word of
mouth dan berdampak pada tingginya minat beli konsumen pada produk PT. ZIO
NUTRI PRIMA, maka dari itu penulis terdorong untuk membahas dan mempelajari
lebih dalam untuk mengangkat masalah tersebut sebagai judul proposal skripsi yang
akan penulis susun secara lengkap dengan judul proposal skripsi tersebut adalah
”ANALISIS PENGARUH PRODUK BARU DAN EVENT MARKETING
TERHADAP WORD OF MOUTH DAN DAMPAKNYA PADA MINAT BELI
KONSUMEN PADA PRODUK PT. ZIO NUTRI PRIMA” untuk mengetahui faktor
pengaruh produk baru dan event marketing terhadap miant beli konsumen pada
produk PT. ZIO NUTRI PRIMA untuk mengatasi masalah penurunan finansial
perusahaan.
1.2 Identifikasi Masalah
Perkembangan pada industri jus buah di Indonesia terus meningkat. Hal ini
terlihat dari peningkatan nilai pasar industri jus buah yang selalu mengalami kenaikan
pada setiap tahunnya. Dikutip dari www.marsindonesia.com mengatakan bahwa
selama enam tahun terakhir ini hingga 2016, business value industri jus buah
mencapai lebih dari Rp. 8 triliun dengan pertumbuhan pasar rata-rata sebesar 16,6%.
Hal ini mendorong PT. ZIO NUTRI PRIMA untuk memperluas pangsa pasarnya
terhadap konsumen dengan membuat lini produk baru pada kategori bubur buah
untuk menaikan penawaran terhadap konsumen dan sekaligus menaikan minat beli
konsumen. Dengan produk baru ini diharapkan PT. ZIO NUTRI PRIMA dapat
memenangkan persaingan di pasar industri pengolahan buah.
Pada tahun 2017, berdasarkan hasil interview dengan pihak manajer
keuangan, PT.ZIO NUTRI PRIMA mengalami kenaikan penjualan dengan rata-rata
kenaikan 20% sampai saat ini. Namun penjualan tersebut belum dapat memenuhi
BEP, dan masih membutuhkan target yang lebih besar. Berdasarkan hasil preliminary
research terdapat 82% dari 50 responden yang menyukai suka mengkonsumi jus, ice
cream, dan selai dengan rasa buah, hal ini dapat menjadi peluang besar untuk
membuat lini produk baru dan melakukan event marketing untuk menaikan minat beli
konsumen.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan yang ada, maka perumusan masalahnya adalah:
1. Apakah ada pengaruh dari produk baru terhadap word of mouth pada
produk PT. ZIO NUTRI PRIMA?
2. Apakah ada pengaruh dari event marketing terhadap word of mouth
pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA?
3. Apakah ada pengaruh dari produk baru terhadap minat beli pada
produk PT. ZIO NUTRI PRIMA?
4. Apakah ada pengaruh dari event marketing terhadap minat beli pada
produk PT. ZIO NUTRI PRIMA?
5. Apakah ada pengaruh dari produk baru dan event marketing terhadap
word of mouth dan dampaknya pada minat beli pada produk PT. ZIO NUTRI
PRIMA?
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Cakupan penelitian membatasi variabel yang akan dikaji dan membatasi
subjek penelitian, maka didapat ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibatasi dengan dimensi-dimensi pada variabel produk
baru dan event marketing terhadap minat beli konsumen pada produk PT. ZIO
NUTRI PRIMA.
2. Penelitian ini dibatasi pada subjek penelitian yaitu PT. ZIO NUTRI
PRIMA di Jl. Rawa Bambon No.52, Jakarta Timur. Dan kepada mahasiswa binus
yang menjadi responden sebagai konsumen jus buah yang mengetahui penilaian
tentang faktor yang mendorong pembelian dan dampak kualitas terhadap minat beli
konsumen pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk baru terhadap
word of mouth pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh event marketing
terhadap word of mouth pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA.
3. Untuk mengetahui dan menganalisi produk baru terhadap minat beli
pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis event marketing terhadap minat
beli pada produk PT. ZIO NUTRI PRIMA.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis produk baru dan event marketing
terhadap word of mouth dan dampaknya pada minat beli pada produk PT. ZIO
NUTRI PRIMA.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi PT. ZIO NUTRI PRIMA
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan saran dalam
pengembangan produk, sebagai informasi atau masukan, dan juga sebagai refrensi
strategi bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan pasar.
2. Bagi Penulis
Sebagai edukasi, menambah ilmu, dan pengalaman bagaimana strategi untuk
memenangkan pasar, bagaimana untuk mengelola suatu produk agar dapat bersaing di
pasar.
3. Bagi pihak lain
Hasil penilitian dapat dijadikan sebagai rujukan atau pengembangan ide-ide
baru untuk penelitian selanjutnya seta menjadi pertimbangan organisasi bisnis yang
mengalami hal yang serupa.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

Marketing Management

Marketing Mix

Product Price Place Promotion

Produk Baru Event marketing

New-to-the-World Product Price Place Positioning Public


Relation
New Product Lines
Line Extension
Improvements to
Existing Products Word Of Mouth
Product
Repositioning Product

Cost Reductions

Minat Beli

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Penulis (2017)
2.2 Marketing Management
Menurut Sofjan Assauri (2013:12) Pengertian Manajemen Pemasaran adalah
kegiatan menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan program-
program yang disusun dalam pembentukan, pembangunan, dan pemeliharaan
keuntungan dari pertukaran/ transaksi melalui sasaran pasar dengan harapan untuk
mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus bisa menjalankan
pemasaran dengan baik. Menurut Philip Kotler (2008:9) pengertian dari manajemen
pemasaran adalah:
“Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.”

2.2.1 Marketing Mix


Menurut (Alma,2005:205) “Marketing mix adalah strategi mengkombinasikan
kegiatan-kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi maksimal sehingga
memunculkan hasil paling memuaskan”. (Alma, 2005:205)
Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274) menjelaskan, “Marketing mix adalah
kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing mix adalah
kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat
mempengaruhi tanggapan konsumen”.
1. 1.Produk (Product)
Pengertian produk menurut Philip Kotler dan Armstrong (2010:253) adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendaptkan
perhatian , dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi,
dan ide.”
2. Price (Harga)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah
produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan
menentukan harga dari produk tersebut.
3. Place (Tempat)
Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran
dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan
Soeprihanto (2010:288) tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen
sampai ke konsumen atau industri pemakai”
4. Promotion (Promosi)
Menurut Tjiptono (2008:219), pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran adalah suatu kelompok komponen pemasaran yang terdiri dari 4P: product,
price, place dan promotion yang saling terkait satu sama lain, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan.

2.2.1.1 Pengertian Produk Baru


Produk baru meliputi produk asli, produk yang ditingkatkan, produk yang
dimodifikasi, dan merek baru. Produk baru menurut Kotler dan Amstrong (2010:389)
adalah sebagai berikut:
“Produk baru meliputi produk original, produk perbaikan, produk modifikasi,
dan merek baru yang perusahaan kembangkan melalui departemen riset dan
pengembangan sendiri perusahaan.”
Menurut Tjiptono, Chandra, dan Adriana (2008:396) “pengembangan produk
baru dapat menghasilkan enam macam tipe produk baru,” yaitu :
1) Produk Baru bagi Dunia (New-to-the-World Product)
Yaitu produk produk-produk yang menciptakan pasar yang sama
sekali baru dan membentuk siklus hidup produk yang baru. Pada saat
pertama kali diluncurkan, produk yang sungguh-sungguh baru ini tidak
memiliki pesaing langsung. Contohnya telepon genggam, kamera digital,
mesin faks, dan mesin fotokopi sewaktu pertama kali diperkenalkan.
2) Lini Produk Baru (New Product Lines)
Yaitu produk-produk baru bagi perusahaan, namun diluncurkan
bagi pasar yang sudah ada. Contohnya, Wings yang basis utamanya adalah
produk sabun cuci, akhirnya juga mulai merambah bisnis minuman.
3) Perluasan Lini (Line Extension)
Yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan memperluas
pasar yang dilayani dengan menawarkan manfaat yang berbeda. Misalnya,
So Klin memperluas lini menjadi So Klin Power dan So Klin Higinis.
4) Penyempurnaan Produk yang Telah Ada (Improvements to Existing
Products)
Yaitu produk-produk yang biasanya dirancang untuk menggantikan
penawaran produk yang sudah ada. Penyempurnaan tersebut bisa dalam
bentuk kinerja atau persepsi nilai (perceived value) yang lebih tinggi.
Contohnya, mikroprosesor Pentium IV, Windows Vista, SPSS versi 14, dan
sebagainya.
5) Penentuan Kembali (Repositioning)
Yasitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk
menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan yang baru. Contohnya,
Hemaviton yang digunakan untuk orang yang lesu darah, kini diposisikan
sebagai suplemen untuk mendukung vitalitas tubuh.
6) Pengurangan Biaya (Cost Reductions)
Yaitu versi dari produk yang sudah ada yang dapat memberikan
kinerja setara pada tingkat harga yang lebih murah. Meskipun tidak
tergolong benar-benar “baru” berdasarkan perspektif pemasaran, namun
tipe ini bisa berdampak pada proses produksi dan daya saing perusahaan.
Contohnya, produk dengan kemasan berupa isi ulang (refill)
Produk baru hendaknya dilihat baik dari sudut pandang konsumen maupun
produsen, sehingga dapat menciptakan pandangan yang objektif. Produk baru yang
ditawarkan pada pasar diharapkan dapat memberikan hasil guna yang lebih baik
dibandingkan dengan produk yang sudah ada bagi konsumen, sedangkan bagi
produsen dapat meningkatkan laba penjualan, memperluas pasar, dan sebagainya.

2.2.2 Event Marketing


Keberhasilan setiap event untuk mendapatkan peserta sangat tergantungkepada
pemasarnya dalam melaksanakan prinsip – prinsip pemasaran. Menurut Hoyle, L.H.
yang diterjemahkan oleh Suryo, K.I. (2006:15) prinsip lima P pada pemasaran adalah
sebagai berikut :
1. Product (produk)
Produk merupakan aspek yang pertama kali harus dipahami oleh
pemasar event. Produk tersebut dapat berupa program pendidikan, barang –
barang produksi daerah, atau materi konvensi. Produk juga dapat berupa reuni
keluarga atau peluncuran produk baru oleh sebuah perusahaan.
2. Price (harga)
Tanggung jawab utama seorang pemasar event adalah memahami sasaran
keuangan organisasi. BIla sasaran keuangan telah ditetapkan, dengan riset
pasar akan dapat diketahui pola penetapan harga pesaing : Siapakah yang
memiliki produk yang sama, untuk target pasar yang mana, dan berapa
harganya. Yang juga penting untuk diperhatikan adalah tingkat permintaan
produk dan indikatorindikator ekonomi, seperti kondisi tingkat ekonomi pada
umumnya di suatu kota atau wilayah.
3. Place (tempat,lokasi)
Pada industri real estate, acuan yang digunakan untuk menentukan nilai
sebuah properti adalah lokasi dari properti tersebut. Sama halnya dengan
pemasaran sebuah event. Lokasi dari event tidak hanya menentukan siapa
yang datang, namun juga karakter dan jenis event tersebut. Hal ini adalah
pertimbangan untuk bagian paling awal dari tahap perencanaan.
4. Public Relation (kehumasan)
Public Relation adalah bagian penting dalam pemasaran. Kita dapat
mengiklankan apa saja yang kita inginkan. Public Relation dapat menentukan
apa yang orang pikirkan pada kita – dan tujuan kita. Inti dari sebuah kampanye
kehumasan adalah hal bagian dari sebuah proses yang tidak pernah berhenti;
namun merupakan usaha berlanjut untuk membangun tanggapan positif dari
organisasi dan produk – produknya.
5. Positioning
Pemasaran event bergantung pada penempatan yang tepat pada produk
tersebut. Tidak ada event yang dapat dijual dengan efektif hingga sebuah
rencana pemasaran dikembangkan. Positioning adalah strategi untuk
memutuskan, melalui intuisi, riset, dan evaluasi, kepada area yang diinginkan
konsumen dan dapat dipenuhi oleh event tersebut.

2.2.3 Word Of Mouth


Menurut WOMMA (Word of Mouth Marketing Association) dikutip oleh
Ratna Dwi Kartika Sari (2012) Word of Mouth adalah suatu aktifitas di mana
konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada
konsumen lain.
Menurut Sumardy, Silviana, dan Melone (2011:63) Word of Mouth adalah
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah merek agar konsumen
membicarakan, mempromosikan, dan mau menjual merek kita kepada orang
lain.Sedankna menurut Sernovitz (2006:5) adalah Word of Mouth adalah pembicaraan
yang secara alami terjadi antar orang-orang.Word of Mouth adalah pembicaraan
konsumen asli.
Menurut Iput (2007), Ketika seorang konsumen mengeluarkan uang untuk
mengkonsumsi suatu produk/jasa, ia secara langsung juga mengkonsumsi sebuah
experience, yang kemudian memberi efek persepsi, dan berakhir pada suatu tingkat
kepuasan emosional. Kepuasan emosional inilah yang akan menghasilkan sebuah
word-of-mouth, yang mungkin sering muncul tanpa sengaja, namun sebenarnya bisa
direncanakan dengan strategi yang tepat, dengan goal yang diinginkan perusahaan.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
word of mouth merupakan sebuah kegiatan pemasaran yang dalam memberikan 8
informasi suatu produk/jasa dari satu konsumen ke konsumen lainnya untuk
membicarakan, mempromosikan, dan mau menjual suatu merek kepada orang lain.

2.2.3.1 Jenis-Jenis Word Of Mouth


Menurut Sernovitz (2006:6), Word of Mouth terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) Organic Word of Mouth adalah pembicaraan yang bersemi secara alami dari
kualitas positif dari perusahaan anda.
2) Amplified Word of Mouth adalah pembicaraan yang dimulai oleh kampanye
yang disengajakan untuk membuat orang-orang berbicara.

2.2.3.2 Tingkatan Word of Mouth


Menurut Dikdik Harjadi (2008), dari perspektif strategi dan fungsi komunikasi
pemasaran, word of mouth terdiri dari tiga level yaitu:
1) Talking.
Pada level ini, konsumen membicarakan produk/merek perusahaan.Level
pertama ini merupakan word of mouth yang paling mendasar yang sering
terjadi dan dilakukan. Word of Mouth pada level ini tidak berhubungan
langsung dengan penjualan.
2) Promoting.
Pada level ini, konsumen mulai mempromosikan produk perusahaan
kepada orang lain (word of mouth to make your customers do the promotion).
3) Selling.
Pada level ini, konsumen menjual produk perusahaan (word of mouth to
make your customer do the selling).Ini merupakan tahapan word of mouth
yang paling penting bagi sebuah perusahaan. Pada level ini konsumen
membuat suatu komunikasi pemasaran yang membantu penjualan produk.

2.2.3.3 Motivasi Melakukan Word of Mouth


Menurut Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong
positive word of mouth. Motivasi tersebut adalah:
1) Konsumen menyukai produk yang dikonsumsi. Orang-orang
membicarakan suatu produk karena mereka menyukai produk yang mereka
konsumsi.Baik dari segi produk utama yang mereka konsumsi maupun
service atau pelayanan yang mereka terima.
2) Pembicaraan membuat mereka merasa baik. Kebanyakan konsumen
melakukan word of mouth karena motif emosi atau perasaan terhadap
produk yang mereka gunakan. Sebagai mahluk sosial, manusia sudah
selayaknya berkomunikasi dan berbagi informasi antar satu individu ke
individu yang lain.
3) Mereka merasa terhubung dalam suatu kelompok. Keinginan untuk
menjadi bagian dari suatu kelompok adalah perasaan manusia yang paling
kuat. Setiap individu ingin merasa terhubung dengan individu yang lain
dan terlibat dalam suatu lingkungan sosial. Membicarakan sauatu produk
adalah salah satu cara untuk mendapat hubungan tersebut. Kita merasa
senang secara emosional ketika kita membagikan informasi atau
kesenangan dengan suatu kelompok yang memiliki kesenangan yang
sama.

2.2.3.4 Menciptakan Word of Mouth


Menurut Dikdik Harjadi (2008), ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menciptakan Word of Mouth Communication, diantaranya adalah:
1) Conversation Tracking, yaitu memonitor pembicaraan yang berkaitan
dengan suatu merek, baik pembicaraan offline maupun online.
2) Menciptakan komunitas dengan ketertarikan / bidang yang sama. 10
3) Program brand advocacy, yaitu memilih pelanggan yang loyal untuk
bertindak mewakili brand tersebut.
4) Memberikan pelayanan yang superior, sehingga menciptakan kepuasan
pelanggan
5) Blog marketing, yaitu mengelola blog perusahaan ataupun terkait dengan
produk dan berhubungan dengan orang lain melalui blog.
6) Influencer marketing, yaitu mengidentifikasi siapa saja yang besar
pengaruhnya dalam sebuah Social Network dan bekerjasama dengan
mereka.

2.2.3.5 Word of Mouth Marketing


Menurut Andy Sernovitz (2006:9-12) Definisi WOM Marketing adalah
tindakan yang dapat memeberikan alasan supaya semua orang lebih mudah dan lebih
suka membicarakan produk kita. Ada 3 hal yang dapat dilakukan agar orang lain
membicarakan produk atau jasa dalam Word of Mouth Marketing yaitu:
1) Be Interesting, menciptakan suatu produk atau jasa yang menarik yang
mempunyai perbedaan, terkadang walaupun perusahaan menciptakan
produk sejenis, mereka akan mempunyai karakteristik yang tersendiri atau
berbeda agar menarik untuk diperbincangkan. Perbedaan ini bisa dilihat
dari berbagai hal misalnya packaging, atau guarantee produk atau jasa
tersebut.
2) Make People Happy, buat produk yang mengagumkan, ciptakan pelayanan
prima, perbaiki masalah yang terjadi, dan pastikan suatu pekerjaan yang
perusahaan lakukan dapat membuat konsumen membicarakan produk ke
teman mereka. Mereka akan membantu perusahaan, men-support bisnis
perusahaan kita dan ia akan mengajak orang lain untuk menikmati atau
mencoba produk atau jasa yang ditawarkan. Word of Mouthakan mudah
terjadi apabila perusahaan dapat membuat konsumen tersebut merasa
senang.
3) Earn trust and Respect, perusahaan harus mendapatkan kepercayaan dan
rasa hormat dari pelanggan. Tanpa adanya kepercayaan, orang enggan
merekomendasikan produk atau jasa yang perusahaan berikan karena ini
akan membahayakan citra harga dirinya. Komitmen terhadap informasi
yang diberikan, dan buat mereka juga yakin untuk membicarakan tentang
produk atau jasa tersebut dengan singkat seperti pesan singkat agar semua
orang mudah mengingatnya.

2.2.3.6 Indikator Word of Mouth


Berdasarkan pendapat Rangkuti (2009, p96), pesan yang disampaika melalui
Word of Mouth dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator, yaitu dengan
melihat hubungan antara lawan bicara anda mengenai produk X dan tindakan anda
setelah melakukan pembicaraan mengenai produk X tersebut.
Indikator teman bicara anda meliputi:
• Keahlian lawan bicara
• Kepercayaan terhadap lawan bicara
• Daya tarik lawan bicara
• Kejujuran lawan bicara
• Objektivitas lawan bicara
• Niat lawan bicara
Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan meliputi :
- Konsumsi pesan
- Pencarian informasi
- Konversi
- Penyampaian kembali
- Penciptaan ulang pesan
-Indikator word of mouth
Babin, Barry J; L,Yong-Kie; Kim,Eun-Fu; dan Griffin, Mitch (2005).
“Modeling consumer Satisfaction and Word-Of-Mouth : Resturant Patronage
Korea.”Journal of service Marketing ,Vol.19, pp133-139 pada penelitiannya
mengukur word of mouth dengan indikator sebagai berikut :
- Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas
pelayanan perusahaan kepada orang lain.
- Rekomendasi jasa perusahaan kepada orang lain.
- Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan pembelian terhadap
jasa perusahaan

2.2.4 Minat Beli


Minat beli merupakan keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap
suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran
konsumen atau individu tersebut terhadap suatu produk. Durianto (2013:58),
mengungkapkan bahwa “Minat beli adalah keinginan untuk membeli produk, minat
beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan
kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk, ex: harga, cara membeli dan
kelemahan serta keunggulan produk disbanding merek lain.
Menurut Kotler (2012:207), bahwa : “Dalam tahap evaluasi proses keputusan
pembelian, konsumen membentuk kesukaan / minat atas merek-merek dalam
sekumpulan pilihan-pilihan, konsumen juga mungkin membentuk minat untuk
membeli produk yang paling disukai

2.3 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


o
.
1 Herman Ahmadi Analisis Pengaruh Harga dan Harga dan kualitas layanan
Kualitas Layanan Terhadap Minat berpengaruh searah terhadap
Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg dalam minat beli ulang dan minat beli
Meningkatkan Citra Perusahaan. ulang berpengaruh terhadap citra
(2013) perusahaan.
2 Satwika Pengaruh Word of Mouth terhadap Mempunyai pengaruh positif dan
Pengambilan Keputusan Konsumen signifikan terhadap keputusan
Dalam Membeli Produk Asuransi pembelian.
Jiwa. (2011)
3 Lin Long-Yi dan Lu The influence of corporate image, Hubungan pemasaran memiliki
Ching-Yuh relationship marketing, and trust on pengaruh positif secara signifikan
purchase intention: the moderating terhadap kepercayaan. Telah
effects of word-of-mouth. (2010) ditemukan tingkat pengaruh
hubungan pemasaran struktural
lebih besar dari hubungan
pemasaran keuangan pada
kepercayaan.
4 Laura Dolge dan Menciptakan Kesadaran Merek Hasil penelitian ini adalah
Malin Marmbrandt Melalui Pemasaran Acara, Pada perbedaan utama antara
Kompetisi Lomba Lapangan kampanye promosi yang
terhadap Perusahaan Pakaian dilakukan oleh sponsor resmi dan
Olahraga dalam Olimpiade. sponsor yang non-resmi adalah
sponsor resmi memiliki
keuntungan dari menggunakan
logo acara dalam kampanye
promosinya, dan diberi
kesempatan untuk beriklan
selama acara. Sementara, ada
banyak aturan yang membatasi
sponsor non-resmi. Walau
demikian, sponsor non-resmi
masih mampu mengasosiasikan
dirinya dengan acara dengan
menggunakan kampanye
pemasaran yang kreatif, sehingga
menciptakan brand awareness.
5 Sinta Apridinawati Pengaruh Pengembangan Produk Hal ini menunjukan bahwa
Baru Terhadap Kepuasan Pelanggan produk baru memang berperan
di Trikomsel Istana Plaza Bandung secara signifikan terhadap
kepuasaan pelanggan.

Sumber : Peneliti (2017)

2.4 Kerangka Pemikiran

Produk Baru Event Marketing


(Xi) (Xii)
Inovasi Efektifitas event
Pemaksimalan pesan
One to one response

H1 H2

Word Of Mouth
(Y)
Penyebaran WOM

H3 H4
` H5

Minat beli
(Z)
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan pembelian
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti (2017)

2.5 Hubungan Antar Variabel


1. Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Layanan
Terhadap Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg dalam Meningkatkan Citra
Perusahaan.” menunjukan bahwa kualitas memiliki pengaruh yang
signifikan dan searah terhadap minat beli. Kualitas yang baik dan produk
dengan inovasi bisa menarik pelanggan dan dapat menjadi keunggulan
dalam bersaing dengan kompetitor.
2. Dalam jurnal yang berjudul “Menciptakan Kesadaran Merek Melalui
Pemasaran Acara, Pada Kompetisi Lomba Lapangan terhadap Perusahaan
Pakaian Olahraga dalam Olimpiade”. Menunjukan menjadi sebuah sponsor
acara sebagai sarana event marketing mempunyai keuntungan karena dapat
melakukan branding dan memperluas channel pemasaran.
3. Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas
Layanan, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen”. Menunjukan word of mouth memiliki pengaruh yang positif
terhadap minat beli konsumen. word of mouth mempunyai keuntungan
karena dapat melakukan promoting, selling, dan selling.
2.6 Hipotesis
1. Hipotesis pengujian variable Xi terhadap Y (T-1)
Ho: Produk Baru tidak berpengaruh terhadap Word Of Mouth.
Ha: Produk Baru berpengaruh terhadap Word Of Mouth.
2. Hipotesis pengujian variable Xii terhadap Y (T-2)
Ho: Event Marketing tidak berpengaruh terhadap Word Of Mouth.
Ha: Event Marketing berpengaruh terhadap Word Of Mouth.
3. Hipotesis pengujian variable Xi terhadap Z (T-3)
Ho: Produk Baru tidak berpengaruh terhadap Minat Beli.
Ha: Produk Baru berpengaruh terhadap Minat Beli.
4. Hipotesis pengujian variable Xii terhadap Z (T-4)
Ho: Event Marketing tidak berpengaruh terhadap Minat Beli.
Ha: Event Marketing berpengaruh terhadap Minat Beli.
5. Hipotesis pengujian variable Y terhadap Z (T-5)
Ho: Word Of Mouth tidak berpengaruh terhadap Minat Beli.
Ha: Word Of Mouth berpengaruh terhadap Minat Beli.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Design Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut produk apa saja yang di
inginkan konsumen terhadap produk PT. ZIO NUTRI PRIMA. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode penlitian deskriptif. Metode desktriptif berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010:29). Melalui jenis penelitian
deskriptif ini maka dapat diperoleh gambaran mengenai produk baru dan event marketing.

Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen PT. ZIO NUTRI
PRIMA. Waktu pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional
dimana informasi atau data yang dikumpulkan hanya sekali.

Tabel 3. 1 Desain penelitian

Tujuan Jenis Metode Jenis Unit Time


Penelitian Penelitian Penelitian Data Analisis Horizon
Survey Kuantitatif Cross
T-1 Asosiatif Individu
(Kuisioner) Sectional
Survey Kuantitatif Cross
T-2 Asosiatif Individu
(Kuisioner) Sectional
Survey Kuantitatif Cross
T-3 Asosiatif Individu
(Kuisioner) Sectional
Survey Kuantitatif Cross
T-4 Asosiatif Individu
(Kuisioner) Sectional
Sumber: Penulis(2018)

Keterangan :
1. T-1 : Untuk menganalisis pengaruh Produk Baru (Xi) terhadap Word Of Mouth (Y)
pada PT. ZIO NUTRI PRIMA.
2. T-2 : Untuk menganalisis pengaruh Event Marketing (Xii) terhadap Word Of Mouth
(Y) pada PT. ZIO NUTRI PRIMA.
3. T-3 : Untuk menganalisis pengaruh Produk Baru (Xi) terhadap Minat Beli (Z) pada
PT. ZIO NUTRI PRIMA.
4. T-4 : Untuk menganalisis pengaruh Event Marketing (Xii) terhadap Minat Beli (Z)
pada PT. ZIO NUTRI PRIMA.
5. T-5 : Untuk menganalisis pengaruh Produk Baru (Xi) dan Event Marketing (Xii)
melalui Word Of Mouth (Y) terhadap berdampak pada Minat Beli (Z) pada PT. ZIO
NUTRI PRIMA.

3.2 Operasional Variabel


Menurut Sugiyono (2009: 13), pengertian variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini
menggunakan tiga variabel yaitu dependen, variabel independen dan variabel
intervening.. Jadi, variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Independent (X)
Variabel yang bersifat bebas, yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
atau timbulnya Variabel Dependent. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan
yang menjadi Variabel Independent, yaitu : Produk Baru (Xi) dan Event
Marketing (Xii) .
2. Variabel Intervening (Y)
Variabel yang merupakan penghubung Variabel Independent dengan Variabel
Dependent. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan yang menjadi Variabel
penghubung, yaitu : Word Of Mouth (Y).
3. Variabel Dependent (Z) Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh Variabel
Independent. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan yang menjadi Variabel
Dependent, yaitu : Minat Beli (Z).
Tabel
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian

Instrumen
Variabel Dimensi Indikator Pengukura Skala
n
Produk 1.Inovasi 1. Ciri dasar produk. Kuantitatif
Baru 2. Model dan gaya
(Xi) produk.
3. Produk yang benar- Likert
benar inovatif.
4. Produk pengganti.
5. Penambahan
bentuk gaya dan
ciri.
6. Istilah baru, tanda
baru, dan baru.
Event 1. Kecocokan event Kuantitatif
Marketi dengan brand
ng (Xii) image.
1.Efektifitas event 2. Audience merasa
senang dengan
event tersebut.

2.Pemaksimalan 1. Mempengaruhi
pesan customer untuk
membeli produk yang
di tawarkan dalam
event.
2. Memberikan kesan
mendalam pada
customer yang hadir
sehingga memberikan
ingatan dan
pengalaman yang
menyenangkan.
1. Adanya sales
promotion girl (SPG)
atau sales promotion
boy (SPB) yang
mampu mempengaruhi
customer dan potential
3.One to one customer dan untuk
response ikut terlibat dalam
sebuah event yang
diselenggarakan. likert
2. Adanya buyer yang
turut aktif dalam
mencari informasi
produk.
1. Bercerita pada banyak
orang.
2. Menceritakan
pengalaman setelah
merasa puas dengan
produk/jasa
perusahaan.
3. Menyampaikan
Word Of
1.Penyebaran word pendapat.
Mouth Kuantitatif likert
of mouth 4. Kemauan
(Y)
membicarakan hal
positif.
5. Rekomendasi jasa
kepada orang lain.
6. Mengajak/mendorong
relasi untuk melakukan
pembelian produk/jasa
suatu perusahaan.
Minat 1.Pengenalan 1. Mengetahui kebutuhan Kuantitatif likert
Beli masalah 2. Rangsangan atau
(Z) dorongan untuk
memenuhi kebutuhan
1. Melakukan pencarian
2.Pencarian informasi agar kebutuhannya
informasi terpenuhi secara tepat dan
maksimal.
1. Mencari solusi atau
3.Evaluasi alternatif
alternatif atau kebutuhannya.
4.Keputusan 1. Melakukan keputusan
pembelian pembelian.

Sumber : Rayport dan Jaworski (2003)

3.3 Jenis Data dan Sumber Data


Menurut Arikunto(2010:129) , mengemukakan bahwa:
“ Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam bentuk
angka angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya.
Jenis data dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2010:137), mendefinisikan bahwa:
“Sumber primer adalah sumber data yang lansung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Sedangkan menurut Andi Supangat ( 2010:2) mendefinisikan bahwa:
“Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang
dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan
lainnya untuk keperluan penelitian dari pengguna”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik
dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk
keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian dan
kuesioner.
2. Data Sekunder
Menurut Jogiyanto (2010:137) mendefinisikan bahwa :
”Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Sedangkan menurut Andi Supangat (2010:2) mendefinisikan bahwa:
”Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk
mendapatkan informasi (keterangan) objek yang diteliti, biasanya datatersebut
diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun
dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari
instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua yang
mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada
literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara
tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih
lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian jenis data dikelompokan
berdasarkan sifat data yang terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang terbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar mengenai
objek penelitian berdasarkan perbandingan teori dari literatur dengan pernyataan yang
penulis dapatkan selama penelitian yang dilakukan di perusahaan. Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkatkan,
yaitu penganalisaan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik yaitu analisa
koefisien korelasi dan uji hipotesis. Penggunaan angka memudahkan
pengintepretasikan hasil secara objektif. Sumber data yang digunakan dalam penlitian
ini adalah data primer, dimana data yang didapat langsung dari responden/pelanggan
melalui penyebaran kuisioner.
Tabel 3. 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan Data Jenis Data Sumber Data
Pengaruh
produk baru
T-1 Primer kuantitatif
terhadap word
of mouth
T-2 Pengaruh event Primer kuantitatif
marketing
terhadap word
of mouth
Pengaruh
produk baru
T-3 Primer kuantitatif
terhadap minat
beli
Pengaruh event
marketing
T-4 Primer kuantitatif
terhadap minat
beli
Pengaruh
produk baru dan
event marketing
T-5 terhadap word Primer kuantitatif
of mouth dan
dampaknya pada
minat beli

Sumber : Penulis (2018)

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dari jurnal dan harus dijawab
oleh responden. Daftar pertanyaan berdasarkan indikator masing-masing
variabel. Kuesioner ini akan disebarkan kepada konsumen PT. ZIO
NUTRI PRIMA. Kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Data responden yang meliputi nama, jabatan, usia.
b. Pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian yang berhubungan dengan
atribut produk baru dan event marketing, dan wom yang diinginkan
konsumen pada PT. ZIO NUTRI PRIMA.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawanara secara langsung dan terstruktur dengan
konsumen PT. ZIO NUTRI PRIMA untuk mengkaji informasi lebih jauh
dan mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
3. Studi Literatur
Studi literatur adalah penelitian yang sudah mempunyai data menyeluruh
terhadap karya atau penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Studi ini
berguna untuk mendapatkan informasi yang sifatnya sudah teruji oleh
peneliti lain sehingga memiliki landasan yang kuat dan dapat dipercaya
sebagai suatu karya ilmiah. Studi literatur dilakukan dengan
mengumpulkan, membaca, dan mempelajari buku, jurnal, dan artikel
penelitian yang berhubungan dengan fenomena atau masalah yang ada.

3.5 Metode Pengambilan Sample


Menurut Sugiyono (2014:119), populasi didefenisikan sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Sugiyono (2014:120) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2010:131) mendefinisikan, “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak mungkin keseluruhan
populasi diteliti. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan
biaya, tenaga dan waktu. Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil
sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang
diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti atau representatif.
Sugiyono (2016:82) Probability sampling adalah teknik pengambilan
sample yang memberikan peluang yang sama bagi tiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Sedangkan non-probability
sampling merupakan teknik pengambilan sample yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sample. Pada penelitian ini, digunakan teknik
pengambilan sample yakni probability sampling yang memberikan
kesempatan yang sama kepada tiap konsumen PT. ZIO NUTRI PRIMA untuk
dipilih menjadi anggota sample yang merupakan responden dari kuesioner
yang dilakukan oleh peneliti, dengan meliputi teknik simple random sampling
dimana pengambilan sample pada populasi konsumen PT. ZIO NUTRI
PRIMA dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam
populasi tersebut. Menurut Wibisono dalam Riduwan dan Akdon (2013) pada
penelitian terdahulu bahwa jika populasi tidak diketahui maka menggunakan
rumus sebagai berikut :

n=

n=

n= = 96,04
n = 100 (pembulatan)

Keterangan:
N = Ukuran Sampel
= Nilai standar daftar luar normal standar bagaimana tingkat
kepercayaan
E = Tingkat ketetapan yang digunakan dengan mengemukakan besarnya
error maksimum.

3.6 Metode Analisis

Dalam penelitian ini data yang didapat oleh peneliti dari kuisioner diolah
dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science)
versi 20.0. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap hasil penelitian
adalah dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan penilaian yang
valid dan reliable atas jawaban dari kuisioner yang diajukan. kemudian
pengolahan data yang telah valid dan reliable data diubah dari data ordinal
menjadi data interval dan dilanjutkan dengan uji normalitas dan uji korelasi. .
Jika data sudah dipastikan normal, valid, dan realibel maka akan dilakukan
analisis jalur (path analysis). Pengolahan data tersebut dilakukan untuk
menemukan tujuan-tujuan dari penelitian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan
yang mengarah pada pembuatan saran untuk ke depannya.

Tabel 3. 4 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode Analisis


Jenis Penelitian Teknik Analisis
T-1 Asosiatif Path analysis
T-2 Asosiatif Path analysis
T-3 Asosiatif Path analysis
T-4 Asosiatif Path analysis
T-5 Asosiatif Path analysis
Sumber : Peneliti (2017)

3.6.1 Uji Validitas dan Uji Realiabilitas

3.6.1.1 Uji Validitas


Menurut Sekaran dalam Sarjono dan Julianita (2011:35) uji
validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
pernyataan. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila kuesioner
mampu mengungkapkan variabel yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan
dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan dengan
total skor variabel.
Menurut Arikunto (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Menurut Sugiyono (2013: 173) Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Untuk mengukur validitas instrumen

menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus:

NXY - XY 
rxy 
NX2-X2NY2-Y2

Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah Sample
X : Skor butir soal
Y : Skor total
(Sudjana, 2005 : 72)

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan   0,05 maka alat
ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka

alat ukur tersebut adalah tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi product moment dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 17.

3.6.1.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur sejauh

mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Uji realibilitas pada

penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS Versi 20.0 dengan

teknik uji alpha cronbach. Teknik ini dapat digunakan untuk menentukan

apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak. Berikut adalah rumus

uji reliabilitas:

r  k 1- b2 
11   2 
 k -1 t 
 
keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya soal
b2 = Jumlah varians butir
2 = Varians total
t
(Arikunto, 2013: 239).
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila
rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya,
jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel.
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Daftar Interpretasi Koefisien r

Koefisien r Reliabilitas
0,8000 – 1,0000 Sangat Tinggi
0,6000 – 0,7999 Tinggi
0,4000 – 0,5999 Sedang/Cukup
0,2000 – 0,3999 Rendah
0,0000 – 0,1999 Sangat Rendah
(Tedi Rusman, 2013:57)
Kriteria pengujian, apabila rhitung>rtabel, dengan taraf signifikansi
0,05 maka pengukuran tersebut reliabel, dan sebaliknya rhitung<rtabel
maka pengukuran tersebut tidak reliabel.

3.6.2 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval


Trasformasi data ordinal menjadi data interval dengan Method of
Successive Interval (MSI). Cara meningkatkan skala ukur ordinal
menjadi tingkat interval adalah dengan menggunakan Method of
Successive Interval (MSI), yaitu suatu metode untuk
mentransformasikan dari skala ordinal menjadi data berskala interval.
Prosedur kerja yang harus dilakukan untuk merubah data dengan skala
ordinal menjadi skala interval adalah sebagai berikut (Harun Al Rasyid,
1994: 131) :
1. Hitung frekuensi setiap skor (1 sampai dengan 5)
2. Tentukan proporsi dengan membagi setiap bilangan (frekuensi) f
dengan n.
3. Tentukan proporsi komulatif dengan menjumlahkan proporsi secara
berurutan untuk setiap respon.
4. Proporsi komulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku,
selanjutnya hitunglah nilai z berdasarkan proporsi komulatif di atas.
5. Dari nilai z yang diketahui tersebut tentukan densitynya (dalam hal
ini hitung ordinat dari sebaran normal z).
6. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan
jawaban:
Scale = Density at lower limit – density at upper limit
Area under upper limit – area under lower limit

Keterangan:
Density at lower limit : kepadatan batas bawah
Density at upper limit : kepadatan batas atas
Area under upper limit : daerah dibawah batas atas
Area under lower limit : daerah dibawah batas bawah

7. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban

melalui rumus berikut :

a. = NS + [1 + NSmin]
Namun untuk memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data

dari skala ordinal ke interval, penulis menggunakan komputerisasi

program Ms. Excel dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menginstal aplikasi tambahan pada Ms.excel agar dapat


mengoperasikan MSI

2. Klik file stat97.xla lalu klik enable macro

3. Buka file hasil data kuesioner yang telah diinput pada Ms.Excel atau
SPSS

4. Pilih menu Add-In → Statistic → Succesive Interval → pilih Yes

5. Pada saat kursor berada di Data Range, blok seluruh data nilai

6. Kemudian pindah ke cell Output

7. Klik di kolom baru untuk membuat hasil output

8. Pilih next → Finish

Setelah pengoperasian selesai, maka data telah bertansformasi dari data

ordinal ke data interval.

3.6.3 Uji Normalitas


setelah dilakukannya uji validitas dan uji reliabilitas, langkah
selanjutnya adalah uji normalitas . Dikutip dari Sarjono dan Julianita
dalam Modul Business Statistics II (2015:45) Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas menjadi penting karena pada
pengujian parametrik, data tersebut harus berdistribusi normal. Pada
penelitian ini, uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah
satu syarat agar dapat melanjutkan ke analisis regresi berganda.
Pada uji SPSS output ditampilkan dalam dua tabel yakni
Kolmogrov-smirnov dan Shapiro-Wilk. Untuk jumlah responden kurang
dari 50, maka sig dilihat dengan tabel Saphiro Wilk. Sedangkan untuk
jumlah responden lebih dari 50 maka sig dilihat dari tabel Kolmogrov
Smirnov. Pada penelitian ini, jumlah sampel melebihi 50 maka
menggunakan tabel Kolmogrov Smirnov dengan Dasar Pengambilan
Keputusan (DPK) sebagai berikut :
b. Jika sig> maka data berdistribusi normal.
c. Jika sig< maka data berdistribusi tidak normal.

3.6.4 Uji Analisa Jalur (Path Analysis)


Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008: 1), analisis jalur (Path
Analysis), yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh
seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang
digunakan untuk menganalis pola hubungan antara variabel dengan
tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel Independent terhadap variabel Dependent.
Manfaat Path Analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2008: 2)
adalah:

a. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari


atau permasalahan yang diteliti.
b. Prediksi nilai variabel (Y) terikat berdasarkan nilai
variabel bebas (X), dan prediksi dengan Path Analysis ini
bersifat kualitatif.
c. Faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas (X)
mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat
(Y), juga digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur)
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
d. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik
untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada
ataupun uji pengembangan konsep baru.

3.6.4.1 Asumsi Path Analysis


a. Pada model path analysis, hubungan antar variabel

bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.


b. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak
ada arah kausalitas yang terbalik.
c. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala
ukurinterval dan ratio.
d. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik
pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
e. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen
pengukuran valid dan reliable artinya variabel yang diteliti
dapaat diobservasi secara langsung).
f. Model yang dianalisis dispesifikasikan atau
diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan
konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji
atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis
tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausaltas
antar variabel yang diteliti.
Kategori pengaruh setiap variabel; independen
terhadap variabel dependen dalam model ditetapkan pada

tabel berikut :
Tabel 3. 6Kategori Hubungan Pengaruh Variabel yang Diteliti
Koefisien Path Daya / Pengaruh
0.05 – 0.09 Lemah
0.10 – 0.29 Sedang
>0.30 Kuat
Sumber : Sarjono dan Julianita (2011)
Langkah-langkah menguji Path Analysis sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis dan persamaan structural
Struktur: Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyε1
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
3. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub
strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai
hipotesis yang diajukan.
Hipotesis: Naik turunnya variable endogen (Y) dipengaruhi
secara signifikan oleh variable eksogen (X1 dan X2).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah
dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah
dirumuskan:
Persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b1X2 + ε1
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresiyang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data
yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset
dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur
yang distandarkan (standardize path coefficient) ini digunakan
untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi)
variable bebas (eksogen) terhadap variable lain yang diberlakukan
sebagai variable terikat (endogen). Koefisien path ditunjukkan oleh
output yang dinamakan Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta.
Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan
antara variable eksogen dengan variable endogen, maka koefisien
path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.
3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistic dirumuskan sebagai
berikut
Ha: ρyx1 = ρyx2 = ....... = ρyxk ≠ 0
Ho: ρyx1 = ρyx2 = …….. = ρyxk = 0
3. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan
Tabel F

Keterangan:
n= jumlah sampel
k= jumlah variable eksogen
R2yxk= R square
Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan
dan F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05
Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan
menggunakan rumus:
F tabel = F {(1-α) (dk=k), (dk=n-k-1) atau F {(1-α)
(v1=k), (v2=n-k-1)}
Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau V1 disebut
sebagai nilai pembilang
Nilai (dk=n-k-1) atau V2 disebut
sebagai nilai penyebut
b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS
o Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.

o Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besaratau samadengan nilai


probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung Koefisien jalur secara Individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi
hipotesis statistic berikut:
Ha: ρyx1> 0
Ho: pyx1 = 0
Secara individual uji statistic yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus (Schumacker & Lomax, 1996:44.
Kusnendi, 2005:12)

Keterangan:
Statistik SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS
untuk analisis regresi setelah data ordinal ditansformasi ke
interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis
jalur bandingkan antara nilai probabilitas Sig dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut.
 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
 Jika nilai probabilitas 0,05 probabilitas Sig atau [0,05
diterima, artinya siginifikan.
lebih besar atau sama dengan nilai ≥ Sig], maka Ho ditolak dan
Ha
5. Meringkas dan menyimpulkan
Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka
dibuatlah ringkasan dari hasil penelitian tersebut kemudian
dianalisis dan disimpulkan yang berguna untuk pengambilan
keputusan penelitian
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian. Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan

95%, dimana tingkat presisi ( ) = 5% atau 0,05.


DPK (dasar Pengambilan Keputusan)
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. Atau (0,05 ≤ Sig.), maka Ho diterima dan H1
ditolak, artinya tidak signifikan.
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. Atau (0,05 ≥ Sig.), maka Ho diterima dan H1
diterima, atinya signifikan.
Dengan diketahui variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:
X1 = Produk Baru
X2 = Event Marketing
Y = Word Of Mouth
Z = Minat beli
1. Hipotesis pengujian variabel Xi terhadap Y (T-1)
Ho: Produk Baru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Word
Of Mouth.
Ha: Produk Baru berpengaruh secara signifikan terhadap Word Of
Mouth.
2. Hipotesis pengujian variabel Xii terhadap Y (T-2)
Ho: Event Marketing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Word Of Mouth.
Ha: Event Marketing berpengaruh secara signifikan terhadap Word Of
Mouth.
3. Hipotesis pengujian variabel Xi terhadap Z (T-3)
Ho: Produk Baru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat
Beli
Ha: Produk Baru berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli.
4. Hipotesis pengujian variabel Xii terhadap Z (T-4)
Ho: Event Marketing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Minat Beli.
Ha: Event Marketing berpengaruh secara signifikan terhadap Minat
Beli.
5. Hipotesis pengujian variable Y terhadap Z (T-5)
Ho: Word Of Mouth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Minat Beli.
Ha: Word Of Mouth berpengaruh secara signifikan terhadap Minat
Beli.

Anda mungkin juga menyukai