Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maulida Alifiyah Maulani

NIM : 170701039
Mata Kuliah : Psikologi Klinis

Dokumen #: Rev #:
FORMULIR
UMG-S4.4 01
Halaman :
1 dari 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS (CPK) 1
Tanggal terbit :

PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

MATA KULIAH : PSIKOLOGI KLINIS


DOSEN : Chandrania Fastari, M.Psi., Psikolog
SEMESTER/KELAS : IV

PELAKSANAAN
Hari /Tanggal : Mei-Juni 2019
Sifat : Take home exam, individual

Dikumpulkan tanggal 20 Juni 2019 di loker Bu Nia

CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS 5 :


Mahasiswa mampu menuliskan hasil wawancara dan observasi ke dalam laporan psikologi

INSTRUKSI :
Tuliskan hasil observasi dan wawancara saat kunjungan ke rumah sakit jiwa dalam bentuk
laporan psikologi dengan format berikut ini!

HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS


A. IDENTITAS SUBJEK
Nama : Passien I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tgl. Lahir : 7 mei 1964
Usia : 55 tahun
Alamat : Jatiguwih, tuban
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Posisi dalam Keluarga: Kepala keluarga
Status :

B. IDENTITAS KELUARGA
1. Ayah
Nama :-
Usia :-
Agama :-
Suku bangsa :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
2. Ibu
Nama : -
Usia :-
Agama :-
Suku bangsa :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
C. IDENTITAS PEMERIKSA
Nama : Maulida Alifiyah Maulani
NIM : 170701039
D. KELUHAN
Keluhan/masalah yang disampaikan oleh subjek kepada pemeriksa adalah sebagai
berikut:
a. Pasien mengeluhkan sering mengalami dnegungan di telinganya
b. Tidak menyukai temannya yang berada di RS jiwa
c. Tidak menyukai tingggal di RS jiwa
E. TUJUAN PEMERIKSAAN
a. Mendapatkan gambaran perilaku simtom-simtom yang tampak pada pasien di rumah
sakit jiwa.
b. Mempelajari bentuk program penanganan pasien di rumah sakit jiwa.
c. Mengamati jenis-jenis terapi yang diberikan kepada pasien di rumah sakit jiwa.
F. RIWAYAT KELUHAN
- .
G. OBSERVASI
a. Status Fisik
Pasien adalah seorang pria paruh baya, kurus dengan tinggi kira-kira 170 cm
san berat badan kira-kira 65 kg. Pasien berkulit sawo matang, berwajah oval, dan
telah memiliki kerutan di wajah. Dari segi penampilan pasien relatif rapi, rambut
pendek, pakaian bersih. Dari gerakan fisik cara berjalan lambat, harus di bantu oleh
perawat. Respon pasien saat menjawab pertanyaan dari kami cenderung lambat.
b. Status Psikis
Pasien berjalan dengan bantuan perawat saat keluar dari bangsal. Ketka bertemu
dengan kami, pasien hanya berdiri dan mulai berjalan mengikuti kami dengan
arahan dari perawat serta tangannya di pegangi oleh salah satu teman kami. Postur
tubuhnya terlihat sedikit membungkuk pada punggungnya seolah-olah
menghindar.
H. ANAMNESIS
1. Latar Belakang Keluarga
a) Orang tua/ wali
b) Saudara kandung

No. Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan


1.
2.
3.
4.
5.

Saat melakukan wawancara dan observasi pada saat kunjungan, kita tidak
melakukan penggalian informasi tentang orang tua dan kerabat, karena tidak
memungkinkan untuk dilakukan. Karena keterbatasan waktu yang dimiliki serta
dari pihak rumah sakit jiwa tidak dapat memberitahu tentang dokumen pribadi
pasien tersebut.
2. Latar Belakang Pendidikan
Bapak Ismani hanya ingin mengingat bahwa ia terkahir menempuh pendidikan
pada bangku SMP
3. Autoanamnesis
Bapak Ismani sudah 2 kali keluar masuk rumah sakit jiwa yang diantarkan oleh
kakaknya. Ia sering merasa adanya dengungan di telinganya, namun sudah merasa
baikan sekitar beberapa hari ini. Selama di rumah sakit, ia pernah dikunjungi oleh
kakanya sebanyak 2 kali. Keluarganya tidak memberikan respon apa-apa terhadap
apa yang sedang dialami oleh dirinya. Ia hanya mengingat memiliki 5 orang anak
dalam keluarganya yang tinggal di Jatiguwi Malang. Ia tidak mengingat nama anak-
anaknya serta istrnya. Awalnya ia mengaku berusia 30 tahun namun setelah kami
melakukan pengecekan pasien berusia 55 tahun. Ia memiliki keterbatasan untuk
berhubungan dengan orang disekitarnya, ia tidak menyukai teman-temannya dan
juga tidak tertarik dengan aktivitas yang ada di rumah sakit jiwa tersebut.
Keseharian selama di rumah sakit yaitu setelah bangun tidur ia diharuskan untuk
cuci tangan terlebih dahulu dan mengikuti senam pagi. Namun ia tidak pernah
mengikuti senam pagi. Setelah senam, ia pergi mandi dan sarapan. Sarapan
dilakukan pada pukul 07.00, makan siang pada pukul 15.00, dan makan malam pada
pukul 18.00. Ia lebih suka untuk kumpul dengan keluarganya daripada di rumah
sakit jiwa, Ia tidak mengingat kapan pertama kalinya dibawa ke rumah sakit,
keluarganya memberikan alasan bahwa akan dicarikan obat, dan ia merasa terpaksa
untuk dibawa ke rumah sakit jiwa.
I. KESIMPULAN AWAL

Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pasien mengalami
skizofrenia dengan seringnya ia merasa adanya dengungan di telinganya beberapa kali.

J. LANDASAN TEORI
Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang berat dan bertahan lama
yang sering didiagnosis pada akhir masa remaja atau dewasa muda. Skizofrenia dapat
hadir dengan berbagai gejala yang mendistorsi baik bentuk maupun isi dari pemikiran
dan persepsi, yang dapat menyebabkan berkembangnya perilaku aneh. Skizofrenia
dapat menjadi kronis atau kambuh maupun remisi.
Skizofrenia hebefrenik merupakan gangguan kepribadian dengan kemunduran
perilaku dan prognosis buruk. Skizofrenia hebefrenik cenderung memiliki onset awal
dibandingkan subtipe lain dan cenderung untuk berkembang sangat secara tersembunyi.
Delusi dan halusinasi muncul realtif kecil, dan gambaran klinis didominasi oleh
perilaku aneh, asosiasi longgar, dan bizarre. Keseluruhan perilaku pasien tampak
kekanak-kanakan. Tanpa alasan mereka mungkin sibuk sendiri, tanpa tujuan, sering
bertingkah konyol dan tertawa dangkal. Di lain waktu mereka menarik diri dan tidak
dapat diakses. Beberapa mungin menampilkan asosiasi longgar menuju inkoherensi.
K. DIAKNOSIS MULTIAKSIAL
 Aksis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ismani kala itu, ia suka
menyendiri (solitary). Ketika di wawancarai, ia juga menunjukkan hampa tujuan
dan hampa perasaan. Juga ia memiliki proses berpikir yang disorganisasi dan
pembicaraan yang tak menentu.
 Aksis II : F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid
Bapak Ismani tidak menunjukkan emosi ketika wawancara berlangsung,
atau tanpa mengekspresikan emosinya. Ketika terdapat aktivitas senam pagi, ia
tidak mengikuti, dan hanya menyendiri. Ia juga tidak menyukai teman-teman yang
berada disekitarnya, tidak ingin membangun hubungan yang lebih intim, dan juga
tidak menyukai lingkungan yang ada di rumah sakit jiwa.
 Aksis III : None (Tidak Ada)
Tidak diketahui adanya riwayat penyakit.
 Aksis IV :
Masalah dengan “Primary support group” (keluarga)
Tidak adanya dukungan dari keluarga ketika berada di rumah sakit jiwa, ia hanya
dijenguk 2x ketika berada disana.
Masalah sosial
Bapak Ismani kurang membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya,
ia hanya suka dengan menyendiri.
Masalah pendidikan
Ia terakhir menempuh bangku sekolah adalah di bangku SMP.
 Aksis V : (70-61) Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
Hal ini dikarenakan :
- Factor pendidikan mempengaruhi kognitif dan emosionalnya.
- Sering menyendiri.
- Akhirnya berdampak pada ranah sosial.
- Bapak Ismani hanya menempuh sekolah hingga bangku SMP.
L. INTERVENSI YANG DISARANKAN
Ketika melakukan observasi dan wawancara di RSJ, saya selaku
observer tidak mendapatkan data intervensi apa yang sebaiknya diberikan oleh pihak
RSJ kepada Bapak Ismani. Menurut saya, ada baiknya jika Bapak Ismani diberikan
terapi holistik.

Anda mungkin juga menyukai